Anda di halaman 1dari 9

Langkah-langkah penelitian yang diajukan dalam buku menurut Suharsimi Arikunto (2006: 21-

26) yaitu:

1. Memilih masalah
Masalah penelitian adalah segala sesuatu yang bertentangan atau berbeda antara
keinginan dengan kenyataan yang dihadapai. Dalam batasan yang sederhana, masalah
bisa diartikan sebagai berikut:
a. Sesuatu yang belum diketahui (karena sifat kebaruannya) dan menimbulkan rasa
ingin tahu.
b. Segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya.
c. Segala sesuatu yang dipertanyakan.
d. Segala bentuk hambatan, rintangan, atau kesulitan yang muncul pada sesuatu bidang
yang perlu dihindari atau disingkirkan.

Besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang mesti memiliki masalah.
Hanya bedanya, ada masalah yang seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan
penelitian. Akan tetapi, ada masalah penelitian yang juga tidak dapat dipecahkan melalui
penelitian karena berbagai sebab, antara lain karena tidak tersedia datanya.

Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang
yang belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini diperlukan kepekaan dari calon
peneliti. Apabila sudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah ini akan timbul dalam
bentuk keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya. Memilih masalah untuk
diteliti karena tidak adanya panduan yang baku. Sekalipun demikian dengan latihan dan
kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat dilakukan.

Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan pokok di
bawah ini akan mempermudah bagi kita menemukan masalah:

a. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau


lebih
b. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya
diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan
adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab
masalah yang sedang dikaji.
d. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.

2. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan salah satu langkah yang dilaksanakan jika kita
menginginkan dan melihat variabel, populasi atau sampel yang ingin diteliti dengan
asumsi data yang ada belum memenuhi untuk kepentingan penelitian.
Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan
penelitian yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu
menjajaki kemungkinan diteruskannya pekerjaan penelitian. Prof.Dr.Winarno
Surachmad, menyebutkan sebagai studi eksploratori. Studi pendahuluan dimaksudkan
untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalah menjadi lebih jelas
kedudukannya.

Alasan Melakukan studi pendahuluan

a. Melihat proporsi kasus yang akan di teliti.


b. Menentukan besar sampel penelitian
c. Melakukan uji validitas instrument
d. Melakukan uji reliabilitas instrumen jika intstumen dalam bentuk kuesioner.
e. Menentukan populasi sasaran
f. Studi pendahuluan untuk uji coba kuesioner
g. Studi pendahuluan untuk menentukan besar sampel

Langkah Studi pendahuluan untuk uji coba kuesioner

a. Menyusun pertanyaan-pertanyaan
b. Memilih populasi sasaran
3. Merumuskan masalah
Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan atau studi
eksploritas, maka masalahnya yang akan diteliti menjadi jelas. Agar penelitian dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalah sehingga jelas
dari mana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan menggunakan apa.
Rumusan masalah yang merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai obyek
empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait
di dalamnya. Terdapat beberapa cara dalam merumuskan masalah, antara lain:
a. rumusan masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan;
b. rumusan masalah jelas dan padat;
c. rumusan masalah berisikan implikasi adanya data untuk memecahkan masalah; dan
d. rumusan masalah merupakan dasar dalam membuat hipotesa.

Senada dengan pendapat tersebut di atas Nazir (1988: 143) mengungkapkan bahwa:

 Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan


 Rumusan masalah hendaknya jelas, dan padat
 Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
 Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa
 Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian

Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 144-145) mengemukakan bahwa terdapat dua cara
dalam memformulasikan masalah. Pertama, dengan cara menurunkan masalah dari teori
yang telah ada. Dan kedua, mengadakan observasi secara langsung di lapangan. Setelah
masalah tersebut diformulasikan maka langkah selanjutnya adalah membuat tujuan
penelitian. Tujuan penelitian merupakan suatu pernyataan tentang apa yang ingin dicari
atau yang indin ditentukan. Tujuan penelitian di sini haruslah dinyatakan secara lebih
spesifik daripada perumusan masalah. Jika masalah merupakan konsep yang masih
abstrak, maka tujuan penelitian haruslah lebih kongkrit.

4. Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis


Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang
akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam
pelaksanaan penelitian. Anggapan dasar merupakan pikiran yang memungkinkan kita
mengadakan penelitian tentang permasalahan.
Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat
tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan
tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan
landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti.
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau postulat
merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik,
dimana setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik
yang mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai
suatu kebenaran.
Dalam melakukan penelitian anggapan – anggapan dasar perlu di-rumuskan
secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Anggapan- anggapan semacam
inilah yang disebut sebagai anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar.

Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar :

a. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti
b. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian
c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi


harus dibuktikan atau diuji kebenarannya. Hipotesis bisa disusun bertolak pada
pengalaman, pengamatan, dan dugaan atau dari hasil penelitian-penelitian yang dilakukan
sebelumnya, maupun dari teori-teori yang sudah terbentuk. Penyusunan hipotesis,
diharapkan bisa memberikan arah tujuan yang tegas bagi penelitian yaitu berupa arah
pemilihan informasi atau fakta-fakta yang relevan yang perlu dikumpulkan. Dengan kata
lain, bisa menghindarkan dari pengumpulan data yang tak ada hubungannya dengan
masalah penelitian.

Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah ia tidak boleh mempunyai
keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya
bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi data sehingga mengarah
pada keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang
terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal :

a. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti ( pada
akhir penelitian )
b. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda bahwa data yang terkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian berlangsung )

5. Memilih Pendekatan
Memilih Pendekatan adalah metode atau cara mengadakan penelitian seperti
halnya eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping itu juga menunjukan jenis
atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif,
deskriptif atau histories. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya
populasi atau kasus.
Ada beberapa alternative pendekatan yang dapat di ambil oleh penelitian alam
membuktikan hipotesis yang telah di rumuskan .jenis pendekatan ini dapat di tinjau dari
segi tehnik sampling timbulnya variabel (eksperimen non-eksperimen beserta desain-
desainya) dan model pertumbuhan pemihan pendekatan ini tergantaung dari tujuan
penelitian waktu dan dana yang tersedia ,tersedianya subjek penelitian serta minat dan
selera penliti.
Studi survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya di
gunakan untk pengumpulan data yang luas dan banyak. Van Dalen mengatakan bahwa
survey merupakan bagian dari studideskrirtif yang bertujuan untuk mencari kedudukan
(status)fnomena (gejalah) dan menentukan kesamaan status. Dengn cara
membandingkanya dengan standar yang sudah di tentukan yang termaksud studi survey.

6. Menentukan variabel dan sumber data


Langkah ini menjawab pertanyaan yaitu apa yang akan diteliti dan darimana data
diperoleh. Kedua langkah ini dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Begitu peneliti
menyebutkan satu macam apa yang akan diteliti, seyogianya langsung menentukan dari
mana data untuk variabel tersebut akan diperoleh. Variabel adalah gejalah yang bervariasi
yang menjadi objek penelitian variabel di bedakan atas kuantitatif dan kualitatif variabel
kualintitatif diklasifikasikan atas:
a. variabel distrit
b. variabel kontinum (ordinal,interval,dan ratio).

Pemisahan ini sangat penting untuk menentukan tehnik analisis datanya, karena
jenis variabel menentukan jenis data: Dalam penelitian yang dipelajari pengaruh sesuatu
treatment, terdapat variabel penyebab (X) atau variabel bebas (independenvariable) dan
variabel akibat (Y) atau variabel terikat, tergantung atau dependen variabel. Selanjutnya
variabel dapat luas dan dapat pula sempit (tunggal) seorang peneliti dituntut untuk
mampu menjabarkan variabel penelitian karena banyak dan sempitnya sub-variabel akan
menentukan hipotesis, aspek dalam istrumaen banyak ragam data yang dikumpulkan,
selanjutnya akan mencerminkan.halus kasarnya atau luas sempitnya kesimpulan.

Sumber data adalah subjek penelitian dimana data menempel. Sumber data berupa
benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Di tinjau dari wilayah sumber data, maka
dibedakan adanya 3 jenis penelitian: yaitu penelitian populasi, penelitian sample, dan
penelitian kasus. Hasil penelitian populasi berlaku bagi populasi hasil penelitian sample
berlaku bagi populasi, sedang hasil penelitian kasus hanya berlaku bagi kasus itu sendiri.

Oleh karena hasil penelitian sample berlaku bagi populasi, maka sample yang
diambil harus representative, yaitu mewakili populasi, dalam arti semua ciri-ciri atau
karateristik yang ada pada populasi tercermin pada sample. Mengingat kepentingan ini
maka pengambilan sample harus mengikuti teknik pengambilan sample,yang juga di
sebut teknik sampling meliputi:

1. radom samling (undian,ordinal menggunakan table bilangan random;


2. stratified sampling;
3. area probaliti samling;
4. propotional sampling (dikombinasikan dengan stratified/area probabilitisampling;
5. pu posive sampling;
6. Quata sampling;
7. double sampling.
7. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana
data bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa
data akan dikumpulkan. Instrumen ini sangat tergantung dari jenis data dan dari mana
diperoleh.
Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data,
sedangkan istrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu.
Metode pengumpulan data: tes, angket atau kueasionel, observasi wawancara, skala
bertingkat, deklu mentasi. Istrumen penelitian: angket, tes, skala bertingkat, pedoman
wawancara, pedoman observasi, check-list.
Penentuan metode pengumpulan data ditentukan oleh variabel, sample, lokasi
pelaksana, biaya, dan waktu. Agar dalam meneliti diperoleh kesimpulan yang benar.
Maka data harus bener-benar. Untuk itu di perlukan instrument yang baik, yakni valid
dan reliable. Maka pengadaanya harus melalui prosedur, pelaksanaan, penilisan item,
penyuntikan, uji coba dan revisi.
Instrumen penelitian adalah alat atau perangkat penelitian yang berungsi untuk
membantu proses perolehan data bahan penelitian, mencatat atau merekam hasil
perolehan, maupun untuk membantu proses pengolahan dan analisa data.
Pada era informasi, dengan telah memasyarakatnya Teknologi Informasi,
sebagian besar atau hampir semua Instrumen penelitian selalu berbasis komputer,
termasuk jaringan komunikasi, dan, multimedia. Barangkali dikarenakan mereka mampu
menghasilkan bukti yang lebih akurat, lebih praktis, proses yang lebih cepat, operasi yang
lebih mudah, dan tentu saja beaya yang lebih murah. Berbeda dengan perangkat yang
berfungsi sebagai obyek sumber data yang tinggal memilih dari perangkat-perangkat
yang sudah tersedia, instrumen penelitian ini adalah perangkat yang harus dirancang dan
didesain khusus sesuai dengan kebutuhan, sehingga unjuk kerjanya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.
8. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data
yang salah, tentu saja kesimpulannya pun salah pula, dan hasil penelitiannya menjadi
palsu. Mengamati bukanlah sekadar atau mempehatikan benda. Kejadian atau
pengamatan lewat mata menggunakan teknik interviuw tes atau kuesioner, juga
digolongkan sebagai pengamatan, jadi pengumpulan data adalah mengamatan variabel
yang akan diteliti dengan metode interviuw, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya.
Dengan metode apapun, pengumpulan data harus dilatih terlebih dahulu agar di
peroleh data yang sesuai dengan harapan, yang penting bagi peneliti adalah bahwa
metode tersebut dilaksanakan secara objek tidah dipengaruhi oleh keinginan pengamatan.
Secara umum maka latihan mengadakan pungumpulan data baik kuesioner, interviuw,
maupun observasi dilaksanakan dalam dua tahap:
a. tahap pertama: memahami dan mempelajari instrument dan memahami bagaimana
menggunakannya
b. Tahap kedua: latiahan atau praktek dengan mencoba melakukanya

9. Analisis Data
Tugas menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data, baik tenaga maupun
pertanggungjawaban. Akan tetapi menganalisis data pertumbuhan ketekunan dan
pengertian terhadap jenis data, jenis data akan menuntut teknik analisis data.

Langkah –langkah dalam analisis data adalah:

1. Persiapan: mengecek nama, isian, macam data.


2. Tabulasi: memberi skor, memberi kode, mengubah jenis data, coding dalam coding
form.
3. Penetapan data sesuai dengan pendekatan.

Dalam analisis data terdapat 3 jenis penelitian:

a. Penelitian deskripsi: pesentase dan komparansi dengan kriteria yang telah ditentukan
b. Penelitian komparasi: dengan berbagai teknik korelasi sesuai dengan jenis data.
c. penelitian eksperimen: di uji hasilnya dengan test.
10. Menarik Kesimpulan
Langkah ini sebenarnya sudah merupakan langkah terakhir dari kegiatan
penelitian. Pekerjaan meneliti telah selesai, dan peneliti tinggal mengambil konklusi dari
hasil pengolahan data dicocokan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Sesuaikan data
yang dikumpulkan dengan hipotesis atau dugaan peneliti sebelumnya.
Kesimpulan penelitian harus dibuat berdasarkan data yang diperoleh dan harus
sinkron dengan problematik dan hipotesis. Kesimpulan yang dibuat atau dari penalitian
non-statistik didasarkan atas kriteria atau standar yang telah ditentukan, sedangkan
kesimpulan yang diambil dari penelitian statistic untuk menganalisis datanya, didasarkan
atas harga kritis yang terletak didalam tabel. Untuk berkonsultasi dengan tabel maka hal-
hal yang harus diperhatikan adalah:
a. besarnya taraf signifikasi (t.s 5% atau t.s 1%),
b. derajat kebebasan (tergantung dari teknik analisis yang digunakan
c. perumusan satu satu arah atau dua arah (tergantung).

11. Menulis Laporan


Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis serta prosedurnya pun
diketahui orang lain pula sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian
tersebut. Membuat laporan penelitian merupakan langkah terakhir dari serentetan
kegiatan penelitian. Laporan penelitian sangat penting artinya bagi kemajuan ilmu
pengetahuan karena orang menjadi tahu apa yang telah dilakukan orang. Untuk dapat
dipahami pembaca, maka penulis laporan harus mengikuti aturan dan format yang umum.
Lebih baik lagi dan saat ini lazim dibuat sebelum bab 1 disajikan abstrak atau ringkasan
dari kerja peneliti.
Langkah-langkah penelitian di atas harus dilakukan secara berurutan atau runtut,
agar mudah dalam memecahkan masalahnya. Karena apabila terdapat kesalahan dalam
salah satu langka-langkah penelitian di atas, maka dapat mudah dilihat langkah apa yang
harus diperbaiki dan apa penyebab kesalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai