Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan arah pembangunan kesehatan yaitu untuk lebih meningkatkan
jangkauan pelayanan perlu didukung oleh sumber daya kesehatan. Hal ini ditekankan
pada peningkatan sistem informasi pelayanan kesehatan melalui, upaya penyempurnaan
sistem dan prosedur pencatatan, pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan analisis
informasi, serta peningkatan sistem Rekam Medis di seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan. Hal ini berarti seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dari tingkat pusat sampai
daerah harus mengadakan kegiatan Rekam Medis secara lengkap dan akurat sampai
dengan pembuatan analisis datanya.
Sumber daya kesehatan yang ditekankan dalam hal ini adalah Tenaga Professional
bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Sebagai seorang calon perekam medis
maka sudah seharusnya mengetahui prosedur pencatatan, pengumpulan, pengelolaan,
penyajian dan analisis informasi berkas rekam medis, maka sebagai langkah awal agar
bias menjadi tenaga professional perekam medis dan informasi kesehatan, maka
mahasiswa wajib melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit. Dimana
prakti kerja lapangan ini akan memberikan pengalaman dan keterampilan dalam
pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang berkaitan dengan materi mata
kuliah-mata kuliah yang telah diterima mahasiswa sebelumnya dan juga berkaitan dengan
karier profesi di masa mendatang.
Praktik kerja lapangan ini menekankan pada bagaimana para mahasiswa bisa
terlatih dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan perekam medis dan dapat melihat
langsung situasi lingkungan pekerjaan tersebut, sehingga dapat menangkap peluang,
potensi, kendala, atau masalah-masalah sekaligus pemecahannya didalam melakukan
pekerjaan perekam medis yang mungkin tidak bisa didapatkan mahasiswa kalau hanya
memepelajari teorinya saja, disamping sebagian besar Mahasiswa Rekam Medis belum
mengetahui kondisi rekam medis sebenarnya di lapangan.

1
B. TEMA
Penerapan Sistem Rekam Medis di tempat pendaftaran pasien dan Penyimpanan.
C. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum dari Praktik Kerja Lapangan II adalah mengaktualisasi teori
yang didapat dengan pengenalan dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan fungsi tehnik penyelenggaraan pelayanan rekam medis di Rumah Sakit.
D. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan khusus dari Praktik Kerja Lapangan II ini menguasai manajemen
Rekam Medis dan pengumpulan data untuk mempersiapkan pedoman pengelolaan,
meliputi :
1. Mahasiswa memperoleh informasi tentang sejarah Rumah Sakit, khususnya rekam
medis dan pengorganisasiannya.
2. Mahasiswa dapat memahami tujuan dan fungsi pelayanan Rekam Medis di Rumah
Sakit.
3. Mahasiswa memahami sistem dan subsistem Rekam Medis yang meliputi penamaan,
penomoran, penyimpanan.
4. Mahasiswa memperoleh gambaran alur Rekam Medis di Rumah Sakit.
5. Mahasiswa memperoleh gambaran isi Rekam Medis rawat jalan dan rawat inap.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan II D-III Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan ini adalah semua unit pelayanan dimana fungsi Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan diaplikasikan diantaranya meliputi unit rekam medis di bagian Tempat
Pendaftaran Pasien (TPP) dan Filling.

2
F. MANFAAT
1. Kita dapat mengetahui secara langsung bagaimana penerapan Rekam Medis di
lapangan.
2. Kita bisa mendapatkan pengalaman bekerja sebagai petugas Rekam Medis secara
langsung.
3. Dapat mengetahui bagaimana berinteraksi dengan pasien ataupun petugas kesehatan
yang sebenarnya
4. Dapat mengetahui perbedaan teori rekam medis yang didapatkan di kampus dengan
rekam medis yang diterapkan di lapangan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM REKAM MEDIS


1. Definisi Rekam Medis
Rekam Medis menurut PERMENKES nomor 269 / Menkes / per / III / 2008 yang
berbunyi berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada
pasien.
2. Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3. Kegunaan Rekam Medis
a) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut ambil
bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien.
b) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c) Sebagai bukti tertilis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung atau di rawat di rumah sakit.
d) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
f) Menyediakan data-data khisusnya yang sangat berguna untuk penelitian dan
pendidikan.
g) Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
h) Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan.

4
1) Tempat Pendaftaran Pasien (TPP)
a. Sistem Penamaan
Suatu sistem yang digunakan untuk memberikan nama seseorang pasien pada
berkas Rekam Medis .Sistem penamaan bertujuan untuk membedakan antara
pasien satu dengan pasien lainnya sehingga mempermudah pelayanan Rekam
Medis pasien. .
Macam-macam sistem penamaan :
1) Tata cara penamaan menurut DIRJEN YANMED tahun 1997
i. Nama pasien ditulis dengan huruf cetak
ii. Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan diakhir nama ditambah
“nyonya (Ny) atau nona (Nn)”Khadijah, Ny
iii. Pencantuman title, gelar, jabatan, diletakkan sesudah nama pasienIlyas,
Drs
iv. Perkataan tuan, saudara, bapak tidak dicantumkan pada penulisan nama
pasien
v. Penulisan nama pasien menggunakan :
a. Nama sendiri
b. Nama sendiri dilengkapi nama orang tua (penulisannya dibalik, nama
orang tua didepan, nama sendiri dibelakang)Umar, Habibah, Nn
c. Nama sendiri dilengkapi nama suami Muhammad, Aisyah, Ny
d. Nama sendiri dilengkapi nama marga (kalau pasiennya perempuan
ditambah ny atau nnHarahap, Rina, Ny
vi. Jika pasien bayi sampai pasien tersebut pulang belum mempunyai nama
maka berkas rekam medisnya menggunakan nama ibunya (By, Aisyah,
Ny)
vii. Apabila pasien mempunyai nama lain atau alias penulisannya adalah
sebagai berikut:
- Amrul lihat Lung
- Amrul X Lung

5
2) Tata Cara Sistem penamaan Menurut DIRJEN YAN MED tahun 2006 :
i. Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebihSaleh
ii. Penulisan nama pasien bedasarkan identitas pasien yang masih berlaku
(KTP,PASSPOR,SIM)
iii. Untuk keseragaman penulisan nama pasien di gunakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dengan menggunkan huruf cetak
iv. Tidak di perkenankan adanya pencantuman tittle ,jabatan atau gelar.
v. Perkataan tuan, saudara, bapak tidak di cantumkan dalam penulisan nama
pasien
vi. Apabila pasien berkewarganegaraan asing maka penulisan nama harus di
sesuaikan dengan paspor yang berlaku di Indonesia.
vii. Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pasien pulang belum
mempunyai nama maka penulisannya adalah menggunakan nama
ibunyaBy, Fatimah, Ny
3) Menurut SAVITRI 2011
Aturan penulisan nama :
i. Penulisan nama pasien diikuti singkatan yang menunjukkan status pasien
Daftar singkatan :
- Bayi  By (Gilang, By)
- Bayi yang belum mempunyai nama By, nama ibunya (By, Gilang,
Ny)
- Anak-anakAn (Husain, An)
- Laki-laki belum menikah Sdr / saudara (Fikri, Sdr)
- Perempuan belum menikah  Sdri / saudari (Zahra, Sdri)
- Laki-laki yang sudah menikah Bp (Hamdan, Bp)
- Perempuan yang sudah menikah Ny (Yuliani, Ny)
- Bagi pasien yang sudah meninggal  Alm (Saparuddin, Alm)
ii. Penulisan gelar, jabatan, title ditulis dibelakang nama
pasienHabiburrahman, Prof, Dr,SHI
iii. Nama pasien harus disesuaikan dengan kartu pengenal yang masih
berlaku

6
iv. Penulisan nama harus menggunakan EYD
v. Pada sampul berkas rekam medis, penulisan nama harus menggunakan
huruf cetak.
b. Sistem Penomoran
Suatu cara atau sistem yang digunakan untuk memberikan nomor rekam medis
pasien pada berkas rekam medis pada saat pasien berobat.
Macam-macam sistem penomeran :
1. Sistem Seri
Pemberian nomer rekam medis kepada pasien di mana pasien akan
mendapatkan nomer baru setiap kali berobat.
Keuntungan :
Pelayanan cepat karena tidak perlu menunggu .
Kelemahan :
Riwayat pasien secara kronologisnya tidak dapat didapatkan kembali pada
saat pasien kembali berobat (Riwayat pasien sulit di ketahui).
2. Sistem Unit
Pemberian nomer rekam medis pada pasien di mana pasien akan
mendapatkan nomer sekali pada saat kunjungan pertama dan akan di pakai
untuk seterusnya.
Keuntungan :
Riwayat pasien mudah di ketahui dokter
Kelemahan :
Pelayanan sedikit lama
3. Sistem Seri Unit
Pemberian nomer rekam medis pada pasien di mana pasien akan
mendapatkan nomer baru setiap kali berkunjung tetapi nomer yang paling
baru di taruh di paling atas .
Keuntungan :
Mempercepat pelayanan

7
Kelemahan :

Banyak menghabiskan formulir atau berkas

c. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)


1. Definisi
KIUP adalah indekd yang berisi data pokok mengenai identitas pasien untuk
mengidentifikasi semua pasien yang pernah berobat.
2. Manfaat KIUP :
- Untuk mencari data identitas pasien terutama nomor rekam medis
apabila pasien lupa membawa kartu pengunjung atau kartu berobat.
- Untuk mengetahui tanggal terakhir berobat, sehingga mempermudah
proses pencarian berkas rekam medis yang sudah “in aktif” pada waktu
penyusutan berkas rekam medis.
- Sebagai alat bantu penyusunsn laporan kunjungan pasien
3. Informasi-informasi yang terkandung dalam KIUP :
- Nomor rekam medis
- Nama
- Alamat
- Umur
- Jenis kelamin
- Agama
- Pekerjaan
- Status
- Tanggal masuk
- Pendidikan
- Nama orang tua
- Nama suami
- Poli

8
4. Macam-macam KIUP
i. Sistem Manual
Penulisan KIUP berdasarkan abjad yang disimpan di dalam laci – laci
yang telah disediakan.
ii. Sistem Komputerisasi
KIUP yang diketik langsung dikomputer dan juga langsung tersimpan
dikomputer.
5. Cara penyimpanan KIUP
i. Sistem Fonetik
Kartu KIUP disusun dalam laci laci penyimpanan secara vertikal atas
dasar huruf pertama dari nama keluarga atau nama pasien,yang diikuti
oleh lafal bukan ejaan.Dengan demikian nama dengan lafal sama,walau
ejaan berbeda disatukan dalam jajaran yang sama.
Contoh : Lyra Susie Edy
Lira Susi Edi
ii. Alfabet
KIUP ditata secara vertikal seperti urut kata didalam kamus, huruf per
huruf diperhatikan.Bila nama sama,kartu diurutkan berdasarkan urutan
tanggal lahir.
Contoh :
Lyra diletakkan di depan Lira
Edy diletakkan di belakang Edi
iii. Sistem Fonetik Soundex
Dikembangkan dari Phonetic Filing oleh Remington Rand.Dalam sistem
ini alfabet dimanfaatkan menjadi 6 huruf kunci,kecuali huruf hidup :
a,i,u,e,o dan w,h,y tidak dikode.

9
Sebagai berikut :
Huruf kunci Nomor Kode Equivalen
B 1 p,f,v
C 2 s,k,g,j,q,x
D 3 t
L 4 nihil
M 5 nihil
R 6 nihil

Contoh : Susi

S : prefik tidak dikode

U : huruf vokal tidak dikode

S : 2 ( huruf setara )

I : huruf vokal tidak dikode

Maka Susi akan ditulis S 20

Aturan-aturan dalam sistem fonetik soundex :

a. Huruf pertama tidak dikode tetapi difungsikan menjadi prefix dan


dibelakang prefix terdapat 3 digit kode
Contoh : MARTEN KodeM635
b. Bila nama pasien setelah dikode hanya terdapat 2 kode dibelakang
prefix maka digit ke tiganya ditambahkan nol “0”
Contoh : WONG KodeW520
c. Bila nama pasien yang terkode lebih dari 3 kode maka yang diambil
adalah 2 kode yang terdepan
Contoh : ALEXANDER KodeA42536
d. Bila nama pasien setelah dikode tidak ada yang terkode maka
dibelakang prefix ditambahkan nol “0” sejumlah 3
Contoh : WAWAN KodeW500

10
e. Bila huruf kunci dan huruf equivalen muncul bersamaan maka yang
dikode hanya 1
Contoh : AMNAWATI KodeA530
2) FILLING
a. Definisi
Suatu cara atau metode yang digunakan untuk menyimpan berkas rekam medis.
b. Lokasi penyimpanan
i. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan disimpan
di masing-masing poliklinik sedangkan berkas rekam medis rawat inap
disimpan di unit rekam medis.
Keuntungan :
1. Efisien waktu dan pelayanannya akan lebih cepat
2. Beban pekerjaan akan lebih ringan

Kekurangan :

1. Riwayat penyakit sebelumnya tidak dapat diketahui


2. Banyak membutuhkan berkas rekam medis
3. Terjadinya duplikasi berkas rekam medis.
ii. Sentralisasi
Sentralisasi adalah penyimpanan berkas rekam medis rawat inap dan rawat
jalan disimpan menjadi satu folder dan disimpan di unit rekam medis.
Keuntungan :
1. Riwayat penyakit mudah diketahui
2. Berkurangnya duplikasi
3. Sedikit membutuhkan biaya berkas rekam medis
4. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan

Kekurangan :

1. Petugas akan lebih sibuk


2. Tempat penerimaan pasien harus buka 24 jam

11
c. Macam-macam sistem filling
i. Penyimpanan secara alphabet
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan huruf paling depan dari pada
nama pesien.
Keuntungan :
1. Cepat memahami cara penyimpanannya
2. Ruang penyimpanan bisa disesuaikan dengan kebutuhan banyak sedikitnya
berkas rekam medis.

Kekurangan :

1. Mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya banyak kesalahan


2. Tidak dapat melakukan perkiraan terhadap kebutuhan penggunaan rak
3. Petugas harus teliti melihat satu per satu dari urutan huruf dari nama
pasien.
ii. Penyimpanan secara kronologis
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan urutan peristiwa atau kejadian
pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, biasanya penyimpanannya
diurutkan tiap tanggal kedatangan pasien berobat.
Keuntungan :
1. Cepat melakukan filling

Kekurangan :

1. Penambahan jumlah rak tidak bisa diperkirakan.


iii. Penyimpanan secara wilayah
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan wilayah tempat tinggal asal
pasien, biasnya penyimpanannya menggunakan nama kecamatan asal pasien.
Keuntungan :
1. Petugas akan lebih cepat memahami cara penyimpanannya

12
Kekurangan :

1. Membutuhkan ruangan yang lebih banyak


iv. Penyimpanan secara angka
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan angka dari pada nomor rekam
medis pasien.
Penyimpanan berdasarkan angka dibagi menjadi 3 :
1. Angka langsung (Straight Numerical Filling)
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis
pada rak penyimpanan.
Kelebihan :
a. Mudah dalam mengambil berkas rekam medis dengan nomor rekam
medis yang berurutan tanpa jeda beberapa nomor
b. Mudah melatih petugas didalam melaksanakan pekerjaan
penyimpanan.

Kekurangan :

a. Sangat memungkinkan petugas akan berdesak-desakan dalam satu rak


jika berkas yang diambil merupakan berkas yang belum lama
disimpan di rak penyimpanan
b. Petugas harus memperhatikan seluruh angka pada nomor rekam
medis sehingga mudah terjadi kekeliruan dalam penyimpanan

Contoh:

05 15 97
05 15 98
05 15 99
05 16 00
05 16 01

13
2. Angka tengah (Middle Digit Filling)
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan angka tengah nomor rekam
medis pasien dan angka tengah tersebut dijadikan dasar untuk menyimpan.
Contoh:

23 25 98
23 25 99
24 25 00
24 25 01
24 25 02
3. Angka akhir (Terminal Digit Filling)
Penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan angka akhir nomor rekam
medis pasien.
Contoh:
97 18 27
98 18 27
99 18 27
00 19 27
01 19 01
d. Masalah-Masalah Dalam Filling
1. LOOSE SHIT
Loose shit adalah lembaran atau isi formulir berkas rekam medis yang terlepas dari
berkas foldernya.
Sebab-sebab terjadinya loose shit
i. Kecerobohan petugas dalam menyimpan berkas rekam medis
ii. Hasil penunjang medis dilaksanakan setelah berkas rekam medis dimasukkan ke
rak
iii. Aturan-aturan dalam loose shit :
1. Lembar atau isi formulir berkas rekam medis yang tercecer atau tertinggal
atau terlepas harus segera dikumpulkan dan disimpan didalam folder
induknya

14
2. Pekerjaan memasukkan isi berkas rekam medis yang terlepas, tercecer atau
tertinggal harus segera dilaksanakan dalam waktu maksimal 24 jam
3. Loose shit dibagi menjadi 2 :
a. Loose shit yang ada identitas pasiennya
b. Loose shit yang tidak ada identitasnya
2. SPECIAL FLAGGING
 Contoh special flagging:
a. Stampel pasien HIV / AIDS
b. Pasien HD
c. Pasien kronis
 Aturan special flagging
a. Gunakan bentuk huruf yang lebih besar dan tebal dan kalau bisa berwarna
b. Penulisan special flagging ditaruh di halaman paling depan
c. Bila informasi terkait adalah sesuatu yang dapat ditemukan didalam berkas
rekam medis maka penulisan special flagging gunakan dengan simbol
3. SATELIT RECORD CENTER
Satelit record center adalah penyimpanan berkas rekam medis yang terpisah dari
folder induknya dan berkas rekam medis tersebut disimpan di tempat yang khusus
4. VOLUMOUS RECORD
Volumous record adalah berkas rekam medis yang sudah sangat tebal
a. Penyebab : pasien terlalu sering berkunjung dalam waktu yag dekat
b. Cara mengatasi : dibagi menjadi beberapa bagian dengan nomor yang sama.
e. Peralatan Dan Perlengkapan Penyimpanan
i. Filing cabinet
1. Filing kabinet yaitu lemari untuk menyimpan arsip. Macam-macam filing
cabinet:
- Lateral filing cabinet : yaitu lemari arsip yang berpintu dan
mempunyai papan alas untuk menyimpan arsip
- Drawer type filing cabinet : yaitu lemari arsip yang berlaci-laci yang
dapat ditarik keluar-masuk

15
ii. Outguide
Outguide adalah sekat petunjuk yang terbuat dari karton atau kertas tebal
dengan ukuran tertentu yang memuat kode pada tab-nya, yang berfungsi
sebagai pembatas kelompok dan sekaligus sebagai petunjuk folder yang ada
dibelakangnya.
Outguide besar berukuran 36x25 cm. guide ini biasanya dipergunakan dalam
penyimpanan surat-surat dalam folder folio
Outguide kecil berukuran 16x11 cm. guide ini dipakai untuk menyimpan kartu
yang berukuran 15x10 cm, seperti kartu indeks, kartu kendali, lembar
pengantar.
iii. Folder
Folder adalah map berupa lipatan karton atau plastik yang dipergunakan untuk
menyimpan warkat, ditempatkan dibelakang guide. Ada empat macam folder,
yaitu :
1. Brief order, yaitu map besar yang terbuat dari karton tebal didalamnya
terdapat penjepit arsip.
2. Stofmap, yaitu berkas lipatan berdaun yang terbuat dari kertas tebal atau
plastik.
3. Snelhecker yaitu map yang terbuat dari kertas tebal atau plastik yang
didalamnya terdapat alat penjepit
4. Hangging map yaitu map tanpa jepitan yang digantung pada gawang filing
cabinet.
iv. Rak sortir
Rak sortir yaitu rak yang berguna untuk memisah-misahkan surat/warkat yang
diterima, diproses dikirimkan atau disimpan ke dalam folder masing-masing.
v. Kartu indeks
Kartu indeks, yaitu kartu yang berukuran 15x10 cm yang didalamnya memuat
data tentang warkat yang akan disimpan, digunakan sebagai alat bantu untuk
memudahkan penemuan kembali arsip

16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Rumah Sakit


Rumah sakit dr. Raden Soedjono Selong didirikan oleh Dr. R. Soedjono pada tahun 1912
yang selanjutnya berkembang menjadi Poli Pelayanan Umum hingga Tahun 1932.
Poli Pelayanan Umum tersebut pada tahun 1932 dikembangkan menjadi Poliklinik
Perawatan dengan kapasitas 10 (sepuluh) tempat tidur (setara dengan Puskesmas
Perawatan sekarang). Poliklinik Perawatan ini kemudian berkembang menjadi Rumah
Sakit Umum Selong yang berlokasi di Puskesmas Selong sekarang.
1. Setelah Dr. R. Soedjono meninggal, pelayanan medis dilakukan oleh dokter lain
yang ditunjuk. Selanjutnya ditunjuk dokter dari Belanda sebagai dokter kunjungan
dari RSU Mataram ke RSU Selong. Sejak tahun 1958 s/d 2005 RSU Selong
dipimpin oleh beberapa dokter yaitu pada :
2. Tahun 1958 sampai dengan 1965 oleh Dr. Vosoeh
3. Tahun 1965 sampai dengan 1966 oleh Dr. Susm
4. Tahun 1966 sampai dengan 1969 oleh Dr. Yuslis Katin
5. Tahun 1969 sampai dengan 1973 oleh Dr. Kosasih
6. Tahun 1973 sampai dengan 1980 oleh Dr. Damhur Kurin
7. Tahun 1980 sampai dengan 1983 oleh Dr. Jaja Koesnandar
8. Tahun 1983 sampai dengan 1988 oleh Dr. Winardi Parto Winarso
9. Tahun 1988 sampai dengan 1995 oleh Dr. I Gede Ditrajaya
10. Tahun 1995 sampai dengan 1999 oleh Dr. H. Lalu Hafiz
11. Tahun 1999 sampai dengan 2004 oleh Dr. H. Muchdar
12. Tahun 2004 sampai dengan 2005 oleh Dr. H. Lalu Muh. Iftichar
13. Tanggal 12 Pebruari 2005 sampai dengan 11 April 2005 Pelaksana tugas Direktur
oleh H. Haryadi Djoewayni, SH.
14. Tanggal 11 April 2005 sampai dengan 22 September 2008 pelaksana tugas Direktur
oleh Dr. H. M. Hasbi Santoso, M. Kes.

17
15. Tanggal 22 September 2008 sampai dengan 20 April 2009 Direktrur RSUD Dr. R.
Soedjono Selong adalah Dr. H. Utun Supria, M. Kes
16. Tanggal 20 April 2009 sampai dengan 09 Oktober 2010 Direktur RSUD Dr. R.
Soedjono Selong adalah Dr. H. Mawardi Hamry, MPPM
17. Tanggal 09Oktober 2010 sampai dengan 05 September 2013 Direktur RSUD Dr. R.
Soedjono Selong adalahDr. H. M. Hasbi Santoso, M. Kes.
18. Tanggal 05 September 2013 sampai dengan 15 September 2014 Direktur RSUD Dr.
R. Soedjono Selong adalah Drg. Made Pradnya Adi Putra.
19. Tanggal 15 September 2014 sampai dengan sekarang Direktur RSUD Dr. R.
Soedjono Selong adalah Dr. H. Samsul Bahri.
Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong sebagai rumah sakit milik pemerintah
Kabupaten Lombok Timur, sejak tahun 1993 telah ditingkatkan kelasnya dari Rumah
Sakit kelas D menjadi kelas C berdasarkan SK Menkes RI No. 208/Menkes/SK/II/1993
tanggal 26 Februari 1993.
Pada tanggal 31 Desember 2001 RSU Selong dibawah kepe-mimpinan Dr. H. Muchdar
mendapat pengakuan dari KARS bahwa telah memenuhi 5 standar Pelayanan Rumah
Sakit yang meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis melalui Sertifikat Akreditasi Penuh
Tingkat Dasar dengan SK. Menkes ( Dirjen Pelayanan Medik ) No. YM. 00.03.2.2.2034.
Untuk masa berlaku 31 Desember 2001 s/d 31 Desember 2004 , dan pada tanggal 27
Desember 2004 RSU Dr. R. Soedjono Selong kembali untuk ketiga kalinya mendapat
Pengakuan dari KARS bahwa telah lulus Akreditasi Penuh Tingkat Dasar untuk 5
Standar Pelayanan dengan SK. Menkes ( Dirjen Pelayanan Medik ) No.
Hk.00.06.3.5.472 untuk masa berlaku 14 Februari 2005 s/d 14 Februari 2010.
Nama Rumah Sakit Umum Selong yang pada awalnya bernama RSUD Dr. R. Soedjono
Selong berubah menjadi RSU Selong pada masa Kepemimpinan Bupati H. Moh.Sadir
(Kolonel TNI-AD) dan H. Syahdan, SH, MBA, MM.
Selanjutnya pada masa Kepemimpinan Bupati H. Moh.Ali Bin Dachlan Tahun 2003
dikembalikan lagi namanya menjadi RSU Dr. R. Soedjono Selong berdasarkan SK.
Bupati Lombok Timur No. 188.45/417/ KUM/2003 Tanggal 12 Nopember 2003 dan

18
dibawah kepemimpinan Bupati Periode 2008 – 2013 yaitu Drs. H. Sukiman Azmy,
MM. ( Brigjen. TNI – AD) nama Rumah Sakit Menjadi RSUD Dr. R. Soedjono Selong.
B. Tujuan dan kegunaan rekam medis
1. Tujuan rekam medis
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib admistrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan di rumah sakit.
Menurut Joint Commission On Accreditation Of Healthcare Organization (JCAHO)
yang di kutip Basbeth (2005) Menetapkan tujuan rekam medis adalah:
i. Sebagai dasar pemberian pelayanan dan evaluasi terapi yang berkesinambungan
ii. Sebagai pelengkap evaluasi medis pasien, terapi dan perubahan kondisi pasien
saat pasien berada dalam perawatan di rumah sakit, gawat darurat
iii. Untuk mendokumentasikan komunikasi yang terjadi antara doctor-doktor yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan medis kepada pasien
iv. Sebagai alat bantu hukum bagi pasien, rumah sakit dan dokter.
v. Sebagai data yang di gunakan utuk pendidikan dan penelitian .
2. Fungsi dan kegunaan rekam medis
Berdasarkan aspek –aspek tersebut,maka rekam medis mempunyai kegunaan yang
sangat luas,berikut kegunaan rekam medis secara umum yakni :
i. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil
bagian didalam memberikan pelayanan,pengobatan,perawatan kepada pasien.
ii. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus diberikan
kepada pasien.
iii. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di rumah sakit.
iv. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa,penelitian dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
v. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien,rumah sakit maupun Dokter,tenaga
kesehatan dan lainnya.
vi. Menyediakan data – data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian
dan pendidikan.
vii. Sebagai dasar ingatan perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.

19
viii. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan,serta sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan.

Kegunaan rekam medis dikenal dengan sebutan ALFRED (Admistration, Legal,


Financial, Riset, Education dan Dokumentation )
i. Aspek Medical (Medis)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien
ii. Aspek Administration
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
iii. Aspek Hukum (Legal)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan , dalam rangka
usaha menegakan hukum serta penyedian hukum tanda bukti untuk menegakan
keadilan.
iv. Aspek Keuangan (Financial)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data
atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
v. Aspek Penelitian (Riset)
Suatu berkas rekam medis mempunayai nilai penelitian karena isinya menyangkut
data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
vi. Aspek Pendidikan (Education)
Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai pendidikan karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi si
pemakai.

20
vii. Aspek Dokumentasi (Dokumentation)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit
C. Sistem Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong
1. Sistem Penamaan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong
Sistem penamaan adalah sistem yang digunakan untuk memberikan nama seorang
pasien pada berkas rekam medis. Sistem penamaan bertujuan untuk membedakan
antara pasien satu dengan pasien lainnya sehingga mempermudah pelayanan rekam
medis pasien.
Sistem penamaan pada Tempat Pendaftaran Pasein (TPP) rawat jalan ,rawat inap dan
rawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong hanya
menggunakan 5 dari 7 sistem penamaan menurut aturan DIRJEN YANMED tahun
2006 :
i. Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebihSaleh
ii. Penulisan nama pasien berdasarkan identitas pasien yang masih berlaku
(KTP,PASSPOR,SIM)
iii. Untuk keseragaman penulisan nama pasien di gunakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dengan menggunkan huruf cetak
iv. Tidak di perkenankan adanya pencantuman tittle ,jabatan atau gelar.
v. Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pasien pulang belum mempunyai
nama maka penulisannya adalah menggunakan nama ibunyaBy, Fatimah, Ny
 MASALAH

Di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Raden Soedjono Selong belum sepenuhnya


menggunakan sistem penamaan menurut DIRJEN YANMED Tahun 2006,
seperti:

 Perkataan tuan, saudara, bapak tidak dicantumkan dalam penulisan nama


pasien Sahlan

21
2. Sistem Penomoran di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong
Sistem penomoran adalah suatu cara atau sistem yang digunakan untuk memberikan
nomor rekam medis pasien pada berkas rekam medis saat pasien berobat.
Sistem penomoran yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden
Soedjono Selong menggunakan sistem unit. Dimana sistem ini merupakan cara
pemberian nomor Rekam Medis kepada pasien baik untuk rawat inap maupun rawat
jalan, kepadanya diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
seterusnya.
Kami tidak menemukan masalah pada system spenomoran, karena penomorannya
sudah sesuai dengan teori.
3. Sistem Penyimpanan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong
Sistem penyimpanan adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk
menyimpan berkas rekam medis.
Sistem penyimpanan berkas Rekam Medis yang diterapkan di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Raden Soedjono Selong adalah berdasarkan Desentralisasi yaitu berkas
rekam medis rawat jalan di simpan di masing-masing poliklinik berkas rekam medis
rawat inap di simpan di unit rekam medis. Sedangkan sistem penjajarannya
menggunakan sistem angka akhir lazim disebut terminal digit filliing. Disini di
gunakan nomor-nomor dengan 6 angka, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok
masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kanan, angka kedua adalah angka yang ditengah dan angka ketiga
adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri.
00 79 83
Angka ketiga Angka kedua Angka pertama
(Tertiary digits) (Secondary digits) (Primary digiits)

22
Dalam penjajaran dengan sistem akhir adalah kelompok angka pertama yaitu 00
sampai 99
Contoh :
20-52-02 98-05-17 98-99-28
21-52-02 99-05-17 99-99-28
22-52-02 00-06-17 00-00-28
23-52-02 01-06-17 01-00-28
 MASALAH
- Di Rumah Sakit Umum dr. Raden Soedjono Selong dalam sistem penjajarannya
masih kurang tepat, karena dalam teori jika penjajarannya berdasarkan angka
akhir maka pada saat penyimpanan di rak harus berurutan dari angka pertama
sebagai nomor rak yang barada paling kanan, angka kedua sebagai nomor sket
berada di tengah, dan angka ke tiga sebagai nomor urut berkas berada paling kiri,
sedangkan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong dalam
penjajarannya itu terbalik antara nomor sket dan nomor urut, angka ketiga
menjadi nomor sket dan angka kedua menjadi nomor urut berkas rekam medis.
- Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong juga belum di
aktifkannya penggunaan tracer untuk mengganti berkas rekam medis jika berkas
rekam medis akan di pinjam.
- Adanya Loose Shit, yaitu isi berkas rekam medis yang terpisah dari folder
induknya.

23
D. Gambaran Dan Alur Rekam Medis
 Alur berkas rekam medis rawat jalan, rawat inap, rawat darurat

Registrasi

baru Baru /
BRM Baru lama
lama

lama
BRM Dicari di Ruang Filing

Ketemu tidak
Cek Riwayat di SIM RS
di rak?

Berkas Ketemu
ada
Poliklinik

Dirawat Pulang
? tidak
Pemberkasan
ya
Rawat Inap
CODING

RI
Bangsal Perawatan
RJ / RI

Assembling RJ
Ruang Filing
/ unit RM

Selesai

24
 MASALAH
Keterlambatan dalam pengembalian berkas rekam medis ke unit rekam medis,
kendalanya karena berkas rekam medis belum lengkap seperti tanda tangan dokter
dan sebagainya.
 Alur rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat
1. TPP
a. TPP rawat jalan (Baru dan Lama)
i. Tempat Pendaftaran Pasien ( TPP) pasien baru,yakni pasien pertama kali
datang ke rumah sakit
Tugas pegawai Tempat Pendaftaran Pasien (TPP) pasien baru:
1. Melakukan wawancara
2. Membuat berkas rekam medis
3. Mengentri status pasien dengan menggunakan SIMRS
4. Membuat kartu pengunjung
ii. Tempat Pendaftaran Pasien (TPP) Pasien lama,yakni pasien yang sudah
pernah datang berobat kerumah sakit.
Tugas pegawai Tempat Pendaftaran Pasien (TPP) Pasien lama yaitu :
1. Menerima kartu Pengunjung
2. Mencari berkas rekam medis di bagian filling
3. Mengecek riwayat status pasien di SIMRS
4. Berkas rekam medis diantar ke masing-masing poli oleh petugas
distribusi.
b. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap(TPPRI)
Tugas pegawai Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) yaitu:
i. Menerima permintaan rawat inap dari pasien (berdasarkan buku
menejemen informasi kesehatan)
ii. Melakukan wawancara untuk menanyakan bangsal atau kelas ruang
perawatan yang di inginkan.
iii. Mengentri data pasien di SIMRS
iv. Mengisi persetujuan rawat inap
v. Melengkapi berkas rekam medis rawat inap

25
vi. Pasien langsung menuju bangsal atau kelas ruang perawatan yang
diinginkan.
c. Tempat Pendaftaran Pasien Instalasi Rawat Darurat ( TPP IRD)

Pasien dengan kasus darurat tugas–tugasnya adalah :

i. Pasien langsung menuju bangsal perawatan


ii. Keluarga pasien mendaftar diloket Tempat Pendaftaran Pasien Instalasi
Rawat Darurat (TPP IRD),dengan ketentuan sebagai berikut :
- Wawancara
- Membuat berkas rekam medis
- Mengentri data pasien di SIMRS
- Membuat kartu pengunjung(KP)
2. POLI
Melengkapi berkas rekam medis dengan menambah anamese dan tindakan apa saja
yang telah diterima oleh pasien.Ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Pasien harus membawa berkas rekam medis
b. Menanyakan keluhan pasien
c. Melakukan tindakan yang diperlukan oleh pasien
d. Menyerahkan berkas rekam medis ke dokter untuk diperiksa
e. Menulis data pasien ke dalam register, untuk mengetahui jumlah pasien yang
sudah dilayani dan membuat laporan tiap bulan untuk diserahkan ke rekam
medis.
3. UNIT REKAM MEDIS
a. KODING
Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau
angka atau kombinasi huruf dalam dalam angka yang mewakili komponen
data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosa yang ada di dalam rekam medis
harus diberi kode, dan selanjutnya d indeks agar memudahkan pelayanan pada
penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan
riset bidang kesehatan.

26
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan
untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala, dan faktor
yang mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara
anggotanya termaksuk indonesia menggunakan ICD-10 (Internasional
Statitical Clasification Diseasses and Health Problem 10 revisien). ICD-10
menggunakan kode kombinasi yaitu abjat dan angka (Alpha Numerik)
b. ASEMBLING
Adalah menyusun dan merapikan kembali urutan sususnan formulir berkas
rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat sesuai dengan urutan
yang telah ditentukan
Tujuan assembling adalah untuk tertatanya urutan formulir rekam medis
menjadi berurut sesuai urutannya.
Adapun kegiatan di bagian assembling adalahsebagai berikut :
- Menerima berkas ream medis setiap hari
- Menerima sensus harian setiap hari
- Mencocokkan jumlah berkas rekam medis dengan jumlah dengan jumlah
pasien yang tercatat pada sensus harian masing-masing
- Menanda tangani buku ekspedisi sebagai bukti serah terima berkas rekam
medis
- Merakit dan menyusun/ menyusun kembali formulir rekam medis sesuai
urutan yang berlakuMengeluarkan lembar formulir yang kosong (bila ada)
- Mencatat tanggal pelaksanaan assembling
- Mengalokasikan nomor rekam medis agar tidak terjadi duplikasi.
- Mengendalikan penggunaan formulir rekam medis, catatan dan laporan
dengan menggunakan buku pengendalian formulir rekam medis
c. INDEKS
Indeks adalah proses penataan sandi (kode) berdasarkan satu cara yang akan
memudahkan proses retrival statistik maupun riset. Dan berfungsi sebagai
sarana kompilasi kumpulan gabungan data yang bersumber pada kumpulan
rekam medis

27
Indeks terdiri dari indeks pasien penyakit, tindakan/operasi, pasien, dokter dan
kematian
d. FILLING
Adalah penataan berkas rekam medis dalam suatu ruang yang khusus agar
rujukan dan retrival ( penganbilan kembali berkas rekam medis menjadi
mudah, cepat dan tepat.
Adapun tujuan filing yaitu :
a. Menyediakan berkas rekam medis yang lengkap saat dibutuhkan
b. Menghindari pemborosan waktu dan tenaga
c. Memanfaatkan sarana atau tempat yang ada
d. Mengamankan atau melindungi berkas rekam medis
e. Melindungi informasi kerahasiaan isi berkas rekam medis

28
PENDAFTARAN
PASIEN RAWAT
JALAN

PASIEN UMUM PASIEN BPJS

LANGSUNG MENDAFTAR MENGAMBIL NO


DI LOKET PASIEN UMUM ANTRIAN SESUAI
DENGAN POLI TUJUAN

PASIEN DI ARAHKAN
KE KASIR UNTUK MENUNGGU PANGGILAN KE
PEMBAYARAN LOKET SESUAI POLI TUJUAN

DIDAFTARKAN OLEH
PASIEN LANGSUNG PATUGAS LOKET
MENUJU POLI (DIBUATKAN JAMINAN
TUJUAN BPJS)

PASIEN DIARAHKAN KE POLI


TUJUAN

29
1. Isi berkas rekam medis rawat inap Rumah Sakit Umum dr. Raden Soedjono Selong
1. RM. 1 Ringkasan Masuk Keluar
i. Data Administratif :
- Nama
- Umur (L/P)
- Alamat
- Nomor rekam medis
- Bangsal
ii. Data Klinis berisi Cara masuk, status perkawinan, nama penanggung jawab,
tanggal masuk, diagnose waktu masuk, diagnose akhir, operasi/tindakan, jenis
anastesi, riwayat penyakit, anamneses, pemeriksaan fisik, perkembangan
selaku perawat dengan komplikasi(jika ada), hasil-hasil laboratorium, rontgen
dan konsultasi, infeksi nosokomial, iminisasi yang pernah didapat, pengobatan
radioterapi, transfuse darah, keadaan pasien keluar, tanggal keluar, cara
keluar, dokter yang merawat, tanda tangan dokter
2. RM. 2 Anamnese dan pemeriksaan fisik
3. RM. 3 Perjalanan penyakit, perintah dokter dan pengobatan
4. RM. 4 Rekam asuhan keperawatan data dasar atau ringkasan pengkajian
5. RM. 5 A Catatan keperawatan,
6. RM. 5 B Catatan perkembangan.
7. RM. 5 C Resume keperawatan
8. RM. 6 Catatan pemberian obat dan makanan
9. RM. 6 A Catatan pemberian obat
10. RM. 7 Catatan monitoring
11. RM. 8 Daftar control istimewa
12. RM. 9 Hasil pemeriksaan laboratorium
13. RM. 10 Copy resep dokter

Untuk data administratif isinya sama semua, sedangkan untuk data klinis ada
beberapa item yang sama seperti tanda tangan dokter dan sebagainya.

30
BAB IV
PENUTUP

 Kesimpulan
Jadi,dengan demikian kegiatan praktik kerja lapngan II ini,dapat menerapkan teori
yang sudah didapatkan dan melaksanakan fungsi tehnik penyelenggaraan
pelayanan rekam medis di rumah sakit umum daerah dr. Raden Soedjono Selong.
Selain itu juga dapat mengetahui bagimana sejarah terbentuknya rumah sakit.
Memahami tujuan dan fungsi pelayanan rekam medis di rumah sakit, memahami
sistem dan sub sistem rekam medis yang meliputi , penamaan, penomoran,
penyimpanan, dan alur pelayanan pasien yang diterapkan di rumah sakit umum
daerah dr. Raden Soedjono Selong..
- Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong menggunakan 5 dari 7
sistem penamaan menurut DIRJEN YANMED tahun 2006,
ii. Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebihSaleh
ii. Penulisan nama pasien berdasarkan identitas pasien yang masih berlaku
(KTP,PASSPOR,SIM)
iii. Untuk keseragaman penulisan nama pasien di gunakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dengan menggunkan huruf cetak
iv. Tidak di perkenankan adanya pencantuman tittle ,jabatan atau gelar.
v. Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pasien pulang belum
mempunyai nama maka penulisannya adalah menggunakan nama
ibunyaBy, Fatimah, Ny
- Sistem penomorannya menggunakan penomoran seri yaitu pemberian nomor
rekam medis sekali digunakan untuk selamanya.
- Lokasi penyimpanannya menggunakan Desentralisasi yaitu penyimpanan
berkas rekam medis rawat jalan di simpan di masing-masing poliklinik dan
berkas rekam medis rawat inap di simpan di unit rekam medis. Sedangkan
sistem penjajarannya menggunakan angka akhir (Terminal Digit Filling) yaitu
penjajaran berkas rekam medis berdasarkan angka akhir nomor rekam medis.

31
 Saran
- Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong sudah menerapkan rekam
medis dengan baik tetapi masih belum optimal karena belum diaktifkannya
penggunaan tracer dan dalam sistem penjajarannya masih kurang tepat, karena sistem
penjajaran yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono
Selong yaitu berdasarkan terminal digit filling, dalam penjajaran berkasnya
seharusnya harus sesuai urutan, yaitu angka pertama dari sebelah kanan sebagai
nomor rak, di rumah asakit umum daerah dr. raden soedjono selong sistem
penjajarannya mulai dari angka pertama dan langsung ke angka ke tiga, angka
pertama sebagai nomor rak, angka ke tiga sebagai nomor sket dan angka ke dua
sebagai nomor urut berkas,
- Keterlambatan dalam pengembalian berkas rekam medis ke unit rekam medis,
kendalanya karena berkas rekam medis belum lengkap seperti tanda tangan dokter
dan sebagainya.
- Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjono Selong dalam lokasi
penyimpanannya menggunakan Desentralisasi, yaitu yaitu penyimpanan berkas
rekam medis rawat jalan disimpan di masing-masing poliklinik, sedangkan berkas
rekam medis rawat inap disimpan di unit rekam medis. Dalam lokasi
penyimpanannya langkah baiknya jika menggunakan sentralisasi yaitu berkas rekam
medis rawat jalan dan rawat inap disimpan di gabung di unit rekam medis.
- Adanya Loose Shit, yaitu isi berkas rekam medis yang terpisah dari folder induknya.

32

Anda mungkin juga menyukai