dimana transaksi penjualan melalui POS (point of sale) langsung dilakukan (online), tetapi
pengolahan lebih lanjut tentang persediaan barang dilakukan setiap jam 10:00 malam.
Komponen-Komponen Pemrosesan Transaksi
A. Dokumen Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakan catatan-catatan
tertulis dokumen sumber berfungsi :
a. Memicu meng-otorisasi operasi fisik
Sebagai contoh surat pesanan penjualan meng-otorisasi pengiriman barang dan
gangguan kepada pelanggan.
b. Memantau arus fisik
Misalnya surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan pergerakan
barang pesanan dari gudang ke tempat pengiriman.
c. Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambil
Misalnya tagihan dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini
sudah diperiksa kebenarannya.
d. Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis data
Sebagai contoh kopi faktur penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam
catatan sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan
riwayat penjualan.
e. Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaran
Misalnya data dalam surat pesanan penjualan digunakan untuk menyiapkan faktur
penjualan dan ikhtiar penjualan.
B.
Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat data dalam urutan
kronologis. Jurnal merupakan catatan akunting formal awal dalam sistem manual.
Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu keuangan. Register berfungsi sebagai pengganti
jurnal atau catatan kronologis atau buku harian untuk data atau peristiwa yang tidak
bersifat keuangan.
C. Buku Besar dan Arsip
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuan keuangan. Nilai transaksi
yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan ke pos perkiraan yang sesuai. Melalui
proses posting ini status setiap perkiraan yang terpengaruh dimutakhirkan dengan
menaikkan atau menurunkan saldo perkiraan sebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal
menekankan pada kegiatan transaksi, buku besar menekankan pada status perkiraan.
D. Laporan dan Dokumen
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah satu jenis keluaran
laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar dokumen operasional juga
dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi. Beberapa dari dokumen ini dihasilkan untuk
memicu tindakan. Dokumen lain dihasilkan untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah
diselesaikan. Dokumen operasional tertentu yang disiapkan oleh sistem pemrosesan
transaksi perusahaan menjadi masukan dokumen sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
E.
Transaksi akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum diposkan ke dalam buku
besar. Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari perkiraan-perkiraan yang termuat
dalam buku besar umum perusahaan. Pada dasarnya, ini merupakan struktur data keuangan
perusahaan. Bagan perkiraan ini bukan saja memungkinkan pengklasifikasian dan
pengkodean data transaksi melainkan juga menyediakan elemen-elemen data rinci untuk
menyusun dan menyajikan informasi dalam laporan keuangan.
F.
Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh elemen-elemen
pemrosesan transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat untuk melakukan
penelusuran dari dokumen-dokumen sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke total
ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran keuangan lainnya, dan sebaliknya.
Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi. Rangkaian audit memungkinkan :
(1)
(2)
Menjawab pertanyaan
(3)
Rekonstruksi arsip
Database adalah sebuah koleksi terorganisir dari data. Database menawarkan waktu
pengambilan yang cepat untuk permintaan non-terstruktur seperti dalam aplikasi
pemrosesan transaksi khas.
Database untuk proses transaksi dapat dibangun menggunakan hierarchical, network
(Jaringan), atau relational structures.
Hierarchial Structure
Network Structure
Relational Structure
Prosedur Backup
Karena organisasi bisnis telah sangat tergantung pada proses transaksi, kerusakan mungkin
mengganggu bisnis rutin dan menghentikan operasinya untuk jangka waktu tertentu. Untuk
mencegah kehilangan data dan meminimalkan gangguan harus ada backup dan recovery
prosedur yang dirancang dengan baik. Proses pemulihan dapat membangun kembali sistem
ketika terbenam.
Proses Recovery
Sebuah TPS mungkin gagal karena berbagai alasan seperti kegagalan sistem,
kesalahan manusia, kegagalan perangkat keras, data yang salah atau tidak valid,
virus komputer, kesalahan aplikasi perangkat lunak atau bencana alam atau buatan
manusia. Karena tidak mungkin untuk mencegah semua kegagalan, TPS harus
mampu mendeteksi dan memperbaiki kesalahan ketika mereka terjadi dan
mengatasi kegagalan. Sebuah TPS akan pergi melalui pemulihan database yang
mungkin melibatkan cadangan, jurnal, checkpoint, dan manajer pemulihan:
Tergantung pada bagaimana sistem gagal, ada dua prosedur pemulihan yang
berbeda digunakan. Umumnya, prosedur melibatkan memulihkan data yang telah
dikumpulkan dari perangkat cadangan dan kemudian menjalankan proses transaksi
lagi. Dua jenis pemulihan pemulihan mundur dan pemulihan maju:
Contoh :
Aplikasi Bantuan Keuangan Desa (BKD Pemprov Jawa Timur). Aplikasi bantuan
keuangan desa adalah aplikasi manajemen oprasional Program Bantuan Keuangan
seluruh Desa di propinsi Jawa timur. Aplikasi ini menangani semua
proses Mekanisme Bantuan Keuangan Seluruh desa di Jawa Timur, mulai dari proses
Usulan Bantuan, Penetapan Anggaran, Perubahan Anggaran Bantuan, Pencairan
Bantuan, beserta seluruh proses Pelaporan di dalamnya.