Anda di halaman 1dari 17

Arsip Kategori: Konversi Energi

Pembangkit Energi Menggunakan Mesin Stirling


MEI 17
Posted by Mechanical Blog

Secara umum, orang mengenal pembangkitan listrik atau energi skala kecil memakai antara lain mesin
diesel. Mesin itu sangat populer di masyarakat sebagai genset. Pada setiap kegiatan, genset acap
digunakan. Juga pada usaha pengelasan atau untuk menggerakkan permesinan seperti penggilingan
padi dan pemompaan air.

Mesin diesel menggunakan prinsip pembakaran dalam (internal combustion engine). Namun sebenarnya
ada model teknologi lain untuk membangkitkan energi, yaitu mesin stirling. Mesin stirling bukan
teknologi baru. Seiring masuknya era minyak, mesin itu ditinggalkan karena dianggap tak efisien.
Namun saat ini, ketika terjadi krisis energi, mesin itu mendapat perhatian kembali.

Mesin stirling ditemukan tahun 1816 oleh Robert Stirling (1790-1878). Saat itu disebut mesin udara
dengan model mesin pembakaran luar siklus tertutup. Dia mematenkan temuan itu pada 27 September
1816 dan berlaku efektif 20 Januari 1817 atau ketika dia baru berumur 26 tahun.

Prinsip itu secara teoretis dikembangkan George Cayley dari Inggris 20 tahun lebih awal. Istilah mesin
stirling dipopulerkan kali pertama kali oleh Rolf Meijer untuk menjelaskan semua tipe mesin gas
regeneratif siklus tertutup.

Prinsip Kerja Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik karena efisiensi teoretisnya mendekati
efisiensi teoretis maksimum, yang lebih dikenal dengan efisiensi mesin carnot. Mesin stirling digerakkan
ekspansi gas ketika dipanaskan dan diikuti kompresi gas ketika didinginkan. Mesin itu berisi sejumlah
gas yang dipindahkan antara sisi dingin dan panas terus-menerus. Piston displacer memindahkan gas
antara dua sisi dan piston power mengubah volume internal karena ekspansi dan kontraksi gas.

Robert Stirling menyebut piston yang berpindah sebagai regenerator. Renegerator itu dapat
membangkitkan kembali udara. Jika piston bergerak ke atas, regenerator dialirkan melalui udara
hangat dan mengambil sebagian energi dari udara dan menyimpannya. Jika piston bergerak ke bawah,
dialirkan melalui udara dingin dan mengeluarkan energi yang disimpan. Dengan regenerator, mesin
stirling mencapai efisiensi sangat baik.

Perkembangan produksi mesin stirling dibawa J Ericsson, penemu dan insinyur berkewarganegaraan
Swedia. Dia berhasil dalam fabrikasi mesin stirling dan menjual hingga 2.000 unit mesin ukuran 0.5-5
hp sekitar tahun 1850 di Inggris dan Amerika.
Setelah itu, banyak mesin stirling dibuat dengan output dan efisiensi lebih tinggi. Mesin stirling
mendapat perhatian kembali tahun 1940-an setelah Philips Co mulai mengembangkan mesin stirling
sebagai pembangkit listrik portabel. Mesin itu juga diteliti sebagai refrigerator dan sukses
mendinginkan sampai suhu 74 K.

Setelah itu mesin stirling diteliti secara luas di seluruh dunia. Kebijakan penghematan energi pun
meningkatkan pengembangannya. Beberapa mesin dengan efisiensi tinggi dikembangkan. Saat ini,
mesin stirling dengan berbagai sumber energi dikembangkan para peneliti di dunia. Pada masa datang,
kita bisa melihat mesin stirling yang berkebisingan rendah, tahan lama, andal, operasi multibahan
bakar, gas buang bersih, dan lain-lain. Beberapa perusahaan juga mendesain mesin stirling dengan
helium sebagai gas kerja (konduktivitas lebih baik daripada udara).

Tipe Alpha

Tipe-tipe Mesin Ada dua tipe utama mesin stirling yang dibedakan berdasar perpindahan udara antara
sisi panas dan dingin dari silinder. Tipe alpha mempunyai dua piston terpisah yang akan menggerakkan
udara antara sisi panas dan dingin. Silinder piston panas diletakkan dalam penukar kalor suhu tinggi.
Sebaliknya, silinder piston dingin diletakkan dalam penukar kalor suhu rendah.
Tipe Beta

Tipe Gamma

Tipe displacement (regeneratif), yaitu tipe beta dan gamma, menggunakan regenerator yang akan
mendorong udara antara sisi panas dan dingin. Displacer itu cukup panjang untuk mengisolasi sisi panas
dan dingin. Tipe beta berpiston power tunggal yang disusun dalam silinder yang sama pada poros yang
sama sebagai piston displacer. Tipe itu mempunyai dua piston dalam silinder yang sama dan
dihubungkan ke poros engkol yang sama. Satu sebagai piston power, satu lagi sebagai piston
displacement. Tipe gamma lebih simpel. Kedua piston berada pada silinder terpisah, tetapi
dihubungkan ke roda gila yang sama.
Penerapan mesin stirling untuk pembangkitan energi sangat luas. Berbagai sumber panas telah
digunakan untuk menggerakkan mesin stirling. Misalnya, energi surya, biomassa, panas buangan dari
insinerator, dan mesin industri. Output yang dihasilkan dari mesin itu pun bervariasi, dari skala mikro
hingga menengah.

Ditulis dalam Konversi Energi

2 Komentar

Kaitkata: Energi Terbarukan, Konversi Energi

Energi Surya Thermal


MEI 14
Posted by Mechanical Blog

Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Para
petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan
perikanan secara langsung.

Teknologi dan Kemampuan Nasional

Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja
lebih kecil atau hingga 60 o C) dan skala menengah (temperatur kerja antara 60 hingga 120 o C) telah
dikuasai dari rancang-bangun, konstruksi hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum,
teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga
madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan
kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional.

Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan produksinya seperti sistem atau unit berikut:

 Pengering pasca panen (berbagai jenis teknologi);


 Pemanas air domestic;
 Pemasak/oven;
 Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane );
 Penyuling air ( Solar Distilation/Still );
 Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet);
 Sterilisator surya;
 Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik didih rendah.
Untuk skala kecil dan teknologi yang sederhana, kandungan lokal mencapai 100 %, sedangkan untuk
sistem dengan skala industri (menengah) dan menggunakan teknologi tinggi (seperti pemakaian
Kolektor Tabung Hampa atau Heat Pipe ), kandungan lokal minimal mencapai 50%.

Sasaran Pengembangan Energi Surya Termal

Sasaran pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Meningkatnya kapasitas terpasang sistem energi surya termal, khususnya untuk pengering hasil
pertanian, kegiatan produktif lainnya, dan sterilisasi di Puskesmas.
 Tercapainya tingkat komersialisasi berbagai teknologi energi surya thermal dengan kandungan
lokal yang tinggi.
 Strategi Pengembangan Energi Surya Termal
 Strategi pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut: Mengarahkan
pemanfaatan energi surya termal untuk kegiatan produktif, khususnya untuk kegiatan agro
industri.
 Mendorong keterlibatan swasta dalam pengembangan teknologi surya termal.

Mendor ong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efektif.

Mendorong keterlibatan dunia usaha untuk mengembangkan surya termal.

Program Pengembangan Energi Surya Termal

Program pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Melakukan inventarisasi, identifikasi dan pemetaan potensi serta aplikasi teknologi fototermik
secara berkelanjutan.
 Melakukan diseminasi dan alih teknologi dari pihak pengembang kepada pemakai (agro-industri,
gedung komersial, dan lain-lain) dan produsen nasional (manufaktur, bengkel mekanik, dan lain-
lain) melalui forum komunikasi, pendidikan dan pelatihan dan proyek-proyek percontohan.
 Melaksanakan standarisasi nasional komponen dan sistem teknologi fototermik.
 Mengkaji skema pembiayaan dalam rangka pengembangan manufaktur nasional.
 Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk berbagai teknologi fototermik.
 Meningkatkan produksi lokal secara massal dan penjajagan untuk kemungkinan ekspor.
 Pengembangan teknologi fototermik suhu tinggi, seperti: pembangkitan listrik, mesin stirling ,
dan lain-lain.

Peluang Pemanfaatan Energi Surya Termal


 Prospek teknologi energi surya termal cukup besar, terutama untuk mendukung peningkatan
kualitas pasca-panen komoditi pertanian, untuk bangunan komersial atau perumahan di
perkotaan.
 Prospek pemanfaatannya dalam sektor-sektor masyarakat cukup luas, yaitu:
 Industri, khususnya agro-industri dan industri pedesaan, yaitu untuk penanganan pasca-panen
hasil-hasil pertanian, seperti: pengeringan (komoditi pangan, perkebunan,
perikanan/peternakan, kayu olahan) dan juga pendinginan (ikan, buah dan sayuran);
 Bangunan komersial atau perkantoran, yaitu: untuk pengkondisian ruangan ( Solar Passive
Building , AC) dan pemanas air;
 Rumah tangga, seperti: untuk pemanas air dan oven/ cooker ;
 PUSKESMAS terpencil di pedesaan, yaitu: untuk sterilisator, refrigerator vaksin dan pemanas air.

Kendala Pengembangan Energi Surya Termal

Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan surya termal adalah:

 Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil pertanian masih sangat
terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas air, energi surya termal sudah mencapai tahap
komersial. Teknologi surya termal masih belum berkembang karena sosialisasi ke masyarakat
luas masih sangat rendah;
 Daya beli masyarakat rendah, walaupun harganya relatif murah;
 Sumber daya manusia (SDM) di bidang surya termal masih sangat terbatas. Saat ini, SDM hanya
tersedia di Pulau Jawa dan terbatas lingkungan perguruan

Kami dari Universitas Darma Persada dalam beberapa tahun terakhir telah banyak menghasilkan
teknologi tepat guna dengan memanfaatkan energi surya (solar thermal) diantaranya adalah pengering
kulit, pengering rumput laut, pengering hasil pertanian dan lain-lain, kendala utama tentunya
kurangnya respon pemerintah daerah terhadap hasil penelitian, selama ini yang mendanai penelitian ini
dari dikti, ristek dan bantuan asing, contoh teknologi yang kami hasilkan adalah :
pengering hasil pertanian

pengering hasil pertanian

pengering kulit
pengering rumput laut

Ditulis dalam Energi Surya, Energi Terbarukan, Konversi Energi, Teknologi, Teknologi Surya

Tinggalkan Sebuah Komentar

Kaitkata: Energi Surya, Teknologi Surya

Turbin Gas (Gas turbine)


MEI 14
Posted by Mechanical Blog

Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas pembakaran. Dia
memiliki kompresor naik ke-atas dipasangkan dengan turbin turun ke-bawah, dan sebuah bilik
pembakaran di-tengahnya.

Energi ditambahkan di arus gas di pembakar, di mana udara dicampur dengan bahan bakar dan
dinyalakan. Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas. Kemudian
diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin, memutar turbin dan
mentenagai kompresor.
Energi diambil dari bentuk tenaga shaft, udara terkompresi dan dorongan, dalam segala kombinasi, dan
digunakan untuk mentenagai pesawat terbang, kereta, kapal, generator, dan bahkan tank.

Siklus-Siklus Turbin Gas

Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:

Siklus Ericson

Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses isotermis dapat
balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses
perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di dalam komponen siklus internal (regenerator),
dimana effisiensi termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th =
temperatur panas.

Siklus Stirling

Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (isotermal
reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada
siklus Ericson.

Siklus Brayton

Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat ini siklus ini yang
sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk
performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan
proses pelepasan panas pada tekanan konstan

Teori operasi

Turbin gas dijelaskan secara termodinamika oleh Siklus Brayton, di mana udara dikompresi isentropic
sekutu, pembakaran terjadi pada tekanan konstan, dan ekspansi terjadi di turbin isentropically kembali
untuk tekanan awal.

Dalam prakteknya, gesekan dan turbulensi menyebabkan:


1. Isentropic non-kompresi: untuk suatu tekanan secara keseluruhan rasio, suhu pengiriman
kompresor lebih tinggi dari ideal.
2. Non-isentropic ekspansi: walaupun penurunan suhu turbin yang diperlukan untuk menggerakkan
kompresor tidak terpengaruh, tekanan terkait rasio lebih besar, yang mengurangi ekspansi yang
tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.
3. Tekanan kerugian dalam asupan udara, combustor dan knalpot: mengurangi ekspansi yang
tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.

Seperti semua siklus mesin panas s, suhu pembakaran yang lebih tinggi berarti lebih besar efisiensi.
Faktor pembatas adalah kemampuan baja, nikel, keramik, atau materi lain yang membentuk mesin
untuk menahan panas dan tekanan. Teknik cukup masuk ke bagian turbin menjaga dingin. Kebanyakan
turbin juga mencoba untuk memulihkan knalpot panas, yang sebaliknya adalah energi terbuang.
Recuperator s adalah heat exchanger s yang lulus knalpot panas ke udara terkompresi, sebelum
pembakaran. Gabungan siklus desain lulus limbah panas ke uap turbin sistem. Dan gabungan panas dan
kekuasaan (co-generation) menggunakan limbah panas untuk produksi air panas.

Mekanis, turbin gas dapat kurang kompleks daripada pembakaran piston mesin. Sederhana turbin
mungkin memiliki satu bergerak bagian: poros / kompresor / turbin / alternatif rotor perakitan (lihat
gambar di atas), belum termasuk sistem bahan bakar. Namun, manufaktur presisi yang diperlukan
untuk komponen dan paduan tahan temperatur yang diperlukan untuk efisiensi yang tinggi sering
membuat pembangunan turbin sederhana lebih rumit daripada mesin piston.

Lebih canggih turbin (seperti yang ditemukan di zaman modern mesin jet) dapat memiliki beberapa
shaft (kelos), ratusan turbin baling, bergerak stator blades, dan sistem yang luas kompleks pipa,
combustors dan penukar panas.

Sebagai aturan umum, semakin kecil mesin semakin tinggi tingkat perputaran poros (s) yang diperlukan
untuk mempertahankan kecepatan tertinggi. Kecepatan sudu turbin menentukan tekanan maksimum
yang dapat diperoleh, hal ini menghasilkan daya maksimum yang mungkin tergantung pada ukuran
mesin. Mesin jet s beroperasi sekitar 10.000 rpm dan mikro turbin s sekitar 100.000 rpm.

Thrust bantalan s dan jurnal bantalan adalah bagian penting dari desain. Secara tradisional, mereka
telah hidrodinamik minyak bantalan, atau minyak-cooled bola bantalan s. Bantalan ini sedang
dikalahkan oleh foil bantalan s, yang telah berhasil digunakan dalam turbin mikro dan unit daya
tambahan s.

Ditulis dalam Bahan Kuliah, Konversi Energi, Teknologi

2 Komentar

Kaitkata: Konversi Energi


Mesin Stirling (Stirling Engine)
MEI 14
Posted by Mechanical Blog

Mesin Stirling ditemukan pertamakali oleh Dr Robert


Stirling dan dipatenkan oleh dia pada tahun 1816.

Dalam keluarga mesin kalor, Mesin Stirling didefinisikan sebagai mesin regenerasi udara panas siklus
tertutup. Dalam konteks ini, siklus tertutup berarti bahwa fluida kerjanya secara permanen terkurung
di dalam sistem, di mana mesin siklus terbuka seperti mesin pembakaran internal dan beberapa mesin
uap, menukarkan fluida kerjanya dengan lingkungan sekitar sebagai bagiaan dari siklus kerja.
Regenerasi berarti bahwa adanya penggunaan alat penukar panas internal, yang dapat meningkatkan
efisiensi mesin. Banyak sekali kemungkinan dari penggunaan mesin stirling ini, dengan mayoritas masuk
ke kategori mesin dengan piston tolak balik. Mesin stirling secara tradisional diklasifikasikan ke dalam
mesin pembakaran eksternal, meskipun panas bisa didapatkan dari sumber selain pembakaran seperti
tenaga matahari maupun nuklir. Mesin stirling beroperasi melalui penggunaan sumber panas eksternal
dan heat sink eksternal, masing-masing dijaga agar memiliki perbedaan temperatur yang cukup besar.

Dalam usaha meningkatkan konversi yang bisa didapat dari perubahan energi panas ke kerja, mesin
stirling memiliki potensi untuk mencapai efisiensi tertinggi dari semua mesin kalor, secara teori sampai
efisiensi maksimal mesin Carnot, meskipun dalam prakteknya usaha ini terus dibatasi oleh berbagai
sifat-sifat non-ideal dari baik itu fluida kerjanya maupun bahan dari mesin itu sendiri, seperti gesekan,
konduktivitas termal, kekuatan tensile, creep, titik lebur, dll. Mesin ini dapat dioperasikan melalui
berbagai sumber panas yang dapat mencukupi, seperti tenaga matahari, kimia maupun nuklir.

Dibandingkan dengan mesin pembakaran internal, mesin Stirling memiliki potensi untuk lebih efisien,
lebih tenang, dan lebih mudah perawatannya.

Belakangan ini, keuntungan mesin Stirling terus meningkat, hal ini dimungkinkan dengan adanya
kenaikan harga energi, kelangkaan sumber energi, sampai kepedulian tentang masalah lingkungan
seperti pemanasan global. Ketertarikan yang meningkat terhadap mesin Stirling ini berakibat dengan
terus bertambahnya penelitian mengenai peralatan Stirling tersebut. Aplikasinya termasuk pemompaan
air, astronautik, dan sebagai pembangkit listrik untuk sumber-sumber panas yang tidak sesuai dengan
mesin pembakaran dalam seperti energi matahari.

Karakteristik mesin Stirling yang berguna lainnya adalah jika yang disuplai energi mekanik maka ia
dapat beroperasi sebagai heat pump.

Ditulis dalam Bahan Kuliah, Konversi Energi, Teknologi

1 Komentar

Kaitkata: Konversi Energi

Bloom Energy (Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan)


MEI 13
Posted by Mechanical Blog

Pembangkit listrik menggunakan bahan bakar alami


dan udara untuk memproduksi listrik.

Google, eBay, FedEx, Walmart and Coca-Cola merupakan contoh perusahaan yang telah menggunakan
pembangkit energi yang pengembangannya merupakan teknologi yang tadinya akan digunakan untuk
program ruang angkasa ke planet Mars.
Bloom Energy, perusahaan teknologi asal Silicon Valley, telah membuat teknologi yang mampu
mengonversi udara dan bahan bakar menjadi listrik melalui proses kimia yang ramah lingkungan.

Bahan bakar seperti biogas dan bahan bakar alami lainnya dihantarkan melalui anoda, sementara udara
dihantarkan lewat katoda. Di antara anoda dan katoda terdapat elektrolit. Ion oksigen kemudian
bereaksi dengan bahan bakar untuk memproduksi listrik.

“Selama bertahun tahun, kita mendengar janji-janji bahwa akan ada solusi energi yang baru,
terjangkau, dan bersih,” kata John Doerr, salah satu direksi Bloom Energy, seperti VIVAnews kutip dari
Irishtimes, 16 April 2010. “Kini Bloom telah menghadirkan teknologi tersebut,” ucapnya.

Bloom Energy dikembangkan oleh Dr K.R Sridhar, seorang professor di bidang aeronautical and
mechanical engineering, mantan penasihat NASA. Saat terlibat dalam proyek ke Mars, ia menyadari
bahwa teknologi yang sedang mereka kerjakan (menggunakan kombinasi energi surya dan air untuk
menyediakan udara dan bahan bakar untuk pergi ke Mars) bisa diterapkan di bumi.

Diproduksi menggunakan material terjangkau (komponen utama pembangkit listrik tersebut adalah
ribuan keramik padat yang terbuat dari bubuk serupa pasir), setiap server yang berukuran satu ruang
parkir mobil mampu menyediakan daya sebesar 100kw.

Perangkat ini sangat efisien dan mudah diinstalasikan serta dirawat. Selain itu, pembangkit ini juga
mampu menyediakan daya secara konstan, tidak seperti pembangkit listrik tenaga angin atau tenaga
surya yang tidak selalu ada.

Dibandingkan dengan sumber energi konvensional berbasis fosil, energi ini mampu mereduksi emisi CO2
dari konsumsi daya antara 40 sampai 100 persen. Bloom Energy mengklaim bahkan teknologi mereka 67
persen lebih ramah lingkungan dibanding sumber daya berbasis batu bara.

Setiap unit berkapasitas 100kw disebutkan dapat memasok energi untuk 100 rumah atau kantor
berukuran 9100 meter persegi. Semakin besar perusahaan, unit pembangkit listrik bisa ditambahkan.
Caranya cukup dengan menambahkan unit baru dan menghubungkan tiap-tiap pembangkit listrik
tersebut. (ristek)

Ditulis dalam Informasi, Konversi Energi, Teknologi

2 Komentar

Kaitkata: Energi Terbarukan, Teknologi

Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)


MEI 12
Posted by Mechanical Blog
Pembangkit lostrik tenaga angin/bayu ini dalam bahasa inggris pembangkit jenis ini dikenal dengan
sebutan WIND POWER

Pembangkit Listrik Tenaga Angin yaitu mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin.

MANFAAT PLTB

Selain untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan
perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dan sebagainya.

PRINSIP KERJA

Energi angin yang memutar turbin angin diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian
belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan
disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA ENERGI LISTRIK

Rotor (kincir)

rotor turbin sangat bervariasi jenisnya, diameter rotor akan berbanding lurus dengan daya listrik.
Semakin besar diameter semakin besar pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah sudut rotor
(baling-baling), sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3 – 6 buah lebih banyak digunakan.

Kecepatan angin

Kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran rotor yang akan menggerakkan generator

Jenis generator

Generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang berbeda, generator yang cocok untuk SKEA adalah
generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada putaran rendah.

KRITERIA YANG HARUS DIPENUHI

 Kecepatan angin

 Kestabilan angin

Kecepatan angin yang diharapkan biasanya berkisar antara 2 hingga 17 m/s dan konstan. Jika terlalu
pelan, listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar. Bahkan turbin sendiri tidak dapat berputar. Tapi jika
terlalu besar, maka bisa merusak ataupun malah menumbangkan turbin itu sendiri.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

KEUNTUNGAN PLTB

 Secara prinsip disebabkan karena sifatnya yang terbarukan

Eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin berkurang seperti
halnya penggunaan bahan bakar fosil

 Dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan

 Merupakan sumber energi yang ramah lingkungan

Tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Emisi karbon yang
dihasilkan hanya sepeseratus jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara. Selain
CO2, juga dihasilkan SO2, NO polutan atmosfer yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik yang menggunakan batubara ataupun gas

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

1. Dampak Visual

2. Derau Suara

3. Masalah Ekologi

 Dampak Visual

Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan lahan yang luas dan tidak dapat
disembunyikan. Penempatan ladang angin juga menjadi persoalan bagi penduduk setempat.
Selain mengganggu pandangan, pemasangan barisan pembangkit angin dapat mengurangi lahan
pertanian serta pemukiman. Sehingga membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi
terbatas.

 Derau Suara (derau frekuensi rendah)

Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu dari pada suara angin
pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat
menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik.

Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam
nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga
menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk perkomunikasian.

 Masalah Ekologi

Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap populasi
burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat terbang melewati
sudu-sudu yang sedang berputar. Adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi
populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang bertanah kurang
bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.

Ditulis dalam Bahan Kuliah, Konversi Energi, Teknologi

Tinggalkan Sebuah Komentar

Kaitkata: Energi Terbarukan, Konversi Energi

Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTB)


MEI 8
Posted by Mechanical Blog

Anda mungkin juga menyukai