Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH ASURANSI SYARIAH DAN PERKEMBANGAN


DI INDONESIA

KELOMPOK II :

 YOSI ANJANI
 ANDREANSYAH
 JUMANTORO

PENGAMPUH : MURSIDA, M. PD

PROGRAM STUDI MANAJAMENT


INSTITUTE EHMRI KANDIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah Indonesia yang


semakin membaik, lembaga keuangan seperti Bank, Pasar Modal dan Asuransi
semakin pesat khususnya dalam lembaga keuagan syariah yang semakin
gencar dipromosikan oleh pemerintah. Banyaknya lembaga keuangan
konvensional yang membuka cabang syariah ataupun murni perusahaan syariah
khususnya adalah perusahaan asuransi.

Tanggal 24 Februrari 1994 merupakan tonggak sejarah kepeloporan


industri asuransi berbasis syariah di lndonesia. Pada tanggal itulah didirikan PT
Syarikat Takaful lndonesia (Takaful lndonesia) sebagai bukti perwujudan nyata
dari sebuah komitmen dan kepedulian yang tulus terhadap perkembangan
perekonomian berbasis syariah di lndonesia yang ditujukan untuk kemakmuran
yang adil bagi masyarakat lndonesia secara keseluruhan.

Kelahiran Takaful Indonesia sebagai holding company PT Asuransi Takaful


keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum Asuransi Jiwa dan Umum Syariah
pertama di Indonesia merupakan hasil dari komitmen dan kepedulian berbagai
elemen bangsa yang tergabung dalam TIM Pembentukan Asuransi Takaful
lndonesia (TEPATI) untuk mewujudkan tercapainya kemajuan pembangunan
ekonomi syariah di bumi Nusantara. Kelahiran Takaful lndonesia merupakan
buah dari prakarsa berbagai elemen yaitu lkatan Cendikiawan Muslim lndonesia
(lCMl) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat lndonesia Tbk, PT
Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan Republik Indonesial, para
pengusaha Muslim lndonesia, dengan bantuan teknis dari Syarikat Takaful
Malaysia Bhd. (STMB).

Pada 5 Mei 1994, Takaful lndonesia mendirikan PT Asuransi Takaful


Keluarga (Takaful Keluarga) bergerak di bidang asuransi jiwa syariah dan PT
Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum) yang bergerak di bidang asuransi
umum syariah. Takaful Keluarga kemudian diresmikan oleh Menteri Keuangan
saat itu, Mar’ie Muhammad dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994.
Sedangkan Takaful Umum diresmikan oleh Menristek/ Ketua BPPT Prof. Dr. B.J.
Habibie selaku ketua sekaligus pendiri lCMl dan mulai beroperasi pada 2 Juni
1995. Sejak saat itu Takaful Keluarga dan Takaful Umum mengembangkan
kepeloporan dalam industri asuransi syariah dan menjadi yang terdepan di
bidangnya.

Kiprah Takaful lndonesia dalam perekonomian bangsa melalui asuransi


berbasis syariah, telah menarik minat investor dalam dan luar negeri. Pada tahun
1997, Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STMB) menempatkan modalnya di
perusahaan untuk menjadi salah satu pemegang saham. STMB kemudian
meningkatkan jumlah penyertaan modalnya sehingga mencapai jumlah yang
cukup signifikan pada tahun 2004. Minat Syarikat Takaful Malaysia Bhd. (STMB)
sebagai investor terus berlanjut melalui penyertaan modal langsung di Takaful
Keluarga pada tahun 2009. Islamic Development Bank (IDB) juga memperkuat
struktur modal perusahaan pada tahun 2004. Investor dalam negeri juga
menunjukan minat yang kuat untuk ikut menumbuh kembangkan Takaful
Indonesia. Pada tahun 2000 Permodalan Nasional Madani Persero (PNM) turut
memperkuat struktur modal perusahaan.
BAB II
PERKEMBANGAN ASURANSI SYARIAH
DI INDONESIA

Perkembangan asuransi syariah di Indonesia terjadi sangat pesat sejak


tahun 2011. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai macam perusahaan
asuransi yang mulai menawarkan berbagai macam produk asuransi syariah.

Terhitung lebih dari 20 perusahaan asuransi di Indonesia yang memiliki


produk asuransi berbasis syariah. Berbagai produk asuransi syariah dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, tentunya yang menginginkan sebuah
proteksi atau perlindungan. 

Selain terhindar dari riba, asuransi syariah ini diawasi serempak oleh DPS


(Dewan Pengawas Syariah) secara nasional. Tujuannya buat memastikan bahwa
semua produk yang dimiliki setiap perusahaan telah sesuai dengan hukum
syariat Islam.
 Asuransi syariah di Indonesia terdiri atas perusahaan yang full syariah
dan unit syariah. Maksudnya full syariah adalah perusahaan memang
didirikan sebagai perusahaan syariah. Sementara, unit syariah adalah
salah satu unit produk syariah dari perusahaan asuransi konvensional.
 Baik perusahaan full syariah dan unit syariah, keduanya harus diawasi
oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). 
 Produk asuransi berbasis syariah terdiri atas asuransi jiwa, asuransi
kesehatan, asuransi umum, dan reasuransi.

Di bawah ini data mengenai perkembangan asuransi syariah di Indonesia


yang bisa menjadi referensi kamu.

A. Daftar perkembangan asuransi syariah di Indonesia

Ada banyak perusahaan asuransi di Indonesia yang berada di bawah


pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyodorkan produk serta
manfaat asuransi syariah. Dari sekian banyak perusahaan asuransi tersebut,
berikut ini daftar asuransi syariah terbaik di Indonesia dan perusahaan
penyedianya.
 Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASKY)
 Takaful Keluarga
 PRUSyariah dari Prudential
 Asuransi syariah Allianz
 Asuransi syariah Sinar Mas
 Asuransi syariah dari Astra
 Asuransi syariah Adira
 ACA Syariah
 AXA Mandiri Syariah
 Asuransi syariah CAR
 Manulife Berkah Safelink
1. Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASKY)

PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia adalah salah satu penyedia


asuransi syariah di Indonesia. Produk yang ditawarkan di antaranya asuransi
jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi mikro. Selain itu perusahaan juga
memiliki asuransi jiwa kredit bernama Muawanah Pembiayaan.

Didirikan tahun 2014, perusahaan ini ditengarai  oleh para praktisi ekonomi
dan keuangan mikro syariah. Perusahaan juga telah meraih berbagai
penghargaan dari AAJI, AASI, Warta Ekonomi, dan lain-lain.

2. Takaful Keluarga

Sebagai perusahaan asuransi syariah pertama di Indonesia, Takaful


Keluarga sudah dipercaya oleh masyarakat untuk memberikan perlindungan
terbaik, baik secara individu maupun keluarga.

Berdiri pada tahun 1994, perusahaan ini memiliki 4 (empat) macam produk
asuransi terbaik yang terdiri atas:

 Takaful Personal, produk asuransi syariah ini menawarkan manfaat-manfaat


yang sangat praktis dengan perlindungan yang maksimal. Takaful Personal
menyediakan jenis-jenis asuransi umum seperti asuransi jiwa, asuransi
pendidikan, asuransi perjalanan umrah, dan sebagainya. Manfaat ini diberikan
melalui uang kontribusi, istilah lain dari premi, mulai Rp250 ribu per tahun.
 Takaful Korporat, produk asuransi ini dikhususkan untuk para karyawan di suatu
perusahaan, lembaga non-pemerintah, komunitas, dan sebagainya. Manfaat ini
diberikan untuk melindungi keselamatan kerja dan rencana kunjungan ibadah
yang dimiliki setiap karyawan. Produk tersebut terdiri atas Takaful Al Khairat
Kumpulan, Fulmedicare Gold, dan Takaful Ziarah.
 Takaful Bancassurance, bank yang ingin memberikan jaminan terbaik kepada
nasabahnya secara syariah, bisa menggunakan produk asuransi ini. Takaful
Pembiayaan memberikan manfaat khusus berupa perlindungan optimal terhadap
segala risiko hingga usia 80 tahun.
 Asuransi Haji, bagi yang membutuhkan perlindungan dari risiko perjalanan
selama menunaikan ibadah haji, kamu juga dapat melirik produk asuransi haji.
Manfaat ini khusus diberikan kepada jamaah yang mengalami kecelakaan
selama berada di Tanah Suci hingga kembali ke Indonesia. 

3. PRUSyariah dari Prudential

Prudential juga memiliki produk asuransi syariah di Indonesia, yaitu


PRUSyariah. Produk mereka terdiri atas beberapa kategori, antara lain:

 Asuransi Pendidikan, produk asuransi ini memberikan perlindungan kepada


anak-anak dengan usia masuk mulai 1-15 tahun. Besar biaya premi yang harus
dibayarkan mulai Rp500 ribu per bulan. Nama produk tersebut adalah PRUlink
Syariah Edu Protection.
 Asuransi Jiwa, produk asuransi ini memberikan perlindungan dari risiko
meninggal dunia, baik untuk mereka yang masih di dalam kandungan hingga
dewasa. Produk-produk ini terdiri dari PRUtotal & Permanent Disablement
Syariah, PRUpersonal Accident Death & Disablement Syariah, dan PRUpersonal
Accident Death & Disablement Plus Syariah.
 Asuransi Penyakit Kritis, bagi para nasabah yang terdiagnosis penyakit kritis,
Prudential hadir dengan berbagai jenis perlindungan yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Produk asuransi penyakit kritis yang ditawarkan terdiri dari
PRUjuvenile Crisis Cover Syariah, PRUcrisis Cover Benefit Plus Syariah 61, dan
PRUearly Stage Crisis Cover Plus Syariah.
 Asuransi Kesehatan, produk ini memberikan perlindungan selama menjalani
perawatan seperti rawat inap, rawat jalan, operasi, dan sebagainnya. Asuransi
kesehatan syariah ini terdiri dari PRUmed Cover Syariah, PRUhospital&surgical
Cover Plus Syariah, PRUprime Healthcare Syariah, dan PRUcritical Hospital
Cover Syariah.

4. Asuransi syariah Allianz

Asuransi syariah Allianz di Indonesia disebut dengan AlliSya. Produk ini


menawarkan beberapa manfaat khusus mulai dari asuransi jiwa, kesehatan,
hingga perjalanan umroh. Produk ini memiliki 3 (tiga) macam yang terdiri dari:

 Allianz Tasbih, manfaat asuransi ini diberikan bagi nasabah Allianz khusus
melakukan perjalanan haji di Tanah Suci. Selain itu, produk ini juga diberikan
pada jangka waktu tertentu, yaitu mulai dari 5 hingga 15 tahun.
 AlliSya Protection Plus, produk ini memberikan perlindungan baik kepada
individu maupun keluarga hingga berusia 100 tahun. Manfaat ini diberikan dalam
dua macam, baik dari hasil investasi maupun risiko meninggal dunia.
 AlliSya Maxi Fund Plus, yang berbeda dari produk sebelumnya adalah dapat
membayar premi semampu para nasabah dengan manfaat yang berlipat ganda.
Selain itu, kamu juga akan mendapatkan manfaat investasi yang dapat
ditentukan sendiri oleh nasabah.

5. Asuransi syariah Sinar Mas

Produk syariah dari Sinar Mas sangat memperhatikan sistem manajemen


keuangan syariah dengan detail. Produk yang ditawarkan pun tidak hanya
dikhususkan untuk pemilik asuransi jiwa dan kesehatan saja.
Asuransi Sinar Mas pun juga menyediakan produk syariah untuk proteksi
umum seperti Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Beroda 2 atau 4,
Asuransi Uang (Cash in Safe & Cash in Transit), Asuransi Pengangkutan,
Asuransi Rangka Kapal, Asuransi Alat Berat, Asuransi Engineering, dan Asuransi
Kecelakaan Diri.

6. Asuransi syariah dari Astra

Asuransi Astra menyediakan tiga macam produk asuransi


syariah berdasarkan jenisnya, yaitu retail, commercial, dan health.

 Asuransi Retail, memberikan manfaat terhadap 3 (tiga) hal khusus, yaitu


asuransi mobil, asuransi motor, dan asuransi mikro (Asuransi Mikro Syariah
Warisanku).
 Asuransi Commercial, memberikan manfaat terhadap usaha-usaha berat yang
ada di beberapa perusahaan tertentu. Produk tersebut terdiri dari asuransi
kebakaran dan harta benda, asuransi pengangkutan, asuransi rangka kapal,
asuransi kendaraan bermotor, asuransi alat berat, dan produk lain (Asuransi
Tanggung Gugat, Asuransi Tanaman, Asuransi Uang, dan Asuransi Rekayasa).
 Asuransi Health (Kesehatan), produk asuransi ini melindungi rawat inap dan
rawat jalan sesuai diagnosis dokter. Sistem pembayaran cashless juga sangat
membantu nasabah dalam menikmati manfaat yang didapat dari asuransi Astra.

7. Asuransi syariah Adira

Tidak hanya sekadar asuransi kendaraan, Asuransi Adira juga memiliki


asuransi syariah yang dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yang terdiri dari:
 Asuransi Salaam Sehat Syariah, jenis perlindungan dari asuransi Adira yang
berbasis syariah terhadap risiko kecelakaan hingga jaminan manfaat
pemakaman dan rawat inap. Manfaat ini memiliki 2 (dua) macam plan dengan
jumlah santunan yang berbeda.
 Asuransi Salaam Card Syariah, produk dari asuransi Adira syariah yang
melindungi nasabah dari risiko kecelakaan yang mengakibatkan cacat permanen
hingga kematian. Asuransi ini juga membantu biaya perawatan
pascakecelakaan.

8. ACA Syariah

Produk asuransi ACA dengan metode syariah terdiri atas dua pilihan, yaitu:

 Labbaik, sebuah perlindungan istimewa dari asuransi ACA bagi yang memiliki
rencana untuk beribadah umroh atau haji di Tanah Suci
 PA Amanah Syariah, manfaat ini diberikan sebagai perlindungan khusus
terhadap kecelakaan diri hingga meninggal dunia. Menariknya adalah
pembayaran premi ini dihitung berdasarkan pekerjaan dari setiap kepala
keluarga.

9. AXA Mandiri Syariah

Pada perusahaan AXA Mandiri, asuransi syariah perlindungan dalam hal


asuransi jiwa dan penyakit kritis. Setiap produk tidak jauh beda dengan asuransi
konvensional, tetapi hanya dibedakan dengan sistem pembayaran secara
syariah. Jenis asuransi dengan sistem syariah tersebut, antara lain:

 Perlindungan Jiwa, produk ini juga memberikan penawaran investasi berjangka


hingga nasabah berusia 100 tahun. Produk-produk tersebut meliputi Asuransi
Mandiri Elite Plan Syariah, Asuransi Mandiri Perlindungan Sejahtera Syariah,
Asuransi Mandiri Sejahtera Mapan Syariah, dan Asuransi Mandiri Rencana
Sejahtera Syariah Plus.
 Penyakit Kritis, produk ini melindungi nasabah yang telah terdiagnosis oleh
penyakit kritis. Selain itu, manfaat ini diberikan dengan biaya premi Rp3,6 juta
per tahun dengan masa tanggungan hingga 100 tahun. Produk ini bernama
Asuransi Mandiri Perlindungan Syariah.

10. Asuransi syariah CAR

Asuransi CAR menyediakan produk syariah juga yang terdiri dari 4 (empat)


macam, yaitu:

 Beasiswa Fathanah, asuransi pendidikan yang ditujukan untuk anak-anak yang


sangat membutuhkan perlindungan finansial. Produk ini juga melindungi anak-
anak dari risiko kecelakaan, perawatan, hingga meninggal dunia.
 CARlisya, produk asuransi ini merupakan bagian dari asuransi jiwa unit link yang
memberikan perlindungan dari dua manfaat yang berbeda. Asuransi ini dapat
melindungi dari berbagai macam risiko sekaligus memberikan kesempatan
kepada para nasabah untuk berinvestasi yang berbasis syariah.
 Dana Haji Istiqomah, produk ini menawarkan pilihan perlindungan bagi jama’ah
umroh an haji yang sedang melakukan perjalanan ibadah ke Tanah Suci. Masa
panjang polis ini dapat mencapai 15 tahun.
 Asuransi CAR Wakaf Syariah, sesuai dengan namanya, produk asuransi ini
diberikan sebagai bentuk saling melindungi dan saling tolong-menolong terhadap
sesama manusia dan terhindar dari kemaslahatan. Asuransi CAR akan
memberikan 100 persen manfaat kepada nasabah jika pemegang polis telah
meninggal dunia.
11. Manulife Berkah Safelink

Manulife Indonesia turut menawarkan satu produk asuransi syariah yang


bernama Manulife Berkah SaveLink. Menariknya, produk asuransi syariah ini
memberikan manfaat santunan meninggal dunia hingga 100 persen.

Kamu pun juga akan mendapatkan kesempatan untuk berinvestasi secara


syariah sebesar 30 persen dari Dana Tabarru’ yang diberikan.

Manulife juga menawarkan produk asuransi syariah tambahan yang terdiri


dari Berkah HealthSafe, Berkah Crisis Cover Protection, Berkah Waiver of Basic
Contribution, Berkah Payor Benefit Plus, Berkah Income Replacement, Berkah
Accidental Death and Disability Benefit, dan Berkah Yearly Renewable Term.

B. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia berdasarkan mekanismenya

Meski memiliki tujuan yang sama, asuransi syariah memiliki perbedaan


mekanisme dengan asuransi konvensional.

Pada asuransi syariah, iuran premi yang diberikan nasabah kepada


perusahaan gak menjadi milik perusahaan, tetapi milik bersama (para nasabah).
Jadi, perusahaan hanya memiliki hak untuk mengelola dana tersebut, bukan
memilikinya.

Namun, perusahaan tetap dapat komisi sebagai bayar jasa pengelolaan


keuangan. Sementara itu, jika terjadi surplus pada dana kumpulan, masing-
masing nasabah maupun perusahaan bakal mendapatkan bagiannya. 

Terkait dengan perlindungan jiwa atau kesehatan, konsep asuransi syariah


bukanlah transfer risk, melainkan sharing risk, atau berbagi risiko.

Risiko gak lagi dipindahkan ke perusahaan asuransi, melainkan ditanggung


bersama. Jadi, apabila ada yang terkena musibah dan memerlukan klaim, maka
ia akan diberikan sejumlah uang dari dana hasil kumpulan para nasabah.

C. Jenis-jenis asuransi syariah di Indonesia

Berikut ini jenis-jenis asuransi syariah yang ada di Indonesia.

 Asuransi jiwa syariah


 Asuransi kesehatan syariah
 Asuransi umum syariah
 Reasuransi syariah

1. Asuransi jiwa syariah

Produk ini akan membantu kamu mengantisipasi risiko kematian tulang


punggung keluarga dengan prinsip syariah. Beberapa perusahaan menawarkan
berbagai varian, misalnya asuransi jiwa kredit syariah dan asuransi jiwa untuk
pergi haji.

Jadi, apabila nasabah meninggal saat pergi haji, asuransi akan memberikan
uang santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.

2. Asuransi kesehatan syariah


Produk asuransi kesehatan syairah akan menjamin biaya perawatan medis
nasabahnya dengan prinsip syariah. Jika nasabah jatuh sakit, perusahaan
asuransi akan menanggung biaya pengobatan di rumah sakit.

3. Asuransi umum syariah

Asuransi umum syariah akan menanggung berbagai risiko kerugian dalam


kehidupan dengan prinsip syariah.

4. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia melalui perusahaan reasuransi


syariah

Reasuransi syariah adalah perusahaan jasa yang melayani jasa asuransi


kepada perusahaan asuransi dengan prinsip syariah.
Jadi, reasuransi bakal menjamin risiko perusahaan asuransi, yaitu klaim dari nasabah.
Sederhananya, jenis ini bakal membantu asuransi membayarkan klaim nasabahnya.

D. Keuntungan asuransi syariah

Masyarakat Indonesia yang didominasi umat Muslim ini memang


mendapatkan opsi lain untuk melindungi diri dan berinvestasi sesuai dengan
prinsip syariah.

Sesuatu hal yang pastinya melegakan. Akan tetapi, mereka yang memilih ini
pun tidak lain didorong oleh kepercayaan bahwa asuransi syariah pastinya
memberikan keuntungan bagi mereka.

Apa saja keuntungan yang bisa kamu dapat dengan memiliki asuransi
syariah?

 Bagi hasil
 Polis bersama dan klaim ganda

1. Bagi hasil

Konsep asuransi syariah menerapkan sistem bagi hasil di mana kontribusi


yang disetorkan kepada pihak asuransi akan menjadi hak dari semua nasabah,
terutama jika ada klaim yang diajukan.

Keuntungan bisa didapatkan jika kontribusi yang dimiliki lebih besar


dibandingkan nilai klaim yang ada. Sebaliknya, jika klaim lebih besar, akan terjadi
defisit dan kerugiannya pun harus dibagikan juga kepada tiap nasabah.

Sistem bagi hasil dari konsep asuransi syariah pun sebagai berikut:

 60 persen ditahan sebagai saldo tabarru


 30 persen dibagikan kepada nasabah
 10 persen menjadi hak perusahaan asuransi sebagai pengelola dana.
Pembagian hasil keuntungan pun dilakukan secara profesional (tidak sama
rata), yaitu sesuai dengan jumlah nilai kontribusi yang dibayarkan
nasabah. Semakin besar kontribusinya, porsi keuntungan yang didapatkan pun
semakin besar pula.

Sementara, jika mengalami defisit, kerugian tidak langsung dibebankan


kepada nasabah dengan pembagian secara profesional. Hal pertama yang
dilakukan adalah mengatasinya dengan mengambil dana tabarru yang ada.
Jika masih tidak mencukupi, maka akan diadakan akad qardh kepada pihak
asuransi untuk mengajukan pinjaman demi menutupi kerugian yang ada.

Defisit yang terjadi pada perusahaan akan menentukan bagi hasil


keuntungan. Bagi hasil hanya bisa dilakukan jika defisit telah berhasil
diselesaikan sepenuhnya. Jika tidak, harus ditangguhkan.

2. Polis bersama dan klaim ganda

Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional karena satu polis


yang dimiliki bisa sekaligus melindungi kamu dan keluarga. Tidak harus satu
polis untuk orang.

Ini menjadi keuntungan karena biaya premi atau kontribusi menjadi lebih
ringan. Kamu dan keluarga pun tetap mendapatkan perlindungan maksimal.

Selain itu, asuransi syariah pun memungkinkan kamu untuk melakukan klaim
ganda (double claim). Mereka tetap memberikan klaim secara penuh meskipun
kamu memiliki asuransi lain atau BPJS yang diwajibkan oleh pemerintah.

Misalnya, plafon polis asuransi syariah kamu sebesar Rp25 juta. Ketika
kamu mengajukan klaim dan disetujui, kamu akan mendapatkannya secara
penuh Rp25 juta. Tidak akan dikurangi meskipun kamu telah menerima klaim
dari BPJS sebesar Rp5 juta. 

E. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia tahun 2019

Industri asuransi terus mengalami pertumbuhan positif sejak tahun 2015.


Namun, pada tahun ini sedikit mengalami perlambatan. 

Pada 2015-2017, perkembangan asuransi syariah di Indonesia tercatat


memiliki pertumbuhan sampai dengan dua digit: 18,58 persen pada 2015 dan
25,28 persen pada 2016.

Pada 2017, persentasenya berada di angka 21,96 persen. Namun, menurun


drastis pada tahun 2018 menjadi 3,44 persen.

Untuk tahun 2019 sendiri, perkembangan asuransi syariah di Indonesia


hanya mencapai 8,44 persen dengan rincian pertumbuhan sebagai berikut:

 8,74 persen dari asuransi jiwa syariah


 5,02 persen dari asuransi umum syariah, dan
 13,35 persen dari reasuransi syariah.
Menurut Direktur Eksekutif AASI, Erwin Noekman, perkembangan asuransi
syariah di Indonesia tersebut tidak lain disebabkan pertumbuhan dari dana
kontribusi yang ada. Secara nasional pertumbuhan kontribusi asuransi syariah
berada pada angka 8,69 persen dengan rincian,

 9,76 persen dari asuransi jiwa syariah


 1,08 persen dari asuransi umum syariah, dan
 15,44 persen dari reasuransi syariah.
Pertumbuhan yang masih belum bisa mencapai dua digit ini pun disebabkan
faktor lainnya, yaitu pertumbuhan klaim atau pemberian manfaat yang juga
mengalami kenaikan. Semula klaim hanya bernilai Rp6,2 triliun tapi tahun ini
naik menjadi Rp9,2 triliun. 

Hal ini sebenarnya tidak menunjukkan bahwa terjadi kenaikan klaim dari
risiko asuransi melainkan pencairan atau redemption dari produk asuransi unit
link yang meningkat.

Asuransi jenis ini pun memegang porsi paling besar dibandingkan yang
lainnya sehingga pengaruhnya pun besar, yaitu 74,88 persen polis asuransi
syariah dikuasai jenis asuransi unit link.

Klaim yang meningkat tajam inilah yang menyebabkan aset menjadi lebih
rendah dari yang diharapkan. Ini pun menjadi tantangan tersendiri karena
semakin banyaknya masyarakat yang memegang dana tunai.

Sampai dengan tahun 2020 pun, industri asuransi syariah belum


dikategorikan sebagai industri yang dewasa. Ini disebabkan belum tercapainya
agenda pemisahan unit syariah sebelum 17 Oktober 2020.

Oleh karena itu, industri asuransi syariah masih membutuhkan dukungan


penuh dari berbagai pihak, mulai dari pemegang saham, induk konvensional,
pelaku, pemerintah dan juga regulator.

Dukungan diharapkan adalah berupa relaksasi kebijakan dari pemerintah


ataupun komitmen keberpihakan dalam menjaga mata rantai industri syariah.

Sebagaimana amanat POJK 67 tahun 2016, RKPUS sudah wajib mendapat


persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Artinya, setidaknya 50
perusahaan yang memiliki unit syariah harus sudah membuat dan menyiapkan
kajian untuk memisahkan unit tersebut.

F. Perkembangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah asuransi jiwa


syariah di Indonesia 2019 mencapai 7 perusahaan full syariah dan 23 unit
syariah.

Sementara itu, untuk asuransi umum syariah berjumlah 5


perusahaan full syairah dan 24 unit. Jadi, total jumlah perusahaan asuransi
dan reasuransi di Indonesia mencapai 62 perusahaan sampai dengan tahun
2019.

Secara aset, industri asuransi syariah selalu mengalami peningkatan dalam


lima tahun terakhir. Pada 2015, asetnya sebesar Rp26,51 miliar dan naik
menjadi Rp41,91 miliar di 2019.

Per November 2019, pangsa pasar asuransi syariah adalah 6,6 persen,
sementara sisanya dikuasai asuransi konvensional.

Anda mungkin juga menyukai