Setelah membuat desain user interface (UI) aplikasi atau aplikasi sudah jadi, tentu tidak
selesai begitu saja. Perlu dilakukan pengujian apakah aplikasi tersebut memenuhi unsur
seperti usability atau mungkin user experience. Salah satunya pengujian usability bisa
dilakukan menggunakan System Usability Scale (SUS). Bagaimana cara menggunakan
System Usability Scale (SUS) dan lain-lainnya akan aku bahas pada artikel kali ini.
Kalau Kamu membaca artikel ini berarti sudah pernah dengar dong apa itu SUS
(System Usability Scale). SUS ini merupakan salah satu alat pengujian usability yang paling
populer. SUS dikembangkan oleh John Brooke pada tahun 1986. SUS ini merupakan skala
usability yang handal, populer, efektif dan murah.
SUS memiliki 10 pertanyaan dan 5 pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri dari sangat
tidak setuju sampai sangat setuju. SUS memiliki skor minimal 0 dan skor maksimal 100. SUS
dalam bahasa aslinya menggunakan bahasa Inggris. Namun sudah ada penelitian atau
sebuah paper yang sudah membuatnya menjadi bahasa Indonesia pada penelitian Z. Sharfina
dan H. B. Santoso (2016).
1. Setiap pertanyaan bernomor ganjil, skor setiap pertanyaan yang didapat dari skor pengguna
akan dikurangi 1.
2. Setiap pertanyaan bernomor genap, skor akhir didapat dari nilai 5 dikurangi skor pertanyaan
yang didapat dari pengguna.
3. Skor SUS didapat dari hasil penjumlahan skor setiap pertanyaan yang kemudian dikali 2,5.
Aturan perhitungan skor untuk berlaku pada 1 responden. Untuk perhitungan selanjutnya,
skor SUS dari masing-masing responden dicari skor rata-ratanya dengan menjumlahkan
semua skor dan dibagi dengan jumlah responden. Berikut rumus menghitung skor sus:
Cara menggunakan System Usability Scale (SUS) selanjutnya, Kamu bisa menuliskan
data hasil dari responden di excel atau aplikasi lain. Jumlah responden nanti akan kita bahas
lain waktu. Contoh rekap datanya seperti pada tabel dibawah ini. Untuk Q1 sampai Q10
merupakan no pertanyaan dan angkanya adalah jawaban dari repsonden.
1 Responden 1 5 1 4 1 5 2 4 3 5 2
2 Responden 2 5 1 4 1 5 2 4 3 5 2
3 Responden 3 5 1 4 1 5 2 4 3 5 2
… Responden … … … … … … … … … … …
Contoh data asli diatas kemudian kita hitung dengan aturan menghitung SUS yang
ada 3. Kemudian jumlahkann hasil skor dari masing-masing responden mulai dari Q1 sampai
Q10. Kemudian Jika sudah dapat jumlahnya, jumlah tadi dikali dengan 2,5 untuk
mendapatkan nilai akhir. Berikut contoh hasil hitung sementara dari data diatas.
Responden
1 1 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 32 85
Responden
2 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 32 85
Responden
3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 32 85
Responden
… … 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 32 85
Jika sudah sampai tahap diatas ini, Kamu tinggal menerapkan rumus yang ada diatas
tadi dicari rata-rata dari nilainya. Caranya seperti rumus yaitu, jumlahkan nilai dari semua
responden kemudian dibagi jumlah responden. Jika dari hasil data diatas hasil skor rata-rata
SUS adalah 85.
Kesimpulan dari cara menggunakan System Usability Scale (SUS) adalah setelah
dihitung didapatlah skor rata-rata SUS dari semua responden. Skor tersebut kemudian
disesuaikan dengan penilaian SUS. Masuk kategori mana hasil pengujian dengan skor rata-
rata yang sudah didapat.
Skor rata-rata SUS dari banyaknya penelitian adalah 68, maka jika nilai SUS di atas 68 akan
dianggap di atas rata-rata dan nilai di bawah 68 di bawah rata-rata. Jika skor yang kamu
dapat dibawah 68 berarti ada masalah pada usability dan butuh perbaikan. Namun
kesimpulan akhir bisa juga ditentukan melalui penilaian seperti pada gambar berikut.
Contohnya dari data diatas yang mendapatkan skor 85, maka skor tersebut masuk dalam
kategori EXCELLENT dengan grade scale B. Artinya secara usability berdasarkan data
tersebut mendapatkan penilaian dapat diterima atau layak lah.
Setiap pertanyaan bernomor ganjil, skor yang diharapkan adalah 5 (Sangat Setuju) dan skor
yang tidak diharapkan adalah 1 (Sangat Tidak Setuju)
Setiap pertanyaan bernomor genap, skor yang diharapkan adalah 1 (Sangat Tidak Setuju) dan
skor yang tidak diharapkan adalah 5 (Sangat Setuju)
Maka Kamu bisa menanyakan alasan kepada responden kenapa menjawab pada pilihan
jawaban yang tidak diharapkan. Cohtohnya seperti pada pertanyaan “No 2. Saya merasa
sistem ini rumit untuk digunakan”. Jika Jawabannya besar seperti 3, 4, 5 maka Kamu bisa
menanyakan kepada responden apa yang membuat aplikasi yang barusan digunakan rumit.
Dari sini Kamu bisa mengetahui masalah sebenarnya.
Jika kita sudah mendapatkan masalah yang sebenarnya, maka perlu ada tindak lanjutnya
dengan memperbaiki aplikasi tersebut. Setelah diperbaiki, Kamu bisa mengulang kembali
pengujian usability apakah ada peningkatan atau tidak.
1. PENDAHULUAN
Di era perkembangan teknologi yang pesat cepat dan mudah. Tidak hanya informasi
ini, kebutuhan akan informasi menjadi suatu namun layanan transaksi perusahaan atau
kebutuhan yang harus tersampaikan secara organisasi juga mengalami peningkatan yang
sangat pesat dimana layanan yang diberikan tidak
ha
dengan cara langsung bertemu namun juga menggunakan aplikasi tersebut. Metode System
mengharuskan perusahan atau organisasi Usability Scale (SUS) dipilih karena pada
memberikan layanan online baik menggunakan metode ini pengujian dilakukan dengan
web site ataupun aplikasi mobile kepada melibatkan pengguna akhir (Martoyo &
masyarakat. Perkembangan teknologi ini juga Falahah, 2015), dimana pengujian dengan
dipahami oleh PT. PLN (Persero). PT. PLN metode ini lebih menekankan pada sudut
(Persero) adalah Perusahaan dibawah naungan pandang pengguna akhir sehingga hasil
pemerintah Indonesia (BUMN) yang menyediakan pengujian akan lebih sesuai dengan apa yang
layanan jasa penyediaan listrik ke pengguna. dihadapi oleh pengguna. Metode ini
Layanan PT. PLN meliputi jas penyediaan mempunyai 10 poin pernyataan dengan skala
pemasangan listrik, pemeliharaan dan penyediaan penilaian 1 sampai 5 sebagai alat pengujian
informasi. Sebelumnya PT. PLN menggunakan pada respoden yang jumlahnya tidak harus
website sebagai layanan pendukung yang banyak sehingga dapat menghemat waktu dan
kemudian ditingkatkan ke aplikasi mobile. biaya (Brooke, 1996).
(https://web.pln.co.id/layanan- online, 2019)
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Aplikasi PLN Mobile diangkat menjadi
objek pada penelitian ini karena setiap rumah Usability adalah faktor penting untuk
yang ada di Indonesia menggunakan fasilitas keberhasilan keseluruhan sistem perangkat
tenaga listrik yang di monopoli oleh PT. PLN lunak. Kata “Usability” merujuk pada metode
(Persero). Dengan banyaknya pengguna yang untuk meningkatkan kemudahan penggunaan
memakai fasilitas PLN tentu dalam pengerjaan selama proses desain (Lodhi, 2010). Usability
dan pemeliharaan jasa PLN harus menyediakan di definisikan oleh beberapa komponen
layanan yang besar pula baik secara offline kualitas, yaitu efektif, efisien, dan kepuasan.
maupun online untuk menerima pesanan Tingkat efektifitas, efisiensi, dan kepuasan
pemasangan, pemeliharaan,perbaikan jasa pengguna dapat diukur dengan pengukuran
maupun memberi informasi terkait jasa yang tingkat usability. Hasilnya bermanfaat untuk
diberikan. PLN Mobile masih sangat jarang beberapa hal berikut ini (Tullis & Albert,
dipakai secara aktif dikalangan masyarakat. 2008):
Bila dilihat dari penilaian aplikasi, banyak
pengguna yang merasa aplikasi ini masih butuh 1. Menerima input dari data dan lebih
perbaikan. Hal ini terbukti dari banyaknya obyektif dibandingkan pendapat
komentar negatif dan rendahnya penilai sendiri
pengguna. (Google Playstore, 2019). Pada 2. Bisa dipakai untuk membandingkan
Playstore banyak ditemukan respon negatif usability antar produk
pengguna aplikasi PLN Mobile, dimana dari 3. Dapat membedakan permasalah (jika
11.563 komentar pengguna lebih dari 50% ada)
pengguna memberikan rating 1 sampai 4. 4. Membentuk prediksi pemakaian produk
Masalah yang ditemui meliputi banyak keluhan yang asli
terkait antarmuka yang membingungkan dan 5. Menyerahkan contoh pada manajemen
menyulitkan, fitur yang kurang jelas berdasarkan datanya.
kegunaannya dan juga tidak ada penjelasan System Usability Scale salah sutu metode uji
mengenai cara pemakaian aplikasi. pengguna yang menyediakan alat ukut “cepat
dan kotor” dan andal. SUS dapat digunakan
Salah satu aspek penting pada pembuatan untuk menilai kegunaan berbagai produk dan
suatu aplikasi adalah usability. Usability dapat layanan. Peneliti menggunakan SUS untuk
diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu menjawab pertanyaan penelitian tentang
aplikasi dalam menuntaskan suatu tugas yang kegunaan (layak/tidak). SUS dipilih karena
diberikan pengguna (Santoso, 2010). Semakin responden dapat dengan cepat dan mudah
tinggi nilai usability pada suatu aplikasi akan menyelesaikan pertanyaan, kuesioner hanya
mendorong pengguna untuk terus menggunakan terdiri dari sepuluh pernyataan dan hasil survei
aplikasi tersebut. Namun sebaliknya, semakin berupa skor tunggal (0-100) sehingga relatif
rendah nilai usability suatu aplikasi akan mudah dipahami oleh tim pengembangan
mendorong pengguna untuk tidak (Pradini, Kriswibowo dan Ramdani, 2019).
maka bisa disimpulkan responden masih merasa P-04 M-04 Penempatan Merubah posisi GD-01
kurang puas terhadap PLN Mobile. Perhitungan menu yang menu dan
GD-03
System Usability Scale adalah perhitungan yang kurang baik memisahkan
menyebabka menu yang
dapat dikatakan valid dan realible (Sauro dan n pengguna kurang tepat
GD-05