Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ANALISA SISTEM INFORMASI

“ ANALISA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ”

DOSEN PEMBIMBING : AHMAD SHALLUDIN

DISUSUN OLEH :
SILVI KURNIAWATI
19031047

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
DAFTAR ISI

BAGIAN
Analisis Makalah SDLC Sistem CBT Stikes Ngudia Husada Madura
BAGIAN
Analisis Makalah Evaluasi SIM RS Citra Husada ......................................... 7
BAGIAN

Analisis Sistem Informasi Kepesertan (Aplikasi e-ID) .................................. 9


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

BAGIAN 1

Analisis Makalah SDLC Sistem CBT Stikes Ngudia Husada Madura

Analisis sistem CBT yang dilakukan oleh kelompok 2 sudah baik, namun

terdapat beberapa hal yang dirasa perlu untuk ditambahkan ataupun diperbaiki. Hal

tersebut antara lain:

1. Dalam makalah SDLC terdapat gambar-gambar seperti ERD, DFD, dan juga

Decision tree. Namun belum terdapat keterangan mengenai gambar tersebut.

Akan lebih baik juka dibawah gambar diberikan keterangan mengenai penjelasan

gambar, maupun simbol-simbol yang digunakan kedalam gambar.

2. Belum menggambarkan flowchart sistem CBT Stikes Ngudia Husada Madura

Analisis sistem CBT yang dilakukan oleh kelompok 2 sudah baik. Namun

kelompok 2 belum dapat menggambarkan flowchart sistem CBT yang ada. Pada

flowchart dibawah ini dijelaskan alur data sistem CBT mulai dari awal aplikasi

dibuka hingga keluarny output, yaitu laporan nilai mata kuliah. Penggunaan

2
sistem CBT oleh Stikes Ngudia Husada Madura masih belum maksimal. Hal ini

terbukti dari masih adanya beberapa kegiatan yang dilakukan secara manual,

seperti rekap nilai ujian yang seharusnya sudah dapat dilakukan oleh sistem CBT

untuk mempermudah pekerjaan.

Pengelolaan data sistem CBT diawali dengan dosen menghubungi IT untuk

menyalakan aplikasi terlebih dahulu kemudian setelah aplikasi hidup, dosen

memasukkan password dosen, nama mata kuliah, nama dosen, waktu ujian,

tanggal ujian, soal ujian, jawaban. Langkah selanjutnya adalah proses CBT

dimana mahasiswa masuk kedalam sistem CBT untuk melaksanakan ujian

dengan menginputkan jawaban berdasarkan soal yang tersedia. Output yang

dihasilkan dari sistem CBT ini adalah nilai ujian mahasiswa. Nilai ujian ini,

diakses oleh petugas IT untuk kemudian dikirim ke email dosen secara manual.

Dosen kemudian menyerahkan nilai ujian yang telah disertai dengan hasil remidi

kepada dosen PJMK. PJMK kemudian mengolah semua nilai ujian menjadi satu

nilai mata kuliah. Nilai mata kuliah kemudian diserahkan PJMK ke bagian

akademik untuk selanjutnya bagian akademik mengumumkan nilai mata kuliah

kepada mahasiswa secara manual. Berikut ini merupakan flowchart sistem CBT:

3
Gambar 1. Flowchart Sistem CBT Stikes Ngudia Hudasa Madura

4
3. Selain flowchart CBT yang diatas, kelompok 2 juga belum menampilkan

flowchart untuk pengembangan sistem CBT berdasarkan rekomendasi yang

diberikan.

Berikut ini adalah flowchart pengembangan sistem CBT:

5
Gambar 2. Flowchart Pengembangan Sistem CBT

Berdasarkan flowchart diatas, rekomendasi sistem CBT dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Setelah aplikasi dibuka, dosen dapat mengakses sistem CBT dan

memasukkan jadwal ujian serta waktu ujian. Jika terdapat jadwal yang

sama

atau bentrok maka sistem CBT harus dapat menolak dan

merekomendasikan user untuk mencari jadwal ujian di hari ataupun jam

lain. Setelah jadwal sudah ditentukan, maka selanjutnya dosen dapat

melanjutkan memasukkan soal ujian beserta jawaban ujian.

b. Ketika ujian berlangsung, mahasiswa memasukkan password dan juga

manjawab soal ujian.

c. Setelah ujian berlangsung sistem harus dapat menjabarkan nilai hasil ujian

saat itu secara keseluruhan sehingga akan diketahui mana mahasiswa yang

lulus dan mana yang remidi, tanpa harus merekap nilai ujian secara

manual.

d. Setelah terkumpul nilai hasil ujian mahasiswa, maka dosen dapat

menyerahkan nilai pada PJMK, ataupun PJMK dapat mengakses nilai

mahasiswa dari sistem CBT. Kemudian nilai tersebut akan digunakan

sebagai laporan nilai matakuliah yang akan diserahkan kepada akademik.

Berdasarkan flowchart diatas maka terdapat juga decision tree pada penentuan

jadwal ujian. Semula decision tree hanya ada pada nilai hasil ujian untuk

6
menentukan apakah mahasiswa telah lulus ujian atau mengikuti remidi. Decision

tree untuk penentuan jadwal ujian adalah sebagai berikut:

Jadwal Ujian

Jadwal Bentrok Jadwal Tidak Bentrok

Mencari Jadwal Ujian


di hari atau jam lain

Gambar 3. Decision Tree Penentuan Jadwal Ujian

Decision tree diatas menggambarkan bahwa ketika dosen menentukan jadwal

ujian, akan ditemukan dua kemungkinan yaitu bentrok dengan jadwal ujian mata

kuliah lain atau tidak bentrok. Jika berada pada posisi bentrok dengan jadwal

ujian mata kuliah lain, maka sistem akan menolak dan merekomendasikan

penggantian jadwal ujian di hari atau jam yang lain.

7
BAGIAN 2

Analisis Makalah Evaluasi SIM RS Citra Husada Jember

Evaluasi SIM RM di RS Citra Husada Jember yang dilakukan oleh kelompok

4 sudah baik, namun terdapat beberapa hal yang dirasa perlu untuk ditambahkan

ataupun diperbaiki. Hal tersebut antara lain:

1. Gambaran SIM RS keseluruhan

Dalam makalah evaluasi SIM RS Citra Husada belum digambarkan secara

keseluruhan sistem informasi RS Citra Husada Jember. Sehingga, sedikit

kesusahan untuk menganalisis dan mengevaluasi sistem tanpa ada gambaran

yang jelas mengenai sistem yang berjalan saat ini. Akan lebih baik jika

ditampilkan mengenai alur SIM RS, dan juga ditampilkan juga mengenai

desain interface SIM RS karena banyak sekali evaluasi mengenai interface

namun tidak ditampilkan bagaimana interface yang ada di SIM RS saat ini.

2. Evaluasi yang dilakukan oleh kelompok 4 adalah tentang SIM RS Citra

Husada Jember. Namun, dalam sasaran kegiatan dan wawancara hanya

melibatkan pengguna SIM RM saja. Sistem informasi di rumah sakit tidak

hanya pada bagian rekam medik, namum masih terdapat bagian-bagian lain

seperti bagian keuangan, kepegawaian, dan lain-lain. Evaluasi SIM RS yang

dilakukan oleh kelompok 4 jika memang menekankan pada evaluasi SIM RS

maka sebaiknya responden juga terdapat dari pengguna sistem-sistem yang

8
lain. Karena penggunaan SIM di RM belum tentu dapat menggambarkan SIM

RS secara

keseluruhan.

3. Pengolahan data pada Task-Technology Fit akan lebih baik jika dilakukan

proses skoring, sehingga interpretasi yang dihasilkan juga akan lebih sesuai.

Berikut ini merupakan salah satu bentuk skoring pada pengolahan data

tasktechnologi fit dari dimensi timeline:

Tabel 1. Tanggapan Responden terhadap Task Tehnology Fit


No Dimensi Pertanyaan Setuju Tidak Setuju

4 Ketepatan Waktu X13 0 3


Penyelesaian Pekerjaan X14 3 0
(Timeline) X15 1 2
X16 2 1
Total 6 6

Tabel 2. Skoring Dimensi Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan (Timeline)

No. Pertanyaan Tidak Setuju (1) Setuju (2) Rata-Rata


1 X13 0 6 2.00

2 X14 3 0 1.00

3 X15 1 4 1.67

4 X16 2 2 1.33

Total 6 12 6.00

Keterangan: Tidak sesuai: 4-6, Sesuai : >6-8

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai skoring 6 sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat ketidaksesuaian ketepatan waktu dalam penyelesaian

pekerjaan.

9
BAGIAN III

Analisis Sistem Informasi Kepesertaan (Aplikasi e-ID BPJS Kesehatan)

JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan

Sosian Nasional. SJSN diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial

yang bersifat wajib. Tujuannya adalah agar semua penduduk indonesia terlindung

dalam sistem asuransi, sehingga merek dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

masyarakat yang layak. Penyelenggaraan JKN dilaksanakan dan dikelola oleh BPJS

Kesehatan. BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Kegiatan JKN ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, terutama

masyarakat yang kurang mampu. Sehingga, banyak penduduk indonesia yang

mendaftar menjadi peserta JKN. Pendaftaran peserta JKN dapat dilakukan dengan

mengunjungi kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat. Setiap hari, terjadi antrian

panjng untuk mendaftar menjadi peserta JKN. Untuk mempermudah layanan peserta,

BPJS Kesehatan telah meluncurkan pendaftaran online sehingga calon peserta BPJS

Kesehatan tak perlu antri melakukan pendaftaran secara manual di Kantor Cabang

BPJS Kesehatan. Melalui pendaftaran online, peserta pun dapat mencetak Kartu BPJS

Kesehatan-nya sendiri, yang disebut e-ID.

1. Peranan Pengembangan Sistem Informasi Kepesertaan (e-ID BPJS Kesehatan)

10
Pendaftaran BPJS kesehatan sebelum dikembangkan aplikasi e-ID dilakukan

secara sistem komputer di kantor cabang BPJS Kesehatan. Alur pendaftaran

peserta di kantor cabang BPJS Kesehatan dimulai dari peserta mengisikan

formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan yang ditentukan. Setelah

formulir terisi lengkap, maka petugas mengentri data peserta di formulir tersebut

ke dalam sistem kepesertaan BPJS Kesehatan. Data peserta BPJS kesehatan

terintergtasi bersama data Dispendukcapil, untuk menyesuaikan nomer NIK.

Nomer NIK ini, sekaligus menjadi filter dan melihat apakah calon peserta ini

sudah menjadi peserta BPJS sebelumnya. Setelah data selesai dientri, maka

peserta akan mendapatkan nomor virtual account. Nomor virtual account ini,

akan digunakan peserta untuk melakukan pembayaran premi di Bank. Setelah

dilakukan pembayaran premi maka peserta dapat melakukan cetak kartu di kantor

cabang BPJS kesehatan. Selain mendaftar langsung di kantor cabang BPJS,

pendaftaran perserta dapat dilakukan secara mandiri dengan online dan juga

mendaftar kepada Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun,

untuk tahap pencetakan kartu harus tetap dilakukan di kantor cabang BPJS

kesehatan.

Aplikasi e-ID dirancang untuk memudahkan peserta dalam pembuatan Kartu

BPJS Kesehatan dan untuk mendukung Bisnis Proses Kepesertaan BPJS

Kesehatan, maka Website BPJS Kesehatan telah ditambahkan pendaftaran

peserta yang dapat di akses oleh Peserta melalui alamat www.bpjs-

kesehatan.go.id. Pada aplikasi e-ID ini peserta dapat mengisikan data, dan

mencetak kartu secara pribadi tanpa harus datang ke kantor cabang BPJS

11
kesehatan. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum Pendaftaran Peserta BPJS-

Kesehatan secaraonline adalah Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Kartu

NPWP, dan Alamat E-mail dan No

HP yg bisa dihubungi. Pengguna dari sistem informasi kepesertaan BPJS

kesehatan ini adalah: pegawai BPJS Kesehatan, Bank yang bekerja sama sebagai

tempat untuk membayarkan prem dan, peserta.

Proses pendaftaran kepesertaan JKN di BPJS kesehatan sangat tergantung

dengan Sistem informasi yang ada. Tanpa adanya sistem informasi, maka BPJS

kesehatan tidak dapat melakukan proses pendaftaran peserta. Hal ini dikarenakan

beberapa peran penting sistem informasi di BPJS kesehatan, antara lain:

a. Sistem pendaftaran peserta tidak hanya melibatkan kantor BPJS namun juga

melibatkan Bank sebagai tempat pembayaran premi BPJS. Sehingga data

yang dientri oleh BPJS juga harus masuk kedalam database dan bisa diakses

oleh pihak Bank. Jika peserta sudah mendaftar, peserta akan mendapatkan

nomer virtual account untuk digunakan pembayaran premi di Bank. Nomer

virtual account ini nanti harus dapat diakses pihak Bank, untuk mengetahui

siapa peserta yang membayar premi, dan berapa premi yang harus

dibayarkan.

b. Kepesertaan JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan bersifat universal

coverage. Semua penduduk indonesia wajib untuk menjadi peserta JKN.

Sehingga setiap peserta yang terdaftar di daerah satu, harus dapat dilihat

kepesertaannya di daerah lain. Dalam hal ini, sistem berperan untuk mendata

dan mengendalikan supaya tidak terjadi double entri. Hal ini diasiasati dengan

12
menyambungkan sistem kepesertaan BPJS kesehatan dengan data

Dispendukcapil untuk melihat kepesertaan dari NIK.


c. Sistem informasi Kepesertaan dapat membantu dan memudahkan pegawai

BPJS untuk mengetahui jumlah peserta yang ada tanpa harus mendata

satupersatu.

JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan merupakan sistem yang berjalan

secara nasional maka peran Sistem Informasi sangat penting dalam pelaksanaan

kegiatan Operasional. Dengan adanya sistem informasi maka BPJS kesehatan

juga dapat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajemen

untuk pengambilan keputusan dalam perumusan rencana stategik.

2. Kesesuaian Pengembangan Sistem Informasi dengan Kebutuhan

Pengembangan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan dengan aplikasi e-ID sudah

sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengembangan sistem dapat berarti

menyusun suatu sistem yang baru untuk mengganti sistem yang lama secara

keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem perlu

dikembangkan karena beberapa hal, yaitu: (Jogiyanto, 2005)

a. Adanya permasalahan-permasalahan yang timnul di sistem yang lama.

Permasalahan yang timbul dapat berupa:

1) Ketidakberesan

Dalam artikel ini, tidak terdapat ketidakberesan di dalam manajemen

yang melatarbelakangi pengembangan aplikasi e-ID.

2) Pertumbuhan organisasi

13
Seiring kesadaran di masyarakat untuk menjadi peserta JKN, maka

petumbuhan peserta JKN meningkat setiap hari. Berdasarkan data yang

diakses dari situs resmi BPJS kesehatan, jumlah peserta sampai dengan

21 November 2014 mencapai 131.352.066 jiwa. Berdasarkan data

tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi pertumbuhan peserta dan membuat

pertumbuhan bagi BPJS. Dengan jumlah peserta yang semakin bertambah

setiap hari, dan jumlah pegawai yang regenerasi setiap 1 tahun. Maka

BPJS perlu melakukan pengembangan sistem informasi yang dapat

membantu kegiatan operasional BPJS kesehatan. Sehingga

pengembangan aplikasi kepesertaan e-ID ini sudah sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan organisasi. Dengan adanya aplikasi e-ID

dapat membantu pelayanan pendaftarann peserta serta dapat mengurangi

antrian pendaftaran peserta di kantor cabang BPJS.

b. Meraih kesempatan-kesempatan

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat. Perangkat keras

komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat

berkembang. Perusahaan mulai merasakan bahwa teknologi komunikasi ini

perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi kepada

konsumen (Jogiyanto, 2005). Aplikasi e-ID merupakan salah satu aplikasi

yang memanfaatkan pengembangan teknologi dengan membuat aplikasi

komputer dan bersifat online. Dengan memberikan informasi yang mudah

dan akurat, serta akses pendaftaran secara pribadi, diharapkan BPJS

Kesehatan dapat menarik minat penduduk indonesia untuk menjadi peserta.

14
Sehingga, visi untuk menjadi universal coverage pada tahun 2019 bisa

terwujud. Dalam keadaan pasar bersaing dengan asuransi-asuransi swasta

lainnya, kecepatan informasi atau efisiesi waktu sangat menentukan berhasil

atau tidaknya strategi dan tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

c. Adanya instruksi instruksi

Penyusunan sistem baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari

pimpinan, ataupun dari luar organisasi. Berdasarkan informasi yang didapat

dari artikel ini, pengembangan aplikasi e-ID ini adalah sebuah perwujudan

dari BPJS Kesehatan dari permintaan masyarakat untuk mempermudah akses

pendaftaran peserta.

Berdasarkan latar belakang pengembangan aplikasi diatas, maka

pengembangan aplikasi e-ID BPJS Kesehatan sesuai untuk kebutuhan organisasi

sebagai bentuk optimalisasi pelayanan pendaftaran peserta. Hal tersebut juga

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu kemudahan dalam pendaftaran

peserta JKN.

Aplikasi e-ID memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut, yaitu:

a. Kelebihan e-ID BPJS Kesehatan

1) Inovasi program yang sangat positif untuk meningkatkan cakupan

kepesertaan JKN secara mandiri.

2) Memberikan kemudahan bagi calon peserta tidak perlu medaftar di

kantor cabang BPJS Kesehatan dan dapat mencetak kartu secara

mandiri.

15
3) Mengurangi beban ketersediaan kertas untuk cetak kartu, karena

peserta dapat melakukan cetak kartu secara mandiri.

4) Peserta bisa lebih menghemat biaya untuk pengambilan kartu ke

kantor cabang BPJS Kesehatan. Bahkan, yang paling penting lagi,

peserta tidak perlu mengurus melalui calo untuk mendaftar peserta

JKN di BPJS Kesehatan.

b. Kekurangan e-ID BPJS Kesehatan

Berdasarkan pemberitaan di media dan juga keluhan masyarakat, kekurangan

e-ID adalah sebagai berikut:

1) Notifikasi gagal dikirim ke alamat email

Pada pendaftaran online permasalahan yang sering terjadi adalah data

sudah berhasil tersimpan akan tetapi notifikasi email tidak terkirim.

Padahal dalam notifikasi tersebut ada link form yang sudah terisi

nomor virtual account yang harus dibayar

2) Sudah bayar virtual account tapi tidak bisa aktivasi e-ID e-ID

berfungsi sebagai pengganti kartu BPJS, sehingga harus diprint

secara mandiri oleh peserta. Untuk bisa print e-ID harus melewati

notifikasi alamat email. Tapi ada banyak orang yang gagal aktivasi

dari email padahal sudah membayarkan premi.

Berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh

aplikasi e-ID BPJS Kesehatan, sebenarnya aplikasi ini sangat membantu baik

16
bagi BPJS maupun peserta. Namun dalam pelaksanaannya, sering terjadi

error.

Pada beberapa kasus dalam pengembangan sistem informasi terdapat

kegagalan dalam pengembangan sistem. Penyebab kegagalan pengembangan

sistem tersebut antara lain: kurangnya penyesuaian pengembangan sistem,

kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai, kurang

sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya, adanya kerusakan dan

kesalahan rancangan, penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak

yang tidak, direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai,

sengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara, serta implementasi yang

direncanakan dilaksanakan kurang baik

3. Analisis Fase Pengembangan Sistem Informasi Kepesertaan Aplikasi e-ID BPJS

Kesehatan

Pengembangan sistem didefinissikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan

sistem informasi berbasis komputer atau teknologi yang ada untuk menyelesaikan

persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan yang ada.

Pengembangan sistem informasi dapat juga diartian sebagai aktivitas menyusus

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang ada (Jogiyanto, 2005). Pengembangan dapat dijabarkan

menjadi 5 fase, yaitu: Preliminary Investigation, Analysis Sistem, Design System,

Development, dan Implementation.

Analisis fase pengembangan aplikasi e-ID BPJS Kesehatan adalah sebagai

berikut:

17
a. Fase Preliminary Investigation

Preliminary investigation adalah proses merumuskan masalah sistem

yang berjalan saat ini. Sistem kepesertaan BPJS Kesehatan sebelum

dilakukan pengembangan aplikasi e-ID dilakukan secara computerise dan

perserta dapat melakukan pendaftaran onlien di rumah, serta mendaftar di

Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun untuk mencetak

kartu, peserta JKN hanya dapat melakukan cetak kartu di kantor cabang BPJS

Kesehatan. Sehingga terjadi antrian yang panjang di kantor cabang BPJS

Kesehatan. Permasalahan tersebut juga menambah beban kerja pegawai BPJS

Kesehatan dalam menangani permasalahan kepesertaan JKN.

Sesuai dengan fungsi BPJS Kesehatan yaitu sebagai badan

penyelenggara jaminan sosial kesehatan yang bertujuan untuk mencapai

universal health coverage, sistem yang berjalan saai ini dirasa kurang, Proses

pendaftaran dalam hal entri data dapat dilakukan di kantor cabang BPJS

Kesehatan, online, dan juga Bank yang bekerjasama, titik tempat pendaftaran

untuk entri data sudah banyak namun, tidak diimbangi dengan titik untuk

pencetakan kartu. Sehingga hal tersebut menimbulkan antian panjang di

kantor cabang BPJS Kesehatan, ketidakpuasan masyarakat, dan beban kerja

BPJS Kesehatan menjadi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi

permasalahan sering terjadi antrian panjang yang membuat ketidaknyamanan

peserta. Hal tersebut dikarenakan proses pencetakan kartu JKN oleh BPJS

18
Kesehatan masih berpusat di kantor cabang BPJS Kesehatan. Oleh karena itu,

BPJS kesehatan berinovasi untuk mengembangan sistem informasi

kepesertaan menjadi lebih baik lagi. Sehingga dapat membantu meringankan

beban kerja dan juga mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Sehingga keputusan BPJS Kesehatan untuk melakukan pengembangan sistem

kepesertaan sudah baik.

b. Fase Analysis System

Analisis sistem adalah fase pengumpulan informasi, mendefinisikan

kebutuhan-kebutuhan sistem, dan mereview rekomendasi terhadap pihak

manajemen. Analisis pengembangan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan

harus disesuaikan dengan kebutuhan. sehingga perlu dilakukan analisis

kebutuhan. Analisis kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fungsional dan

kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan

yang berisi proses apa saja yang nantinya dapat dilakukan oleh sistem

kepesertaan yang dikembangkan. Sedangkan kebutuhan non-fungsional

adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem

kepesertaan yang dikembangkan.

Aplikasi e-ID memiliki kekurangan yaitu aplikasi yang sering error, hal ini

dapat disebabkan oleh pada proses analisis kebutuhan terjadi kesalahan.

Namun dalam artikel ini, tidak menunjukkan secara jelas bagaimana

komponen penyusun dari server, dan komponen lainnya. Sehingga terjadi

kesulitan untuk menganalisis.

19
Dengan dikembangkanya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi

peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan ini harus

berhubungan dengan Performance, Information, Economy, Control,

Eficiency, dan juga Service atau yang biasa disingkat PIECES. Analisis

pengembangan sistem informasi kepesertaan dengan aplikasi e-ID

berdasarkan PIECES adalah sebagai berikut:

1) Performance

Peningkatan terhadap hasil kerja sistem yang baru sehingga menjadi

lebih efektif. Dengan dikembangkan aplikasi e-ID maka hasil kerja

sistem kepesertaan yang ada akan meningkat. Performance dapat

diukur dari throughput dan juga response time. Troughput adalah

jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu.

Dengan adanya e-ID jumlah kartu yang dapat dicetak menjadi lebih

banyak, karena peserta dapat dilakukan peserta secara mandiri di

rumah.

2) Information

Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus dapat meningkatkan

kualitas informasi yang disajian. Dengan dikembangkannya aplikasi

eID masyarakat langsung dapat menggunakan kartu e-ID sama seperti

kartu yang dicetak oleh BPJS tanpa harus melalui antrian panjang di

kantor cabang BPJS Kesehatan.

20
3) Economy

Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus berpengaruh pada

peningkatan manfaat-manfaat dan penurunan biaya operasional yang

ada. Dengan dikembangkan aplikasi e-ID salah satu pengaruh

terhadap ekonomi perusahaan adalah BPJS Kesehatat dapat

menghemat kertas untuk pencetakan kartu kepesertaan JKN oleh

BPJS Kesehatan, karena peserta dapat mencetak kartu secara mandiri.

4) Control

Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus memberikan

peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan

memperbaiki kesalahan serta kecurangan yang mungkin terjadi.

Dengan diterapkannya aplikasi e-ID dimana peserta dapat mencetak

kartu secra pribadi. Maka BPJS Kesehatan juga melakukan sistem

pengendalian untuk mengurangi kecurangan dalam pencetakan kartu.

Hal ini dilakukan dengan cara, setiap peserta JKN yang menggunakan

kartu e-ID wajib melampirkan syarat-syarat dan ketentuan umum

yang ada pada kartu e-ID

21
Gambar 3. Kartu e-ID BPJS Kesehatan

5) Eficiency

Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus memberikan

peningkatan pada efisiensi kegiatan operasional di perusahaan.

Aplikasi e-ID membantu kinerja BPJS Kesehatan terutama bagian

kepesertaan untuk mencetak kartu secara mandiri. Sehingga akan

meningkatkan hasil kinerja BPJS Kesehatan dimana masyarakat tidak

perlu antri untuk mendapatkan kartu kepesertan dan juga menunjang

proses pencapaian universal health coverage menjadi lebih maksimal.

6) Service

Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus memberikan

peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

22
pengembangan aplikasi e-ID memberikan kelengkapan pada sistem

kepesertaan yang dapat mendaftar melalui online. Sebelum terdapat

aplikasi e-ID peserta yang mendaftar online melakukan cetak kartu d

kantor cabang BPJS Kesehatan. Dengan adanya aplikasi e-ID

pendaftar online dapat sekaligus melakukan pencetakan kartu setelah

dilakukan pembayaran di Bank.

Berdasarkan analisis PIECES diatas, aplikasi e-ID sudah baik dan dapat

memberikan peningkatan kepada sistem yang telah ada, meningkatkan

pelayanan kepesertaan dan meningkatkan kinerja BPJS Kesehatan.

c. Fase Design System

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap

selanjutnya adalah desain sistem. Desain sistem terdiri dari 2 macam, yaitu

desain sistem level tingga dan desain sistem level rendah. Salah astu desain

yang tampak dalam artikel ini adalah desain interface aplikasi e-ID.

Desain interface aplikasi e-ID sudah baik, Namun menurut pembaca akan

lebih baik jika option pendaftaran peserta tidak masuk kedalam layanan

peserta, tetapi dapat muncul di baris atas sehingga mudah dilihat oleh calon

peserta. Berikut ini adalah desain interface halaman awal aplikasi e-ID.

23
Gambar 4. Interface Halaman Awal Aplikasi e-ID

Desain antarmuka (interface) yang baik yaitu untuk masukan (input) dan

keluaran (output) diupayakan yang familiar dengan pengguna akhir, sehingga

lebih mudah dan lebih cepat bagi pengguna akhir beradaptasi dengan aplikasi

yang dikembangkan.

d. Development

Pada fase pengembangan ini adalah tahap untuk melakukan uji coba terhadap

pengembangan sistem yang dilakukan. Dalam artikel ini tidak dijelaskan

secara jelas mengenai tahapan uji coba aplikasi e-ID.

e. Implementation

Fase implementasi adalah tahapan training user dan mendokumentasikan

sistem, conversion, evaluation, dan juga maintenance. Salah satu bentuk

training user adalah dengan melakukan publikasi dan sosialisasi aplikasi e-ID

beserta tata cara penggunaan aplikasi. Sehingga masyarakat mengetahui

bahwa terdapat aplikasi baru dan mengetahui bagaimana cara menggunakan

aplikasi tersebut.

24
Berdasarkan analisis perkembangan sistem informasi kepesertaan dengan aplikasi

e-ID diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem pada setiap tahapan

sudah bagus dan sangat bermanfaat bagi peserta, calon peserta dan juga BPJS

Kesehatan. Namun, kekurangan aplikasi, yaitu aplikasi yang sering error, hal ini

dapat disebabkan dalam fase analisis sistem sampai muncul rekomendasi untuk

design sistem terdapat sesuatu hal yang kurang pas. Sehingga, masyarakat

banyak mengeluhkan aplikasi e-ID yang sering error.

25
DAFTAR PUSTAKA

BPJS Kesehatan. 2014. User Manual Registrasi Peserta Via Web (E-ID). Jakarta: Direktorat
Teknologi dan Informasi

Jogiyanto, H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur


Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

26

Anda mungkin juga menyukai