Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan bisnis plan atau rencana bisnis ini dengan
baik. Kami berterimakasi kepada bapak HARI SUPRIYADI, S.T., M.KOM telah memberi
kami kepercayaan untuk membuat Laporan Pengujian Perangkat Lunak ini. Laporan ini
dibuat dengan tujuan untuk mendukung proses pembelajaran serta Ujian Akhir Semester
(UAS) pada mata kuliah Mata Kuliah Testing & Implementasi di program Studi Sistem
Informasi Universitas Widyatama Bandung.
Laporan Pengujian Perangkat Lunak ini telah kami buat berdasarkan ide pemikiran
dan referensi lainnya sehingga menghasilkan proyek bisnis yang kiranya dapat dipertanggung
jawabkan hasilnya. Kami berterimakasih kepada seluruh pihak terkait yang turut serta dalam
pembuatan laporan bisnis plan atau rencana bisnis ini, khususnya kepada dosen pengampu
yang selalu meyertai kami. Adapun di dalam Laporan Pengujian Perangkat Lunak ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran guna
menjadikan laporan ini lebih baik lagi.
Penulis.
Daftar Isi
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................5
1.1. Latar Belakang Pembuatan Dokumen.............................................................................5
1.2. Metodologi Penelitian.....................................................................................................5
1.3. Rumusan Permasalahan..................................................................................................5
1.4. Sistematika Pengujian.....................................................................................................6
BAB II : LINGKUNGAN PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK.........................................42
2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian..............................................................................42
2.2 Desain Penelitian............................................................................................................44
2.3 Prosedur Penelitian.........................................................................................................46
2.4 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................................46
2.4.1 Target Populasi........................................................................................................47
2.4.2 Sampling Frame......................................................................................................47
2.4.3 Teknik Sampling.....................................................................................................47
2.4.4 Sample Size.............................................................................................................48
2.4.5 Sampling Process....................................................................................................48
2.5 Identifikasi Variabel Penelitian......................................................................................49
2.5.1 Exogenus Variables.................................................................................................49
2.5.2 Endogenous Variables.............................................................................................50
2.5.3 Measured Variables.................................................................................................50
2.6 Definisi operasionalisasi variabel..................................................................................50
2.7 Teknik Analisis Data......................................................................................................55
2.7.1 Analisis Data Pre-test dengan Factor Analysis.......................................................55
2.7.2 Metode Analisis Data dengan Stuctural Equation Model.......................................57
2.7.3 Measurement Model Fit..........................................................................................60
2.7.4 Structural Model Fit................................................................................................64
BAB III : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN...................................................................66
3.1 Tahap Analisis Kebutuhan.............................................................................................66
3.2 Desain Sistem.................................................................................................................66
3.3 Implementasi.................................................................................................................67
3.4 Pengujian........................................................................................................................67
3.5 Pemeliharaan..................................................................................................................69
3.6 Hasil dan Pembahasan....................................................................................................69
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................74
Kesimpulan..........................................................................................................................74
Daftar Pustaka..........................................................................................................................75
BAB I : PENDAHULUAN
Resiko pengujian, menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam strategi pengembangan
pengujian. Faktor-faktor pengujian tersebut adalah:
Kebenaran (Correctness). Jaminan bahwa data dapat dimasukkan, diproses dan dikeluarkan
oleh aplikasi dengan akurat dan lengkap, dengan pengontrolan transaksi dan elemen data.
Otorisasi (Authorization). Jaminan bahwa data diproses sesuai dengan keinginan
manajemen. Dalam sistem aplikasi, terdapat otorisasi umum dan khusus dalam pemrosesan
transaksi.
Kontinuitas Pemrosesan (Continuity of Processing). Kemampuan untuk menunjang
pemprosesan bila muncul suatu event atau kejadian. Dengan demikian akan melibatkan suatu
prosedur dan pembuatan back-up untuk mengatasi masalah tersebut sehingga integritas tidak
hilang.
Tingkat Pelayanan (Access Control). Jaminan bahwa hasil yang diharapkan dapat tersedia
selama waktu tertentu.
Kontrol Akses (Access Control). Jaminan bahwa sumber daya sistem diproteksi terhadap
modifikasi yang tidak disengaja.
Keandalan (Reliability). Jaminan bahwa aplikasi akan menjalankan fungsinya dengan benar
untuk waktu yang lama.
BAB II : LINGKUNGAN PENGUJIAN
PERANGKAT LUNAK
Bimbel belajar online Zenius bisa digunakan dari tingkat sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas. Dengan menggunakan aplikasi tersebut pengguna dapat
mengakses kegiatan bimbel secara online.
Sumber: Zenius.net
Dari segi harga Zenius sangat bervariasi. Paket zenius dimulai dari yang gratis
hingga yang berbayar, jangka waktu paket ini selama 1 tahun. Pengguna bebas untuk
berlangganan paket diatas, tentu setiap harga memiliki kelebihan yang membuat adanya
perbedaan harga yang cukup signifikan.
Paket program belajar yang ditawarkan oleh Zenius secara umum terbagi menjadi
empat yaitu program yang bersifat gratis, program Zenius Aktiva, program Zenius
Optima, dan program Zenius Ultima. Masing-masing program menawarkan keuntungan
yang berbeda-beda. Zenius Aktiva sekolah menawarkan kumpulan video materi pelajaran
dari jenjang 1 SD hingga kelas 12 SMA beserta kunci jawaban, sementara Aktiva UTBK
mendapat tambahan fitur yaitu pembahasan soal UTBK dari tahun ke tahun. Zenius
Optima berfokus pada pengguna yang berada di jenjang SMA kelas 10 hingga 12. Paket
ini menawarkan akses pada fitur Zenius Aktiva ditambah dengan kelas live dan interaktif.
Paket terakhir yaitu Ultima menawarkan keseluruhan fitur pada Zenius Aktiva dan Ultima
ditambah dengan pembelajaran yang lebih dalam untuk persiapan UTBK sejak awal tahun
pelajaran.
Kurikulum yang diberikan oleh Zenius untuk tiap-tiap jenjang memiliki perbedaan
dari segi kelengkapan. Untuk jenjang SMA, Zenius menawarkan kurikulum yang lengkap,
sedangkan untuk jenjang SMP kurikulum yang ditawarkan Zenius kurang lengkap seperti
tidak adanya kurikulum K-13 Revisi. Sementara, untuk jenjang SD Zenius tidak
menjelaskan kurikulum apa yang digunakan.
Dari segi tutor atau pengajar, Zenius memiliki beberapa kelebihan yang membuat
proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik untuk para pengguna. Tutor- tutor yang
ada mengajar dengan cara yang kekinian dan tidak membosankan sehingga proses bimbel
terasa lebih santai, tidak terkesan kaku atau formal. Selain itu, tutor dan founder tidak
hanya sekedar mengajarkan materi pembelajaran tetapi juga memberikan materi motivasi
yang dapat membantu memberikan semangat bagi para pengguna dalam belajar. Para
petinggi Zenius seperti foundernya pun tidak sungkan untuk terjun langsung menjadi
salah satu tutor dalam video materi Zenius.
Dari segi biaya, Zenius memiliki harga yang relatif murah dibandingkan pesaing-
pesaingnya dengan range harga mulai satu hingga dua juta rupiah belum termasuk
potongan diskon. Bahkan Zenius juga menawarkan paket yang bisa didapatkan secara
gratis.
2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian menurut (Zikmund, Babin, J, & Griffin, 2009) dapat diartikan
sebagai rencana pokok yang berfungsi sebagai penentu metode dan prosedur untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi. Sementara (Malhotra & Dash, 2016)
menyatakan desain penelitian sebagai kerangka kerja atau blueprint yang digunakan
untuk melakukan riset pemasaran. Desain penelitian menjelaskan mengenai prosedur
yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang relevan dalam memecahkan masalah
dan menyusun riset pemasaran
(Malhotra & Dash, 2016) menyatakan bahwa terdapat dua klasifikasi utama
dalam desain penelitian yaitu:
1. Exploratory Research Design
Penelitian ini memiliki fungsi untuk memberikan pemahaman dan
wawasan mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Exploratory Research
Design dilakukan saat peneliti harus mendefinisikan permasalahan secara lebih
detail, mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan, dan menambah
pengetahuan yang dapat mengembangkan bentuk pendekatan yang lain. Di tahap
ini informasi yang dibutuhkan hanya didefinisikan secara umum dan proses
penelitian yang digunakan lebih fleksibel.
2. Conclusive Research Design
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan pengujian terhadap
hipotesis dan hubungan tertentu. Conclusive Research Design memiliki sifat yang
lebih formal dan terstruktur dibandingkan dengan Exploratory Research Design.
Menggunakan sampel yang masif dan representatif, data yang terkumpul lalu
diolah dan dianalisis secara kuantitatif. Hasil dari penelitian ini dianggap memiliki
sifat konklusif dan dapat menjadi saran dalam pengambilan keputusan pada
tingkat manajerial.
Menurut (Malhotra & Dash, 2016), terdapat dua jenis penelitian yang
termasuk dalam Conclusive Research Design yaitu:
1) Descriptive Research
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan suatu hal seperti
fungsi maupun karakteristik pasar. Secara umum penelitian deskriptif digunakan
unuk menggambarkan karakteristik kelompok yang relevan seperti wilayah pasar,
organisasi, konsumen, atau personil penjualan. Selain itu penelitian ini juga
digunakan untuk memperlihatkan pola perilaku, menunjukkan persepsi terhadap
produk, serta menentukan tingkat keterkaitan variabel pemasaran beserta dengan
prediksinya.
2) Causal Research
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan hubungan sebab akibat
antar variabel. Causal Research digunakan untuk mengetahui variabel mana
yang membawa pengaruh (variabel independen) dan variabel mana yang
dipengaruhi ( variabel dependen) dalam sebuah fenomena.
(Malhotra & Dash, 2016) menyatakan Descriptive Research memiliki dua
jenis desain yaitu Cross-Sectional Design dan Longitudinal Design. Cross-
Sectional Design merupakan desain deskriptif yang sangat sering dipakai dalam
riset pemasaran. Dalam penelitian ini pengumpulan informasi mengenai sampel
dari sebuah populasi hanya dilakukan satu kali. Sementara, Longitudinal Design
merupakan desain penelitian yang melakukan pengukuran berulang terhadap
sampel tetap dari sebuah populasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberi
gambaran yang jelas mengenai situasi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
(Malhotra & Dash, 2016) menjelaskan bahwa Cross- Sectional Design
terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Single Cross-Sectional Design
Penelitian Cross-Sectional Design yang hanya dilakukan pada satu
sampel dari populasi yang dituju. Informasi didapatkan dari sampel
tersebut sebanyak satu kali.
b) Multiple Cross-Sectional Design
Penelitian Cross- Sectional Design yang dilakukan pada dua atau lebih
sampel dari populasi yang dituju. Informasi didapatkan dari tiap sampel
sebanyak satu kali.
Dalam melakukan proses penelitian, prosedur yang akan peneliti lakukan adalah:
Membaca dan mengumpulkan literatur ilmiah yang relevan dan dapat mendukung penelitian
ini, memodifikasi model penelitian yang akan digunakan, kemudian menyusun kerangka
penelitian.
(Malhotra & Dash, 2016) mengatakan bahwa terdapat lima tahap dalam menentukan ruang
lingkup penelitian yaitu:
1. Probability Sampling
2. Non-probability Sampling
Dalam membuat indikator yang akan digunakan untuk mengukur suatu variabel,
dibutuhkan definisi opersional variabel yang ditujukan untuk mempermudah dalam
menjelaskan permasalahan yang akan diangkat dalam setiap variabelnya. Tujuan dari
definisi ini adalah untuk meluruskan sehingga tidak ada kesalahpahaman terkait dengan
penjelasan dari variabel yang diangkat dari analisis penelitian ini.
Untuk menjelaskan definisi dari variabel penelitian ini, penulis membuat Tabel
operasional variabel yang bertujuan untuk menjelaskan definisi dari setiap variabel
beserta indikator pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu penulis
juga menggunakan Skala Likert dengan 5 poin yang menjelaskan pada poin 1 Sangat
Tidak Setuju dan pada skala 5 menjelaskan Sangat Setuju.
Tabel 2. 1 Tabel Definisi Operasional Variabel
Kaiser Meyer-Olkin
(KMO) Measure of
Sampling Adequacy Nilai dari indeks KMO >
dari 0.5 yang memiliki
1
arti bahwa analisa faktor
Indeks yang digunakan menunjukan valid.
untuk menilai keseuaian
dalam analisis faktor
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah skala atau alat
pengukuran untuk membentuk hasil yang konsisten saat digunakan berulang kali
(Malhotra & Dash, 2016) . Sumber error yang bersifat sistematis tidak memiliki
dampak negatif pada hasil tingkat reliabilitas dikarenakan pengaruhnya terjadi
secara konsisten. Namun, sumber error yang tidak sistematis atau bersifat random
dapat menghasilkan bentuk inkonsistensi yang mengindikasikan tingkat reliabilitas
yang rendah. (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014) menyatakan bahwa
reliabilitas dapat diartikan sejauh mana suatu atau serangkaian variabel bisa
konsisten dalam mengukur hal yang perlu diukur. Jika pengukuran dilakukan
berulang kali maka tindakan yang reliabel akan konsisten dalam nilainya.
2. Incremental fit indices, digunakan sebagai pengukuran untuk melihat sebaik apa
model yang ditentukan oleh peneliti serta dibandingkan dengan alternatif yaitu null
model. Pada model ini tidak ada observed variables yang berhubungan. Untuk mengukur
incremental fit indices penelitian ini akan menggunakan Comparative Fit Index (CFI).
3. Parsimony fit indices adalah sebuah pengukuran yang digunakan untuk melihat
tingkat kompleksitas dari sebuah model penelitian. Parsimony fit indices digunakan untuk
melakukan evaluasi pada model penelitian sehingga goodness-of-fit bisa ditingkatkan
melalui penyederhanaan model. Peneliti menggunakan pengukuran Parsimony Normed
Fit Index (PNFI) untuk penelitian ini.
Untuk mengolah data, peneliti menggunakan software LISREL 8.8 dengan teknik
SEM. Terdapat acuan nilai yang digunakan sebagai kriteria untuk mengukur kecocokan
model yaitu:
Tabel 2. 2 Difference of Fit Indices
◦ Sebuah variabel dapat disebut memiliki validitas yang baik terhadap variabel
latennya atau construct apabila nilai standardized loading factor (SLF) ≥ 0.5 dan t-value
≥ 1.65 (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014)
◦ Pengukuran reliabilitas pada measurement model dapat dilakukan dengan
menghitung construct reliability (CR) dan variance extracted (VE). Sebuah variabel
dapat disebut reliabel apabila memenuhi syarat CR ≥ 0.7 dan VE ≥ 0.5 (Hair J. F., Black,
Babin, & Anderson, 2014). CR dan VE bisa didapatkan dengan menggunakan rumus:
1. Autonomy
Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : autonomy. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model digambarkan seperti
pada gambar 2.6.
2. Performance Expectancy
Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : performance expectancy. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 2.7.
3. Effort Expectancy
Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : effort expectancy. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model digambarkan
seperti pada gambar 2.8.
4. Social Influence
Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : social influence. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model digambarkan
seperti pada gambar 2.9.
5. Facilitating Condition
Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : facilitating condition. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 2.10.
6.Behavioral Intention
BI1
BI2
BI3
BI4
Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : behavioral intention. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 2.11.
2.7.4 Structural Model Fit
Menurut (Malhotra & Dash, 2016), Structural Model Fit memiliki fungsi untuk
menguji hubungan struktural dari keseluruhan model penelitian. Model ini juga mewakili
teori yang menentukan bagaimana tiap variabel berhubungan satu sama lain.
Uji statistik digunakan untuk menentukan nilai yang didaptkan dari hasil data
sampel. Uji statistik digunakan untuk menentukan apakah sebuah diterima atau justru
ditolak. (Lind, Marchal, & Wathen, 2011). Penelitian ini menggunakan distribusi t (t-
value) sebagai uji statistic.
4. Formulate a decision rule
Decision rule dapat diartikan sebagai kesimpulan yang diciptakan dari sebuah
kondisi yang spesifik saat H0 ditolak atau diterima. Penelitian ini menggunakan one-
tailed test dengan nilai critical value 1.65.
Tahap selanjutnya yaitu mendesain sistem. Tahap ini dibuat sebelum tahap
pengkodean. Tujuan dari tahap ini adalah memberikan gambaran tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini memenuhi semua kebutuhan pengguna
sesuai dengan hasil yang dianalisa seperti rancangan tampilan pengembangan sistem
belajar online, dan membantu mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan. Desain
yang dilakukan menggunakan use case diagram dan mockup.
3.3 Implementasi
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut
unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unitdikembangkan dan diuji untuk
fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.
3.4 Pengujian
Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi yang dibuat telah sesuai
dengan desainnya dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan baik tanpa ada kesalahan.
Pada penelitian ini, metode pengujian yang akan digunakan untuk mengembangkan
aplikasi ini adalah blackbox testing. Blackbox testing atau bisa disebut tes fungsional ini
adalah pengujian yang dilakukan hanya dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji
dan memeriksa fungsional dari aplikasi yang sedang dikembangkan [8].
Pengujian program aplikasi ini dilakukan oleh pengembang dan user yang terlibat
untuk memberi data yang akan di-input. Selain itu user mencoba berbagai fitur pada
aplikasi ini. Ada beberapa tahapan pengujian yang akan dilakukan, antara lain pengujian
user interface, pengujian fungsi dasar sistem, pengujian validasi,dan real testing.
Pengujian user interface ini bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas dari elemen-
elemen interface yang terdapat pada tiap form bekerja dengan baik. Adapun rencana kasus
uji pada pengujian Interface ini dapat dilihat pada tabel 1.
Pengujian fungsi dasar sistem bertujuan untuk mengetahui fungsi-fungsi dasar yang
ada di dalam aplikasi. Adapun rencana kasus uji pada pengujian Fungsi Dasar Sistem ini
dapat dilihat pada tabel 2.
3.5 Pemeliharaan
Aplikasi yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan
termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.
Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.
Halaman utama merupakan tampilan yang muncul pertama kali ketika membuka
website ini. Halaman ini menampilkan sebagian besar menu yang mengarah pada setiap
fitur-fitur yang tersedia. Pada halaman ini pengguna dapat melihat berbagai macam
materi pembelajaran
berdasarkan jurusan dan kompetensi keahlian. Pada halaman ini juga pengguna dapat
mendaftar sebagai member supaya dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia. Halaman
utama ini bertujuan agar pengguna dapat memahami terlebih dahulu mengenai situs
dongkrak prestasi beserta tujuannya sebelum digunakan.
Fitur utama pada website ini dapat diakses oleh pengunjung apabila sudah
mempunyai akun. Untuk mendapatkan akun tersebut, pengguna/siswa wajib mendaftar
pada halaman registrasi. Halaman registrasi dapat diakses dengan menekan tombol “sign
up” yang terdapat di menu. Pengunjung hanya perlu mengisi kolom yang tersedia seperti
nama lengkap, username, email, dan password.
Gambar 2.5 Halaman Login
Setelah proses verifikasi adalah login ke member area. Pengguna harus memasukkan
username dan password yang telah dibuat ketika proses pendaftaran. Pada halaman login
disediakan juga fitur “lost password” untuk mengantisipasi pengguna/siswa ketika lupa.
Fitur konsultasi dapat digunakan siswa untuk bertanya kepada administrator apabila
membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang telah dipelajari. Selain itu,
siswa juga dapat bertanya tentang soal pekerjaan rumah yang dirasa sulit
Saran
Zenius harus terus berkembang dan terus melangkah agar dapat bersaing dengan
aplikasi e-Learning lainnya. Banyaknya materi harus dikemas dalam bentuk yang menarik
agar meningkatkan minat baca. Promosi dalam aplikasi juga perlu digencarkan secara
masif
Daftar Pustaka
[1] Chusna, P. A. Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak. Dinamika
Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan. 2017; 17(2): 315-329.
[2] Nugrahanto, P.(2008, Januari 9) Tantangan dan Peluang Startup Pendidikan di
Indonesia Pada Tahun 2018 [online]. Available:
https://entrepreneur.uai.ac.id/tantangan-dan-peluang- startup-pendidikan-di-indonesia-
pada-tahun-2018/.
[3] Widianto, S.(2019, Juli 17) Lulusan SMK Paling Banyak Menganggur [online].
Available: https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01315496/lulusan-smk-paling-
banyak- menganggur.
[4] Manggala Putra, Y.(2019, Juli 16) Ciptakan Tenaga Kerja Premium Dengan Literasi
[online]. Available: https://republika.co.id/berita/nasional/umum/19/07/16/puqt93284-
ciptakan-tenaga-kerja-premium-dengan-literasi.
[5] Mukhid. Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Sistem Pembelajaran Yang
Tepat.
STAIN Pamekasan Jurnal Online. 2007; 2(1): 121-122.
[6] Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar
Khusus. Jakarta: Nuha Litera. 2010.
[7] Tristianto, C. Penggunaan Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Monitoring
Dan Evaluasi Pembangunan Pedesaan. Jurnal Teknologi Informasi ESIT. 2018; 12(1):
13-14.
[8] Waskitho Wibisono, Bakoro, F. Pengujian Perangkat Lunak Dengan Menggunakan
Model Behaviour UML. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi. 2002; 1(1): 44.