Anda di halaman 1dari 42

Laporan Pengujian Perangkat Lunak

Zenius [Jasa Pendidikan]

Dosen Pengampu : HARI SUPRIYADI, S.T., M.KOM


Tim Penguji :
1.
2.
3.
4.
5.

MATA KULIAH TESTING & IMPLEMENTASI


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan bisnis plan atau rencana bisnis ini dengan
baik. Kami berterimakasi kepada bapak HARI SUPRIYADI, S.T., M.KOM telah memberi
kami kepercayaan untuk membuat Laporan Pengujian Perangkat Lunak ini. Laporan ini
dibuat dengan tujuan untuk mendukung proses pembelajaran serta Ujian Akhir Semester
(UAS) pada mata kuliah Mata Kuliah Testing & Implementasi di program Studi Sistem
Informasi Universitas Widyatama Bandung.

Laporan Pengujian Perangkat Lunak ini telah kami buat berdasarkan ide pemikiran
dan referensi lainnya sehingga menghasilkan proyek bisnis yang kiranya dapat dipertanggung
jawabkan hasilnya. Kami berterimakasih kepada seluruh pihak terkait yang turut serta dalam
pembuatan laporan bisnis plan atau rencana bisnis ini, khususnya kepada dosen pengampu
yang selalu meyertai kami. Adapun di dalam Laporan Pengujian Perangkat Lunak ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran guna
menjadikan laporan ini lebih baik lagi.

Bandung, 01 Januari 2022


Penulis.

Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pembuatan Dokumen

Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin berkembang dengan pesat,


sehingga menyebabkan segala aspek kehidupan manusia selalu dihubungkan dengan
perkembangan teknologi tersebut. Pengaruh dari perkembangan teknologi tersebut bisa
dirasakan oleh berbagai bidang baik dari bidang akademik maupun non-akademik. Manfaat
yang bisa dirasakan dari perkembangan teknologi yaitu pengolahan data yang bisa dilakukan
secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan bantuan teknologi informasi, segala proses
pengolahan data dalam sistem bisa dilakukan di berbagai tempat yang berbeda sehingga bisa
lebih efektif dan efisien.
Laporan ini digunakan sebagai panduan untuk melakukan pengujian terhadap
perangkat lunak untuk menentukan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan telah
memecahkan masalah. Pengujian Perangkat Lunak termasuk salah satu langkah dalam
metodologi pengembangan sistem (SDLC: System Development Life Cycle). Namun, pada
setiap aktivitas SDLC yang dilakukan pengujian tetap harus dilalukan.

1.2. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi Software Development Life Cycle (SDLC)


tipe waterfall atau selanjutnya disebut metode waterfall. Metode ini dipilih karena tahapannya
yang sistematis dan mudah diaplikasikan. Adapun tahapan yang dilakukan terdiri dari analisis
kebutuhan, desain sistem, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Untuk tahap
pemeliharaan tidak akan dibahas pada penilitian ini karena tahapan tersebut dilaksanakan
untuk menjaga aplikasi untuk terus dikembangkan. Untuk pengumpulan data kami
menggunakan beberapa jurnal sebagai referensi kami untuk menulis laporan ini.
Tujuan dari pengujian ialah mengurangi resiko. Oleh karena itu, metoda yang
digunakan harus dapat menangani resiko. Dalam perancangan metodologi pengujian, faktor
resiko menjadi dasar atau tujuan dari pengujian. Resiko yang dikaitkan dengan pengujian
disebut faktor uji. Proses pengujian harus mengurangi faktor uji tersebut hingga suatu tingkat
tertentu. Resiko pengujian, menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam strategi
pengembangan pengujian.

1.3. Rumusan Permasalahan

 Definisi Pengujian. Definisi pengujian harus jelas, singkat dan tidak


meragukan
 Sistem Pengujian. Metode di mana pengujian dapat dilakukan
 Evaluasi. Bagaimana manajemen pemroses data akan diukur dan dievaluasi
pengujian.
 Standard. Standar dimana pengujian akan diukur.

1.4. Sistematika Pengujian

Resiko pengujian, menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam strategi pengembangan
pengujian. Faktor-faktor pengujian tersebut adalah:
Kebenaran (Correctness). Jaminan bahwa data dapat dimasukkan, diproses dan dikeluarkan
oleh aplikasi dengan akurat dan lengkap, dengan pengontrolan transaksi dan elemen data.
Otorisasi (Authorization). Jaminan bahwa data diproses sesuai dengan keinginan
manajemen. Dalam sistem aplikasi, terdapat otorisasi umum dan khusus dalam pemrosesan
transaksi.
Kontinuitas Pemrosesan (Continuity of Processing). Kemampuan untuk menunjang
pemprosesan bila muncul suatu event atau kejadian. Dengan demikian akan melibatkan suatu
prosedur dan pembuatan back-up untuk mengatasi masalah tersebut sehingga integritas tidak
hilang.
Tingkat Pelayanan (Access Control). Jaminan bahwa hasil yang diharapkan dapat tersedia
selama waktu tertentu.
Kontrol Akses (Access Control). Jaminan bahwa sumber daya sistem diproteksi terhadap
modifikasi yang tidak disengaja.
Keandalan (Reliability). Jaminan bahwa aplikasi akan menjalankan fungsinya dengan benar
untuk waktu yang lama.

BAB II : LINGKUNGAN PENGUJIAN


PERANGKAT LUNAK

BAB III METODOLOGI


PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian


Zenius merupakan platform bimbingan belajar digital yang berada di bawah
naungan PT Zenius Education. Memanfaatkan website dan aplikasi, Zenius menawarkan
berbagai materi edukasi mulai dari paket gratis hingga berbayar yang dapat diakses
oleh para pelanggannya. Hingga tahun 2017, website Zenius.net telah dikunjungi
sebanyak 24 juta kali dan jumlah video dari Zenius telah ditonton sebanyak
38 juta kali. Sementara, hingga saat ini aplikasi Zenius di Google Playstore telah diunduh
sebanyak satu juta kali.

Bimbel belajar online Zenius bisa digunakan dari tingkat sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas. Dengan menggunakan aplikasi tersebut pengguna dapat
mengakses kegiatan bimbel secara online.

Gambar 3. 1 Harga paket berlangganan Zenius

Sumber: Zenius.net

Dari segi harga Zenius sangat bervariasi. Paket zenius dimulai dari yang gratis
hingga yang berbayar, jangka waktu paket ini selama 1 tahun. Pengguna bebas untuk
berlangganan paket diatas, tentu setiap harga memiliki kelebihan yang membuat adanya
perbedaan harga yang cukup signifikan.
Paket program belajar yang ditawarkan oleh Zenius secara umum terbagi
menjadi empat yaitu program yang bersifat gratis, program Zenius Aktiva, program
Zenius Optima, dan program Zenius Ultima. Masing-masing program menawarkan
keuntungan yang berbeda-beda. Zenius Aktiva sekolah menawarkan kumpulan video
materi pelajaran dari jenjang 1 SD hingga kelas 12 SMA beserta kunci jawaban,
sementara Aktiva UTBK mendapat tambahan fitur yaitu pembahasan soal UTBK dari
tahun ke tahun. Zenius Optima berfokus pada pengguna yang berada di jenjang SMA
kelas 10 hingga 12. Paket ini menawarkan akses pada fitur Zenius Aktiva ditambah
dengan kelas live dan interaktif. Paket terakhir yaitu Ultima menawarkan keseluruhan
fitur pada Zenius Aktiva dan Ultima ditambah dengan pembelajaran yang lebih dalam
untuk persiapan UTBK sejak awal tahun pelajaran.
Kurikulum yang diberikan oleh Zenius untuk tiap-tiap jenjang memiliki
perbedaan dari segi kelengkapan. Untuk jenjang SMA, Zenius menawarkan kurikulum
yang lengkap, sedangkan untuk jenjang SMP kurikulum yang ditawarkan Zenius kurang
lengkap seperti tidak adanya kurikulum K-13 Revisi. Sementara, untuk jenjang SD
Zenius tidak menjelaskan kurikulum apa yang digunakan.
Dari segi tutor atau pengajar, Zenius memiliki beberapa kelebihan yang
membuat proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik untuk para pengguna. Tutor-
tutor yang ada mengajar dengan cara yang kekinian dan tidak membosankan sehingga
proses bimbel terasa lebih santai, tidak terkesan kaku atau formal. Selain itu, tutor dan
founder tidak hanya sekedar mengajarkan materi pembelajaran tetapi juga memberikan
materi motivasi yang dapat membantu memberikan semangat bagi para pengguna dalam
belajar. Para petinggi Zenius seperti foundernya pun tidak sungkan untuk terjun
langsung menjadi salah satu tutor dalam video materi Zenius.
Dari segi biaya, Zenius memiliki harga yang relatif murah dibandingkan
pesaing-pesaingnya dengan range harga mulai satu hingga dua juta rupiah belum
termasuk potongan diskon. Bahkan Zenius juga menawarkan paket yang bisa
didapatkan secara gratis.

7
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian menurut (Zikmund, Babin, J, & Griffin, 2009) dapat diartikan
sebagai rencana pokok yang berfungsi sebagai penentu metode dan prosedur untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi. Sementara (Malhotra & Dash, 2016)
menyatakan desain penelitian sebagai kerangka kerja atau blueprint yang digunakan
untuk melakukan riset pemasaran. Desain penelitian menjelaskan mengenai prosedur
yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang relevan dalam memecahkan
masalah dan menyusun riset pemasaran

Gambar 3. 2 Pengelompokkan Desain Penelitian

Sumber: Malhotra & Dash, 2016

(Malhotra & Dash, 2016) menyatakan bahwa terdapat dua klasifikasi utama
dalam desain penelitian yaitu:
1. Exploratory Research Design
Penelitian ini memiliki fungsi untuk memberikan pemahaman dan
wawasan mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Exploratory Research
Design dilakukan saat peneliti harus mendefinisikan permasalahan secara lebih
detail, mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan, dan menambah

8
pengetahuan yang dapat mengembangkan bentuk pendekatan yang lain. Di tahap
ini informasi yang dibutuhkan hanya didefinisikan secara umum dan proses
penelitian yang digunakan lebih fleksibel.
2. Conclusive Research Design
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan pengujian terhadap
hipotesis dan hubungan tertentu. Conclusive Research Design memiliki sifat
yang lebih formal dan terstruktur dibandingkan dengan Exploratory Research
Design. Menggunakan sampel yang masif dan representatif, data yang
terkumpul lalu diolah dan dianalisis secara kuantitatif. Hasil dari penelitian ini
dianggap memiliki sifat konklusif dan dapat menjadi saran dalam pengambilan
keputusan pada tingkat manajerial.
Menurut (Malhotra & Dash, 2016), terdapat dua jenis penelitian yang
termasuk dalam Conclusive Research Design yaitu:
1) Descriptive Research
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan suatu hal seperti
fungsi maupun karakteristik pasar. Secara umum penelitian deskriptif digunakan
unuk menggambarkan karakteristik kelompok yang relevan seperti wilayah
pasar, organisasi, konsumen, atau personil penjualan. Selain itu penelitian ini
juga digunakan untuk memperlihatkan pola perilaku, menunjukkan persepsi
terhadap produk, serta menentukan tingkat keterkaitan variabel pemasaran
beserta dengan prediksinya.
2) Causal Research
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan hubungan sebab akibat
antar variabel. Causal Research digunakan untuk mengetahui variabel mana
yang membawa pengaruh (variabel independen) dan variabel mana yang
dipengaruhi ( variabel dependen) dalam sebuah fenomena.
(Malhotra & Dash, 2016) menyatakan Descriptive Research memiliki
dua jenis desain yaitu Cross-Sectional Design dan Longitudinal Design. Cross-
Sectional Design merupakan desain deskriptif yang sangat sering dipakai dalam
riset pemasaran. Dalam penelitian ini pengumpulan informasi mengenai sampel
dari sebuah populasi hanya dilakukan satu kali. Sementara, Longitudinal Design

9
merupakan desain penelitian yang melakukan pengukuran berulang terhadap
sampel tetap dari sebuah populasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberi
gambaran yang jelas mengenai situasi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.
(Malhotra & Dash, 2016) menjelaskan bahwa Cross- Sectional Design
terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Single Cross-Sectional Design
Penelitian Cross-Sectional Design yang hanya dilakukan pada
satu sampel dari populasi yang dituju. Informasi didapatkan dari sampel
tersebut sebanyak satu kali.
b) Multiple Cross-Sectional Design
Penelitian Cross- Sectional Design yang dilakukan pada dua atau lebih
sampel dari populasi yang dituju. Informasi didapatkan dari tiap sampel
sebanyak satu kali.

3.3 Prosedur Penelitian


Dalam melakukan proses penelitian, prosedur yang akan peneliti lakukan adalah:
1. Membaca dan mengumpulkan literatur ilmiah yang relevan dan dapat
mendukung penelitian ini, memodifikasi model penelitian yang akan digunakan,
kemudian menyusun kerangka penelitian.
2. Membuat draft kuisioner berdasarkan pengukuran yang telah ditentukan dari
kumpulan informasi yang didapatkan dari berbagai literatur ilmiah yang seperti
jurnal, buku, dan lain sebagainya. Butir pertanyaan dan pernyataan dalam
kuisioner lalu dibuat menggunakan bahasa sehari-hari agar dapat mudah
dimengerti dan dipahami oleh responden sehingga jawaban yang dihasilkan
sesuai dan valid.
3. Kuisioner yang telah matang kemudian disebarkan secara daring melalui
berbagai platform media sosial seperti LINE, WhatsApp, Instagram, dan lain-
lain.
4. Melakukan pre-test pada 30 Responden sebelum menyebarkan kuisioner
secara masif dalam main test. Sama seperti main test, pre test juga akan
disebarkan secara daring.

10
5. Setelah pre-test terkumpul, data tersebut kemudian dianalis menggunakan
software SPSS 26. Jika hasil yang didapatkan memenuhi uji Reliabilitas dan
Validitas maka akan berlanjut pada main test dengan target lebih dari 160
responden.
6. Data main test kemudian diolah menggunakan software LISREL.

3.4 Ruang Lingkup Penelitian


(Malhotra & Dash, 2016) mengatakan bahwa terdapat lima tahap dalam
menentukan ruang lingkup penelitian yaitu:

Gambar 3. 3 Sampling Design Process

Sumber: Malhotra & Dash (2016)

3.4.1 Target Populasi


(Malhotra & Dash, 2016) menyebutkan bahwa target populasi merupakan
sekelompok objek atau elemen yang memiliki karakteristik dan informasi yang dicari
oleh peneliti. Target populasi yang tidak sesuai akan membuat hasil penelitian menjadi
tidak tepat. Dalam prosesnya, penentuan target populasi perlu melibatkan pendefinisian
masalah dalam bentuk pernyataan yang tepat mengenai responden yang boleh dan tidak
boleh menjadi sampel. Target populasi sendiri perlu didefinisikan berdasarkan beberapa
faktor seperti unit sampling, elemen, waktu, dan luas. Berdasarkan penjelasan diatas
penulis dapat menentukan target populasi yaitu, siswa sekolah menengah atas yang
mengetahui bimbel online zenius, pernah mencoba bimbel online zenius free, sedang
tidak menggunakan bimbel online selain zenius, diri sendiri menjadi penentu untuk
mengikuti bimbel, dan tidak pernah menggunakan bimbel online zenius yang berbayar.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jangka waktu dimulai pada 1 Oktober 2020

11
sampai 12 Desember 2020. Penulis mulai melakukan penyebaran kuisioner pada tanggal
13 Oktober 2020 sampai 12 Desember 2020.

3.4.2 Sampling Frame


Sampling Frame dapat diartikan sebagai representasi dari elemen target
populasi yang terdiri dari serangkaian petunjuk untuk melakukan identifikasi target
populasi. Namun, dikarenakan penelitian ini menggunakan teknik non-probability
sampling, maka tidak ada data target populasi yang digunakan sehingga peneliti tidak
memakai Sampling Frame.

3.4.3 Teknik Sampling


(Malhotra & Dash, 2016) menyatakan bahwa teknik sampling dibagi menjadi
dua jenis yaitu:
1. Probability Sampling
Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memungkinkan tiap elemen populasi memiliki kesempatan yang tetap untuk
terpilih sebagai sampel. Probability Sampling dapat dikategorikan berdasarkan:
teknik single-stage vs multistage, seleksi sistematis vs acak, seleksi
terstratifikasi vs seleksi tidak terstratifikasi, probabilitas unit tidak setara vs unit
setara, cluster sampling vs element sampling.
2. Non-probability Sampling
Non-probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan tanpa proses pemilihan kesempatan. Pada teknik ini peneliti
diperbolehkan untuk menentukan elemen mana yang akan dimasukkan dalam
sampel sesuai dengan keinginannya sendiri. Teknik pengambilan sampel Non-
Probability Sampling yang sering dipakai yaitu: Judgmental sampling,
convenience sampling, snowball sampling, serta quota sampling.

12
Non-probability Sampling menurut (Malhotra & Dash, 2016) dapat
dikategorikan dalam empat teknik yaitu:
1) Convenience Sampling
Teknik pengambilan sampel yang bertujuan untuk memperoleh
elemen sampel yang mudah. Pemilihan unit pengambilan sampel
disesuaikan dengan kehendak dan kenyamanan peneliti. Convenience
Sampling adalah teknik sampling yang efisien biaya dan waktu bila
dibandingkan dengan teknik sampling lainnya dikarenakan unit sampling
mudah diukur, mudah diaskes, dan kooperatif.
2) Judgemental Sampling
Salah satu bentuk convenience sampling yang unsur-unsur
populasinya secara sengaja ditentukan oleh pilihan pribadi peneliti.
Peneliti dapat memilih unsur yang akan diikutsertakan pada sampel
karena peneliti yakin unsur tersebut mewakili target populasi.
3) Quota Sampling
Teknik sampling yang menyerupai judgemental sampling terbatas
dengan dua tahapan. Pertama merupakan tahap control kategori atau
kuota elemen populasi. Kedua, elemen sampel dipilih sesuai dengan
ketentuan dan kenyamanan peneliti.
4) Snowball Sampling
Teknik sampling dengan proses kelompok responden fase awal
dipilih secara acak. Lalu, responden pada fase selanjutnya dipilih dengan
menggunakan referensi yang diberikan oleh responden pada fase awal.
Peneliti menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode
judgmental. Karena itu, reponden yang dituju akan menyesuaikan dengan ketentuan
pribadi peneliti untuk menjamin akurasi penelitian.

13
3.4.4 Sample Size
Menurut (Malhotra & Dash, 2016), sample size merupakan jumlah elemen yang
akan dimasukkan dalam penelitian. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini
mengacu pada (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014) tentang Maximum
Likelihood Estimation (MLE). MLE dapat memberikan hasil yang stabil dan valid
menggunakan ukuran sampel sejumlah 50. Tetapi, untuk memperkecil kemungkinan
error, maka sampel yang direkomendasikan adalah sebesar 100 hingga 400 sampel.
Penelitian ini sendiri akan menggunakan setidaknya 100 responden untuk dianalisis.

3.4.5 Sampling Process


3.4.5.1 Sumber dan Pengumpulan Data
(Malhotra & Dash, 2016) mengungkapkan bahwa terdapat dua jenis data yang
bisa dimanfaatkan dalam sebuah penelitian yaitu:
1. Primary Data
Primary Data atau data primer merupakan data yang didapatkan dari
penelusuran data yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk maksud tertentu
yang digunakan sebagai basis pemecahan masalah penelitian.
2. Secondary Data
Secondary data atau data sekunder adalah data yang telah tersedia
sebelumnya dan dikurasi serta dikumpulkan untuk digunakan sebagai basis
pemecahan masalah penelitian.
Penelitian ini menggunakan kedua jenis data di atas dalam proses pengumpulan
data. Data primer didapatkan melalui kuisioner yang disebarkan pada responden.
Sementara, data sekunder didapatkan dari literatur ilmiah seperti jurnal, buku, dan riset
yang dapat digunakan untuk mendukung teori dalam penelitian ini.

3.4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data primer akan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara
daring melalui platform media sosial seperti LINE, Instagram, WhatsApp dan lain
sebagainya. Kuisioner ini sendiri akan dibuat menggunakan aplikasi Google Form.

14
Pada bagian awal kuisioner akan terdapat penjelasan secara umum mengenai
tema penelitian, pentunjuk pengisian kuisioner, serta pertanyaan saringan atau screening
questions yang berguna untuk menyaring sampel agar sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya. Hasil yang didapatkan dari jawaban responden ini nantinya
akan diolah dan dianalis dalam penelitian.

3.5 Periode Penelitian


Periode penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan oleh peneliti mulai
dari melakukan pengumpulan data sampai dengan proses pengolahan data (Malhotra,
Nunan, & Birks, 2017). Dalam penelitian ini penulis menggunakan periode penelitian
dimulai pada tanggal 1 Oktober 2020 sampai 12 Desember 2020. Penyebaran kuisioner
peneliti lakukan pada tanggal 13 Oktober 2020 sampai 12 Desember 2020.

3.6 Identifikasi Variabel Penelitian


3.6.1 Exogenus Variables
Menurut (Malhotra & Dash, 2016), exogenous variable atau variabel eksogen
merupakan variable yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar model penelitian dan
tidak dapat dijelaskan dengan variabel/konstruk lain di dalam model. Sebutan lain untuk
variabel ini adalah variabel independent yang bertujuan untuk mempengaruhi variabel
dependen dengan berbagai cara (Zikmund, Babin, J, & Griffin, 2009). Dikarenakan
variabel ini ditentukan di luar proses yang tengah dipelajari maka variabel ini bersifat
independen. Terdapat beberapa variabel dalam penelitian ini yang termasuk ke dalam
variabel eksogen seperti: Autonomy, Performance Expectancy, Effort Expectancy,
Social Influence dan Facilitating Conditions.

15
3.6.2 Endogenous Variables
Menurut (Malhotra & Dash, 2016) endogenous variable atau variabel endogen
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel atau konstruk lain dalam sebuah
model. Dikarenakan digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independent
terhadap subyek tes maka variabel ini disebut sebagai variabel dependen. Dalam
penelitan ini terdapat variabel yang termasuk dalam variabel endogen seperti
Performance Expectancy, Effort Expectancy dan Behavioural Intentios.

3.6.3 Measured Variables


Menurut (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014), Measured variables atau
variabel terukur adalah nilai yang diukur atau diamati untuk item pertanyaan spesifik.
Nilai ini didapatkan dari jawaban responden dalam kuisioner ataupun dari berbagai jenis
pengamatan. Variabel ini menjadi indikator untuk konstruk laten.

3.7 Definisi operasionalisasi variabel


Dalam membuat indikator yang akan digunakan untuk mengukur suatu variabel,
dibutuhkan definisi opersional variabel yang ditujukan untuk mempermudah dalam
menjelaskan permasalahan yang akan diangkat dalam setiap variabelnya. Tujuan dari
definisi ini adalah untuk meluruskan sehingga tidak ada kesalahpahaman terkait dengan
penjelasan dari variabel yang diangkat dari analisis penelitian ini.
Untuk menjelaskan definisi dari variabel penelitian ini, penulis membuat Tabel
operasional variabel yang bertujuan untuk menjelaskan definisi dari setiap variabel
beserta indikator pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu penulis
juga menggunakan Skala Likert dengan 5 poin yang menjelaskan pada poin 1 Sangat
Tidak Setuju dan pada skala 5 menjelaskan Sangat Setuju.

16
Tabel 3. 1 Tabel Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Measurement Jurna Scaling


Operasional Referensi Technique
1 Autonomy Autonomy Saya memiliki (Lakhal & 5-Liekert
berdampak kebiasaan belajar Khechine, Scale
positif terhadap dan memiliki 2016).
behavioral manajemen waktu
intention untuk yang baik.
menggunakan Saya memiliki rasa
ICT tersebut tanggung jawab
khususnya untuk pribadi yang besar.
para siswa yang
Saya memiliki rasa
berjenis kelamin
kepercayaan diri
laki-laki.
yang tinggi dalam
belajar.
2 Performance Perceived Menurut saya (Lakhal & 5-Liekert
Expectancy usefulness dapat dengan Khechine, Scale
dirasakan , secara menggunakan 2016).
langsung akan Zenius,
menimbulkan memungkinkan
niat bagi para saya
penggguna untuk menyelesaikan
menggunakan aktivitas belajar
sistem tersebut saya dengan cepat.

17
Menurut saya
dengan
menggunakan
Zenius, akan
meningkatkan
kualitas dari
aktivitas belajar
saya.

Menurut saya
dengan
menggunakan
Zenius, akan
meningkatkan
keefektifan saya
dalam kegiatan
belajar.

3 Effort Perceived ease of Saya akan mudah (Lakhal & 5-Liekert


Expectacy use berdampak untuk ahli dalam Khechine, Scale
positif terhadap menggunakan 2016).
behavioral zenius.
intention, semakin
mudah Menurut saya
digunakan sebuah Zenius mudah
aplikasi digunakan.
maka niat untuk
menggunakannya
akan semakin

18
tinggi juga. Penggunaan gawai (Sung,
(gadget) untuk Jeong,
pembelajaran online Jeong , &
tidak Shin ,
membuat saya 2015)
frustasi.

4 Social Pengaruh sosial Orang yang (Lakhal & 5-Liekert


Influence sudah diteliti berpengaruh bagi Khechine, Scale
sangat banyak saya berpikir 2016).
dalam konteks bahwa saya harus
apapun dan menggunakan
hasilnya juga telah Zenius.
dicampur Orang yang
sehubungungan penting untuk saya
dengan adanya berpikir bahwa
pengaruh saya harus
terhadap menggunakan
behavioral Zenius.
intention yang
Orang-orang yang
berkaitan dengan
penting bagi saya
penggunaan
berpikir bahwa
teknologi
saya harus
menggunakan
Zenius.

19
5 Facilitating Bahwa adanya Ditempat saya (Lakhal & 5-Liekert
Condition hubungan antara tinggal memiliki Khechine, Scale
facilitating sinyal yang baik 2016).
condition dengan untuk bisa
behavioral mengoperasikan
intention untuk Zenius.
menggunakan Zenius sesuai
teknologi. dengan perangkat
yang saya
gunakan.

Saya memiliki
pengetahuan yang
diperlukan dalam
mengoperasikan
Zenius.

6 Behavioral Niat dapat Saya (Lakhal & 5-Liekert


Intention diasumsikan memperkirakan Khechine, Scale
bahwa untuk akan menggunakan 2016).
menangkap Zenius di masa
sebuah faktor yang akan datang.
yang memotivasi Saya berencana
dan motivasi akan menggunakan
tersebut dapat Zenius di masa
mempengaruhi yang akan datang.
perilaku. Mereka Menggunakan
mengindikasikan sistem bimbel
bahwa seberapa online itu
keras seseorang menyenangkan.

20
mau mencoba, Jika saya memiliki (Faqih,
seberapa banyak akses untuk bimbel 2015)
upaya yang sudah online, saya akan
mereka menggunakannya
rencanakan untuk sebanyak mungkin.
melakukan suatu
perilaku tersebut.

3.8 Teknik Analisis Data


3.8.1 Analisis Data Pre-test dengan Factor Analysis
(Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014) menyatakan bahwa factor analysis,
termasuk analisis faktor umum dan analisis komponen utama adalah pendekatan
statistik yang digunakan untuk menganalisa keterhubungan antara sejumlah variabel dan
menjelaskan variabel-variabel tersebut berdasarkan faktor atau dimensi yang
melatarbelakanginya. Pada factor analysis, variat disusun sebagai perwakilan pola atau
struktur yang paling baik berdasarkan interkorelasi mereka. Sementara, Malhotra &
Dash mengungkapkan bahwa factor analysis adalah prosedur yang tujuan pokoknya
digunakan untuk melakukan peringkasan dan pengurangan data. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan software IBM SPSS untuk melakukan olah data pre-test untuk
melakukan pengukuran terhadap uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas dapat diartikan sebagai tingkatan perbedaan pada nilai skala
yang dapat mencerminkan perbedaan yang tepat antara objek pada karakteristik
yang diukur. (Malhotra & Dash, 2016) menyatakan bahwa validitas yang baik
mengartikan bahwa pada tiap variabel tidak terdapat kesalahan pengukuran.
Validitas dapat diukur menggunakan sejumlah persyaratan yang dijelaskan
dalam beberapa konsep dan teori di bawah ini.

21
No. Ukuran Validitas Nilai Diisyaratkan

Kaiser Meyer-Olkin
(KMO) Measure of
Sampling Adequacy Nilai dari indeks KMO > dari
1 0.5 yang memiliki arti
bahwa analisa faktor
Indeks yang digunakan untuk menunjukan valid.
menilai keseuaian dalam
analisis faktor

Bartlett’s test of sphericity


Jika nilai hasil uji Signifikan
memiliki
angka > 0.05 maka
2 menandakan adanya
Uji yang digunakan untuk hubungan yang signifikan
menguji sebuah hipotesis sementara jika nilai hasil uji
terkait tidak adanya signifikan < 0.05 maka
korelasi dalam sebuah hipotesis tidak signifikan.
populasi

Anti Image Matrics

digunakan utuk melihat Nilai MSA > 0.5 baik secara


apakah ada hubungan antar keselurahan
variabel sehingga dapat ataupun variabel
3 melihat apakah terjadi individual dinilai sesuai
kesalahan atau tidak untuk melakukan analisis
faktor secara keseluruhan
variabel atau tertentu saja.

22
Factor Loading of
Component Matrix
Indikator dinyatakan Valid
4 apa bila memiliki nilai
Factor Loading lebih dari
Dapat menunjukan korelasi samadengan 0.5
atau hubungan antara
indikator dengan faktor.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah skala atau alat
pengukuran untuk membentuk hasil yang konsisten saat digunakan berulang kali
(Malhotra & Dash, 2016) . Sumber error yang bersifat sistematis tidak memiliki
dampak negatif pada hasil tingkat reliabilitas dikarenakan pengaruhnya terjadi
secara konsisten. Namun, sumber error yang tidak sistematis atau bersifat
random dapat menghasilkan bentuk inkonsistensi yang mengindikasikan tingkat
reliabilitas yang rendah. (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014)
menyatakan bahwa reliabilitas dapat diartikan sejauh mana suatu atau
serangkaian variabel bisa konsisten dalam mengukur hal yang perlu diukur. Jika
pengukuran dilakukan berulang kali maka tindakan yang reliabel akan konsisten
dalam nilainya.

3.8.2 Metode Analisis Data dengan Stuctural Equation Model


(Malhotra & Dash, 2016) menjelaskan bahwa teknik Structural Equation
Modeling (SEM) adalah sebuah cara atau prosedur yang digunakan untuk memprediksi
rangkaian korelasi dependen antar kombinasi konstruksi yang diwakilkan sejumlah
measured variable dan disatukan ke dalam sebuah model yang padu. Sementara itu,
Hair et al. (2014) menyatakan bahwa SEM dapat diartikan sebagai teknik yang
memungkinkan terciptanya hubungan terpisah untuk tiap set variabel indpenden. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik SEM untuk melakukan olah data. SEM
sendiri terbagi menjadi enam tahap seperti yang terlihat pada bagan di bawah.

23
Gambar 3. 4 Structural Equations Modeling Overview

Sumber: (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014)

24
Gambar 3. 5 Bagan Fit Measures

Sumber: (Malhotra & Dash, 2016)

Goodness-of-fit (GOF) memiliki tujuan untuk menguji kecocokan model pada


teknik SEM. Menurut (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014), GOF dapat
menggambarkan seberapa baik model yang dimaksud dalam memproduksi kembali
matriks kovarian teramati di antara item indikator. (Malhotra & Dash, 2016) membagi
klasifikasi uji kecocokan model dalam SEM menjadi 3, yaitu:

1. Absolute fit indices, pengukuran ini digunakan untuk melakukan penilaian


terhadap keseluruhan model (overall of fit ), baik goodness-of-fit maupun badness- of-
fit. Apabila goodness-of-fit memiliki nilai yang lebih besar dan badness-of-it memiliki
nilai yang lebih kecil maka dapat terindikasi bahwa model memiliki kecocokan yang
baik. Dalam penelitian ini digunakan badness-of-fit dalam bentuk Root Mean Square
Error of Approximation (RMSEA) untuk mengukur tingkat absolute fit indices.

2. Incremental fit indices, digunakan sebagai pengukuran untuk melihat sebaik


apa model yang ditentukan oleh peneliti serta dibandingkan dengan alternatif yaitu null
model. Pada model ini tidak ada observed variables yang berhubungan. Untuk
mengukur incremental fit indices penelitian ini akan menggunakan Comparative Fit
Index (CFI).

25
3. Parsimony fit indices adalah sebuah pengukuran yang digunakan untuk
melihat tingkat kompleksitas dari sebuah model penelitian. Parsimony fit indices
digunakan untuk melakukan evaluasi pada model penelitian sehingga goodness-of-fit
bisa ditingkatkan melalui penyederhanaan model. Peneliti menggunakan pengukuran
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) untuk penelitian ini.

Untuk mengolah data, peneliti menggunakan software LISREL 8.8 dengan


teknik SEM. Terdapat acuan nilai yang digunakan sebagai kriteria untuk mengukur
kecocokan model yaitu:
Tabel 3. 2 Difference of Fit Indices

FIT CUTOFF VALUES FOR GOF INDICES


INDICES N<250 N>250
m<12 12<m<30 m>30 m<12 12<m<30 m>30
Absolute Fit Indices
RMSEA RMSEA < RMSEA < RMSEA< RMSEA < RMSEA < RMSEA <
0.08 with 0.08 with 0.08 with 0.07 with 0.07 with 0.07 with
CFI ≥ CFI ≥ CFI ˃ CFI ≥ CFI ≥ RMSEA ≥
0.97 0.95 0.92 0.97 0.92 0.90
Incremental Fit Indices
CFI CFI ≥0.97 CFI ≥0.95 CFI ˃0.92 CFI ≥0.95 CFI CFI ˃0.90
˃0.92
Parsimony fit Indices
PNFI 0 ≤ NFI ≤ 1, relatively high values represent relatively better fit

Sumber: (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014)

3.8.2.1 Measurement Model Fit


(Malhotra & Dash, 2016) menjelaskan bahwa measurement model dapat
memberi gambaran cara observed variables bisa mewakili tiap variabel pada model
penelitian. Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat digunakan sebagai teknik
measurement model pada SEM. (Malhotra & Dash, 2016) mengatakan bahwa
measurement model memiliki fokus utama untuk melakukan verifikasi pada indikator-
indikator yang digunakan serta mengukur tingkat validitas dan reliabilitas tiap
variabel.

◦ Sebuah variabel dapat disebut memiliki validitas yang baik terhadap variabel
latennya atau construct apabila nilai standardized loading factor (SLF) ≥ 0.5 dan t-value
≥ 1.65 (Hair J. F., Black, Babin, & Anderson, 2014)

26
◦ Pengukuran reliabilitas pada measurement model dapat dilakukan dengan
menghitung construct reliability (CR) dan variance extracted (VE). Sebuah variabel
dapat disebut reliabel apabila memenuhi syarat CR ≥ 0.7 dan VE ≥ 0.5 (Hair J. F.,
Black, Babin, & Anderson, 2014). CR dan VE bisa didapatkan dengan menggunakan
rumus:

Pada penelitian ini terdapat 6 measurement model yaitu

1. Autonomy

Gambar 3. 6 Measurement Model Autonomy

Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : autonomy. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model digambarkan
seperti pada gambar 3.6.

2. Performance Expectancy

Gambar 3. 7 Measurement Model Performance Expectancy

Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
27
variabel : performance expectancy. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 3.7.

3. Effort Expectancy

Gambar 3. 8 Measurement Model Effort Expectancyv

Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : effort expectancy. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 3.8.

4. Social Influence

Gambar 3. 9 Measurement Model Social Influence

Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : social influence. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 3.9.

28
5. Facilitating Condition

Gambar 3. 10 Measurement Model Facilitating Condition

Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : facilitating condition. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 3.10.

6.Behavioral Intention

BI1

BI2

BI3

BI4

Gambar 3. 11 Measurement Model Behavioral Intention

Terdapat tiga pernyataan yang memiliki peran sebagai first order confirmatory
factor analysis (1st CFA) dalam measurement model penelitian ini yang mewakili satu
variabel : behavioral intention. ζ1 mewakili variabel laten. Measurement Model
digambarkan seperti pada gambar 3.11.

29
3.8.2.2 Structural Model Fit

Menurut (Malhotra & Dash, 2016), Structural Model Fit memiliki fungsi untuk
menguji hubungan struktural dari keseluruhan model penelitian. Model ini juga
mewakili teori yang menentukan bagaimana tiap variabel berhubungan satu sama lain.

Dalam prosesnya, analisa Structural Model memerlukan tahap uji hipotesis


terlebih dahulu. Hipotesis sendiri dapat diartikan sebagai sebuah pernyataan yang
menjadi parameter suatu populasi yang memerlukan verifikasi. Sementara, uji hipotesis
adalah sebuah proses yang digunakan untuk memverifikasi apakah hipotesis yang dibuat
adalah pernyataan yang masuk akal dilihat dari hasil sampling dan teori probabilitas.
(Lind, Marchal, & Wathen, 2011). Pengujian hipotesis memiliki lima tahapan yaitu:

1. State null (H0) and alternate (H1) hypotheses

Tahapan pertama dalam proses pengujian hipotesis adalah menentukan hipotesis


utama yang akan diuji atau disebut sebagai H0. H0 adalah sebuah pernyataan yang akan
diterima kecuali jika hasil data menunjukkan sebaliknya. Sementara H1 adalah
pernyataan yang akan menjadi kesimpulan apabila hasil data menolak H0.

2. Select a level of significance

Tahapan kedua adalah menentukan tingkat signifikansi yang merupakan


probabilitas ditolaknya H0 jika terbukti akurat. Tingkat signifikansi dilambangkan
dengan α (alpha) yang mengartikan tingkatan risiko (Lind, Marchal, & Wathen, 2011).
Penelitian ini menggunakan level signifikansi yaitu α=0.05.
3. Identiy the test statistic

Uji statistik digunakan untuk menentukan nilai yang didaptkan dari hasil data
sampel. Uji statistik digunakan untuk menentukan apakah sebuah diterima atau justru
ditolak. (Lind, Marchal, & Wathen, 2011). Penelitian ini menggunakan distribusi t (t-
value) sebagai uji statistic.

30
4. Formulate a decision rule
Decision rule dapat diartikan sebagai kesimpulan yang diciptakan dari sebuah
kondisi yang spesifik saat H0 ditolak atau diterima. Penelitian ini menggunakan one-
tailed test dengan nilai critical value 1.65.

Gambar 3. 12 One-Tailed Test


Sumber: Lind et al (2012)

31
5. Take a sample, arrive decision
Tahap terakhir pengujian hipotesis akan bermuara pada penghitungan uji
statistik berdasarkan data penelitian dan membandingkannya dengan critical value.
Berdasarkan hasil tersebut baru dapat dibuat keputusan apakah H0 akan ditolak atau
diterima. (Lind, Marchal, & Wathen, 2011).

Gambar 3. 13 Structural Model Path Diagram

32
3.1 Tahap Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis kebutuhan user, analisis
perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem
serta kebutuhan lain dalam pembuatan basis data.
Analisis kebutuhan user dilakukan berhasil yang didapatkan dari analisis masalah
yaitu:
1. Siswa kadang-kadang tidak merasa antusias saat belajar di kelas.
2. Siswa merasa kesulitan memahami materi kejuruan yang diajarkan guru di kelas.
3. Siswa membutuhkan media pembelajaran alternatif.
4. .Siswa membutuhkan media belajar online alternatif berupa situs yang berisi
video pembelajaran khusus untuk jurusan SMA.
Analisis kebutuhan perangkat keras pada sistem ini yaitu laptop dengan
spesifikasi sebagai berikut processor intel core i3, RAM DDR2 2 GB. Analisis
kebutuhan perangkat lunak yang membantu pembuatan sistem ini yaitu Sistem Operasi
Windows 10, XAMPP versi 1.7.3,Bahasa Pemrograman PHP, dan MySQL Server 64
Bit.

3.2 Desain Sistem


Tahap selanjutnya yaitu mendesain sistem. Tahap ini dibuat sebelum tahap
pengkodean. Tujuan dari tahap ini adalah memberikan gambaran tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini memenuhi semua kebutuhan
pengguna sesuai dengan hasil yang dianalisa seperti rancangan tampilan pengembangan
sistem belajar online, dan membantu mendefinisikan arsitektur sistem secara
keseluruhan. Desain yang dilakukan menggunakan use case diagram dan mockup.

Gambar 3.1 Use Case Diagram

Dalam use case diagram di atas terdapat tiga pihak yang terlibat. Admin
merupakan pengembang dari aplikasi yang bertugas untuk memelihara dan
memperbarui aplikasi. Tamu hanyalah pengunjung aplikasi yang mencari informasi
tentang aplikasi dan melihat tampilan aplikasi. Member adalah tamu yang berlangganan
kepada pihak pengembang dan diberi akses untuk mengakses fitur-fitur pada aplikasi.
Gambar 3.2 Mockup
Mockup merupakan desain awal tampilan yang akan dibuat. Mockup
mendefinisikan bagaimana tampilan yang akan dimuat di halaman website. Berikut
mockup aplikasi dongkrak prestasi.

2.1.2 Implementasi
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut
unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unitdikembangkan dan diuji
untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.

2.2.3 Pengujian
Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi yang dibuat telah sesuai
dengan desainnya dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan baik tanpa ada
kesalahan. Pada penelitian ini, metode pengujian yang akan digunakan untuk
mengembangkan aplikasi ini adalah blackbox testing. Blackbox testing atau bisa disebut
tes fungsional ini adalah pengujian yang dilakukan hanya dengan mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari aplikasi yang sedang
dikembangkan [8].
Pengujian program aplikasi ini dilakukan oleh pengembang dan user yang terlibat
untuk memberi data yang akan di-input. Selain itu user mencoba berbagai fitur pada
aplikasi ini. Ada beberapa tahapan pengujian yang akan dilakukan, antara lain pengujian
user interface, pengujian fungsi dasar sistem, pengujian validasi,dan real testing.
Pengujian user interface ini bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas dari
elemen- elemen interface yang terdapat pada tiap form bekerja dengan baik. Adapun
rencana kasus uji pada pengujian Interface ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel Kasus Uji Pengujian User Interface


N Kasus Uji Hasil Yang Diharapkan
o
Halaman Utama
1. Tombol Beranda Dapat mengakses halaman utama
2. Tombol Jurusan Dapat menampilkan jurusan yang
disediakan
3. Tombol Blog Dapat mengakses halaman blog
4. Tombol Kontak Dapat mengakses halaman kontak
5. Tombol Tentang Kami Dapat mengakses halaman tentang kami
6. Tombol Sosial Media Dapat mengakses sosial media
7. Tombol Login Dapat mengakses halaman login
8. Tombol Sign Up Dapat mengakses halaman sign up
9. Pencarian Materi Dapat melakukan pencarian materi
Halaman Kontak
1 Kolom Nama Pengguna dapat mengetikkan nama
.

jawaban dan melihat skor ujian.


3. Tombol close Pengguna dialihkan ke halaman
pembahasan soal ujian
Halaman Pembahasan Soal
1. Tombol Back Pengguna dialihkan ke halaman simulasi ujian

2. Tombol Next Pengguna dialihkan ke halaman ringkasan


materi
Halaman Ringkasan Materi
1. Tombol back to Pengguna dilihkan ke halaman dashboard
dashboard
2. Tombol back Pengguna dialihkan ke halaman simulasi
ujian
3. Tombol complete Muncul notifikasi telah menyelesaikan
pembelajaran

Pengujian fungsi dasar sistem bertujuan untuk mengetahui fungsi-fungsi dasar yang
ada di dalam aplikasi. Adapun rencana kasus uji pada pengujian Fungsi Dasar Sistem ini
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 3.2. Kasus Uji Pengujian Dasar Siste


No Kasus Uji Hasil Yang Diharapkan
Administrator
1. Tombol Beranda Dapat mengakses halaman utama
2. Tombol Jurusan Dapat menampilkan jurusan yang
disediakan
3. Tombol Blog Dapat mengakses halaman blog
No Kasus Uji Hasil Yang Diharapkan
1. Validasi username dan Sistem dapat memberi pesan peringatan
password jika username dan password salah.
2. Validasi Penyimpanan Sistem dapat memberi pesan peringatan
jika textfield/kolom masih kosong.
3. Validasi Pencarian Data Sistem dapat memberi pesan peringatan
jika data yang dicari tidak ada.

1.2 Pemeliharaan
Aplikasi yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan
termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah
sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai
kebutuhan baru.

2. Hasil dan Pembahasan

2.1 Hasil Interpretasi Antarmuka


Pembuatan antarmuka dilakukan menggunakan HTML (Hypertext Markup
Language)
dan CSS (Cascading Style Sheet).

Gambar 2.3 Halaman Utama

Halaman utama merupakan tampilan yang muncul pertama kali ketika membuka
website ini. Halaman ini menampilkan sebagian besar menu yang mengarah pada setiap
fitur-fitur yang tersedia. Pada halaman ini pengguna dapat melihat berbagai macam
materi pembelajaran
berdasarkan jurusan dan kompetensi keahlian. Pada halaman ini juga pengguna dapat
mendaftar sebagai member supaya dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia.
Halaman utama ini bertujuan agar pengguna dapat memahami terlebih dahulu mengenai
situs dongkrak prestasi beserta tujuannya sebelum digunakan.

Gambar 2.4 Halaman Registrasi

Fitur utama pada website ini dapat diakses oleh pengunjung apabila sudah
mempunyai akun. Untuk mendapatkan akun tersebut, pengguna/siswa wajib mendaftar
pada halaman registrasi. Halaman registrasi dapat diakses dengan menekan tombol
“sign up” yang terdapat di menu. Pengunjung hanya perlu mengisi kolom yang tersedia
seperti nama lengkap, username, email, dan password.

Gambar 2.5 Halaman Login

Setelah proses verifikasi adalah login ke member area. Pengguna harus


memasukkan username dan password yang telah dibuat ketika proses pendaftaran. Pada
halaman login disediakan juga fitur “lost password” untuk mengantisipasi
pengguna/siswa ketika lupa.
Gambar 2.6 Halaman Dashboard

Halaman dashboard merupakan halaman yang menampilkan riwayat


pengguna/siswa selama mengakses website ini. Pada halaman ini terdapat tab my
courses yang menampilkan video pembelajaran apa saja yang pernah diakses oleh user.
Pada tab my quizzes menampilkan riwayat simulasi ujian yang pernah user kerjakan.
Pengguna juga dapat mengedit biodata dengan menekan tombol edit profile.

Gambar 7. Halaman Introduction Materi Pembelajaran

Sebelum pengguna mengakses video pembelajaran, terlebih dahulu akan


ditampilkan halaman introduction. Pada halaman ini akan dijelaskan pendahuluan
mengenai materi yang akan dipelajari. Di samping kanan deskripsi, terdapat informasi
mengenai video pembelajaran seperti durasi video. Untuk memutar video yang dipilih,
pengguna harus menekan tombol “start course”.
Gambar 3.9. Halaman Simulasi Ujian

Setelah pengguna menonton video pembelajaran, mereka akan dihadapkan dengan


fitur simulasi ujian. Fitur ujian ini memungkinkan pengguna dapat mengevaluasi
pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari. Soal-soal ini disusun sesuai dengan
kurikulum jenjang SMK yang pada umumnya digunakan sekolah-sekolah di Indonesia.
Dengan latihan soal ini, diharapkan membantu pengguna mempertajam pengetahuan
terhadap materi.

Fitur ringkasan materi didapatkan setelah pengguna menyelesaikan simulasi ujian.


Ringkasan materi ini dibuat berdasarkan materi pada video yang diputar. Fitur ini
dihadirkan sebagai catatan apabila siswa ingin mengingat kembali materi yang telah
dipelajari tanpa membuka video terlebih dahulu. Selain itu, siswa juga dapat
mengetahui inti dari pembahasan pada video.
Gambar 3.1. Halaman Konsultasi

Fitur konsultasi dapat digunakan siswa untuk bertanya kepada administrator


apabila membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang telah dipelajari.
Selain itu, siswa juga dapat bertanya tentang soal pekerjaan rumah yang dirasa sulit

2.2 Hasil Pengujian


Pengujian dilakukan menggunakan black box testing oleh penulis dengan menguji
fitur- fitur yang telah dibuat. Pengujian dilakukan menggunakan blackbox testing oleh
stake holder yang terkait dengan aplikasi ini yaitu satu orang administrator, satu orang
tutor, dan satu orang siswa/lulusan SMK. Adapun hasil penilaianya adalah sebagai
berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Oleh Administrator
No. Jenis Pengujian Persentase
Capaian
1 User Interface 98%
2 Fungsi Dasar Sistem 100%
3 Validasi 100%
Rata – rata seluruh aspek yang diukur 93,3%

Tabel 5. Hasil Uji Oleh Tutor


No. Jenis Pengujian Persentase
Capaian
1 User Interface 98%
2 Fungsi Dasar Sistem 100%
3 Validasi 100%
Rata – rata seluruh aspek yang diukur 93,3%

Tabel 6. Hasil Uji Oleh Siswa/Lulusan SMK


No. Jenis Pengujian Persentase
Capaian
1 User Interface 98%
2 Fungsi Dasar Sistem 100%
3 Validasi 100%
Rata – rata seluruh aspek yang diukur 93,3%

Berdasarkan perhitungan diatas, dari 3 penguji yang mengisi angket menyatakan


bahwa aplikasi pembelajaran ini sudah berjalan dengan hasil pengujian user interface
98%, fungsi dasar sistem 100%, dan validasi 100%. Kesimpulannya aplikasi ini berjalan
dengan sangat baik.

3. Kesimpulan
Dongkrak Prestasi merupakan aplikasi belajar online berbasis learning
management system yang memungkinkan memungkinkan siswa dapat melakukan
pembelajaran melalui video yang disampaikan oleh tutor. Masalah yang diangkat dalam
penulisan penelitian ini adalah bagaimana merancang bangun aplikasi belajar online
berbasis web. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode waterfall
yang tahapannya terdiri atas analisis kebutuhan, perencanaan, pengkodean, dan
pengujian . Hasil dari pengembangan sistem ini adalah terciptanya sebuah aplikasi
belajar online berbasis web untuk siswa SMK dengan fitur video pembelajaran, simulasi
ujian, ringkasan materi, konsultasi tutor, manajemen materi, dan manajemen tutor.
Tahapan pembuatan aplikasi dimulai dari identifikasi masalah, pembuatan desain,
pembuatan basis data dengan phpMyAdmin, pembuatan tampilan antarmuka, dan
pembuatan logical business menggunakan PHP. Setelah dilakukan pengujian dengan
metode
blackbox testing, aplikasi belajar ini sudah bisa digunakan fungsi- fungsinya dan
dikategorikan sangat baik.

Daftar Pustaka

[1] Chusna, P. A. Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak.


Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan. 2017; 17(2): 315-329.
[2] Nugrahanto, P.(2008, Januari 9) Tantangan dan Peluang Startup Pendidikan di
Indonesia Pada Tahun 2018 [online]. Available:
https://entrepreneur.uai.ac.id/tantangan-dan-peluang- startup-pendidikan-di-
indonesia-pada-tahun-2018/.
[3] Widianto, S.(2019, Juli 17) Lulusan SMK Paling Banyak Menganggur [online].
Available: https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01315496/lulusan-smk-
paling-banyak- menganggur.
[4] Manggala Putra, Y.(2019, Juli 16) Ciptakan Tenaga Kerja Premium Dengan
Literasi [online]. Available:
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/19/07/16/puqt93284- ciptakan-tenaga-
kerja-premium-dengan-literasi.
[5] Mukhid. Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Sistem Pembelajaran Yang
Tepat.
STAIN Pamekasan Jurnal Online. 2007; 2(1): 121-122.
[6] Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar
Khusus. Jakarta: Nuha Litera. 2010.
[7] Tristianto, C. Penggunaan Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem
Monitoring Dan Evaluasi Pembangunan Pedesaan. Jurnal Teknologi Informasi
ESIT. 2018; 12(1): 13-14.
[8] Waskitho Wibisono, Bakoro, F. Pengujian Perangkat Lunak Dengan Menggunakan
Model Behaviour UML. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi. 2002; 1(1): 44.

Anda mungkin juga menyukai