Anda di halaman 1dari 28

Definisi Riba

Riba
“Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya
tambahan. Secara teknis didefinisikan: “Pertukaran sesama
barang ribawi sejenis dengan kadar yang berbeda.” Perbedaan
itulah sebagai ‘tambahan’ atau ‘kelebihan’ baik dari sisi
timbangan ataupun takaran (sukatan).
Baik tambahan atau kelebihan itu banyak ataupun sedikit, karena
segala sesuatu yang diharamkan tetap haram hukumnya tanpa
memandang kuantitasnya.

Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil”.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini
yaitu pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada
imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh
Syar’ie.
‫‪The Law of Balance‬‬
‫قال هللا تعالى القرآن المجيد‪:‬‬
‫والسماء رفعها ووضع الميزان ‪ ،‬أال تطغوا فى الميزان‬
‫وأقيموا الوزن بالقسط وال تخسروا الميزان‬
‫(سورة الرحمن‪)9 -7 :55 ،‬‬

‫‪:‬قال الرسول صلى هللا عليه وسلم‬

‫الخـراج بالضمـان (حصيح ابن ماجه‪)3/753 ,‬‬


‫الغـنـم بالغــرم‬
‫‪Artinya: Pendapatan seimbang dengan risiko‬‬
‫)‪(Return for Risk‬‬
‫‪ahmad nuryadi/muamalat institute‬‬ ‫‪2‬‬
RIBA ‫الربــا‬
Riba: Pertukaran sesama barang ribawi sejenis dengan kadar
yang berbeda. Perbedaan itulah yang disebut riba.

Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana memberi syarat


kepada si peminjam untuk membayar lebih dari jumlah uang
yang dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik dana
dapat menangguk tambahan uang atas dana yang
dipinjamkan tanpa harus bersusah payah berniaga untuk
mendapat keuntungan atau bekerja untuk mendapatkan
upah.

Unsur pemerasan dan ketidak adilan sangat jelas dapat dilihat


dan dirasakan dalam akad pinjam meminjam ribawi ini.
3
‫قال الرسول صلى هللا عليه وسلم‬
‫‪(:‬الذهب بالذهب والفضة بالفضة والبر بالبر‬
‫والشعير بالشعير والتمر بالتمـر والملح بالملح‬
‫مثال بمثل سواء بسواء يدا بيد فإذا اختلفت هذه‬
‫األصناف فبيعوا كيف شئتم إذا كان يدا بيد)‬
‫رواه البخاري واللفظ لمسلم عن عبادة ابن‬
‫‪.‬الصامت رضي هللا تعالى عنه‬
Gambaran Terjadinya Riba
Jenis Transaksi

Jual Beli Pinjaman


Beli Jual Kelebihan Ket. Pinjam Kembali Kelebihan Ket.

100.000 120.000 20.000 Laba 100.000 120.000 20.000 Riba


Jenis-jenis Riba
Riba
Secara garis besar Riba terbagi kepada dua bagian, yaitu: Riba
Hutang Piutang dan Riba Jual Beli.

 Riba Hutang Piutang (Riba Duyun)

• Riba Qord
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)

• Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam
tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang
ditetapkan
Jenis-jenis
Riba
Riba
• Riba Jual Beli (Pertukaran).

• Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan
kadar/takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”.

• Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
ILLAT (Alasan) Pelarangan Riba
Menurut Berbagai Madzhab
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, sya’ir, korma,
anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.

Persoalan Hanafi Maliki Syafi’i Hambali


Riba Kadar (ditimbang Sebagai bahan Untuk emas dan perak Sebagian
Fadhl atau ditakar) dan makanan. Untuk emas karena tsumuniyyah. pengikutnya
kesatuan jenis dan perak karena Untuk lainnya karena berpendapat seperti
tsumuniyyah sebagai berfungsi sebagai Hanafi. sebagian lagi
pematok harga bahan makanan, seperti pendapat
barang-barang. buah-buahan dan Syafi’iyah. dan
untuk obat-obatan. sebagian lagi berkata
selain dari emas dan
perak, illatnya karena
dapat dimakan.
Riba Salah satu dari dua Dapat dimakan Tsumuniyah Sama
Nasi’ah illat riba fadhl
Barang Lebih dari tujuh, asal Lebih dari tujuh asal Lebih dari tujuh asal Lebih dari tujuh
Ribawi dapat ditimbang, dapat disimpan dan sebagai makanan
ditakar atau dimakan. dan berfungsi sebagai
kesatuan jenis. buah-buahan dan
obat-obatan.
Perbedaan Bunga
Antara

dan Bagi Hasil


 Penentuan tingkat suku bunga dibuat  Penentuan besarnya rasio bagi hasil
pada waktu akad dengan pedoman dibuat pada waktu akad dengan
harus selalu untung berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
 Besarnya prosentase berdasarkan pada

Bunga
Bunga
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

 Pembayaran bunga tetap seperti yang


 Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah  Bagi hasil tergantung pada keuntungan


proyek yang dijalankan oleh pihak proyek yang dijalankan sekiranya itu
nasabah untung atau rugi. tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh

Bagi
Bagi Hasil
 Jumlah pembayaran bunga tidak kedua belah pihak.
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
Hasil
 Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
 Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk  Tidak ada yang meragukan keuntungan
Islam. bagi hasil.
9 Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
 Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya

 Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun


suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan
 Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
pengolahan dana tersebut
 Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian
 Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-
barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan diambil upah
atasnya
9 Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
 Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang
mengakibatkan menyusutnya nilai uang
 Bunga diberikan atas dasar abstinence

 Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih


tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh
karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan
nilai ini
 Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial hukum taklif
Diskusi
Diskusi
( 1 ) Darurat
9Alasan
Alasan
Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat
yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian
sehari-hari akan istilah ini

Pembatasan yang pasti akan pengambilan


dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi
usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al
Fiqhiah seputar kadar darurat.
Diskusi
Diskusi
( 2 ) Berlipat Ganda
9Alasan
Alasan
Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba
secara menyeluruh

Memahami secara mendalam makna mafhum


mukhalafah dalam pemahaman teks-teks
Qur’an & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-
syarat pengambilan hukum daripadanya.
Diskusi
Diskusi
( 3 ) Opportunity Cost
9Alasan
Alasan
Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan
untung rugi dalam usaha

Tidak menghilangkan kesempatan untuk


mendapatkan keuntungan dari proyek dengan
prinsip bagi hasil
Diskusi
Diskusi
( 4 ) Konsumtif - Produktif
9Alasan
Alasan
Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi marginal
dari dana senantiasa lebih besar dari suku bunga

Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk


kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai
dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama
Diskusi
Diskusi
( 5 ) Uang sebagai komoditi
9Alasan
Alasan
 Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain
terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya
tukar yang dimilikinya serta sanksi hukum atas
penolakannya
 Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
 Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah
uang seperti komoditi lainnya katakanlah rumah
mengalami penyusutan nilai karena dipergunakan
sehingga berhak atas sewa untuk mengimbangi
penyusutan nilai tersebut
Diskusi
Diskusi
( 6 ) Inflasi
9Alasan
Alasan
 Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam
artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana
perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uang
 Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang
tidak jarang melebihi tingkat inflasi
 Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi
dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan
menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah
menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh
Diskusi
Diskusi
( 7 ) Abstinence 9Alasan
Alasan
Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
“Pengobatan” (dengan penundaan konsumsi) dari
teori bunga Abstinence

Seandainya standar telah didapatkan bagaimana


menentukan suku yang “adil” bagi kedua belah
pihak

Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai


dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?

Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari


Diskusi
Diskusi
( 8 ) Time Preference Theory
9Alasan
Alasan
Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari masa
yang akan datang”, bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini ?

Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari


misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.
Diskusi
Diskusi
(9)
9Alasan
Alasan
Badan Hukum dan Hukum Taklif
 Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite
Juridique ?

 Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya


suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan
dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-
ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?

 Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan


Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala
tuntutan hukum ?
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Tahapan
Tahapan 4
Dalam Al
Dalam Al Quran
Quran
Larangan yang terdapat dalam Al Qur’an
tidak diturunkan sekaligus melainkan
secara bertahap
4
Pelarangan
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
 Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba
pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.

Firman Allah SWT :


“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya)” (QS. Ar Rum : 39).
4
Pelarangan
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
 Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk
dan balasan yang keras kepada orang Yahudi yang
memakan riba.

Firman Allah SWT. :


“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan
atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara
mereka itu siksa yang pedih” (QS. An-Nisa: 160-161).
4
Pelarangan
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
 Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan
kepada suatu tambahan yang berlipat ganda.

Allah SWT. Berfirman:


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran:130).

Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan


demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu
yang banyak berlaku pada masa itu.
4
Pelarangan
Tahapan
Tahapan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
 Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT.
Yang dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis
tambahan yang diambil daripada pinjaman.

Firman Allah SWT. :


“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak pula dianiaya”
(QS. Al Baqarah: 278-279)
Larangan Riba
Dalam Hadits


Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Qur’an, bagi umat Islam untuk mengesahkan atau
mendapatkan keterangan lebih lanjut dari nash / teks
peraturan yang telah digariskan Al Qur’an
Larangan Riba
Dalam Hadits
 Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada
Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak
menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum
kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.
 Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu
tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada
9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.
Larangan Riba
Dalam Hadits
 Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan
membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu
sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir
sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-
laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan
memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”,
Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba”. (HR.Bukhari)

 Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima


riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya
sama”. (HR.Muslim).

Anda mungkin juga menyukai