Anda di halaman 1dari 25

BANK MUAMALAT

CABANG SURABAYA

Definisi
Definisi
Riba
Riba
“Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya tambahan.
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari
harta pokok (modal) secara bathil.

Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum Riba adalah
penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang
baik kwalitas ataupun kwantitas, baik banyak ataupun sedikit, adalah riba
yang diharamkan.

Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil”.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan
tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang
dapat dibenarkan oleh Syar’ie.
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Gambaran Terjadinya Riba


Jenis Transaksi

Jual Beli Pinjaman


Beli Jual Kelebihan Ket. Pinjam Kembali Kelebiha Ket.
n
100.000 120.000 20.000 Laba 100.000 120.000 20.000 Riba
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Jenis-jenis
Riba
Riba
Secara garis besar Riba terbagi kepada dua bagian,
yaitu: Riba Hutang Piutang dan Riba Jual Beli.

 Riba Hutang Piutang

• Riba Qord
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berhutang (Muqtaridh)

• Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Jenis-jenis
Riba
Riba
• Riba Jual Beli

• Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan
kadar/takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”.

• Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

ILLAT (Alasan) Pelarangan Riba


Menurut Berbagai Madzhab
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, sya’ir, korma,
anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.

Persoalan Hanafi Maliki Syafi’i Hambali


Riba Kadar (ditimbang Sebagai bahan Untuk emas dan Sebagian
Fadhl atau ditakar) dan makanan. Untuk perak karena pengikutnya
kesatuan jenis emas dan perak tsumuniyyah. Untuk berpendapat seperti
karena tsumuniyyah lainnya karena Hanafi. sebagian lagi
sebagai pematok berfungsi sebagai seperti pendapat
harga barang-barang. bahan makanan, Syafi’iyah. dan
buah-buahan dan sebagian lagi
untuk obat-obatan. berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena dapat
dimakan.
Riba Salah satu dari dua Dapat dimakan Tsumuniyah Sama
Nasi’ah illat riba fadhl
Barang Lebih dari tujuh, Lebih dari tujuh asal Lebih dari tujuh asal Lebih dari tujuh
Ribawi asal dapat dapat disimpan dan sebagai makanan
ditimbang, ditakar dimakan. dan berfungsi
atau kesatuan jenis. sebagai buah-buahan
dan obat-obatan.
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Bunga
Antara
Perbedaan dan Bagi Hasil
 Penentuan tingkat suku bunga dibuat  Penentuan besarnya rasio bagi hasil
pada waktu akad dengan pedoman dibuat pada waktu akad dengan
harus selalu untung berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
 Besarnya prosentase berdasarkan pada

Bunga
Bunga
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

 Pembayaran bunga tetap seperti yang


 Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah  Bagi hasil tergantung pada keuntungan


proyek yang dijalankan oleh pihak proyek yang dijalankan sekiranya itu
nasabah untung atau rugi. tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
 Jumlah pembayaran bunga tidak kedua belah pihak.
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang Bagi
Bagi Hasil
Hasil
 Jumlah pembagian laba meningkat
“booming”. sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
 Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk  Tidak ada yang meragukan keuntungan
Islam. bagi hasil.
BANK MUAMALAT

9
CABANG SURABAYA

Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
 Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya

 Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun suku bunga
yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan

 Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas hilangnya


kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut

 Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan bunganya


dilarang adapun yang produktif tidak demikian

 Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-barang lainnya


oleh karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya
BANK MUAMALAT

9
CABANG SURABAYA

Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba

 Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang


mengakibatkan menyusutnya nilai uang
 Bunga diberikan atas dasar abstinence

 Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi
dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu
bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan nilai ini

 Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)


sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial hukum taklif
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 1 ) Darurat
99
Alasan
Alasan
 Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat yang
dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian sehari-hari akan
istilah ini

 Pembatasan yang pasti akan pengambilan dispensasi darurat


ini, sesuai dengan metodologi usul fiqh. Terutama penerapan
Al Qawaid Al Fiqhiah seputar kadar darurat.
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 2 ) Berlipat Ganda
99
Alasan
Alasan
 Pemahaman kembali surat Ali Imran 130 secara
cermat, mengkaitkannya dengan spirit ayat-ayat riba
lainnya secara komprehensif, demikian juga fase-
fase pelarangan riba secara menyeluruh

 Memahami secara mendalam makna mafhum


mukhalafah dalam pemahaman teks-teks Qur’an &
Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-syarat
pengambilan hukum daripadanya.
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 3 ) Opportunity Cost
99
Alasan
Alasan
 Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu menangani
sendiri proyeknya yaitu kemungkinan untung rugi
dalam usaha

 Tidak menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan


keuntungan dari proyek dengan prinsip bagi hasil
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 4 ) Konsumtif - Produktif
99
Alasan
Alasan
 Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi marginal
dari dana senantiasa lebih besar dari suku bunga

 Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk


kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai dimana
kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 5 ) Uang sebagai komoditi


99
Alasan
Alasan
 Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain terutama
kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya tukar yang
dimilikinya serta sanksi hukum atas penolakannya
 Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
 Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah uang
seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami
penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak atas
sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut
 Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 6 ) Inflasi
99
Alasan
Alasan
 Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam artian
tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana perekonomian
mengalami masa lesu yang memaksa produsen untuk
menjual produksinya mendekati biaya produksi yang pada
gilirannya akan menurunkan daya beli uang
 Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang tidak
jarang melebihi tingkat inflasi
 Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi dapat
dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan menggunakan
standar syarar-syarat Illah yang telah menjadi konsesus
dalam methodologi Ushul Fiqh
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

( 7 ) Abstinence
99
Alasan
Alasan
 Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
“Pengobatan” (dengan penundaan konsumsi) dari teori bunga
Abstinence

 Seandainya standar telah didapatkan bagaimana menentukan


suku yang “adil” bagi kedua belah pihak

 Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai dengan


Rules of Games Ushul Fiqh ?

 Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari investasi bagi


hasil selama masih “penundaan”.
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

99
Alasan
Alasan
( 8 ) Time Preference Theory
 Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari masa
yang akan datang”, bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini ?

 Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari


misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.
BANK MUAMALAT

Diskusi
Diskusi
CABANG SURABAYA

99
Alasan
Alasan
( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif
 Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite
Juridique ?

 Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya suatu


perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan dari pihak
yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa tertentu,
sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-ayat Riba
turun ia berada di luar jangkauannya ?

 Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan Hukum


dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala tuntutan hukum ?
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

4
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Tahapan
Tahapan

Dalam Al
Dalam Al Quran
Quran
Larangan yang terdapat dalam Al Qur’an
tidak diturunkan sekaligus melainkan secara
bertahap
4
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
– Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba
pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan sebagai
suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah
SWT.

Firman Allah SWT :


“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya)” (QS. Ar Rum : 39).
4
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
– Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk dan
balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba.

Firman Allah SWT. :


“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan
atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena
mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa
yang pedih” (QS. An-Nisa: 160-161).
4
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam

– Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu


tambahan yang berlipat ganda.

Allah SWT. Berfirman:


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan” (QS. Ali Imran:130).

Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan demikian


disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu yang banyak berlaku
pada masa itu.
4
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Tahapan
Tahapan
Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam Al Quran
Dalam
– Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang
dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang
diambil daripada pinjaman.

Firman Allah SWT. :


“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka
jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak pula dianiaya”
(QS. Al Baqarah: 278-279)
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Larangan Riba
Dalam Hadits
• Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al Qur’an, bagi umat Islam untuk
mengesahkan atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari nash / teks
peraturan yang telah digariskan Al Qur’an
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Larangan Riba
Dalam Hadits
 Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan berarti (tantangan
untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada Itab bin Usaid,
gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya (riba yang
telah terjadi sebelum kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.

 Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti akan menghitung
amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat
riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan
menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada 9 Dzulhijjah
tahun 10 Hijriah.
BANK MUAMALAT
CABANG SURABAYA

Larangan Riba
Dalam Hadits
 Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke tanah
suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di mana di
dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri seorang
laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang di tengah sungai itu
berusaha untuk keluar, tetapi laki-laki yang di pinggir sungai tadi melempari
mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat asal. Aku
bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah
sungai itu ialah orang yang memakan riba”. (HR.Bukhari)

 Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba,
orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang
saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”.
(HR.Muslim).

Anda mungkin juga menyukai