Anda di halaman 1dari 31

Imam Asngari

PENGERTIAN RIBA
 Secara literal, riba bermakna tambahan (al-
ziyadah).
 Sedangkan menurut istilah; Imam Ibnu al-
‘Arabiy mendefinisikan riba dengan; semua
tambahan yang tidak disertai dengan adanya
pertukaran kompensasi.
 Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain
menyatakan, riba adalah tambahan yang
dikenakan di dalam mu’amalah, uang, maupun
makanan, baik dalam kadar maupun waktunya.
PENGERTIAN RIBA
 Makna Kata Riba : kelebihan atau penambahan atau
surplus
 AL QUR’AN menggunakan kata riba untuk bunga.
 Makna Ekonomi :
Pendapatan yang diterima pemberi pinjaman dari
peminjam dari pengembalian /pembayaran utang
yang melebihi pokoknya atau sejumlah persen dari
pokok sebagai biaya uang yang dipinjamkan selama
periode waktu tertentu.
Larangan Riba
dalam Al-Qur’an
 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqoroh:275)
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar
dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).
(QS Ar Ruum 39)
QS Ali 'Imran, 130

Larangan melakukan riba dan perintah untuk bertakwa

130. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda[228]] dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
[228]. Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa
riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Lihat selanjutnya no.
[174].
QS Al Baqarah, ayat 278

278.Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah


kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.
RIBA KEBIASAAN JAHILIYAH
 Adalah seseorang yang menjual barangnya secara
tempo hingga waktu tertentu. Apabila telah
datang saat pembayaran dan si pembeli tidak
mampu membayar, ia memberikan bayaran
tambahan atas penangguhan.
 Yang dimaksud dengan riba jahiliyah yang
berimplikasi pelipatgandaan sejalan dengan
waktu adalah seseorang yang memiliki piutang
atas mitranya. Pada saat jatuh tempo, ia berkata,
“Bayar sekarang atau tambah (bunga ber bunga)”
Tafsir al-Qurthubi (4/202) dan Tafsir ath-Thabari
(7/204)
LARANGAN RIBA BERDASARKAN
HADITS-HADITS NABI MUHAMMAD SAW
 Menurut Abu Saed Khudri
 NABI MUHAMMAD SAW bersabda :
 “Jangan menukar dua ‘saa’ (takaran) kurma dengan
satu ‘saa’ kurma, dan juga jangan menukar dua
dirham dengan satu dirham (karena yang demikian itu
riba)”
 HR Bukhari
 Jangan menukarkan emas dengan emas dan perak
dengan perak melainkan dengan kuantitas yang
sama, tetapi tukarkanlah emas dengan perak
menurut yang kamu sukai
(HR Bukhari)
 Jangan menukarkan emas dengan emas dan perak
dengan perak melainkan dengan kuantitas yang
sama dan janganlah menukarkan suatu barang
dengan barang yang sama dengan kuantitas yang
lebih sedikit dan janganlah menukarkan barang
yang ada dengan barang yang tidak ada (HR
Bukhari)
 Bilal ra membawa kurma hijau kepada Rasulullah SAW,
Beliau bersabda : “Dari mana engkau mendapatkan
kurma ini ? Bilal menjawab : Kami mempunyai kurma
yang bermutu rendah, oleh karena itu kami
memberikan dua ‘saa’ kurma ini untuk ditukarkan
dengan satu ‘saa’ kurma dengan maksud untuk
menghadiahkannya kepada Rasulullah SAW, setelah
mendengar penjelasan ini Rasulullah bersabda : a wa a
wa (pernyataan kutukan). Ini jelas riba. Jangan kamu
ulangi perbuatan ini, jika kamu menginginkan kurma
yang bermutu baik, pertama-tama engkau jual kurma
yang bermutu rendah itu untuk memperoleh uang, lalu
kemudian belilah kurma yang berkualitas baik”
 (HR Bukhari)
Menurut para ulama fiqih, riba dapat dibagi
menjadi 4 (empat) macam :
Riba Fadhl

Riba
Qardh,
RIBA
Riba Yad

Riba
Nasi’ah
Riba Fadhl
 Tukar menukar dua barang yang sama jenis
namun tidak sama timbangannya atau
takarannya yang disyaratkan oleh orang yang
menukarkan.
 Contoh:
 Tukar menukar emas dengan emas, perak
dengan perak, beras dengan beras, gandum
dengan gandum, dan sebagainya
Riba Qardh
 Meminjamkan sesuatu dengan syarat ada
keuntungan atau tambahan bagi orang yang
meminjami/mempiutangi.
 Contoh :
 Ahmad meminjam uang sebesar Rp.25.000 kepada
Adi. Adi mengharuskan dan mensyaratkan agar
Ahmad mengembalikan hutangnya kepada Adi
sebesar Rp.30.000 maka tambahan Rp.5.000 itu
riba.
Riba Yad
 Berpisah dari tempat sebelum timbang
diterima.
 Maksudnya : orang yang membeli suatu barang,
kemudian sebelumnya ia menerima barang
tersebut dari sipenjual, pembeli menjualnya
kepada orang lain. Jual beli seperti itu tidak
boleh, sebab jual-beli masih dalam ikatan
dengan pihak pertama.
Riba Nasi’ah
 Tukar menukar dua barang yang sejenis
maupun tidak sejenis yang pembayarannya
disyaratkan lebih, dengan diakhiri/dilambatkan
oleh yang meminjam.
 Contoh :
 Aminah membeli cincin seberat 10 Gram.
Oleh penjualnya disyaratkan membayarnya
tahun depan dengan cincin emas seberat 12
gram, dan apalagi terlambat satu tahun lagi,
maka tambah 2 gram lagi menjadi 14 gram
dan seterusnya. Ketentuan melambatkan
pembayaran satu tahun.
JENIS-JENIS BARANG RIBAWI
1. Emas & Perak 2. Bahan makanan pokok
baik dalam bentuk uang seperti beras, gandum,
maupun dalam bentuk jagung dan lain-lain
lainnya Serta bahan makanan
tambahan
seperti sayur-sayuran
dan buah-buahan
Bunga adalah riba
karena mengandung 3 unsur :
1.Kelebihan atau surplus yang melebihi dari modal yang
dipinjamkan
2.Ketentuan besarnya tambahan surplus (pendapatan)
hanya tergantung periode waktu, tanpa menanggung
resiko (biaya kerugian) peminjam.
3.Persetujuan terhadap syarat-syarat pembayaran
kelebihan (sebagai pendapatan pemilik dana) telah
ditentukan di awal.
Dampak sosial ekonomi riba
(Qardhawi, Ar Razi)
 riba merampas kekayaan orang lain, taking profit from
nothing
 Menciptakan kemalasan, return without risk
 mendorong untuk cari bunga daripada riel, discourage
riel investment
 Memperlebar jurang kaya miskin, mean for
accumulating capital
 Lanjut?

Syukron
Perniagaan (Al-Bay’)
Islam mengajarkan perdagangan (at-Tijarah) antar manusia (al-Bai’)
maupun perdagangan dengan Allah SWT (melalui infaq dan sedekah).

Perdagangan dalam konteks muamalah (ekonomi) adalah pertukaran


atau jual beli barang dan jasa.

 Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu. (QS. An-Nisa [4]: 29).
Perniagaan (Al-Bay’)
 Perdagangan dalam konteks ibadah, yaitu
perdagangan yang dilakukan manusia dengan Allah,
dan perdagangan dengan Allah tidak akan pernah
rugi.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah


(Al-Qur'an) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perdagangan yang tidak akan rugi” (QS. Al-Fathir [35]: 29).
Klasifikasi Jual Beli

Obyek Pemesanan dan


Cara Pembayaran Multi Akad Khusus
Dagangan Kesepakatan harga

Bay at-Ta’jir
Naqdan (denda,
Wafa’ dlm kredit)
Tauliyah (cash; segera)
(Amanah/Janji)
Bay’ Umum (Harga Pokok, Bay Mu’ajjal Muzayadah
Purchase Price) /Tangguh (Lelang)
Mustarsal Tawaruq
Sharf (uang) Taqsith (beli, jual) Urbun
(market price)
(DP, hangus)
(Credit)
Mu’awadah Istighlal Mu’athah
(Barter) Murabahah
(Profit Price)
Salam (Jual,Sewa,Beli) (Tanpa ijab
(Pesanan) qabul)
Wadiah Istishna’ Fudhulli
/Khasarah (Pesanan- (tanpa izin
-rugi manufaktur) pemilik)
No 1,3, 4
Pembeli tahu
harga asal
Jual Beli

Bai’ Musawamah Jual Beli Amanah

Tauliyah Mustarsal Murabahah Wadh’iyah


Jual beli biasa,
Pembeli tidak tahu
berapa harga 1 2 3 4
beli si penjual Beli 100 Beli ? Beli 100 Beli 100
Jual 100 Jual 110 Jual 110 Jual 95
Jual Beli Terlarang

Haram Haram Haram Haram


Haram
karena
Karena Karena Karena Caranya
Karena
‘Ainnya waktu Tempat Tujuannya
/akad

Keterangan : Gharar, Menjual


Jual beli Jual Beli Jual Beli Tadlis, sesuatu
Khamar, untuk
rokoh, Saat azan di dalam Urbun (DP),
kemaksiatan,
Babi, Jumat Masjid Penipuan Jual senjata
Narkoba dll pada musuh

Anda mungkin juga menyukai