Anda di halaman 1dari 3

1. Apakah CSR merupakan kewajiban bagi perusahaan?

 
Jawab: 
Menurut Undang-Undang tentang peranan terbatas, perusahaan di
Indonesia terutama yang menjalankan usahanya dibidang yang berkaitan
dengan sumberdaya alam, dikenai kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
tanggung jawab social (CSR) dan lingkungan. misalnya  perusahaan yang
aktivitasnya melakukan penggalian batu pasir, kapur dan
lainnya. sedangkan bagi perusahaan lain, tanpa harus diwajibkan pada
dasarnya merekamembutuhkan CSR dengan dasar sukarela ataupun
mereka sadar akan pentingnya reputasi perusahaan untuk menjalankan
CSR.

2. Perusahaan dalam kelas apa yang wajib melaksanakan program CSR? 


Jawab: 
Tidak ada batasan bagi setiap perusahaan, setidaknya perusahaan yang
telah memiliki laba dapat menerapkan program CSR yang baik. Program
yang dilakukan tidak hanya pada public eksternal dari perusahaan tetapi
lingkungan internal. perusahaan dengan laba yang masih minim misalnya
dapat melakukan program sederhana yang serius untuk lingkungan
internal  perusahaan. Dengan pelaksanaan yang serius dana yang
terbatas dapat menghasilkan kualitas yang lebih baik.

3. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Dengan


melakukan CSR apakah tujuan perusahaan dapat terpenuhi? 
Jawab:  
Banyak perusahaan memperoleh keuntungan bila keberadaan jangka panja
ngnya terjamin. keberlangsungan periusahaan ini berkaitan erat dengan
reputasi yang diperoleh melalui hubungan baik dengan seluruh pemangku
kepentingan. Dengan melaksanakan CSR perusahaan dapat memiliki
reputasi yang baik dengan kepeduliannya terhadap aspek social dan
lingkungan, terutama bagi penilaian para investor sehingga investor
bersedia untuk menanamkan modalnya untuk perusahaan tersebut.

4. Faktor-faktor apa saja yang mendorong perusahaan melaksanakan CSR? 


Jawab: 
Secara umum dibedakan menjadi faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal terutama berkaitan dengan kritik organisasi masyarakat sipil
terhadap kinerja sosial dan lingkungan perusahaan. Sejarah hubungan
antara perusahaan dan masyarakat mencatat banyak peristiwa tragis yang
disebabkan operasi perusahaan. Organisasi masyarakat sipil memprotes
kinerja yang buruk, yang kemudian ditanggapi oleh perusahaan.
Tanggapan defensif serta kamuflase hijau memperumit masalah, sedang
yang positif menghasilkan perkembangan CSR. Institusi pembiayaan yang
kian kritis menanamkan investasi memperkuat kecenderungan CSR.
Demikian pula konsumen yang juga bersedia membayar green premium
untuk produk-produk tertentu yang dihasilkan perusahaan berkinerja sosial
dan lingkungan baik. Terakhir, pasar tenaga kerja yang menunjukkan
adanya pergeseran pilihan dengan mempertimbangkan reputasi
perusahaan. Gabungan faktor-faktor eksternal itu membuat perusahaan
yang menjalankan CSR dengan sungguh-sungguh lebih berkemungkinan
bertahan di tengah kompetitifnya iklim dunia usaha. Faktor internal,
misalnya, kepemimpinan puncak manajemen perusahaan yang melihat
CSR merupakan sumber peluang memperoleh keunggulan kompetitif
(responsibility is opportunity). Cukup banyak pengamat yang berpendapat
bahwa faktor internal sebagai  pendorong CSR semakin kuat berperan di
masa datang.

5. Bagaimana strategi terbaik pelaksanaan program CSR? apakah harus


dilaksanakan langsung oleh perusahaan? 
Jawab: 
Kondisonal, tergantung kapasitas perusahaan dan seluruh pemangku
kepentingannya: dikerjakan sendiri, dilaksanakan bersama mitra, atau
diserahkan ke pihak tertentu. Biasanya yang melakukan sendiri
mendasarkan pertimbangan adanya kontrol penuh atau karena
belum mamadainya kapasitas manajerial dan teknis para pemangku
kepentingan. Di ekstrem lain, perusahaan mungkin berpendapat tidak
memiliki kompetensi melakukan kegiatan-kegiatan CSR sendiri, hingga
lebih baik diserahkan (disubkontrakkan) ke pihak yang lebih
mampu. Masing-masing pendekatan punya kekurangan dan kelebihan.
Namun di berbagai literatur pendekatan kemitraan (terutama kemitraan
tiga sektor) digambarkan sebagai yang paling besar kemungkinan
keberhasilannya. Penyebabnya adalah sifat berbagi sumberdaya dari
pendekatan ini serta dipersyaratkannya kontrol dan transparansi.
Pendekatan ini dapat pula meminimumkan duplikasi dengan program
pembangunan pemerintah atau pekerjaan dampingan organisasi
masyarakat sipil.

6. Apakah tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan CSR yang benar?


Jawab: 
a. Sebagian besar perusahaan dan pemangku kepentingan di Indonesia
belum memiliki pemahaman atas CSR yang sesuai dengan definisi CSR
arus utama atau sebagaimana yang dipahami di level global.
b. Transisi menuju CSR yang strategik. Para manajer dan direktur CSR di
Indonesia menghadapi tantangan untuk membuktikan bahwa CSR
bukanlah sekadar biaya, melainkan adalah investasi yang
menguntungkan pemangku kepentingan dan perusahaan. Ketika CSR
dianggap sebagai sekadar biaya, sangat sulit untuk mendapatkan
sokongan yang layak dari lapisan teratas dalam manajemen. 
c. Kepentingan politisi dan birokrat atas “dana CSR.” Hal ini
mengakibatkan banyak regulasi tentang CSR tidak ditujukan untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, melainkan untuk
kepentingan diri dan golongannya.
d. Masih terlampau sedikit jumlah kelompok masyarakat sipil, terutama
LSM, yang memiliki ideologi, pengetahuan dan keterampilan untuk
membantu perusahaan dalam menjalankan CSR-nya, sehingga
perusahaan banyak memilih untuk bekerjasama dengan LSM asing atau
universitas.
e. kelompok-kelompok masyarakat yang memandang CSR sekadar
sebagai donasi.
f. CSR-washing atau penunggangan CSR untuk kepentingan pengelabuan
citra banyak dilakukan, agar dengan segera perusahaan mendapatkan
citra yang baik.
g. sebagian besar media massa belum memiliki pemahaman yang benar
atas CSR. Di satu sisi media massa mau tampil kritis terhadap
perusahaan, di sisi lain mengharapkan perusahaan mengiklankan
“CSR” mereka, tanpa peduli apakah kandungan informasinya benar dan
berimbang.

7. Jelaskan beberapa alasan perusahaan menerapkan CSR di Indonesia? 


Jawab: 
a. Corporate citizenship, menjalankan peran perusahaan sebagai bagian
dari masyarakat.
b. Melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan, dimana dengan
ingkungan yang baik, perusahaan akan dapat menjalankan bisnis
dengan lebih  baik.
c. Memberikan penghargaan kepada karyawan sehingga perusahaan
akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti loyalitas karyawan.
d. Public relations, mewujudkan nilai-nilai hubungan dengan
masyarakat.
e. Pluralisme, memberikan jaminan agar masyarakat luas tetap dapat
memberikan pilihan atas usaha pemerintah dan sektor swasta.
f. Komitmen dari manajer dan staf senior untuk ikut terlibat dalam
masalah-masalah dalam masyarakat

Anda mungkin juga menyukai