Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI

SYARIAH
AKAD-AKAD
Your Picture Here

LAINNYA
BAGIAN 2

Dr. Taudlikhul Afkar, S.Pd., M.Pd.,


M.Ak
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas PGRI Adi Buana
Capaian
Pembelajaran

Menjelaskan terjadinya
transaksi sharf,
2 hiwalah, jualah, dan
khafalah

Perlakuan akuntansi
sharf, hiwalah, jualah,
dan khafalah
1 3
Memahami transaksi
sharf, hiwalah,
jualah, dan khafalah
Akad Sharf Akad Hawalah
Transaksi Valuta Asing Transaksi pengalihan Piutang

Topik
Pembahasan

Akad Ju’alah Akad Kafalah


Transaksi hadiah Transaksi Garansi
01

Sejenis Dapat dilakukan untuk transaksi


mata uang yang sejenis, misalya
Rupiah dengan Rupiah, Dolar dengan
SHARF merupakan Dolar
transaksi jual beli Jenis
valuta asing.
valuta

02

Asing Dapat digunakan untuk transaksi


mata uang asing, seperti Rupiah
dengan Dolar. Transaksi ini dilakukan
biasanya untuk memberikan fasilitas
pada transaksi lintas negara
SWAP
Suatu kontrak jual beli valas dengan
harga Spot yang dikombinasikan SPOT
dengan Forward. Transaksi jual beli valas yang
Ada transaksi jual beli valas saat ini penyelesaiannya pada saat itu atau
kemudian melakukan perjanjian jual maksimal dalam jangka waktu 2 hari.
beli valas (membeli kembali) di masa Fleksibilitas 2 hari karena proses yang
mendatang dengan nilai kurs saat ini. tidak dapat dihindari dan merupakan
Ada unsur spekulasi, Hukumnya batas normal dalam transaksi
Haram internasional
Hukumnya Halal

OPTION Jenis
Merupakan kontrak untuk memperoleh hak Transaksi
membeli (call option) harga dan jangka waktu
Valas
atau tanggal tertentu. FORWARD
Adanya hak jual dan hak beli dengan premi Jual beli valas yang nilainya dientukan
misal., Premi 100 utuk hak opsi call option (hak sekarang namun diberlakukan untuk
beli) dan put option(hak jual). 1 Dolar = Rp 9.000 waktu yang akan datang
(periode Januari-Maret). Pada peride tersebut Hal ini tidak diperbolehkan karena
Kurs Rp 8.700. Pemilik hak jual akan diuntungkan belum tahu nilai kurs di masa
karena 300-100 = 200. sedangkan pemilik hak mendatang, sehingga mengandung
beli jika dilakukan akan rugi 300 + 100 = 400, unsur Gharar
namun jika tidak dieksekusi maka hanya rugi Hukumnya Haram
100.
Hukumnya Haram
01
Al-Qur’an Al Baqarah : 275
“…..Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba……”

02
Sumber
HR Muslim :
Hukum Al- Hadits Juallah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
Al Sharf syair dengan syair, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan
syarat) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah
sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.

03

Ijma’ Fatwa Dewan Syariah Naional:


Fatwa No 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (Al Sharf)
01

Pelaku
Pembeli dan Penjual

Ketentuan
Pelaku Sehat secara akal, memahami transaksi jual beli mata uang, saling
bertanggungjawab

02

Bentuk Objek Akad:


Bentuk
RUKUN dan Mata Uang
Objek Akad
KETENTUAN
Ketentuan
Nilai tukar harus diketahui kedua belah pihak
Apabila mata uang sejenis maka dilakukan dengan kuantitas yang sama
Tidak ada khiyar dalam transaksi sharf
Tidak terdapat tenggang waktu, sah maksimal 2 hari

Shigaht 03

Ijab Kabul:
Pengucapan secara verbal keduabelah pihak dalam transaksi

Ketentuan
Harus saling rela dan ridha
Pemilik Barang

• Pada saat membeli (dicatat nilai kurs)


Kas (dolar) xx
Kas xx
• Pada saat dijual laba Perlakuan Akuntansi
Kas xx Sharf
Keuntungan xx
• Pada saat dijual Rugi
Kerugian xx
Kas xx
Muhal ‘alaih
Penerima Pinjaman dari
Muhil

Muhal Muhil
Pemberi Pinjaman Penerima Pinjaman

Jika yang dialihkan adalah utang, maka muhil


mengalihkan utang kepada Muhal ‘alaih untuk
membayarkan utang terlebih dahulu kepada Muhal.
HAWALAH merupakan pengalihan Setelah dilakukan maka Muhal ‘alaih memiliki
kewajiban/tagihan dari pihak pertama piutang kepada Muhil
kepada pihak lain yang berutang
kepadanya atas dasar kepercayaan Jika yang dialihkan adalah piutang, maka Muhal
mengalihkan piutangnya kepada muhal ‘alaih untuk
menagih pad muhil

Dalam transaksi ini muhal ‘alaih mendapat ujrah atas


jasanya, dan nilai ujrah ditetapkan pada saat awal akad
hawalah
AKAD JU’ALAH
01 Ju’alah memiliki arti jumlah imbalan, meletakkan,
membuat, atau menasabkan

Ju’alah menurut fiqh merupakan suatu tanggungjawab


dalam bentuk janji memberikan hadiah tertentu secara
02
sukarela terhadap orang yang berhasil melakukan
perbuatan atau memberikan jasa yang belum pasti dapat
dilaksanakan atau dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan

03
Ju’alah dapat dikatakan sebagai sayembara,
imbalan, upah, atau perlombaan

04 Ahli fiqh sepakat bahwa Ju’alah merupakan hal yang


boleh (jaiz)
JU’ALAH
Perbedaan Akad
Ju’alah dengan
1
Ju’alah diberikan jika Upah Bekerja
pekerjaan telah selesai, upas
sesuai dengan ukuran
tertentu

2
5 Ju’alah tidak dibatasi waktu,
Upah lebih luar ruang upah ditentukan batas
lingkupnya dari Ju’alah waktunya

3
4 Ju’alah tidak dapat dibayar
Ju’alah dapat dibatalkan dimuka, Upah dapat dibayar
meskipun upaya telah dimuka
dilakukan asalkan belum
selesai, Upah tidak dapat
dibatalkan karena mengikat
01

Al-Qur’an Yusuf : 72
“Mereka menjawab, kami kehilangan alat takar, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
seberat unta, dan aku jamin itu”

02
Sumber
Hukum Al- Hadits HR Muttafaq Alaih :
Ju’alah “………Nabi SAW bersabda “dimana engkau mengetahui
bahwa Al Fatihah itu Obat? Perbuatanmu itu betul”

03

Ijma’ Fatwa Dewan Syariah Naional:


Fatwa No 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ju’alah
AL JI’L
Hadiah yang akan diberikan
PELAKU
Ketentuan: Al Aqid/Al Ja’il adalah pihak yang
Hadiah yang akan diberikan harus membuata sayembara atau yang
sesuatu yang bernilai (harta) dan meberi Penugasan
jumlahnya harus jelas
Katentuan:
Cakap Hukum, Baliqh, Sehat akal

SHIGAHT Rukun
Pengucapan janji secara verbal dan
Ketentuan
Ketentuan: Al Ma’jul
Dilakukan oleh pihak yang menjajikan Merupakan objek akad yang harus
Cukup ijab saja sudah sah tidak perlu ada Kabul dilakukan, berupa pekerjaan

Ketentuan :
Harus mengandung manfaat
Dapat dimanfaatkan secara syariah
Perlakuan Akuntansi Ju’alah
Pihak yang Berjanji Rahin
• Setelah Penugasan terpenuhi • Setelah melaksanakan tugas
Beban Ju’alah xx Kas xx
Kas xx Pendapatan Ju’alah xx
0
AKAD
KAFALAH

Kafalah merupakan perjanjian pemberian jaminan


yang diberikan oleh penanggungjawab (Kafi’il)
Your Picture Here
kepada piak ketiga (Makful lahu) untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau pihak yang
Kafalah bisa terjadi atas sesuatu yang bersifat ditanggung (Makful anhu/ashil)
segera seperti utang yang harus segera dilunasi.
Kafalah jugabisa bersyarat, misalnya jika
meminjam uang kepada Bank maka ada penjamin
utang tersebut

Kafalah merupakan salah satu akad tabarru’ yang


bertujuan untuk saling tolong menolong, namun
penjamin dapat menerima imbalan selama tidak
memberatkan. Jenis ini merupakan kafalah
mengikat atau tidak dapat dibatalkan
01

Al-Qur’an Yusuf : 72
“Mereka menjawab, kami kehilangan alat takar, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
seberat unta, dan aku jamin itu”

02
Sumber
Hukum Al- Hadits HR Abu Dawud, At Tirmidzi :
Ju’alah “Penjamin adalah orang yang berkewajiban mesti
membayar””

03

Ijma’ Fatwa Dewan Syariah Naional:


Fatwa No 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah
Pelaku
Kafi’il adalah Pihak Penjamin
Makful ‘anhu adalah pihak yang berutang
Makful Lahu adalah pihak yang berpiutang

Ketentuan
Kafi’il harus baliq, berakal sehat, berhak penuh melakukan tindakan hukum
dalam urusan hartanya dan rela dengan tanggungan kafalah tersebut

Makful ‘anhu harus sanggup menyerahkan tanggungan (utang) kepada


penjamin, dan dikenal oleh penjamin
Pelaku
Makful Lahu harus diketahui identitasnya, dapat hadir pada waktu akad,
berakal sehat
Bentuk Objek Akad (Makfil Bihi) :
Bentuk
Brupa uang, benda, asset, maupun pekerjaan
RUKUN dan
Objek Akad
KETENTUAN
Ketentuan
Bisa dilaksanakan oleh penjamin
tidak bertentangan dengan syariah
harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya
Harus merupakan utang yang mengikat yang tidak mungkin dihapus
kecuali telah dilunasi
Shigaht
Ijab Kabul:
Pengucapan secara verbal dari pihak-phak yang terlibat dalam transaksi

Ketentuan
Harus saling rela dan ridha
1
Berakhirnya
Ketika utang telah Akad Kafalah
diselesaikan baik yang
berutang maupun penjamin

2
5 Ketika Makful Lahu
Ketika Makful Lahu membebaskan utang, maka
mengakhiri kontrak kafalah Makful ‘anhu terbebas dari
meskipun penjamin tidak utang dan Kafi’il juga tidak
menyetujuinya menjadi penjamin utang lagi

3
4 Ketika utang tersebut
Ketika penjamin (Kafi’il) telah dialihkan (hawalah)
menyelesaikannya
Perlakuan Akuntansi Kafalah

Phak Penjamin Rahin

• Pada saat menerima imbalan tunai • Pada saat membayar beban


Kas xx Beban Kafalah xx
Pendapatan Kafalah xx Kas xx

• Pada saat membayar beban


Beban Kafalah xx
Kas xx

Anda mungkin juga menyukai