Anda di halaman 1dari 18

Jual Beli

Mata Uang
(Al Sharf)
Overview

01 03
Definisi Jenis-Jenis

05
02 Hukum 04
Dasar Rukun dan
Hukum Syarat
Definisi Sharf
Secara Etimologi: Sharf diartikan sebagai penambahan,
penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli.
Secara Istilah: Sharf adalah transaksi jual beli suatu valuta
dengan valuta lainnya. Transaksi ini dapat dilakukan dengan mata
uang sejenis maupun tidak sejenis ( Wasilah & Sri Nurhayati,
2019).
Definisi Sharf

Ahmad Hasan (Hasan,2004) Ulama Fiqih


al-sharf adalah sebuah nama untuk Ulama Fiqih mendefinisikan sharf
penjualan nilai harga al-muthlakah adalah sebagai memperjualbelikan
(semua jenis nilai harga) satu uang dengan uang yang sejenis
dengan yang lainnya atau disebut maupun tidak sejenis
dengan "penukaran uang baik
dengan jenis yang sama maupun
saling berbeda“
Skema Sharf

1. Pembeli dan penjual menyepakati


akad sharf
2. Pembeli menyerahkan valuta
kepada penjual
3. Penjual menyerahkan valuta lain
kepada pembeli
02
Dasar
Hukum
Dasar Hukum Jual Beli Mata
Uang (Al Sharf)
Dasar Hukum

Hadist

Dari Abu Said Al Khudri r.a., Rasulullah SAW,


bersabda : “Transaksi pertukaran emas dengan
emas harus sama takarannya, timbangan dan
tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah
Rasulullah SAW, bersabda : “Juallah emas
riba, gandum dengan gandum harus sama
dengan emas, perak dengan perak, gandum
takaran, timbangan dan ke tangan (tunai),
kelebihannya adalah riba, tepung dengan tepung dengan gandum, syair dengan syair, kurma
harus sama takaran, timbangan dan tangan ke dengan kurma, dan garam dengan garam
tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, kurma (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta
dengan kurma harus sama takaran, timbangan secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah
dan tangan ke tangan, kelebihannya adalah riba, sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.”
garam dengan garam harus sama takaran,
timbangan dan tangan ke tangann, kelebihannya
adakah riba.” (HR. Muslim)
Dasar Hukum

PERATURAN BANK FATWA DEWAN SYARIAH


INDONESIA NASIONAL MUI
NOMOR: 28/DSN-MUI/III/2002
NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008
TENTANG
TENTANG
JUAL BELI MATA UANG (AL-SHARF)
TRANSAKSI VALUTA ASING
TERHADAP RUPIAH
03
Jenis-Jenis
Transaksi
Jenis-Jenis Transaksi Jual Beli
Mata Uang (Al Sharf)
Jenis-Jenis Transaksi

Transaksi Spot 01 Transaksi Swap 03


Transaksi pembeliaan dan penjualan Suatu kontrak pembelian/penjualan valas
valas serta penyerahannya pada saat dengan harga spot yang dikombinasikan
itu dengan pembelian/penjualan valas yang
sama dengan harga forward

Transaksi Forward 02 Transaksi Option 04


Transaksi pembeliaan dan penjualan Kontrak untuk memperoleh hak
valas yang nilainya ditetapkan pada untuk membeli (call option) atau
saat sekarang dan diberkakukan hak untuk menjual (put option) yang
untuk waktu yang akan datang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valas pada harga dan jangka
waktu atau tanggal tertentu
04
Rukun dan
Syarat
Rukun dan Syarat Tukar Menukar
Uang
• Ada beberapa rukun dan syarat yang harus ada dalam jual
beli mata uang (valuta asing) adapun syarat-syarat itu telah
disebutkan oleh para ulama dalam penukaran emas dan
perak yang mana berlaku juga dalam penukaran mata uang
yang ada pada zaman setelahnya, yaitu pada masa
sekarang.

• Pertukaran uang yang nilainya tidak sama rata maka


hukumnya haram, syarat ini berlaku pada pertukaran uang
yang beda jenis atau sama jenis.
Rukun dan Syarat Tukar
Menukar Uang

Aqid
(penjual dan ma'qud alaih shigat (lafaz ijab
pembeli) (objek akad) qabul)

adanya aqid (penjual dan • Suci atau mungkin Ijab dan qabul terdiri dari
pembeli) yang dalam hal untuk disucikan qaulun (perkataan) dan
ini dua atau beberapa orang • Memberi manfaat fi'lun (perbuatan). Qaulun
melakukan akad, adapun menurut Syara dapat dilakukan dengan
syarat-syarat bagi orang • Tidak dibatasi waktunya lafal sharih (kata-kata yang
yang melakukan akad. • Milik sendiri jelas) dan lafal kinayah
• Diketahui (dilihat) (kata kiasan/sindiran).
05
Hukum
Hukum yang berhubungan dengan
tukar menukar uang
Hukum yang berhubungan dengan tukar
menukar uang (Al-Sharf)

kar uang
Tukar menu
tunai
Aktivitas Al-Sharf disyaratkan
hukumnya mubah
(boleh)
1. Imam Abu Hanifah dan Imam
Syafi’i : transaksi tetap sah baik
dilakukan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan atapun lambat.
2. Imam Malik : tidak sah apabila
transaksinya terlambat.
3. Imam Syafi’i : apabila sebagian
mata uang telah diterima, sedangkan
yang lain tertunda transaksi batal
seluruhnya.
4. Imam Abu Hanifah : hanya bagian
yang tertunda saja yang batal.
Dewan Syariah Nasional memutuskan melalui fatwanya tentang tukar
menukar uang yang diperbolehkan syarat:

- Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)


- Ada ketentuan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
- Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka
nilainya harus sama dan secara tunai (al-taqabadh).
- Apabila berlainan jenis, maka harus dilakukan dengan nilai tukar
(kurs) yang berlaku pada saat transaksi dan secara tunai.
a. Tidak ada unsur riba.
Prinsip-prinsip dalam b. Sama nilainya.
Al-Sharf c. Sama ukurannya menurut ukuran syara’.
d. Al-Taqabul (sama-sama tunai)
e. Saling merelakan (Al- Taradi).
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai