Anda di halaman 1dari 8

Fiqih Muamalah

“AS-SHARF (TRANSAKSI VALUTA ASING)’’

kelompok 11 :

Adrika Hilma 2116040055


Salma Yuli Syafia 2116040091
Aziz Rianto 2116040107
A. Pengertian Al-Sharf
Al-Sharf secara bahasa berarti al-Ziyadah (tambahan) dan al'adl (seimbang). Ash-Sharf kadang-
kadang dipahami berasal dari kata Sharafa yang berarti membayar dengan penambahan.
Dalam kamus istilah fiqh disebutkan bahwa Ba'i Sharf adalah menjual mata uang dengan mata
uang (emas dengan emas).3 Adapun menurut istilah adalah sebagai berikut:
a) Menurut istilah fiqh, al-Sharf adalah jual beli antara barang sejenis atau antara barang tidak
sejenis secara tunai.
b) Menurut Heri Sudarsono, Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta
lainnya.
c) Menurut Tim Pengembangan Institut Bankir Indonesia, Sharf adalah jasa yang diberikan
oleh bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip-
prinsip Sharf yang dibenarkan secara syari’ah.
d) Adapun menurut ulama fiqh Sharf adalah sebagai memperjualbelikan uang dengan uang
yang sejenis maupun tidak sejenis.
B. Dasar Hukum Al-Sharf
Fuqoha mengatakan bahwa kebolehan praktek Al-Sharf didasarkan pada sejumlah hadis Nabi antara lain
pendapat Jumhur yang diriwayatkan oleh Imam Malik dari Nafi', dari Abu Sa'id al-Khudri ra, bahwa Rasulullah
SAW bersabda:

Artinya: "Dari Abu Said al Khudzriy ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu menjual
emas dengan emas kecuali dengan seimbang dan janganlah kamu memberikan sebagainya atas yang lain.
Janganlah kamu menjual perak dengan perak kecuali dengan seimbang, dan janganlah kamu memberikan
sebagainya atas yang ain. Janganlah kamu menjual dari padanya sesuatu yang tidak ada dengan sesuatu
yang tunai (ada)". (H. Muttafaq Alaihi). Hadits diatas menunjukkan bahwa menjual emas dengan emas
atauperak dengan perak itu tidak boleh kecuali sama dengan sama, tidak ada salah satunya melebih yang
lain.”
C. Rukun dan Syarat-Syarat Al-Sharf

Rukun Al – Sharf Persyaratan yang harus dipenuhi


dalam akad Al-Sharf adalah:
a) Penjual (Ba’i)
b) Pembeli (Musyari)
1) Masing-masing pihak saling menyerah terimakan
c) Mata uang yang diperjual
barang sebelum keduanya berpisah. Syarat ini untuk
belikan (Obyek)
menghindarkan terjadinya riba nasi'ah. Jika keduanya
d) Nilai Tukar (Si’rus Sharf)
atau salah satunya tidak menyerahkan barang sampai
e) Ijab Qobul (Sighat)
keduanya berpisah maka akad Al-Sharf menjadi batal.
2) Jika akad Al-Sharf dilakukan atas barang sejenis maka
harus setimbang, sekalipun keduanya berbeda kualitas
atau model cetakannya.
3) Khiyar syarat tidak berlaku dalam akad Al-Sharf, karena
akad ini sesungguhnya merupakan jual beli dua benda
secara tunai. Sedang khiyar syarat mengindikasikan jual
beli secara tidak tunai.
D. Macam-macam As-Sharf
Transaksi Valuta Asing (valas) ini terdiri dari beberpa macam diantaranya:
a) Transaksi Spot Transaksi spot adalah pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam
jangka waktu dua hari.
b) Transaksi Forward Transaksi Forward adalah pembelian dan penjualan valas yang nilainya
ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x
24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram.
c) Transaksi Swap Transaksi Swap adalah suatu kontrak pembelian atau penjualan valas
dengan harga spot yang di kombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang
sama dengan harga forward.
d) Transaksi Option Transaksi Option adalah kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing
pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
E. Aplikasi Sharf Dalam Perbankan Syariah Money Changger
(Penukaran Uang)
Aplikasi Dan Ilustrasi
1. Transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam rupiah menggunakan kurs laporan (penutupan) yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs sjual
berdasarkan kurs Reuters pada pukul 16.00 WIBsetiap hari.
2. Transaksi Dalam melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode yang dapat
digunakan yaitu: a. Single Currency (Satu Jenis Mata Uang)
Single Currency adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke
dalam mata uang dasar (base currency).
b. Multi Currency (Lebih dari Satu Jenis Mata Uang)
Multi Currency adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke
dalam masing-masing mata uang asing asal (original currency) yangdigunakan pada transaksi.
3. Pengakuan laba rugi jual beli (trading) dapat dilakukan pada saat terjadinya transaksi atau pada saat
revaluasi. Revaluasi dapat dilakukan pada akhir hari atau akhir bulan disesuaikan dengan kebijakan bank yang
bersangkutan.
4. Untuk tujuan laporan keuangan di akhir periode, aset moneter (piutang dan utang) dalam satuan valuta asing
juga akan dijabarkan dalam satuan rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
laporan keuangan.
Praktek Sharf Dalam Perbankan Syariah
Aktifitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba, maisir dan gharar. Dalam
pelaksanaannya haruslah memperhatikan beberapa batasan berikut:
1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak harus
menerima/menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.
2. Motif pertukaran adalah untuk kegiatan bisnis sektor riil, yaitu transaksi barang dan jasa, bukan dalam
rangka spekulasi.
3. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misalnya, si A setuju membelinya kembali pada tanggal tertentu di
masa mendatang.
4. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak yang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang
dipertukarkan.
5. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain, tidak dibenarkan jual beli
tanpa hak kepemilikan (ba’i al-fudhuli) .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai