Anda di halaman 1dari 17

FIKIH AKAD SALAM,

ISTISHNA, SHARF DAN


KHIYAR
NAMA KELOMPOK

Achmad Syiva Salsabila (1860103221110)


Deta Reztifa Putri (1860103221078)
Dia Kusuma Wardani (1860103221038)
AKAD SALAM
Pengertian Akad Salam

As-salam ($‫لسلم‬$$‫ ( ا‬dalam istilah fikih disebut juga as-salaf ‫سلف‬


( ‫ل‬$$‫ ا‬.( Secara
etimologis, kedua kata memiliki makna yang sama yaitu mendahulukan
pembayaran dan mengakhirkan barang.

Secara etimologis salam adalah menjual sesuatu barang yang


penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya
disebutkan dengan jelas dengan pembayaran modal terlebih dahulu,
sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari
Dasar Hukum Akad Salam

Jual-beli dengan cara salam merupakan solusi tepat yang


ditawarkan oleh Islam guna menghindari riba. Dan mungkin ini
merupakan salah satu hikmah disebutkannya syari’at jual-beli
salam seusai larangan memakan riba.
Rukun Akad Salam
a. (Al Aqid ), terdiri atas penjual (muslam ilaihi) dan pembeli (al muslam)
Al aqid adalah orang yang melakukan akad. Dalam perjanjian salam, pihak penjual disebut dengan al muslam
ilaih (orang yang diserahi) dan pihak pembeli disebut al muslam atau pemilik as salam (yang menyerahkan)

b. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan


(muslam fiih) dan modal
Yaitu harga barang yang dipesan. Barang yang di jadikan sebagai objek jual beli disebut dengan al
muslam fiih. Barang yang dipesan harus jelas ciri-cirinya dan waktu penyerahannya. Harga (ra’su
malis salam) dalam jual beli salam harus serta jelas diserahkan waktu akad.
c. Sighat (Ijab Qabul/serah terima)
Ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qobul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan
kehendak syari’at yang berpengaruh pada objek perikatan. Yang dimaksud dengan “sesuai
dengan syari’at” adalah bahwa seluruh perikatan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
tidak boleh, apabla tidak sejalan dengan kehendak syara’.
Syarat Akad Salam
a. Syarat orang yang berakad (al aqid) Ulama Malikiyyah dan Hanafiyyah mensyaratkan aqid harus
berakal, akni mumayyiz, anak yang besar yang pembicaraan dan jawaban yang dilontarkannya dapat di
pahami serta berumul minimal 7 tahun.

b. Syarat yang terkait dengan pembayaran atau harga


c. Syarat yang terkait dengan barang:
➢ Barangnya menjadi utang atau tanggungan bagi penjual. Dengan demikian, barang pesanan yang telah
menjadi tanggungan pihak penjual keberadaannya tidak boleh diserahkan kepada pihak lain.
➢ Komoditasnya harus dengan sifat-sifat yang jelas. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi konflik antara
seorang muslim dengan saudaranya yang menyebabkan dendam dan permusuhan di keduanya.
Dll (makalah hal.5)
d. Syarat tentang waktu dan tempat penyerahan barang
Dll (makalah hal 6)

e. Syarat ijab dan qobul (sighat) Unsur penting dari jual beli salam adalah kerelaan dari
dua belah pihak.
Dll (makalah hal.6-7)
ISTISHNA
Pengertian Istishna
Istishna berasal dari kata ‫ )ص نع‬shana’a) yang artinya membuat kemudian di tambah
huruf alif, sin dan ta’ menjadi ‫ )استصنع‬istashna’) yang berarti meminta dibuatkan
sesuatu. Istishna’ atau pemesanan secara bahasa artinya meminta dibuatkan.

Sedang kan menurut istilah atau terminologi artinya perjanjian terhadapa barang
jualan yang berada dalam kepemilikan penjual dengan syarat dibuatkan oleh penjual,
atau meminta dibuatkan secara khusus sementara bahan bakunya dari pihak penjual.
Rukun dan Ketentuan Akad Istishna
• Pelaku terdiri atas pemesan (pembeli atau mustashni) dan penjual (pembuat shani)
• Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna yang berbentuk
harga
• Ijab qobul atau serah terima Ketentuann dari akad istishna sebagai berikut

➢ Harga yang sudah ditetapkan tidak boleh berubah. Tetapi apabila setelah akad
ditandatangani pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya
akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli.
➢ Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
➢ Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan hutang.
Berakhirnya akad istishna

Berakhirnya akad istishna kontrak istishna bisa berakhir berdasarkan


kondisi sebagai berikut:

a) Dipenuhinya kewajiban secara normal kedua belah pihak


b) Persetujuan kedua belah pihak untuk menghentikan kontak
c) Pembatalan hukm kontrak ini jika muncul sebab yang masuk akal
untuk mencegah dilaksanakannya kontrak atau penyelesaiannya,
dan masing-masing pihak bisa menuntut pembatalannya
PERBEDAAN ANTARA SALAM dan ISTISHNA
Menurut jumhur fuqoha jual beli istishna dan salam pada dasarnya itu sama,
yakni jual beli sesuatu yang belum ada pada saat akad berlangsung (bay’ al
ma’dum). Menurut fuqaha Hanafiah terdapat dua perbedaan antara salam dan
istishna yaitu:

 Cara pembayaran dalam salam harus pada saat akad berlangsung.


Sedangkan pada istishna dilakukan pada saat akad berlangsung, bisa
diangsur atau dikemudian hari.
 Salam mengikat para pihak yang mengadakan akad sedangkan istishna
menjaqdi pengikat untuk melindungi produsen, sehingga tidak begitu
ditinggalkan oleh konsumen yang tidak bertanggung jawab
AL-SHARF
Pengertian Al-Sharf
Mata uang asing dalam istilah bahsa inggris dikenal dengan money changer dan
foreign exchange dalam bahasa arab sering disebut dengan kata al-sharf. Dalam
kamus al-Munjid fi alLaughah disebutkan bahwa al-Sharf berarti menjual uang dengan
uang lainnya. Secara bahasa pertukaran mata uang asing atau al-Sharf mempunyai arti
Al-Ziyadah (tambahan), penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli.

Hukum Al-Sharf
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam
Rukun dan Syarat Al-Sharf
o Serah terima iftirak (berpisah) Maksudnya yaitu transaksi tukar menukar
dilakukan sebelum kedua belah pihak berpisah.
o Al-Tamatsul atau sama rata Pertukaran uang yang nilai tidak sama rata
maka hukumnya haram, syarat ini berlaku pada pertukaran uang yang sama
atau sama jenis. Sedangkan pertukaran uang yang jenisnya berbeda, maka
dibolehkan.
o Pembayaran dengan tunai Tidak sah hukumnya apabila didalam transaksi
pertukaran terdapat penundaan pembayaran, baik penundaan tersebut
berasal dari satu pihak atau disepakati oleh kedua belah pihak.
o Tidak mengandung akad Khiyar Syarat Apabila terdapat Khiyar syarat pada
akad al-Sharf baik syarat tersebut dari sebelah pihak maupun dari kedua
belah pihak, maka menurut Jumhur ulama hukumnya tidak sah.
MACAM MACAM AL-SHARF
Macam-macam Al-Sharf Dalam fatwa MUI telah menjelaskan tentang macam-macam
pertukaran
 Transaksi Spot Adalah pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada
saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu
dua hari.
 Transaksi forward Transaksi forward disebut juga dengan transaksi berjangka yang
pada prinsipnya adalah transaksi sejumlah mata uang tertentu dengan sejumlah mata
lainnya dengan penyerahan pada waktu yang akan datang
 Transaksi Option Transaksi Option yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam
jangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
KHIYAR
Pengertian Khiyar :

Secara bahasa, khiyar (‫( خير‬artinya: Memilih, menyisihkan, dan menyaring. Secara istilah, khiyar adalah menentukan
yang terbaik dari dua hal (atau lebih)untuk dijadikan orientasi. Khiyar juga bisa di sebut dengan “hak untuk memilih”.

Tujuan Adanya Khiyar

Hak khiyar di maksudkan guna menjamin agar akad yang diadakan benar-benar terjadi atas kerelaan penuh dari pihak-
pihak yang bersangkutan karena sukarela itumerupakan asas bagi sahnya suatu akad.

Macam-Macam Khiyar
a. Khiyar Ta’yin Hak memilih dalam akad jual beli yang objeknya berupa banyak, tetapi yang sebenarnya akan menjadi
obyek hanya salah satu saja, dan oleh penjual ,pembeli di perbolehkan memilih mana yang di senangi, hak pembeli
menetukan pilihan salah satu barang itu disebut khiyar ta’yin Dengan adanya khiyar ta’yin itu, apabila pembeli telah
menentukan mana barang yang telah di pilih itu menjadi objek akad.
b. Khiyar Syarat Khiyar syarat adalah hak memilih yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam jangka waktu
tertentu. Dalam jangka waktu tersebut, mereka boleh meneruskan atau membatalkan jual beli.
c. Khiyar Majlis Khiyar majlis adalah hak memilih yang di lakukan oleh kedua belah pihak setelah ijab dan qabul
sempurna dan kedua belah pihak masih berada pada tempat melakukan akad jual beli.
Khiyar aib atau khiyar

cacat adalah keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan akad atau
menjadikannya aib (kecacatan) dari salah satu yang dijadikan alat tukar menukar yang tidak di ketahui penmiliknya
waktu akad.19 Cacat barang yang menimbulkan hak khiyar adalah yang mengakibatkan berkurangnya harga
barang. Cacat kecil yang tidak di perlihatkan, seperti cacat mobil yang tergores sedikit dan sebagainya.
Syarat Tetapnya Khiyar Aib:
➢ Adanya aib itu setelah akad atau sebelum di serahkan
➢ Pembeli tidak mengetahui adanya cacat ketika akad dan atau ketika menerima barang.
➢ Pemilik barang tidak mensyaratkan agar pembeli membebaskan jika ada syarat .

Syarat-syarat Khiyar
• Barang yang dikhiyar hendaklah jelas
• Barang yang dikhiyar hendaklah ditentukan harganya
• Pembeli harus melihat barang yang dikhiyar

Rukun Khiyar
• Adanya penjual dan pembeli (pelaku khiyar)
• Adanya barang yang dikhiyarkan
• Adanya alat pembayaran
• Sighat (lafaz akad) yang jelas
Cara Menggugurkan Khiyar

 Pengguguran jelas (sharih) Pengguguran sharih adalah pengguguran yang di lakukan oleh orang
yang berkhiyar, seperti menyatakan : “Saya batalkan khiyar dan saya ridho.” Dengan demikian, akan
menjadi shahih
 Penggugugran dengan dilalah Pengguran dengan dilalah adalah misal; adanya tasharruf (beraktifitas
dengan barang tersebut) dari pelaku khiyar yang menunjukan bahwa jual beli tersebut jadi
dilakukan,seperti pembeli menghibahkan barang tersebut kepada orang lain, sedangkan jika pembeli
mengembalikan kepemilikan kepada penjual atau menyerahkan kembali barang kepada penjual
menunjukan bahwa ia membatalkan jual beli.
 Pengguguran khiyar dengan kemadharatan Pengguguran khiyar dengan kemadharatan, terdapat
dalam beberapa keadaan.
• Habis waktu
• Meninggalnya orang memberikan syarat
• Adanya cacat pada barang
TERIMAKASIH

‫َو َمنْ ُي َشاق ِْق َي ْشقُ ِق هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة‬

“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya para hari
kiamat” (HR Al-Bukhari no 7152)

‫اق م َُسلِّمًا َش َّق هَّللَا ُ َعلَ ْي ِه‬


َّ ‫ َو َمنْ َش‬, ‫ضارَّ هُ هللَا‬
َ ‫ضارَّ مُسْ لِمًا‬
َ ْ‫َمن‬

“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan
memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang
muslim maka Allah akan menyusahkan dia.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai