e. Syarat ijab dan qobul (sighat) Unsur penting dari jual beli salam adalah kerelaan dari
dua belah pihak.
Dll (makalah hal.6-7)
ISTISHNA
Pengertian Istishna
Istishna berasal dari kata )ص نعshana’a) yang artinya membuat kemudian di tambah
huruf alif, sin dan ta’ menjadi )استصنعistashna’) yang berarti meminta dibuatkan
sesuatu. Istishna’ atau pemesanan secara bahasa artinya meminta dibuatkan.
Sedang kan menurut istilah atau terminologi artinya perjanjian terhadapa barang
jualan yang berada dalam kepemilikan penjual dengan syarat dibuatkan oleh penjual,
atau meminta dibuatkan secara khusus sementara bahan bakunya dari pihak penjual.
Rukun dan Ketentuan Akad Istishna
• Pelaku terdiri atas pemesan (pembeli atau mustashni) dan penjual (pembuat shani)
• Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna yang berbentuk
harga
• Ijab qobul atau serah terima Ketentuann dari akad istishna sebagai berikut
➢ Harga yang sudah ditetapkan tidak boleh berubah. Tetapi apabila setelah akad
ditandatangani pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya
akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli.
➢ Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
➢ Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan hutang.
Berakhirnya akad istishna
Hukum Al-Sharf
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam
Rukun dan Syarat Al-Sharf
o Serah terima iftirak (berpisah) Maksudnya yaitu transaksi tukar menukar
dilakukan sebelum kedua belah pihak berpisah.
o Al-Tamatsul atau sama rata Pertukaran uang yang nilai tidak sama rata
maka hukumnya haram, syarat ini berlaku pada pertukaran uang yang sama
atau sama jenis. Sedangkan pertukaran uang yang jenisnya berbeda, maka
dibolehkan.
o Pembayaran dengan tunai Tidak sah hukumnya apabila didalam transaksi
pertukaran terdapat penundaan pembayaran, baik penundaan tersebut
berasal dari satu pihak atau disepakati oleh kedua belah pihak.
o Tidak mengandung akad Khiyar Syarat Apabila terdapat Khiyar syarat pada
akad al-Sharf baik syarat tersebut dari sebelah pihak maupun dari kedua
belah pihak, maka menurut Jumhur ulama hukumnya tidak sah.
MACAM MACAM AL-SHARF
Macam-macam Al-Sharf Dalam fatwa MUI telah menjelaskan tentang macam-macam
pertukaran
Transaksi Spot Adalah pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada
saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu
dua hari.
Transaksi forward Transaksi forward disebut juga dengan transaksi berjangka yang
pada prinsipnya adalah transaksi sejumlah mata uang tertentu dengan sejumlah mata
lainnya dengan penyerahan pada waktu yang akan datang
Transaksi Option Transaksi Option yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam
jangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
KHIYAR
Pengertian Khiyar :
Secara bahasa, khiyar (( خيرartinya: Memilih, menyisihkan, dan menyaring. Secara istilah, khiyar adalah menentukan
yang terbaik dari dua hal (atau lebih)untuk dijadikan orientasi. Khiyar juga bisa di sebut dengan “hak untuk memilih”.
Hak khiyar di maksudkan guna menjamin agar akad yang diadakan benar-benar terjadi atas kerelaan penuh dari pihak-
pihak yang bersangkutan karena sukarela itumerupakan asas bagi sahnya suatu akad.
Macam-Macam Khiyar
a. Khiyar Ta’yin Hak memilih dalam akad jual beli yang objeknya berupa banyak, tetapi yang sebenarnya akan menjadi
obyek hanya salah satu saja, dan oleh penjual ,pembeli di perbolehkan memilih mana yang di senangi, hak pembeli
menetukan pilihan salah satu barang itu disebut khiyar ta’yin Dengan adanya khiyar ta’yin itu, apabila pembeli telah
menentukan mana barang yang telah di pilih itu menjadi objek akad.
b. Khiyar Syarat Khiyar syarat adalah hak memilih yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam jangka waktu
tertentu. Dalam jangka waktu tersebut, mereka boleh meneruskan atau membatalkan jual beli.
c. Khiyar Majlis Khiyar majlis adalah hak memilih yang di lakukan oleh kedua belah pihak setelah ijab dan qabul
sempurna dan kedua belah pihak masih berada pada tempat melakukan akad jual beli.
Khiyar aib atau khiyar
cacat adalah keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan akad atau
menjadikannya aib (kecacatan) dari salah satu yang dijadikan alat tukar menukar yang tidak di ketahui penmiliknya
waktu akad.19 Cacat barang yang menimbulkan hak khiyar adalah yang mengakibatkan berkurangnya harga
barang. Cacat kecil yang tidak di perlihatkan, seperti cacat mobil yang tergores sedikit dan sebagainya.
Syarat Tetapnya Khiyar Aib:
➢ Adanya aib itu setelah akad atau sebelum di serahkan
➢ Pembeli tidak mengetahui adanya cacat ketika akad dan atau ketika menerima barang.
➢ Pemilik barang tidak mensyaratkan agar pembeli membebaskan jika ada syarat .
Syarat-syarat Khiyar
• Barang yang dikhiyar hendaklah jelas
• Barang yang dikhiyar hendaklah ditentukan harganya
• Pembeli harus melihat barang yang dikhiyar
Rukun Khiyar
• Adanya penjual dan pembeli (pelaku khiyar)
• Adanya barang yang dikhiyarkan
• Adanya alat pembayaran
• Sighat (lafaz akad) yang jelas
Cara Menggugurkan Khiyar
Pengguguran jelas (sharih) Pengguguran sharih adalah pengguguran yang di lakukan oleh orang
yang berkhiyar, seperti menyatakan : “Saya batalkan khiyar dan saya ridho.” Dengan demikian, akan
menjadi shahih
Penggugugran dengan dilalah Pengguran dengan dilalah adalah misal; adanya tasharruf (beraktifitas
dengan barang tersebut) dari pelaku khiyar yang menunjukan bahwa jual beli tersebut jadi
dilakukan,seperti pembeli menghibahkan barang tersebut kepada orang lain, sedangkan jika pembeli
mengembalikan kepemilikan kepada penjual atau menyerahkan kembali barang kepada penjual
menunjukan bahwa ia membatalkan jual beli.
Pengguguran khiyar dengan kemadharatan Pengguguran khiyar dengan kemadharatan, terdapat
dalam beberapa keadaan.
• Habis waktu
• Meninggalnya orang memberikan syarat
• Adanya cacat pada barang
TERIMAKASIH
َو َمنْ ُي َشاق ِْق َي ْشقُ ِق هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة
“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya para hari
kiamat” (HR Al-Bukhari no 7152)
“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan
memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang
muslim maka Allah akan menyusahkan dia.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)