Anda di halaman 1dari 10

IQTISHADIYAH

ANGGOTA KELOMPOK
1. Naufal Thariq ( 1321610 )
2. Willy Ivander P ( 15117006 )
3. Ahmad Badruzzaman ( 15117025 )
4. Nofal Mahdi ( 15117012 )
5. Farrel Affieto ( 15117034 )
6. Fawaz Alkadri ( 15117037 )
7. Fathan Mubinan ( 15117010 )
PENGERTIAN
Suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah).
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba),
serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram).
Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut
dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan
atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain.
PERBEDAAN
No. Aspek Bank Syariah Bank Konvensional
1. Investasi halal Baik halal maupun
haram
2. Imbalan Bagi hasil Bunga

3. Orientasi usaha Profit oriented dan falah Profit oriented

4. Sifat hubungan dengan nasabah Kemitraan Debitor dan Kreditor

5. Sistem pengawasan Syari'ah Dewan Pengawas Tidak ada badan


Syari'ah terkait
PRODUK
PENGHIMPUN DANA PEMBIAYAAN
1. Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah 1. Murabahah, adalah jual beli barang
jasa penitipan dana dimana penitip secara tidak tunai
dapat mengambil dana tersebut
sewaktu-waktu dan murni tidak 2. Mudharabah, adalah perjanjian
mengharapkan keujntungan dari bagi antara penyedia modal
hasil. 100% dengan pengusaha yang
memenej usahanya.
2. Mudharabah, adalah akad yang
bertujuan memperoleh keuntungan 3. Musyarakah, adalah kerjasama
dari bagi hasil. dalam suatu usaha dengan cara
patungan modal dan kesepakatan
tertentu.
PRODUK
JASA
1. Wakalah, adalah bank menjadi wakil pihak nasabah untuk mengurusi keperluan
nasabah
2. Kafalah, adalah jasa penjaminan
3. Hawalah, adalah pengalihan utang
4. Rahn, adalah semacam gadai yang sesuai dengan syari'ah
5. Qardh, adalah memberikan pinjaman baik berupa uang ataupun lainnya tanpa m
engharapkan imbalan atau bunga
MENGKRITIK BANK SYARIAH
Pada pelaksanaannya bank syariah masih banyak menuai kritik, karena:
1. Bank syariah masih belom bisa bersaing dengan bank konvensional
2. SDM di bank syariah banyak yang berasal dari bank konvensional, sehingga
pemikiran tetap konvensional.
3. Masyarakat kita belom terdidik kejujurannya

KONVENSIONAL SYARI'AH
Kita harus bersikap ihtiyat atau berhati-hati dalam melakukan kegiatan ekonomi. Salah satu
cara adalah dengan menghindari riba.

Jenis riba :

Riba Qardl Riba Jahiliyah Riba Fadhl Riba Nasi’ah

• Kelebihan tertentu • Membayar lebih • Pertukaran barang • Diakibatkan oleh


yang disyaratkan karena tidak dapat sejenis namun tidak perubahan nilai
kepada pihak yang membayar sesuai sesuai barang karena
berhutang. dengan batas waktu • Contoh: menukarkan pergeseran waktu.
• Contoh : peminjaman • Contoh: denda beras bagus dan • Contoh: Kenaikan
berkredit terlambat bayar utang beras yang tidak bunga seiring waktu.
bagus.
7. Memiliki Semangat dalam Mengembangkan ekonomi islam dan perbankan syariah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ْ‫َّللا َ ل َع َل َّك ُم‬ ِّ ِ ‫ي َ ا أ َي ُّه َ ا ال َّذِ ي َن آمَ ن ُ وا ال ت َأ ْك ُل ُ وا‬


َّ ‫الر ب َ ا أ َضْ ع َ اف ً ا مُ ض َ اع َف َة ً َو ات َّق ُ وا‬
‫ت ُف ْل ِحُ و َن‬
“ hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (Qs. Ali imraan: 130)
ِّ ِ َ ‫َّللا ُ ال ْب َي ْعَ َو حَ َّر م‬
‫الر ب َ ا‬ َّ َّ‫َو أ َحَ ل‬
“dan allah menghalalkan jual -beli dan mengharamkan riba ”. [Al baqarah
: 275].
Maka cukuplah dalil diatas menjadikan dasar bagi kita semua dalam bersemangat mengembangkan ekonomi
Islam dengan melakukan usaha yang halal, terlebih jual beli atau berdagang. Allah menutup pintu riba bagi kita
Dan membukakan bagi kita pintu jual-beli.
BANK SYARI’AH DI MASA DEPAN
Survei menunjukkan bahwa tingkat pengenalan (awareness) masyarakat (di Pulau Jawa)
tentang keberadaan sistem perbankan syariah (di samping bank-bank konvensional) relative
tinggi (Jabar: 88,6 persen, Jateng dan DIY: 71,2 persen, Jatim: 72 persen). Informasi media
massa, kegiatan sosialiasai dan mulai tumbuhnya kantor-kantor bank syariah baru, telah
meningkatkan awareness masyarakat akan penerapan dual banking system di Indonesia.
Meskipun demikian, tingkat pemahaman mengenai bagaimana mekanisme penentuan bagi
hasil (return), karakteristik produk dan jasa, serta akad-akad bank syariah, secara umum
masih rendah.
Berdasarkan survei diatas maka selayaknya perbankan sistem syariah dioptimalkan dan
diutamakan. Karena sistem perbankan syariah disamping tetap memberi laba material, juga
yang paling utama adalah melaksanakan amal sesuai dengan petunjuk dari agama Islam.
Dengan sistem perbankan syariah, Insya Allah usaha lancar dan mendapat keberkahan serta
tidak meragukan lagi bagi ummat Muslim di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai