Anda di halaman 1dari 61

PERBANKAN SYARI

Muhammad Karebet Widjajakusuma


GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH (1)

• Karakteristik bank yang ideal menurut Islam


(Chapra, 1985):
• 1. Penghapusan riba,
• 2. Kepentingan publik & bukan kepentingan
individu atau kelompok yang harus dilayani
oleh bank komersial Islam,
• 3. Bank Islam akan bersifat universal atau suatu
bank yang memiliki tujuan ganda & bukan bank
komersial,
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH (2)
• 4. Bank akan mengevaluasi secara hati2
terhadap permohonan pembiayaan yang
berorientasi kepada penyertaan modal,
• 5. Bagi hasil akan cenderung mempererat
hubungan antara bank & pengusaha yang
merupakan tonggak bank multitujuan.
• 6. Suatu kerangka didesain untuk memban-tu
bank mengatasi kesulitan likuiditasnya.
• Bank yang mendasarkan diri pada akidah Islam
sering disebut dengan Bank Syariah.
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH (3)

• Bank Syariah: bank yang dalam menjalan-kan


operasinya berdasarkan pada hukum atau
syariah Islam dengan mengacu pada Al Qur’an &
Al Hadist.
• Kemunculan bank syariah dilatarbelakangi oleh
adanya praktik riba dalam jual-beli & pinjam-
meminjam dana di bank yang mewajibkan
adanya bunga.
• Perbedaan prinsip: Bank Syariah (bagi hasil),
sedangkan Bank Konvensional (bunga).
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH (4)

• Operasi Bank Syariah mengikuti ketentuan2


bermuamalat secara Islam dan menjauhi unsur2
riba.
• Dengan karakteristik yang berbeda dengan bank
umum konvensional, maka bank sya-riah
mempunyai manajemen yang berbeda.
• Manajemen Bank Syariah: proses pengam-bilan
keputusan keuangan pada bank dengan
menerapkan syariah Islam, dengan tujuan untuk
mendapatkan berkah dari Allah Swt.
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH (5)

• Tujuan Bank Syariah: mendapatkan


berkah dari Allah Swt., dalam arti dalam
menjalankan operasi bank syariah
dianggap merupakan salah satu bentuk
ibadah, dengan mendasarkan diri pada
tuntunan Al Qur’an & Al Hadist.
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH (6)

• Arti penting Manajemen Bank Syariah:


• 1. Mayoritas penduduk Indonesia beragama
Islam;
• 2. Persaingan yang semakin ketat dengan LD
konvensional maupun LK lain;
• 3. Kendala2 yang dihadapi Bank Syariah saat ini
cukup banyak, baik yang terkait dengan
kendala eksternal maupun internal.
DASAR HUKUM DAN PRINSIP BANK SYARIAH
(1)

• Hukum tentang larangan riba:


• 1. Riba tidak akan menambah kekayaan individu
maupun negara, namun sebaliknya justru
mengurangi kekayaan (Ar-Rum: 39);
• 2. Larangan bagi umat Islam untuk meng-ambil
bunga sekiranya mereka mengingin-kan
kebahagiaan yang hakiki, ketenangan pikiran, &
kejayaan hidup (An-Nisa’: 160-1);
DASAR HUKUM DAN PRINSIP BANK
SYARIAH (2)
• 3. Larangan bagi kaum Muslim makan riba, &
sifat riba: berlipat ganda (Ali Imran: 130).
• 4. Adanya perbedaan antara jual-beli dengan
kegiatan riba (Al-Baqarah: 275-276).
• Prinsip Bank Syariah: 1. Bagi hasil (mudharabah),
2. Penyertaan modal (musharakah), 3. Jual-beli
barang (murabahah), 4. Sewa murni tanpa
pilihan (ijarah), & 5. Sewa dengan pemindahan
kepemilikan (ijarah waiqtina).
Perbedaan Sistem Bunga & Bagi Hasil

No. Bunga Bagi Hasil

1. Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi


akad. hasil dilakukan pada waktu akad.
2. Besarnya dana dinyatakan dalam Besarnya rasio bagi hasil didasarkan
bentuk prosentase. pada jumlah keuntungan.
3. Bunga dapat mengambang/variabel. Rasio bagi hasil tetap tidak berubah
selama akad masih berlaku.
4. Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil bergantung pada keuntungan
diperjanjikan. usaha yang dijalankan. Jika rugi akan
ditanggung bersama.
5. Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat
meningkat sekalipun keuntungan sesuai dengan peningkatan keuntungan.
berlipat ganda.
6. Eksistensi bunga diragukan oleh Tidak ada yang meragukan keabsahan
semua agama. bagi hasil.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI
DANA (1)
• Bentuk penghimpunan dana: giro, tabung-an, &
khusus BPRS tidak menawarkan giro.
• Prinsip penghimpunan dana: 1. Wadi’ah
(rekening giro & tabungan), & 2. Mudharabah
(mutlaqah & muqayyamah).
• Prinsip wadi’ah untuk rekening giro &
tabungan:
• 1. Prinsip wadi’ah yad dhamanah: bank dapat
memanfaatkan & menyalurkan dana yang
disimpan & siap jika ditarik.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (2)

• 2. Keuntungan/kerugian atas penyaluran dana


ditanggung bank, deposan mendapat jaminan
keamanan dana & fasilitas giro, & tabungan
lain.
• 3. Bank membuat akad dengan deposan, &
memberikan buku cek (giro) & ATM (tabungan)
• 4. Biaya administrasi dinyatakan secara nominal
(bukan persentase) & harus nyata, jelas, &
pasti.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (3)

• 5. Ketentuan lain yang tidak bertentangan


dengan prinsip syariah.
• Prinsip mudharabah mutlaqah: untuk
tabungan & deposito, dengan prinsip:
• 1. Bank harus memberitahukan nisbah & tata
cara pembagian keuntungan & risiko.
• 2. Bank harus memberikan buku tabungan/
ATM (tabungan) & sertifikat/bilyet (deposito).
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (4)

• 3. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap


saat, sedangkan deposito hanya untuk jatuh
tempo tertentu.
• 4. Ketentuan2 lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
• Mudharabah muqayyamah: simpanan khusus
di mana pemilik dana menetapkan syarat2
tertentu yang harus diikuti oleh bank, yaitu:
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (4)

• 1. Pemilik dana menetapkan syarat


penyaluran dana.
• 2. Sebagai tanda bukti simpanan, bank
menerbitkan bukti simpanan khusus.
• 3. Dana simpanan harus disalurkan secara
langsung kepada pihak yang diamanatkan
oleh pemilik dana.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (5)

• Selain dana dihimpun dari nasabah,


sumber dana juga berasal dari pemilik
bank, yang merupakan modal.
• Saat pendirian, ketentuan modal
dilakukan sebagai berikut:
• Permodalan bank umum syariah:
• 1. Jumlah minimum modal disetor:
Rp3,00 triliun.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (7)

• 2. Sumber dana adalah modal sendiri &


tidak berasal dari sumber haram.
• Permodalan (modal kerja) kantor cabang
syariah dari bank umum konvensional:
• 1. Minimum Rp2,00 miliar (Jabotabek) &
Rp1,00 di luar Jabotabek.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (8)

• Permodalan untuk BPR Syariah:


• 1. Minimum Rp2,00 miliar (Jabotabek &
Karawang),
• 2. Minimum Rp1,00 miliar di wilayah ibukota
propinsi & di luar 1.
• 3. Minimum Rp500,00 juta di wilayah lainnya.
• Sumber dana adalah modal sendiri & tidak
berasal dari sumber haram.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (9)

• Dana yang terkumpul, oleh bank syariah


dialokasi dalam bentuk penyaluran dana &
aset.
• Prinsip penyaluran dana: 1. Bai’ (Jual beli),
2. Ijarah wa iqtina (sewa beli), 3. Syirkah
(bagi hasil), & 4. Pembiayaan lain.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (9)

• Prinsip bai’ (jual beli):


• 1. Murabahah: diterapkan dalam pembia-yaan
untuk pengadaan barang investasi.
• 2. Salam: pembelian barang untuk
penyerahan yang ditangguhkan dengan
pembayaran di muka.
• 3. Istishna’: mirip dengan salam, tetapi
pembayarannya dapat di muka, dicicil, atau di
belakang.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (10)

• Prinsip ijarah wa iqtina (sewa beli): akad


sewa-menyewa suatu barang antara bank
dengan nasabah di mana nasabah diberi
kesempatan untuk membeli obyek sewa pada
akhir akad.
• Prinsip syirkah (bagi hasil):
• 1. Musyarakah: pembiayaan proyek di mana
nasabah & bank sama-sama menyediakan dana
untuk membiayainya.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (11)

• 2. Mudharabah mutlaqah: penyerahan modal


kepada nasabah selaku pengelola modal yang
berupa uang tunai atau jika uang diserahkan
secara bertahap, harus jelas sesuai dengan
kesepakatan.
• 3. Mudharabah muqayyadah: mirip dengan no
2, tetapi penyediaan dana hanya untuk kegiatan
tertentu dengan syarat tertentu yang
sepenuhnya ditetapkan oleh bank.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA (12)

• Bentuk pembiayaan lain oleh Bank Syariah:


• 1. Qardh: 1. Pembiayaan dana talangan; 2.
Pendanaan darurat; 3. Saldo kompensasi &
dana talangan antar BS; & 4. Produk untuk
sosial seperti usaha kecil.
• 2. Hiwalah (anjak piutang): pembiayaan untuk
membantu pemasok mendapatkan uang tunai
dengan mengalihkan piutang pada bank.
KEPUTUSAN SUMBER & ALOKASI DANA
(13)

• 3. Rahn (gadai): untuk membantu nasabah


dalam pembiayaan kegiatan multiguna.
• Kontrak ini dilakukan dalam dua hal: 1. Sebagai
akad tambahan terhadap produk lain seperti
mudharabah, bank harus menahan barang
nasabah. 2. Sebagai produk pinjaman, di mana
bank tidak mendapat apa2, hanya jasa
penyimpanan, pemeliharaan, asuransi, &
administrasi barang.
SUMBER PENDAPATAN & BIAYA (1)

• Sumber pendapatan Bank Syariah sedikit berbeda


dengan bank umum konvensional.
• Pendapatan ini berasal dari hasil penyaluran
dana, tetapi bukan bunga.
• Sumber pendapatan berasal dari:
• 1. Margin keuntungan (prinsip jual-beli/bai’);
• 2. Pendapatan sewa (prinsip sewa beli);
• 3. Bagi hasil (prinsip syirkah); &
• 4. Fee atas jasa perbankan.
SUMBER PENDAPATAN & BIAYA (2)
• Jasa perbankan yang ditawarkan oleh
bank syariah dan menghasilkan fee
meliputi:
• 1. Wakalah (arranger, agency):
• 2. Sharf (jual beli valas):
• 3. Kafalah (garansi bank):
• 4. Ijarah (sewa):
• 5. Wadi’ah amanah (titipan):
SUMBER PENDAPATAN & BIAYA (3)

• Biaya yang harus ditanggung oleh Bank


Syariah juga sedikit berbeda dengan bank
umum konvensional. Dalam bank syariah
tidak dikenal biaya bunga.
• Jenis biaya2 yang lain hampir sama
dengan biaya bank umum konvensional.
KONDISI UMUM BANK SYARIAH DI
INDONESIA
Indikator 2006 2007 November 2008

Aset (Rp triliun) 26,722 36,536 47,178


DPK (Rp triliun) 20,445 27,944 34,422
Pembiayaan (Rp tril) 20,672 28,011 38,557
Share (%) 1,58 1,84 2,07
FDR (%) 98,9 99,8 111,7
NPF Net (Rp triliun) 3,3 2,4 2,4
TUGAS TERSTRUKTUR
• 1. Apa yang melatarbelakangi munculnya Bank
Syariah? Jelaskan.
• 2. Jelaskan arti & tujuan manajemen Bank
Syariah!
• 3. Kendala2 apa yang dihadapi Bank Syariah?
Jelaskan.
• 4. Mengapa riba dalam praktik jual-beli &
pinjam-meminjam dilarang dalam Islam?
• 5. Apa perbedaan Bank Syariah dengan bank
umum konvensional ditinjau dari sistem
bisnisnya.
TUGAS TERSTRUKTUR
• 6. Sebutkan & jelaskan prinsip penghimpunan dana
Bank Syariah!
• 7. Bagaimana ketentuan tentang permodalan dalam
Bank Syariah? Jelaskan.
• 8. Sebutkan & jelasakan tentang prinsip penyaluran
dana Bank Syariah!
• 9. Sebutkan & jelaskan sumber pendapatan Bank
Syariah!
• 10. Apa perbedaan antara biaya yang ditanggung Bank
Syariah dengan bank umum konvensional? Jelaskan.
BEBERAPA KENDALA

Kelemahan SDM
• Penguasaan konsep operasional bank syariah kurang
• Terpengaruh pengelolaan bank konvesional
• Sikap “inkonsistensi” yang fatal.

Kurang Siapnya Pengguna Jasa


• Kurangnya sosialisasi tentang konsep bank syariah
• Konsep perbankan konvensional yang telah mengakar
• Tokoh masyarakat kurang berperan sebagai media tranformasi– edukasi
sosialisasi bank syariah
• Bank Syariah “existing” belum membuktikan kelebihannya

Kurangnya Dukungan Regulasi PRA UU No 10 Th 1998


PERBANKAN SYARIAH DUNIA
 Awal bank Islam Mit Ghamr di Mesir (1963), Nasir Social Bank,
Mesir (1973), Islamic Development Bank, Jeddah (1973) dan
Dubai Islamic Bank, Dubai (1975)
 Bank Islam berkembang di berbagai negeri Islam dan Eropa
 1997 : 3 lembaga keuangan Barat yang
menginvestasikan dananya dalam pendirian lembaga
keuangan Islam yaitu Citibank (USA), ABN Amro (Eropa) dan
ANZ (Australia).
SISTEM PERBANKAN SYARIAH
 Umat Islam terjerat sistem ekonomi kapitalis yang ribawi
 Praktek riba diharamkan Islam
 "Dan suatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah...".
(QS Ar-Rum : 39)
 "dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah melarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu
siksa yang pedih" (QS An Nisa : 161)
 “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda...” (QS Ali Imran ayat 130-132)
 “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba". (QS Al Baqarah ayat 275)
PENGARUH PERBANKAN SYARIAH

 Pertumbuhan ekonomi secara pesat


 Menekan tingkat inflasi dalam negeri
 Iklim usaha akan berpindah dari usaha non riil (riba,
perdagangan uang, perdagangan saham) menjadi usaha
riil (perdagangan barang dan jasa halal)
KONSEP BUNGA VS BAGI HASIL

BUNGA BAGI HASIL

 Akad tanpa pedoman untung  Akad berpedoman untung rugi


rugi  Berdasarkan pada jumlah
 Berdasarkan pada jumlah keuntungan
pinjaman  Kerugian ditanggung bersama
 Kerugian tidak
 Laba sesuai pendapatan
dipertimbangkan
 Tidak diragukan keabsahan
 Pembayaran bunga tetap
bagi hasil
 Dikecam semua agama
BANK ISLAM VS KONVENSIONAL

BANK ISLAM BANK KONVENSIONAL


Berdasarkan margin keuntungan Perangkat bunga atau bagi hasil

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan kemitraan nasabah Hubungan debitur-kreditur

Users of real funds Creator of money supply

Investasi halal saja Investasi yang halal dan haram

Melalui Dewan Pengawas Syariah Tidak terdapat dewan sejenis ini.


KEUNGGULAN BANK SYARIAH
 Ikatan aqidah
 Nasabah sebagai mitra
 Aksesibilitas bank syariah sangat luas
 Bertumpu pada kelayakan usaha dan bukan pada jaminan
 Bagi hasil akan menghilangkan inflasi
 Mandiri dan resisten terhadap gejolak moneter
 Persaingan melalui profesionalisme dan pelayanan yang terbaik
 Tersedianya al-qardhul hasan
KELEMBAGAAN BANK SYARIAH

 Dapat berbentuk Bank Umum / BPR


 Perizinan melalui Gubernur Bank Indonesia
 Sumber dana tidak berasal dari sumber yang diharamkan (money
laundering)
 Wajib mencantumkan kata ”Bank Syariah”
 Dilengkapi sarana kantor yang memperhatikan kaidah syariah, sarana
keamanan fisik, keamanan material untuk menyimpan uang, surat atau
dokumen berharga
ORGANISASI BANK SYARIAH

RUPS
R ap at A n g g ota

D ewan K om isaris D ireksi D ewan P en g awas S yariah

D ewan A ud it
D ivisi/U ru san D ivisi/U ru san D ivisi/U ru san
SDM BANK SYARIAH

SYARAT
 Kemampuan teknis di bidang perbankan
 Mengetahui ketentuan dan prinsip syariah
 Amanah dan berkepribadian Islami

PENGEMBANGAN SDM
 Pendidikan dan pelatihan
 Kerjasama dengan bank syariah yang sudah ada serta lembaga
pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri
OPERASIONAL

PENGHIMPUNAN DANA
(funding product)
 WADI’AH
 MUDHARABAH

PENYALURAN DANA
(lending product)
 JUAL BELI
FEE BASED INCOME
 SYIRKAH (services product)
 JASA PERBANKAN/Sewa  Agency/wakalah
 Jasa/Ujrah
DESKRIPSI AQAD KETERANGAN APLIKASI

PEMBIAYAAN
QARDH TIMBAL BALIK REKENING KORAN
LIKUIDITAS
PEMBIAYAAN
QARDH
PIUTANG
ANJAK PIUTANG HIWALAH

MURABAHAH PEMBIAYAAN BAHAN BAKU


MODAL
KERJA PEMBIAYAAN ISTISNA’ PEMBIAYAAN PRODUKSI
PRODUKTIF PERSEDIAAN BAI’ AS SALAM PEMBIAYAAN PERTANIAN

MUDHARABAH PEMBIAYAAN EVERGREEN

PERDAGANGAN UMUM MUDHARABAH

PERDAGANGAN WAKALAH, MUSYARAKAH,


L/C
PESANAN MUDHARABAH, MURABAHAH

MUSYARAKAH
INVESTASI
IJARAH
BAI’ BITSAMAN AJIL
IJARAH
KONSUMTIF MUSYARAKAH AMLAK
RAHN
QARDH HASAN
WADI’AH
 Aqad di mana dana/harta menyimpan uang atau
barang untuk dijaga oleh Bank.
 Bank meminta izin menggunakan dana
 Segala keuntungan dan risiko penggunaan dana
ditanggung pihak bank
 Bank dapat memberikan bonus kepada pemilik dana
tanpa perjanjian di muka
 Pemilik dana bebas mengambil dana tanpa waktu
yang ditentukan
MUDHARABAH

 Pemilik dana sebagai shahibul mal


 Pemilik dana akan menyerahkan kepada Bank
sejumlah dana untuk dikelola setelah tercapai
kesepakatan mengenai nisbah keuntungan serta
resiko yang dapat timbul dari penyetoran dana
MURABAHAH
 Bentuk jual beli yang bersifat amanah
 Akad jual beli antara bank selaku penyedia barang
dengan nasabah yang memesan untuk membeli
barang
 Bank mendapatkan marjin jual beli
 Nasabah membayar saat jatuh tempo
 Rukun : (1) penjual (bank), (2) pembeli (nasabah),
(3) Barang yang dijualbelikan, (4) harga dan (5)
ijab qabul atau akad perjanjian.
PROSES
MURABAHAH
1. Negoisasi &
persyaratan

2. Akad Jual beli

BANK NASABAH
6. Bayar
5. Terima
barang &
SUPPLIER
dokumen
PENJUAL
3. Beli
4. Kirim
SALAM
 Pembelian barang untuk penghantaran (delivery) yang
ditangguhkan dengan pembayaran di muka
 Diaplikasikan pada pembiayaan berjangka pendek untuk
produksi agribisnis atau industri sejenis lainnya
 Rukun salam adalah (1) pembeli, (2) penjual, (3) hasil produksi,
(4) harga dan (5) shighat ijab qabul
PROSES SALAM

4. Kirim pesanan
NASABAH PEMBELI
PENJUAL
3. Kirim 5. Bayar
dokumen

2. Negoisasi
1. Pemesanan BANK pesanan dengan
Barang Nasabah & kriteria
Bayar Tunai
SYIRKAH

 Transaksi dua orang atau lebih yang keduanya sepakat untuk melakukan
kerja yang bersifat finansial untuk mendapatkan keuntungan
 Rukun syirkah ada tiga yaitu (1) shighat / aqad (ijab dan qabul), (2) pihak
yang berakad (shahibul mam) dan pengelola, (3) usaha.
 Jenis syirkah uqud yaitu (1) syirkah inan, (2) syirkah abdan, (3) syirkah
mudlarabah, (4) syirkah wujuh dan (5) syirkah mufawadlah
PROSES SYIRKAH
NASABAH PARSIAL: BANK SYARIAH PARSIAL:
ASSET VALUE PEMBIAYAAN

PROYEK /
USAHA

KEUNTUNGAN

Bagi Hasil Keuntungan


sesuai kesepakatan
JENIS SYIRKAH
 Syirkah Inan adalah perseroan dua orang atau lebih yang
masing-masing mengikutkan modal dan pengelolaan
 Syirkah Abdan perseroan antara dua orang atau lebih yang
mengandilkan tenaga atau keahliannya tanpa harta mereka
untuk menerima pekerjaan.
 Syirkah Wujuh adalah perseroan antara dua orang karena
adanya kepercayaan dari pihak lain untuk membeli secara
kredit kemudian menjualnya secara kontan.
 Syirkah Mufawadhah adalah gabungan berbagai jenis
perseroan.
SYIRKAH MUDHARABAH
 Mudharabah atau muqaradhah berarti pemilik modal
(shahibul mal) menyerahkan modalnya kepada pengelola
(mudlorib) untuk dikelola atau diusahakan sedangkan
keuntungannya dibagi menurut kesepakatan bersama.
 Bank menyediakan modal dan nasabah sebagai Mudharib
 Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi
bersama berdasarkan nisbah yang disepakati
 Jika terdapat kerugian akan ditanggung oleh shahibul mal
sesuai proporsi modal yang dimudlarabahkan
SYIRKAH MUDHARABAH
PERJANJIAN
BAGI HASIL
MUDHARIB BANK

Keahlian Modal
100%
PROYEK /
USAHA
Nisbah Nisbah
x% Y%

PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN Pembayaran
kewajiban

MODAL
JASA PERBANKAN

 Qardh adalah akad pemberian pinjaman dari Bank kepada


nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak,
seperti dana talangan/cerukan (over draft) dengan kriteria
tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat
konsumtif.
 Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu
tertentu (sesuai kesepakatan bersama) dan pembayarannya
bisa dilakukan secara angsuran atau sekaligus.
JASA PERBANKAN
 Hawalah dapat diartikan sebagai pemindahan utang dari
tanggungan ashil (penerima utang) kepada tanggungan
muhal 'alaih (yang bertanggung jawab) dengan jalan adanya
penguat.
 Rasulullah bersabda :"Memperlambat pembayaran utang
yang dilakukan orang kaya merupakan perbuatan lalim. Jika
salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang mudah
membayar utang, maka hendaklah ia beralih (diterima
pengalihan itu)" (HR Jama'ah).
JASA PERBANKAN

 Rahn merupakan akad penyerahan barang/harta nasabah


(rahin) kepada bank (murtahin) sebagai barang jaminan
yang ditahan sebagai alasan meminta pinjaman
 Wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa
kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
atau jasa tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso dan
transfer uang
 Kafalah juga garansi bank yang diberikan dengan tujuan
untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran
JASA PERBANKAN

 Ijarah (sewa) merupakan imbalan bagi bank karena sewa


atas barang yang disewakannya.
 Wadi'ah Amanah (Titipan) antara lain pelayanan kotak
simpanan (safe deposit box) dan pelayanan administrasi
dokumen (custodian). Bank mendapat imbalan dari jasa
penyimpanan tersebut. Namun demikian bank tidak boleh
memanfaatkan barang yang dititipkan.
 Seorang petani memiliki 2 ha sawah
mengajukan pembiayaan sebesar Rp
5.000.000,00. Pembiayaan tersebut sudah
mencakup ongkos bibit dan upah pekerja. Ia
berencana menanami sawahnya dengan
kacang tanah yang harga pasarnya sekitar
Rp 3.000,00 per kg. Penghasilan yang
didapat dari sawah biasanya berjumlah 2,5
ton per ha. Ia dapat memanen beras ini
setelah 3 bulan. Model pembiayaan apa yang
cocok dan bagaimana model
perhitungannya?

Studi Kasus
1
 Sebuah perusahaan konveksi meminta
pembiyaan untuk pembuatan pesanan 1000
stel seragam sekolah. Seragam akan dibayar
oleh pemesan pada saat barang dikirim (2
bulan setelah pesanan). Harga satu stel
seragam Rp 50.000,00. Permasalahannya,
perusahaan konveksi tidak memiliki modal.
Model pembiayaan seperti apa yang cocok
dan bagaimana mekanisme yang dapat
dilakukan.

Studi Kasus
2
 Seorang pengusaha berencana
meningkatkan skala usaha warung
sembakonya. Saat ini, ia memiliki asset
sebesar Rp 1.000.000,- dan barang
dagangan senilai 3.000.000,-. Omzet
penjualan sehari rata-rata sebesar Rp.
400.000,- dengan margin keuntungan 5%
dari nilai jual. Jika ia menginginkan skala
usahanya menjadi Rp. 7.000.000,- dengan
perkiraan omzet Rp 800.000,-per hari serta
ingin memperluas warungnya (butuh dana
Rp 2.000.000,00) model pembiayaan apa
yang dapat dilakukan? Bagaimana
perhitungannya?
Studi Kasus
3

Anda mungkin juga menyukai