Anda di halaman 1dari 8

INSTRUKSI LELANG berdasarkan pasal Pasal 21, 24, dan 40, kepada

pejabat termaksud dalam alinea terakhir pasal 34


INSTRUKSI LELANG (Intructie voor de ambtenaren, Peraturan Lelang (Vendu-reglement).
belast met de toepassing van het reglement op de
openbare verkoopingen in Nederlandsch-Indie) Oed. 28 4.
Februari 1908 No.4, S. 1908-190, s.d.u. dg. S. 1908- Pengawas kantor lelang negeri yang bukan kepala
537, S. 1910-258 dan 468, S. 1912-584, S. 1914-648, daerah, segera setelah mengetahui adanya
S. 1915-530, S. 1916-584, S. 1917-263 dan 559, S. ketidakberesan dalam pengurusan, wajib
1919-448, S. 1925-426, S. 1929-148 dan 492, S. 1930- memberitahukan hal itu kepada kepala daerah.
85, S. 1931-373jo. 423 dan S. 1940-57.
5.
Pengawas kantor lelang negeri tidak akan memberikan
PENGAWAS KANTOR LELANG NEGERI izin untuk mengadakan lelang berdasarkan contoh
Pas. 1. (monster), bila menurut pendapatnya penjual
(s.d.u. dg. S. 1929-148.) bermaksud menjual barang yang tidak tersedia.
Pengawas kantor lelang negeri adalah kepala langsung
dari juru lelang, pemegang buku dan kasir, dan 6.
memberikan kepada mereka perintah-perintah yang Pengawas kantor lelang negeri yang bukan kepala
dipandang perlu untuk kelancaran pekerjaan. la wajib daerah, sebelum memangku jabatannya, harus
mengusahakan agar ketentuan mengenai lelang, ditaati, bersumpah di hadapan kepala daerah;
khususnya dalarn memberi kredit. la wajib mengawasi, "Saya bersumpah bahwa saya selaku pengawas
agar ketentuan berita acara semua pelelangan kantor lelang negeri akan melaksanakan kewajiban
memenuhi syarat-syarat. saya dengan saksama. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
beserta saya".
la wajib memberi perintah yang diperlukan agar
perlawanan yang diberitahukan kepada kantor lelang
mengenai pembayaran uang pembelian
JURU LELANG PADA UMUMNYA
(kooppenningen), surat keputusan yang memuat
7.
perintah termaksud dalarn pasal 487 dan pasal 1015
(s.d.u.t. dg. S. 1908-537 dan S. 1919-448.)
Reglemen Acara Perdata, atau perdamaian termaksud
Yang termasuk juru lelang kelas I ialah:
dalam pasal-pasal 483, 547, dan 1011 reglemen
1. pejabat pemerintah yang diangkat khusus untuk itu;
tersebut, selekas mungkin disampaikan kepada juru
2. kepala kas negara yang ditugaskan untuk
lelang yang bersangkutan.
memegang jabatan juru lelang sebagai jabatan
la wajib menjaga dengan segala daya yang ada
tambahan.
padanya agar tidak terjadi keterlambatan dalam
penagihan uang yang harus dibayar kepada kantor
Yang termasuk juru lelang kelas II ialah;
lelang.
1. pejabat negara, selain yang disebut dalam alinea
pertama pasal ini, yang memegang jabatan yang
2.
dirangkapkan dengan juru lelang;
(s.d.u. dg. S. 1940-57.) 2. orang-orang yang khusus diangkat untuk jabatan ini.
Jika ada permintaan untuk mengadakan lelang yang
lebih daripada apa yang dapat dilakukan oleh juru
8.
lelang, maka pengawas kantor lelang negeri akan
Juru lelang wajib mengurus daftar permintaan lelang
menugaskan pemegang buku dan pemegang-buku
termaksud pada pasal 5 Peraturan Lelang.
pembantu untuk melakukan lelang, sejauh pekerjaan
pemegang buku, pemegang buku pembantu dan kasir
9.
pembantu mengizinkan.
Juru lelang wajib menjaga ketertiban pelelangan, dan
meminta bantuan kepala kepolisian setempat bila perlu
3.
untuk itu. Demi ketertiban, pelelangan dapat dihentikan
(s.d.u. dg. S. 1925-426 dan S. 1940-57.)
selama waktu yang dianggapnya perlu. Bila digunakan
Pengawas kantor lelang negeri harus mengirimkan
wewenang ini, kepada orang-orang yang berkumpul,
surat yang diterirnanya berdasarkan pasal 16, setelah
juru lelang akan memberitahukan saat dimulai lagi
diperiksa dan diberi tanda tangan sebagai tanda
pelelangan.
persetujuannya, dan surat-surat yang diterimanya

Hukum Lelang Hal 1 dari 8 MKn 12 Narotama


10. Dalam lingkungan pekerjaan masing-masing, para juru
Juru lelang boleh menjadi pembeli barang-barang lelang, atas nama pemerintah sebagai wakil Indonesia,
bergerak yang dilelang di hadapannya. berwenang untuk menerima barang gadai sebagai
jaminan seperti yang disebut dalam alinea ketiga pasal
11. 26 Peraturan Lelang dan melakukan hal-hal yang perlu.
Juru lelang wajib menyetorkan uang yang diterima dari
penjualan barang pada kas lelang selama pelelangan 13c.
berjalan, secepat-cepatnya setelah lelang selesai. (s.d.t. fig. S. 1930-85.)
Mengenai penerimaan barang gadai sebagai jaminan
12. termaksud dalam alinea ketiga pasal 26 Peraturan
(s.d.t. dg. S. 1930-85.) Lelang, harus dibuat akta rangkap dua. Barang gadai
la wajib mengurus buku-buku berikut: yang diterima sebagai jaminan harus diuraikan dalam
1. daftar lelang menurut model A atau A-1 yang akta itu sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin
diperbarui; tertukar.
2. daftar para debitur, untuk tiap lelang tersendiri,
menurut model B atau B-1 yang diperbarui; Satu eksemplar dari akta tersebut disimpan oleh juru
3. buku kas, menurut model C atau C-l yang diperbarui; lelang:
4. daftar para debitur yang belum melunasi utang, satu
Kredit tidak akan diberikan sebelum akta termaksud
per satu menurut model D atau D-l;
dibuat dan barang-barang jaminan diterima, sedangkan
5. daftar jaminan seperti yang disebut dalam pasal 26
dalam pemberian barang gadai sebagai jaminan berupa
Peraturan Lelang, sejauh hal itu diadakan dengan
buku tabungan dan surat-surat deposito atas nama,
akta khusus, menurut model yang ditetapkan oleh
sebelumnya harus telah diterima suatu surat pernyataan
Menteri Keuangan (Directeur van Financien). Pada
telah menerima pemberitahuan, seperti yang dimaksud
akhir triwulan, dalam buku kas diadakan rekapitulasi
dalam pasal 1153 Kitab Undang-undang Hukum
mengenai penerimaan penerimaan dalam jangka
Perdata.
waktu yang bersangkutan dengan penyetorannya ke
kas negara dalam triwulan tersebut.
14.
Pemberian grosse pertama dart berita acara tentang
13.
pelelangan dicatat pada minut berita acara, dengan
la wajib menyimpan dengan teratur surat-surat resmi
menyebutkan, bila grosse adalah kutipan dari
yang masuk dan minut surat-surat resmi yang keluar,
pembelian yang bersangkutan.
yang bersangkutan dengan tata usaha lelang, dan
memberi nomor urut yang berlaku untuk satu tahun
pada surat-surat keluar dan masuk. la wajib mengatur 15.
arsip sedemikian rupa sehingga mudah dipergunakan. Pada bagian bawah berita acara setiap penjua!an
eksekusi, juru lelang yang melaksanakan pelelangan
harus mencatat apakah perlawanan termaksud dalam
13a.
pasal berikut, yaitu terhadap penyerahan uang
(s.d.t. fig. S. 1916-584.)
pembelian, telah diberitahukan dengan resmi atau tidak
Dalam lingkungan pekerjaan masing-masing, para juru
dan bila telah diberitahukan, dengan exploit mana
lelang, atas nama pemerintah sebagai wakil Indonesia,
pemberitahuan dilakukan.
berwenang untuk menerima hipotek atas barang tak
bergerak sebagai jaminan bagi kredit yang diberikan
pada pelelangan, turut dalam pembuatan akta tentang 16.
hal itu, menandatanganinya dan melakukan hal-hal Juru lelang wajib mengirimkan suatu petikan berita
yang perlu. acara penjualan yang memuat kepala dan penutup
Disamping itu dalam lingkungan pekerjaan masing- berita acara, termasuk jumlah-jumlah, untuk berapa
masing, para jurulelang atas nama pemerintah sebagai dijual dan sampai berapa berhenti penawaran, serta
wakil Indonesia, berwenang untuk memberikan consent Catatan termaksud dalam pasal yang lalu, dengan
untuk raya piutang yang diberikan dalam pelelangan formulir E atau E-l yang diisi tanpa surat pengantar
dengan jaminan hipotek atas barang tidak bergerak. kepada pengawas kantor lelang negeri; dalam kolom
keterangan harus disebut apakah akseptasi untuk
rendemen bersih diminta atau tidak, dan hila diminta,
13b.
sampai jumlah berapa; bila mengenai alinea keempat
(s.d.t.dg. S. 1930-85.)
pasal 34 Peraturan Lelang harus disebutkan juga,
berapa jumlah utang dari penjual sebagai pembeli

Hukum Lelang Hal 2 dari 8 MKn 12 Narotama


barang gadai. Juga harus disebut di mana mereka yang kekurangan pembayaran dicatat dalam daftar orang-
berkepentingan hendak menerima akseptasi. orang yang belum melunasi utang.

Pengiriman termaksud dalam alinea pertama pasal ini 20.


harus dilakukan sebagai berikut: (s.d.u.t. fig. S. 1915-530 dan S. 1930-85.)
bila tidak ada perlawanan yang diberitahukan dengan Juru lelang menyimpan uang yang diterima dari buku
resmi ke kantor lelang mengenai penyerahan uang tabungan dan surat-surat berharga dalam brankas atau
pembelian, dalam 24 jam setelah penjualan berakhir, dalam kas atau dalam peti besi yang ditanam di tanah
sejauh penjualan ini dilakukan di hadapan juru lelang atau tembok; bila juru lelang, dalam kedudukannya atau
sendiri, dan dalam 24 jam setelah juru lelang menerima jabatannya yang lain, dapat menggunakan kamar
kabar tentang berakhirnya suatu penjulan, sejauh penyimpan uang, maka brankas atau peti besi itu
penjualan tersebut dilakukan oleh seorang wakil juru ditempatkan dalam kamar tersebut. Di bagian atas
lelang. brankas atau peti itu harus dituliskan "uang lelang", dan
bila menurut ketentuan-ketentuan dalam Buku di dalamnya tidak boleh disimpan uang atau kertas
Kedua dan Keempat dari Reglemen Acara Perdata berharga apa pun selain yang diterima oleh juru lelang
perlawanan terhadap pembayaran uang pembelian sebagai juru lelang.
diberitahukan dengan resmi pada kantor lelang, dalam
24 jam setelah diketahui oleh juru lelang, bahwa suatu Pada hari ke-l0 dan ke-20 dan hari terakhir tiap-tiap
perdamaian seperti yang dimaksud dalam pasal-pasal bulan, buku kas ditutup; jumlah penerimaan dalam
483, 547, dan 1011, reglemen tersebut telah terjadi, jangka waktu yang telah ditutup bukunya oleh juru
atau setelah perintah termaksud dalam pasal 487 dan lelang pada hari-buka-kas berikutnya, bila ia tidak
pasal 1015 reglemen tersebut diterima olehnya. Protes, sekaligus menjadi penerima uang negara, harus disetor
surat yang menunjukkan adanya perdamaian, dan surat kepada penerima uang kas negara yang di daerahnya
perintahnya, dilekatkan pada formulir E atau E-1. terletak kantor lelang; bersama dengan itu ia harus
melampirkan daftar setoran rangkap 3 yang disusun
17. menurut model G atau G-l; satu eksemplar tinggal pada
Juru lelang wajib berusaha, agar perhitungan yang penerima uang negara, dua eksemplar lainnya diberi
disusun menurut Model F dan F-1 tentang tagihan yang tanda terima uang dan dikembalikan oleh penerima
timbul dari penjualan disampaikan kepada para debitur uang negara kepada juru lelang; satu eksemplar
secepat mungkin setelah penjualan berakhir, sedapat ditinggalkan pada kantor lelang, dan yang lainnya
mungkin dengan buku ekspedisi. dilampirkan pada pertanggung- jawaban triwulanan.
Bilajuru lelang itujuga meryabat penerima uang negara,
18. maka pada hari-hari yang disebut di atas ia harus
Tiap pembayaran seketika dicatat dalam buku kas, memindahkan jumlah penerimaan dalam jangka waktu
dalam daftar para debitur, dan dalam daftar orang-orang yang telah lampau ke kas negara; jumlah dari tiap-tiap
yang belum melunasi utang; pembayaran termaksud macam penerimaan ditulis di bawah kepala
dalam pasal 11, dapat dicatat dalam buku kas mengenai (pembukuan), di mana penerimaan harns
tiap-tiap pembelian dalam satu.jumlah. dipertanggungjawabkan.
Untuk tiap-tiap pembayaran, juru lelang akan
memberikan kuitansi, kecuali bila pembayar 21.
menyatakan tidak menghendaki kuitansi. Bila utang (s.d.t. dg. S. 1930-85, S. 1940-57.)
hapus bukan karena pembayaran, hal ini dicatat dalam Pada akhir tiap triwulan, dalam jangka waktu empat
daftar orang-orang yang belum melunasi utang. hari, juru lelang wajib mengirimkan
pertanggungjawaban rangkap dua mengenai triwulan
19. yang telah lewat, yang disusun menurut model H atau
Bila seorang debitur menunggak pembayaran, ia H-l, kepada Menteri Keuangan tanpa surat pengantar
dipindahkan ke dalam daftar orang-orang yang belum melalui pengawas kantor lelang negeri dan pejabat
melunasi utang dan juru lelang akan mengambil termaksud dalam alinea terakhir pasal 34 Peraturan
langkah-langkah yang perlu untuk menagih utang Lelang.
tersebut. Bila harta seorang debitur diurus oleh balai Bersama dengan itu harus dilampirkan:
harta peninggalan, maka juru lelang akan mengajukan 1. turunan daftar pelelangan (model A atau A-1)
tagihan pada waktunya, dengan permintaan untuk mengenai triwulan yang dipertanggungjawabkan itu;
didahulukan sejauh hal itu memungkinkan. Penagihan

Hukum Lelang Hal 3 dari 8 MKn 12 Narotama


2. daftar para debitur yang belum melunasi utangnya atau pengganti sementara harus dibuat rangkap empat
lebih dari 3 bulan, yang disusun menurut model J menurut model K, satu eksemplar untuk juru lelang
atau J-l; yang mengundurkan diri dan satu eksemplar untuk juru
3. turunan daftar termaksud dalam pasal 12 alinea lelang penggantinya; pengganti wajib mengirimkan satu
pertama nomor 50, sejauh mengenai jaminan- eksemplar kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan
jaminan yang masih beriaku, dengan menyebut satu eksemplar melalui pengawas kantor lelang negeri
jumlah uang yang masih harus dibayar bagi tiap kepada Menteri Keuangan. Pada tiap eksemplar berita
jaminan; acara harus dilampirkan satu daftar yang berisi tiap-tiap
4. sejauh menyangkut juru lelang kelas dua, perincian tagihan secara tersendiri, juga suatu daftar terinci yang
triwulanan mengenai jumlah uang pembelian, gaji ditandatangani oleh kedua juru lelang dan komisi dan
leiang dan uang miskin, jumlah uang yang dibuat berdasarkan daftar termaksud dalam pasal 12
dibayarkan untuk mengurangi utang para debitur alinea pertama nomor 50 mengenai apa-apa yang
yang terdapat pada folio 1 dari masih ada pada saat serah terima, yakni akta-akta dan
pertanggungjawaban, juga mengenai tahun-tahun surat-surat dengan jaminan-jaminan yang masih
sebelum tahun yang sedang berjalan, yang menjadi berlaku, buku tabungan dan surat-surat berharga lain
dasar dari perincian yang digunakan juru lelang yang digadaikan dan masih berlaku, dengan
sebagai peryelasan, dengan menyatakan apakah menunjukkan bukti-bukti bunga yang acta mengenai
dalam jumlah uang yang dibukukannya dalam buku surat-surat berharga tersebut.
kas termasuk atau tidak uang yang telah diterima
oleh juru lelang pendahulunya dari para debitur cq. Bila serah-terima itu mengenai kantor lelang kelas II,
dengan menyebut jumlah-jumlah uangnya. Selain pada ketiga eksemplar berita acara yang dibuat
itu, pada pertanggungjawaban mengenai triwulan menurut model K-1, juga dilampirkan suatu perincian
terakhir setiap tahun, dicantumkan suatu daftar pos- yang ditandatangani oleh kedua juru lelang dan komisi,
pos yang terbuka pada akhir Desember dari tahun yang mencantumkan (sendiri-sendiri untuk tiap triwulan
yang bersangkutan, secara terperinci mengenai timbulnya suatu tagihan yang bersangkutan dengan
sembilan bulan pertama dan secara umum jumlah-jumlah yang dibayar) berapa jumlah uang
mengenai tiga buian terakhir. pembelian, upah lelang dan uang miskin yang terdapat
dalam jumlah yang disetorkan dalam triwulan terjadinya
22. serah terima, dan dalam jumlah penerimaan setelah
(s.d.u. dg. S. 1940-5.) penyetoran pada kas negara, sekedar mengenai satu
Lembaran pertanggungjawaban yang dikirimkan kepada triwulan atau lebih, yang mendahului triwulan terjadinya
juru lelang, disimpan olehnya dalam arsipnya; teguran- serah terima, belum diajukan pertanggungjawaban.
teguran mengenai pertanggungjawaban pengawas Pada perincian itu, yaitu untuk setiap triwulan tersendiri,
kantor lelang negeri dari penguasa termaksud dalam ditujukan juga jumlah-jumlah gaji lelang dan uang
ayat terakhir pasal 34 Peraturan Lelang atau dari miskin yang termasuk dalam tiap folio 1 dari
Menteri Keuangan, harus dijawab secepatnya oleh juru pertanggungjawaban yang diajukan mengenai triwulan-
lelang. triwulan sebelumnya atau pertanggungjawaban
mengenai triwulan itu, dikurangkan dari jumlah yang
23. timbul dari debet.
Dalam sepuluh hari setelah triwulan berakhir, kepada
pejabat balik nama barang-barang tidak bergerak dan Berdasarkan perincian itu, oleh juru lelang yang
kapal-kapal, juru lelang wajib mengirimkan suatu mengundurkan diri harus diberikan suatu keterangan
keterangan mengenai barang-barang tidak bergerak yang ditandatangani, yang menyatakan ada tidaknya
dan kapal-kapal yang telah dijual, dengan menyebut uang yang diterimanya dari para debitur tetapi belum
tanggal pelelangan dan hal-hal lain yang berpengaruh dibukukan dalam buku kas lelang, Serta ada tidaknya
dalam jangka waktu balik nama, mengenai penjual, uang demikian yang diterimanya dari juru lelang yang
pembeli, harga beli, dan kewajiban keuangan lainnya digantikannya dan dibukukan seakan-akan diterima
yang dipikul oleh pembeli. olehnya sendiri dengan menyebutkan jumlah uangnya.

24. 25.
(s.d.u. ltg. S. 1930-85 dan S. 1940-57.) Juru lelang, sebelum memangku jabatannya, wajib
Dalam hal juru lelang mengundurkan diri, meninggal bersumpah di depan kepala pemerintah daerah sebagai
dunia, sakit, hilang, cuti atau diganti untuk sementara berikut:
waktu, berita acara serah terima kepada pengantinya

Hukum Lelang Hal 4 dari 8 MKn 12 Narotama


"Saya bersumpah bahwa saya akan melaksanakan 32.
kewajiban saya sebagai juru lelang dengan saksama. (s.d.u.t. dg. S. 1910-468, S. 1914-684, S. 1917-263 dan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa beserta saya". 599, dan terakhir dg. S. 1940-57.)
Sumpah ini diangkat di depan kepala pemerintah Di dalam daerahnya di luar tempat kedudukannya, juru
setempat, bila hal ini untuk tiap keadaan ditentukan lelang, atas biayanya dan tanggung jawabnya, boleh
tersendiri-dikuasakan padanya oleh kepala pemerintah mengadakan pelelangan yang diwakilkan kepada orang
daerah. yang diberi kuasa dengan persetujuan pengawas kantor
lelang negeri.
JURU LELANG KELAS I
26. 33.
Selain buku-buku tersebut dalam pasal 12, juru lelang Juru lelang mengangkat pegawai yang diperlukan,
wajib membuat daftar mengenai pembayaran seperti menggaji dan memberhentikannya.
dimaksud dalam pasal 42 dan pasal 43 Peraturan
Lelang menurut model O. 34.
(s.d.u.t. dg. S. 1929-492.)
27. Dalan penerimaan yang menurut pasal 18 dibukukan
Juru lelang adalah kepala langsung dari juru tulis lelang, dalam buku kas dan menurut pasal 20 disetor ke kas
dari penyeru lelang, dan bila di kantor lelang tidak ada negara, juga termasuk denda karena pembayaran
pemegang buku tersendiri, dari pegawai lain di kantor terlambat. Pembayaran termaksud dalam pasal 42 dan
lelang. pasal 43 Peraturan Lelang tidak boleh.dibukukan dalam
buku kas dan tidak boleh disetor ke kas negara. Kepala
28. Pemerintahan Daerah dapat mengizinkan, bahwa
Juru lelang dapat menyuruh menagih utang yang belum penyetoran pada kas negara oleh juru lelang, yang di
dibayar oleh seorang tukang lelang, tetapi wajib tempat kedudukannya tidak ada kas negara, dilakukan
membayar biaya penagihan bila itu tidak dapat dalam jangka waktu antara yang lebih pajang daripada
dibebankan kepada debitur dan ternyata bahwa juru yang ditunjuk dalam pasal 20.
lelang dapat mengetahui hal itu sebelumnya.
35.
29. Dalam penagihan utang lelang, juru lelang yang masih
Juru lelang tidak berwenang memberi kuasa kepada dalam jabatannya pada waktu penagihan, bertindak
orang lain untuk mengadakan pelelangan. atas nama pemerintah.
Bila penagihan, sejauh tidak dapat dibebankan
30. kepada debitur, dibebankan kepada juru lelang, dan bila
Dalam penerimaan yang dibukukan dalam buku kas pelelangan dilaksanakan oleh orang lain daripada orang
menurut pasal 18 dan disetor di kas negara menurut yang melakukan penagihan dibebankan kepada kedua
pasal 20, sudah termasuk denda karena pembayaran orang itu, masing- masing separuh.
terlambat dan pembayaran termaksud dalam pasal 42 Bila lelang dilakukan oleh juru leiang lain daripada
dan pasal 43 Peraturan Lelang. juru lelang yang menagih utang, maka atas pemintaan
Pembayaran tersebut terakhir dibukukan dalam buku dan untuk kepentingan juru lelang tersebut terakhir,
kas pada hari terakhir tiap bulan sebagai satu jumlah. bagian yang telah dibayarnya lebih dahulu untuk juru
lelang sebelumnya harus dikurangkan dari jumlah yang
31. akan diterima oleh juru lelang sebelumnya itu, yang
(s.d.t. dg. S. 1916-584 dan S. 1930-85.) terdapat pada kas negara, berupa gaji lelang dan ganti
Terhadap juru lelang di kantor lelang yang mempunyai rugi atas pelelangan yang diminta tetapi tidak jadi
pemegang buku yang khusus, tidak berlaku ketentuan dilangsungkan.
pasal-pasal 8, 12, 13, 13a alinea kedua, 13c alinea
ketiga, 14-23, 26, 28, dan 30; pada penggantian juru 36.
lelang tidak perlu dibuat berita acara termaksud dalam Bila menurut pendapatnya kepentingan negara
pasal 24. Juru lelang berhak melihat semua daftar dan memerlukan,. kepala Pemerintah Daerah dapat
surat dari arsip kantor segera setelah selesai lelang, ia menagih utang lelang atas nama pemerintah.
wajib menyampaikan berita acara yang dibuat kepada Biaya penagihan, sejauh tidak dapat dibebankan
pemegang buku. kepada debitur, dibebankan kepada juru lelang atau
kepada para juru leiang yang harus melakukan
JURU LELANG KELAS II penagihan atas biaya sendiri berdasarkan asas pasal

Hukum Lelang Hal 5 dari 8 MKn 12 Narotama


yang lalu. Untuk menuntut biaya penagihan, kepala dari jumlah bea lelang dari lelang-lelang yang telah
daerah dapat menggunakan bagian upah lelang yang diadakannya, dan dari ganti rugi pembatalan
ada pada kas negara dan ganti rugi karena pelelangan permintaan lelang, yang diterimanya mengenai tata
dimohon tetapi tidak jadi dilaksanakan, yang akan usahanya.
diterima oleh juru lelang atau para juru lelang.
40.
37. (s.d.u. dg. S. 1912-584.)
Semua buku tata usaha harus diserahkan oleh juru Tanpa mengurangi apa yang ditentukan dalam alinea
lelang pada akhir jabatannya kepada penggantinya. ketiga pasal 35 dan alinea kedua pasal 36, kepada juru
lelang atau bekas juru lelang harus diberikan bagiannya
38. dalam upah lelang dari pelelangan yang diadakan
Juru lelang harus mengadakan tata usaha tersendiri dalam satu triwulan dan dalam ganti rugi dari
mengenai lelang, yang dilakukan selama pelelangan yang dimohon dalam triwulan itu tetapi tidak
pengurusannya, dan yang dilakukan oleh juru lelang jadi dilakukan pada permulaan triwulan kedua yang
sebelumnya; mengenai tiap tata usaha, ia harus berikut.
membuat suatu pertanggungjawaban triwulan. Bila dari pelelangan atau pelelangan sebelumnya
Mengenai tata usaha yang dilakukan harus diadakan dilakukan olehnya masih ada utang lelang yang belum
perhitungan triwulanan menurut model P. dilunasi, maka jumlah yang diberikan harus dikurangi
dengan utang yang belum terbayar. Tergantung pada
39. pelunasan utang lelang, jumlah yang ditahan akan
(s.d.t. dg. S. 191O-258 dibayarkan pada permulaan triwulan setelah utang
jo.S.K. Menteri Keuangan No. 10012 L tanggal 22 Mei dilunasi.
1951.) Dalam hal termaksud pada alinea kedua yang lalu,
Juru lelang, selain menikmati apa yang ditentukan bayaran kepada bekas juru lelang dan penggantinya
dalam alinea kedua pasal ini dan upah lelang dari lelang diberikan menurut jumlah bagiannya.
yang dilakukan selama dalam pengurusannya, juga (s.d.u. dg. S. 1929-492.)
mendapat ganti rugi mengenai lelang yang dimohon Upah persepsi termasud dalam pasal 45 Peraturan
untuk dilaksanakan, tetapi tidak jadi dilaksanakan, Lelang, dibayar kepada yang berkepentingan secepat
sebanyak tiga perlimanya. mungkin setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
Dalam hal tagihan yang timbul dari pelelangan dan
diterima oleh juru lelang lain daripada yang melakukan PEMEGANG BUKU
lelang, kecuali yang dimaksud pada alinea keempat, 41.
keduanya menikmati upah lelang yang terdapat dalam Pemegang buku adalah kepala langsung para pegawai
jumlah yang diterima masing-masing tiga persepuluh. yang khusus diperbantukan kepadanya.
Ketentuan-ketentuan alinea di atas tidak berlaku:
a. mengenai upah lelang yang terdapat dalam 42.
tagihan .yang uangnya telah disetor ke kas (s.d.u.t. dg. S. 1916-584 dan S. 1930-85.)
negara dan dibukukan dalam buku kas lelang Bagi pemegang buku berlaku ketentuan-ketentuan
oleh juru lelang lain daripada juru lelang yang pasal-pasal 8, 12 alinea pertama nomor-nomor 1, 2, 4
menerimanya dari debitur, dengan pengertian dan 5, pasal l3, 13a alinea kedua, 13c alinea ketiga, 14,
bahwa bila juru lelang yang menerima uang dan 15, 16, 17, 19, 21 alinea kedua dan ketiga, 23, 26, dan
yang membukukan itu lain daripada juru lelang 28.
yang melakukan lelang, maka juru lelang Selain membuat daftar-daftar tersebut dalam
tersebut terakhir ini menerima tiga persepuluh pasa112, ia harus mengadakan suatu rekening koran
dari upah lelang termaksud; dengan semua debitur kantor, dengan maksud agar ia
b. mengenai upah lelang yang terdapat dalam dapat memberitahukan kepada para juru lelang, bila
tagihan yang timbul dari pemberian kredit yang diperlukan, berapa kredit yang diberikan kepada
bertentangan dengan ketentuan alinea keempat masing-masing pada saat tertentu. Ia wajib
dan kelima pasal 22 Peraturan Lelang di memberitahukan kepada para juru lelang siapa-siapa
Indonesia, sejauh mengenai bagian dari gaji juru yang diberi kredit melebihi seperdua dari maksimum
lelang yang melakukan pelelangan. yang ditentukan dalam pasal 27 Peraturan Lelang.
Kepala-kepala kantor lelang kelas II yang diangkat
dalam daerah yang ditetapkan menurut keputusan 43.
Menteri Keuangan berhak menerima upah lelang 2/5 (s.d.u. dg. S.1940-57.)

Hukum Lelang Hal 6 dari 8 MKn 12 Narotama


Pemegang buku dan ajun pemegang buku (pembantu Pada pertanggungjawaban mengenai triwulan
pemegang buku) mempunyai wewenang, kewajiban, terakhir dari tiap tahun, harus dilampirkannya daftar
dan tanggung jawab terhadap pelelanganyang utang-utang dari tata usaha lelang, yang terbuka pada
dilakukannya sama seperti juru lelang. akhir Desember.

44. 54.
Pemegang buku bertugas mengurus keperluan lokal (s.d.u. dg. S. 1940-57.)
dan biro. Selekasnya setelah menerima kutipan berita acara
suatu pelelangan bersama dengan formulir E atau E-l
45. termaksud dalam pasal 16, pejabat termaksud dalam
Kepada para juru lelang ia wajib memberi keterangan- pasal 34 Peraturan Lelang harus membuat akseptasi
keterangan, bila diperlukan, mengenai pengurusan yang diperlukan dan menyerahkannya kepada orang
kantor. yang berkepentingan dengan perantaraan juru lelang
(s.d.t. dg. S. 1929-492.) atau pemegang buku, bila ada yang bertugas di situ,
Persentase termaksud dalam alinea ketiga pasal 45 atau penguasa setempat di tempat orang yang
Peraturan Lelang adalah 0,5%. berkepentingan ingin menerimanya.
Bila tidak dikeluarkan akseptasi, maka setelah
46. berakhir jangka waktu yang ditentukan dalam alinea
(s.d.u. dg. S. 1940-57;) pertama pasal 34 Peraturan Lelang, kepada yang
Pemegang buku wajib menaati ketentuan-ketentuan berhak atau wakilnya yang sah atas permintaannya,
pasal-pasal 12 alinea pertama nomor 3,18,20,21 alinea harus diberikan mandat termaksud dalam alinea
pertama, 22, 24, dan 30. tersebut.
Pada kepala akseptasi harus ditulis "AKSEPTASI
47. LELANG" dengan huruf yang mencolok.
Dihapus dengan S. 1940-57. Pada duplikat akseptasi atau mandat harus
dilekatkan kutipan berita acara lelang.
48.
(s.d.u. dg. S. 1940-57.) 55.
Pemegang buku, juga ajun pemegang buku, sebelum (s.d.u. dg. S. 1940-57.)
memangku jabatan, harus bersumpah di depan kepala Pejabat termaksud dalam pasal 34 Peraturan Lelang
Pemerintah Daerah di tempat tugas masing-masing wajib mengumpulkan formulir E dan E-l yang dikirimkan
sbb.: kepadanya; di atasnya ia harus mencatat akseptasi-
"Saya bersumpah akan menjalankan kewajiban akseptasi mana yang dikeluarkan olehnya; rendemen
sebagai pemegang buku (pembantu pemegang buku) yang atasnya tidak dikeluarkan akseptasi, dinyatakan
dengan saksama, semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat dibayar.
beserta saya".
56.
49, 50, 51, 52 Ia wajib mengadakan:
(Tentang kasir; dihapus dengan S. 1940-57.) 1. untuk tata usaha lelang, masing-masing suatu
daftar rendemen menurut model L;
2. untuk juru lelang kelas II, masing-masing suatu
CAMPUR TANGAN PEJABAT TERMAKSUD
perhitungan triwulanan mengenai upah yang
DALAM ALINEA PENUTUP PASAL 34 PERATURAN
terutang kepada juru lelang menurut model M;
LELANG (s.d.u. dg. S. 1940-57.)
mengenai upah penggantinya tidak perlu diadakan
perhitungan tersendiri;
3. untuk tiap kantor lelang kelas II di mana ia bukan
53. sebagai pengawas kantor lelang negeri,
(s.d.u. dg. S. 1940-57.) perhitungan triwulan yang disusun menurut model
Surat-surat termaksud dalam pasal 21 dan pasal 24 P.
dikirimkan kepada Menteri Keuangan oleh pejabat
termaksud dalam alinea penutup pasal 34 Peraturan 57.
Lelang setelah digunakan seperlunya; demikian pula (s.d.u.t. dg. S. 1929-492 daD S. 1940-57.)
pertanggungjawaban triwulanan setelah diisi dengan Setelah berakhir suatu triwulan, pejabat termaksud
utang-utang yang bersangkutan dengan tata usaha dalam pasal 34 Peraturan Lelang, wajib menyerahkan:
lelang.

Hukum Lelang Hal 7 dari 8 MKn 12 Narotama


1. atas beban rekening pihak ketiga (rekening dengan 59.
para juru lelang), suatu mandat atas nama masing- Di bawah pengawasan inspektur dan pembantu
masing juru lelang yang bersangkutan untuk jumlah inspektur keuangan termasuk juga pengawasan atas
yang dibayarkan seperti dimaksud dalam pasal 40, daftar dan rekening-rekening termaksud dalam pasal
kecuali upah persepsi; 56.
2. atas beban rekening pihak ketiga (dana lelang),
suatu mandat atas nama penerima uang negara
yang bersangkutan, untuk rendemen mumi yang KETENTUAN PENUTUP
dapat ditagih menurut pasal 34 Peraturan Lelang
atas rekening negara, dengan diterima kembali di
bawah kepala, di mana rendemen itu seharusnya
60.
dipertanggungjawabkan;
(s.d.t. dg. S. 1916-584.)
3. atas beban pasal anggaran belanja negara yang
Instruksi ini mulai berlaku bersama dengan Ordonansi
bersangkutan, suatu mandat atas nama tiap juru
28 Februari 1908 (S. 1908-189) dan dapat disebut
lelang yang bersangkutan, untuk pembayaran upah
"Instruksi Lelang".
persepsi termaksud dalam pasal 45 Peraturan
Lelang.
61.
Dihapus dg. S. 1940-57.
58.
Dihapus dg. S. 1940-57.
62.
Dihapus dg. S. 1940-57.
INSPEKTUR DAN PEMBANTU INSPEKTUR
KEUANGAN

Hukum Lelang Hal 8 dari 8 MKn 12 Narotama

Anda mungkin juga menyukai