Anda di halaman 1dari 36

BAHAN PERKULIAHAN

TEKNIK PEMBUATAN AKTA I


(PEMBUATAN AKTA PERORANGAN DAN KELUARGA)

JILID 1

OLEH
Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.

MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PERKAWINAN

Dasar Hukum Perkawinan


• Kitab Undang-undang Hukum Perdata
• UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
• UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
• PP No.9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksana UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan
• Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-XIII/2015 tanggal 27-10-2016
• Surat Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil nomor
472.2/5876/DUKCAPIL tanggal 19-05-2017

Definisi Perkawinan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) tidak memberikan definisi Perkawinan,
hanya disebutkan pada Pasal 26 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:

“Undang-undang memandang soal perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata”

Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa perkawinan hanyalah pernyataan perdata dan
tidak ada kaitannya dengan agama yang dianut para pihak, sebagaimana dimuat dalam Pasal
81 KUHPerdata:

“Tidak ada suatu upacara keagamaan boleh dilakukan sebelum kedua belah pihak kepada
pejabat agama mereka membuktikan bahwa perkawinan di hadapan pegawai catatan sipil
telah berlangsung”

Dapat disimpulkan bahwa perkawinan cukup dilakukan di hadapan pegawai catatan sipil (Pasal
76 KUHPerdata).

UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) mendefinisikan Perkawinan


sebagai berikut:
Pasal 1
“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai
suami/isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”

Pasal 2 ayat 1
“Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya itu”

Sah atau tidaknya suatu perkawinan didasarkan pada agama yang dianut oleh mempelai.
Namun demikian, perkawinan harus dicatat menurut perundangan yang berlaku (Pasal 2 ayat

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 1
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
2). Jika tidak dicatatkan, maka walaupun sah menurut hukum agama, perkawinan tersebut
tidak diakui oleh negara.

Pencatatan perkawinan menjadi penting, karena perkawinan yang dicatatkan akan


memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi suami, isteri dan anak-anak, serta
memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak tertentu yang timbul
karena perkawinan antara lain hak untuk mewaris.

Syarat-syarat Perkawinan
KUHPerdata membedakan menjadi:
1. Syarat intern/materiil/subyektif, yang dibedakan antara absolut dan relatif (Pasal 27-49)
a. Syarat intern absolut diatur dalam:
- Pasal 27 : monogami
- Pasal 28 : kata sepakat/persetujuan
- Pasal 29 : usia, pria 18 tahun, wanita 15 tahun
- Pasal 34 : perempuan tidak diperkenankan kawin lagi melainkan setelah
lewat waktu 300 hari semenjak perkawinan terakhir bubar
- Pasal 35 : Anak sah belum dewasa (21 tahun), mutlak harus memperoleh
Ijin Kawin dari orang tuanya; jika tidak memperoleh ijin, maka
dapat memohon ijin dari pengadilan (Pasal 42)
- Pasal 39 : Anak luar kawin yang diakui sah harus memperoleh ijin dari
wali/wali pengawas (Pasal 366)
- Pasal 40 : anak tidak sah yang tidak diakui, tidak dapat kawin tanpa ijin
wali/wali pengawas selama ia masih di bawah umur
b. Syarat intern relatif diatur dalam:
- Pasal 30-31 : larangan perkawinan orang yang ada hubungan keluarga
nenek moyang yang sama dan antar ipar
- Pasal 32 : larangan perkawinan antara mereka karena putusan hakim
terbukti melakukan zina
- Pasal 33 : larangan perkawinan karena perkawinan terdahulu harus
menunggu jangka waktu 1 tahun

2. Syarat ekstern/formal/obyektif (Pasal 50-84)


a. Pasal 50-58 : tata cara/formalitas, misalnya pemberitahuan tentang
maksud untuk kawin, pengumuman
b. Pasal 59-70 : pencegahan perkawinan (kini diatur dalam Pasal 13-21 UU
Perkawinan)
c. Pasal 71-82 : melangsungkan perkawinan
- Pasal 75 : perkawinan tidak boleh dilakukan sebelum hari ke-10 setelah
pengumuman
- Pasal 76 : perkawinan harus dilangsungkan di muka umum, di hadapan pegawai
catatan sipil tempat tinggal salah satu calon mempelai dengan dihadiri 2 orang saksi

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 2
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
-Pasal 79 : jika karena alasan penting, salah satu mempelai tidak dapat hadir,
dapat menguasakan kepada pihak lain untuk melangsungkan perkawinan
d. Pasal 83-84 : perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri (diatur dalam
Pasat 56 ayat 1, ayat 2 UU Perkawinan)

UU Perkawinan
1. Pasal 6 ayat (1) : atas persetujuan kedua calon mempelai
Pasal 6 ayat (2) : usia 21 tahun dan mendapat ijin orang tua
2. Pasal 7 ayat 1 : pria 19 tahun, wanita 16 tahun, diubah berdasarkan UU No 19
Tahun 2019 tentang Perubahan UU Perkawinan, wanita 19
tahun)
3. Pasal 8 : larangan karena hubungan keluarga dekat
4. Pasal 9 : masih dalam ikatan perkawinan, dengan pengecualian Pasal 3
ayat 2 dan Pasal 4
5. Pasal 10 : larangan perkawinan setelah kedua kalinya dengan orang yang
sama (lihat Pasal 33 ayat 2 KUHPerdata)
6. Pasal 11 : waktu tunggu

Akta-akta sehubungan dengan perkawinan


1. Ijin Kawin
Ijin kawin berkaitan dengan usia dewasa
Ketentuan usia dewasa:
- Pasal 330 KUHPerdata : 21 tahun, atau belum 21 tahun tetapi telah
kawin
- Pasal 47 dan 50 UU Perkawinan : 18 tahun
- Hukum adat : 15 tahun

Usia untuk melangsungkan perkawinan:


- Pasal 29 KUHPerdata : pria 18 tahun, wanita 15 tahun
- Pasal 7 ayat 1 UU Perkawinan : 19 tahun (UU No 16 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas UU Perkawinan)

Untuk melangsungkan perkawinan, seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun, harus
memperoleh ijin kawin.

Dasar ijin kawin:


- Pasal 6 ayat 2 UU Perkawinan (belum berusia 21 tahun)
- Pasal 35 KUHPerdata (belum dewasa)

Pasal 71 KUHPerdata menyatakan bahwa ijin harus diberikan secara otentik, dalam UU
Perkawinan tidak mengharuskan dengan akta otentik, jadi dapat dengan akta bawah
tangan.

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 3
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Seoarang anak yang belum berusia 21 tahun akan menikah, maka harus memperoleh ijin
dari orang tua, dan apabila sampai dengan usia 30 tahun belum memperoleh ijin maka
dapat meminta penetapan pengadilan.

Pasal 6 ayat 5 UU Perkawinan, ijin dimintakan melalui Pengadilan.


Pasal 7 ayat 1 UU Perkawinan jo UU No 16 Tahun 2019 menentukan yang dapat menikah
adalah apabila sudah berusia 19 tahun. Jika belum mencapai maka meminta dispensasi
melalui pengadilan.

2. Penghapusan Pencegahan Perkawinan


Berdasarkan Pasal 61 KUHPerdata, apabila orang tua karena alasan-alasan tertentu
berkeberatan atas rencana perkawinan anaknya, maka orang tua berhak melakukan
pencegahan perkawinan anak.
Yang dapat melakukan pencegahan perkawinan adalah:
a. Pasal 61 KUHPerdata : bapak atau Ibu
b. Pasal 62 KUHPerdata : kakek, nenek dan wali/wali pengawas dalam hal bapak atau ibu
tidak ada
c. Pasal 63 KUHPerdata : saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, bibi, pengampu-
pengampu pengawas, dalam hal kakek atau nenek tidak ada

Pencegahan perkawinan tidak harus dengan akta notarial.


Pencegahan dilakukan berdasarkan putusan pengadilan di daerah hukum domisili catatan
sipil yang melangsungkan perkawinan (Pasal 66 KUHPerdata).
Bila pencegahan tersebut diterima oleh Pengadilan Negeri, maka bila kemudian ijin kawin
diperoleh, maka pencegahan harus dicabut, bisa dengan akta notarial (Pasal 70
KUHPerdata).
Berdasarkan Pasal 18 UU Perkawinan, pencabutan pencegahan perkawinan harus melalui
putusan pengadilan.

3. Kuasa Melangsungkan Perkawinan


Jika karena suatu alasan yang penting, salah satu calon pengantin berhalangan menghadiri
pernikahan, ia dapat menunjuk seseorang dengan kuasa otentik untuk mewakilinya
melangsungkan perkawinan (Pasal 79 KUHPerdata).

4. Perjanjian Perkawinan
Ketentuan yang berlaku
- Pasal 139-185 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
- Pasal 29-33 UU Perkawinan
- Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-XIII/2015 tanggal 27-10-2016

Pengertian Perjanjian Perkawinan


Perjanjian Perkawinan pertama kali diatur dalam Pasal 139 KUHPerdata.

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 4
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Dikatakan bahwa dengan mengadakan perjanjian perkawinan, kedua calon suami istri
adalah berhak menyiapkan beberapa penyimpangan dari peraturan undang-undangan
sekitar persatuan harta kekayaan, asal perjanjian itu tidak menyalahi tata susila yang baik
atau tata tertib umum dan asal diindahkan pula segala ketentuan yang diatur dalam Pasal
140 sampai dengan Pasal 154 KUHPerdata.

Perjanjian Perkawinan diatur dalam Bab V UU Perkawinan. Pasal 29 UU Perkawinan tidak


mendefinisikan pengertian perjanjian perkawinan, namun dikatakan sebagai berikut :
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan
bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh Pegawai Pencatat
Perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang pihak
ketiga tersangkut.
(2) Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum,
agama dan kesusilaan.
(3) Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.
(4) Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidak dapat dirubah, kecuali bila
kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan perubahan tidak merugikan
pihak ketiga.

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ataupun Undang-Undang Perkawinan,


tidak terdapat pengertian yang jelas mengenai perjanjian perkawinan. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa perjanjian perkawinan adalah perjanjian tertulis yang dibuat oleh
pasangan calon suami istri atau suami istri pada waktu, sebelum, atau sesudah perkawinan
yang mengatur pengurusan harta kekayaan perkawinan suami atau istri dalam perkawinan.

Asas mengenai harta perkawinan


KUHPerdata menganut asas pencampuran bulat
Pasal 119 KUHPerdata :
“Sejak saat perkawinan dilangsungkan, demi hukum berlakulah persatuan bulat
antara harta kekayaan suami dan isteri, sekedar mengenai itu dengan perjanjian tidak
diadakan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian perkawinan. Harta bersama itu,
selama perkawinan berjalan, tidak boleh ditiadakan atau diubah dengan suatu
persetujuan antara suami isteri.”

Persatuan bulat yang dimaksudkan adalah segala harta yang dimiliki oleh calon suami dan
calon istri baik sebelum dan setelah menikah, akan menjadi harta mereka berdua secara
bersama-sama yang disebut Harta Campur Bulat.
Namun demikian, menurut Pasal 120 KUHPerdata masih dimungkinkan adanya harta
pribadi masing-masing, yaitu jika harta yang dimiliki berasal dari warisan atau hibah yang
mana pewaris atau pemberi hibah dengan tegas menyatakan bahwa warisan atau harta
hibah tidak termasuk dalam Harta Campur Bulat. Tidak hanya mengenai harta yang dimiliki,
Pasal 121 KUHPerdata menyatakan bahwa Harta Campur Bulat juga termasuk didalamnya

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 5
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
segala utang dan kewajiban. Segala hasil dan pendapatan serta utang dan rugi sepanjang
perkawinan harus diperhitungkan atas mujur malang persatuan.

UU Perkawinan menganut asas pemisahan harta


Pasal 35 UU Perkawinan:
(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang diperoleh
masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah pengawasan masing-
masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.

Pasal 36 UU Perkawinan :
(1) Mengenai harta bersama, suami atau isteri dapat bertindak atas persetujuan kedua
belah pihak.
(2) Mengenai harta bawaan masing-masing, suami dan isteri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya.

Baik KUHPerdata maupun UU Perkawinan mengatur status harta benda yang didapat
setelah perkawinan merupakan harta bersama suami dan istri yang mana dalam hal suami
atau istri hendak melakukan tindakan kepemilikan seperti menjual atau memberikan
jaminan, maka harus mendapatkan persetujuan pasangan. Begitu pula dengan utang dan
kerugian yang timbul setelah perkawinan. Karena harta benda suami dan istri adalah harta
bersama, maka ketika salah satu dari mereka memiliki utang atau kerugian, maka seluruh
harta bersama merupakan jaminan untuk pelunasan kewajiban tersebut, sebagaimana
dikatakan dalam Pasal 1131 KUHPerdata :
“Segala kebendaan di berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik
yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan
untuk segala perikatan perseorangan”.

Dengan dibuatnya Perjanjian Kawin, maka asas harta kawin dalam Pasal 119 KUHPerdata
dan Pasal 35 dan Pasal 36 UU Perkawinan dapat diadakan penyimpangan.
Perjanjian Kawin merupakan perjanjian yang dibuat antara (calon) suami dan (calon) isteri
untuk mengatur akibat-akibat dari perkawinan yang mereka rencanakan terhadap harta
masing-masing.

Cara membuat Perjanjian Perkawinan


KUHPerdata
- Pasal 147 KUHPerdata: harus dengan akta notariil dan harus dibuat sebelum
perkawinan dilangsungkan
- Pasal 148 KUHPerdata: perubahan harus dibuat dengan akta notarial
- Pasal 149 KUHPerdata : setelah perkawinan berlangsung, perjanjian kawin dengan
cara bagaimanapun tidak dapat diubah

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 6
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Pasal 29 UU Perkawinan
1. Perjanjian kawin dibuat dalam bentuk tertulis
2. Dibuat sebelum perkawinan dan berlaku pada saat perkawinan dilangsungkan,
3. Perjanjian kawin tidak dapat diubah sepanjang perkawinan kecuali dari kedua belah
pihak terdapat perjanjian untuk mengubah dan perubahan tersebut tidak merugikan
pihak ketiga.

Berlakunya Perjanjian Perkawinan


- Pasal 147 KUHPerdata: berlaku bagi kedua belah pihak sejak perkawinan
dilangsungkan
- Pasal 152 KUHPerdata: berlaku bagi pihak ketiga mulai pada hari pendaftaran
- Pasal 154 KUHPerdata: Perjanjian Kawin tidak akan berlaku jika tidak diikuti dengan
Perkawinan

Perubahan Perjanjian Perkawinan


- Pasal 149 KUHPerdata: Perjanjian Kawin tidak boleh dirubah selama perkawinan
- Pasal 29 ayat 4 UU Perkawinan jo Putusan MK nomor 69/PUU-XIII/2015 tanggal 27-
10-2016 : Perjanjian kawin boleh dirubah selama perkawinan asalkan tidak
merugikan pihak ketiga

Isi Perjanjian Kawin


Mengacu pada kesepakatan kedua belah pihak asalkan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum dan kesusilaan dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan Pasal 140-
143 KUHPerdata
- Pasal 140 (1) KUHPertata: mengurangi hak suami baik sebagai suami maupun sebagai
kepala (persatuan) rumah tangga
- Pasal 140 (1) KUHPerdata: menyimpang dari hak-hak yang timbul dari kekuasaan
sebagai orang tua
- Pasal 140 (1) KUHPerdata: mengurangi hak-hak yang diberikan UU kepada yang hidup
terlama
- Pasal 141 KUHPerdata: melepaskan haknya sebagai ahli waris menurut hukum dalam
warisan anak-anak atau keturunannya
- Pasal 142 KUHPerdata: menetapkan bahwa salah satu pihak menanggung bagian
hutang lebih banyak daripada bagiannya dalam keuntungan
Bila hal itu dilanggar maka apa yang diperjanjiakan itu dianggap sebagai tidak tertulis
sehingga masing-masing akan menerima bagian dari ½ bagian dari keuntungan dan ½
bagian dari kerugian.

Keberlakuan Perjanjian Perkawinan


Perjanjian kawin harus dibuat sebelum pernikahan dan berlaku setelah pernikahan. Pada
saat perjanjian berlaku namun belum dicatatkan maka perjanjian tersebut hanya berlaku
pada para pihak yang membuatnya yaitu Suami dan Isteri. Sedangkan bagi pihak ketiga
akan berlaku setelah adanya pencatatan. Bagi yang tunduk pada Hukum Perdata,

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 7
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
perjanjian perkawinan dicatatkan oleh Kantor Catatan Sipil. Sedangkan bagi pasangan
suami istri yang tunduk pada Hukum Islam, perjanjian perkawinan dicatatkan oleh Kantor
Urusan Agama (KUA).

Macam-macam Perjanjian Perkawinan (berdasarkan KUHPerdata)


1. Tidak terdapat persekutuan harta benda menurut hukum
a. Perjanjian Kawin Di luar Persekutuan Harta Benda (Pasal 139 KUHPerdata, Pasal
29 UUPerkawinan)
b. Perjanjian Kawin Persekutuan Hasil dan Pendapatan (Pasal 164 KUHPerdata)
c. Perjanjian Kawin Persekutuan Untung Rugi (Pasal 155 KUHPerdata)
d. Perjanjian Kawin diluar persekutuan dengan bersyarat
e. Perjanjian Kawin Diperjanjikan (ada hibah) (Pasal 140 (2) KUHPerdata)

2. Ada persekutuan harta benda menurut hukum tetapi (oleh isteri) dikehendaki adanya
penyimpangan
a. Perjanjian Kawin dengan diperjanjikan Pasal 140 (2) KUHPerdata
b. Perjanjian kawin dengan diperjanjikan Pasal 140 (3) KUHPerdata

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 8
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-XIII/2015 tanggal 27-10-2016

Dasar Pengajuan Uji Materiil


Adanya pengajuan dari pemohon yang bernama Ny. Ike Farida sebagai Warga Negara Indonesia
(WNI) yang merasa tidak adil oleh suatu ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan
Pemohon kehilangan kesempatan untuk membeli satu unit rumah susun, untuk itu Pemohon
mengajukan judicial review kepada Mahkamah Konstitusi agar hak-hak kewarganegaraannya
dapat dipulihkan dan tidak terciptanya suatu bentuk diskriminasi hukum. Ike Farida selaku
pelaku perkawinan campuran, memohon pengujian Pasal 21 ayat (1) dan ayat (3), Pasal 36 ayat
(1) UUPA terkait syarat kepemilikan Hak Milik (HM) dan Hak Guna Bangunan (HGB) yang hanya
boleh dimiliki WNI dan Pasal 29 ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) dan Pasal 35 ayat (1) UU
Perkawinan terkait perjanjian perkawinan dan harta bersama. Penyebabnya, WNI yang
menikah dengan Warga Negara Asing (WNA) tak bisa memiliki rumah berstatus HM atau HGB
karena terbentur aturan Perjanjian Perkawinan dan Harta Bersama.

Hasil Uji Materiil


Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 69/PUU/XII/2015 tanggal 27 Oktober 2016, yang
mengabulkan sebagian uji materi sejumlah pasal UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan)
yang dimohonkan pelaku kawin campur, Ike Farida. Mahkamah hanya mengabulkan uji materi
Pasal 29 ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) UU Perkawinan. Sementara permohonan uji atas Pasal
21 ayat (1), ayat (3), Pasal 36 ayat (1) UUPA dan Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan ditolak.

Mahkamah dalam putusannya bernomor bernomor 69/PUU-XIII/2015 ini memberi tafsiran


konstitusional terhadap Pasal 29 ayat (1), (3), (4) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
terkait perjanjian perkawinan. Mahkamah memperluas makna perjanjian perkawinan yang
pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan hukum masing-masing pasangan.

Dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015, pada tanggal 27 Oktober


2016 ketentuan mengenai perjanjian kawin mengalami perubahan. Putusan MK ini mengubah
bunyi dari Pasal 29 ayat (1), (2), dan (4) UU Perkawinan. Dimana telah dituliskan di atas baik
dalam KUHPerdata dan UU Perkawinan, perjanjian perkawinan hanya dapat dibuat sebelum
atau pada saat perkawinan saja. Namun sekarang dengan putusan MK tersebut perjanjian
kawin dapat juga dibuat oleh suami istri sepanjang perkawinan mereka, tanpa harus meminta
penetapan pengadilan negeri tetapi harus dibuat secara tertulis dan dicatatkan pada catatan
sipil/KUA.

Perjanjian perkawinan pasca putusan MK ini dikatakan berlaku sejak perkawinan


dilangsungkan kecuali ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan. Maka jika dalam perjanjian
perkawinan yang dibuat sepanjang perkawinan tidak dinyatakan dengan jelas oleh suami isteri,
perjanjian kawin itu akan berlaku sejak perkawinan mereka dilakukan. Dari sini kita bisa melihat
bahwa berlakunya perjanjian kawin ini menjadi berlaku surut.

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 9
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Pencatatan Perjanjian Kawin yang dibuat dalam masa perkawinan

Dasar hukum: Surat Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil nomor
472.2/5876/DUKCAPIL tanggal 19-05-2017

Keberlakuan Perjanjian Perkawinan yang dibuat dalam masa perkawinan


Perjanjian Kawin, baru dapat mengikat pihak ketiga setelah dicatatkan dalam Akta Nikah,
melalui Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan atau dicatatkan dalam Buku Nikah, melalui
Kantor Urusan Agama.
Jika belum dilakukan pencatatan, maka perjanjian tersebut hanya mengikat kedua belah pihak.

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 10
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
TEKNIK PEMBUATAN AKTA

AKTA NOTARIS, terdiri dari:

1. Awal Akta/Kepala Akta (Pasal 38 Ayat (2) UUJN)


• Judul Akta, Nomor Akta
• Jam, Hari, Tanggal, Bulan, Tahun
• Notaris Pembuat Akta
2. Badan Akta (Pasal 38 Ayat (3) UUJN)
• Komparisi
• Pengenalan Penghadap (Pasal 39 Ayat (1), (2) UUJN)
• Premis
• Isi Akta
3. Akhir Akta (Pasal 38 Ayat (4) UUJN)
• Pembacaan, Penandatanganan Akta, Saksi, Renvoi

AWAL AKTA/KEPALA AKTA – Cuti Notaris (Pasal 25-32 UUJN)


Pada saat Notaris mengajukan cuti dari jabatannya, maka wajib mengajukan permohonan
kepada pejabat yang berwenang (Pasal 27 UUJN).

Majelis akan memberikan ijin cuti berdasarkan Surat Keterangan/Keputusan kepada


Notaris yang mengajukan cuti. Surat tersebut kemudian dijadikan dasar bagi Notaris
Pengganti untuk mengajukan Sumpah Jabatan sebagai Notaris Pengganti.

Untuk dapat diangkat dan menjalankan jabatan sebagai Notaris Pengganti, harus
memenuhi segala ketentuan sebagaimana yang diatur dalam UUJN.

Notaris Pengganti memiliki stampel tersendiri, dan tertulis: Notaris Pengganti

Contoh:

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 11
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Contoh Kepala Akta dengan Notaris Pengganti

PERJANJIAN PERKAWINAN
Nomor: 10
Pada hari ini, Rabu, tanggal 01-10-2021 (satu Oktober
Cuti tidak
lebih dari 6 dua ribu dua puluh satu), ---------------------------
bulan
pukul 09.10’ (sembilan lewat sepuluh menit) Waktu ---
Indonesia Barat, ------------------------------------
menghadap kepada saya, RENDY TIMOTHY, Sarjana -------
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris Pengganti -----
di Kabupaten Tangerang berdasarkan surat Majelis ----
Pengawas Daerah Notaris Kabupaten Tangerang ---------
tertanggal 01-07-2021 (satu Juli dua ribu dua puluh -
satu) nomor 01/KET.CUTI-MPDN Kab. Tgr/2021 sebagai --
pengganti dari AMIR SUCIPTO, Sarjana Hukum, ---------
Magister Kenotariatan, dengan dihadiri oleh para ----
saksi yang dikenal oleh saya, Notaris Pengganti, dan-
akan disebut pada bagian akhir akta ini: ------------

PERJANJIAN PERKAWINAN
Nomor: 10

Cuti 6 bulan Pada hari ini, Rabu, tanggal 01-10-2021 (satu Oktober
sampai dengan dua ribu dua puluh satu), ---------------------------
1 tahun
pukul 09.10’ (sembilan lewat sepuluh menit) Waktu ---
Indonesia Barat, ------------------------------------
menghadap kepada saya, RENDY TIMOTHY, Sarjana -------
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris Pengganti -----

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 12
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
di Kabupaten Tangerang berdasarkan surat Majelis ----
Pengawas Wilayah Notaris Propinsi Banten ------------
tertanggal 01-07-2021 (satu Juli dua ribu dua puluh -
satu) nomor 01/KET.CUTI-MPW/2021 sebagai pengganti --
dari AMIR SUCIPTO, Sarjana Hukum, Magister ----------
Kenotariatan, dengan dihadiri oleh para saksi yang --
dikenal oleh saya, Notaris Pengganti, dan akan ------
disebut pada bagian akhir akta ini: -----------------

PERJANJIAN PERKAWINAN
Nomor: 10

Cuti lebih Pada hari ini, Rabu, tanggal 01-10-2021 (satu Oktober
dari 1 tahun dua ribu dua puluh satu), ---------------------------
pukul 09.10’ (sembilan lewat sepuluh menit) Waktu ---
Indonesia Barat, ------------------------------------
menghadap kepada saya, RENDY TIMOTHY, Sarjana -------
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris Pengganti -----
di Kabupaten Tangerang berdasarkan surat Majelis ----
Pengawas Pusat Notaris tertanggal 01-07-2021 (satu --
Juli dua ribu dua puluh satu) nomor -----------------
01/KET.CUTI-MPP/2021 sebagai pengganti dari AMIR ----
SUCIPTO, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, dengan
dihadiri oleh para saksi yang dikenal oleh saya, ----
Notaris Pengganti, dan akan disebut pada bagian akhir
akta ini: -------------------------------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 13
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
BADAN AKTA – Komparisi

Syarat Sah Perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, terdiri dari:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.

Kecakapan
Pasal 1330 KUHPerdata mengatur:
Tak Cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah:
1. Orang-orang yang belum dewasa
2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan
3. Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang dan
pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat
perjanjian-perjanjian tertentu.

Pasal 330 KUHPerdata


Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun
dan tidak lebih dahulu telah kawin.

Pasal 39 UUJN 30/2004


(1) Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. paling sedikit berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah; dan
b. cakap melakukan perbuatan hukum.

Dalam hal seseorang belum cakap, maka tidak dapat menghadap Notaris untuk menjadi
penghadap dan menandatangani perjanjian. Dalam hal demikian, maka yang berlaku
adalah Kekuasaan Orang Tua.

Kekuasaan Orang Tua diatur dalam:


Pasal 299 KUHPerdata
Selama perkawinan orang tuanya, setiap anak sampai dewasa tetap berada dalam
kekuasaan kedua orang tuanya, sejauh kedua orang tua tersebut tidak dilepaskan atau
dipecat dari kekuasaan itu.

Pasal 300 KUHPerdata


Kecuali jika terjadi pelepasan atau pemecatan dan berlaku ketentuan-ketentuan mengenai
pisah meja dan ranjang, bapak sendiri yang melakukan kekuasaan itu. Bila bapak berada
dalam keadaan tidak mungkin untuk melakukan kekuasaan orang tua, kekuasaan itu
dilakukan oleh ibu, kecuali dalam hal adanya pisah meja dan ranjang. Bila ibu juga tidak
dapat atau tidak berwenang, maka oleh Pengadilan Negeri diangkat seorang wali sesuai
dengan Pasal 359.

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 14
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Komparisi Anak Yang Berada Di Bawah Kekuasaan Orang Tua

Seorang bapak yang menjalankan kekuasaan orang tua bertindak untuk anaknya di bawah
umur:

Tuan Ricardo, lahir di Jakarta, pada tanggal --------


23-03-1970 (dua puluh tiga Maret seribu sembilan ----
ratus tujuh puluh), Warga Negara Indonesia, karyawan-
swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Mawar ---
nomor 5, Jakarta Barat, pemegang Kartu Tanda Penduduk
nomor 5234332303700001; -----------------------------
menurut keterangannya, dalam hal ini bertindak ------
sebagai ayah yang menjalankan kekuasaan orang tua dan
karena itu untuk dan atas nama anaknya yang masih di-
bawah umur yang bernama Tuan Alfeus, umur 20 (dua ---
puluh) tahun, lahir di Tangerang, pada tanggal ------
08-06-2002 (delapan Juni dua ribu dua), Warga Negara-
Indonesia, pelajar/mahasiswa, bertempat tinggal sama-
dengan ayahnya tersebut, pemegang Kartu Tanda -------
Penduduk nomor 4567280806020003; --------------------

Jika salah satu dari orang tua meninggal dunia, kekuasaan orang tua berhenti dan dan
orang tua yang hidup terlama, demi undang-undang menjadi wali atas anak-anak di bawah
umur:

Tuan Ricardo, lahir di Jakarta, pada tanggal --------


23-03-1970 (dua puluh tiga Maret seribu sembilan ----
ratus tujuh puluh), Warga Negara Indonesia, karyawan-
swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Mawar ---
nomor 5, Jakarta Barat, pemegang Kartu Tanda Penduduk
nomor 5234332303700001; -----------------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 15
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
menurut keterangannya, dalam hal ini bertindak ------
sebagai orang tua yang hidup terlama, dengan demikian
sebagai wali demi undang-undang dan karena itu untuk-
dan atas nama anaknya yang masih di bawah umur yang -
bernama Tuan Alfeus, umur 20 (dua puluh) tahun, lahir
di Tangerang, pada tanggal 08-06-2002 (delapan Juni -
dua ribu dua), Warga Negara Indonesia, --------------
pelajar/mahasiswa, bertempat tinggal sama dengan ----
ayahnya tersebut, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor
4567280806020003; -----------------------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 16
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Contoh Perjanjian Kawin yang dibuat sebelum Perkawinan
dan Contoh Renvoi

PERJANJIAN KAWIN
Nomor: 37
Pada hari ini Senin, tanggal 26-10-2020 (dua puluh --
enam Oktober dua ribu dua puluh), -------------------
pukul 09.00 (sembilan) Bagian Barat Waktu Indonesia,-
menghadap kepada saya, Doktor STEFANIE HARTANTO, ----
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di ----
Kabupaten Tangerang, dengan dihadiri oleh para saksi-
yang dikenal oleh saya, Notaris, akan disebut pada --
dan ----------------
-----------------------
bagian akhir akta ini: ------------------------------
Disahkan tambahan satu-
kata. -----------------
1. Tuan ARIMBI BUDI ATMADJA, lahir di Jakarta, pada -
tanggal 23-06-1991 (dua puluh tiga Juni seribu ------
sembilan ratus sembilan puluh satu), Warga Negara ---
Indonesia, karyawan swasta, bertempat tinggal di ----
Jakarta, Jalan Gunung Kintamani nomor 2, Jakarta ----
Barat, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor ----------
3373332306910001, untuk sementara berada di Tangerang

(selanjutnya disebut "Suami"); ----------------------

2. Nona AMELIA WIJAYA, lahir di Jakarta, pada tanggal


30-11-1990 (tiga puluh November seribu sembilan ratus
sembilan puluh), Warga Negara Indonesia, karyawan ---
swasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan ABC nomor
1, Jakarta Barat, pemegang Kartu Tanda --------------
Penduduk nomor 2221233011900002, untuk sementara ----
berada di Tangerang ---------------------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 17
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
(selanjutnya disebut "Isteri"). ---------------------

------- Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris. ----


; ----------
--Disahkan Para penghadap menerangkan, bahwa sehubungan dengan -
ta. --------
perkawinan yang akan dilangsungkan diantara Suami dan
Isteri (selanjutnya disebut "Perkawinan"), pihak ----
Suami dan Isteri sekarang bermaksud mengatur --------
akibat-akibat Perkawinan itu mengenai harta kekayaan-
mereka dan berhubungan dengan itu pihak Suami dan ---
Isteri yang satu terhadap yang lain telah saling ----
setuju untuk dan dengan ini menetapkan perjanjian ---
mengenai harta kekayaan perkawinan sebagai berikut: -
---------------------- Pasal 1 ----------------------
----- TIDAK TERDAPAT PERCAMPURAN HARTA KEKAYAAN -----
- Selama masa Perkawinan, Suami dan Isteri setuju ---
bahwa: ----------------------------------------------
a. tidak akan terdapat percampuran harta kekayaan, --
baik percampuran hak-hak maupun percampuran ---------
hutang-hutang; dan ----------------------------------

b. percampuran harta kekayaan secara mutlak ---------


(algehele/wettelijke- (algeheleeeee/wettelijke gemeenschap), percampuran
gemeenschap), ---------
----------------------- laba rugi (gemeenschap van winst en verlies) dan ----
Disahkan gantian tiga -
kata. ----------------- percampuran hasil/pendapatan (gemeenschap van -------
vruchten en inkomsten) ditiadakan. ------------------

---------------------- Pasal 2 ----------------------

-------------- KEPEMILIKAN ATAS HARTA ---------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 18
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
- Masing-masing Suami dan Isteri akan tetap memiliki-
harta kekayaan yang dimiliki oleh masing-masing pihak
pada waktu Perkawinan dilangsungkan. ----------------
Hasil-hasil dari harta kekayaan tersebut serta ------
barang-barang yang menjadi pengganti harta kekayaan -
tersebut termasuk dalam harta kekayaan --------------
mesing-masing. --------------------------------------
masing-masing. ------
----------------------- - Setiap harta kekayaan yang diperoleh salah satu ---
Disahkan gantian dua --
kata. ----------------- pihak dengan cara bagaimanapun juga selama masa -----
Perkawinan termasuk tetapi tidak terbatas pada ------
warisan, hibah atau hibah wasiat dan semua hasil ----
serta pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha ----
sendiri dan/atau bekerja, akan tetap menjadi milik --
dari pihak yang mendapatkannya. ---------------------
- Segala hutang-hutang, baik yang telah ada pada ----
waktu Perkawinan dilangsungkan maupun yang dibuat ---
selama Perkawinan termasuk juga hutang-hutang dan ---
kewajiban-kewajiban yang terjadi sehubungan dengan --
penerimaan warisan, hibah atau hibah wasiat selama --
Perkawinan, akan tetap ditanggung dan dibayar sendiri
oleh pihak yang membuat/memperoleh hutang-hutang dan-
kewajiban-kewajiban tersebut. -----------------------
---------------------- Pasal 3 ----------------------
----- HAK SUAMI UNTUK MENGURUS HARTA KEKAYAANNYA ----
- Suami mempertahankan dan tetap berhak untuk -------
mengurus harta kekayaannya dan berhak untuk ---------
mempergunakan dengan bebas segala hasil-hasil dan ---

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 19
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
pendapatan-pendapatan yang timbul dari harta --------
kekayaannya dan yang ia terima karena bekerja dan ---
usaha-usaha lainnya. --------------------------------
- Sepanjang diperlukan, Isteri dengan ini memberikan-
persetujuan dan tak dapat ditarik kembali kepada ----
Suami untuk melakukan segala tindakan-tindakan ------
guna mengurus harta kekayaan dan menikmati ----------
hasil-hasil dari harta kekayaannya, hasil-hasil -----
serta pendapatan-pendapatan yang diperoleh ----------
dari usaha-usaha sendiri dan atau dari pekerjaannya.-
---------------------- Pasal 4 ----------------------
---- HAK ISTERI UNTUK MENGURUS HARTA KEKAYAANNYA ----
- Isteri mempertahankan dan tetap berhak untuk ------
mengurus harta kekayaannya dan berhak untuk ---------
mempergunakan dengan bebas segala hasil-hasil dan ---
pendapatan-pendapatan yang timbul dari harta --------
kekayaannya dan yang ia terima karena bekerja dan ---
usaha-usaha lainnya. --------------------------------
- Sepanjang diperlukan, Suami dengan ini memberikan -
persetujuan dan tidak dapat ditarik kembali kepada --
Isteri untuk melakukan segala tindakan-tindakan guna-
mengurus harta kekayaan dan menikmati hasil-hasil ---
dari harta kekayaannya, hasil-hasil serta -----------
pendapatan-pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha
sendiri dan atau dari pekerjaannya. -----------------
---------------------- Pasal 5 ----------------------
----------- BIAYA-BIAYA DAN ONGKOS-ONGKOS -----------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 20
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
- Biaya-biaya rumah tangga dan ongkos-ongkos --------
perawatan serta pendidikan anak-anak (selanjutnya ---
disebut "Biaya dan Ongkos") yang timbul dari dan ----
selama Perkawinan akan tetap menjadi tanggung jawab -
dari dan dipikul sendiri oleh Suami sesuai dengan ---
kemampuannya. ---------------------------------------
- Dalam hal Suami tidak mampu untuk memikul seluruh -
Biaya dan Ongkos, maka Suami dan Isteri wajib -------
bersama-sama memikul Biaya dan Ongkos untuk bagian --
yang sesuai dengan kemampuan keuangan mereka --------
masing-masing. --------------------------------------
---------------------- Pasal 6 ----------------------
-------- KEPEMILIKAN BARANG-BARANG BERGERAK ---------
- Setiap barang-barang bergerak, kecuali barang -----
barang atas nama, yang diperoleh baik oleh Suami atau
Isteri selama Perkawinan dari hibah, hibah wasiat ---
atau dari warisan (selanjutnya disebut --------------
"Barang-Barang") harus dibuktikan dengan ------------
catatan-catatan atau surat-surat perolehannya. ------
- Suami mengikat dirinya untuk melakukan atau -------
membantu mengizinkan untuk melakukan pencatatan atas-
Barang-Barang. --------------------------------------
- Mengenai Barang-Barang yang diperoleh Suami atau --
Isteri selama Perkawinan mereka, di samping dengan --
catatan-catatan dan surat-surat, Suami dan Isteri ---
berhak membuktikan kepemilikannya atas Barang-Barang-

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 21
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
dengan saksi-saksi atau bilamana perlu dengan -------
pengetahuan masyarakat umum (algemene bekendheid). --
---------------------- Pasal 7 ----------------------
--------- KEPEMILIKAN PERHIASAN DAN PAKAIAN ---------
Perhiasan dan pakaian yang dimiliki oleh Suami dan --
Isteri pada waktu Perkawinan terputus atau ----------
meninggalnya salah satu di antara di antara mereka --
akan dianggap sebagai milik dari masing-masing pihak-
-----------------------
Disahkan coretan dua -- yang memakai atau untuk siapa pemakaian Barang-Barang
kata. -----------------
itu diperuntukkan, terkecuali bilamana dapat --------
dibuktikan sebaliknya. ------------------------------
---------------------- Pasal 8 ----------------------
-------------------- PAJAK-PAJAK --------------------
Segala pajak-pajak yang timbul selama masa ----------
Perkawinan, wajib dibayarkan sendiri-sendiri oleh ---
Suami atau Isteri sesuai dengan peraturan -----------
perundang-undangan yang berlaku. --------------------
---------------------- Pasal 9 ----------------------
----------------------- HUKUM -----------------------
Akta ini tunduk pada hukum yang berlaku di Republik -
Indonesia. ------------------------------------------
---------------------- Pasal 10 ---------------------
------- PENGUBAHAN ATAU PENCABUTAN PERJANJIAN -------
Selama Perkawinan, perjanjian ini tidak dapat -------
diubah atau dicabut, kecuali jika disetujui oleh ----
kedua belah pihak dan pengubahan atau pencabutan ----
tersebut tidak merugikan pihak ketiga. --------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 22
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan --
kebenaran data dan identitas para penghadap sesuai --
dengan tanda pengenal yang disampaikan kepada saya, -
Notaris dan bertanggungjawab sepenuhnya atas segala -
hal tersebut dan selanjutnya para penghadap juga ----
menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini.-
----------------- DEMIKIAN AKTA INI -----------------
Dibuat dan diselesaikan di Tangerang, pada hari, ----
tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut pada --
bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh: ---------
1. Nona LAURENSIA, Sarjana Hukum, Magister ----------
Kenotariatan, lahir di Bandung, pada tanggal --------
27-09-1993 (dua puluh tujuh September seribu sembilan
ratus sembilan puluh tiga), Warga Negara Indonesia, -
bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Aman Jaya nomor -
6, Jakarta Pusat, pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor
3211112709930001, untuk sementara berada di ---------
Tangerang; dan --------------------------------------
2. Nona CHYNTIA, Sarjana Hukum, Magister ------------
Kenotariatan, lahir di Jakarta, pada tanggal --------
31-01-1993 (tiga puluh satu Januari seribu sembilan -
ratus sembilan puluh tiga), Warga Negara Indonesia, -
bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Jaya nomor 53 -
B, Kabupaten Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk
nomor 5551273101930001; -----------------------------
keduanya pegawai Kantor Notaris, sebagai saksi-saksi.

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 23
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Setelah akta ini selesai dibacakan oleh saya, -------
Notaris, kepada para penghadap dan para saksi, maka –
segera para penghadap, para saksi dan saya, Notaris,-
menandatangani akta ini. ----------------------------
Dibuat dengan satu tambahan, dua gantian dan satu ---
coretan. --------------------------------------------

Meterai
Rp 10.000,-

Amelia Wijaya Arimbi Budi Atmadja

Laurensia Chyntia

Stampel
Notaris

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 24
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Contoh Perjanjian Kawin yang dibuat setelah terikat Perkawinan

PERJANJIAN KAWIN
Nomor: 10
Pada hari ini, Kamis, tanggal 03-02-2022 (tiga ------
Februari dua ribu dua puluh dua), -------------------
pukul 11.30’ (sebelas lewat tiga puluh menit) Waktu -
Indonesia Barat, ------------------------------------
menghadap kepada saya, AURORA BOREALIS, Sarjana -----
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta ----
Selatan, dengan dihadiri oleh para saksi yang dikenal
oleh saya, Notaris, dan akan disebut pada bagian ----
akhir akta ini: -------------------------------------
1. Tuan ANTO AFFANDY, lahir di Malang, pada tanggal -
02-01-1970 (dua Januari seribu sembilan ratus tujuh -
puluh), Warga Negara Indonesia, wiraswasta, bertempat
tinggal di Tangerang, Jalan Palem Raya nomor 23, Kota
Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor ------
3123330201700001, untuk sementara berada di Jakarta -
(selanjutnya disebut "Suami"); ----------------------
2. Nyonya VENESIA ABDULLAH, lahir di Jakarta, pada --
tanggal 15-05-1972 (lima belas Mei seribu sembilan --
ratus tujuh puluh dua), Warga Negara Indonesia, -----
wiraswasta, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan -----
Asobirin, Rukun Tetangga nomor 004, Rukun Warga nomor
010, Kelurahan Padang, Kecamatan Solo, pemegang Kartu
Tanda Penduduk nomor 1116781505720001 ---------------
(selanjutnya disebut "Isteri"). ---------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 25
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris. ----
Para penghadap yang bertindak sebagaimana tersebut -–
diatas menyatakan dan menjamin kepada saya, Notaris –
bahwa tidak ada identitas lain selain daripada yang -
disebutkan dalam akta ini. --------------------------
Para penghadap terlebih dahulu menerangkan kepada ---
saya, Notaris: --------------------------------------
A. Bahwa Suami dan Isteri telah melangsungkan -------
perkawinan pada tanggal 10-01-1999 (sepuluh Januari -
seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan) ------
sebagaimana ternyata dalam Kutipan Akta Perkawinan --
tertanggal 11-01-1999 (sebelas Januari seribu -------
sembilan ratus sembilan puluh sembilan) nomor -------
1231/WNI/1999 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas ----
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Barat -----
(selanjutnya disebut “Perkawinan”). -----------------
B. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi ----
nomor 69/PUU-XIII/2015 tertanggal 27-10-2016 --------
(dua puluh tujuh Oktober dua ribu enam belas), yang -
pada prinsipnya selama dalam ikatan Perkawinan, Suami
dan Isteri atas persetujuan bersama dapat mengajukan-
perjanjian tertulis mengenai harta Perkawinan atau --
perjanjian lainnya yang disahkan oleh pegawai -------
pencatat, dan setelah itu isinya berlaku terhadap ---
pihak ketiga. ---------------------------------------
C. Bahwa berdasarkan Surat Direktur Jenderal --------
Kependudukan dan Pencatatan Sipil -------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 26
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
nomor 472.2/5876/DUKCAPIL tertanggal 19-05-2017 -----
(sembilan belas Mei dua ribu tujuh belas), ----------
menerangkan perjanjian perkawinan dapat dibuat ------
sebelum, pada saat dan selama perkawinan berlangsung-
dengan akta Notaris dan dilaporkan kepada Instansi --
Pelaksana atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) Instansi –
Pelaksana. ------------------------------------------
D. Bahwa pihak Suami dan Isteri sekarang bermaksud –-
mengatur akibat-akibat Perkawinan itu mengenai harta-
kekayaan mereka dan berhubungan dengan itu pihak ----
Suami dan Isteri yang satu terhadap yang lain telah -
saling setuju untuk dan dengan ini menetapkan -------
perjanjian mengenai harta kekayaan perkawinan sebagai
berikut: --------------------------------------------
---------------------- Pasal 1 ----------------------
----- TIDAK TERDAPAT PERCAMPURAN HARTA KEKAYAAN -----
- Selama masa Perkawinan, Suami dan Isteri setuju ---
bahwa: ----------------------------------------------
a. tidak akan terdapat percampuran harta kekayaan, --
baik percampuran hak-hak maupun percampuran ---------
hutang-hutang; dan ----------------------------------
b. percampuran harta kekayaan secara mutlak ---------
(algehele/wettelijke gemeenschap), percampuran laba -
rugi (gemeenschap van winst en verlies) dan ---------
percampuran hasil/pendapatan (gemeenschap van -------
vruchten en inkomsten) ditiadakan. ------------------
---------------------- Pasal 2 ----------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 27
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
-------------- KEPEMILIKAN ATAS HARTA ---------------
- Masing-masing Suami dan Isteri akan tetap memiliki-
harta kekayaan yang dimiliki oleh masing-masing pihak
pada waktu Perkawinan dilangsungkan. ----------------
Hasil-hasil dari harta kekayaan tersebut serta ------
barang-barang yang menjadi pengganti harta kekayaan -
tersebut termasuk dalam harta kekayaan --------------
masing-masing. --------------------------------------
- Setiap harta kekayaan yang diperoleh salah satu ---
pihak dengan cara bagaimanapun juga selama masa -----
Perkawinan termasuk tetapi tidak terbatas pada ------
warisan, hibah atau hibah wasiat dan semua hasil ----
serta pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha ----
sendiri dan/atau bekerja, akan tetap menjadi milik --
dari pihak yang mendapatkannya. ---------------------
- Segala hutang-hutang, baik yang telah ada pada ----
waktu Perkawinan dilangsungkan maupun yang dibuat ---
selama Perkawinan termasuk juga hutang-hutang dan ---
kewajiban-kewajiban yang terjadi sehubungan dengan --
penerimaan warisan, hibah, atau hibah wasiat selama -
Perkawinan, akan tetap ditanggung dan dibayar sendiri
oleh pihak yang membuat/memperoleh hutang-hutang dan-
kewajiban-kewajiban tersebut. -----------------------
---------------------- Pasal 3 ----------------------
----- HAK SUAMI UNTUK MENGURUS HARTA KEKAYAANNYA ----
- Suami dapat mempertahankan dan berhak untuk -------
mengurus harta kekayaannya serta berhak untuk -------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 28
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
mempergunakan dengan bebas segala hasil-hasil dan ---
pendapatan-pendapatan yang timbul dari harta --------
kekayaannya dan yang ia terima karena bekerja dan ---
usaha-usaha lainnya. --------------------------------
- Sepanjang diperlukan, Isteri dengan ini memberikan-
persetujuan dan tak dapat ditarik kembali kepada ----
Suami untuk melakukan segala tindakan-tindakan guna –
mengurus harta kekayaan dan menikmati hasil-hasil ---
dari harta kekayaannya, hasil-hasil serta -----------
pendapatan-pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha
sendiri dan atau dari pekerjaannya. -----------------
---------------------- Pasal 4 ----------------------
---- HAK ISTERI UNTUK MENGURUS HARTA KEKAYAANNYA ----
- Isteri dapat mempertahankan dan berhak untuk ------
mengurus harta kekayaannya serta berhak untuk -------
mempergunakan dengan bebas segala hasil-hasil dan ---
pendapatan-pendapatan yang timbul dari harta --------
kekayaannya dan yang ia terima karena bekerja dan ---
usaha-usaha lainnya. --------------------------------
- Sepanjang diperlukan, Suami dengan ini memberikan -
persetujuan dan tidak dapat ditarik kembali kepada --
Isteri untuk melakukan segala tindakan-tindakan guna-
mengurus harta kekayaan dan menikmati hasil-hasil ---
dari harta kekayaannya, hasil-hasil serta -----------
pendapatan-pendapatan yang diperoleh dari usaha-usaha
sendiri dan atau dari pekerjaannya. -----------------
---------------------- Pasal 5 ----------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 29
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
----------- BIAYA-BIAYA DAN ONGKOS-ONGKOS -----------
- Biaya-biaya rumah tangga dan ongkos-ongkos --------
perawatan serta pendidikan anak-anak (selanjutnya ---
disebut “Biaya dan Ongkos”) yang timbul dari dan ----
selama Perkawinan akan tetap menjadi tanggung jawab -
dari dan dipikul sendiri oleh Suami sesuai dengan ---
kemampuannya. ---------------------------------------
- Dalam hal Suami tidak mampu untuk memikul seluruh -
Biaya dan Ongkos, maka Suami dan Isteri wajib -------
bersama-sama memikul Biaya dan Ongkos untuk bagian --
yang sesuai dengan kemampuan keuangan mereka --------
masing-masing. --------------------------------------
---------------------- Pasal 6 ----------------------
-------- KEPEMILIKAN BARANG-BARANG BERGERAK ---------
- Setiap barang-barang bergerak, kecuali ------------
barang-barang atas nama, yang diperoleh baik oleh ---
Suami atau Isteri selama Perkawinan dari hibah, hibah
wasiat atau dari warisan (selanjutnya disebut -------
"Barang-Barang") harus dibuktikan dengan ------------
catatan-catatan atau surat-surat perolehannya. ------
- Suami mengikat dirinya untuk melakukan atau -------
membantu mengizinkan untuk melakukan pencatatan atas-
Barang-Barang. --------------------------------------
- Mengenai Barang-Barang yang diperoleh Suami atau --
Isteri selama Perkawinan mereka, di samping dengan --
catatan-catatan dan surat-surat, Suami dan Isteri ---
berhak membuktikan kepemilikannya atas --------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 30
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Barang-Barang dengan saksi-saksi atau bilamana perlu-
dengan pengetahuan masyarakat umum (algemene --------
bekendheid). ----------------------------------------
---------------------- Pasal 7 ----------------------
--------- KEPEMILIKAN PERHIASAN DAN PAKAIAN ---------
Perhiasan dan pakaian yang dimiliki oleh Suami dan –
Isteri pada waktu Perkawinan terputus atau ----------
meninggalnya salah satu di antara mereka akan -------
dianggap sebagai milik dari masing-masing pihak yang-
memakai atau untuk siapa pemakaian Barang-Barang itu-
diperuntukkan, terkecuali bilamana dapat dibuktikan -
sebaliknya. -----------------------------------------
---------------------- Pasal 8 ----------------------
-------------------- PAJAK-PAJAK --------------------
Segala pajak-pajak yang timbul sejak tanggal --------
ditandatanganinya Perjanjian Harta Perkawinan ini, --
wajib dibayarkan sendiri-sendiri oleh Suami atau ----
Isteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan ---
yang berlaku. ---------------------------------------
---------------------- Pasal 9 ----------------------
----------------------- HUKUM -----------------------
Akta ini tunduk pada hukum yang berlaku di Republik -
Indonesia. ------------------------------------------
---------------------- Pasal 10 ---------------------
------------------ TANGGAL EFEKTIF ------------------
Tunduk pada Putusan Mahkamah Konstitusi nomor -------
69/PUU-XIII/2016 tertanggal 27-10-2016 (dua puluh ---

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 31
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
tujuh Oktober dua ribu enam belas), perjanjian ------
ini berlaku sejak Perkawinan dilangsungkan, yakni ---
tanggal 10-01-1999 (sepuluh Januari seribu sembilan -
ratus sembilan puluh sembilan). ---------------------
---------------------- Pasal 11 ---------------------
------- PENGUBAHAN ATAU PENCABUTAN PERJANJIAN -------
Selama Perkawinan, perjanjian ini tidak dapat -------
diubah atau dicabut, kecuali jika disetujui oleh ----
kedua belah pihak serta pengubahan atau pencabutan --
tersebut tidak merugikan pihak ketiga. --------------
----------------- DEMIKIAN AKTA INI -----------------
Dibuat dan diselesaikan di Jakarta, pada hari, ------
tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut pada --
bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh: ---------
1. Nona LAURENSIA, Sarjana Hukum, Magister ----------
Kenotariatan, lahir di Bandung, pada tanggal --------
27-09-1993 (dua puluh tujuh September seribu sembilan
ratus sembilan puluh tiga), Warga Negara Indonesia, -
bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Aman Jaya nomor -
6, Jakarta Pusat, pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor
3211112709930001, untuk sementara berada di ---------
Tangerang; dan --------------------------------------
2. Nona CHYNTIA, Sarjana Hukum, Magister ------------
Kenotariatan, lahir di Jakarta, pada tanggal --------
31-01-1993 (tiga puluh satu Januari seribu sembilan -
ratus sembilan puluh tiga), Warga Negara Indonesia, -
bertempat tinggal di Tangerang, Jalan Jaya nomor 53 -

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 32
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
B, Kabupaten Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk
nomor 5551273101930001; -----------------------------
keduanya pegawai Kantor Notaris, sebagai saksi-saksi.
Setelah akta ini selesai dibacakan oleh saya, -------
Notaris, kepada para penghadap dan para saksi, maka –
segera para penghadap, para saksi dan saya, Notaris,-
menandatangani akta ini. ----------------------------
Dibuat dengan tanpa tambahan, tanpa gantian dan tanpa
coretan. --------------------------------------------

Meterai
Rp 10.000,-

Anto Affandy Venesia Abdullah

Laurensia Chyntia

Stampel
Notaris

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 33
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
AKHIR AKTA – Variasi Akhir Akta Dengan Kondisi Tertentu

Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris-


Salah satu
penghadap tidak kepada para penghadap dan para saksi, serta ---------
mengerti Bahasa
dijelaskan oleh saya, Notaris, dalam bahasa Inggris -
Indonesia,
sedangkan Notaris kepada penghadap Tuan X, yang menurut keterangannya -
dapat berbahasa
penghadap tidak paham bahasa Indonesia, maka segera para ------
penghadap, para saksi dan saya, Notaris, ------------
menandatangani akta ini. ----------------------------

Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris-


Salah satu
penghadap tidak kepada para penghadap dan para saksi, serta ---------
mengerti Bahasa
Indonesia, dijelaskan oleh Tuan YY, lahir di Malang, pada ------
sedangkan Notaris tanggal 02-01-1970 (dua Januari seribu sembilan ratus
tidak dapat
berbahasa tujuh puluh), Warga Negara Indonesia, penerjemah ----
penghadap
tersumpah, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur -----
tertanggal 03-06-2000 (tiga Juni dua ribu), bertempat
tinggal di Tangerang, Jalan Palem Raya nomor 23, Kota
Tangerang, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor ------
3123330201700001, ke dalam bahasa Jerman kepada -----
penghadap Tuan ZY, yang menurut keterangannya tidak -
paham bahasa Indonesia, maka segera para penghadap, -
para saksi, penerjemah dan saya, Notaris, -----------
menandatangani akta ini. ----------------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 34
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.
Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris-
Salah satu
penghadap tuli kepada para penghadap dan para saksi, serta ---------
dibaca sendiri oleh penghadap Nyonya X, yang menurut-
keterangannya tuli dan tidak dapat mendengar apa yang
saya, Notaris bacakan, maka segera para penghadap, --
para saksi dan saya, Notaris, menandatangani akta ---
ini. ------------------------------------------------

Salah satu Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris-
penghadap lumpuh
kepada para penghadap dan para saksi, maka segera ---
penghadap Tuan B, para saksi dan saya, Notaris, -----
menandatangani akta ini, sedangkan penghadap Tuan C -
membubuhkan sidik jari ibu jari kanan, karena menurut
keterangannya tangan kanannya lumpuh sehingga tidak -
dapat membubuhkan tanda tangan. ---------------------

Segera setelah akta dibaca sendiri, diketahui dan


Akta tidak
dibacakan oleh dipahami isinya oleh para penghadap dan para saksi,
Notaris
maka segera akta ini dibubuhi paraf pada setiap
halaman dan ditandatangani oleh para penghadap, para
saksi dan saya, Notaris. ----------------------------

Teknik Pembuatan Akta I


Dr. STEFANIE HARTANTO, S.H., M.Kn.
Magister Kenotariatan 35
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan
Ó 2023 by Dr. Stefanie Hartanto, S.H., M.Kn.

Anda mungkin juga menyukai