BAB – I
STATUS PERKUMPULAN
Pasal – 1
BAB – II
KEANGGOTAAN
Bagian Pertama
Terjadinya Keanggotaan
A. Anggota Biasa
Pasal – 2
1. Yang dapat menjadi Anggota Biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Anggaran
Dasar ialah semua PPAT yang telah diangkat oleh Pejabat atau instansi yang
berwenang dan masih aktif menjalankan jabatan PPAT.
2. Cara terjadinya keanggotaan :
a) Setiap PPAT yang telah menjadi Anggota Biasa wajib mengajukan surat
pendaftaran ulang sampai waktu yang ditetapkan oleh Perkumpulan dengan
menyerahkan Surat Pendaftaran Ulang, dan setiap PPAT yang akan menjadi calon
Anggota Perkumpulan wajib mengajukan pendaftaran diri dengan menyerahkan Surat
Pendaftaran Diri kepada Pengurus Daerah di tempat kedudukannya dan menyerahkan
beberapa persyaratan yang ditentukan oleh Perkumpulan, antara lain namun tidak
terbatas pada:
- Surat Keputusan Pengangkatan selaku PPAT dan Berita Acara Sumpah Jabatan
PPAT.
- Surat Pernyataan untuk tunduk dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta Kode Etik danperaturan lain yang telah dan akan ditetapkan oleh
Perkumpulan.
- Rekomendasi dari Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah.
- Bukti pelunasan iuran anggota
b) Apabila ditempat kedudukan PPAT yang bersangkutan belum ada Pengurus
Daerah, maka Surat Pendaftaran Ulang/Surat Pendaftaran Diri diajukan kepada
Pengurus Wilayah yang membawahi tempat kedudukan PPAT yang bersangkutan
tersebut.
c) Pendaftaran ulang Anggota atau pendaftaran diri untuk menjadi Anggota
Perkumpulan diajukan secara tertulis.
d) Terhitung sejak diterimanya Surat Pendaftaran Ulang/Surat Pendaftaran Diri
sebagai Anggota, Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah membukukan keanggotaan
yang bersangkutan dalam Buku Daftar Anggota.
e) Terhitung sejak pembukuan keanggotaan yang bersangkutan dalam Buku Daftar
Anggota, Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah memberitahukan kepada yang
bersangkutan dengan memberikan Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan oleh
Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PP IPPAT) setelah yang
bersangkutan memenuhi persyaratan.
f) Apabila dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah diajukan Surat Pendaftaran
Ulang/Surat Pendaftaran Diri, ternyata yang bersangkutan belum memperoleh
pemberitahuan pembukuan keanggotaannya, maka yang bersangkutan dapat
mengajukan surat susulan dan surat susulan tersebut dapat digunakan sebagai bukti
sah keanggotaan yang bersangkutan.
g) Setiap Anggota Biasa yang tidak melakukan pendaftaran ulang untuk pertama kali
sejak dilantik menjadi PPAT sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga ini demi hukum berstatus menjadi anggota luar biasa.
Pasal – 3
1. Yang dapat menjadi Anggota Luar Biasa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6
Anggaran Dasar ialah semua PPAT Sementara, PPAT Khusus, Emeritus PPAT dan
mereka yang sudah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan oleh PP
IPPAT, dengan cara :
d) Dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya surat permohonan untuk
menjadi Anggota Luar Biasa oleh Pengurus Pusat, maka Pengurus Pusat harus
memutuskan menerima atau menolak permohonan tersebut.
2. Tata cara untuk menjadi Anggota Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam ayat (1)
Pasal ini tidak diberlakukan terhadap Emeritus PPAT yang sebelumnya telah menjadi
Anggota Biasa.
B. Anggota Kehormatan
Pasal – 4
1. Anggota Kehormatan yang diatur dalam Pasal 6 Anggaran Dasar ialah Anggota Biasa
dan/atau Anggota Luar Biasa serta pihak lain yang diangkat sebagai demikian oleh
Kongres karena jasa-jasanya yang luar biasa terhadap Perkumpulan atas usulan dari
Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Wilayah melalui Pengurus Pusat.
Bagian Kedua
Perpindahan
Pasal – 5
2. Setiap Anggota yang menyatakan berhenti sebagai PPAT dan kemudian akan
mengajukan permohonan untuk diangkat sebagai PPAT di wilayah lain, harus
memberitahukan maksudnya tersebut kepada Pengurus Daerah dan Pengurus Wilayah di
tempat tugasnya yang lama, selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sebelum meninggalkan tempat tugasnya yang lama,dan untuk sementara tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih dan dipilih dalam Kongres atau Konferwil atau
Konferda sampai dengan yang bersangkutan telah diangkat kembali di wilayah yang
baru.
3. Setiap Anggota yang telah berhenti dan kemudian diangkat sebagai PPAT di
wilayah lain harus memberitahukannya kepada Pengurus Daerah dan Pengurus Wilayah
ditempat tugasnya yang baru, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
menjalankan tugas jabatannya.
Bagian Ketiga
Berakhirnya Keanggotaan
A. Anggota Biasa
Pasal – 6
a) meninggal dunia;
b) mengundurkan diri;
d) dipecat.
Apabila seorang Anggota ditaruh dibawah pengampuan secara terus menerus lebih
dari 3 (tiga) tahun atau dinyatakan pailit, maka keluarganya melalui Pengurus Daerah
atau Pengurus Wilayah di tempat kedudukan Anggota yang bersangkutan wajib dalam
waktu 14 (empat belas) hari memberitahukan secara tertulis mengenai hal tersebut
kepada Pengurus Pusat dan kemudian Pengurus Pusat menghapus keanggotaan yang
bersangkutan dari Buku Daftar Anggota tanpa persetujuan Kongres.
Pasal – 7
Bagi Anggota yang meninggal dunia, keanggotaannya berakhir terhitung sejak Anggota yang
bersangkutan meninggal dunia.
Apabila seorang Anggota meninggal dunia, maka keluarganya melalui Pengurus Daerah atau
Pengurus Wilayah ditempat kedudukan Anggota yang bersangkutan wajib dalam waktu 14
(empat belas) hari; dan apabila telah lewat batas waktu 30 (tigapuluh) hari sejak
meninggalnya anggota yang bersangkutan tanpa ada pemberitahuan resmi dari keluarga, dan
mengenai hal tersebut telah diketahui oleh pengurus Daerah, maka Pengurus Daerah
berwenangmemberitahukan secara tertulis mengenai hal tersebut kepada Pengurus Pusat dan
kemudian Pengurus Pusat menghapus keanggotaan yang bersangkutan dari Buku Daftar
Anggota tanpa persetujuan Kongres.
Pasal – 8
1. Pengunduran diri sebagai Anggota, baik Anggota Biasa atau Anggota Luar Biasa
dan/atau Anggota Kehormatan harus dilakukan dengan cara pemberitahuan secara
tertulis oleh yang bersangkutan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Daerah atau
Pengurus Wilayah (apabila di tempat tugas atau tempat tinggalnya tidak terdapat
Pengurus Daerah) disertai tembusan kepada Pengurus Wilayah dalam waktu 7 (tujuh)
hari sebelum pengunduran diri.
2. Pengunduran diri tidak dapat dilakukan pada saat Anggota yang bersangkutan
sedang diperiksa oleh Majelis Kehormatan Wilayah atau Majelis Kehormatan Pusat
karena dianggap telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik dan Peraturan serta keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan oleh Perkumpulan.
Pasal – 9
1. Setiap Anggota yang berhenti sebagai PPAT bukan karena telah mengajukan
permohonan untuk diangkat sebagai PPAT di daerah lain, secara otomatis status
keanggotaan Biasa yang disandangnya berakhir terhitung sejak yang bersangkutan
berhenti sebagai PPAT dan demi hukum menjadi Anggota Luar Biasa.
2. Bagi Anggota yang berhenti sebagai PPAT dan kemudian yang bersangkutan
telah mengajukan permohonan untuk diangkat sebagai PPAT di daerah/wilayah kerja
yang baru, keanggotaannya tidak berakhir dan kepadanya dianggap berlaku ketentuan
Pasal 5 Anggaran Rumah Tangga ini yaitu tetap dianggap sebagai Anggota Biasa.
Pasal – 10
b) Pemecatan Tetap.
iv. Tidak membayar uang iuran selama 6 (enam) bulan sekalipun telah
diperingatkan secara tertulis sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut.
- dijatuhi pidana penjara selama 5 (lima) tahun atau lebih karena melakukan
kejahatan, atau
10. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diberitahukan dan/atau
diterimanya secara sah atas putusan pemecatan sementara, ternyata Anggota yang
bersangkutan tidak mengajukan banding, maka dengan lewatnya jangka waktu tersebut,
putusan Majelis Kehormatan Wilayah yang berisi pemecatan sementara itu memperoleh
kekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewijsde).
Dalam pemeriksaan banding, bila dianggap perlu Majelis Kehormatan Pusat dapat
memanggil Anggota yang bersangkutan untuk hadir dalam sidang banding dan
melakukan pemeriksaan langsung.
12. Dalam pemeriksaan tingkat banding, Majelis Kehormatan Pusat dapat
menjatuhkan putusan yang berisi :
13. Dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak putusan dijatuhkan, Majelis
Kehormatan Pusat memberitahukan secara tertulis putusan yang telah dijatuhkannya
kepada Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah serta Pengurus Daerah yang bersangkutan
dan memberitahukannya kepada Anggota yang bersangkutan.
14. Putusan Majelis Kehormatan Pusat yang berisi Pemecatan Sementara mempunyai
kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) sejak saat dijatuhkannya putusan tersebut.
15. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Anggota yang bersangkutan
menerima pemberitahuan secara sah atas putusan Majelis Kehormatan Wilayah (dalam
hal Anggota yang bersangkutan tidak mengajukan banding kepada Majelis Kehormatan
Pusat) atau atas putusan Majelis Kehormatan Pusat (dalam hal Anggota yang
bersangkutan mengajukan banding atas putusan Majelis Kehormatan Wilayah yang
berisi pemecatan sementara), Anggota yang bersangkutan sendiri atau melalui kuasanya
yang sah berhak mengajukan permohonan untuk peninjauan kembali berikut alasan-
alasannya dan novum kepada Kongres melalui Majelis Kehormatan Pusat dan Pengurus
Pusat.
19. Tata cara pemecatan sementara sebagaimana diatur dalam ayat-ayat diatas, secara
mutatis mutandis berlaku dalam proses pemecatan tetap, dengan ketentuan bahwa
Kongres baik dengan atau tanpa permintaan Anggota yang bersangkutan lewat Majelis
Kehormatan Pusat dan Pengurus Pusat berhak untuk melakukan peninjauan kembali
putusan pemecatan tetap.
20. Anggota yang diperiksa karena melakukan perbuatan yang dapat diancam sanksi
yang berupa pemecatan sementara atau pemecatan tetap ataupun dalam proses
peninjauan kembali atas putusan pemecatan sementara atau pemecatan tetap, berhak
didampingi oleh tim bantuan hukum yang disediakan oleh Perkumpulan.
Pasal – 11
Bagi Anggota yang dinyatakan pailit dan/atau ditaruh dibawah pengampuan secara terus
menerus lebih dari 3 (tiga) tahun, demi hukum keanggotaannya berakhir terhitung sejak
putusan Pengadilan yang berkenaan dengan hal tersebut mempunyai kekuatan hukum yang
tetap (inkracht van gewijsde).
Pasal – 12
Segala ketentuan mengenai berakhirnya keanggotaan dari Anggota Biasa sebagaimana yang
diuraikan dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga ini, mutatis
mutandis berlaku pula bagi berakhirnya Anggota Luar Biasa atau Anggota Kehormatan.
Bagian Keempat
A. Hak Anggota
Pasal – 13
b) dipilih sebagai Anggota Majelis Kehormatan (khusus yang berasal dari Emeritus
PPAT);
4. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa yang sudah membayar uang iuran berhak
mendapatkan Kartu Tanda Anggota Perkumpulan.
B. Kewajiban Anggota
Pasal – 14
Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a) menjunjung tinggi dan taat terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
serta peraturan lainnya yang telah dan yang ditetapkan Perkumpulan, demikian pula
terhadap Kode Etik;
d) menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dan saling hormat menghormati antara
sesama anggota, baik Anggota Biasa, maupun Anggota Luar Biasa, Anggota Kehormatan
maupun Pengurus;
BAB – III
SUSUNAN KEPENGURUSAN
DAN
Bagian Pertama
Pasal – 15
1. Pada setiap Kabupaten atau Kota, dimana berkedudukan sekurangnya 5 (lima) orang
PPAT, sedapat mungkin dibentuk 1 (satu) Pengurus Daerah.
2. Apabila jumlah anggota IPPAT sebagai yang termaksud dalam ayat 1 Pasal ini,
ternyata kurang dari 5 (lima) orang, maka atas persetujuan Pengurus Wilayah setempat
harus menggabungkan diri pada Pengurus Daerah yang berdekatan, menunggu
tercapainya jumlah yang dipersyaratkan untuk dapat membentuk 1 (satu) Pengurus
Daerah.
3. Tanpa mengurangi apa yang dicantumkan dalam ayat 2 Pasal ini, Pengurus Wilayah
berhak apabila menurut pertimbangannya hal itu merupakan suatu keharusan (antara lain
karena faktor geografis dan komunikasi) untuk menetapkan pembentukan Pengurus
Daerah pada satu Kabupaten atau Kota, sekalipun jumlah anggota yang berkedudukan di
Kabupaten atau Kota tersebut kurang dari 5 (lima) orang.
4. Ketentuan yang tercantum dalam ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak meniadakan
pengakuan atas keberadaan Pengurus Daerah yang telah berdiri dengan jumlah anggota
kurang dari 5 (lima) orang.
b) bilamana dalam tempo 1 (satu) bulan pengurus Daerah lama tidak mengeluarkan Surat
Keputusan dimaksud maka Ketua Panitia Pelaksana berhak mengajukannya ke Pengurus
Wilayah setempat untuk mendapatkan Surat Keputusan.
7. Panitia Pelaksana wajib mengundang seluruh Anggota yang terdaftar dan berada di
daerah pemekaran dimaksud untuk melaksanakan Rapat Anggota dengan agenda :
Pasal – 16
1. Dalam setiap Propinsi dimana terdapat lebih dari 1 (satu) Pengurus Daerah dibentuk
1 (satu) Pengurus Wilayah.
2. Selama dalam 1 ( satu) Propinsi hanya terdapat 1 (satu) Pengurus Daerah, maka
Pengurus Daerah tersebut berada dibawah kepengurusan Pengurus Wilayah yang
ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
3. Apabila dalam Propinsi yang dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini telah terdapat lebih
dari 1 (satu) Pengurus Daerah, maka Pengurus Daerah yang semula berada dibawah
kepengurusan Pengurus Wilayah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat tersebut berhak
membentuk Pengurus Wilayah sendiri.
4. Bagi Wilayah yang mengalami pemekaran menjadi Propinsi yang baru, Pengurus
Wilayah yang bersangkutan harus mengadakan Konferensi Wilayah dengan agenda :
b) bilamana dalam tempo 1 (satu) bulan Pengurus Wilayah lama tidak mengeluarkan Surat
Keputusan dimaksud maka Ketua Panitia Pelaksana berhak mengajukannya ke Pengurus
Pusat untuk mendapatkan Surat Keputusan.
b) menetapkan program atau rencana kerja disesuaikan dengan Program / Rencana Kerja
Pengurus Pusat hasil Kongres.
Pasal – 17
a) dianggap perlu dan/atau mendesak oleh Pengurus Pusat setelah mendapat persetujuan
dari Rapat Pleno Pengurus Pusat, atau;
b) ada permintaan lebih dari½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh Pengurus Wilayah
berdasarkan keputusan Konferensi Wilayah Luar Biasa,
dan telah mendapat persetujuan dari dan berdasarkan keputusan Rapat Majelis
Kehormatan, Pengurus Pusat atau Pengurus Wilayah berhak menyelenggarakan Kongres
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar ini atas biaya Perkumpulan.
7. Thema, acara dan segala hal yang berkaitan dengan penyelengaraan, bahan/materi
Kongres serta nominasi calon formatur Pengurus Pusat dan calon Anggota Majelis
Kehormatan Pusat yang akan dipilih dalam Kongres ditetapkan oleh Rapat Kerja
Nasional yang diadakan 6 (enam) bulan menjelang Kongres sebagaimana termaktub
dalam Pasal 26 Anggaran Rumah Tangga ini.
8. Undangan untuk menghadiri Kongres harus sudah dikirimkan oleh Pengurus Pusat
kepada setiap Anggota Perkumpulan melalui Pengurus Daerah dan/atau Pengurus
Wilayah selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum Kongres diadakan dan
diumumkan dalam iklan surat kabar harian yang mempunyai peredaran di seluruh
Indonesia.
Undangan tersebut harus secara tertulis dengan menyebutkan tempat, waktu dan acara
Kongres.
10. Setiap Anggota Biasa yang hadir dalam Kongres berhak untuk mengeluarkan 1 (satu)
suara.
11. Setiap peserta Kongres berhak untuk hadir dan memberikan pendapat/usul dalam
Kongres.
12. Pada setiap Kongres sedapat mungkin diselenggarakan up-grading dan refreshing
course (pembinaan dan pembekalan) bagi para Anggota Perkumpulan.
13. Pengurus Pusat dapat mengundang para pejabat dilingkungan instansi pusat dan
Propinsi serta lembaga atau orang tertentu yang dipandang tepat untuk hadir dalam
Kongres.
14. Kongres dipimpin oleh suatu Presidium yang terdiri dari para Ketua Pengurus
Wilayah atau wakil Pengurus Wilayah yang ditunjuk oleh Rapat Pengurus Wilayah yang
bersangkutan.
Presidium tersebut akan memilih Ketua, Wakil Ketua, serta Sekretaris dan Wakil
Sekretaris yang akan memimpin Sidang Pleno Kongres.
c) petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Kongres, Rapat Kerja Nasional, Konferensi
Wilayah, Rapat Kerja Wilayah, Konferensi Daerah; serta
d) petunjuk dan tata cara pencalonan dan pemilihan calon formatur Pengurus Pusat dan
calon anggota Majelis Kehormatan Pusat, calon formatur Pengurus Wilayah dan calon
anggota Majelis Kehormatan Wilayah dan calon formatur Pengurus Daerah, yang untuk
setiap penyelenggaraan Kongres, Konferensi Wilayah, Konferensi Daerah, Rapat Kerja
Nasional, Rapat Kerja Wilayah dan pada setiap penyelenggaraan Kongres, Konferensi
Wilayah dan Konferensi Daerah, Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Wilayah tidak
diperlukan pengesahan terlebih dahulu dari sidang pleno.
16. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, Kongres adalah sah apabila dihadiri
oleh lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh Anggota Biasa dan keputusan
Kongres diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat, apabila dengan cara tersebut
tidak tercapai, maka keputusan Kongres adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Kongres.
Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka
pemungutan suara diulang, pengulangan mana hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dan
apabila dalam pemungutan suara ulang tersebut jumlah suara yang setuju dan tidak setuju
sama banyaknya maka usul yang yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali ditentukan
lain dalam Anggaran Dasar.
17. Apabila dalam pembukaan Kongres tidak tercapai korum,maka Kongres diundurkan
untuk selama 1 (satu) jam, dan apabila sesudah pengunduran itu belum juga tercapai
korum yang dipersyaratkan, Kongres dianggap sah dan dapat mengambil keputusan yang
sah.
a) penilaian atas pertanggung-jawaban yang disampaikan oleh Pengurus Pusat dan Majelis
Kehormatan Pusat mengenai pelaksanaan tugas masing-masing selama masa jabatannya serta
atas perhitungan dan pertanggung-jawaban mengenai keuangan Perkumpulan;
c) penetapan dan pengubahan Anggaran Dasar dan Kode Etik apabila diperlukan;
e) pemilihan, penetapan serta pelantikan Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan Pusat;
i) memberikan tanda penghargaan kepada Anggota, orang atau pihak lain yang telah
menunjukkan pengabdian dan/atau pengorbanan bagi kepentingan profesi atau organisasi;
Mengenai petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Kongres akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Perkumpulan yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat Kerja Nasional.
19. Pengurus Pusat membuka Kongres dan selanjutnya memimpin sidang :
c) pelaksanaan serah terima jabatan bukan merupakan serah terima administratif dan
protokoler, akan tetapi hal tersebut akan membebaskannya dari tanggung jawab selama masa
kepengurusannya;
d) semua kewenangan Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan Pusat selama Kongres
dipegang oleh Presidium.
Pasal – 18
Dipersamakan dengan keputusan Kongres adalah keputusan yang diambil diluar Kongres
dengan persyaratan sebagai berikut :
- jika Pengurus Wilayah tidak memberikan jawaban dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari, maka keputusan dianggap telah disetujui oleh para Anggota Biasa Perkumpulan
yang berada dibawah kepengurusan Pengurus Wilayah yang bersangkutan.
c) Keputusan Diluar Kongres adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah seluruh Anggota Biasa Perkumpulan.
C. Konferensi Wilayah
Pasal – 19
1. Konferensi Wilayah adalah Rapat para Anggota dari segenap Cabang Perkumpulan
yang termasuk dan berada dibawah kepengurusan Pengurus Wilayah yang bersangkutan.
Undangan tersebut harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan tempat, waktu
dan acara Konferensi Wilayah.
10. Apabila dalam pembukaan Konferensi Wilayah, korum yang ditetapkan tidak
tercapai, maka Konferensi Wilayah diundur selama 1 (satu) jam, dan apabilasetelah
pengunduran itu korum juga belum tercapai, maka Konferensi Wilayah dianggap sah dan
dapat mengambil keputusan yang sah.
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pemungutan
suara diulang, pengulangan mana hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dan apabila
pemungutan suara ulang tersebut jumlah suara yang setuju dan tidak seruju sama
banyaknya, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali ditentukan lain dalam
Anggaran Dasar.
a) penilaian atas pertanggung jawaban yang disampaikan Pengurus Wilayah dan Majelis
Kehormatan Wilayah mengenai pelaksanaan tugas masing-masing selama masa jabatannya
serta penilaian atas perhitungan dan pertanggung jawaban mengenai keuangan oleh Pengurus
Wilayah;
Mengenai petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Konferensi Wilayah akan diaturlebih
lanjut dalam Peraturan Perkumpulan yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat Kerja
Nasional.
12. Thema, acara dan segala yang berkaitan dengan penyelenggaraan bahan/materi
Konferensi Wilayah serta nominasi calon formatur Pengurus Wilayah yang akan dipilih
dalam Konferensi Wilayah ditetapkan oleh Rapat Kerja Wilayah yang diadakan 2 (dua)
bulan menjelang Konferensi Wilayah sebagaimana termaktub dalam Pasal 26 Anggaran
Rumah Tangga ini.
13. Bagi Pengurus Wilayah yang tidak/belum melaksanakan Konferensi Wilayah dalam
waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam ayat 4 Pasal ini tanpa perlu pembuktian dalam
bentuk apapun, maka setelah lewatnya jangka waktu sebagaimana di maksud dalam ayat
(4) tersebut Pengurus Pusat berhak menetapkan Panitia Pelaksana untuk melaksanakan
Konferensi Wilayah dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Pengurus Wilayah yang
bersangkutan.
D. Konferensi Daerah
Pasal – 20
Undangan tersebut harus secara tertulis dengan menyebutkan tempat, waktu dan acara
Konferensi Daerah.
6. Setiap Anggota Daerah wajib menghadiri Konferensi Daerah dan berhak untuk
mengeluarkan pendapat serta mengajukan usul-usul dan setiap Anggota Biasa yang
berada di dalam wilayah Daerah tersebut berhak memberikan suara dan mempunyai 1
(satu) hak suara dalam Konferensi Daerah.
8. Konferensi Daerah adalah sah, apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh Anggota Biasa dari Daerah yang bersangkutan dan keputusan
Konferensi Daerah diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat, apabila dengan cara
tersebut tidak tercapai, maka keputusan Konferensi Daerah adalah sah jika disetujui oleh
sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan
secara sah dalam Konferensi Daerah.
9. Apabila dalam pembukaan Konferensi Daerah korum tidak tercapai, maka
Konferensi Daerah diundur untuk selama 1 (satu) jam dan apabila sesudah pengunduran
itu korum belum juga tercapai, maka Konferensi Daerah dianggap sah dan dilanjutkan
serta dapat mengambil keputusan yang sah.
Apabila suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pemungutan suara
diulang, pengulangan mana hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dan apabila pemungutan
suara tersebut jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul yang
bersangkutan dianggap ditolak, kecuali ditetapkan lain dalam Anggaran Dasar.
c) program/rencana kerja untuk Daerah, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari
program kerja Perkumpulan disesuaikan dengan kondisi setempat;
11. Bagi Pengurus Daerah yang tidak/belum melaksanakan Konferensi Daerah dalam
waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam angka 3 Pasal ini tanpa pelu pembuktian
dalam bentuk apapun, Pengurus Wilayah wajib memberikan peringatan tertulis kepada
Pengurus Daerah yang bersangkutan, dan diberikan waktu selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan untuk melaksanakan Konferensi Daerah.
Mengenai petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Konferensi Daerah akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Perkumpulan yang ditetapkan dan disahkan oleh Rapat Kerja
Nasional.
E. Pengurus Pusat
Pasal – 21
1. Pengurus Pusat terdiri dari :
2. Formatur Pengurus Pusat diangkat oleh Kongres untuk masa jabatan sejak
pengangkatannya oleh Kongres sampai dengan penutupan oleh Kongres yang diadakan
pada tahun ke 3 (tiga) setelah pengangkatannya tersebut dan dapat dipilihkembali
setelah masa jabatannya berakhir.Seorang anggota hanya dapat dipilih dan menjabat
sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat hanya untuk 2 (dua) kali masa periode jabatan
berturut-turut.
Ketentuan ini mutatis mutandis berlaku juga untuk Ketua Pengurus Wilayah dan Ketua
Pengurus Daerah sebagaimana ketentuan pasal 22 dan pasal 23 Anggaran Rumah
Tangga ini.
a) anggota Biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 4 huruf a, b dan c Anggaran
Dasar;
b) selama memangku jabatan sebagai Pengurus Pusat tidak akan berakhir masa jabatannya
sebagai PPAT;
4. Para Anggota pengurus Pusat diangkat oleh Formatur Pengurus Pusat dengan masa
jabatan yang sama dengan Formatur Pengurus Pusat, dan dapat diberhentikan sewaktu-
waktu sesuai dan berdasarkan Keputusan Rapat yang dihadiri oleh Ketua Umum, para
Ketua, Sekretaris Umum, para Sekretaris, Bendahara Umum, para Bendahara dengan
disetujui oleh suara terbanyak dari yang hadir.