BAB - I
STATUS PERKUMPULAN
Pasal - 1
BAB - II
KEANGGOTAAN
Bagian Pertama
Terjadinya Keanggotaan
A. Anggota Biasa
Pasal - 2
1. Yang dapat menjadi Anggota Biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Anggaran Dasar
ialah semua PPAT yang telah diangkat oleh Pejabat atau instansi yang berwenang dan
masih aktif menjalankan jabatan PPAT.
2. Cara terjadinya keanggotaan :
a. Setiap PPAT yang telah menjadi Anggota Luar Biasa wajib mengajukan surat
pendaftaran ulang sampai waktu yang ditetapkan oleh Perkumpulan dengan
menyerahkan Surat Pendaftaran Ulang, dan setiap PPAT yang akan menjadi calon
Anggota Perkumpulan wajib mengajukan pendaftaran diri dengan menyerahkan
Surat Pendaftaran Diri kepada Pengurus Daerah di tempat kedudukannya dan
menyerahkan beberapa persyaratan yang ditentukan oleh Perkumpulan, antara lain
namun tidak terbatas pada :
- Surat Keputusan Pengangkatan selaku PPAT dan Berita Acara Sumpah Jabatan
PPAT.
- Surat Pernyataan untuk tunduk dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta Kode Etik hasil Kongres yang disahkan oleh Pemerintah dan
peraturan lain yang telah dan akan ditetapkan oleh Perkumpulan.
- Rekomendasi dari Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah.
- Bukti pelunasan iuran anggota luar biasa tahun pertama.
b. Apabila ditempat kedudukan PPAT yang bersangkutan belum ada Pengurus Daerah,
maka Surat Pendaftaran Ulang/Surat Pendaftaran Diri diajukan kepada Pengurus
Wilayah yang membawahi tempat kedudukan PPAT yang bersangkutan tersebut.
c. Pendaftaran ulang Anggota atau pendaftaran diri untuk menjadi Anggota
Perkumpulan diajukan secara tertulis.
d. Terhitung sejak diterimanya Surat Pendaftaran Ulang/Surat Pendaftaran Diri sebagai
Anggota, Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah membukukan keanggotaan yang
bersangkutan dalam Buku Daftar Anggota.
e. Terhitung sejak pembukuan keanggotaan yang bersangkutan dalam Buku Daftar
Anggota, Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah memberitahukan kepada yang
bersangkutan dengan memberikan Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan oleh
Pengurus Pusat Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PP-IPPAT) setelah yang
bersangkutan memenuhi persyaratan.
f. Apabila dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah diajukan Surat Pendaftaran
Ulang/Surat Pendaftaran Diri, ternyata yang bersangkutan belum memperoleh
pemberitahuan pembukuan ke-anggotaannya, maka yang bersangkutan dianggap
telah diterima sebagai Anggota Biasa.
g. Setiap Anggota Luar Biasa (ALB) yang tidak melakukan pendaftaran ulang untuk
pertama kali sejak dilantik menjadi PPAT sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga ini demi hukum berstatus menjadi Anggota Luar Biasa sepanjang
memenuhi persyaratan sebagai PPAT.
1. Yang dapat menjadi Anggota Luar Biasa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6
Anggaran Dasar ialah semua PPAT Sementara, PPAT Khusus, Emeritus PPAT dan
mereka yang sudah mengikuti sekurang-kurangnya 2 (dua) kali Pendidikan dan Pelatihan
Dasar (Diklatsar) yang dilaksanakan oleh PP-IPPAT dan Lulus Ujian Kode Etik PPAT
dengan cara :
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus Pusat, dengan menyertakan
syarat-syarat keanggotaan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Perkumpulan antara
lain sertifikat Diklatsar I dan Diklatsar II dan Sertifikat Lulus Ujian Kode Etik.
b. Dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya surat permohonan untuk
menjadi Anggota Luar Biasa oleh Pengurus Pusat, maka Pengurus Pusat harus
memutuskan menerima atau menolak permohonan tersebut.
c. Dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak ditetapkannya keputusan Pengurus Pusat
yang berisi penerimaan atau penolakan permohonan menjadi Anggota Luar Biasa,
Pengurus Pusat menyampaikan keputusan tersebut kepada yang bersangkutan.
2. Tata cara untuk menjadi Anggota Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam ayat 1 Pasal
ini tidak diberlakukan terhadap Emeritus PPAT, PPAT Sementara dan PPAT Khusus.
C. Anggota Kehormatan
Pasal - 4
1. Anggota Kehormatan yang diatur dalam Pasal 6 Anggaran Dasar ialah Anggota Biasa
dan/atau Anggota Luar Biasa serta pihak lain yang diangkat sebagai demikian oleh
Kongres karena jasa-jasanya yang luar biasa terhadap Perkumpulan atas usulan dari
Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Wilayah melalui Pengurus Pusat.
2. Cara terjadinya keanggotaan :
a. Setiap Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Wilayah berhak untuk mengusulkan
kepada Kongres melalui Pengurus Pusat untuk mengangkat seseorang baik yang
berasal dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa, maupun pihak yang dipandang
memenuhi syarat-syarat untuk menjadi Anggota Kehormatan.
b. Usulan Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Wilayah sebagaimana yang tercantum
dalam ayat 2 huruf a Pasal ini disampaikan oleh Pengurus Pusat kepada Kongres.
c. Selain karena usulan Pengurus Daerah dan/atau Pengurus Wilayah, Pengurus Pusat
berwenang atas inisiatifnya sendiri mengusulkan seseorang yang dipandang
memenuhi syarat-syarat sebagai Anggota Kehormatan kepada Kongres.
d. Kongres akan memberikan keputusan untuk menerima atau menolak usulan
pengangkatan Anggota Kehormatan sesuai dengan Peraturan yang telah ditetapkan
oleh Perkumpulan.
e. Keputusan Kongres yang berisi penerimaan usul pengangkatan Anggota Kehormatan
disampaikan oleh Pengurus Pusat kepada orang yang diusulkan dalam waktu 60
(enam puluh) hari sejak penutupan Kongres yang bersangkutan.
Bagian Kedua
Perpindahan
Pasal - 5
1. Setiap Anggota hanya berhak menjadi Anggota dari 1 (satu) kepengurusan Pengurus
Daerah atau kepengurusan Pengurus Wilayah, oleh karena itu setiap perpindahan dari 1
(satu) kepengurusan Pengurus Daerah atau kepengurusan Pengurus Wilayah ke
kepengurusan Pengurus Daerah atau ke kepengurusan Pengurus Wilayah lain, yang
bersangkutan harus meminta rekomendasi perpindahannya itu kepada Pengurus Daerah,
Pengurus Wilayah dan Pengurus Pusat, kecuali bagi anggota kehormatan yang bukan
PPAT.
2. Setiap Anggota yang menyatakan berhenti sebagai PPAT dan kemudian akan
mengajukan permohonan untuk diangkat sebagai PPAT di wilayah lain, harus
memberitahukan maksudnya tersebut kepada Pengurus Daerah dan Pengurus Wilayah di
tempat tugasnya yang lama, selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sebelum meninggalkan tempat tugasnya yang lama,dan untuk sementara tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih dan dipilih dalam Kongres atau Konferwil atau
Konferda sampai dengan yang bersangkutan telah diangkat kembali di wilayah yang
baru.
3. Setiap Anggota yang telah berhenti dan kemudian diangkat sebagai PPAT di wilayah
lain harus memberitahukannya kepada Pengurus Daerah dan Pengurus Wilayah ditempat
tugasnya yang baru, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah menjalankan tugas
jabatannya.
4. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima pemberitahuan perpindahan keanggotaan
tersebut, Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah yang melepaskan maupun yang
menerima pemberitahuan tersebut harus menyampaikan laporan tentang adanya
perpindahan keanggotaan dari anggota yang bersangkutan kepada Pengurus Pusat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima pemberitahuan perpindahan keanggotaan
tersebut, Pengurus Daerah dan Pengurus Wilayah yang ditinggalkan maupun yang baru
serta Pengurus Pusat sudah harus membukukannya di dalam Buku Daftar Anggota.
Bagian Ketiga
Berakhirnya Keanggotaan
A. Anggota Biasa
Pasal - 6
Pasal - 7
Bagi Anggota yang meninggal dunia, keanggotaannya berakhir terhitung sejak Anggota yang
bersangkutan meninggal dunia.
Apabila seorang Anggota meninggal dunia, maka keluarganya melalui Pengurus Daerah atau
Pengurus Wilayah ditempat kedudukan Anggota yang bersangkutan wajib dalam waktu 14
(empat belas) hari; dan apabila telah lewat batas waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
meninggalnya anggota yang bersangkutan tanpa ada pemberitahuan resmi dari keluarga, dan
mengenai hal tersebut telah diketahui oleh pengurus Daerah, maka Pengurus Daerah
berwenang memberitahukan secara tertulis mengenai hal tersebut kepada Pengurus Pusat dan
kemudian Pengurus Pusat menghapus keanggotaan yang bersangkutan dari Buku Daftar
Anggota tanpa persetujuan Kongres.
Pasal - 8
1. Pengunduran diri sebagai Anggota, baik Anggota Biasa atau Anggota Luar Biasa
dan/atau Anggota Kehormatan harus dilakukan dengan cara pemberitahuan secara
tertulis oleh yang bersangkutan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Daerah atau
Pengurus Wilayah (apabila di tempat tugas atau tempat tinggalnya tidak terdapat
Pengurus Daerah) disertai tembusan kepada Pengurus Wilayah dalam waktu 7 (tujuh)
hari sebelum pengunduran diri.
Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah maupun Pengurus Daerah harus membukukan
pengunduran diri tersebut dalam Buku Daftar Anggota masing-masing dalam waktu 3
(tiga) hari setelah diterimanya pengunduran diri.
2. Pengunduran diri tidak dapat dilakukan pada saat Anggota yang bersangkutan sedang
diperiksa oleh Majelis Kehormatan Wilayah atau Majelis Kehormatan Pusat karena
dianggap telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik dan Peraturan serta keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan oleh Perkumpulan.
Pasal - 9
1. Setiap Anggota yang berhenti sebagai PPAT bukan karena telah mengajukan
permohonan untuk diangkat sebagai PPAT di daerah lain, secara otomatis status
keanggotaan Biasa yang disandangnya berakhir terhitung sejak yang bersangkutan
berhenti sebagai PPAT dan demi hukum menjadi Anggota Luar Biasa.
2. Bagi Anggota yang berhenti sebagai PPAT dan kemudian yang bersangkutan telah
mengajukan permohonan untuk diangkat sebagai PPAT di daerah/wilayah kerja yang
baru, keanggotaannya tidak berakhir dan kepadanya dianggap berlaku ketentuan Pasal 5
Anggaran Rumah Tangga ini yaitu tetap dianggap sebagai Anggota Biasa.
3. Seorang Anggota yang berhenti sebagai PPAT selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah berhenti harus memberitahukan pemberhentiannya itu kepada Pengurus Daerah,
Pengurus Wilayah dan/atau Pengurus Pusat dengan menyertakan focopy surat-surat
pemberhentiannya sebagai PPAT.
4. Dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah menerima pemberitahuan atau laporan adanya
Anggota yang telah berhenti sebagai PPAT, maka Pengurus Daerah, Pengurus Wilayah
maupun Pengurus Pusat membukukannya dalam Buku Daftar Anggota.
Pasal - 10
Pasal - 11
Bagi Anggota yang dinyatakan pailit dan/atau ditaruh dibawah pengampuan secara terus
menerus lebih dari 3 (tiga) tahun, demi hukum keanggotaannya berakhir terhitung sejak
putusan Pengadilan yang berkenaan dengan hal tersebut mempunyai kekuatan hukum yang
tetap (inkracht van gewijsde).
Segala ketentuan mengenai berakhirnya keanggotaan dari Anggota Biasa sebagaimana yang
diuraikan dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga ini, mutatis
mutandis berlaku pula bagi berakhirnya Anggota Luar Biasa atau Anggota Kehormatan.
Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban Anggota
A. Hak Anggota
Pasal - 13
Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. menjunjung tinggi dan taat terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta
peraturan lainnya yang telah dan yang ditetapkan Perkumpulan, demikian pula terhadap
Kode Etik;
b. mempertahankan dan membela nama baik serta kehormatan Perkumpulan;
c. mengamankan dan melaksanakan segala keputusan Perkumpulan;
d. menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dan saling hormat menghormati antara
sesama anggota, baik Anggota Biasa, maupun Anggota Luar Biasa, Anggota Kehormatan
maupun Pengurus;
e. Membayar uang iuran Perkumpulan
Pasal - 14A
BAB - III
SUSUNAN KEPENGURUSAN
DAN
ALAT PERLENGKAPAN PERKUMPULAN
Bagian Pertama
Susunan Kepengurusan Perkumpulan
Pasal - 15
1. Pada setiap Kabupaten atau Kota, dimana berkedudukan sekurangnya 5 (lima) orang
PPAT, sedapat mungkin dibentuk 1 (satu) Pengurus Daerah.
2. Apabila jumlah anggota IPPAT sebagai yang termaksud dalam ayat 1 Pasal ini, ternyata
kurang dari 5 (lima) orang, maka atas persetujuan Pengurus Wilayah setempat harus
menggabungkan diri pada Pengurus Daerah yang berdekatan, menunggu tercapainya
jumlah yang dipersyaratkan untuk dapat membentuk 1 (satu) Pengurus Daerah.
3. Tanpa mengurangi apa yang dicantumkan dalam ayat 2 Pasal ini, Pengurus Wilayah
berhak apabila menurut pertimbangannya hal itu merupakan suatu keharusan (antara lain
karena faktor geografis dan komunikasi) untuk menetapkan pembentukan Pengurus
Daerah pada satu Kabupaten atau Kota, sekalipun jumlah anggota yang berkedudukan di
Kabupaten atau Kota tersebut kurang dari 5 (lima) orang.
4. Ketentuan yang tercantum dalam ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak meniadakan pengakuan
atas keberadaan Pengurus Daerah yang telah berdiri dengan jumlah anggota kurang dari
5 (lima) orang.
5. Bagi Daerah yang mengalami pemekaran menjadi Kabupaten/Kota yang baru, Pengurus
Daerah yang bersangkutan harus mengadakan Konferensi Daerah dengan agenda :
a. menyetujui pemekaran-pemekaran Pengurus Daerah yang baru;
b. menetapkan Ketua Panitia Pelaksana Pembentukan Pengurus Daerah yang baru.
6. Bagi Daerah yang mengalami pemekaran menjadi Kabupaten/Kota yang baru,
Pengurus :
a. Ketua panitia Pelaksana selanjutnya menyusun anggota panitia dan menyampaikan
secara tertulis kepada Pengurus Daerah lama untuk mendapatkan Surat Keputusan;
b. bilamana dalam tempo 1 (satu) bulan pengurus Daerah lama tidak mengeluarkan
Surat Keputusan dimaksud maka Ketua Panitia Pelaksana berhak mengajukannya ke
Pengurus Wilayah setempat untuk mendapatkan Surat Keputusan.
7. Panitia Pelaksana wajib mengundang seluruh Anggota yang terdaftar dan berada di
daerah pemekaran dimaksud untuk melaksanakan Rapat Anggota dengan agenda :
a. memilih dan menetapkan Formatur Pengurus Daerah yang baru;
b. menetapkan program atau rencana kerja disesuaikan dengan Program/Rencana Kerja
Pengurus Pusat hasil Kongres.
8. Pelaksanaan Rapat Anggota sebagaimana ayat 7 dan Konferensi Daerah sebagaimana
ayat 5 Pasal ini mutatis mutandis mengacu pada ketentuan Pasal 20 Anggaran Rumah
Tangga ini juncto Pasal 21 Anggaran Dasar.
Pasal - 16
1. Dalam setiap Propinsi dimana terdapat lebih dari 1 (satu) Pengurus Daerah dibentuk 1
(satu) Pengurus Wilayah.
2. Selama dalam 1 (satu) Propinsi hanya terdapat 1 (satu) Pengurus Daerah, maka Pengurus
Daerah tersebut berada dibawah kepengurusan Pengurus Wilayah yang ditetapkan oleh
Pengurus Pusat.
3. Apabila dalam Propinsi yang dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini telah terdapat lebih dari 1
(satu) Pengurus Daerah, maka Pengurus Daerah yang semula berada dibawah
kepengurusan Pengurus Wilayah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat tersebut berhak
membentuk Pengurus Wilayah sendiri.
4. Bagi Wilayah yang mengalami pemekaran menjadi Propinsi yang baru, Pengurus
Wilayah yang bersangkutan harus mengadakan Konferensi Wilayah dengan agenda :
a. menyetujui pemekaran-pemekaran Pengurus Wilayah yang baru;
b. menetapkan Ketua Panitia Pelaksana pembentukan Pengurus Wilayah yang baru.
5. a. Ketua Panitia Pelaksana selanjutnya menyusun anggota Panitia dan menyampaikan
secara tertulis kepada pengurus Wilayah lama untuk mendapatkan Surat Keputusan;
b. bilamana dalam tempo 1 (satu) bulan Pengurus Wilayah lama tidak mengeluarkan
Surat Keputusan dimaksud maka Ketua Panitia Pelaksana berhak mengajukannya ke
Pengurus Pusat untuk mendapatkan Surat Keputusan.
5. Panitia Pelaksana wajib mengundang seluruh Anggota yang terdaftar dan berada di
Propinsi pemekaran dimaksud melalui para Pengurus Daerah setempat untuk
melaksanakan Rapat Anggota dengan agenda :
a. memilih dan menetapkan Formatur Pengurus Wilayah yang baru;
b. menetapkan program atau rencana kerja disesuaikan dengan Program/Rencana Kerja
Pengurus Pusat hasil Kongres.
6. Pelaksanaan Rapat Anggota sebagaimana ayat 6 dan Konferensi Wilayah sebagaimana
ayat 4 Pasal ini mutatis mutandis mengacu pada ketentuan Pasal 19 Anggaran Rumah
Tangga ini juncto Pasal 21 Anggaran Dasar.
Bagian Kedua
Alat Perlengkapan Perkumpulan
1. Kongres adalah Rapat Anggota Perkumpulan pada tingkat Nasional sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 10 ayat 1 Anggaran Dasar.
2. Kongres diselenggarakan sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali.
3. Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila :
a. dianggap perlu dan/atau mendesak oleh Pengurus Pusat setelah mendapat persetujuan
dari Rapat Pleno Pengurus Pusat, atau;
b. ada permintaan lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh Pengurus
Wilayah berdasarkan keputusan Konferensi Wilayah Luar Biasa,
dan telah mendapat persetujuan dari dan berdasarkan keputusan Rapat Majelis
Kehormatan, Pengurus Pusat atau Pengurus Wilayah berhak menyelenggarakan Kongres
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar ini atas biaya Perkumpulan.
4. Kongres diselenggarakan oleh Pengurus Pusat bersama dengan Panitia Pelaksana
Kongres yang dibentuk oleh Pengurus Pusat.
5. Panitia Pelaksana Kongres bertanggung jawab mengenai teknis pelaksanaan Kongres
dan harus mempertanggung jawabkannya kepada Pengurus Pusat.
6. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Kongres secara mutatis mutandis berlaku pula
untuk penyelengaraan Kongres Luar Biasa.
7. Tema, acara dan segala hal yang berkaitan dengan penyelengaraan, bahan/materi
Kongres serta nominasi calon formatur Pengurus Pusat dan calon Anggota Majelis
Kehormatan Pusat yang akan dipilih dalam Kongres ditetapkan oleh Rapat Kerja
Nasional yang diadakan 6 (enam) bulan menjelang Kongres sebagaimana termaktub
dalam Pasal 26 Anggaran Rumah Tangga ini.
8. Undangan untuk menghadiri Kongres harus sudah dikirimkan oleh Pengurus Pusat
kepada setiap Anggota Perkumpulan melalui Pengurus Daerah dan/atau Pengurus
Wilayah selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum Kongres diadakan dan
diumumkan dalam iklan surat kabar harian yang mempunyai peredaran di seluruh
Indonesia.
Undangan tersebut harus secara tertulis dengan menyebutkan tempat, waktu dan acara
Kongres.
9. Peserta Kongres terdiri dari :
a. para Anggota Perkumpulan;
b. anggota Pengurus Pusat;
c. anggota Majelis Kehormatan Pusat;
d. anggota Majelis Kehormatan Wilayah;
e. anggota Pengurus Wilayah, dan
f. anggota Pengurus Daerah.
10. Setiap Anggota Biasa yang hadir dalam Kongres berhak untuk mengeluarkan 1 (satu)
suara.
11. Setiap peserta Kongres berhak untuk hadir dan memberikan pendapat/usul dalam
Kongres.
12. Pada setiap Kongres sedapat mungkin diselenggarakan up-grading dan refreshing course
(pembinaan dan pembekalan) bagi para Anggota Perkumpulan.
13. Pengurus Pusat dapat mengundang para pejabat dilingkungan instansi pusat dan Propinsi
serta lembaga atau orang tertentu yang dipandang tepat untuk hadir dalam Kongres.
14. Kongres dipimpin oleh suatu Presidium yang terdiri dari para Ketua Pengurus Wilayah
atau wakil Pengurus Wilayah yang ditunjuk oleh Rapat Pengurus Wilayah yang
bersangkutan.
Presidium tersebut akan memilih Ketua, Wakil Ketua, serta Sekretaris dan Wakil
Sekretaris yang akan memimpin Sidang Pleno Kongres.
15. Kongres mengesahkan korum Kongres dibawah pimpinan Presidium. Kongres
menetapkan dan mengubah :
a. tata urutan jadwal acara Kongres dan Rapat-Rapat Perkumpulan;
b. tata tertib Kongres dan rapat-rapat Perkumpulan;
c. petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Kongres, Rapat Kerja Nasional, Konferensi
Wilayah, Rapat Kerja Wilayah, Konferensi Daerah; serta
d. petunjuk dan tata cara pencalonan dan pemilihan calon formatur Pengurus Pusat dan
calon anggota Majelis Kehormatan Pusat, calon formatur Pengurus Wilayah dan
calon anggota Majelis Kehormatan Wilayah dan calon formatur Pengurus Daerah,
yang untuk setiap penyelenggaraan Kongres, Konferensi Wilayah, Konferensi
Daerah, Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Wilayah dan pada setiap
penyelenggaraan Kongres, Konferensi Wilayah dan Konferensi Daerah, Rapat Kerja
Nasional, Rapat Kerja Wilayah tidak diperlukan pengesahan terlebih dahulu dari
sidang pleno.
16. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, Kongres adalah sah apabila dihadiri oleh
lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh Anggota Biasa dan keputusan
Kongres diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat, apabila dengan cara tersebut
tidak tercapai, maka keputusan Kongres adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Kongres.
Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka
pemungutan suara diulang, pengulangan mana hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dan
apabila dalam pemungutan suara ulang tersebut jumlah suara yang setuju dan tidak
setuju sama banyaknya maka usul yang yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali
ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.
17. Apabila dalam pembukaan Kongres tidak tercapai korum, maka Kongres diundurkan
untuk selama 1 (satu) jam, dan apabila sesudah pengunduran itu belum juga tercapai
korum yang dipersyaratkan, Kongres dianggap sah dan dapat mengambil keputusan yang
sah.
18. Kongres akan membicarakan dan memberikan keputusan tentang :
a. penilaian atas pertanggung-jawaban yang disampaikan oleh Pengurus Pusat dan
Majelis Kehormatan Pusat mengenai pelaksanaan tugas masing-masing selama masa
jabatannya serta atas perhitungan dan pertanggung-jawaban mengenai keuangan
Perkumpulan;
b. usul dari peserta Kongres;
c. penetapan dan pengubahan Anggaran Dasar dan Kode Etik apabila diperlukan;
d. garis besar program kerja Perkumpulan;
e. pemilihan, penetapan serta pelantikan Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan
Pusat;
f. tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya dan rapat-rapat Perkumpulan;
g. pengangkatan Anggota Kehormatan, apabila diperlukan;
h. pemecatan Anggota atau melakukan peninjauan kembali putusan Majelis
Kehormatan Pusat dan/atau putusan majelis Kehormatan Wilayah;
i. memberikan tanda penghargaan kepada Anggota, orang atau pihak lain yang telah
menunjukkan pengabdian dan/atau pengorbanan bagi kepentingan profesi atau
organisasi;
j. hal-hal lain yang dianggap penting dan/atau perlu.
Mengenai petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Kongres akan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Perkumpulan yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat Kerja
Nasional.
19. Pengurus Pusat membuka Kongres dan selanjutnya memimpin sidang :
a. Pengurus Pusat selanjutnya memberi kesempatan kepada para (Ketua) Pengurus
Wilayah untuk bermusyawarah menentukan Presidium, akan tetapi apabila
sebelumnya telah terbentuk, maka Pengurus Pusat mengumumkannya dan
menyerahkan pimpinan sidang kepada Presidium;
b. setelah Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan Pusat memberikan Laporan
Pertanggung jawaban kepada dan telah diterima oleh Sidang Pleno Kongres, maka
Presidium menyatakan Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan Pusat demisioner;
c. pelaksanaan serah terima jabatan bukan merupakan serah terima administratif dan
protokoler, akan tetapi hal tersebut akan membebaskannya dari tanggung jawab
selama masa kepengurusannya;
d. semua kewenangan Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan Pusat selama Kongres
dipegang oleh Presidium.
Dipersamakan dengan keputusan Kongres adalah keputusan yang diambil diluar Kongres
dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat mempersiapkan rencana Keputusan tersebut untuk selanjutnya dikirim
dengan surat tercatat atau kurir kepada seluruh Anggota Biasa Perkumpulan melalui
Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah disertai pertimbangan dan penjelasan
seperlunya;
b. Pengurus Wilayah mengumpulkan hasil keputusan para Anggota tersebut dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah menerima rencana keputusan dari Pengurus Pusat :
- hasil keputusan tersebut disampaikan oleh Pengurus Wilayah kepada Pengurus Pusat
dengan surat tercatat atau kurir;
- jika Pengurus Wilayah tidak memberikan jawaban dalam waktu 30 (tiga puluh) hari,
maka keputusan dianggap telah disetujui oleh para Anggota Biasa Perkumpulan yang
berada dibawah kepengurusan Pengurus Wilayah yang bersangkutan.
c. Keputusan Diluar Kongres adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua)
bagian dari jumlah seluruh Anggota Biasa Perkumpulan.
d. Pengurus Pusat harus menyampaikan keputusan diluar Kongres tersebut kepada seluruh
Anggota Perkumpulan melalui Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah hasil jawaban dari seluruh Pengurus Wilayah diterima.
Jika ternyata rencana keputusan diluar Kongres tidak disetujui, maka hal itu harus
diberitahukan kepada semua Anggota Perkumpulan melalui Pengurus Wilayah dan
Pengurus Daerah.
C. Konferensi Wilayah
Pasal - 19
1. Konferensi Wilayah adalah Rapat para Anggota dari segenap Cabang Perkumpulan yang
termasuk dan berada dibawah kepengurusan Pengurus Wilayah yang bersangkutan.
2. Konferensi Wilayah diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah dengan Panitia Pelaksana
Konferensi yang dibentuk oleh Pengurus Wilayah.
3. Panitia Pelaksana Konferensi Wilayah bertanggung jawab mengenai teknis pelaksanaan
Konferensi Wilayah kepada Pengurus Wilayah.
4. Konferensi Wilayah diadakan setiap 3 (tiga) tahun sekali, yaitu selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah Kongres dan dipimpin oleh suatu Presidium yang terdiri dari para
Ketua Pengurus Daerah atau wakil-wakil dari Pengurus Daerah yang ada dalam
kepengurusan Pengurus Wilayah yang bersangkutan, dengan ketentuan 1 (satu) Pengurus
Daerah diwakili oleh Ketua Pengurus daerah atau seorang wakil yang ditunjuk dalam
Rapat Pengurus daerah yang bersangkutan.
5. Konferensi Wilayah Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu, apabila dianggap perlu
oleh Pengurus Wilayah atau atas permintaan dari sekurang-kurangnya 1 (satu) Pengurus
Daerah yang didukung oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) jumlah Pengurus
Daerah atau apabila Konferensi Wilayah tidak dapat membentuk dan memilih Pengurus
Wilayah dan Majelis Kehormatan Wilayah yang baru.
6. Undangan untuk menghadiri Konferensi Wilayah harus sudah disampaikan oleh
Pengurus Wilayah atau Pengurus Daerah kepada setiap Anggota selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sebelum Konferensi Wilayah dilakukan.
Undangan tersebut harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan tempat, waktu
dan acara Konferensi Wilayah.
7. Setiap Anggota Perkumpulan dalam Pengurus Wilayah yang bersangkutan berhak untuk
menghadiri dan mengeluarkan pendapat/usul serta setiap Anggota Biasa berhak
memberikan suara dan mempunyai 1 (satu) hak suara dalam Konferensi Wilayah.
8. Pengurus Wilayah dapat mengundang para pejabat dilingkungan instansi Daerah Tingkat
I /Propinsi yang bersangkutan dan lembaga serta orang yang dipandang perlu untuk hadir
dalam Konferensi Wilayah.
9. Konferensi Wilayah adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh Anggota Biasa yang ada dalam kepengurusan Pengurus Wilayah
yang bersangkutan, dan keputusan Konferensi Wilayah diambil dengan cara
musyawarah untuk mufakat, apabila dengan cara tersebut tidak tercapai, maka keputusan
Konferensi Wilayah adalah sah jika disetujui sekurang-kurangnya lebih dari ½ (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam Konferensi
Wilayah.
10. Apabila dalam pembukaan Konferensi Wilayah, korum yang ditetapkan tidak tercapai,
maka Konferensi Wilayah diundur selama 1 (satu) jam, dan apabilasetelah pengunduran
itu korum juga belum tercapai, maka Konferensi Wilayah dianggap sah dan dapat
mengambil keputusan yang sah.
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pemungutan
suara diulang, pengulangan mana hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dan apabila
pemungutan suara ulang tersebut jumlah suara yang setuju dan tidak seruju sama
banyaknya, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali ditentukan lain
dalam Anggaran Dasar.
11. Dalam Konferensi Wilayah akan dibicarakan dan diputuskan tentang :
a. penilaian atas pertanggung jawaban yang disampaikan Pengurus Wilayah dan
Majelis Kehormatan Wilayah mengenai pelaksanaan tugas masing-masing selama
masa jabatannya serta penilaian atas perhitungan dan pertanggung jawaban mengenai
keuangan oleh Pengurus Wilayah;
b. program kerja untuk daerahnya yang merupakan penjabaran program kerja
Perkumpulan yang disesuaikan dengan kondisi setempat;
c. pemilihan, penetapan dan pelantikan Pengurus Wilayah dan Majelis Kehormatan
Wilayah yang dilanjutkan dengan serah terima jabatan dan pelantikan Pengurus
Wilayah oleh Pengurus Pusat dan Majelis Kehormatan Wilayah oleh Majelis
Kehormatan Pusat atau Pengurus Pusat;
d. pemekaran-pembentukan pengurus Wilayah baru;
e. usul-usul dari peserta Konferensi Wilayah; atau
f. hal-hal lain yang dianggap perlu.
Mengenai petunjuk dan tata cara penyelenggaraan Konferensi Wilayah akan diaturlebih
lanjut dalam Peraturan Perkumpulan yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat Kerja
Nasional.
12. Tema, acara dan segala yang berkaitan dengan penyelenggaraan bahan/materi
Konferensi Wilayah serta nominasi calon formatur Pengurus Wilayah yang akan dipilih
dalam Konferensi Wilayah ditetapkan oleh Rapat Kerja Wilayah yang diadakan 2 (dua)
bulan menjelang Konferensi Wilayah sebagaimana termaktub dalam Pasal 26 Anggaran
Rumah Tangga ini.
13. Bagi Pengurus Wilayah yang tidak/belum melaksanakan Konferensi Wilayah dalam
waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam ayat 4 Pasal ini tanpa perlu pembuktian
dalam bentuk apapun, maka setelah lewatnya jangka waktu sebagaimana di maksud
dalam ayat 4 tersebut Pengurus Pusat berhak menetapkan Panitia Pelaksana untuk
melaksanakan Konferensi Wilayah dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Pengurus
Wilayah yang bersangkutan.
D. Konferensi Daerah
Pasal - 20
E. Pengurus Pusat
Pasal - 21
F. Pengurus Wilayah
Pasal - 22
G. Pengurus Daerah
Pasal - 23
BAB - IV
KEKAYAAN
Pasal - 27
BAB - V
LAMBANG, LOGO DAN TANDA ANGGOTA
Pasal - 28
1. Perkumpulan mempunyai lambang, logo dan tanda anggota yang ditetapkan oleh
Perkumpulan.
2. Lambang digunakan sebagai tanda pengenal Anggota IPPAT dan untuk surat menyurat
serta tanda anggota.
3. Logo dapat terbuat dari kayu, logam atau barang serupa.
BAB - VI
SERTIFIKASI KEGIATAN
Pasal - 29
1. Setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan oleh pengurus IPPAT akan diterbitkan
sertifikat kegiatan dan masing-masing kegiatan diberikan nilai point.
2. Sertifikasi kegiatan pada tingkat Pengurus Daerah akan diberi nilai 2 (dua) point, pada
tingkat Pengurus Wilayah akan diberi nilai 4 (empat) point dan pada tingkat Pengurus
Pusat akan diberi nilai 6 (enam) point.
3. Sertifikasi kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Pra Kongres, dan Kongres akan
diberi nilai 8 (delapan) point.
4. Sertifikasi kegiatan tersebut akan dipergunakan sebagai syarat mengajukan permohonan
rekomendasi kepindahan wilayah kerja, perpanjangan masa jabatan dan permohonan cuti
kerja.
5. Rekomendasi atas permohonan tersebut ayat 4 akan dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
(PP-IPPAT) setelah pemohon melampirkan sejumlah point yang masing-masing
jumlahnya akan ditetapkan kemudian dalam keputusan rapat PP – IPPAT bersama
dengan Majelis Kehormatan Pusat (MKP IPPAT) .
BAB - VII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 30
1. Anggaran Rumah Tangga dapat diubah oleh Rapat Kerja Nasional yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh anggota Pengurus
Pusat dan wakil Pengurus Wilayah serta wakil Pengurus Daerah dan keputusannya
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan secara sah dalam Rapat.
2. Apabila dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional tersebut tidak mencapai korum, maka
Rapat diundur untuk selama 1 (satu) jam, dan apabila sesudah pengunduran itu belum
juga tercapai korum yang dipersyaratkan, maka dianggap sah dan dapat mengambil
keputusan yang sah, asal saja keputusan itu disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua
per tiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat.
BAB - VIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal - 31
1. Perubahan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditutup
Rapat Kerja Nasional pada tanggal 29 April 2017.
2. Pengurus Pusat dengan ini diberikan kuasa dan wewenang penuh untuk
menyempurnakan redaksional atas Anggaran Rumah Tangga yang dirubah dalam Rapat
Kerja Nasional tanggal 29 April 2017.