Anda di halaman 1dari 118

RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih

Nikel dan Sarana Penunjangnya

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan


Lingkungan Hidup (RPL) ini merupakan bagian dari dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan Pembangunan
dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya PT. Trimegah
Bangun Persada yang terletak di Desa Kawasi Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera
Selatan, Provinsi Maluku Utara.

Penyusunan dokumen RKL-RPL ini mengacu kepada Peraturan Menteri Negara


Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup.

Dalam dokumen RKL dan RPL sejumlah dampak penting dikelola dan dipantau
melaluiupaya-upaya menghindari, mengendalikan, menanggulangi atau meminimumkan
dampak negatif dan meningkatkan dampak positifnya.

Atas selesainya dokumen RKL dan RPL ini diucapkan terima kasih kepada Komisi
Penilai AMDAL Daerah Provinsi Maluku Utara atas saran perbaikan dokumen ini serta
kepada semua pihak yang telah membantu sejak kegiatan pengambilan data sampai
selesainya dokumen ini.

Ternate, 15 Juli 2016


PT. Trimegah Bangun Persada

Arif Perdanakusumah
Direktur Utama

KATA PENGANTAR i
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... I-1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... I-1

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKL-RPL ...................................................... I-1

1.2.1 Maksud ..................................................................................................... I-1

1.2.2 Tujuan ....................................................................................................... I-2

1.3 Kegunaan Dilaksanakannya RKL-RPL .............................................................. I-3

1.3.1 Bagi Kepentingan Pemrakarsa ................................................................ I-3

1.3.2 Bagi Kepentingan Pemerintah ................................................................. I-4

1.3.3 Bagi Kepentingan Masyarakat ................................................................. I-5

BAB II RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ........................................... II-1

BAB III RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ............................................ III-1

BAB IV JENIS DAN IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN .................................................... IV-1

4.1 Umum................................................................................................................... IV-1

4.2 Izin PPLH yang Dibutuhkan................................................................................. IV-1

BAB V SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... DP-1

LAMPIRAN ......................................................................................................................... L-1

ii
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

2.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup .............................................. II-3

2.2 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Sesuai SOP PT TBP ........... II-21

3.1 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.............................................. III-3

iii
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup

Lampiran 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) PT Trimegah Bangun Persada

iv
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud Dan Tujuan Penyusunan RKL-RPL

Berdasarkan prakiraan dan evaluasi dampak penting rencana kegiatan Rencana


Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter
Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada, maka disusun
rencana tindak lanjut dalam bentuk RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup) dan RPL
(Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) dalam satu kesatuan laporan. Adapun maksud
dan tujuan penyusunan RKL dan RPL tersebut adalah sebagai berikut:

1.2.1 Maksud

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan rencana tindak lanjut untuk
mengelola dampak penting yang ditimbulkan oleh aktivitas proyek, sedangkan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan pedoman untuk memantau hasil
pengelolaan lingkungan tersebut. Dengan demikian penyusunan RKL dan RPL ini
dimaksudkan untuk:
 Menyusun rencana pengelolaan dampak penting agar dampak yang ditimbulkan proyek
dapat memenuhi ketentuan bakumutu lingkungan dan/atau meminimalisasi kerusakan
lingkungan sehingga dapat menghindari kemungkinan timbulnya dampak penting yang
akan dapat berkembang menjadi isu lingkungan atau isu sosial yang merugikan berbagai
pihak yang berkepentingan.

 Menyusun rencana pemantauan dampak penting guna mengetahui efektivitas hasil


pengelolaan lingkungan sehingga dapat menjadi dasar evaluasi dan penyusunan
rencana tindak lanjut untuk menyempurnakan pengelolaan lingkungan secara terus
menerus.

Dengan adanya RKL dan RPL ini maka setiap dampak penting yang ditimbulkan oleh
kegiatan dapat terkendali dan teredam hingga tidak berkembang menjadi isu lingkungan
regional, nasional atau bahkan menjadi isu lingkungan internasional.

BAB I. PENDAHULUAN I-1


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

1.2.2 Tujuan

Maksud penyusunan RKL dan RPL adalah mengendalikan dampak penting agar
sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang berlaku. Oleh karena itu sesuai
dengan maksud penyusunan RKL dan RPL, maka tujuan penyusunan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup tersebut adalah sebagai berikut:
 Memastikan bahwa Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan
Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya oleh PT Trimegah
Bangun Persada mengikuti ketentuan pembangunan berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan dengan mengelola sumberdaya alam untuk dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya bagi pembangunan ekonomi daerah maupun ekonomi nasional.

 Mengelola dampak penting yang timbul dari Rencana Peningkatan Kegiatan


Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana
Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada sesuai bakumutu lingkungan untuk
meminimalisir dampak negatif penting terhadap lingkungan.

 Melaksanakan pengelolaan lingkungan sesuai dengan rencana yang telah dituangkan


dalam RKL.

 Mengelola lingkungan secara terpadu dengan menyediakan dana sesuai kebutuhan


pengelolaan lingkungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sesuai
dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang berlaku.

 Memantau dampak negatif penting dari kegiatan proyek guna memastikan bahwa
pelaksanaan pengelolaan lingkungan telah sesuai dengan standar bakumutu lingkungan
yang ditetapkan olehpemerintah.

 Menyampaikan informasi hasil pemantauan lingkungan proyek kepada para pemangku


kepentingan sebagai bahan acuan untuk evaluasi dan pengambilan keputusan serta
rencana tindak lanjut terhadap pengelolaan lingkungan.

Dengan demikian pengelolaan dampak penting akibat kegiatan maupun pengelolaan


dampak yang sudah direncanakan (mitigated impact) senantiasa terpantau dan terkendali
sehingga dapat memenuhi ketentuan baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan oleh
pemerintah. Mitigated impact adalah dampak yang sudah diketahui dari awal, sedangkan
rancangan kegiatan (RDTR dan DED) sudah mencakup perencanaan pengelolaan dan
pengendalian dampak tersebut, sehingga dampak tersebut tidak lagi perlu dikaji dalam
ANDAL, namun dicantumkan dalam RKL-RPL.

BAB I. PENDAHULUAN I-2


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

1.3 Kegunaan Dilaksanakannya RKL-RPL

Pelaksanaan RKL-RPL secara baik, konsisten dan berkesinambungan dapat


memberikan manfaat bagi pemrakarsa, pemerintah maupun masyarakat. Jadi pelaksanaan
RKL yang konsisten perlu dikuti dengan pelaksanaan RPL secara terus menerus dan
berkelanjutan sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk evaluasi dan penyempurnaan
RKL. Adapun kegunaan dilaksanakannya RKL-RPL bagi para pemangku kepentingan
(stakeholders) adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagi Kepentingan Pemrakarsa

Pelaksanaan RKL-RPL yang baik dan konsisten pada proyek dan/atau Rencana
Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter
Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada akan dapat
meminimalkan kerugian terhadap manusia, peralatan, material, proses produksi dan
lingkungan hidup. Adapun manfaat dilaksanakannya RKL-RPL bagi kepentingan
Pemrakarsa adalah sebagai berikut:

 Melakukan upaya penyelamatan, pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan


dalam upaya meminimalkan kerugian terhadap manusia, peralatan, material proses
produksi dan lingkungan hidup sehingga lebih menjamin kelangsungan hidup proyek
secara berkelanjutan.

 Terpeliharanya hubungan yang selaras dan serasi antara proyek dengan lingkungan
hidupnya secara khusus dan juga antara proyek dengan lingkungan sosial di sekitarnya
melalui hubungan timbale balik yang saling menguntungkan.

 Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap dari hasil pelaksanaan program K3LL
(Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan), dalam upaya
meminimalkan kerusakan terhadap peralatan maupun material serta penurunan kualitas
lingkungan hidup sehingga dapat lebih menjamin kelangsungan hidup proyek secara
berkelanjutan.

 Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap dari hasil pembinaan hubungan yang
selaras dan serasi antara kegiatan proyek dengan lingkungan hidup sekitarnya dan
secara khusus antara proyek dengan lingkungan sosial di sekitarnya melalui hubungan
timbale balik yang saling menguntungkan.

1.3.2 Bagi Kepentingan Pemerintah

Pemerintah berkewajiban menyediakan kualitas lingkungan hidup yang dapat


memberikan keamanan dan kenyamanan bagi kehidupan masyarakatnya, namun
pemerintah juga harus menyelenggarakan pembangunan yang dibutuhkan dan bermanfaat
BAB I. PENDAHULUAN I-3
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu dengan pelaksanaan RKL-RPL yang baik dan
konsisten secara terus menerus dapat memberikan manfaat bagi pemerintah sebagai
berikut:

 Sebagai alat kendali pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan proyek terutama
sebagai bagian dari upaya melaksanakan pengelolaan lingkungan sehingga tercipta
suasana lingkungan yang nyaman bagi masyarakat di sekitar proyek.

 Kehadiran proyek yang terkelola dengan baik dapat meningkatkan PAD (Pendapatan
Asli Daerah) melalui pajak dan retribusi serta terbukanya peluang kerja dan peluang
berusaha bagi masyarakat sehingga memberikan manfaat ekonomi, tetapi tetap aman
bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap yang dapat menjadi alat kendali
pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan proyek terutama sebagai bagian dari
upaya melaksanakan pengelolaan lingkungan kawasan sehingga tercipta suasana
lingkungan yang nyaman bagi masyarakat di sekitar proyek.

 Mendapatkaninformasilingkungan yang lengkap yang dapat menjadi acuan penyusunan


perencanaan pembangunan daerah dan penataan ruang kawasan dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan kawasan, sehingga selain mendapatkan
manfaat ekonomi, tetapi juga mendapatkan tata kehidupan masyarakat yang serasi
dengan lingkungan hidupnya.

Pemerintah daerah tetap dapat menyelenggarakan fungsi pemerintahan dan pembangunan


secara optimal, yang menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan masyarakat
khususnya di Kabupaten Halmahera Selatan dan masyarakat umumnya di Provinsi Maluku
Utara. Dengan demikian pemerintah daerah dapat mengelola lingkungan hidup proyek dan
sekitarnya dengan cara mengelola lingkungan hidup di masing-masing proyek kegiatan
dengan sebaik-baiknya (think globally, act lokally).

1.3.3 Bagi Kepentingan Masyarakat

Pelaksanaan RKL secara baik, konsisten dan berkesinambungan akan memberikan manfaat
bagi masyarakat sebagai berikut:

 Dengan adanya pengelolaan lingkungan yang baik dan konsisten, maka masyarakat
senantiasa merasa tetap terjamin keselamatan, kenyamanan dan kualitas lingkungan
hidupnya agar dapat melaksanakan kehidupannya sehari-hari dalam suasana aman dan
nyaman.

BAB I. PENDAHULUAN I-4


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

 Mendapatkan informasi lingkungan yang lengkap dari hasil pengelolaan lingkungan


yang baik dan konsisten, sehingga masyarakat senantiasa merasa tetap terjamin
keselamatan, kenyaman dan kualitas lingkungan hidupnya untuk dapat melaksanakan
kehidupannya sehari-hari dalam suasana nyaman.

BAB I. PENDAHULUAN I-5


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Hasil evaluasi dampak penting seperti yang diuraikan pada dokumen ANDAL,
teridentifikasi beberapa komponen rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan,
Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya
oleh PT Trimegah Bangun Persada yang dapat menimbulkan perubahan mendasar
(dampakpositif/negatifpenting) terhadap sejumlah komponen lingkungan hidup, sesuai
criteria dampak penting berdasarkan Penjelasan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Dampak yang timbul dari rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan,


Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya
oleh PT Trimegah Bangun Persada, harus dikelola secara terpadu, efektif dan efisien, agar
dampak penting negatif yang timbul dapat diminimalisasi dan dampak positif lebih
ditingkatkan sehingga lebih berdayaguna bagi kelestarian lingkungan hidup dan lingkungan
sosial.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012


tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Maka uraian rencana
pengelolaan lingkungan hidup meliputi: dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting
dan dampak lingkungan hidup lainnya), sumber dampak (dampak penting dan dampak
lingkungan hidup lainnya), indicator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup, bentuk
pengelolaan lingkungan hidup, lokasi pengelolaan lingkungan hidup, periode pengelolaan
lingkungan hidup dan institusi pengelolaan lingkungan hidup (pelaksana pengelolaan
lingkungan hidup, pengawas pengelolaan lingkungan hidup, pelaporan hasil pengelolaan
lingkungan hidup).

Pengelolaan lingkungan yang dilakukan atas berbagai dampak tersebut digunakan


beberapa pendekatan, seperti: pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan
pendekatan institusional. Berdasarkan pertimbangan terhadap ketiga pendekatan di atas,
maka disusun rencana pengelolaan lingkungan hidup dari rencana Peningkatan Kegiatan
Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana
Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada, yang dirinci menurut tahap kegiatannya,

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II - 1


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

yaitu: tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan tahap pasca operasi serta dampak yang
ditimbulkan.

Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting yang diuraikan pada dokumen ANDAL,
maka telah diidentifikasi beberapa rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan,
Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya
oleh PT Trimegah Bangun Persada di Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan yang
akan menimbulkan dampak penting baik negative maupun positif terhadap sejumlah
komponen lingkungan hidup.
Rencana pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang
ditimbulkan dalam rangka untuk menghindari, mencegah, meminimisasi dan/atau
mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif, rencana pengelolaan
sesuai SOP PT Trimegah Bangun Persada dan rencana pengelolaan sesuai SK Gubernur
Maluku Utara Nomor 227 Tahun 2015 diuraikan di dalam matriks atau tabel 2.1 dan tabel
2.2 berikut ini :

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II - 2


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Tabel 2.1
Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
I. Tahap Prakonstruksi

Dampak Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA


1 Sikap dan - Perizinan Sedikitnya jumlah penduduk a. Pendekatan Sosial Ekonomi Sekitar Lokasi tapak Selama Kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
persepsi - Sosialisasi Rencana desa Kawasi yang mengalami - Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat di Desa Kawasi dan sekitarnya tentang kegiatan yang akan proyek Prakonstruksi Bangun Maluku Lingkungan
masyarakat Kegiatan perubahan sikap dan persepsi dilaksanakan dan manfaat yang dapat diperoleh dari rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan Penambangan, Persada Utara Hidup Prov.
- Ganti Rugi Tanaman negatif dan atau sebaliknya dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya. Pembangunan dan (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
selama kegiatan perizinan, - Memberikan pemahaman tentang bentuk ganti rugi tanaman yang dilakukan oleh PT Trimegah Bangun Pengoperasian Pabrik Kabupaten - BPLHK
sosialisasi rencana kegiatan Persada kepada masyarakat yang lahannya terkena pembebasan akibat kegiatan Pertambangan, Smelter Bijih Nikel Halmahera Kabupaten
dang anti rugi tanaman Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel serta Sarana Penunjangnya. dan Sarana Selatan Halmahera
b. Pendekatan Institusional Penunjangnya PT Selatan
Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait Trimegah Bangun
Persada (PTTBP)
2 Gangguan Kegiatan Ganti Minimnya jumlah penduduk a. Pendekatan Sosial Ekonomi Sekitar Lokasi tapak Selama Kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Kantibmas Rugi Tanaman desa disekitar maupun luar - Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang lokasi, luasan, kapasitas, dan manfaat yang proyek Prakonstruksi Bangun Maluku Lingkungan
kawasan Pertambangan, diperoleh dari rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Penambangan, Persada Utara Hidup Prov.
Pembangunan dan Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya PT Trimegah Bangun Persada. Pembangunan dan (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
Pengoperasian Pabrik - Memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar keamanan dan ketertiban serta sebagai sumber Pengoperasian Kabupaten - BPLHK
Pengolahan dan Pemurnian konflik (provokator) akibat adanya ganti rugi tanaman yang dilakukan oleh PT Trimegah Bangun Persada Pabrik Smelter Bijih Halmahera Kabupaten
Bijih Nikel serta Sarana kepada masyarakat yang lahannya terkena pembebasan umtuk kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Nikel dan Sarana Selatan Halmahera
Penunjang PT Trimegah Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya PT Trimegah Bangun Persada (PTTBP). Penunjangnya PT Selatan
Bangun Persada (PTTBP) b. Pendekatan Institusional Trimegah Bangun
yang mengalami gangguan Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait Persada (PTTBP)
keamanan dan ketertiban
akibat kegiatan ganti rugi
tanaman

3 Perubahan Pola Kegiatan Ganti Rugi Banyaknya jumlah penduduk a. Pendekatan Sosial Ekonomi Sekitar Lokasi tapak Selama Kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Mata Pencaharian Tanaman desa Kawasi yang mengalami - Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat di Desa Kawasi dan sekitarnya tentang kegiatan yang akan proyek Prakonstruksi Bangun Maluku Lingkungan
perubahan pola mata dilaksanakan dan manfaat yang dapat diperoleh dari rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan Penambangan, Persada Utara Hidup Prov.
pencaharian selama kegiatan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya. Pembangunan dan (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
ganti rugi tanaman - Membina penduduk lokal untuk mengelola pendapatan dari hasil ganti rugi tanaman untuk meningkatkan kualitas Pengoperasian Pabrik Kabupaten - BPLHK
kehidupan mereka. Smelter Bijih Nikel Halmahera Kabupaten
- Memberikan kesempatan kepada penduduk yang berada disekitar lokasi proyek untuk berusaha disektor informal. dan Sarana Selatan Halmahera
b. Pendekatan Institusional Penunjangnya PT Selatan
Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait Trimegah Bangun
Persada (PTTBP)

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -3


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

II. TAHAP KONSTRUKSI

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. KOMPONEN FISIK-KIMIA
1 Penurunan - Mobilisasi peralatan dan Parameter kualitas udara yaitu CO, SO2, a. Pendekatan Teknologi Sekitar tapak proyek dan jalur Selama kegiatan konstruksi PT Trimegah - BLH Prov. - Badan Lingkungan
kualitas udara bahan NOx, Pb, dengan tolok ukur dampak adalah - Melakukan kegiatan penyiraman lahan minimal 2 kali sehari jalan mobilisiasi yang Bangun Persada Maluku Utara Hidup Prov.
- Eksplorasi Detail PP No. 41 tahun 1999, tentang Baku Mutu (pagi dan sore hari) utamanya di sekitar Jalur transportasi melewati pemukiman (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
- Penataan Lahan Udara Ambien Nasional. yang akan dilalui. penduduk untuk menuju lokasi Kabupaten - BPLHK
- Pembangunan Sarana - Membersihkan bak dan roda kendaraan angkutan bahan dan pertambangan, pembangunan Halmahera Selatan Kabupaten
Utama Pabrik material, utamanya pada saat keluar dari lokasi tapak proyek dan pengoperasian pabrik - Dinas Halmahera Selatan
- Peningkatan Fasilitas - Meminimalisir mobilisasi alat berat dan peralatan melalui Smelter bijih nikel laterit serta Perhubungan Kab.
Terminal Khusus jalan poros desa Kawasi sarana penunjang Halmahera Selatan
- Pembangunan Sarana - Melakukan pemeriksaan alat dan kendaraan secara rutin
Penunjang - Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai
- Demobilisasi Peralatan dan dengan kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui
Bahan Konstruksi - Menggunakan voice control (alat peredam suara) pada
knalpot mobil truck pengangkut bahan/material yang
digunakan
- Menghindari ceceran bahan/material selama perjalanan
dengan jalan menutup bahan material dengan
plastik/terpalsaat melalui jalan poros desa Kawasi
- Pembatasan kecepatan alat berat dan peralatan
- Menggunakan alat pelindung diri bagi para pekerja
berupa helm, masker, dll sesuai dengan jenis kegiatan
dan mengacu pada SOP yang berlaku
b. Pendekatan Sosial Ekonomi
- Memberikan penyuluhan/pelatihan kepada para pengemudi
kendaraan agar tetap memelihara kondisi kendaraan
sehingga layak pakai dan pengoperasian dengan batas
kecepatan yang telah ditentukan.
- Menjalankan program keselamatan kerja berupa : Sefety
Induction, Sefety Talk untuk meningkatkan kepedulian
karyawan terhadap K3.
c. Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan dinas /instansi terkait
2 Peningkatan - Mobilisasi peralatan dan Peningkatan bising dan getaran dapat a. Pendekatan Teknologi Sekitar tapak proyek dan jalur Selama kegiatan konstruksi PT Trimegah - BLH Prov. - Badan Lingkungan
bising dan bahan dikendalikan sehingga tidak melebihi baku - Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai jalan mobilisiasi yang Bangun Persada Maluku Utara Hidup Prov.
getaran - Eksplorasi Tambang mutu lingkungan berdasarkan Kepmen LH dengan kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui melewati pemukiman (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
- Penataan Lahan No.KEP-49/MENLH/11/96 tentang Baku Mutu - Manajemen angkutan material sehingga datang/pergi penduduk untuk menuju lokasi Kabupaten - BPLHK
- Pembangunan Sarana Utama bising dan Getaran. kendaraan angkutan terdistribusi baik penambangan, pembangunan Halmahera Selatan Kabupaten
Pabrik - Menggunakan voice control (alat peredam suara) pada dan pengoperasian pabrik - Dinas Halmahera Selatan
- Peningkatan Fasilitas knalpot mobil truck pengangkut. Smelter bijih nikel laterit serta Perhubungan Kab.
Terminal Khusus - Menggunakan alat pelindung diri bagi para pekerja sarana penunjang PT. Halmahera Selatan
- Demobilisasi Peralatan dan sesuai dengan jenis kegiatan dan mengacu pada SOP Trimegah Bangun Persada
Bahan yang berlaku (PT TBP)
b. Pendekatan Sosial Ekonomi .
- Memberikan penyuluhan/pelatihan kepada para pengemudi
kendaraan agar tetap memelihara kondisi kendaraan
sehingga layak pakai dan pengoperasian dengan batas
kecepatan yang telah ditentukan.
- Menjalankan program keselamatan kerja berupa :
Sefety Induction, Sefety Talk untuk meningkatkan
kepedulian karyawan terhadap K3.

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -4


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

c. Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan dinas /instansi terkait

3 Erosi dan - Eksplorasi Detail USLE (Universal Soil Loss Equation) : A = Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak proyek Selama kegiatan Eksplorasi Detail PT Trimegah - BLH Provinsi - Badan Lingkungan
sedimentasi - Penataan Lahan R.K.LS.CP, sesuai rona awal yaitu laju erosi - Meminimalisasi areal yang terganggu dengan membuat Pertambangan, Pembangunan dan Penataan Lahan. Bangun Persada Maluku Utara Hidup Prov.
tanah katagori baik (49,19 ton/ha/tahun) batas-batas areal, penebangan pohon pada areal yang dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
akan ditambang Smelter Bijih Nikel serta Kabupaten - BPLHK
- Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan Sarana Penunjang PT. Halmahera Selatan Kabupaten
membuat teras-teras, saluran pengelak, saluran Trimegah Bangun Persada - Dinas Halmahera Selatan
pengelolaan air dandam pengendali (PT TBP) Pertambangan dan
- Meningkatkan infiltrasi (resapan air) dengan penggaruan Energi Kab. Halsel
tanah searah kontur dan pembuatan lubang-lubang
tanaman dll.
- Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan
dengan membuat penyaluran air ke lokasi perairan umum,
membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang
banyak mengandung sedimen
- Teknik pembukaan lahan diatur sedemikian rupa agar
dapat meminimalisir laju erosi.
Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertambangan dan
Energi, dan BPLHK Kabupaten Halmahera Selatan

B. KOMPONEN BIOLOGI
1 Gangguan Flora - Kegiatan Penataan Lahan Menurut Barbour et al. (1987) a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Saat pelaksanaan kegiatan penataan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan Lingkungan
dan Fauna - Pembangunan Sarana mengklasifikasikan Indek keanekaragaman - Melakukan identifikasi jenis flora dan fauna endemik yang Pertambangan, Pembangunan lahan dan pembangunan sarana Bangun Persada Utara Hidup Prov. Maluku
Utama Pabrik jenis (H’) indek Shanon-Whiener (H’). ada dilokasi rencana kegiatan penataan lahan dan dan Pengoperasian Pabrik utama pabrik (PTTBP) - BPLHK Kabupaten Utar
pembangunan sarana utama oleh PT Trimegah Bangun Smelter Bijih Nikel serta Halmahera Selatan - BPLHK Kabupaten
Persada (PT TBP). Sarana Penunjang PT. - Dinas Kehutanan Halmahera Selatan
- Mempertahankan RTH untuk menjaga kelestarian Trimegah Bangun Persada Kab. Halsel
lingkungan dan tercipta iklim mikro pada lokasi tapak (PT TBP)
proyek
b. Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Kabupaten
Halmahera Selatan
1 Gangguan biota - Pembangunan Sarana Indeks keanekaragaman planton dan benthos a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Selama kegiatan Pembangunan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan Lingkungan
perairan Penunjang > 2 (lee at all 1978) - Mengupayakan seminimal mungkin ceceran material Pertambangan, Pembangunan Sarana Penunjang Bangun Persada Maluku Utara Hidup Prov.
batu/pasir, dari bak dump truck pengangkut maupun dari dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) - BPLHK Kab. Maluku Utara
material yang melekat pada ban kendaraan pengangkut Smelter Bijih Nikel serta Halmahera Selatan - BPLHK Kab.
- Menampung dan mengalirkan air limpasan ke kolam Sarana Penunjang PT. - Dinas Kelautan Halmahera Selatan
pengendapan sedimen sehingga akan mengurangi Trimegah Bangun Persada Kab. Halsel
sedimen hasil erosi mengalir ke badan air. Kolam (PT TBP)
pengendapan ini dapat menggunakan lokasi rendah yang
juga dimaksudkan untuk ditimbun
- Menempatkan peralatan dan bahan tanah hasil galian
dan bahan timbunan di lokasi yang telah ditentukan
b. Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas Kelautan Kabupaten
Halmahera Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -5


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT


1 Sikap dan - Kegiatan Perekruitan Meminimalisir persepsi negatif dari penduduk a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek PT. Saat tahapan kegiatan perekrutan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
persepsi Tenaga Kerja Konstruksi Desa Kawasi dan desa-desa sekitarnya akibat - Memberi kesempatan secara luas kepada penduduk Desa Trimegah Bangun Persada dan pelepasan tenaga kerja Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
masyarakat - Kegiatan Pelepasan kegiatan perekrutan dan pelepasan tenaga Kawasi dan desa-desa sekitarnya yang bermukim di sekitar (PT TBP) dan Desa Kawasi konstruksi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
Tenaga Kerja Konstruksi kerja konstruksi lokasi rencana kegiatan PT Trimegah Bangun Persada Kecamatan Obi Kabupaten Utara
(PTTBP) untuk diterima sebagai tenaga kerja sesuai Halmahera - BPLHK
kebutuhan. Selatan Kabupaten
- Memberikan pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan. - Dinas Tenaga Halmahera
- Memberikan jaminan sosial jaminan ketenaga kerjaan Kerja dan Selatan
sesuai ketentuan yang berlaku. Transmigrasi Kab.
- Memberikan dukungan kepada penduduk yang berada Halmahera
disekitar lokasi proyek untuk berusaha di sektor Selatan
informal.
- Program pemberdayaan masyarakat disekitar lokasi
proyek ditujukan untuk meningkatkan kualitas taraf
hidup masyarakat.
- Menjalin interaksi sosial dan komunikasi yang intens
agar terjalin hubungan yang harmonis antara pihak
pemrakarsa dengan masyarakat sekitar lokasi rencana
kegiatan.
- Menyelesaikan konflik sosial secara musyawarah
dengan melibatkan para tokoh agama, LPM, BKM,
Muspika dan Desa Kawasi, dan Tim Antisipasi
Kerawanan Sosial di Daerah.
- Melakukan pendekatan kepada Muspika dan Kepala
DesaKawasi, LPM dan Organisasi sosial
kemasyarakatan untuk bertindak sebagai mediator
dalam meredam keresahan masyarakat dan konflik
sosial di Desa Kawasi Kecamatan Obi dan sekitarnya
- Pemenuhan hak – hak ketenagakerjaan kepada
karyawan yang diputus kontrak kerja sesuai ketentuan
yang berlaku.
b. Pendekatan Institusional:
- Berkoordinasi dengan Pemerintah daerah setempat.
- Bekerjasama dengan Pemerintah Wilayah Kecamatan
Obi Kabupaten Halmahera Selatan

2 Kesempatan Kegiatan Perekrutan Tenaga Banyaknya penduduk Desa Kawasi dan desa- a. Pendekatan Ekonomi Sosial Lokasi Tapak Proyek PT. Saat tahapan kegiatan perekrutan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kerja Kerja Konstruksi desa sekitarnya yang terserap sebagai tenaga - Memberi kesempatan yang luas kepada penduduk Desa Trimegah Bangun Persada tenaga kerja konstruksi Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
kerja konstruksi Kawasi dan desa-desa sekitarnya yang bermukim di (PT TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
sekitar lokasi rencana penambangan PT Trimegah Kecamatan Obi Kabupaten Utara
Bangun Persada (PTTBP) untuk diterima sebagai Halmahera - BPLHK
tenaga kerja sesuai kebutuhan. Selatan Kabupaten
- Memberikan pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan. - Dinas Tenaga Halmahera
- Memberikan jaminan sosial jaminan ketenaga Kerja dan Selatan
kerjaansesuai ketentuan yang berlaku Transmigrasi Kab.
- Memberikan dukungan kepada penduduk yang berada Halmahera
disekitar lokasi proyek untuk berusaha disektor Selatan
informal.
- Program pemberdayaan masyarakat disekitar lokasi
proyek ditujukan untuk meningkatkan kualitas taraf
hidup masyarakat.
b. Pendekatan Institusional
- Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Halmahera Selatan,Organisasi

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -6


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

Ketenagakerjaan, dan Balai Pelatihan Tenaga Kerja


setempat.
- Bekerjasama dengan Pemda, Muspika dan Kepala
Desa, untuk mendukung masyarakat yang akan
berusaha di sekitar lokasi proyek PT Trimegah Bangun
Persada (PTTBP).
3 Hilangnya Kegiatan Pelepasan Tenaga Minimnya jumlah pengangguran akibat a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek PT. Saat tahapan pelepasan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kesempatan Kerja Konstruksi hilangnya kesempatan kerja yang terjadi pada - Memberikan pelatihan keterampilan (skill) tentang Usaha Trimegah Bangun Persada kerja konstruksi Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
Kerja masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan. Kecil Menengah (UKM), manajemen kewirausahaan, (PT TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
manajemen pemasaran, kepada pekerja yang akan Kecamatan Obi Kabupaten Utara
dipensiunkan sehingga mereka dapat berusaha disektor Halmahera - BPLHK
informal. Selatan Kabupaten
- Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui - Dinas Tenaga Halmahera
program pemberdayaan masyarakat dengan tekanan pada Kerja dan Selatan
peningkatan kemampuan ekonomi usaha kecil dengan pola Transmigrasi Kab.
kemitraan Halmahera
b. Pendekatan Institusional Selatan
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Halmahera Selatan

4 Asimilasi dan - Kegiatan Perekrutan - Meningkatnya rasa menghargai dan a. Pendekatan Sosial Ekonomi: Lokasi Tapak Proyek PT. Selama kegiatan perekrutan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Akulturasi Tenaga Kerja Konstruksi menghormati serta sikap terbuka - Melakukan sosialisasi kebudayaan lokal dan Trimegah Bangun Persada kerja konstruksi Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
dari tenaga kerja lokal dan tenaga kebudayaan tenaga kerja asing, sehingga semua pihak (PT TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
kerja asing terhadap perbedaan dapat menghargai dan menghormati kebudayaan/adat Kecamatan Obi Kabupaten Utara
kebudayaan. istiadatnya. Halmahera - BPLHK
- Membuat program CSR yang dapat memberikan Selatan Kabupaten
- Meningkatnya kemampuan Pembinaan dan pelestarian kebudayaan lokal, sehingga - Dinas Tenaga Halmahera
masyarakat lokal untuk menjaga dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjaga Kerja dan Selatan
keaslian budaya. keaslian budaya. Transmigrasi Kab.
- Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara pihak Halmahera
pemrakarsa, masyarakat sekitar dan pekerja Selatan
pendatang - Camat Obi
b. Pendekatan Institusional:
- Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Halmahera Selatan.
- Bekerjasama dengan Pemerintah Wilayah Kecamatan
Obi Kabupaten Halmahera Selatan.

5 Gangguan - Kegiatan Perekruitan Minimnya jumlah penduduk desa Kawasi a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek PT. Saat tahapan kegiatan perekruitan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Keamanan dan Tenaga Kerja Konstruksi yang mengalami gangguan keamanan - Memberi kesempatan yang luas kepada penduduk yang Trimegah Bangun Persada dan pelepasan tenaga kerja Bangun Persada Utara Lingkungan
Ketertiban - Kegiatan Pelepasan dan ketertiban akibat kegiatan perekrutan bermukim disekitar lokasi penambangan PT. Trimegah (PT TBP) dan Desa Kawasi konstruksi (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
Masyarakat Tenaga Kerja Konstruksi dan pelepasan tenaga kerja konstruksi Bangun Persada (PTTBP) untuk diterima sebagai Kecamatan Obi Kabupaten Maluku Utara
tenaga kerja konstruksi sesuai kebutuhan. Halmahera - BPLHK
- Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara pihak Selatan Kabupaten
pemrakarsa dan masyarakat sekitar. - Dinas Tenaga Halmahera
- Memberikan penyuluhan kepada para pekerja agar Kerja dan Selatan
bekerja dengan baik, memelihara hubungan dengan Transmigrasi Kab.
pekerja lain dan memelihara keamanan. Halmahera
- Pemenuhan hak – hak ketenagakerjaan kepada Selatan
karyawan yang diputus kontrak kerja sesuai ketentuan - Polsek
yang berlaku. Kecamatan Obi
- Memberikan sanksi kepada pekerja yang melanggar
ketertiban kerja dan sebagai sumber konflik
(provokator)
b. Pendekatan Institusional

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -7


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

Koordinasi dengan Muspika dan Kepala Desa setempat,


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Halmahera Selatan dan Aparat Keamanan.
6 Gangguan - Kegiatan Eksplorasi Detail - Minimnya jumlah masyarakat dan pekerja a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak dan sekitar Saat tahapan kegiatan eksplorasi PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
kesehatan - Kegiatan Penataan Lahan yang mengalami prevalensi penyakit - Penggunaan Alat Pengaman Diri dan standar pengaman Tapak Proyek Pertambangan, tambang, penataan lahan, Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
masyarakat - Pembangunan Sarana saluran pernafasan akut (ISPA), lainnya sesuai SOP, bagi pekerja yang melakukanaktifitas Pembangunan dan pembangunan sarana utama pabrik (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
Utama Pabrik conjunctivitis mata dan penyakit menular kerja. Pengoperasian Pabrik dan sarana penunjang Kabupaten Utara
- Pembangunan Sarana lainnya dan pola penyakit baru terdeteksi - Melakukan penyiraman pada jalan yang dilalui, khususnya Pengolahan Pemurnian Bijih Halmahera - BPLHK
Penunjang secara dini. yang berdekatan langsung dengan pemukiman penduduk Nikel serta Sarana Penunjang Selatan Kabupaten
- Minimalnya penurunan derajat kesehatan - Menanam tanaman pelindung/peneduh di pinggir jalan dan PT. Trimegah Bangun Persada - Dinas Tenaga Halmahera
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan PT. sekitar tempat parkir kantor yang dapat menyerap emisi (PT TBP) Kerja dan Selatan
Trimegah Bangun Persada (PT TBP) dari kendaraan bermotor Transmigrasi Kab.
- Membersihkan bak dan roda kendaraan angkutan Halmahera
bahan dan material, utamanya pada saat keluar dari Selatan
lokasi tapak proyek. - Dinas Kesehatan
- Melakukan pemeriksaan terhadap alat dan kendaraan Kab. Hamahera
secara berkala. Selatan
- Menggunakan kendaraan yang layak pakai sesuai
dengan standar peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan kemampuan daya dukung jalan yang dilalui.
- Menghindari ceceran bahan/material selama perjalanan
dengan jalan menutup bahan material dengan
plastik/terpal.
b. Pendekatan Sosial Ekonomi
- Para pekerja yang memiliki penyakit harus melakukan
perawatan dan pengecekan secara rutin
- Memberikan sosialisasi/pengarahan kepada para pekerja
agar tetap menggunakan peralatan kesehatan dan
keselamatan kerja pada saat melaksanakan pekerjaan
- Sosialisasi pola hidup sehat.
c. Pendekatan Institusional
Koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa setempat, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera
Selatan, dan Dinas Kesehatan kab. Halsel

7 Kecelakaan Kerja - Kegiatan Penataan Lahan KepMen ESDM No. 555.K/26/M.PE/1995 a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Saat tahapan kegiatan penataan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
- Pembangunan Sarana tentang Keselamatan Kerja Pertambangan Penggunaan Alat Pengaman Diri dan standar pengaman Pertambangan, Pembangunan lahan, pembangunan sarana utama Bangun Persada Utara Lingkungan
Utama Pabrik lainnya sesuai SOP, bagi pekerja yang melakukanaktifitas dan Pengoperasian Pabrik pabrik, peningkatan fasilitas terminal (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
- Peningkatan Fasilitas kerja Smelter Bijih Nikel serta khusus, dan pembangunan sarana Kabupaten Maluku Utara
Terminal Khusus b. Pendekatan Sosial Eonomi Sarana Penunjang PT. penunjang Halmahera - BPLHK
- Pembangunan Sarana Memberikan pengarahan kepada para pekerja agar tetap Trimegah Bangun Persada . Selatan Kabupaten
Penunjang berhati-hati dalam melaksanakan operasional kendaraan serta (PT TBP) - Dinas Tenaga Halmahera
memberikan rambu-rambu tanda berbahaya pada kegiatan Kerja dan Selatan
penataan lahan, pembangunan sarana utama dan penunjang Transmigrasi Kab.
serta peningkatan fasilitas terminal khusus di tahap konstruksi Halmahera
c. Pendekatan Institusional Selatan
Berkoordinasi dengan dinas / instansi terkait - Dinas Kesehatan
Kab. Halmahera
Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -8


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

III. TAHAP OPERASIONAL

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. KOMPONEN FISIK-KIMIA
1 Penurunan - Mobilisasi Peralatan dan Parameter kualitas udara yaitu CO, CO2, a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Secara periodik selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kualitas Udara Bahan SO2, NOx, Pb, dengan tolok ukur dampak - Melakukan kegiatan penyiraman lahan minimal 2 kali sehari Pertambangan, Pembangunan Tahap Operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
- Eksplorasi Pertambangan adalah PP No. 41 tahun 1999, tentang Baku (pagi dan sore hari) utamanya di sekitar Jalur transportasi dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
- Penggunaan Lahan Mutu Udara Ambien Nasional. yang akan dilalui Smelter Bijih Nikel serta Kabupaten Maluku Utara
- Kegiatan Penambangan - Membersihkan bak dan roda kendaraan angkutan bahan dan Sarana Penunjang PT. Halmahera - BPLHK
a. Pembersihan lahan material, utamanya pada saat keluar dari lokasi tapak proyek Trimegah Bangun Persada (PT Selatan Kabupaten
tambang, pengupasan - Meminimalisir mobilisasi alat berat dan peralatan melalui jalan TBP) Halmahera
dan penimbunan tanah poros desa Kawasi Selatan
pucuk, penggalian dan - Melakukan pemeriksaan alat dan kendaraan secara rutin
penimbunan tanah - Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai
penutup dengan kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui
b. Pengangkutan bijih nikel - Menggunakan voice control (alat peredam suara) pada
c. Penyimpanan bijih nikel knalpot mobil truck pengangkut bahan/material yang
- Pengangkutan Bahan Baku digunakan
dan Bahan Penunjang - Menghindari ceceran bahan/material selama perjalanan
Utama Pabrik Smelter dengan jalan menutup bahan material dengan plastik/terpal
- Kegiatan Pengolahan saat kendaraan beroperasi
Pemurnian RKEF - Pembatasan kecepatan alat berat dan peralatan
a. Pengeringan bijih nikel - Memasang peralatan pemantau gas/debu pada setiap saluran
b. Kalsinasi pembuangan (flue gas)
c. Peleburan - Menanam pohon seperti ketapang (terminalia catappa),
d. Pencetakan dalam bentuk angsana (pterocarpus indica), sukun (artocarpus integra) dan
ingot bamboo (bamboo sp) di sekeliling lokasi sebagai filter untuk
e. Penanganan gas buang meminimalkan dampak penurunan kualitas udara di daerah
- Kegiatan pengolahan sekitar pemukiman
pemurnian blast furnace b. Pendekatan Sosial Ekonomi
- Pengangkutan hasil - Memberikan penyuluhan/pelatihan kepada para pengemudi
pengolahan pemurnian bijih kendaraan agar tetap memelihara kondisi kendaraan
nikel sehingga layak pakai dan pengoperasian dengan batas
- Pembangkit listrik dan kecepatan yang telah ditentukan.
fasilitas penunjangnya - Membentuk divisi Environmental Control yang bisa
- Operasi sistem penyedia air diintegrasikan dalam wewenang Manajer Research &
baku Development.
- Operasi terminal khusus - Memberikan pengarahan dan peringatan dini tentang gejala
- Penanganan terak/slag nikel penurunan kualitas udara.
dan abu batubara - Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang tindakan
- Sarana penunjang - tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi gejala yang
a. Penampungan bijih nikel tidak diinginkan.
b. Penampungan batubara c. Pendekatan Institusional
c. Penimbunan slag nikel Berkoordinasi dengan dinas / instansi terkait
dan abu batubara
d. Penampungan bahan
bakar cair
e. Tempat perbaikan
kendaraan
f. Gudang logistik dan
gudang penyimpanan
produksi FeNi

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -9


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

g. Batching Plant
h. Tempat penyimpanan
sementara LB3
i. Sistem pengolahan air
bersih
j. Sistem pengolahan air
limbah

2 Hujan Asam Operasional PLTU dan Parameter SO2 berada dibawah bakumutu Teknologi yang dipakai untuk mencegah terjadinya penurunan Lokasi PLTU dan Pabrik 3 kali setahun selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan Lingkungan
Operasional Pabrik Smelter lingkungan yang ditetapkan kualitas udara yang dapat mengakibatkan hujan asam adalah Smelter PT TBP pabrik smelter PT TBP Bangun Persada Utara Hidup Prov.
Bijih Nikel dengan menggunakan teknologi FGD (Flue Gas Desulfuritation). - BPLHK Kab. Maluku Utara
FGD merupakan Wet Scrubber yang dapat mengambil gas Desa Kawasi dan Sekitarnya di Halmahera Selatan
didalam cerobong sehingga dapat meminimalisasi gas sulfur Kecamatan Obi - BPLHK Kab.
yang keluar 70-95%. Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO2 Halmahera Selatan
dalam gas limbah dicerobong asap dengan adsorben sehingga
SO2 yang terbentuk dapat diikat.

3 Peningkatan - Mobilisasi Peralatan dan Peningkatan kebisingan dan getaran dapat a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Secara periodik selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
kebisingan Bahan dikendalikan sehingga tidak melebihi baku - Cerobong pabrik memiliki ketinggian standar yang ditentukan Peningkatan Kegiatan Tahap Operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
dan getaran - Eksplorasi Pertambangan mutu lingkungan berdasarkan Kepmen LH - Pengeluaran emisi yang terjadi selama proses drying, Penambangan, Pembangunan (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
- Kegiatan Penambangan No.KEP-48/MENLH/11/96 Tentang Baku screening, roasting, dan smeltingsertadikontrol dengan dan Pengoperasian Pabrik Kabupaten Maluku Utara
Pembersihan lahan Tingkat Kebisingan, dan Kepmen LH No.KEP- menggunakan Siklon yang diikuti oleh ESP atau bag filter. Smelter Bijih Nikel serta Halmahera - BPLHK
tambang, pengupasan dan 49/MENLH/11/96 tentang Baku Mutu Getaran - Menanam pohon di sekeliling pabrik sebagai filter untuk Sarana Penunjang PT. Selatan Kabupaten
penimbunan tanah pucuk, KEPBAPEDAL No. 205 tahun 1996 tentang meminimalkan dampak penurunan kualitas udara. Trimegah Bangun Persada (PT Halmahera
penggalian dan penimbunan Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran - Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai TBP) Selatan
tanah penutup Udara Sumber Tidak Bergerak dengan kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui.
- Sarana penunjang - Manajemen angkutan material sehingga datang/pergi
Penampungan bijih nikel kendaraan angkutan terdistribusi baik.
- Menggunakan voice control (alat peredam suara) pada
knalpot mobil truck pengangkut.
b. Pendekatan Sosial Ekonomi
Memberikan penyuluhan/pelatihan kepada para pengemudi
kendaraan agar tetap memelihara kondisi kendaraan sehingga
layak pakai dan muatan kendaraan yang tidak melampaui batas
tonase kendaraan.
4 Erosi dan - Eksplorasi Detail USLE (Universal Soil Loss Equation) : A = a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Secara periodik selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Sedimentasi - Kegiatan Penambangan R.K.LS.CP, sesuai rona awal yaitu laju erosi - Meminimalisasi areal yang terganggu dengan membuat Pertambangan, Pembangunan eksplorasi Pertambangan Bangun Persada Utara Lingkungan
tanah katagori baik (49,19 ton/ha/tahun) batas-batas areal, penebangan pohon pada areal yang akan dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
ditambang. Pengolahan Pemurnian Bijih Kabupaten Maluku Utara
- Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan Nikel serta Sarana Penunjang Halmahera - BPLHK
membuat teras-teras, saluran pengelak, saluran pengelolaan PT. Trimegah Bangun Persada Selatan Kabupaten
air dandam pengendali. (PT TBP) - Dinas Halmahera
- Meningkatkan infiltrasi (resapan air) dengan penggaruan Pertambangan Selatan
tanah searah kontur dan pembuatan lubang-lubang tanaman dan Energi Kab.
dll. Halmahera
- Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan dengan Selatan
membuat penyaluran air ke lokasi perairan umum, membuat
bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak
mengandung sedimen.
b. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi,
dan BPLHK Kabupaten Halmahera Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -10


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

5 Penurunan - Kegiatan penambangan Pendekatan Teknologi Lokasi penambnagan, Tapak Selama kegiatan operasi saat PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kualitas Air Nilai C (koefisien limpasan) mendekati nol, Bangun Persada
- Kegiatan operasional pabrik Smelter, Pembangkit Listrik, kegiatan penambangan dan Utara Lingkungan
Permukaan sebaliknya tidak mendekati angka satu (PTTBP)
dan sarana penunjang - Melakukan pembukaan lahan, pematangan dan penimbunan operasional pabrik dan sarana - BPLHK Hidup Prov.
(Asdak, 2002) Terminal Khusus dan Fasilitas
secara bertahap, serta membuat kolam pengedapan dan/atau penunjang. Kabupaten Maluku Utara
sumur resapan untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi dan Pendukung Proyek. Halmahera - BPLHK
resapan tanah. Selatan Kabupaten
- Teknik pembukaan lahan diatur sedemikian rupa agar areal - Dinas Halmahera
yang dibuka mengikuti arah kontur. Dengan cara ini maka Pertambangan Selatan
aliran permukaan dan erosi dapat ditekan sehingga laju dan Energi Kab.
sedimentasi, penurunan kualitas air, gangguan kesehatan Halmahera
penduduk dan gangguan terhadap biota perairan dapat Selatan
diperkecil
Pendekatan Institusi

Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi,


dan BPLHK Kabupaten Halmahera Selatan

6 Penurunan - Pengangkutan Hasil Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Secara periodik selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
kualitas air Pengolahan Pemurnian No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air - Menampung dan mengalirkan air limpasan ke kolam Peningkatan Kegiatan Pengangkutan Hasil Smelter Bijih Bangun Persada Utara Lingkungan
Laut Bijih Nikel Laut. pengendapan sedimen sehingga akan mengurangi sedimen Penambangan, Pembangunan Nikel dan Operasi Terminal Khusus (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
- Operasi Terminal Khusus hasil erosi mengalir ke badan air. Kolam pengendapan ini dan Pengoperasian Pabrik Kabupaten Maluku Utara
dapat menggunakan lokasi rendah yang juga dimaksudkan Smelter Bijih Nikel dan Sarana Halmahera - BPLHK
untuk ditimbun Penunjangnya PT. Trimegah Selatan Kabupaten
- Menempatkan peralatan dan bahan tanah hasil galian dan Bangun Persada (PT TBP) Halmahera
bahan timbunan di lokasi yang telah ditentukan Selatan
- Mengelola TSS sejalan dengan pengelolaan erosi tanah dan
difusi emisi
- Membangun penahan sedimen dan bendung pengontrol
- Secara periodik mengeruk kolam sedimen dan menyimpan
material kerukan pada areal reklamasi.
- Menempatkan tanah hasil galian pada tempat yang tertentu
sehingga aman dari proses pencucian.
- Menutup material pembangunan jalan dan saluran drainase
dengan plastik atau terpal sehingga dapat
mengurangi/meminimalkan terjadinya pencucian tanah.
b. Pendekatan Sosial Ekonomi:
- Mengarahkan para tenaga kerja agar tidak menebang
vegetasi penutup lahan di luar batas areal yang telah
direncanakan.
- Mengarahkan kepada para tenaga kerja agar menempatkan
tanah hasil galian pada tempat yang tertentu sehingga aman
dari proses pencucian.
- Mengarahkan kepada para tenaga kerja agar menutup
material pembangunan jalan dan saluran drainase dengan
plastik atau terpal sehingga dapat mengurangi/meminimalkan
terjadinya pencucian tanah
c. Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi dengan BPLHK Kabupaten Halmahera
Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -11


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

7 Penurunan - Operasional system Terjaganya ketersediaan Danau Karo Pendekatan Teknologi : Lokasi system penyedia air Setiap 6 bulan sekali selama tahap PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kuantitas Air penyedia air baku 1. Melakukan pengcekekan debit air secara berkal baku operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
2. Memasang alat untuk mengetahui fluktuasi muka air (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
3. Melakukan pengecekan kualitas air secara berkala Kabupaten Maluku Utara
Halmahera - BPLHK
Selatan Kabupaten
Halmahera
Selatan
8 Laju Aliran Air - Kegiatan operasional Tingkat erosi dan sedimentasi tidak Pendekatan Teknologi: Lokasi penambangan PTTBP Setiap 6 bulan sekali selama tahap PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Permukaan penambangan melampaui bakumutu. 1. Lokasi stockyard sebaiknya tertutup untuk operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
menghindari ore terbawa air limpasan hujan (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
2. Ketersediaan kolam sedimentasi disetiap blok Kabupaten Maluku Utara
penambangan Halmahera - BPLHK
3. Pengerukan kolam sedimentasi secara berkala Selatan Kabupaten
Halmahera
Selatan
9 Longsor Kegiatan Penambangan : Nilai TSS pada titik penaatan di kolam a. Pendekatan Teknologi: Lokasi Tapak Proyek PT. Selama operasional kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Pembersihan Lahan sedimen sesuai dengan Permen LH no 9 thn Membangun tanggul penahan kaki timbunan agar terhindar dari Trimegah Bangun Persada (PT penambangan Bangun Persada Utara Lingkungan
Tambang, Pengupasan dan 2006 erosi dan longsoran. TBP) (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
Penimbunan Tanah Pucuk, b. Pendekatan Sosial Ekonomi: Kabupaten Maluku Utara
Penggalian dan Penimbunan Memberikan pengetahuan tentang kebencanaan baik berupa Halmahera - BPLHK
Tanah Penutup dan pelatihan dan simulasi kepada karyawan. Selatan Kabupaten
Penambangan Bijih Nikel c. Pendekatan Institusional: Halmahera
Melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Selatan
Daerah (BPBD) Kab. Halmahera Selatan dan Dinas/Instansi
terkait lainnya.

10 Limbah B3 - Kegiatan Penambangan : Peraturan Pemerintah No 101/2014 tentang a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Selama kegiatan penambangan, PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Pembersihan Lahan Pengelolaan Limbah B3 - Menggunakan tempat penyimpanan sementara limbah B3 Peningkatan Kegiatan pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Bangun Persada Utara Lingkungan
Tambang, Pengupasan dan - Menampung limbah B3 di tempat penyimpanan sementara Penambangan, Pembangunan Nikel serta Sarana Penunjang (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
Penimbunan Tanah Pucuk, limbah B3 dan Pengoperasian Pabrik Kabupaten Maluku Utara
Penggalian dan Penimbunan - Memanfaatkan limbah B3 untuk keperluan PT Trimegah Smelter Bijih Nikel dan Sarana Halmahera - BPLHK
Tanah Penutup dan Bangun Persada (PT TBP) atau pihak luar. Penunjangnya PT. Trimegah Selatan Kabupaten
Penambangan Bijih Nikel - Menimbun abu batubara dibekas tambang PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) Halmahera
- Kegiatan Penyimpanan Bijih Bangun Persada (PT TBP). Selatan
Nikel a. Pendekatan Institusi
- Penimbunan Slag Nikel dan - Bekerjasama dengan pihak ketiga (yang telah memperoleh
Abu Batubara izin) untuk mengambil dan mengelola limbah B3
- Penampungan Bahan Bakar - Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait
Cair (BBM)
- Tempat Perbaikan
Kendaraan
- Gudang Logistik dan
Gudang Penyimpanan
Produksi FeNi
- Batching Plant
- Tempat Penyimpanan
Sementara LB3
- Sistem Pengolahan Air
Limbah
- Laboraturium Tambang dan
Pabrik

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -12


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

11 Peningkatan - Sarana dan Prasarana Meminimalisir volume limbah domestik yang a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek area Secara periodik pada wilayah PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
limbah Perkantoran ada di lokasi Proyek PT. Trimegah Bangun - Menyediakan bak sampah umum, pada beberapa tempat Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana Perkantoran, Bangun Persada Utara Lingkungan
domestik - Akomodasi Karyawan dan Persada (PT TBP) untuk menampung sampah-sampah yang dihasilkan Perkantoran, Akomodasi Akomodasi Karyawan dan Mess (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
Mess - Memilah sampah dan membedakan antara sampah organik Karyawan dan Mess serta serta Fasilitas Kesehatan. Kabupaten Maluku Utara
- Fasilitas Kesehatan dan anorganik Fasilitas Kesehatan Halmahera - BPLHK
b. Pendekatan Institusi Selatan Kabupaten
Berkoordinasi dengan BPLHK Kabupaten Halmahera Selatan - Dinas Halmahera
Perhubungan Selatan
Kab. Halmahera
Selatan
B. KOMPONEN BIOLOGI
1 Gangguan - Kegiatan Pengangkutan Hasil Indeks keanekaragaman plankton dan a. Pendekatan Teknologi Lokasi kegiatan pengangkutan Secara periodik selama operasi PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan Lingkungan
Biota Perairan Pengolahan dan Pemurnian benthos - Mengupayakan seminimal mungkin ceceran material hasil Smelter bijih nikel dan pengangkutan hasil Smelter bijih Bangun Persada Utara Hidup Prov.
Bijih Nikel batu/pasir, dari bak dump truck pengangkut maupun dari terminal khusus nikel dan terminal khusus (PTTBP) - BPLHK Kab. Maluku Utara
- Operasi Terminal Khusus material yang melekat pada ban kendaraan pengangkut Halmahera Selatan - BPLHK Kab.
- Menampung dan mengalirkan air limpasan ke kolam - Dinas Kelautan Halmahera Selatan
pengendapan sedimen sehingga akan mengurangi sedimen dan Perikanan
hasil erosi mengalir ke badan air. Kolam pengendapan ini Kab. Halmahera
dapat menggunakan lokasi rendah yang juga dimaksudkan Selatan
untuk ditimbun
- Menempatkan peralatan dan bahan tanah hasil galian dan
bahan timbunan di lokasi yang telah ditentukan
b. Pendekatan Institusional
Berkoordinasi dengan dinas / instansi terkait

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -13


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT


1 Sikap dan - Perekrutan Tenaga Kerja Meminimalisir persepsi negatif dari penduduk a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek Secara periodik selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
persepsi Operasi Desa Kawasi dan desa-desa sekitarnya - Memberi kesempatan yang luas kepada penduduk yang Pertambangan, Pembangunan operasi penambangan, Bangun Persada Utara Lingkungan
masyarakat - Kegiatan CSR akibat kegiatan perekrutan tenaga kerja bermukim disekitar lokasi penambangan PT. Trimegah dan Pengoperasian Pabrik pembangunan dan pengoperasian (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
operasi dan CSR Bangun Persada (PTTBP) untuk diterima sebagai tenaga Smelter Bijih Nikel serta pabrik Smelter bijih nikel serta Kabupaten Maluku Utara
kerja operasional Sarana Penunjang PT. sarana penunjang Halmahera - BPLHK
- Penerimaan dan penempatan tenaga kerja disesuaikan Trimegah Bangun Persada (PT Selatan Kabupaten
dengan keterampilan yang dimiliki TBP) - Dinas Tenaga Halmahera
- Menjalin interaksi sosial dan komunikasi yang intens agar Kerja dan Selatan
terjalin hubungan yang harmonis antara pihak pemrakarsa Transmigrasi Kab.
dengan masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan Halmahera
- Menyelesaikan konflik sosial secara musyawarah dengan Selatan
melibatkan para tokoh agama, LPM, BKM, Camat Obi dan
Desa Kawasi
- Melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah (Camat
Obi dan Desa Kawasi, LPM dan Organisasi sosial
kemasyarakatan) untuk bertindak sebagai mediator dalam
meredam keresahan masyarakat dan konflik sosial di Desa
Kawasi Kecamatan Obi dan sekitarnya
- Memfasilitasi pembekalan/pelatihan kepada tenaga kerja
terkait kegiatan CSR
b. Pendekatan Institusional
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Halmahera Selatan

2 Kesempatan Kegiatan Perekrutan Tenaga Banyaknya penduduk Desa Kawasi dan desa- a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek Secara periodik selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kerja dan Kerja Operasi desa sekitarnya yang terserap sebagai tenaga - Memberi kesempatan yang luas kepada penduduk Desa Pertambangan, Pembangunan operasi penambangan, Bangun Persada Utara Lingkungan
Berusaha kerja sesuai dengan kualifikasi yang dan Pengoperasian Pabrik pembangunan dan pengoperasian (PTTBP) - BPLHK cHidup Prov.
Kawasi dan desa-desa sekitarnya yang bermukim di sekitar
Smelter Bijih Nikel serta pabrik Smelter bijih nikel serta Kabupaten Maluku Utara
dibutuhkan. lokasi rencana penambangan PT Trimegah Bangun Persada
Sarana Penunjang PT. sarana penunjang Halmahera - BPLHK
(PTTBP)untuk diterima sebagai tenaga kerja sesuai
Trimegah Bangun Persada (PT Selatan Kabupaten
kebutuhan.
TBP) - Dinas Tenaga Halmahera
- Memberikan pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan.
Kerja dan Selatan
- Memberikan jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai ketentuan
yang berlaku Transmigrasi Kab.
Halmahera
b. Pendekatan Institusional Selatan
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Halmahera Selatan dan Dinas / Instansi Terkait
lainnya

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -14


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

3 Asimilasi dan Kegiatan Perekrutan Tenaga - Meningkatnya rasa menghargai dan a. Pendekatan Sosial Ekonomi: Lokasi Tapak Proyek PT. Selama kegiatan perekrutan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Akulturasi Kerja Operasi menghormati serta sikap terbuka dari - Melakukan sosialisasi kebudayaan lokal dan kebudayaan Trimegah Bangun Persada (PT kerja Operasi Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
tenaga kerja lokal dan tenaga kerja tenaga kerja asing, sehingga semua pihak dapat TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
asing terhadap perbedaan menghargai dan menghormati kebudayaan/adat Kecamatan Obi Kabupaten Utara
kebudayaan. istiadatnya. Halmahera - BPLHK
- Membuat program CSR yang dapat memberikan Selatan Kabupaten
- Meningkatnya kemampuan Pembinaan dan pelestarian kebudayaan lokal, sehingga - Dinas Tenaga Halmahera
masyarakat lokal untuk menjaga dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjaga Kerja dan Selatan
keaslian budaya. keaslian budaya. Transmigrasi Kab.
- Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara pihak Halmahera
pemrakarsa, masyarakat sekitar dan pekerja pendatang. Selatan
- Camat Obi
c. Pendekatan Institusional:
- Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Halmahera Selatan.
- Bekerjasama dengan Pemerintah Wilayah Kecamatan Obi
Kabupaten Halmahera Selatan.

4 Gangguan Kegiatan Perekrutan Tenaga Minimnya jumlah penduduk Desa Kawasi a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek PT. Saat proses kegiatan perekrutan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kantibmas Kerja Operasi dan sekitarnya yang mengalami gangguan - Memberi kesempatan yang luas kepada penduduk yang Trimegah Bangun Persada (PT tenaga kerja operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
keamanan dan ketertiban akibat kegiatan bermukim disekitar lokasi penambangan PT. Trimegah TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
perekrutan tenaga kerja operasi Bangun Persada (PT TBP) untuk diterima sebagai tenaga Kecamatan Obi. Kabupaten Maluku Utara
kerja operasional Halmahera - BPLHK
- Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara pihak Selatan Kabupaten
pemrakarsa dan masyarakat sekitar - Dinas Tenaga Halmahera
- Memberikan penyuluhan kepada para pekerja agar bekerja Kerja dan Selatan
dengan baik, memelihara hubungan dengan pekerja lain dan Transmigrasi Kab.
memelihara keamanan Halmahera
- Memberikan sanksi kepada pekerja yang melanggar Selatan
ketertiban kerja dan sebagai sumber konflik (provokator) - Polsek
c. Pendekatan Institusional Kecamatan Obi
- Koordinasi dengan Muspika dan Kepala Desa setempat,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Halmahera Selatan dan Aparat Keamanan.

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -15


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

5 Gangguan - Eksplorasi Pertambang - Minimnya jumlah masyarakat dan pekerja a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak dan sekitar tapak Secara periodik setiap 6 bulanan PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kesehatan - Kegiatan Penambangan yang mengalami prevalensi penyakit saluran - Penggunaan Alat Pengaman Diri dan standar pengaman proyek yang dekat wilayah selama tahap operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
a. Pembersihan Lahan pernafasan akut (ISPA), conjunctivitis mata lainnya sesuai SOP, bagi pekerja yang melakukanaktifitas pemukiman dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
Tambang, Pengupasan dan penyakit menular lainnya dan pola kerja. Kabupaten Maluku Utara
dan Penimbunan Tanah penyakit baru terdeteksi secara dini. - Melakukan penyiraman pada jalan yang dilalui, khususnya Halmahera - BPLHK
Pucuk, Penggalian dan - Minimalnya penurunan derajat kesehatan yang berdekatan langsung dengan pemukiman penduduk Selatan Kabupaten
Penimbunan Tanah masyarakat di sekitar lokasi kegiatan PT. - Menanam tanaman pelindung/peneduh di pinggir jalan dan - Dinas Kesehatan Halmahera
Penutup dan Trimegah Bangun Persada (PT TBP) sekitar tempat parkir kantor yang dapat menyerap emisi dari Kab. Halmahera Selatan
Penambangan Bijih Nikel kendaraan bermotor Selatan
b. Pengangkutan Bijih Nikel b. Pendekatan Sosial Ekonomi
- Pengangkutan Bahan Baku - Pekerja yang baru masuk, harus menjalani pemeriksaan
dan Bahan Penunjang medis dan tidak boleh bekerja di tambang apabila memiliki
Utama Pabrik Smelter masalah kesehatan
- Kegiatan Pengolahan - Para pekerja yang memiliki penyakit harus melakukan
Pemurnian RKEF perawatan dan pengecekan secara rutin.
a. Pengiringan Bijih Nikel - Memberikan sosialisasi/pengarahan kepada para pekerja agar
b. Kalsinasi tetap menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan
c. Peleburan kerja pada saat melaksanakan pekerjaan
d. Pencetakan dalam bentuk - Sosialisasi pola hidup sehat.
Ingot c. Pendekatan Institusional
e. Penanganan Gas Buang Koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa setempat, Dinas
- Kegiatan Pengolahan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Selatan,
Pemurnian Blast Furnace dan Dinas Kesehatan kab. Halsel
- Pengangkutan Hasil
Pengolahan Pemurnian Bijih
Nikel
- Pembangkit Listrik dan
Fasilitas Penunjangnya
- Operasi Sistem Penyedia Air
Baku
- Operasi Terminal Khusus
- Penanganan Terak/Slag
Nikel dan Abu Batubara
- Sarana Penunjang

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -16


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

6 Terjadinya - Kegiatan Penambangan KepMen ESDM No. 555.K/26/M.PE/1995 a. Pendekatan Teknologi Lokasi Tapak Proyek Secara kontinyu Selama Tahap PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
kecelakaan a. Pembersihan Lahan tentang Keselamatan Kerja Pertambangan Penggunaan Alat Pengaman Diri dan standar pengaman lainnya Pertambangan, Pembangunan Operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
kerja Tambang, Pengupasan sesuai SOP, bagi pekerja yang melakukanaktifitas kerja dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
dan Penimbunan Tanah b. Pendekatan Sosial Eonomi Smelter Bijih Nikel serta Kabupaten Maluku Utara
Pucuk, Penggalian dan Memberikan pengarahan kepada para pekerja agar tetap Sarana Penunjang PT. Halmahera - BPLHK
Penimbunan Tanah berhati-hati dalam melaksanakan operasional kendaraan serta Trimegah Bangun Persada (PT Selatan Kabupaten
Penutup dan memberikan rambu-rambu tanda berbahaya pada kegiatan TBP) - Dinas Tenaga Halmahera
Penambangan Bijih Nikel Pembangunan Fasilitas & Infrastruktur pada tahap konstruksi Kerja Kab. Halsel Selatan
b. Pengangkutan Bijih Nikel c. Pendekatan Institusional
- Pengangkutan Bahan Baku Berkoordinasi dengan Dinas / Instansi terkait
dan Bahan Penunjang
Utama Pabrik Smelter
- Kegiatan Pengolahan
Pemurnian RKEF
a. Pengiringan Bijih Nikel
b. Kalsinasi
c. Peleburan
d. Pencetakan dalam bentuk
Ingot
e. Penanganan Gas Buang
- Kegiatan Pengolahan
Pemurnian Blast Furnace
- Pengangkutan Hasil
Pengolahan Pemurnian Bijih
Nikel
- Pembangkit Listrik dan
Fasilitas Penunjangnya
- Operasi Sistem Penyedia Air
Baku
- Operasi Terminal Khusus
- Penanganan Terak/Slag
Nikel dan Abu Batubara
- Sarana Penunjang

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -17


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

7 Peningkatan Fasilitas Kesehatan Maksimalnya penyediaan fasilitas kesehatan a. Pendekatan Teknologi Area Fasilitas Kesehatan Secara kontinyu selama Tahap PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Mutu bagi pekerja yang mengalami gangguan Para Pekerja harus menjalani pemeriksaan medis dan tidak (Klinik PT. Trimegah Bangun Operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
Kesehatan kesehatan boleh bekerja apabila memiliki masalah kesehatan Persada) (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
Para pekerja yang memiliki penyakit harus melakukan Kabupaten Maluku Utara
perawatan dan pengecekan secara rutin Halmahera - BPLHK
b. Pendekatan Institusional Selatan Kabupaten
Berkoordinasi dengan Dinas / Instansi Terkait - Dinas Kesehatan Halmahera
Kab. Halsel Selatan

8 Peningkatan Program CSR Memaksimalkan tingkat pelayanan a. Pendekatan Sosial Ekonomi: Di desa Sekitar tapak proyek Dilakukan selama kegiatan Operasi PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Pelayanan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi - Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui program Pertambangan, Pembangunan oleh PT. Trimegah Bangun Persada Bangun Persada Utara Lingkungan
Masyarakat akibat kegiatan CSR pemberdayaan masyarakat terhadap peningkatan dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
kemampuan pelayanan kesehatan, pendidikan dan Smelter Bijih Nikel serta Kabupaten Maluku Utara
kewirausahaan. Sarana Penunjang PT. Halmahera - BPLHK
- Membantu pelatihan dan memberi kesempatan kepada Trimegah Bangun Persada (PT Selatan Kabupaten
masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan TBP) - Dinas Tenaga Halmahera
peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan dan Kerja dan Selatan
kewirausahaan Transmigrasi
b. Pendekatan Institusional: Kabupaten
Bekerjasama dengan Dinas/Instansi terkait Halmahera
Selatan
9 Peningkatan Program CSR Terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat a. Pendekatan Sosial Ekonomi: Di desa Sekitar tapak proyek Dilakukan selama kegiatan Operasi PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Taraf Hidup yang bermukim di sekitar lokasi akibat - Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui program Pertambangan, Pembangunan oleh PT. Trimegah Bangun Persada Bangun Persada Utara Lingkungan
Masyarakat kegiatan CSR pemberdayaan masyarakat terhadap peningkatan dan Pengoperasian Pabrik (PTTBP) (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
kemampuan pelayanan kewirausahaan. Smelter Bijih Nikel serta Kabupaten Maluku Utara
- Membantu pelatihan dan memberi kesempatan kepada Sarana Penunjang PT. Halmahera - BPLHK
masyarakat lokal untuk berwirausaha Trimegah Bangun Persada (PT Selatan Kabupaten
- Memfasilitasi pengembangan sektor informal berupa TBP) - Dinas Tenaga Halmahera
penyediaan kebutuhan barang dan jasa dalam program CSR Kerja dan Selatan
b. Pendekatan Institusional: Transmigrasi
Bekerjasama dengan Dinas/Instansi terkait Kabupaten
Halmahera
Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -18


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

IV. PASCA OPERASIONAL

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. KOMPONEN FISIK-KIMIA
1 Perubahan - Kegiatan Reklamasi dan - Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun a. Pendekatan Teknologi Lokasi Reklamasi lahan bekas Pada saat kegiatan reklamasi tahap PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Fungsi Lahan pengembalian Lahan 2010 tentang Reklamasi dan Pasca - Melakukan kegiatan reklamasi lahan, dimulai dengan pertambangan, pembangunan pasca operasional Bangun Persada Utara Lingkungan
bekas tambang Tambang dan Peraturan Menteri Energi penataan lahan yang menyangkut dan pengoperasian pabrik (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
- Kegiatan reklamasi bekas dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 recounturing/regrading/resloping lubang bekas tambang Smelter bijih nikel serta sarana Kabupaten Maluku Utara
fasilitas pengolahan Tahun 2014 tentang Pelaksanaan dan pembuatan saluran-saluran drainase untuk penunjang PT Trimegah Halmahera - BPLHK
pemurnian bijih nikel dan Reklamasi dan Pasca Tambang pada memperoleh bentuk wilayah dengan kemiringan stabil Bangun Persada (PTTBP). Selatan Kabupaten
sarana penunjangnya kegiatan Usaha Pertambangan Mineral - Melakukan revegetasi pada lahan terbuka bekas - Dinas Halmahera
dan Batubara penambangan, pembangunan dan pengoperasian pabrik Pertambangan Selatan
- PerMenhut No. P.60/Menhut-II/2009 Smelter bijih nikel serta sarana penunjang PT Trimegah dan Energi Kab.
tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan Bangun Persada (PTTBP). Halmahera
Reklamasi Hutan b. Pendekatan Institusional Selatan
Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait

2 Penurunan - Demobilisasi Peralatan dan - Parameter kualitas udara yaitu CO, CO2, a. Pendekatan Teknologi Sekitar tapak proyek dan jalur Selama kegiatan Demobilisasi PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan Lingkungan
kualitas udara Bahan SO2, NOx, Pb, dengan tolok ukur dampak - Melakukan kegiatan penyiraman lahan minimal 2 kali sehari jalan mobilisiasi yang peralatan dan bahan pada tahap Bangun Persada Utara Hidup Prov.
adalah PP No. 41 tahun 1999, tentang Baku (pagi dan sore hari) utamanya di sekitar Jalur transportasi melewati pemukiman pasca operasi (PTTBP) - BPLHK Maluku Utara
Mutu Udara Ambien Nasional. yang akan dilalui. penduduk untuk menuju lokasi Kabupaten - BPLHK Kabupaten
- Membersihkan bak dan roda kendaraan angkutan bahan pertambangan, pembangunan Halmahera Selatan Halmahera Selatan
dan material, utamanya pada saat keluar dari lokasi tapak dan pengoperasian pabrik - Dinas
proyek Smelter bijih nikel laterit serta Perhubungan Kab.
- Meminimalisir mobilisasi alat berat dan peralatan melalui sarana penunjang Halmahera Selatan
jalan poros desa Kawasi
- Melakukan pemeriksaan alat dan kendaraan secara rutin
- Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai -
dengan kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui
- Menggunakan voice control (alat peredam suara) pada
knalpot mobil truck pengangkut bahan/material yang
digunakan
- Menghindari ceceran bahan/material selama perjalanan
dengan jalan menutup bahan material dengan
plastik/terpalsaat melalui jalan poros desa Kawasi
- Pembatasan kecepatan alat berat dan peralatan
b. Pendekatan Sosial Ekonomi
- Memberikan penyuluhan/pelatihan kepada para pengemudi
kendaraan agar tetap memelihara kondisi kendaraan
sehingga layak pakai dan pengoperasian dengan batas
kecepatan yang telah ditentukan.
c. Pendekatan Institusional
- Berkoordinasi dengan dinas /instansi terkait

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -19


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

B. KOMPONEN BIOLOGI
1. Gangguan - Kegiatan Reklamasi dan - Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun a. Pendekatan Teknologi Lokasi bekas Pertambangan, Selama kegiatan pasca operasi PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Terhadap Biota Pengembalian Lahan bekas 2010 tentang Reklamasi dan Pasca - Melakukan kegiatan reklamasi lahan, dimulai dengan Pembangunan dan Bangun Persada Maluku Utara Lingkungan
Darat tambang Tambang dan Peraturan Menteri Energi dan penataan lahan yang menyangkut Pengoperasian pabrik Smelter (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
- Kegiatan Reklamasi Bekas Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun recounturing/regrading/resloping lubang bekas tambang Bijih Nikel serta Sarana Kabupaten Maluku Utara
Fasilitas Pengolahan 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan dan pembuatan saluran-saluran drainase untuk Penunjang Halmahera - BPLHK
Pemurnian Bijih NIkel dan Pasca Tambang pada kegiatan Usaha memperoleh bentuk wilayah dengan kemiringan stabil. Selatan Kabupaten
Sarana Penunjangnya Pertambangan Mineral dan Batubara - Melakukan revegetasi pada lahan terbuka bekas tambang - Dinas Halmahera
- PerMenhut No. P.60/Menhut-II/2009 tentang dan fasilitas penunjang PT Trimegah Bangun Persada Pertambangan Selatan
Pedoman Penilaian Keberhasilan Reklamasi (PTTBP). dan Energi Kab.
Hutan b. Pendekatan Institusional Halmahera
Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait Selatan

C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN KESMAS


1 Sikap dan Kegiatan Pelepasan Tenaga Meminimalisir jumlah penduduk desa Kawasi a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi bekas Pertambangan, Selama kegiatan pelepasan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
persepsi Kerja Operasi dan desa-desa di sekitar wilayah proyek yang - Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat di Pembangunan dan kerja pada tahap pasca operasi Bangun Persada Maluku Utara Lingkungan
masyarakat mengalami perubahan sikap dan persepsi Desa Kawasi dan sekitarnya tentang kegiatan Reklamasi Pengoperasian pabrik Smelter (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
masyarakat yang negatif akibat kegiatan Lahan dan Pengembalian Lahan Bijih Nikel serta Sarana Kabupaten Maluku Utara
pelepasan tenaga kerja - Pembayaran uang pesangon sesuai dengan posisi kerja Penunjang Halmahera - BPLHK
dan lama bekerja Selatan Kabupaten
- Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui - Dinas Tenaga Halmahera
program pemberdayaan masyarakat dengan tekanan pada Kerja dan Selatan
peningkatan kemampuan ekonomi usaha kecil dengan pola Transmigrasi
kemitraan Kabupaten
- Meminimalisasi dampak sosial budaya, kriminalitas, dan Halmahera
sikap atau persepsi yang negatif dari masyarakat Selatan
b. Pendekatan Institusional:
- Berkoordinasi dengan Pemerintah daerah setempat.
- Bekerjasama dengan Pemerintah Wilayah Kecamatan Obi
Kabupaten Halmahera Selatan

2 Hilangnya Kegiatan Pelepasan Tenaga Meminimalisir jumlah pengangguran akibat a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek PT. Selama kegiatan pelepasan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kesempatan Kerja Operasi hilangnya kesempatan kerja yang terjadi pada - Memberikan pelatihan keterampilan (skill) tentang Usaha Trimegah Bangun Persada (PT kerja pada tahap pasca operasi Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
Kerja masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan. Kecil Menengah (UKM), manajemen kewirausahaan, TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku
manajemen pemasaran, kepada pekerja yang akan Kecamatan Obi Kabupaten Utara
dipensiunkan sehingga mereka dapat berusaha disektor Halmahera - BPLHK
informal. Selatan Kabupaten
- Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui - Dinas Tenaga Halmahera
program pemberdayaan masyarakat dengan tekanan Kerja dan Selatan
pada peningkatan kemampuan ekonomi usaha kecil Transmigrasi Kab.
dengan pola kemitraan Halmahera
b. Pendekatan Institusional Selatan
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Halmahera Selatan

3 Meningkatnya Kegiatan Pembongkaran / Memaksimalkan tingkat pelayanan a. Pendekatan Sosial Ekonomi: Lokasi Tapak Proyek PT. Selama kegiatan pelepasan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Pelayanan Penggunaan Kembali untuk masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi - Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui Trimegah Bangun Persada (PT kerja pada tahap pasca operasi Bangun Persada Utara Lingkungan Hidup
Masyarakat Keperluan Lain akibat kegiatan pengelolaan aset perusahaan program pemberdayaan masyarakat terhadap peningkatan TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Prov. Maluku

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -20


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
No. Lingkungan Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Hidup
yang dikelola
Pelaksana Pengawas Pelaporan

pasca operasional kegiatan pertambangan, kemampuan pelayanan kesehatan, pendidikan dan Kecamatan Obi Kabupaten Utara
pembangunan dan pengoperasian pabrik kewirausahaan. Halmahera - BPLHK
pengolahan dan pemurnian bijih nikel serta - Membuat program CSR dan pengelolaan aset yang Selatan Kabupaten
sarana penunjang PT. Trimegah Bangun diprioritaskan kepada masyarakat lokal yang dapat - Dinas Tenaga Halmahera
Persada (PT TBP) meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerja dan Selatan
b. Pendekatan Institusional: Transmigrasi Kab.
Bekerjasama dengan Dinas/Instansi terkait Halmahera
Selatan

4 Gangguan Kegiatan Pelepasan Tenaga Meminimalisir jumlah penduduk desa Kawasi a. Pendekatan Sosial Ekonomi Lokasi Tapak Proyek PT. Selama kegiatan pelepasan tenaga PT Trimegah - BLH Prov. Maluku - Badan
Kamtibmas Kerja Operasi yang mengalami gangguan kamtibmas di - Memberikan pelatihan keterampilan (skill) tentang Usaha Trimegah Bangun Persada (PT kerja pada tahap pasca operasi Bangun Persada Utara Lingkungan
sekitar lokasi rencana kegiatan pelepasan Kecil Menengah (UKM), manajemen kewirausahaan, TBP) dan Desa Kawasi (PTTBP) - BPLHK Hidup Prov.
tenaga kerja. manajemen pemasaran, kepada pekerja yang akan Kecamatan Obi Kabupaten Maluku Utara
dipensiunkan sehingga mereka dapat berusaha disektor Halmahera - BPLHK
informal. Selatan Kabupaten
- Memfasilitasi pengembangan sektor informal melalui - Dinas Tenaga Halmahera
program pemberdayaan masyarakat dengan tekanan pada Kerja dan Selatan
peningkatan kemampuan ekonomi usaha kecil dengan pola Transmigrasi Kab.
kemitraan. Halmahera
b. Pendekatan Institusional Selatan
Koordinasi dengan Muspika dan Kepala Desa setempat, - Polsek
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Kecamatan Obi
Selatan dan Aparat Keamanan.

Tabel 2.2
Dampak Lingkungan Lainnya Yang Dikelola (Berdasarkan SOP PT Trimegah Bangun Persada)

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. KOMPONEN FISIK-KIMIA
1 Penurunan Kualitas Penyiapan lahan, Parameter kualitas udara yaitu - Metode pengelolaan lingkungan hidup adalah melakukan penyiraman lahan dan Lokasi penambangan 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
udara pembangunan CO, CO2, SO2, NOx, Pb, dengan pengelolaan emisi gas buang pabrik. dan lokasi pabrik PT operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
infrastruktur dan pabrik tolok ukur dampak adalah PP No. Trimegah Bangun penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Untuk mengelolaan emisi gas tersebut akan dipasang fasilitas baghouse dan ESP, untuk memfilter debu,
Kab. Maluku Utara
serta operasional 41 tahun 1999, tentang Baku sehingga gas buang yang akan dikeluarkan memenuhi standar baku mutu. Debu yang dihasilkan akan Persada Smelter bijih nikel PT
Halmahera - BPLHK Kab.
pabrik pengolahan Mutu Udara Ambien Nasional. diaglomerasi. Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
nikel - Untuk pengelolaan emisi gas yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan nikel PT TBP akan mengacu Persada Selatan
standar kualitas udara yang berlaku yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup.
2 Peningkatan Kebisingan Pengoperasian alat- Peningkatan kebisingan dan - Kebisingan akibat dari suara atau getaran pada waktu tertentu yang dihasilkan oleh pabrik pangolahan Lokasi penambangan 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
dan Getaran alat berat dan alat getaran dapat dikendalikan nickel sangat menganggu dan mempengaruhi lingkungan sekitar terutama pada manusia dan dan lokasi pabrik PT operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
pengangkutan serta sehingga tidak melebihi baku satwa.Untuk mengurangi kebisingan dan getaran ini dibagi menjadi 3 (tiga) tingkat bidang, yaitu ; Trimegah Bangun penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
Kab. Maluku Utara
operasi power plant mutu lingkungan berdasarkan - Pada sumber lokasi kebisingan dan getaran dapat dikurangi dengan memilih teknologi tepat guna serta Persada Smelter bijih nikel PT
Halmahera - BPLHK Kab.
dan processing plant. Kepmen LH No.KEP- memasang bantalan peredam getaran. Disamping itu juga melengkapi bangunan dengan peredam suara Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
48/MENLH/11/96 Tentang Baku yang tepat dan menggunakan perangkat noise reduction (muffler) serta perawatan alat pabrik tersebut Persada
secara berkala. Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -21


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

Tingkat Kebisingan, dan Kepmen - Selama tranmisi tingkat kebisingan dan getaran dapat dikurangi dengan melakukan hambatan adanya
LH No.KEP-49/MENLH/11/96 pohon-pohon serta adanya semak-semak.
tentang Baku Mutu Getaran - Tingkat kebisingan dan getaran dapat dikurangi dengan memakai pelindung pendengaran penutup
telinga (ear plug) khusus dalam pengoperasian pabrik tersebut.
3 Peningkatan Erosi dan Kegiatan pembukaan USLE (Universal Soil Loss - Meminimalkan pembukaan lahan hanya pada luasan yang diperlukan untuk kegiatan Lokasi penambangan 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Sedimentasi lahan untuk jalan dan Equation) : A = R.K.LS.CP, PT Trimegah Bangun operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
- Mengelola limpasan aliran permukaan dengan pembangunan saluran drainase dan mengalirkan air
- BPLHK Hidup Prov.
infrastruktur lain sesuai rona awal yaitu laju erosi limpasan permukaan masuk ke dalam kolam-kolam sedimentasi Persada penambangan dan pabrik Persada
tanah katagori baik (49,19 Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
- Sesegera mungkin melakukan revegetasi lahan terbuka dengan menggunakan tanaman penutup (cover Halmahera - BPLHK Kab.
ton/ha/tahun) crops), jenis-jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing plant species), dan jenisjenis tanaman lokal dan Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
non lokal. Persada Selatan
- Melindungi lokasi lereng terbuka dari erosi dengan menempatkan jute mat (jaring penutup untuk
kestabilan slope), pemberian mulsa melalui tabur semprot (hydromulching) dan penanaman tanaman
penutup tanah (cover crops
4 Hidrologi Pembukaan lahan - Tidak terjadi peningkatan Melakukan reboisasi pada seluruh lahan terbuka dengan menggunakan jenis pohon-pohon yang sesuai Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
untuk jalan dan aliran permukaan di areal dengan persyaratan tumbuh pada lokasi tersebut. Jenis pohon-pohon yang dipilih adalah jenis pionir lokal PT Trimegah Bangun operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
infrastruktur lain, tapak proyek sebaiknya yang cepat tumbuh Persada penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
operasional pabrik dan Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
Halmahera - BPLHK Kab.
power plant. Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
Persada Selatan

5 Penurunan Kualitas Air Pembukaan lahan Keputusan Menteri Negara Untuk pengelolaan dampak berupa sedimen, maka dilakukan upaya berupa pembuatan kolam pengendap Lokasi penambangan 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Laut dan Air Permukaan untuk jalan dan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun sedimen sebelum masuk ke badan sungai yang setiap periode tertentu dilakukan pengerukan untuk mencegah dan lokasi pabrik PT operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
infrastruktur lain, 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. terjadinya penumpukan sedimen. Trimegah Bangun penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
operasional pabrik dan Persada Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
Kandungan sedimen padatan Halmahera - BPLHK Kab.
power plant. Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
tersuspensi (TSS) serta Persada Selatan
kekeruhan pada badan sungai
tidak melampaui ambang batas
yang telah ditetapkan,
berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun
2001tentang baku dan kriteria
kerusakan lingkungan hidup.

6 Kualitas Air Yang Keluar Pembukaan lahan Keputusan Menteri Negara - Sesegera mungkin melakukan revegetasi pada lokasi akhir timbunan tanah penutup dan lahan terbuka Lokasi penambangan 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Dari Kolam Sedimentasi untuk jalan dan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun dengan menggunakan tanaman penutup (cover crops), jenis-jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing PT Trimegah Bangun operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
infrastruktur lain, 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. plant species), dan jenisjenis tanaman lokal dan non lokal Persada penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
Kab. Maluku Utara
operasional pabrik dan - Meminimalkan terpaparnya (terhadap air hujan dan sinar matahari) batuan bijih nikel di tempat pengolahan pemurnian
Halmahera - BPLHK Kab.
power plant. Kandungan sedimen padatan penimbunan melalui pengurangan waktu penyimpanan guna mengurangi terbentuknya Cr+6 secara bijih nikel PT Trimegah
tersuspensi (TSS) serta fotooksidasi Selatan Halmahera
Bangun Persada Selatan
kekeruhan pada badan sungai
tidak melampaui ambang batas
yang telah ditetapkan,
berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 Tahun
2001tentang baku dan kriteria
kerusakan lingkungan hidup.
- Meminimalkan
terbentuknya Cr+6
- Mengendalikan
konsentrasi Cr+6 dalam air
limbah

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -22


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

7 Ruang, Tanah dan Pembangunan pabrik Dapat meminimalkan terjadinya - Meminimalkan pembukaan lahan hanya pada luasan yang diperlukan untuk kegiatan Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Lahan dan infrastruktur perubahan penggunaan lahan dan lokasi pabrik PT kegiatan pembangunan Bangun Maluku Utara Lingkungan
- Mengelola limpasan aliran permukaan dengan pembangunan saluran drainase dan mengalirkan air
- BPLHK Hidup Prov.
limpasan permukaan masuk ke dalam kolam-kolam sedimentasi Trimegah Bangun pabrik Smelter dan sarana Persada
Persada penunjangnya PT Kab. Maluku Utara
- Sesegera mungkin melakukan revegetasi lahan terbuka dengan menggunakan tanaman penutup (cover Halmahera - BPLHK Kab.
crops), jenis-jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing plant species), dan jenisjenis tanaman lokal dan Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
non lokal. Persada Selatan

8 Morfologi / Fisiografi Penggunaan lahan, Dapat Mengatur topografi di area Mengatur kontur sekitar lokasi pabrik dan fasilitas pendukung Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Pembangunan pabrik pabrik dan fasilitas pendukung dan lokasi pabrik PT peningkatan kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
dan infrastruktur untuk meminimalkan erosi tanah Trimegah Bangun penambangan Persada - BPLHK Hidup Prov.
dan mempertahankan bentuk Persada pembangunan dan Kab. Maluku Utara
Halmahera - BPLHK Kab.
morfologi pengoperasian pabrik
Selatan Halmahera
Smelter dan sarana Selatan
penunjang PT Trimegah
Bangun Persada

9 Limbah (Padat dan Cair) Operasional kegiatan - Peraturan Pemerintah No - Berbagai upaya akan dilakukan PT TBP untuk mengelola limbah padat yang dihasilkan oleh domestik Lokasi operasional 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
pabrik pengolahan 101/2014 tentang Pengelolaan dan pabrik, PT Trimegah Bangun Persada akan merancang suatu sistem pembuangan terak cair dan pabrik dan sarana operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
serta sarana Limbah B3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan kapasitas mampu menampung limbah selama 30 tahun yang pendukung PT penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
penunjangnya. - Meminimalisir volume limbah bertujuan untuk menanggulangi atau meminimkan dampak dari bahaya limbah padat tersebut. Trimegah Bangun Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
domestik yang ada di sekitar - Adapun rancangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebagai berikut ; Halmahera - BPLHK Kab.
Persada Trimegah Bangun
rencana kegiatan akibat dari 1. Dilapisi tanah liat, ditutupi dengan High Chlorinated Polyethylene (HPE) dan lapisan Drainase Selatan Halmahera
kegiatan Pembangunan Persada Selatan
kerikil
Fasilitas & Infrastruktur pada 2. Bed drainase sump
tahap konstruksi. 3. Dipagari
4. 2 lobang bor untuk memantau kualitas air
5. Pengalihan air bersih mengalir di sekitar lokasi
6. Abu dari boiler akan dikumpulkan dan dikirim ke TPA.
- Pengelolaan limbah padat dari hasil peleburan pabrik nickel, pembangkit listrik dan dari dermaga dapat
dilakukan secara komprehensif. Langkah – langkah pengelolaan secara komprehensif adalah sebagai
berikut ;
1. Limbah padat yang dihasilkan oleh proyek terutama dalam bentuk terak dan debu dikumpulkan
dengan de-duster. Debu akan dikumpulkan untuk tujuan bahan penggunaan produksi.
2. Limbah padat dari pembangkit listrik dalam bentuk ash dan slag akan dibuang sesuai dengan standar
lokal.
3. Untuk limbah di dermaga dan dari kapal dalam penanganannya akan dikumpulkan untuk menghindari
dampak pada lingkungan atau kerusakan fisik manusia. Beberapa kotak sampah akan disediakan di
dermaga untuk mengelola pembuangan sampah.
4. Limbah padat B3 seperti filter bekas, aki bekas yang berasal dari kegiatan bengkel dikumpulkan
dilokasi tersendiri di TPS B3.
- Untuk penanganan limbah padat tersebut perusahaan akan meminimalkan timbulnya bahan limbah,
melakukan pendauran ulang limbah atau dipulihkan supaya dapat digunakan kembali. Apabila dalam hal
ini tidak memungkinkan maka perusahaan akan mengelola limbah tersebut atau menghancurkan dan
dibuang dengan cara yang ramah lingkungan.
10 Meteorologi dan Iklim Kegiatan Dapat meminimalkan kenaikan Melakukan reboisasi pada seluruh lahan terbuka bekas tambang dengan menggunakan jenis pohon-pohon Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
pembangunan pabrik, temperatur, evaporasi dan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh pada lokasi tersebut. dan lokasi pabrik PT operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
penggunaan alat berat penurunan kelembaban udara Trimegah Bangun penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
dan kegiatan operasi akibat hilangnya vegetasi di areal Persada Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
Halmahera - BPLHK Kab.
pabrik dan power plant. sekitar tapak proyek Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
Persada Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -23


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

11 Estetika Kegiatan Dapat meminimalkan dampak Melakukan rehabiltasi lahan dengan cara penataan lahan (pembentukan kontur dan reklamasi), disusul dengan Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
pembangunan pabrik, penurunan nilai keindahan dan reboisasi pada seluruh lahan terbuka dengan menggunakan jenis pohon-pohon yang sesuai dengan dan lokasi pabrik PT operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
penggunaan alat berat kenyamanan di areal tapak persyaratan tumbuh pada lokasi tersebut. Jenis pohon-pohon yang dipilih adalah jenis pionir lokal sebaiknya Trimegah Bangun penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
dan kegiatan operasi proyek yang cepat tumbuh, rimbun, dapat menyuburkan tanah. Persada Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
Halmahera - BPLHK Kab.
pabrik dan power plant. Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
Persada Selatan

12 Penanganan ACCU Kegiatan Workshop - Tidak dijumpai adanya ceceran - Lokasi tempat pekerjaan yang berkaitan dengan penggantian accu di dalam kompleks bengkel mempunyai Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
bekas PT.TBP accu bekas dan air accu pada ventilasi yang baik dan tidak berair/becek. dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
lingkungan - Proses penggantian accu dilakukan sedemikian rupa sehingga accu bekas tidak pecah, tetap mempunyai Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Accu bekas ditempatkan pada tutup cairan accu dan terpasang dengan rapat dan tidak ada tumpahan atau ceceran air accu ke berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
TPS limbah B3 (TPS LB3) lingkungan. Halmahera - BPLHK
- Accu bekas diletakkan pada posisi tutup cairan accu di bagian atas (berdiri) dan sedapat mungkin tidak Selatan Kabupaten
dibuat tumpukan. - Dinas Halmahera
- Accu bekas dibawa dan dikirimkan ke TPS LB3 dengan hati-hati, dibuat data sesuai dengan voltage atau Perhubungan Selatan
ukurannya dan diserahkan ke petugas LB3 untuk dibuatkan pencatatannya . Kab.
- Di dalam TPS LB3, accu bekas tersebut akan ditangani oleh dept. environment pada tempat yang telah Halmahera
disiapkan sesuai dengan petunjuk yang berlaku. Selatan
( Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-01 Tanggal 14 Februari 2013)

13 Bahan Kimia Bekas Kegiatan Laboratorium - Tidak dijumpai adanya ceceran - Bahan kimia bekas yang berupa zat padat dikemas di dalam wadah aslinya dan ditutup dengan rapat dan Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
quality control PT. TBP bahan kimia bekas pada diberi tanda registrasi sebagai LB3. dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
lingkungan - Bahan kimia bekas yang berupa cairan dikemas di dalam wadah aslinya dan ditutup dengan rapat dan Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Bahan Kimia bekas ditempatkan diberi tanda registrasi sebagai LB3. berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
pada TPS limbah B3 (TPS LB3) - Bahan kimia bekas yang berupa gas dikemas di dalam wadah aslinya dan ditutup dengan Halmahera - BPLHK
rapat dan diberi tanda registrasi sebagai LB3. Selatan Kabupaten
- Bahan kimia bekas dibawa dan dikirimkan ke TPS LB3 dengan hati-hati, dibuat data sesuai - Dinas Halmahera
dengan sifatnya dan diserahkan ke petugas LB3 untuk dilakukan pencatatan. Perhubungan Selatan
- Di dalam TPS LB3, bahan kimia bekas tersebut akan ditangani oleh dept. environment pada tempat yang Kab.
telah disiapkan pada ruang bahan kimia bekas. Halmahera
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-02 Tanggal 14 Februari 2013) Selatan

14 Bahan Kimia Sisa Kegiatan Laboratorium - Tidak dijumpai adanya ceceran - Bahan kimia bekas berupa sisa pengenceran/pencucian yang berupa cairan dikemas didalam drum Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Pengenceran quality control PT. TBP bahan kimia bekas pada plastic atau sejenisnya yang tidak reaktif dan ditutup dengan rapat dan diberi tanda registrasi sebagai dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
lingkungan LB3. Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Bahan Kimia bekas ditempatkan - Bahan kimia bekas dibawa dan dikirimkan ke TPS LB3 dengan hati-hati, dibuat data sesuai dengan berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
pada TPS limbah B3 (TPS LB3) sifatnya dan diserahkan ke petugas LB3 untuk dibuatkan pencatatannya. Halmahera - BPLHK
- Di dalam TPS LB3, bahan kimia bekas tersebut akan ditangani oleh dept. environment pada tempat Selatan Kabupaten
yang telah disiapkan pada ruang bahan kimia bekas. - Dinas Halmahera
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-03 Tanggal 14 Februari 2013) Perhubungan Selatan
Kab.
Halmahera
Selatan
15 Debu Tambang Kegiatan Penambangan Tidak timbul debu beterbangan - Jalan tambang dibangun dengan membiarkan sisi kanan dan kiri jalan tetap ada pohon yang rapat Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
PT.TBP (sabuk hijau) sebagai penahan debu yang beterbangan akibat operasi kendaraan di jalan tambang dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
tersebut. Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Kendaraan di jalan tambang yang berdebu melaju dengan kecepatan yang tidak mengakibatkan debu berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
beterbangan. Halmahera - BPLHK
- Apabila jalan tambang tetap berdebu maka dilakukan penyiraman debu dengan baik dan kondisi tetap Selatan Kabupaten
aman untuk kendaraan yang melewatinya. - Dinas Halmahera
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-04 Tanggal 14 Februari 2013) Perhubungan Selatan
Kab.
Halmahera
Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -24


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

16 Emplasemen Penggunaan Sarana - Sampah organic dan non PROSEDUR DI DAPUR di sekitar kantor, Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Kantor,Mess,Dapur, dan dan Prasarana organic dikelola dengan baik mess, dapur, kantin Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Kantin Perusahaan - Lingkungan bersih, hygienis, 1. Di dapur disediakan 3 tempat sampah yaitu untuk sampah organik basah (sisa sayur, kayu, sisa nasi, sisa dan sekitarnya PT Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
rapid an tertib. buah, daging, tulang dan sejenisnya), sampah organik kering (kertas bungkus nasi, tissue, kertas koran dan berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Trimegah Bangun
sejenisnya), serta tempat sampah non organic (plastik, kaca, logam dan sejenisnya). Halmahera - BPLHK
Persada
Selatan Kabupaten
2. Sampah organik basah dan sampah organik kering diangkut keluar dari dapur paling tidak 2 kali dalam
- Dinas Halmahera
sehari yaitu pada waktu menjelang waktu makan siang dan pada waktu menjelang makan malam (sekitar pukul
Perhubungan Selatan
5 sore). Kab.
3. Sampah organik basah dapat langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah/TPS yang telah Halmahera
disediakan. TPS/lubang sampah dibuat dengan ukuran yang proporsional tergantung jumlah sampah yang Selatan
terkumpul yaitu jumlahnya dalam waktu satu bulan dapat dilakukan penimbunan. Lokasi lubang sampah harus
berada pada daerah yang jauh dari pemukiman, tidak berada di dekat keramaian orang, tidak berada di daerah
operasional tambang, tidak berada di lokasi sumber air, tidak berada di dekat lokasi sumber air (jarak minimal
50 meter), tidak berada di lokasi aliran air/sungai/drainase, tidak berada di jalur air tanah, tidak berada di dekat
jalan tambang atau jalan yang sering dilalui orang banyak.
4. Sampah organik basah juga dapat diolah menjadi bahan pupuk kompos atau makanan ternak/ikan. Untuk
hal ini dikoordinasikan dengan divisi environment (revegetasi).
5. Sampah non organik dapat dikumpulkan berdasarkan jenisnya, yaitu sampah plastic keras diolah menjadi
bijih plastik yang dapat dijual, kantong plastik dihancurkan dengan incinerator, kaca dan logam disalurkan ke
penampung/pedagang.
6. Pembuangan sampah dari lokasi pengumpulan ke tempat pembuangan sampah dilakukan dan menjadi
tanggung jawab Divisi General Affairs.

PROSEDUR DI MESS
1. Di Mess diusahakan setiap 5 pintu disediakan 2 tempat sampah yang berbeda yaitu untuk sampah organik
(sisa makanan, daun, sisa teh, kertas, tisue, kayu dan sejenisnya) dan sampah non organik (plastik, gelas,
logam, dan sejenisnya).
2. Buanglah sampah dua kali dalam sehari yaitu setelah waktu makan pagi dan menjelang waktu makan
malam (sekitar pukul 5 sore) sesuai dengan jenisnya. Sampah organic dapat dibuang langsung ke lubang
sampah /Tempat Pembuangan Sampah/TPS atau digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik
(hubungi divisi
environment/revegetasi).
3. Sampah non organik dapat dikumpulkan dan diproses ulang berdasarkan jenisnya, yaitu sampah plastik
keras diolah menjadi bijih plastik yang dapat dijual, kantong plastic dihancurkan dengan incinerator, kaca dan
logam disalurkan ke penampung/pedagang.
4. Pembuangan sampah dari lokasi pengumpulan ke tempat pembuangan sampah dilakukan dan menjadi
tanggung jawab Divisi General Affairs

PROSEDUR DI EMPLASEMEN KANTOR


Emplasemen kantor meliputi bangunan kantor dan halaman sekitar kantor.
1. Halaman kantor harus direncanakan dengan baik, permukaannya datar dan rata sehingga apabila turun
hujan tidak terjadi genangan air. Permukaan halaman kantor tambang sebaiknya tidak disemen sehingga
porositas tanah tetap baik dan penyerapan air dari permukaan tanah berjalan dengan lancar. Untuk daerah
dengan intensitas curah hujan tinggi agar tidak terjadi keadaan yang becek dapat diberi lapisan batu lepas
yang
tidak dikompact.
2. Saluran drainase dibuat pada bagian tepi halaman untuk mengalirkan air permukaan pada waktu turun hujan
sehingga kejadian erosi dapat diminimalkan. Saluran drainase dibuat dengan kemiringan sekitar 2o (5%)
sehingga aliran air mengalir dengan tidak deras. Muara salluran drainase diusahakan masuk ke daerah
resapan air yang berupa semak belukar atau kolam pengendapan sehingga air tidak langsung masuk ke badan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -25


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

air publik (sungai, danau, Laut atau sumber air).


3. Landscaping diperlukan agar kompleks menjadi asri khas sebagai daerah tambang karena tamu dari
berbagai kalangan akan banyak berkunjung.
4. Tempat parkir kendaraan juga harus di tata sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi pintu masuk
kompleks perkantoran.
5. Tempat sampah di halaman sebaiknya ditempatkan secara kamuflase/tersebunyi (dibalik rindangan pohon,
di titik sudut yang tersembunyi tapi mudah dijangkau) dan diberi tanda. Sediakan dua (2) tempat sampah untuk
memisahkan antara sampah organic (kertas, tissue, sisa teh/kopi dan sejenisnya) dan sampah anorganik
(plastik, kaca, logam dan sejenisnya).
6. Pembuangan sampah dari area halaman kantor sebaiknya sehari sekali. Sampah organikdapat dibuang
langsung ke lubang sampah /Tempat Pembuangan Sampah/TPS atau digunakan sebagai bahan pembuatan
pupuk organik (hubungi divisi environment/revegetasi).
7. Sampah non organik dapat dikumpulkan dan diproses ulang berdasarkan jenisnya, yaitu sampah plastik
keras diolah menjadi bijih plastik yang dapat dijual, kantong plastic dihancurkan dengan incinerator, kaca dan
logam disalurkan ke penampung/pedagang.
8. Pembuangan sampah dari lokasi pengumpulan ke tempat pembuangan sampah dilakukan dan menjadi
tanggung jawab Divisi General Affairs

PROSEDUR KANTOR
Kantor adalah bangunan yang dipergunakan untuk kegiatan yang bersifat administratif bagi divisi-divisi, medik,
sekuriti, KTT, Manager, Site Manager, Ruang Tamu, lobby sekuriti, ruang pertemuan, ruang pantry dan kamar
kecil serta beranda.
1. Tata letak dan design lay out diatur agar setiap ruangan dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
2. Sentuhan interior design khas tambang juga perlu agar suasana menjadi relaks dan nyaman.
3. Di luar bangunan kantor (beranda) tempatkan 2 buah tempat sampah yang relatif besar untuk menampung
sampah organik dan anorganik dari dalam kantor.
4. Di ruang tamu/lobby sekuriti sediakan 2 tempat sampah untuk sampah organik dan anorganik yang
diletakkan berjejer dengan tanda sendiri-sendiri dan dibuat semenarik mungkin misalnya dengan tanaman
indoor .
5. Di ruang pantry harus disediakan satu tempat sampah organik (kertas, tissue, sisa teh/kopi dan sejenisnya)
Sampah plastic, gelas, logam dan sejenisnya harus dibuang ditempat sampah anorganik di beranda.
Sebaiknya juga dilengkapi dengan tempat mencuci gelas/sendok.
6. Di ruang pertemuan harus disediakan satu tempat sampah organik (kertas, tissue, sisa teh/kopi dan
sejenisnya)
7. Di ruang top manajemen harus disediakan satu tempat sampah organik (kertas, tissue, sisa teh/kopi dan
sejenisnya)
8. Di lorong harus disediakan satu tempat sampah untuk sampah anorganik masing-masing ditempatkan di
dekat pintu F&A, dan pertigaan di depan ruang Safety&Enviro. Setiap divisi membuang sampah anorganik ke
tempat sampah anorganik terdekat.
9. Di dalam setiap ruangan kantor (setiap pintu) harus disediakan satu tempat sampah organic (untuk kertas).
Setiap divisi membuang sampah non organik ke tempat sampah non organik terdekat dan teknisnya dapat
dengan cara dikemas terlebih dahulu menggunakan kantong plastic atau sejenisnya. Sampah berbahaya
golongan B3 padat khususnya dari Medik/klinik harus dirusak terlebih dahulu sebelum dikemas untuk
selanjutnya ditangani secara khusus sebagai Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3).
10. Setiap sampah dari dalam kantor sesuai dengan golongan masing-masing ditampung didalam tempat
sampah besar yang berada di beranda.
11. Tempat pertukangan: semua sampah sesuai dengan golongannya harus dikumpulkan dan dikemas sendiri-
sendiri yang nantinya akan segera dibuang ke tempat pembuangan akhir satu hari satu kali. Sampah besar
dapat diikat dan sampah kecil dikemas dalam karung/kantong dan sejenisnya.

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -26


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

12. Halaman Kantor / tempat Parkir: Semua karyawan harus tertib sehingga tidak akan ada sampah di
halaman dan tempat parkir tersebut. Untuk memastikan kebersihan maka sekuriti dan siapapun juga diminta
ikut menertibkan setiap karyawan yang membuang sampah sembarangan.
13. Bagian tepi halaman kantor ditanami tanaman peneduh. Tebing dari laboratorium sampai masjid dihijaukan
dan ditaanami tanaman.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-05 Tanggal 14 Februari 2013)

17 Environment Incident Kegiatan Tidak terjadi keadaan yang 1. Dilakukan pencatatan dan dokumentasi semua bentuk laporan lingkungan yang masuk kemudian dilakukan Dilokasi Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Report Penambangan membahayakan atau mencemari pemilahan berdasarkan jenis kasus pokoknya. Pertambangan PT. Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
lingkungan seperti bahan 2. Lakukan analisis dengan teliti dan gunakan semua elemen lingkungan yang berkaitan dengan kasus yang TBP Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
hidrokarbon tumpah dalam dilaporkan. Gunakan data intensitas curah hujan, kolam pengendapan, daerah tangkapan air hujan (catchment
Halmahera - BPLHK
jumlah tertentu, bahan kimia area), arah larian air untuk menganalisis masalah banjir. Untuk masalah polusi debu maka gunakan data
Selatan Kabupaten
tumpah, topsoil hilang dan sumber debu, kecepatan angin, arah angin, program penyiraman debu yang dilakukan, kegiatan kendaraan - Dinas Halmahera
sejenisnya. tambang dan sejenisnya. Untuk masalah pencemaran air maka gunakan data jenis kegiatan dan sumber Perhubungan Selatan
pencemar air serta treatment yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan jalur aliran air dan analisis Kab.
kuantitas dan kualitas pencemaran yang terjadi, bila memungkinkan ambil tindakan pengendalian pencemaran Halmahera
yang memungkinkan untuk menghindari pencemaran lebih meluas. Selatan
3. Hubungkan analisis kasus dengan elemen lingkungan yang berkaitan tersebut secara sistematis sehingga
diperoleh kesimpulan yang paling logis
4. Lakukan perhitungan kerugian yang muncul sesuai dengan standar yang berlaku dengan mengetengahkan
ukuran saling untung antara pihak yang menderita dan perusahaan
5. Rundingkan secara tertutup antara dua belah pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut dan apabila
menemui jalan buntu maka lakukan penjelasan secara terbuka dan yang benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, dan apabila masih menemui jalan buntu maka libatkan pihak ketiga yang bersifat
tidak memihak.
6. Selesaikan semua proses dengan dituangkan dalam dokumen hitam di atas putih sebagai pegangan wujud
hasil perundingan secara baik-baik.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-06 Tanggal 14 Februari 2013)

19 Pengendalian Pengoperasian pekerja pada lingkungan yang 1. Bagi karyawan yang berada di dekat sumber suara bising maka gunakan alat pelindung diri (APD) standar Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Kebisingan Kendaraan, Alat Berat. bising tidak mengalami gangguan dan sesuai prosedur yaitu safety shoes, helmet, baju seragam tambang, masker, kacamata tambang (dan dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Dan sejenisnya. pendengaran karena pengaruh sarung tangan bila diperlukan) Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
suara keras yang berlangsung 2. Tempatkan diri anda pada jarak yang dibenarkan sesuai petunjuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Persada berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Halmahera - BPLHK
lama. misalnya operator genset tidak harus selalu berada di dekat genset, helper alat berat berada pada jarak sekitar
Selatan Kabupaten
5 meter dari alat berat, mekanik bengkel tidak selalu terpapar sumber suara bising dalam waktu lama dan - Dinas Halmahera
seterusnya. Perhubungan Selatan
3. Gunakan penutup telinga sesuai dengan standar yang diperkenankan, misalnya ear plug untuk orang yang Kab.
berada di dekat sumber kebisingan dengan ukuran maksimal 20 dB, atau ear muff digunakan apabila berada di Halmahera
dekat sumber kebisingan dengan ukuran 20dB atau lebih. Selatan
4. Usahakan untuk tidak terpapar dalam waktu lama di dekat sumber suara yang keras atau sumber suara
bising.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-07 Tanggal 14 Februari 2013)

20 Pemerangkap Oli/ Oil Pengoperasian Tidak terjadi pencemaran oli 1. Bagi pekerja yang berhubungan dengan penggunaan bahan B3 di bengkel/workshop, gunakan alat Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Trap Kendaraan, Alat Berat. pada perairan pelindung diri (APD) standar sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu safety shoes, helmet, baju seragam dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Dan sejenisnya. kerja, kacamata kerja, sarung tangan (sesuai dengan JSA/pekerjaanya) Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
2. Pastikan oil trap beserta seluruh komponen pendukungnya (drum, ember, tong yang tidak bocor) terpasang Halmahera - BPLHK
dan berfungsi dengan baik dan benar Selatan Kabupaten
- Dinas Halmahera
3. Lakukan pekerjaan pengisian pelumas, penggantian oli pelumas, penyematan grease dan sejenisnya Perhubungan Selatan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -27


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

dengan hati-hati, terukur dan terencana dengan baik sehingga ceceran bahan B3 tersebut dapat dihindari. Kab.
Halmahera
4. Apabila ternyata tetap ada ceceran bahan B3 maka lakukan pengumpulan semaksimal mungkin dan Selatan
masukkan ke dalam drum penampung yang telah disediakan.

5. Sisa ceceran yang tidak terambil dalam pengumpulan dapat dibersihkan dengan menggunakan air yang
dialirkan tetapi harus tidak memercik keluar dari saluran oil trap yang telah dibuat. Alirkan air pembersihan
tersebut pada saluran yang menuju ke arah oil trap yang telah dipasang komponen pendukungnya.

6. Tampung lapisan oli yang ada dibagian atas air di dalam oil trap secara terpisah dari air yang berada
dibawahnya, dan masukkan kumpulan ceceran oli tersebut ke dalam drumtersendiri dan diberi tanda berbeda.

7. Amankan drum yang berisi oli ceceran tersebut dan disatukan penempatannya dengan drum yang berisi oli
bekas yang bukan ceceran.

8. Keluarkan oli bekas dan tampungan ceceran oli tersebut dari area penampungan ke penampung terakhir
sesuai dengan prosedur yang berlaku.

(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-08 Tanggal 14 Februari 2013)

21 Oli Bekas Workshop Pengoperasian 1. Tidak dijumpai adanya ceceran 1. Lokasi tempat pekerjaan yang berkaitan dengan penggantian oli untuk ukuran bengkel dilengkapi dengan Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Workshop (Bengkel oli bekas pada lingkungan saluran pembuangan untuk mengantisipasi terjadinya ceceran oli atau oli bekas dan sejenisnya. dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Alat Berat) Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
2. Oli bekas dikemas pada 2. Pada ujung saluran pembuangan (nomor 1) dibangun pemerangkap oli (oil trap) untuk menampung oli / oli berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
tempat yang aman bekas yang tercecer dan mengalir terbawa aliran air. Halmahera - BPLHK
Selatan Kabupaten
3. Kemasan oli bekas 3. Oil trap dibangun sesuai dengan standard yang lazim. - Dinas Halmahera
Perhubunga2 Selatan
ditempatkan pada TPS Limbah
2n Kab.
B3 (TPS LB3). 4. Pada lokasi oil trap disediakan alat penciduk (gayung atau ember) untuk mengambil oli/ oli bekas yang
Halmahera
mengapung di atas permukaan air. Pada lokasi oil trap tersebut disediakan drum penampung yang tidak bocor Selatan
dan hanya khusus untuk menampung oli dari oil trap. Drum yang sudah terisi penuh dikirimkan dengan hati-
hati dan diamankan di dalam TPS LB3 untuk ditangani lebih lanjut.

5. Pada proses penggantian oli (oil tapping) dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi ceceran oli atau
oli bekas yang keluar dari tempat penampungnya (drum yang tidak bocor). Drum yang sudah terisi penuh
dikirimkan dengan hati-hati dan diamankan di dalam TPS LB3.

(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-09 Tanggal 14 Februari 2013)

22 Reklamasi Rekonstruksi Daerah a. Tidak terjadi kecelakaan kerja a. Tentukan lokasi, luas areal, rancangan teknis, personnel (termasuk APD/Safety gear) dan peralatan yang Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
bekas tambang pada saat melakukan pekerjaan akan digunakan. dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
reklamasi b. Melakukan prosedur pekerjaan reklamasi/penataan kembali lahan bekas tambang (mine out area) sebagai Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
b Tidak terjadi kerugian alat pada berikut: Persada
Halmahera - BPLHK
saat melakukan pekerjaan 1) Pekerjaan dilaksanakan dengan menerapkan keutamaan kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila cuaca
Selatan Kabupaten
reklamasi tidak memungkinkan misalnya turun hujan/kondisi licin maka pekerjaan dihentikan. - Dinas Halmahera
c. kerja efektif dan efisien 2) Pekerjaan reklamasi mengacu kepada rancangan teknis (technical design) yang sudah disiapkan. Perhubungan Selatan
3) Tempatkan satu orang yang mengawasi pemuatan material reklamasi (o/b dan sejenisnya) yang Kab.
menggunakan alat Excavator dan Dump Truck (DT) pada areal penimbunan O/B (O/B Disposal) atau tempat Halmahera
material lain yang ditentukan Selatan
4) Tempatkan satu orang yang mengawasi pembongkaran muatan material reklamasi oleh DT pada lahan
yang akan direklamasi, sekaligus mengawasi operasional bulldozer dalam meratakan material tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi lahan reklamasinya. Jumlah petugas pengawas disesuaikan dengan

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -28


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

jumlah lokasi dan alat berat yang digunakan.


5) Apabila petugas sudah siap maka pekerjaan dimulai. Material reklamasi diusahakan berasal dari area
dumping/disposal yang terdekat dengan area yang akan direklamasi. Material diambil dengan excavator lalu
dituangkan ke atas bak DT. Usahakan satu DT pergi maka satu DT lagi masuk sehingga tidak terjadi lost
time/waktu kerja yang hilang pada alat berat. Pengawas harus mengawasi posisi Excavator dan DT selalu
berada pada posisi yang aman dan benar. Karena lokasinya bising maka gunakan aba-aba yang mudah
dipahami dan dilihat oleh operator excavator dan DT dan juga orang lain.
6) DT mengangkut material dan membongkarnya di lahan yang akan direklamasi sesuai dengan petunjuk dari
pengawas yang ada di lahan yang akan direklamasi. Bongkarlah muatan DT sesuai dengan lahan yang akan
direklamasi dimana dozer sudah menunggu untuk meratakannya. Gunakan aba-aba yang dimengerti dan
terlihat oleh semua operator yang terlibat di lahan reklamasi, karena kemungkinan
daerah tersebut akan bising dengan suara kendaraan alat berat yang beroperasi. Atur pekerjaan perataan
yang efektif dimana material yang dibongkar terus ditangani oleh dozer yang ada sehingga tidak terjadi waktu
kerja yang hilang (Lost time).
7) Penggunaan organic soil treatment, kapur pertanian dan sejenisnya dilakukan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan tanah/lahan.
8) Topsoil ditebarkan pada permukaan lahan yang sudah ditata dengan ketebalan sesuai dengan
perencanaan.
9) Permukaan yang sudah ditebar topsoil dilakukan penggarukan (ripping) terutama pada permukaan yang
rata/datar.
10) Pembuatan teras, saluran pembuangan air, sediment trap dan sejenisnya mengacu kepada rancangan
teknis yang sudah disiapkan.
11) Pekerjaan reklamasi lahan dianggap selesai apabila kondisi lahan sudah stabil dari analisa sipil dan siap
untuk ditanami kembali/revegetasi.
12) Penanggungjawab pekerjaan reklamasi adalah Supervisor Penataan Lahan.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-13 Tanggal 14 Februari 2013)

23 Pengambilan Sampel Air Air dan Badan Air Mencegah terjadinya kecelakaan Pengambilan sampel air: Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
kerja pada saat pengambilan dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
sampel. - Pengambilan sampel sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan dalam keadaan cuaca yang cerah di Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
pagi hari, kecuali keadaan khusus. berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
Mencegah terjadinya kerugian - Beri tanda pada botol dan tutupnya sesuai dengan tempat / titik pengambilan sampelnya, tanggal dan Halmahera - BPLHK
petugas pengambil sampel. Selatan Kabupaten
alat pada saat melakukan
- Untuk satu titik sampel diambil 2 buah sampel masing-masing 1 botol volume 1 liter. - Dinas Halmahera
pengambilan sampel.
- Bersihkan bagian dalam botol sampel dengan cara memasukkan air yang akan diambil sampelnya satu atau Perhubungan Selatan
dua kali dengan dikocok 1 – 2 menit. Kab.
Mencegah terjadinya - Ambil air sampel dengan hati-hati pada kedalaman sekitar 30 cm dari permukaan air dengan cara Halmahera
ketidakefektifan pada saat memasukkan botol sampel yang sudah dibersihkan tadi dan dibuka tutupnya pada kedalam tersebut Selatan
melakukan pengambilan sampel kemudian pasang tutup botolnya selagi masih berada di dalam air tersebut dan pastikan tutup botol menutup
rapat dan tidak bocor.
- Untuk sampel air laut sampelnya berupa sampel komposit yaitu gabungan dari 3 varian kedalaman
pengambilan air sampelnya, yaitu pada permukaan, 10 meter di bawah permukaan dan 20 meter di bawah
permukaan. Pengambilan sampelnya menggunakan van dorn sampler. Sampel dari ketiga kedalam yang
berbeda tersebut dicampur menjadi satu dan diambil satu sampel sebagai sampel air laut.
- Untuk sampel air yang tidak memerlukan bahan kimia tambahan karena dilakukan analisis langsung bisa
langsung dilakband/selotipe. Untuk sampel yang tidak dilakukan analisis langsung maka perlu ditambahkan
HNO3 atau H2SO4 (untuk satu botol sampel) sampai pH sekitar 2.
- Sampel air dikemas (dipack) pada kotak atau tas sampel sehingga tidak tercampur dengan barang yang
lain.
Lakukan penanganan berikutnya (analisa laboratorium internal, pengiriman ke laboratorium
eksternal dll.) sesuai dengan petunjuk teknis.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-14 Tanggal 14 Februari 2013)

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -29


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

24 Konservasi SDA Tanah pengelolaan sumber 1. Memastikan bahwa bahwa 1. Setiap orang tidak dibenarkan menebang pohon disekitar sungai dengan radius minimal 50 M dari sungai Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
dan Air daya alam Tanah dan penggunaan sumber daya alam kecil dan 100 M dari sungai besar. dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Air di Tambang terpantau dan tercatat 2. Setiap orang tidak dibenarkan membuang limbah yang dapat mengakibatkan pencemaran ke badan sungai Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
2. Memastikan bahwa tingkat apalagi di hulu sungai. Persada
Halmahera - BPLHK
penggunaan sumber daya alam 3. Setiap orang /badan yang telah melakukan kegiatan eksploitasi terhadap suatu lahan wajib melakukan
Selatan Kabupaten
terevaluasi secara kegiatan rehabilitasi lahan. - Dinas Halmahera
berkesinambungan 4. Apabila kualitas air setelah kegiatan eksploitasi lebih rendah dibandingkan dengan kualitas air sebelum Perhubungan Selatan
3. Memastikan bahwa terdapat eksploitasin menurut golongan yang telah ditetapkan, maka orang / badan yang melakukan kegiatan Kab.
program untuk tingkat konsumsi eksploitasi tersebut wajib melakukan program peningkatan kualitas air. Halmahera
dan penggunaan 5. Setiap orang yang mengetahui / menduga terjadinya pencemaran air dan tanah wajib melaporkan kepada Selatan
sumber daya alam manager

(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-15 Tanggal 14 Februari 2013)

25 Pengelolaan 1. Pengelolaan & Pengendalian Hidrokarbon Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Hidrokarbon dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
a. Project Manager bertanggung jawab untuk memastikan adanya Standar, Prosedur dan Peraturan yang
Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
sesuai dengan Peraturan Pemerintah, persyaratan Kontrak Klien, serta persyaratan pada Standar ini, berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
Persada
sehubungan dengan Pengelolaan dan Pengendalian semua Hidrokarbon. Halmahera - BPLHK
Selatan Kabupaten
b. Project Manager dan Superintendent harus memastikan bahwa Standar Prosedur dan Peraturan - Dinas Halmahera
Hidrokarbon dilaksanakan secara berkelanjutan. Perhubungan Selatan
Kab.
c. Project Manager dan Superintendent harus memastikan bahwa setiap karyawan mengerti secara Halmahera
berkelanjutan tentang perlunya Persyaratan Hidrokarbon. Selatan

d. Project Manager dan Superintendent harus memastikan adanya peralatan dan bahanbahan yang memadai
untuk mengelola dan mengendalikan Hidrokarbon di setiap site dan memastikan kesesuaian semua
persyaratan.
2. Inspeksi Hidrokarbon
a. Project Manager dan Superintendent harus memastikan bahwa inspeksi rutin diatur disemua wilayah /
tempat dimana Hidrokarbon disimpan dan digunakan. Inspeksi ini mencakup semua fasilitas bergerak,
temporer, permanen, serta fasilitas penyimpanan limbah.
b. Fasilitas Inspeksi Hidrokarbon sebagai berikut, tapi tidak terbatas pada, hal-hal di bawah ini:
1) Kondisi lampu, konektor, selang air, tangki dan pipa pernafasan (breather pipes),
2) Kondisi semua drum dan lokasi penyimpanan drum, dan
3) Kondisi tanggul, trap oli dan saluran.
c. ‘Ceklis Inspeksi Hidrokarbon’ yang standar (seperti terinci di bawah ini) harus digunakan untuk mengatur
inspeksi ini.
d. ‘Inspeksi Hidrokarbon’ harus termasuk dalam Jadwal Inspeksi Terencana dan harus diatur setiap bulan
secara teratur.
e. Persyaratan dasar berikut harus diterapkan dan harus diterapkan oleh semua karyawan:
1) Semua workshop (permanen serta temporer) dan semua tempat cuci kendaraan akan dilengkapi dengan
saluran yang layak dan harus ada interseptor oli yang efektif (trap oli).

2) Desain untuk semua trap oli harus sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam standar ini.

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -30


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

3) Semua trap oli harus dirawat sehingga dapat beroperasi dengan efektif. Termasuk inspeksi visual harian
dan pembersihan (pengosongan) seperti / ketika diminta (rutin berkelanjutan).
4) Semua limbah hidrokarbon harus dibuang seperti dijelaskan dalam standar ini dan dalam rincian SOP dan
instruksi kerja.
5) Perlengkapan fisik harus ada di setiap site untuk penanganan yang aman dan penyimpanan semua limbah
hidrokarbon sehingga resiko tertumpah diminimalisir (misal: peraturan penanganan filter oli bekas serta tempat
penyimpanan khusus untuk mengeringkan filter oli bekas).
f. Sebuah catatan pembuangan limbah oli harus dibuat secara berkelanjutan.
g. Semua tumpahan hidrokarbon harus dilaporkan kepada SHE Department dengan segera dan semua
tumpahan harus segera dibersihkan dengan efektif.
h. Laporan Accident harus dibuat untuk semua tumpahan ke tanah dan Investigasi harus dilakukan untuk
setiap tumpahan yang melebihi 50 l.
i. Laporan Accident harus dibuat untuk semua tumpahan yang jatuh ke aliran air atau ke laut dan Investigasi
penuh harus dilakukan untuk tumpahan yang melebihi 50 l.
j. Semua bahan konsumsi, yang telah terkontaminasi hidrokarbon (misal: lap / selang air /dll.), harus
diperlakukan seperti limbah berbahaya dan harus dibuang secara spesifik.
k. Semua kerikil, tanah atau pasir, yang terkontaminasi hidrokarbon, harus diperlakukanseperti limbah
berbahaya dan harus diperbaiki secara biologis atau dibuang secara spesifik.
l. Dalam pelaksanaannya, setiap pipa yang membawa hidrokarbon harus melalui lokasi penampungan (harus
di dalam lokasi tanggul atau lantai yang terdapat saluran).
m. Semua pipa hidrokarbon, harus diberi kode warna yang tepat dan harus diberi label dan tanda sesuai yang
disyaratkan.
n. Lokasi penyimpanan dan pipa hidrokarbon harus terlindung dari kerusakan (crash barrier / barricade tepat)
dan harus ada tanda yang memadai (tanda keselamatan simbolik),yang mengacu pada persyaratan
keselamatan.
o. Secara umum penyimpanan hidrokarbon dibawah tanah tidak diijinkan. Semua tangki penyimpanan dan
pipa harus di permukaan tanah, untuk mempermudah inspeksi dan identifikasi kebocoran.
p. Untuk semua fasilitas penyimpanan terbesar, harus memiliki sistem penghitungan dan pengukuran yang
berkelanjutan (inventarisasi sistem kontrol). Sistem harus dapatmengidentifikasi / mendeteksi terus menerus
kebocoran dari sistem tersebut.
q. Jika kebocoran dari setiap bagian terbesar sistem dapat diperkirakan atau teridentifikasi, sebuah investigasi
harus segera dimulai dan tindakan perbaikan harus dilakukan secepat mungkin.
r. Desain dan konstruksi semua tempat penyimpanan hidrokarbon (tangki / drum) danfasilitas distribusi
hidrokarbon, harus disetujui (tertulis) oleh SHE Departement.
s. HSE Department harus menyediakan petunjuk minimum untuk semua lokasi / barang yang terdaftar di
bawah ini, tetapi juga harus memiliki SOP terinci tentang lokasi /barang berikut serta lokasi / barang yang tidak
terdaftar di bawah ini:
1) Desain oil trap dan trap sedimen untuk workshop dan tempat pencucian

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -31


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

2) Perawatan rutin trap endapan lumpur dan oli untuk workshop dan tempat pencucian
3) Pengumpulan, penanganan, penyimpanan dan pembuangan semua limbah hidrokarbon,
4) Pengelolaan, Penyimpanan dan Pembersihan semua tumpahan hidrokarbon,
5) Pengumpulan dan Pembuangan semua materi yang terkontaminasi (termasuk tanah, kerikil, dll), dan
6) Pengelolaan dan Pengendalian semua fasilitas penyimpanan dan distribusi Hidrokarbon.
3. Desain Trap Oli / Bahan Bakar
a. Desain, operasi dan perawatan semua trap oli dan / atau bahan bakar, ditujukan untuk memastikan bahwa
konsentrasi maksimum hidrokarbon yang dibuang tidak lebih dari 50ppm.
b. Jika dampak pada lingkungan, akibat dari tumpahan di workshop dan tempat cuci, dapat diminimalisir
pengoperasian trap dari fasilitas secara benar sangat berarti
c. Sebelum workshop atau tempat cuci dibangun, penanggung jawab harus memastikan bahwa fasilitas trap oli
/ bahan bakar / sedimen memadai.
d. Rincian di bawah ini adalah prosedur untuk penghitungan ukuran trap.
e. Penghitungan Nilai Arus Air yang Terkontaminasi
1) Penghitungan Nilai Arus Air Hujan:
Menentukan daerah workshop / tempat cuci yang terbuka yang terkena hujan dan yang akan mengalir ke trap
Daerah Hujan – workshop = AWS = m2
Daerah Hujan – tempat cuci = AWB = m2
Menentukan curah hujan untuk lokasi, untuk Kalimantan curah arus hujan 3 jam sekali dalam dua tahun
dengan asumsi rata-rata periode berbalik – volumenya diperhitungkan sebagai berikut: 78mm/h = 0.078m/h.
Menentukan nilai total arus air hujan, dengan mengalikan Lokasi & Curah Hujan:-
Arus air hujan untuk workshop – QWS1 = AWS x 0.078 = _ _ _ m3h
Arus air hujan untuk tempat cuci – QWB1 = AWB x 0.078 = _ _ _ m3h
2) Penghitungan Arus Air Tambahan:
Sumber lainnya dapat mengalirkan tambahan air ke dalam sistem air yang terkontaminasi (seperti pencucian
dan fasilitas pembersihan).
Menentukan Kapasitas dalam m3h, semua selang air, penyemprot air, dll di workshop yang mungkin dapat
digunakan bersamaan. Arus Tambahan – workshop = QWS2 = _ _ m3h
Arus Tambahan – tempat cuci = QWB2 = _ _ m3h
3) Penghitungan Desain Arus:
Desain Arus untuk setiap fasilitas adalah jumlah Arus Air Hujan dengan Arus Air Tambahan.
Desain Arus untuk workshop – QWS = QWS1 + QWS2 = _ _ _ m3h
Desain Arus untuk tempat cuci – QWB = QWB1 + QWB2 = _ _ _ m3h
f. Pengukuran Trap Oli / Bahan Bakar
Jika tempat cuci terdapat dalam lokasi workshop, masing-masing, workshop dan tempat cuci harus disediakan
trap sedimen yang mengalir ke trap oli / bahan bakar yang tergabung.
Penghitungan di bawah ini hanya dapat diterapkan dalam situasi dimana trap endapan lumpur disediakan
sebelum trap oli. Jika trap sedimen belum tersedia, dapat mengakibatkan trap oli akan cepat kelebihan
muatan.
g. Penghitungan Ukuran Nominal & Dimensi
1) Penghitungan Ukuran Nominal (NS) Trap:
Menentukan Ukuran Nominal (NS) trap oli / bahan bakar melalui penggantian fasilitas Arus Desain dari ‘m3h’ to
‘L/s’;
Nominal (workshop) - NS = (QWS/3.6) L/s.
Nominal size (wash bay) - NS = (QWB/3.6) L/s.
Penghitungan Ukuran Nominal trap oli / bahan bakar untuk aliran yang digabungkan dari workshop dan tempat
cuci, satukan masing-masing Desain Arus dan ganti dari ‘m3h’ ke ‘L/s’. Ukuran nominal untuk penggabungan
adalah:
NS = (QWS + QWB)/3.6 = _ _ _ L/s.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-18 Tanggal 14 Februari 2013)

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -32


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

26 Pengukuran Kebisingan Kebisingan ditempat Kebisingan ditempat kerja bisa 1. Petugas pengambil data harus menggunakan APD yang sesuai (Helm, Kacamata, Ear plug, Sepatu Safety, Lokasi penambangan Selama kegiatan PT Trimegah - BLH Prov. - Badan
Dilingkungan dan/atau kerja diredam Sarung tangan polkadot, Rompi Reflectan). dan lokasi pabrik PT Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Tempat Kerja 2. Petugas pengambil data harus mempersiapkan alat bantu pencatat waktu stopwatch, alat tulis dan lembar Trimegah Bangun Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
berlangsung (PTTBP) Kabupaten Maluku Utara
pengamatan. Persada
Halmahera - BPLHK
Selatan Kabupaten
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-19 Tanggal 14 Februari 2013) - Dinas Halmahera
Perhubungan Selatan
Kab.
Halmahera
Selatan
B. KOMPONEN BIOLOGI
1 Gangguan Flora dan Pembukaan Lahan - Peraturan Perlindungan Melakukan reboisasi pada seluruh lahan terbuka menggunakan jenis pohon-pohon yang merupakan sumber Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Fauna untuk pabrik dan Binatang liar 1931, Peraturan pakan dan tempat berkembang biak, khususnya jenis tanaman yang berbungan sepanjang tahun sehingga dan lokasi pabrik PT kegiatan konstruksi PT Bangun Maluku Utara Lingkungan
fasilitas pendukungnya Pemerintah No.7 tahun1999, SK dapat menarik margasatwa. Trimegah Bangun Trimegah Bangun Persada - BPLHK Hidup Prov.
Mentan No.247/Kpts/Um/4/1979 Persada Persada Kab. Maluku Utara
dan Status Perdagangan dalam Halmahera - BPLHK Kab.
lampiran II CITES April 2012. Selatan Halmahera
- Menurut Barbour et al. (1987) Selatan
mengklasifikasikan Indek
keanekaragaman jenis (H’)
indek Shanon-Whiener (H’).
2 Gangguan Biota Pembangunan dan Indeks keanekaragaman planton Untuk pengelolaan dampak berupa sedimen, maka dilakukan upaya berupa pembuatan kolam pengendap Lokasi penambangan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Perairan operasi onal pabrik dan benthos > 2 (lee at all 1978) sedimen sebelum masuk ke badan sungai yang setiap periode tertentu dilakukan pengerukan untuk mencegah dan lokasi pabrik PT operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
serta sarana terjadinya penumpukan sedimen. Trimegah Bangun penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
penunjangnya Persada Smelter bijih nikel PT Kab. Maluku Utara
Halmahera - BPLHK Kab.
Trimegah Bangun
Selatan Halmahera
Persada Selatan

3 Pembibitan Reklamasi a. Per Men Hut Nomor a. Melengkapi alat pelindung diri: safety shoes, helmet, rompi, sarung tangan karet sintetis, olesan anti Lokasi penambangan Selama kegiatan PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
P.60/Menhut-II/2009 tentang serangga bila areanya banyak serangga dan perlengkapan APD lainnya PT Trimegah Bangun Operasional PT. Trimegah Bangun Maluku Utara Lingkungan
Pedoman Penilaian Keberhasilan b. Mempersiapkan bahan dan alat untuk melakukan pembibitan, antara lain benih/bibit tanaman yang baik, Persada Bangun Persada (PTTBP) Persada - BPLHK Hidup Prov.
berlangsung Kab. Maluku Utara
Reklamasi Hutan polibag, cangkul, tropol/cetok, pupuk, alat penyiraman, media tanam, ayakan media tanam.
Halmahera - BPLHK Kab.
b. Per Men Hut Nomor c. Bila kondisi mendung / gerimis dan berpetir/kilatan petir sedangkan pekerjaan dilakukan di areal/lapangan
Selatan Halmahera
P.4/Menhut-II/2011 tentang terbuka, maka hentikan pekerjaan dan segera berlindung. Selatan
Pedoman Reklamasi Hutan d. Melakukan langkah-langkah pembibitan dengan ketentuan sebagai berikut (untuk penanaman dari benih/biji
c. Per Men Hut Nomor kecil ukuran sekitar 1- 5mm):
P.39/Menhut-II/2010 tentang Pola 1) Siapkan tanah subur (topsoil) yang sudah di ayak dan dipisahkan dari kerikil dan batu serta kayu/campuran
Umum, Kriteria, dan Standar lainnya.
Rehabilitasi dan Reklamasi 2) Siapkan kotak/nampan/baki yang diisi topsoil atau kompos dengan ketebalan dengan alat penyiram yang
Hutan lembut sampai basah kapasitas lapang dan tidak menggenang.
d. Per Men Hut Nomor 3) Siapkan benih yang akan disemaikan.
P.63/Menhut-II/2011 tentang 4) Buat alur pada nampan semai (no2) sedalam sekitar 1 cm dan jarak antar alur sekitar 3 cm, kemudian
Pedoman Penanaman bagi tebarkan benih kecil secara merata tidak bertumpuk di dalam alur tadi lalu tutup kembali dengan tanah dengan
Pemegang IPPKH dalam rangka cara meratakannya. Bila cuaca terlalu panas dapat disungkup/ditutup rapat dengan plastic agar kelembaban
Rehabilitasi DAS stabil untuk mempercepat perkecambahan. Bila sudah berkecambah tidak perlu disungkup lagi (kecuali pada
malam hari untuk menghindari perusakan oleh binatang).
5) Pelihara kecambah tersebut dengan cara disiram dengan alat penyiram halus agar kecambah tidak
tercerabut dari tanahnya, lakukan penyiraman sampai kapasitas lapang pada pagi dan sore hari.
6) Kecambah dirawat sampai umur sekitar 7 hari dari saat kecambah tumbuh.
7) Buatlah media tanam berupa campuran tanah yang subur (topsoil) yang sudah diayak dengan pupuk

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -33


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

organic/kompos dengan perbandingan masing-masing 2:1 atau 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polibag
dengan sedikit dipadatkan sampai sekitar ½ cm dari permukaan polibag, tata polibag tersebut pada tempat
bernaungan sekitar 60% dan siram air sampai basah lalu buatlah lubang tanam sedalam sekitar 1 cm.
8) Ambil kecambah dengan mencongkel tanahnya kemudian ditanam di dalam polibag dengan hati-hati
sebatas leher akar dan jangan sampai akarnya rusak kemudian tanahnya sedikit dipadatkan.
9) Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari agar kelembaban stabil dan baik untuk pertumbuhan
tanaman.
e. Melakukan langkah-langkah pembibitan dengan ketentuan sebagai berikut (untuk penanaman dari benih/biji
besar ukuran lebih besar dari 5 mm):
1) Pilihlah biji yang baik dan tidak cacat/rusak lalu peram dengan kain basah selama sekitar 24 jam agar
berkecambah, dapat juga direndam dalam air bersih selama sekitar 15 menit lalu diperam seperti tersebut di
atas. Untuk benih yang kulitnya keras (misalnya kemiri, maka kulit kerasnya dilukai dengan kikir atau
sejenisnya dan diperam dengan cara yang sama atau dapat juga langsung ditanam) Taruh peraman tersebut
di tempat yang aman dari gangguan tikus dan sejenisnya.
2) Buatlah media tanam berupa campuran tanah yang subur (topsoil) yang sudah diayak dengan pupuk
organic/kompos dengan perbandingan masing-masing 2:1 atau 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polibag
dengan sedikit dipadatkan sampai sekitar ½ cm dari permukaan polibag, tata polibag tersebut pada tempat
bernaungan sekitar 60%
3) Apabila biji akan ditanam maka buatlah lubang tanam pada setiap polibag sebesar ukuran biji sedalam ¾
dari biji yang akan ditanam.
4) Tanamlah biji/benih tersebut di dalam lubang tanam yang sudah dibuat dengan bagian calon akar kearah
bawah, kemudian tutup dengan tanah dan sedikit dipadatkan lalu disiram air sampai basah
5) Lakukan penyiraman pada pagi dan sore hari agar kelembaban media menjadi stabil dan baik untuk
perkecambahan.
f. Melakukan langkah-langkah pembibitan dengan ketentuan sebagai berikut (untuk
penanaman anakan tanaman pencabutan dari hutan):
1) Bibit diambil dari hutan dengan cara mencabut secara hati-hati agar perakaran nya tidak rusak. Taruhlan
bibit tersebut dengan bagian perakaran pada tempat yang benar-benar lembab (bebat kain dan sejenisnya)
2) Buatlah media tanam berupa campuran tanah yang subur (topsoil) yang sudah diayak dengan pupuk
organic/kompos dengan perbandingan masing-masing 2:1 atau 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polibag
setinggi sekitar ½ cm dari permukaan polibag, tata polibag tersebut pada tempat bernaungan sekitar 60%
3) Ambil bibit tanaman yang akan ditanam, kurangi daunnya hingga tertinggal sekitar 30%-50% dan akar yang
terlalu panjang dipotong dengan pisau yang tajam jangan sampai pecah/hancur.
4) Taruh anakan tanaman tersebut di dalam polibag tadi dengan baik dan tegaksehingga akarnya tidak
tertekuk, lalu masukkan tanah pelan-pelan hingga seluruh akar tertutup tanah. Lakukan sedikit pemadatan
agar bibit tanaman tetap tegak.
5) Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari dengan alat penyiram yang halus sehingga tidak merusak
tanah di dalam polibag.
g. Lakukan penyulaman tanaman apabila dijumpai tanaman yang mati.
h. Lakukan pemupukan apabila dipandang perlu dengan bio-urin konsentrasi 15 cc per liter air setiap 2 minggu
sekali dengan dikocorkan.
i. Perawatan di pembibitan bernaungan sekitar 2 bulan lalu dipindahklan ke bedengan yang terbuka sampai
umur sekitar 4-5 bulan dengan pemeliharaan yang sama, target tanaman mencapai ketinggian sekitar 50 cm
dan siap ditanam diarea reklamasi.
(Sesuai dengan SOP No: TBP-SOP-ENV-10 Tanggal 14 Februari 2013)
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA
1 Kesempatan kerja Pembangunan pabrik Banyaknya penduduk Desa - Meningkatkan kesempatan baik bagi masyarakat setempat maupun kontraktor lokal untuk terlibat dalam Desa Kawasi dan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
dan operasional pabrik Kawasi dan desa-desa sekitarnya proyek tertentu. Sekitanya di operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
yang terserap sebagai tenaga penambangan dan pabrik - BPLHK Hidup Prov.
- Melakukan sosialisasi secara komprehensif mengenai proyek kepada para pemangku kepentingan
Maluku Utara
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -34
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

kerja konstruksi setempat yang berperan penting dalam pengambilan keputusan (key local stakeholders) sehingga Kecamatan Obi Smelter bijih nikel PT Persada Kab. - BPLHK Kab.
informasi mengenai proyek dimengerti dan diterima Trimegah Bangun Halmahera Halmahera
- Memberikan pelatihan dan kesempatan untuk berkembang bagi masyarakat lokal Persada Selatan Selatan

2 Kesempatan berusaha Pembangunan pabrik Banyaknya penduduk Desa - Melakukan inventarisasi dan pemetaan secara kompresinsif mengenai kebutuhan-kebutuhan akan Desa Kawasi dan 2 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
dan operasional pabrik Kawasi dan desa-desa sekitarnya barang dan jasa yang diperlukan perusahaan dapat disediakan oleh penduduk lokal Sekitanya di operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
yang terserap sebagai tenaga Kecamatan Obi penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Memberikan training dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekonomi lokal
Kab. Maluku Utara
kerja konstruksi - Meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal melalui kewirausahaan dan kegiatan perekonomian lokal Smelter bijih nikel PT
Halmahera - BPLHK Kab.
Trimegah Bangun
- Mendorong pembeliaan barang-barang dan jasa lokal Selatan Halmahera
Persada Selatan
- Bekerja dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa local
3 Kepemilikan dan Pembebasan lahan Semua lahan yang dibebaskan - Melakukan pendekatan secara persuasif kepada pemilik lahan guna mencari informasi tentang status Desa Kawasi dan Pada saat pembebasan PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
penguasaan lahan telah dilakukan sesuai prosedur lahan dan areal yang telah digunakan/dikuasai oleh masyarakat Sekitanya di lahan Bangun Maluku Utara Lingkungan
dan kesepakatan bersama. Kecamatan Obi Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Proses ganti rugi lahan akan didokumentasikan sebagai bukti jika ada tuntutan terhadap lahan yang Kab. Maluku Utara
sama di kemudian hari.
Halmahera - BPLHK Kab.
- Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan aparat pemerintahan setempat dan berwenang (lurah, Selatan Halmahera
camat, dan kantor pertanahan) selama proses pembebasan lahan Selatan
- Memberi ganti rugi lahan dan tanaman sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan mengacu kepada
peraturan perundangundangan yang berlaku.
- Selama masa transisi, memberikan dukungan penuh terhadap mereka yang sumberdaya ekonominya
turut dipindahkan, jika dibutuhkan, berdasarkan perkiraan yang memadai atas waktu yang dibutuhkan
untuk mengembalikan kapasitas.
4 Pendapatan Daerah - Kegiatan perizinan Terserapnya jumlah tenaga Pendekatan Institusional Desa Kawasi Selama Kegiatan PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
- Kegiatan kerja yang berada disekitar - Menjaga agar produksi nikel hasil penambangan tetap konstan sesuai dengan kebutuhan pasar nasional dan Kecamatan Obi, Penambangan dan Bangun Maluku Utara Lingkungan
pembebebsan dan wilayah proyek dan Kabupaten internasional, agar PAD Kab. Halmahera Selatan tetap meningkat setiap tahun Kabupaten Operasional Pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
penggunaan lahan Halmahera Selatan Halmahera Selatan Smelter. Kab. Maluku Utara
- Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Halmahera Selatan
- Operasional pabrik Halmahera - BPLHK Kab.
- Bekerjasama dengan Dinas Perijinan Kabupaten Halmahera Selatan
pengolahan pemurnian Selatan Halmahera
Adanya kerjasama program
bijih nikel serta sarana - Dinas Selatan
pemberdayaan masyarakat
penunjang keuangan
antara perusahaan dan dan asset
pemerintah daerah daerah kab.
Halmahera
Peningkatan pendapatan asli Selatan
daerah dari kegiatan

5 Pendapatan Masyarakat - Penerimaan tenaga - Upah tenaga kerja yang Pendekatan Sosial Ekonomi : Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
kerja konstruksi dan dibayarkan sesuai standar Upah Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
Upah tenaga kerja yang dibayarkan telah sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten Halmahera Selatan atau
operasi Minimum Kabupaten Halmahera Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT Persada - BPLHK Hidup Prov.
- Operasional kegiatan Selatan atau sesuai UMP sesuai UMP Provinsi Maluku Kab. Maluku Utara
Kegiatan Trimegah Bangun
penambangan dan Provinsi Maluku Pendekatan Institusional : Halmahera - BPLHK Kab.
Persada
pabrik Selatan Halmahera
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Selatan.
- Dinas Selatan
tenaga kerja
dan
transmigrasi
kab.
Halmahera
Selatan

6 Kegiatan Ekonomi - Kegiatan pembelian - Aktivitas ekonomi yang lancer Pendekatan Institusional : Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Masyarakat barang dan jasa dari akan membuka berbagai Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Selatan, Dinas Koperasi
wilayah sekitar proyek peluang usaha Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT - BPLHK Hidup Prov.
Daerah, Dinas Pertanian dan Perkebunan, dan Dinas Perikanan dan Kelautan setempat Kab. Maluku Utara

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -35


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

Kegiatan Trimegah Bangun Persada Halmahera - BPLHK Kab.


Persada Selatan Halmahera
- Dinas Selatan
tenaga kerja
dan
transmigrasi
kabupaten
Halmahera
Selatan

7 Community Pemberian Bantuan Prinsip dasar prosedur ini adalah: Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Development Dana Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
- Proposal permohonan bantuan yang akan dibantu adalah dari Institusi Pemerintah/
Lokasi Rencana dan pabrik PT Trimegah Persada - BPLHK Hidup Prov.
Individu stakeholder/ ataupun kelompok tertentu Kab. Maluku Utara
Kegiatan Bangun Persada
- Perusahaan menyambut baik setiap proposal yang masuk Halmahera - BPLHK Kab.
Selatan Halmahera
- Perusahaan independen dalam menentukan kebijakan tanpa intervensi dari pihak - Dinas Selatan
manapun (sesuai dengan undang-undang) tenaga kerja
- Depatemen CSR tidak berperan sebagai pengambil keputusan melainkan berperan dan
transmigrasi
sebagai pemberi rekomendasi kepada pimpinan site dalam mengambil keputusan kabupaten
terkait nominal yang akan diberikan (sesuai dengan undang-undang) Halmahera
Selatan
PROSEDUR
Penerimaan Proposal
Staff/ Admin CSR menerima proposal permohonan bantuan dari pemohon
Identifikasi (Identification)
Supervisor CSR melakukan identifikasi terhadap proposal yang masuk
Analisis (Analysis)
Superintendent CSR melakukan analisis terkait kelayakan proposal tersebut dimana menjunjung tinggi
kepentingan orang banyak dan pengembangan sumber daya masyarakat
Rekomendasi (Recommendation)
Manager CSR memberikan rekomendasi besaran nominal yang akan diberikan untuk proposal yang masuk
untuk disetujui oleh pimpinan site (Site General Manager)
Persetujuan (Approval)
Pimpinan site (Site General Manager) memberi/ tidak memberi persetujuan atas rekomendasi yang diajukan
oleh Manager CSR terkait besaran nominal yang akan diberikan.
Realisasi bantuan (Realization)
Departemen terkait (Finance and Accounting) melakukan pencairan dana berdasarkan persetujuan dari
pimpinan site (Site General Manager)
8 Community Pemberian Bantuan Prinsip dasar prosedur ini adalah: Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Development Jasa Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
- Proposal permohonan bantuan yang akan dibantu adalah dari Institusi Pemerintah/
Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT Persada - BPLHK Hidup Prov.
Individu stakeholder/ ataupun kelompok tertentu Kab. Maluku Utara
Kegiatan Trimegah Bangun
- Perusahaan menyambut baik setiap proposal yang masuk Halmahera - BPLHK Kab.
Persada
Selatan Halmahera
- Perusahaan independen dalam menentukan kebijakan tanpa intervensi dari pihak - Dinas Selatan
manapun (sesuai dengan undang-undang) tenaga kerja
- Depatemen CSR tidak berperan sebagai pengambil keputusan melainkan berperan dan
transmigrasi
sebagai pemberi rekomendasi kepada pimpinan site dalam mengambil keputusan kabupaten

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -36


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

terkait nominal yang akan diberikan (sesuai dengan undang-undang) Halmahera


Selatan
PROSEDUR
Penerimaan Proposal
Staff/ Admin CSR menerima proposal permohonan bantuan dari pemohon
Identifikasi (Identification)
Supervisor CSR melakukan identifikasi terhadap proposal yang masuk
Analisis (Analysis)
Superintendent CSR melakukan analisis terkait kelayakan proposal tersebut dimana menjunjung tinggi
kepentingan orang banyak dan pengembangan sumber daya masyarakat
Rekomendasi (Recommendation)
Manager CSR memberikan rekomendasi besaran nominal yang akan diberikan untuk proposal yang masuk
untuk disetujui oleh pimpinan site (Site General Manager)
Persetujuan (Approval)
Pimpinan site (Site General Manager) memberi/ tidak memberi persetujuan atas rekomendasi yang diajukan
oleh Manager CSR terkait besaran nominal yang akan diberikan.
Realisasi bantuan (Realization)
Departemen terkait (Finance and Accounting) melakukan pencairan dana berdasarkan persetujuan dari
pimpinan site (Site General Manager)
(Sesuai Dengan SOP No: TBP-SOP-CSR-002 Tanggal 1 Mei 2014)
9 Pendidikan Program Kerja TATA CARA PENYELENGGARAAN “HARITA MENGAJAR” Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Belajaer-Mengajar Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
Proses Perencanaan
Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT Persada - BPLHK Hidup Prov.
a. Departemen CSR melakukan perencanaan yang dituangkan kedalam program kerja selama 1 tahun, yaitu Kab. Maluku Utara
Kegiatan Trimegah Bangun
jumlah sekolah, tingkatan sekolah, jenis-jenis materi yang akan disampaikan, jumlah pemateri yang akan Halmahera - BPLHK Kab.
Persada
menyampaikan serta jadwal pelaksanaan. Selatan Halmahera
- Dinas Selatan
b. Menetapkan time schedule pelaksanaan program “Harita Mengajar” disesuaikan dengan tingkatan sekolah tenaga kerja
(sekolah dasar, sekolah tingkat menengah pertama dan sekolah menegah atas) yang disesuaikan dengan dan
kesedian waktu dan tempat dari sekolah-sekolah dan atas persetujuan penanggungjawab sekolah. transmigrasi
c. Melakukan kerjasama kesepahaman antara departemen CSR dengan sekolah sekolah disekitar lingkar kabupaten
Halmahera
tambang PT. Trimegah Bangun Persada untuk program kerja belajar mengajar “Harita Mengajar” dengan Selatan
tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan motivasi siswa.
d. Menetapkan jenis-jenis materi yang akan disampaikan didepan kelas atau secara diskusi group, meliputi
materi teks, alat peraga dan alat bantu untuk pelaksanaan tersebut.
e. Menyampaikan kepada departemen lainnya untuk mengundang partisipasi kesediaan dalam program kerja
belajar mengajar “Harita Mengajar” tersebut baik perorangan atau kelompok untuk mengisi atau
menyampaikan materi/ alat perega didepan kelas atau diskusi kelompok.
f. Perencanaan tersebut dibukukan dalam program kerja dan disampaikan kepada pimpinan dept CSR
(Manager), Site General Manager dan GM CSR untuk disetujui dan menjadi acuan program kerja.
Proses Pelaksanaan
a. Departemen CSR sebagai panitia / Event Organizer/ pelaksana dalam kegiatan “Harita Mengajar”.
b. Kegiatan “Harita Mengajar” dilaksanakan sesuai dengan time schedule yang sudah direncanakan yaitu 1 kali
dalam 1 bulan
c. Departemen CSR berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait kesediaan waktu sekolah untuk
dilaksanakannya program “Harita Mengajar” di sekolah tersebut

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -37


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

d. Departemen CSR mengirimkan undangan/ penawaran kepada seluruh Karyawan melalui email dan
penyampaian lisan terkait kesediaan karyawan PT. Trimegah Bangun Persada yang bersedia untuk mengisi/
mengajar dalam kegiatan “Harita Mengajar”. Adapun materi yang akan diberikan berisi atas materi wajib yang
ditawarkan oleh Departemen CSR dan materi bebas yang direkomendasikan oleh pengisi materi/ pengajar.
(Sesuai Dengan SOP No: TBP-SOP-CSR-004 Tanggal 1 Mei 2014)
10 Ganti Rugi Tanaman Ganti Rugi Tanaman Tidak ada lagi keresahan Proses penerimaanklaimdanverifikasidokumentanamtumbuh. Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Tumbuh Tumbuh dimasyarakat mengenai Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
penyelesaian ganti rugi tanam a. Staf CSR menerima klaim tanam tumbuh dan langsung memverifikasi kelengkapan dokumen antara lain:
Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT Persada - BPLHK Hidup Prov.
tumbuh milik masyarakat Desa surat pernyataan kepemilikan tanam tumbuh, surat keterangan dari desa, keterangan mengenai jumlah, masa Kab. Maluku Utara
Kegiatan Trimegah Bangun
Kawasi yang berada di wilayah tanam, dan histori penanaman. Halmahera - BPLHK Kab.
Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Persada
b. Staf CSR melakukanverifikasi atau validasi terhadap dokumen tersebut. Selatan Halmahera
perusahaan. - Dinas Selatan
c. Untuk dokumen yang valid dilaporkan kepada Supervisor CSR. tenaga kerja
d. Untuk dokumen yang tidak valid tidak diproses. dan
e. Manager CSR juga menyiapkan strategi negosiasi. transmigrasi
kabupaten
f. Manager CSR mendelegasikan tugas negosiasi awal (menentukan metode penyelesaian ganti rugi tanam Halmahera
tumbuh) kepada Supervisor CSR. Selatan
g. Pemiliktanamtumbuh yang setuju dengan metode ganti rugi tanam tumbuh lanjut pada verifikasi lapangan.
h. Supervisor CSR melaksanakan verifikasi lapanganbersama pemilik tanam tumbuh. Laporan hasil verifikasi
diberikan kepada Superintendent CSR.
i. Superitendent CSR melaporkanhasilverifikasikepada Manager CSR. Kemudian Manager CSR melakukan
validasi terhadap laporan tersebut.
j. Superintendent CSR melakukan negosiasi ganti rugi tanam tumbuh berdasarkan laporan verifikasi lapangan
bersama pemilik tanam tumbuh.
k. Nilai ganti rugi tanam tumbuh mengacu pada SK Bupati Halmahera Selatan dan (secaraopsional) kebijakan
perusahaan.
Proses realisasi/gantirugitanamtumbuh:
a. Superintendent CSR
melaporkan hasil negosiasi dan melakukan permohonan dana biaya ganti rugi tanam tumbuh kepada Manager
CSR.
b. Staf CSR melakukan realisasi pembayaran biaya ganti rugi tanam tumbuh yang sudah disetujui Manager
CSR kepadapemiliktanamtumbuh.
(Sesuai Dengan SOP No: P-GPS-CSR-01 Tanggal 5 Juli 2013)
11 Community Pengajuan Bantuan Program Comdev dilingkungan PROSEDUR Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Development Masyarakat Kepada operasional PT Trimegah Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
COMDEV PT. Bangun Persada sesuai dengan 4.1. Surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat atau pihak luar yang ditujukan kepada
Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT Persada - BPLHK Hidup Prov.
Trimegah Bangun ketentuan dan berjalan dengan perusahaan diterima oleh staff Admin Comdev Department Kab. Maluku Utara
Kegiatan Trimegah Bangun
Persada baik 4.2. Surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat atau pihak luar di register oleh staff Admin Halmahera - BPLHK Kab.
Persada
Comdev Department secara manual di buku surat masuk dan di file surat masuk di computer Selatan Halmahera
- Dinas Selatan
4.3. Surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat atau pihak luar yang telah di register diserahkan tenaga kerja
kepada Komite Internal Comdev Department dan
4.4. Komite Internal Comdev Department melakukan proses analisa layak atau tidaknya pengajuan bantuan transmigrasi
dari masyarakat untuk disetujui berdasarkan skala prioritas kebutuhan dan kemampuan perusahaan kabupaten
Halmahera
4.5. Komite Internal Comdev Department akan melakukan kegiatan verifikasi ke lapangan untuk memastikan Selatan
ketepatan sasaran bantuan
4.6. Berdasarkan hasil verifikasi dilapangan Komite Internal Comdev Department berhak untuk menolak atau

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -38


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

menyetujui permohonan bantuan tersebut


4.7. Ketika surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat ditolak, maka kemudian diterbitkan surat
pemberitahuan penolakan
4.8. Ketika surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat disetujui, maka kemudian diterbitkan
internal memo ditujukan kepada CSR dan HRD Manager yang telah ditandatangani oleh Admin Manager dan
Site Manager
4.9. Pengiriman internal memo via email ke kantor Pusat dengan melampirkan surat dan proposal pengajuan
bantuan dari masyarakat atau pihak luar
4.10. Internal memo yang sudah mendapatkan persetujuan dari kantor Pusat dikirimkan kembali ke Comdev
Department
4.11. Staff Admin Comdev Department mengarsipkan internal memo dan meneruskan copy memo ke bagian
Acc dan Finance Department dan atau ke Purchasing Department
4.12. Penerbitan berita acara serah terima bantuan dari Comdev Department yang ditandatangani oleh Site
Manager, Adm Manager dan Comdev Department
4.13. Penyerahan bantuan kepada masyarakat oleh Komite Internal Comdev Department dan Department
yang terkait
4.14. Dokumentasi kegiatan serah terima bantuan 4.15. Pembuatan laporan dan pengarsipan oleh staff Admin
Comdev Department
(Sesuai Dengan SOP No: 02/SOP-CD-PT.TBP/01/11 Tanggal 5 Januari 2011)
12 Community Penyusunan Program Comdev dilingkungan PROSEDUR Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Development Community operasional PT Trimegah Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
Development Bangun Persada sesuai dengan 4.1. Community Development Department PT Trimegah Bangun Persada menyusun program comdev untuk
Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT Persada - BPLHK Hidup Prov.
ketentuan dan berjalan dengan satu tahun anggaran yang berlaku dari bulan Januari s.d Desember dengan mengalokasikan secara Kab. Maluku Utara
Kegiatan Trimegah Bangun
baik proporsional dana program comdev bagi desa di Kecamatan Obi Halmahera - BPLHK Kab.
Persada
4.2. Prioritas daerah sasaran program comdev ditetapkan berdasarkan kepada kepentingan pengamanan Selatan Halmahera
- Dinas Selatan
operasional perusahaan
tenaga kerja
4.3. Penyusunan program comdev bisa didasarkan kepada usulan masyarakat, hasil penelitian, potensi lokal dan
dan mapping yang dilakukan oleh tim comdev department transmigrasi
4.4. Program comdev yang disusun terdiri dari bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, social budaya dan kabupaten
Halmahera
infrastruktur Selatan
4.5. Keluaran hasil penyusunan program comdev berupa term of reference (TOR) program, dilengkapi oleh
time schedule dan RAB
4.6. TOR, time schedule dan RAB yang telah disusun diajukan ke adm manager dan site manager untuk
mendapatkan persetujuan
4.7. TOR, time schedule dan RAB yang telah mendapatkan persetujuan diajukan ke kantor pusat untuk
mendapatkan persetujuan dari CSR dan HRD Manager
4.8. Setelah mendapatkan persetujuan dari CSR dan HRD Manager, program mulai diimplementasikan
4.9. Program yang telah selesai dimplementasikan harus dilaporkan dalam jangka waktu 2 minggu setelah
selesai kegiatan
4.10. Laporan dibuat dalam bentuk laporan deskriptif yang dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan serta
realisasi biaya
4.11. Laporan diberikan kepada adm manager dan site manager untuk mendapatkan tandatangan pengesahan
13 Community Pengajuan Bantuan Program Comdev dilingkungan PROSEDUR Desa Kawasi dan Selama operasional PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Development Masyarakat Kepada operasional PT Trimegah Desa-Desa Sekitar kegiatan penambangan Bangun Maluku Utara Lingkungan
COMDEV Bangun Persada sesuai dengan 4.1. Surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat yang masuk diterima oleh staff Admin Comdev
Lokasi Rencana dan pabrik Smelter PT - BPLHK Hidup Prov.
ketentuan dan berjalan dengan Department Kab. Maluku Utara

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -39


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No. Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaksana Pengawas Pelaporan

Departement baik 4.2. Surat dan proposal pengajuan bantuan dari masyarakat kemudian di register oleh staff Admin Comdev Kegiatan Trimegah Bangun Persada Halmahera - BPLHK Kab.
Department secara manual di buku surat masuk dan di file komputer surat masuk Persada Selatan Halmahera
- Dinas Selatan
4.3. Surat dan proposal pengajuan bantuan yang telah di register kemudian diserahkan kepada Komite Internal tenaga kerja
Comdev Department dan
4.4. Komite Internal Comdev Department melakukan proses analisa layak atau tidaknya pengajuan bantuan transmigrasi
kabupaten
dari masyarakat untuk dibantu berdasarkan prioritas kebutuhan dan kepentingan perusahaan
Halmahera
4.5. Komite Internal Comdev Department akan melakukan kegiatan verifikasi ke lapangan untuk memastikan Selatan
ketepatan sasaran bantuan (apabila memang diperlukan)
4.6. Adanya keputusan dari Komite Internal Comdev Department untuk menolak atau menyetujui permohonan
bantuan
4.7. Penerbitan internal memo ditujukan kepada HR dan Comdev Manager yang telah ditandatangani oleh
Admin Manager dan Site Manager
4.8. Pengiriman internal memo via email ke kantor Pusat dengan melampirkan surat pengajuan bantuan dari
masyarakat
4.9. Keluarnya internal memo persetujuan dari kantor Pusat
4.9. Staff Admin Comdev Department mengarsipkan internal memo dan meneruskan copy memo ke bagian
Acc dan Finance Department atau ke Purchasing Department
4.10. Penerbitan berita acara serah terima bantuan dari Comdev Department
4.11. Serah terima bantuan kepada masyarakat
4.12. Pembuatan laporan dan pengarsipan oleh staff Admin Comdev Department

D. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

1 Gangguan Sanitasi Kegiatan - Minimnya jumlah masyarakat - Bekerjasama dengan pemerintah daerah, mengurangi penyakit saluran pernapasan melalui penyuluhan Lokasi Penambangan 3 kali setahun selama PT. Trimegah - BLH Prov. - Badan
Lingkungan pembangunan pabrik, dan pekerja yang mengalami hidup sehat dan program pengobatan dan Lokasi operasional kegiatan Bangun Maluku Utara Lingkungan
penggunaan alat berat prevalensi penyakit saluran Operasional Pabrik penambangan dan pabrik Persada - BPLHK Hidup Prov.
pernafasan akut (ISPA),
- Membantu meningkatkan fasilitas kesehatan publik melalui penyediaan sarana kesehatan
Kab. Maluku Utara
dan kegiatan operasi serta sarana Smelter bijih nikel PT
conjunctivitis mata dan penyakit Halmahera - BPLHK Kab.
pabrik dan power plant. penunjang PT Trimegah Bangun
menular lainnya dan pola Selatan Halmahera
penyakit baru terdeteksi secara Trimegah Bangun Persada - Dinas Selatan
dini. Persada Kesehatan
- Membaiknya gizi dan nutrisi Kabupaten
masyarakat Kawasi. Desa Kawasi dan Halmahera
Sekitarnya di Selatan
Kecamatan Obi

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II -40


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Hasil evaluasi dampak penting seperti yang diuraikan pada dokumen ANDAL,
teridentifikasi beberapa komponen rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan,
Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya
oleh PT Trimegah Bangun Persada, yang dapat menimbulkan perubahan mendasar
(dampakpositif/negatifpenting) terhadap sejumlah komponen lingkungan hidup, sesuai
kriteria dampak penting berdasarkan Penjelasan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Dampak yang timbul dari rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan,


Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya
oleh PT Trimegah Bangun Persada, harus dikelola secara terpadu, efektif dan efisien, agar
dampak penting negatif yang timbul dapat diminimalisasi dan dampak positif lebih
ditingkatkan sehingga lebih berdaya guna bagi kelestarian lingkungan hidup dan lingkungan
sosial.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Maka uraian rencana pengelolaan
lingkungan hidup meliputi: dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak
lingkungan hidup lainnya), sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup
lainnya), indikatorkeberhasilanpengelolaanlingkunganhidup, bentuk pengelolaan lingkungan
hidup, lokasi pengelolaan lingkungan hidup, periode pengelolaan lingkungan hidup dan
institusi pengelolaan lingkungan hidup (pelaksana pengelolaan lingkungan hidup, pengawas
pengelolaan lingkungan hidup, pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup).

Pengelolaan lingkungan yang dilakukan atas berbagai dampak tersebut digunakan


beberapa pendekatan, seperti: pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan
pendekatan institusional. Berdasarkan pertimbangan terhadap ketiga pendekatan di atas,
maka disusun rencana pengelolaan lingkungan hidup dari rencana Peningkatan Kegiatan
Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana
Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada, yang dirinci menurut tahap kegiatannya,
yaitu: tahap prakonstruksi, konstruksi, operasional dan tahap pasca operasional serta
dampak yang ditimbulkan.

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III - 1


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting yang diuraikan pada dokumen ANDAL,
maka telah diidentifikasi beberapa rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan,
Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya
oleh PT Trimegah Bangun Persada di Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan yang
akan menimbulkan dampak penting baik negatif maupun positif terhadap sejumlah
komponen lingkungan hidup.
Rencana pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang
ditimbulkan dan rencana pemantauan sesuai SK Gubernur Maluku Utara Nomor 227 Tahun
2015, diuraikan di dalam matriks atau tabel 3.1 berikut ini :

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III - 2


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Tabel 3.1
Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
I. TAHAP PRAKONSTRUKSI

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak yang
Indikator/Parameter Sumber Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Data Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Timbul
A. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI
1 Perubahan Pola Mata Jumlah penduduk desa - kegiatan ganti rugi tanaman Memantau banyaknya masyarakat sekitar Lokasi Tapak Proyek yang Dilakukan selama PT. Trimegah Bangun  BPLHK Kab. Halmahera  Badan Lingkungan Hidup
Pencarian Kawasi yang mengalami lokasi penambangan, pembangunan pabrik dekat lokasi Pertambangan kegiatan ganti rugi Persada (PTTBP) Selatan Prov. Maluku Utara
perubahan mata pencarian dan sarana penunjang yang memiliki lahan dan smelter Desa Kawasi tanaman BPLHK Kab.Halmahera
akibat dari kegiatan ganti rugi disekitar lokasi tapak proyek. Kecamatan Obi Kabupaten Selatan
tanaman Metode Pemantauan : wawancara dengan Halmahera Selatan
kuesioner dan tabulasi silang yang dilanjutkan
dengan analisis deskriptif
2. Gangguan Jumlah penduduk desa - - Kegiatan ganti rugi tanaman Memantau banyaknya masyarakat sekitar lokasi Lokasi Tapak Proyek yang Dilakukan selama PT Trimegah Bangun  BPLHK Kab.Halmahera  Badan Lingkungan Hidup
Kantibmas Kawasi yang mengalami penambangan, pembangunan pabrik dan sarana dekat lokasi Pertambangan kegiatan ganti rugi Persada (PTTBP) Selatan Prov. Maluku Utara
kere-sahan akibat dari penunjang yang merasa resah dengan rencana dan smelter Desa Kawasi tanaman  BPLHK Kab.Halmahera
kegiatan ganti rugi tanaman kegiatan Kecamatan Obi Kabupaten Selatan
Metode Pemantauan : wawancara dengan Halmahera Selatan
kuesioner dan tabulasi silang yang dilanjutkan
dengan analisis deskriptif
3 Sikap dan persepsi Jumlah penduduk desa - Kegiatan Perizinan - Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi Lokasi Tapak Proyek yang Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun - Badan Lingkungan Hidup - Badan Ling-kungan Hidup
masyarakat Kawasi yang mengalami pe- - Kegiatan sosialisasi rencana negatif dan positif dekat lokasi Pertambangan dan selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
rubahan sikap dan persepsi kegiatan Metode Pemantauan ; smelter Desa Kawasi perizinan, sosialisasi - BPLHK Kab. Halmahera  BPLHK Kab.Halmahera
negatif minimal dan atau - Kegiatan ganti rugi tanaman - Melakukan pengamatan langsung dan wawancara Kecamatan Obi Kabupaten rencana kegiatan, dan Selatan Selatan
sebaliknya selama kegiatan dengan kuesioner dan tabulasi silang yang Halmahera Selatan ganti rugi lahan
perizinan, sosialisasirencana dilanjutkan dengan analisis deskriptif
kegiatan dang anti rugi - Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah
tanaman. pendapat melalui proses sosialisasi, diskusi
kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan
mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak

II. TAHAP KONSTRUKSI

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
A. KOMPONEN FISIK KIMIA
1 Penurunan kualitas - Parameter kualitas udara - Kegiatan mobilisasi peralatan dan Memantau kondisi kualitas udara. Lokasi Penambangan, Tapak Dilakukan 2 kali dengan PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Ling-kungan Hidu
udara yaitu CO, CO2, SO2, NOx, bahan Metode pemantauan : Smelter, Sarana Utama Pabrik, frekwensi 6 bulan selama Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
Pb, dengan tolok ukur - Kegiatan Eksplorasi Detail Dilakukan dengan cara pengambilan sampel Terminal Khusus dan Fasilitas kegiatan konstruksi  BPLHK Kab. Halmahera - BPLHK Kab.Halmahera
dampak adalah PPNo.41 - Kegiatan Penataan Lahan di lapangan menggunakan gas sampler kemudian Pendukung Proyek. Selatan Selatan
tahun 1999, tentang Baku - Kegiatan pembangunan saran dianalisa dilaboratorium dengan menggunakan
Mutu Udara Ambien Utama Pabrik spektrofotometer. Analisis data dilakukan secara
Nasional. - Kegiatan peningkatan Fasilitas deskriptif dengan membandingkan baku mutu yang
Terminal Khusus dipersyaratkan.
- Kegiatan Pembangunan Sarana
penunjang
- Kegiatan Demobilisasi Peralatan
dan Bahan Konstruksi
2 Peningkatan kebising - Peningkatan bising dan - Kegiatan mobilisasi peralatan dan Memantau tingkat kebisingan dan getaran. Lokasi Penambangan, Tapak Dilakukan satu kali PT. Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Ling-kungan Hidup
dan getaran getaran dapat dikendalikan bahan  Metode pemantauan: dilakukan dengan Smelter, Sarana Utama Pabrik, selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
sehingga tidak melebihi - Kegiatan Eksplorasi Detail pengukuran langsung di lapangan Terminal Khusus dan Fasilitas konstruksi  BPLHK Kab. Halmahera - BPLHK Kab.
baku mutu lingkungan - Kegiatan Penataan Lahan dengan menggunakan Sound Level Pendukung Proyek. Selatan Halmahera Selatan
berdasarkan Kepmen LH - Kegiatan pembangunan saran Meter dan Vibration Analyzer.
No. KEP-49/MENLH/11/96 Utama Pabrik  Analisis data dilakukan secara deskriptif
Tentang Baku Mutu bising - Kegiatan peningkatan Fasilitas dengan membandingkan baku mutu
dan Getaran. Terminal Khusus yang dipersyaratkan.

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -3


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

- Kegiatan Pembangunan Sarana


penunjang
- Kegiatan Demobilisasi Peralatan
dan Bahan Konstruksi
3 Erosi dan Laju erosi dan - Kegiatan Eksplorasi Detail - Memantauan erosi dan sedimentasi Lokasi Penambangan, Tapak Dilakukan satu kali PT.Trimega Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
sedimentasi sedimentasi dapat - Kegiatan Penataan Lahan pemantauan dilakukan dengan cara pengamatan Smelter, Sarana Utama Pabrik, selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
dikendalikan sampai visual secara langsung di lapangan . Terminal Khusus dan Fasilitas konstruksi  BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
dengan batas tertentu. - Memantau perubahan/peningkatan TSS dan TDS Pendukung Proyek. Selatan Halmahera Selatan
- Metode pemantauan : Melakukan pengambilan  Dinas Pertambangan dan
contoh air secara representatif untuk kemudian Energi Kab.Halsel
dianalisis di laboratorium. Pengukuran langsung di
lapangan (insitu) dengan alat TDS meter
B. KOMPONEN BIOLOGI
1 Gangguan Flora Peraturan Perlindungan - Kegiatan Penataan Lahan Memantau tingkat keanekaragaman vegetasi/satwa Lokasi Penambangan, Tapak Dilakukan dua kali setahun PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
dan Fauna Binatang liar 1931, Peraturan - kegiatan Pembangunan sarana Pabrik liar. Smelter, Sarana Utama dengan frekuensi setiap Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Daerah Prov. Maluku Utara
Pemerintah No.7 tahun1999, Metode Pemantauan: Pabrik, Terminal Khusus dan 6 bulan selama kegiatan Utara - BPLHK Kab.
SK Mentan
Dilakukan dengan cara pengumpulan data Fasilitas Pendukung Proyek. konstruksi  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
No.247/Kpts/Um/4/1979 dan
Status Perdagangan dalam flora/fauna dilakukan dengan metode analisa Selatan
lampiran II CITES April 2012 vegetasi. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menghitung indeks nilai
Menurut penting (INP).
Barbouretal.(1987)mengklasifik
asikan Indek keanekaragaman
jenis (H’) indek Shanon-
Whiener (H’)

2 Gangguan Biota Indeks keanekaragaman Kegiatan Pembangunan saran Memantau perubahan keragaman jenis dan populasi Lokasi Penambangan, Tapak Satu kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Perairan planton dan benthos penunjang biota perairan Smelter, Sarana Utama kegiatan konstruksi Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
Metode Pemantauan: Pabrik, Terminal Khusus dan Utara - BPLHK Kab.
- Dilakukan dengan cara pengambilan sampel Fasilitas Pendukung Proyek.  BPLHK Kab. Halmahera Selatan
di lapangan dan di analisis di laboratorium. Halmahera Selatan
- Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di  Dinas Kehutanan
lapangan dengan menggunakan plankton Net No. Kab. Halsel
25, botol sampel dan Eickman drage dan formalin
4%. Analisis laboratorium dengan menggunakan
mikroskop, sedangkan data yang diperoleh
dianalisis dengan metoda Shannon-Wienner
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA & KESMAS
1 Kesempatan Kerja Terserapnya penduduk Perekrutan tenaga kerja konstruksi Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat Desa Kawasi Kecamatan Obi Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Desa Kawasi dan desa yang diterima sebagai tenaga kerja pada kegiatan Kabupaten Halmahera Selatan. selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. MalukuUtara
sekitarnya yang terserap konstruksi PT Trimegah Bangun Persada (PTTBP) konstruksi Utara - BPLHK Kab.
sebagai tenaga kerja Metode Pemantauan;  BPLHK Halmahera Selatan
konstruksi - Melakukan pengamatan langsung untuk Kab.Halmahera
mengumpulkan data primer dengan metode Selatan
wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan  Dinas Tenaga Kerja
responden secara purposive sampling, dengan danTransmigrasi Kab.
pertimbangan bahwa responden yang dipilih Halmahera Selatan
telah memanfaatkan kesempatan kerja sebagai
tenaga kerja konstruksi.
- Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (10–15%) dari populasi masyarakat
yang memperoleh manfaat. Data yang
dikumpulkan diolah dan dianalisis secara
deskriptif kuantitatif dan kualitatif
2 Sikap dan persepsi Meminimalisir persepsi - Kegiatan Perekrutan tenaga kerja Memantau terjadinya perubahan sikap pada Lokasi Dekat Penambangan, Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
masyarakat negatip dari penduduk konstruksi masyarakat dan Memantau banyaknya Tapak Smelter, Sarana Utama selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
Desa Kawasi dan - Kegiatan Pelepasan Tenaga Kerja masyarakat yang berpersepsi negatif akibat dari Pabrik, Terminal Khusus dan konstruksi Utara - BPLHK Kab.
sekitarnya terkait kegiatan penerimaan tenaga kerja. Fasilitas Pendukung Proyek.  BPLHK Halmahera Selatan
Konstruksi Metode Pemantauan: Kab.Halmahera
- Pengamatan langsung dengan kuesioner dan Selatan
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis  Dinas Tenaga Kerja
deskriptif. danTransmigrasi
- Pendekatan partisipatif melalui proses Kab.Halmahera
sosialisasi,diskusi kelompok terarah, dan Selatan
pertemuan konsultasi masyarakat, untuk
menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -4


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak


3 Asimilasi & - Indikator/parameter - Perekrutan Tenaga Kerja Konstruksi Metode Pengumpulan dan Analisis Data Desa Kawasi Kecamatan Obi Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan  Badan Lingkungan Hidup
Alkulturasi pemantauan adalah Kabupaten Halmahera Selatan. selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
meningkatnya - Memantau terjadinya interaksi sosial masyarakat Lokasi Penambangan, Tapak konstruksi Utara  BPLHK Kab. Halmahera
penghargaan, yang harmonis di tengah-tengah perbedaan Smelter, Sarana Utama Pabrik, Selatan
 BPLHK
penghormatan, dan budaya dan bahasa. Terminal Khusus dan Fasilitas Kab.Halmahera
keterbukaan para - Memantau kemampuan masyarakat lokal dalam Pendukung Proyek
mempertahankan keaslian budaya di tengah- Selatan
tenaga kerja lokal dan  Camat
tengah lajunya pengarus budaya yang datang
pendatang terhadap
dari luar.  LSM
perbedaan Metode pemantauan:
kebudayaan. Melakukan pengamatan langsung untuk
Meningkatnya mengumpulkan data primer dengan metode
kemampuan wawancara semi terstruktur. Teknik
masyarakat lokal penentuan responden secara purposive
untuk menjaga sampling. Jumlah responden yang akan
keaslian budaya. diwawancarai sebanyak (10–15%) dari
populasi masyarakat yang memperoleh
manfaat. Data yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif
4 Hilangnya Pelepasan tenaga kerja pada - Pelepasan tenaga Kerja Melakukan pengamatan langsung untuk Desa Kawasi Kecamatan Obi Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun Persada  Badan Lingkungan  Badan Lingkungan Hidup
Kesempatan Kerja tahap konstruksi mengumpulkan data primer dengan metode Kabupaten Halmahera Selatan. selama kegiatan (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan Lokasi Penambangan, Tapak konstruksi Utara  BPLHK Kab. Halmahera
responden secara purposive sampling. Jumlah
Smelter, Sarana Utama Pabrik,  BPLHK Selatan
responden yang akan diwawancarai sebanyak (10–
15%) dari populasi masyarakat yang yang Terminal Khusus dan Fasilitas Kab.Halmahera
mengalami gangguan kesehatan. Data yang Pendukung Proyek Selatan
dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif  Camat
kuantitatif dan kualitatif

Gangguan Meminimalisir gangguan - Proses perekrutan tenaga kerja  Memantau banyaknya masyarakat yang resah di sekitar Lokasi Tapak Smelter, Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun Persada - Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
5 Kantibmas keamanan dan ketertiban konstruksi lokasi kegiatan yang memungkinkan terjadinya konflik Pembangkit Listrik, Sistim Air Selama (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. MalukuUtara
pada masyarakat sekitar - Kegiatan Pelepasan Tenaga sosial Baku, Terminal Khusus dan kegiatankonstruksi - BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
wilayah proyek Kerja Metode pemantauan: Fasilitas Pendukung Proyek. Selatan Halmahera Selatan
 Melakukan pengamatan langsung dan - Muspika Kecamatan Obi
wawancara dengan kuesioner dan tabulasi silang
yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
 Pendekatan partisipatif melalui proses
sosialisasi,diskusi kelompok terarah,dan
pertemuan konsultasi masyarakat,untuk
menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak
6 Gangguan kesehatan Pemetaan masyarakat dan - Proses perekrutan tenaga kerja Memantau jumlah tenaga kerja dan masyarakat yang Lokasi Dekat Penambangan, Dilakukan satu kali selama PT Trimegah Bangun Persada - Badan Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Prov.
Masyarakat pekerja sekitar lokasi konstruksi mengalami gangguan kesehatan atau menderita penyakit Tapak Smelter, Sarana Utama kegiatan konstruksi (PTTBP) Prov. Maluku Utara MalukuUtara
rencana kegiaran - Eksplorasi Detail Pabrik, Terminal Khusus dan - BPLHK Kab.Halmahera BPLHK Kab.
Konstruksi yang menderita - Penataan Lahan Metode pemantauan: Fasilitas Pendukung Proyek. Selatan Halmahera Selatan
penyakit, seperti saluran - Pembangunan sarana pabrik Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan - Dinas Tenaga Kerja dan
pernafasan akut (ISPA), - Pembangunan Sarana masyarakat dan selanjutnya data tersebut dikomparasi Transmigrasi
penyakit kulit, conjunctivitis Penunjang dengan pola penyakit masyarakat pada Polindes Desa Kab.Halmahera Selatan
mata dan penyakit menular - Kegiatan Pelepasan Tenaga Kawasi dan/atau Puskesmas setempat. Data dianalisis - Dinas Kesehatan Kab.
lainnya Kerja secara deskriptif kuantitatif. Halmahera Selatan

7 Kecelakaan kerja - Meminimalisir pekerja - Kegiatan Peningkatan Terminal Pemantauan terhadap tindakan pekerja dan Lokasi Tapak Smelter, sarana Selama kegiatan PT Trimegah Bangun Persada - Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
yang mengalami Khusus penggunaan APD selama kegiatan konstruksi utama pabrik Fasilitas Pendukung konstruksi (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
kecelakaan kerja - Pembangunan Sarana Utma Proyek. - BPLHK Kab. - BPLHK Kab.
selama kegiatan Pabrik Metode Pemantauan: HalmaheraSelatan Halmahera Selatan
konstruksi - Pembangunan Sarana  Dilakukan pengamatan langsung dan - Dinas Tenaga Kerja - Dinas Pertambangan
- Kepatuhan terhadap Penunjang wawancara dengan pekerja , danTransmigrasi Kab. Kab. Halmahera Selatan
peraturan Keselamatan dilanjutkan dengan analisis Halmahera Selatan
dan Kesehatan Kerja, deskriptif. - Dinas Pertambangan Kab.
KepMen ESDM  Pemantauan berupa ketersediaan Halmahera Selatan
No.555/1995, UU No. SOP dan implementasinya di tempat - Dinas Kesehatan Kab.
01 tahun 1997 tentang kerja. Halmahera Selatan
Keselamatan dan  Pendekatan partisipatif dengan
Kesehatan Kerja menerapkan curah pendapat melalui
proses sosialisasi, diskusi kelompok
terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -5


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

mengakomodasi pendapat, sikap dan


aspirasi masyarakat yang terkena
dampak agar menggunaan Masker, Ear
Plug/Ear Muff, Helm pengaman, Kaos
Tangan dan standar pengaman lainnya
sesuai SOP, bagi pekerja yang
melakukan

II. TAHAP OPERASI

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
A. KOMPONEN FISIK KIMIA
1 Penurunan kualitas Pemenuhan terhadap - Kegiatan Mobilisasi dan Bahan - Memantau kondisi kualitas udara pada tahap operasi Lokasi Smelter, Pembangkit dilakukan dengan PT Trimegah Bangun - Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
udara peraturan PERMENLH No. - Kegiatan Eksplorasi Pertambangan Metode Pemantauan : Listrik, dan Fasilitas Pendukung frekuensi sesuai besaran Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
4 tahun 2014 tentang Baku - Penggunaan Lahan - Dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan Proyek. masing-masing titik - BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.Halmahera
Mutu Emisi Sumber tidak - Kegiatan Penambangan dengan menggunakan gas sampler kemudian cerobong sesuai Selatan Selatan
bergerak kegiatan a. Pembersihan Lahan Tambang dianalisa di laboratorium dengan menggunakan peraturan yang berlaku
penambangan b. Pengangkutan Bijih Nikel spektrofotometer. Analisis data dilakukan secara
c. Penyimpanan Bijuh Nikel deskriptif dengan membandingkan baku mutu yang
dipersyaratkan. Metode pengumpulan dan alat
- Kegiatan Pengangkutan Bahan Baku analisis kualitas udara.
dan Bahan PenunjangUtama Pabrik
smelter - Pemantauan dengan menggunakan CEMS pada
cerobong asap pada pengelolaan RKEF, blast
- Kegiatan Pengelolaan Pemurnian furnace dan pembangkit listrik.
dengan teknologi RKEF
a. Pengeringan Bijih Nikel
b. Kalsinasi
c. Peleburan
d. Pencetakan dalam bentuk Ingot
e. Penanganan Gas Buang
- Kegiatan pengelolaan Pemurnian
dengan teknologi Blast Furnace
a. Proses sintering
b. Proses blast furnace
c. NPI casting
- Kegiatan Pembangkit Listrik dan
Fasilitas Penunjang
- Kegiatan Operasi Sistem Penyedia
Air Baku
- Kegiatan Operasi Terminal Khusus

2 Hujan Asam Peningkatan SO2 dan No2 - Kegiatan operasional pabrik dan - Memantau peningkatan SO2 di udara Lokasi pabrik dan pembangkit dilakukan dengan PT Trimegah Bangun - Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
pembangkit listrik - Pemantauan dengan menggunakan CEMS pada listrik PT.TBP frekuensi sesuai besaran Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
cerobong asap pada pengelolaan RKEF, blast masing-masing titik Utara - BPLHK Kab.
furnace dan pembangkit listrik. cerobong sesuai - BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
peraturan yang berlaku Selatan

3 Peningkatan Peningkatan kebisingan dan - Kegiatan Mobilisasi dan Bahan - Memantau tingkat kebisingan dan getaran. Lokasi Smelter, Pembangkit Dilakukan 6 bulan sekali PT Trimegah Bangun - Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
kebisingan dan getaran dapat dikendalikan - Kegiatan Eksplorasi Detail Listrik, akses jalan dan Fasilitas selama kegiatan operasi Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
getaran sehingga tidak melebihi baku - Kegiatan Penambangan Metode pemantauan: dilakukan dengan Pendukung Proyek. dan frekuensi dapat Utara - BPLHK Kab.
mutu lingkungan a. Pembersihan Lahan Tambang pengukuran langsung di lapangan dengan dikurangi apabila setelah - BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
berdasarkan Kepmen LH No. - Kegiatan Sarana penunjang menggunakan Sound Level Meter beberapa kali Selatan
KEP-48/MENLH/11/96 a. Penampungan Bijih Nikel (Ore dan Vibration Analyzer. pemantauan nilai
Tentang Baku Tingkat Stockyard) memenuhi baku mutu.
Kebisingan,dan Kepmen Analisis data dilakukan secara deskriptif
LHNo.KEP-49/MENLH/11/96 dengan membandingkan baku mutu yang
Tentang Baku Mutu Getaran dipersyaratkan.
4 Erosi dan Laju Erosi dipantau terhadap - Kegiatan eksplorasi Detail Memantauan erosi dan sedimentasi Lokasi kegiatan penambangan. Secara periodik PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
Sedimentasi dampak kepada lingkungan - Kegiatan Penambangan Metode Pemantauan : selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. MalukuUtara
dan badan air disekitar area - Pemantauan dilakukan dengan cara operasi  BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
operasional pengamatan visual secara langsung di penambangan, Selatan Halmahera Selatan
lapangan sesuai dengan SOP yang berlaku. smelter, terminal  Dinas Pertambangan dan
- Melakukan pengambilan contoh air secara khusus dan Energi Kab.Halmahera
representatif untuk kemudian dianalisis di pengelolaan landfill

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -6


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
laboratorium.Pengukuran langsung di lapangan LB3. Selatan
(insitu) dengan alat TDS meter.
5 Laju aliran air Nilai koefisien aliran - Kegiatan Penambangan - Menghitung Berdasarkan Data Curah Hujan Lokasi kegiatan penambangan. Secara periodik selama PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
permukaan permukaan dapat a. Pembersihan Lahan Tambang Harian 10 tahun terakhir dengan kegiatan penambangan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. MalukuUtara
dikendalikan sampai menggunakan Metode Rasional dan Debit BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
dengan batas tertentu rancangan Log Person III. Selatan Halmahera Selatan
yang disepakati yaitu: < - Memantau kondisi hidrologi  Dinas Pertambangan dan
50% dari total curah hujan (infiltrasi/resapan air, run-off dan debit air Energi Kab.Halmahera
Pedoman Monitoring dan sungai) Selatan
Evaluasi DAS Nomor: - Pengukuran penampang sungai/saluran
P.04/V.Set/2009, akibat Pengukuran kecepatan aliran dengan
kegiatan penambangan. menggunakan Current meter

6 Penurunan Kualitas Penaatan terhadap Keputusan - Kegiatan Pengangkutan Memantau kondisi kualitas air perairan laut sekitar - Lokasi Pengangkutan Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
Air Laut Menteri Negara Lingkungan - Kegiatan Operasi terminal lokasi proyek. Hasil Pengolahan Bijih dan selama kegiatan Persada (PTTBP Prov. Maluku Utara Prov. MalukuUtara
Hidup No. 51 Tahun 2004 khusus Metode pemantauan: terminal khusus konstruksi BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab. Halmahera
tentang Baku Mutu Air Laut. - Memantau kualitas air dilapangan dan mengambil Selatan Selatan
contoh sampel air untuk dianalisis di laboratorium.  Dinas Pertambangan dan
- Menampung dan mengalirkan sedimen Energi Kab.Halmahera
bahanke kolam pengendapan sedimen Selatan
sehingga akan mengurangi sedimen hasil erosi
mengalir ke badan air. Kolam pengendapan ini
dapat menggunakan lokasi rendah yang juga
dimaksudkan untuk ditimbun.
7 Penurunan Kualitas Kandungan sedimen - Kegiatan Pengelolaan pemurnian Memantau kualitas air permukaan Danau Karo. - Lokasi pabrik smelter, Pembangkit Secara periodik PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
Air padatan tersuspensi dengan teknologi RKEF Metode Pemantauan: listrik, penyedia air baku, Operasional selama kegiatan Persada (PTTBP Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
(TSS) serta kekeruhan a. Pencetakan dalam bentuk Ingot - Melakukan pengambilan contoh air dilapangan terminal khusus, penambangan, operasi  BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab. Halmahera
pada badan sungai - Kegiatan pengolahan pemurnian dengan secara representatif kemudian di analisis di smelter, pembangkit Selatan Selatan
berdasarkan Peraturan teknologi blast furnace laboratorium. listrik  Dinas Pertambangan dan
Pemerintah RI Nomor 82 a. Proses blast furnace - Pengukuran muka air Danau Karo untuk Energi Kab.Halmahera
Tahun 2001tentang baku b. NPI casting dianalisis terhadap perubahannya. Selatan
dan kriteria kerusakan - Kegiatan Pembangkit listrik dan fasilitas
lingkungan hidup, penunjangnya
lampiran I bagian A - Kegiatan Operasi penyedia air baku
Kriteria Mutu Air - Kegiatan Operasional terminal khusus
Berdasarkan Kelas Air - Penanganan terk/slagbnikel dan abu
batubara

8 Penurunan Kuantitas Peraturan Pemerintah RI Kegiatan Operasional Sistem penyedia Air Memantau perubahan/ peningkatan ketersediaan air. Lokasi sumber air dan Sistem Setiap 6 bulan sekali PT Trimegah Bangun - BPLHK Kab. Halmahera - Badan Ling-kungan Hidup
Air Nomor 82 Tahun Baku Metode pemantauan: Melakukan pengecekan debit air penyedia air baku selama tahap operasi Persada (PTTBP) Selatan Prov. Maluku Utara
2001tentang baku dan secara berkala - Dinas Pertambangan dan - BPLHK Kab. Halmahera
kriteria kerusakan Energi Kab.Halsel Selatan
lingkungan hidup,
lampiran I bagian A
Kriteria Mutu Air
Berdasarkan Kelas Air
9 Limbah B3 Peturan Pemerintah No - Kegiatan Penambangan Melakukan pencatatan limbah B3 dan abu batu bara Lokasi penyimpanan bijih nikel, Kegiatan Penambangan, PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
101/2014 tentang - Kegiatan pengelolaan daerah penimbunan serta analisa kandungannya di penampungan bijih nikel, Kegiatan Sarana Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. MalukuUtara
Pengelolaan Limbah B3 Pemurnian dengan teknologi laboratorium. penampungan batubara, Penunjang. BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab. Halmahera
Blast Furnace Metode Pemantauan : warehouse, Lokasi TPS LB3, Selatan Selatan
- Kegiatan Sarana Penunjang - Dilakukan pengamatan langsung dan wawancara system pengelolaan air limbah,  Dinas Pertambangan dan
dengan pengelola. Data dianalisis secara deskriptif batching plant, terminal khusus dan Energi Kab.Halmahera
kuantitatif. tanki BBM dan Selatan
- Menggunakan tempat penyimpanan sementara lanoraturiumtambang dan pabrik.
limbah B3 seperti drum plastik
10 Limbah domestik Volume limbah domestik - Kegiatan Sarana Penunjang Memantau kondisi sampah disekitar rencana Lokasi gudang logistic dan gudang, Dilakukan di lapangan PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
yang ada di lokasi a. Gudang logistic kegiatan Akomodasi Karyawan dan Mess, rutin selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
kegiatan. b. Gudang penyimpanan Metode pemantauan: Perkantoran, fasilitas kesehatan. operasi Utara - BPLHK Kab.
produksi FeNi - Dilakukan dengan pengamatan lapangan  BPLHK Kab.Halmahera - Halmahera Selatan
c. Akomodasi karyawan dan mess - Memantau kondisi sampah di sekitar rencana Selatan
d. Sarana dan Prasarana Perkantoran kegiatan
e. Fasilitas Kesehatan

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -7


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi

B. KOMPONEN BIOLOGI
1 Gangguan biota Indeks keanekaragaman - Operasi terminal khusus Memantau perubahan keragaman jenis dan populasi Lokasi Perairan Terminal Khusus Dilakukan 2 kali dengan PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
perairan plankton dan benthos biota perairan frekuensi setiap 6 bulan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
Metode Pemantauan: selama kegiatan Utara - BPLHK Kab.
- Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di operasi dan dapat  BPLHK Halmahera Selatan
lapangan dan di analisisa dilaboratorium. dikurangi jika hasil Kab.Halmahera
- Mengupayakan seminimal mungkin ceceran pemantauan baik. Selatan
material batu/pasir, dari bak dump truck
pengangkut maupun dari material yang melekat
pada ban kendaraan pengangkut
- Tidak menempatkan peralatan dan material
batu/pasir dekat badan air
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA & KESEHATAN MASYARAKAT
1 Kesempatan kerja Terserapnya penduduk Kegiatan perekrutan tenaga kerja operasi Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat Desa Kawasi Kecamatan Obi Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Desa Kawasi dan desa yang diterima sebagai tenaga kerja pada kegiatan Kabupaten Halmahera Selatan setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
sekitarnya yang terserap operasi PT Trimegah Bangun Persada (PTTBP). operasi Utara - BPLHK Kab.
sebagai tenaga kerja Metode Pemantauan;  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
operasi sesuai dengan - Melakukan pengamatan langsung untuk Selatan
kualifikasi yang mengumpulkan data primer dengan metode  Dinas Tenaga Kerjadan
diperlukan. wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan Transmigrasi Kab.
responden secara purposive sampling,dengan  Halmahera Selatan
pertimbangan bahwa responden yang dipilih
telah memanfaatkan kesempatan kerja sebagai
tenaga kerja konstruksi.
- Jumlah responden yang akan diwawancarai
sebanyak (10–15%) dari populasi masyarakat yang
memperoleh manfaat. Data yang dikumpulkan
diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif
2 Sikap dan persepsi Miminimalisir jumlah penduduk - Kegiatan perekrutan tenaga kerja Memantau terjadinya perubahan sikap dan Lokasi Tapak Proyek yang dekat Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
masyarakat Desa Kawasi dan sekitarnya operasi persepsi masyarakat wilayah pemukiman dan Desa setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
yang berpersepsi negatif. - Coorporate Social and Memantau banyaknya masyarakat yang Kawasi.Lokasi Smelter dan operasi BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
Responsibility berpersepsi negatif akibat dari penerimaan tenaga fasilitas infrastruktur lainnya. Selatan Halmahera Selatan
kerja. Dinas Tenaga Kerja dan
Metode Pemantauan: Transmigrasi Kab. Halmahera
- Pengamatan langsung dengan kuesioner dan Selatan
tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis
deskriptif.
- Pendekatan partisipatif melalui proses
sosialisasi,diskusi kelompok terarah, dan
pertemuan konsultasi masyarakat, untuk
menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap
dan aspirasi masyarakat yang terkena dampak
3 Gangguan Meminimalisir k o n f l i k s o s i a l  Kegiatan perekrutan tenaga kerja Memantau banyaknya konflik sosial yang terjadi di Lokasi Tapak Proyek yang dekat Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
Kantibmas yang terjadi. operasi sekitar lokasi kegiatan wilayah pemukiman dan Desa setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
Metode pemantauan: Kawasi.Lokasi Smelter dan operasi BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
- Melakukan pengamatan langsung dan wawancara fasilitas infrastruktur lainnya. Selatan Halmahera Selatan
dengan kuesioner dan tabulasi silang yang Muspika Kecamatan Obi
dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
- Pendekatan partisipatif melalui proses
sosialisasi,diskusi kelompok terarah,dan pertemuan
konsultasi masyarakat, untuk menampung dan
mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak
4 Peningkatan taraf Terjadinya peningkatan - Coorporate Social and Melakukan pengamatan langsung untuk Desa Kawasi Kecamatan Obi Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -8


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
hidup masyarakat taraf hidu masyarakat Responsibility mengumpulkan data primer dengan metode Kabupaten Halmahera Selatan setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
pada kegiatan CSR wawancara semi terstruktur. Teknik operasi Utara - BPLHK Kab.
penentuan responden secara purposive  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
sampling. Jumlah responden yang akan Selatan
diwawancarai sebanyak (10–15%) dari
populasi masyarakat yang memperoleh
manfaat. Data yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif
6 Peningkatan Mutu Terjadinya peningkatan - Sarana Penunjang : - Memantau banyaknya tenaga kerja yang Lokasi Tapak Proyek yang dekat Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Kesehatan mutu kesehatan dalam Fasilitas Kesehatan mengalami gangguan kesehatan serta wilayah pemukiman dan Desa setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
lingkup pabrik smelter kecelakaan kerja Kawasi.Lokasi Smelter dan operasi Utara - BPLHK Kab. Halmahera
akibat adanya oprasional - Pemantauan dilakukan dengan cara fasilitas infrastruktur lainnya.  BPLHK Kab.Halmahera Selatan
smelter dan bahan pengamatan langsung untuk mendapatkan Selatan
penunjang lainnya oleh data primer dengan metode wawancara
PT. Trimegah Bangun semi terstruktur. Teknik penentuan
Persada responden secara purposive sampling.
Jumlah responden yang akan
diwawancarai sebanyak (10–15%) dari
populasi masyarakat yang memperoleh
manfaat. Data yang dikumpulkan diolah
dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif
7 Gangguan kesehatan Membaiknya gizi dan nutrisi - Penggunaan Lahan Memantau jumlah tenaga kerja dan masyarakat yang Lokasi Tapak Proyek yang dekat Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
Masyarakat masyarakat Kawasi dan - Kegiatan Eksplorasi Pertambangan mengalami gangguan kesehatan atau menderita wilayah pemukiman dan Desa setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
terpantaunya pola penyakit - Kegiatan Penambangan penyakit Kawasi. Lokasi Smelter dan operasi  BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
secara dini. - Pembersihan Lahan Tambang fasilitas infrastruktur lainnya. Selatan Halmahera Selatan
- Pengangkutan Bijih Nikel Metode pemantauan:  Dinas Kesehatan
- Kegiatan Pengangkutan Bahan Melakukan pengamatan langsung dan wawancara Kab.Halmahera Selatan
Baku dan Bahan dengan tenaga kerja dan masyarakat dan
PenunjangUtama Pabrik smelter selanjutnya data tersebut dikomparasi dengan pola
- Kegiatan Pengelolaan penyakit masyarakat pada Polindes Desa Kawasi dan/
Pemurnian RKEF atau Puskesmas setempat. Data dianalisis secara
deskriptif kuantitatif.
8 Terjadinya KepMen ESDM No. - Kegiatan Eksplorasi Pertambangan Pemantauan terhadap tindakan pekerja Lokasi smelter, kegiatan Dilakukan satu kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan Hidup - Badan Lingkungan Hidup
kecelakaan kerja 555.K/26/M.PE/1995 - Kegiatan Penambangan danpenggunaan APD selama kegiatan operasi penambangan, kegiatan setahun selama kegiatan Persada (PTTBP) Prov. Maluku Utara Prov. Maluku Utara
tentang Keselamatan a. Pembersihan Lahan Tambang pengelolaan pemurnian RKEF operasi  BPLHK Kab.Halmahera - BPLHK Kab.
Kerja Pertambangan b. Pengangkutan Bijih Nikel Metode Pemantauan: pembangkit listrik, terminal khusus Selatan Halmahera Selatan
- Kegiatan Pengangkutan Bahan - Dilakukan pengamatan langsung dan dan tanki BBM, sistim air baku,  Dinas Tenaga Kerja dan
Baku dan Bahan wawancara dengan pekerja , dilanjutkan living quarter dan fasilitas Transmigrasi Kab.
PenunjangUtama Pabrik smelter dengan analisis deskriptif. pendukung lainnya. Halmahera Selatan
- Kegiatan Pengelolaan - Pemantauan berupa ketersediaan SOP  Dinas Pertambangan dan
Pemurnian dengan teknologi dan implementasinya di tempat kerja. Energi Kab. Halmahera
RKEF - Pendekatan partisipatif dengan menerapkan Selatan
a. Pengeringan Bijih Nikel curah pendapat melalui proses sosialisasi,  Dinas Kesehatan Kab.
b. Kalsinasi diskusi kelompok terarah, dan pertemuan Halmahera Selatan
c. Peleburan konsultasi masyarakat, untuk menampung
d. Pencetakan dalam bentuk dan mengakomodasi pendapat, sikap dan
Ingot aspirasi masyarakat yang terkena dampak
e. Penanganan Gas Buang agar menggunaan Masker, Ear Plug/Ear
- Kegiatan pengelolaan Muff, Helm pengaman, Kaos Tangan dan
Pemurnian dengan teknologi standar pengaman lainnya sesuai SOP
Blast Furnace
- Kegiatan Pengangkutan Hasil
Pengolahan Pemurnian Bijih
Nikel
- Kegiatan Pembangkit Listrik dan
Fasilitas Penunjang
- Kegiatan Operasi Sistem
Penyedia Air Baku
- Kegiatan Operasi Terminal
Khusus

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -9


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
- Kegiatan Penanganan
Terak/Slag Nikel dan Abu
Batubara
- Kegiatan Sarana Penunjang

III. TAHAP PASCA OPERASI

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
A. KOMPONEN FISIK KIMIA
1 Penurunan kualitas Parameter kualitas udara - Kegiatan Demobilisasi peralatan dan Memantau kondisi kualitas udara. Lokasi bekas tambang, fasilitas Dilakukan dua kali dalam PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
udara yaitu CO, CO2, SO2, NOx, Pb, bahan operasi smelter, pembangkit listrik dan setahun degan periode 6 Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
Dengan tolak ukur dampak Metode pemantauan : area fasiltas pendukung lainnya bulanan selamak egiatan Utara - BPLHK Kab.
adalah PP No.41 tahun1999, - Dilakukan dengan cara pengambilan sampel di pasca operasi  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
tentang Baku Mutu Udara lapangan menggunakan gas sampler kemudian Selatan
Ambien Nasional dan Ke- dianalisa dilaboratorium dengan menggunakan
bisingan dapat dikendalikan spektrofotometer.
tidak melebihi baku mutu - Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan
lingkungan berdasar-kan membandingkan baku mutu yang dipersyaratkan.
Kepmen LH No.KEP- Memantau tingkat kebisingan.
48/MENLH/11/96
Tentang Baku Tingkat
Kebisingan.

2 Perubahan fungsi  Peraturan Pemerintah - Kegiatan Reklamasi dan pengembalian Melakukan pengamatan langsung dengan Lokasi reklamasi dan bekas Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Lahan Nomor 78 Tahun 2010 lahan bekas tambang cara sampling di lapangan untuk mengetahui fasilitas smelter, dan area dalam setahun selama Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
tentang Reklamasi dan - Kegiatan Reklamasi bekas fasilitas keberhasilan kegiatan reklamasi, yang fasiltas pendukung lainnya kegiatan pasca o perasi Utara - BPLHK Kab.Halmahera
Pasca Tambang. pengelolaan pemurnian bijih nikel dan meliputi: Penatagunaan lahan dan  BPLHK Kab.Halmahera Selatan
 Peraturan Menteri Energi sarana penunjangnya Revegetasi Selatan
dan Sumber Daya Mineral  Dinas Pertambangan dan
Nomor 07 Tahun 2014 ten- Energi Kab.Halmahera
tang Pelaksanaan Selatan
Reklamasi dan Pasca
Tambang pada kegiatan
Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara.
B. KOMPONEN BIOLOGI
1 Perubahan Flora dan  Peraturan Pemerintah Kegiatan Reklamasi Lahan dan Memantau tingkat keanekaragaman flora dan fauna Lokasi bekas tambang dan Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Fauna Nomor 78 Tahun 2010 Pengembalian Lahan Metode pemantauan : bekas infrastruktur smelter dan dalam setahun selama Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
tentang Reklamasi dan Dilakukan dengan cara pengumpulan data flora lainnya. kegiatan pasca operasi Utara - BPLHK Kab.
Pasca Tambang dilakukan dengan metode transek dan sensus  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera
 Peraturan Menteri Energi langsung. Data yang diperoleh kemudian dianalisis Selatan Selatan
dan Sumber Daya Mineral dengan menghitung indeks nilai penting (INP) dan  Dinas Kehutanan
Nomor 07 Tahun 2014 ten- indeks keanekaragaman Kab.Halmahera Selatan
tang Pelaksanaan
Reklamasi dan Pasca
Tambang pada kegiatan
Usaha Pertambangan Min-
eral dan Batubara
C. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA & KESEHATAN MASYARAKAT
1 Hilangnya Pumutusan tenaga kerja Kegiatan Pelepasan tenaga Kerja Metode Pemantauan: Lokasi bekas tambang dan Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Kesempatan operasi bekas infrastruktur smelter dan selama kegiatan pasca Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
Kerja Melakukan pengamatan langsung untuk lainnya. operasi Utara - BPLHK Kab.
mengumpulkan data primer dengan metode  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan Selatan
responden secara purposive sampling, dengan
pertimbangan bahwa responden yang dipilih telah

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -10


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Metode Pengumpulan & Analisis Waktu &
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Data Frekuensi
memanfaatkan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha selama tahap persiapan. Jumlah
responden yang akan diwawancarai sebanyak (10–
15%) dari populasi masyarakat yang memperoleh
manfaat. Data yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif
2 Sikap dan persepsi Jumlah penduduk desa Kegiatan pelepasan tenaga kerja Memantau banyaknya masyarakat yang Lokasi bekas tambang dan bekas Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
masyarakat positif Kawasi yang mengalami berpersepsi positif dan negatif infrastruktur smelter dan lainnya. selama kegiatan pasca Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
peru-bahan sikap dan Metode Pemantauan; operasi Utara - BPLHK Kab.
persepsi masyarakat negatif Melakukan pengamatan langsung dan wawancara  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
minimal dan atau sebaliknya dengan kuesioner dan tabulasi silang yang Selatan
dilanjutkan dengan analisis deskriptif.
Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah
pendapat melalui proses sosialisasi, diskusi
kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan
mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak.
3 Meningkatnya Terjadinya peningkatan Pembongkaran/penggunaan kembali - Melakukan pengamatan langsung untuk Lokasi bekas tambang dan Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Pelayanan pelayanan kesehatan untuk keperluan lain mengumpulkan data primer dengan metode bekas infrastruktur smelter dan selama kegiatan pasca Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
masyarakat masyarakat pada kegiatan wawancara semi terstruktur. lainnya. operasi Utara - BPLHK Kab.
pembongkaran/ penggunaan - Pendekatan partisipatif dengan menerapkan curah
kembali untuk keperluan lain  BPLHK Kab.Halmahera Halmahera Selatan
pendapat melalui proses sosialisasi, diskusi
Selatan
kelompok terarah, dan pertemuan konsultasi
masyarakat, untuk menampung dan
mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi
masyarakat yang terkena dampak

4 Gangguan Kantibmas Jumlah penduduk desa -Kegiatan pelepasan tenaga kerja Memantau tingkat keamanan dan ketertiban pada Lokasi bekas tambang dan Dilakukan satu kali PT Trimegah Bangun  Badan Lingkungan - Badan Lingkungan Hidup
Kawasi yang mengalami masyarakat yang akan dibebaskan lahan. bekas infrastruktur smelter dan selama kegiatan pasca Persada (PTTBP) Hidup Prov. Maluku Prov. Maluku Utara
gangguan kantibmas yang Metode pemantauan ; Melakukan pengamatan lainnya. operasi Utara - BPLHK Kab.
terjadi pada masyarakat langsung dan wawancara dengan kuesioner dan  BPLHK Kab. Halmahera Halmahera Selatan
disekitar lokasi rencana tabulasi silang yang dilanjutkan dengan analisis Selatan
kegiatan pelepasan tenaga deskriptif
kerja adalah minimal

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP III -11


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik
Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

BAB IV
JENIS DAN IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

4.1 UMUM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin


Lingkungan, terkait dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
dengan penambahan berbagai pengaturan dan ketentuan perihal izin lingkungan,
peraturan pemerintah ini merupakan perpaduan rancangan Peraturan Pemerintah
tantang Izin Lingkungan dan rancangan Peraturan Pemerintah tentang AMDAL
yang disusun sebagai amanat Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 32
tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
Dalam peraturan perundang-undangan tersebut meletakkan kelayakan
lingkungan sebagai dasar izin lingkungan sehingga bisa dilaksanakan dengan
sanksi yang jelas dan tegas.

4.2 IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Perencanaan dan pembangunan suatu kegiatan yang akandilaksanakan


memerlukan perizinan sesuai dengan jenis kegiatannya.Terkait dengan hal
tersebut, berdasarkan dampak yang ditimbulkan dan rencana pengelolaan dan
pemantauan Lingkungan Hidup, rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan
Pembangunan Dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih Nikel dan Sarana
Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada berdasarkan Undang–Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH), memerlukan izin PPLH.
Dalam penyusun dokumen AMDAL ini, telah mengidentifikasi dan
merumuskan daftar jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (PPLH) yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Peningkatan
Kegiatan Penambangan Pembangunan Dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya oleh PT Trimegah Bangun Persada yang terletak

BAB IV. JUMLAH DAN IZIN PPLH IV - 1


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik
Smelter Bijih Nikel dan Sarana Penunjangnya

di Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.


Adapun jenis perizinan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
1. Izin Lingkungan;
2. Izin Penyimpanan/Pengumpulan, Pengoperasian, Alat Pengolahan, dan
Penimbunan Akhir;
3. Izin Penggunaan Air Permukaan;
4. Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Sendiri (IUKS);
5. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH);
6. Izin Pengambilan dan Pembuangan Air Limbah;
7. Izin Pengumpulan, Penyimpanan dan Pengolahan Limbah B3.

BAB IV. JUMLAH DAN IZIN PPLH IV - 2


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

BAB V
SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Arif Perdanakusumah

Jabatan : Direktur Utama

Nama Perusahaan : PT Trimegah Bangun Persada

Alamat : Gedung Ratu Plaza Lantai 24, Jl. Jenderal Sudirman Senayan
Kav. 9, Jakarta Pusat 10270 – Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Kami berjanji dan bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
akibat dari kegiatan kami sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) dan
bersedia secara berkala (minimal 2 kali dalam setahun) melaporkan hasilnya kepada
instansi terkait selama 2 tahun atau sampai kondisi lingkungan sudah stabil.
2. Mentaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan dan Surat
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup.
3. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban
dalam Izin Lingkungan secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada instansi
berwewenang.
4. Menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Apabila kami lalai melaksanakan semua yang disebutkan di atas, maka kami bersedia
menghentikan kegiatan dan bersedia menanggung resiko yang ditimbulkannya serta
bersedia ditindak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jakarta, Juli 2016

PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Arif Perdanakusumah
Direktur Utama

BAB V. SURAT PERNYATAAN V- 1


RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Ferinna, 2014. Efektivitas Kolam Sedimen Berundak dan Typha Latifolia dalam
PenyisihanTotal Suspended Solid dan Kadar Krom Heksavalen Di Area
Tambang Nikel (Studi Kasus: Tambang Nikel PT. Gane Permai Sentosa di
Pulau Obi, Halmahera Selatan. Tesis S2 Departemen Teknik Sipil,
FakultasTeknik, Universitas Indonesia, Juni 2014.

Alley, W. Thomas E. R, and O. Lehn F. 1999. Sustainability Of Ground Water Resources


U.S. Geological Survey Circular 1186

Alloysius Yudhistianto, 2013. Reference Bench Dimension for Pit Design and Sediment
Pond, Internal Memo PT.TrimegahBangunPersada 5 January 2013.

Analisis Risiko Kesehatan Berbasis Lingkungan Dan Komunitas Pertambangan Nikel Di


Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Pusat
Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia Depok, 2015.

Anonim, 1993. Environmental Protection (Anex 16, Vol. Aircraft Noise, International Civil
Aviation Organization).

Anonim. www.Kemenhut.go.id. Provil Kehutanan 33 Provinsi di Indonesia. (Diakses 23 Maret


2016).

APHA, AWWA and WPCF, 1976. “Standar Methods for The Examination of Water &
Westwater”, 14th, Ed., APHA, Washington D.C.

Arsyad, Sintala. 1989. “Konservasi Tanah dan Air” IPB Bogor.

Arsyad, S. 2006. “Konservasi Tanah dan Air” IPB Press Bogor.

Asdak,Chay. 2004. ”Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan, 2007. Panduan Penilaian AMDAL
atau UKL/UPL untuk Kegiatan Pembangunan Perumahan. Deputi MENLH
Bidang Tata Lingkungan.

AQMD, 2007, Particulate Matter (PM) Emission Factors, www.aqmd.gov ( Juli 2012)

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Kesehatan Masyarakat. Kementerian Negara
Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Aspek Sosial dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Pemantauan Lingkungan. Kementerian Negara
Lingkungan Hidup.

DP-1
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Amdal.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Dampak Pada Kualitas Udara. Kementerian
Negara Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Dasar-Dasar Ekologi. Kementerian Negara
Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Ekonomi Lingkungan. Kementerian Negara
Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Dampak Pada Kualitas Udara. Kementerian
Negara Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Dampak Pada Tanah Pengunaan Lahan dan
tata Ruang. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Bahan Ajar Pelatihan Penilai AMDAL, 2009. Dampak Pada Fauna dan Flora darat.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Bappeda Kabupaten Halmahera Selatan. 2011. ”Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan Tahun 2008 - 2028”, Labuha.

Bappeda Provinsi Maluku Utara. 2007. ”Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Utara
Tahun 2007 - 2027”, Ternate.

BLHD Provinsi Sulsel, 2010, Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010
Tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup, Makassar.

BMG Stasiun Bandara Babullah Ternate, 1999-2011. ”Data Iklim Klimatologi Provinsi Maluku
Utara.

Blum, Hendrik L (1991). Planning for Health. Humansci. Press New York
, (1974). Planning Health Development and Applicaffon of social change
theory. Human Science Press. New York.
BMT Asia Pacific, 2013. Pengukuran Batimetri danOseanografi di Perairan Kawasi.

Bockris, J.O.M., 1977. Enviromental Chemistry. Plemon Press, N.Y. and London.

Bray, J. R. & T. J. Curtis. 1957. An Ordination of the Upland Forest Communities of Southern
Wisconsin, Ecol. Monographs 27:325-349.

BPS Kabupaten Halmahera Selatan. 2015. Kecamatan Obi Dalam Angka 2015

BPS Kabupaten Halmahera Selatan. 2015. Halmahera Selatan Dalam Angka 2015

Buckman, Harry O. 1982. “Ilmu Tanah”. Bhatara Karya Aksara, Jakarta

DP-2
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

Canter, L. W., 1996, Environmental Impact Assessment, 2nd Edition Mc Graw Hill, Inc, New
York.
Center, L.W., 1981. Enviromental Impact Asessment. Mc. Graw Hill Book Company. New
York.

Center, L.W., 1998. Enviromental Impact Asessment. Mc. Graw Hill Book Company. New
York.

Chafid F, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan Penerapannya
dalam Pembangunan. Liberty. Yogyakarta.

Coates, B.J dan Bishop, K.D, 2000. “Panduan Lapangan; Burung-Burung Di Kawasan
Wallacea; Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara” Birdlife International-
Indonesia Programme & Dove Publications Pty. Ltd.

Dainur. 1992. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika, Jakarta.

Dever, G. E. Alan (1980). Community Health Analysis, A Holistic Approach.

Djajadiningrat, Surna T dan Harry Harsono Amir, 1991. Penilaian Secara Cepat Sumber-
Sumber Pencemaran Air, Tanah dan Udara. Gajah Mada University Press.
Jogjakarta.

Djajaningrat, Surna T. ed, 1990. Kualitas Lingkungan di Indonesia, 1990. Kantor Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta.

Djajaningrat, Surna T. Yeni Hendriani, Melia Famiola, 2011. Ekonomi Hijau. Rekayasa Sains.
Jakarta.

Fachrul, Melati Ferianita, 2008. Metode Sampling Beokologi. Penerbit Bumi Askara. Jakarta.

Fardiaz, S., 1992. “Polusi Air dan Udara”. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Godish, Th. 2003. Air Quality, 4th Eds, Lewis Publisher, Boca Raton Florida

Hasan Pamungkas, 2013. Brief of Chromium Occurrences in Nickel Laterite Deposit. Harita
Group Internal Memo 7 April 2013. Jakarta.

Hasil Analisa Laboratorium WLN, 2015

IAHS, 2009. Sediment Prolems and Sediment Management in Asia River Basins. IAHS
Publication No.349.IAHS Press Centre for Ecology and Hydrology,
Wallingford, Oxfordshire UK.

ICMM, 2013. Community Development Toolkit. International Council on Mining and Metals.
www.icmm.com. London.

Inkubator Agribisnis Laboratorium Lingkungan, 2015. Laporan Akhir Studi Ekologi Danau
Karo dan Sungai Akelamo. Diajukan Kepada PT. Trimegah Bangun Persada,
Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

Kelola Alam Lestari, 2014. Pengukuran Batimetri Danau Karo. Laporan Final. Jakarta.

DP-3
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-


107/KABAPEDAL/197 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan
serta Informasi Indeks Standar Pencemaran Udara.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 875/MENKES/ SK/VIII/2001. Tentang Penyusunan


upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL)
kegiatan bidang kesehatan.
Keputusan Kepala Bapedal No.124 Tahun 1997 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL.
KLH (2007), Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Udara, Deputi Bidang Tata
Lingkungan-Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Kusnoputranto, Haryoto, 1986. Kesehatan Lingkungan. Depdikbud, Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta

LarsFriberg, Gunnar F.Nordberg, Velimir B Vouk, 1986. Handbook of The Toxicology Metals.
Volume I. General Aspects. Elseiver, 2nd edition. Amsterdam.

Leopold, L.B., F.E. Clarke, B.B., Kanshaw and J.R. Bansley, 1971. A Procedure for
Evaluating Environmental Impacts. US Geological Survey Washington D.C.

Latif.A., 2013. Baseline Survei Sosial Budaya Areal Tambang Pulau Obi, Kabupaten
Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Departemen Antropologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Jakarta.

Mikaela Antoinette, 2014. Penyisihan Kadar Kromium Heksavalen pada Air Limpasan Hujan
Pertambangan Nikel Dengan Metode Lahan Basah Buatan menggunakan
TyphaLatifolia. Skripsi S1 Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia, Juni 2014.

Mulia, Ricky M, 2005, Kesehatan Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Odum, E.P., 1971. Fundamental Ecology, 3rd Edition. Toppan Company Ltd. Tokyo.

Otto, S., 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

Rajali Amin, Mansour Edraki, David Muligan, Tonny H Gultom, 2013.Ameliorating Chromium
from Nickel Laterite Mine Drainage by Natural Kawasi Wetland in Obi Island,
North Maluku Province, Indonesia. Poster Session. Centre for Mined Land
Rehabilitation, Sustainable Minerals Institute, The University of Queensland.
Australia.

Romimohtarto, Kasijan dan Juwana, Sri. 1999. Biologi Laut, Ilmu Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseonografi. Jakarta.

Royal Haskoning DHV, 2014. Water Availability in Obi Island, South Halmahera, North
Maluku. Final Report 15 December 2014. Jakarta.

DP-4
RKL-RPL Rencana Peningkatan Kegiatan Penambangan, Pembangunan dan Pengoperasian Pabrik Smelter Bijih
Nikel dan Sarana Penunjangnya

Sari Kusumawardhani, 2014. Pemanfaatan Fly Ash sebagai Adsoren Penyisihan Kromium
Heksavalen Cr (VI) dalam Limbah Cair Tambang. Skripsi S1 Program Studi
Teknik Lingkungan, FakultasTeknik, Universitas Indonesia, Januari 2014.

Wyatt Smith, 1963 dalam Soerianegara, I, 1978. Pengelolaan Sumber Daya Alam. Bagian II.
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara (PCI) Bapedal & Jawa Timur. 1999.
”Pengelolaan Kualitas Udara”, Jakarta.

PT. Trimegah Bangun Persada, 2011. “Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Penambangan
Bijih Nikel PT. Trimegah Bangun Persada di Kawasi Kec. Obi, Kab.
Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara”.

Raharji, M. 2007. ”Memahami AMDAL”. Graha Imu, Yogyakarta.

Slamet Riyadi, A.L., 1992. “Pengaruh Pencemaran Udara Dalam Kesehatan Masyarakat”.
Universitas Airlangga Press.

Spitz, K. and Trudinger, J., 2009. “Mining And The Environment From Ore to Metal”. CRC
Pess. New York.

Soemarwoto, Otto., 2003. “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”. Cet. 10, Gajah Mada
University Press.

Soegianto,A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan komunitas. Surabaya:
Usaha Bersama.

Soegianto,A. 2004. Metoda Pendugaan Pencemaran Perairan dengan Indikator Biologis.


Surabaya: Airlangga Universty Press.

Sudarsono S. dan Takeda K., 1978. “Hidrologi untuk Pengairan”. Cetakan Kedua. Pradnya
Paramita. Jakarta.

Suripin, 2004. “Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air”. Ed. II. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tjasyono, B., 1987. “Iklim Dan lingkungan”. Cendikia Dharma Utama. Bandung.

Univ. Samratulangi Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2015. Kajian Ekologi Laut Pesisir
Kawasi. Ditujukan Kepada PT. Trimegah Bangun Persada, Kecamatan Obi
Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara.

USEPA, 2003. Compilation Of Air Pollutan Emission Factors (Anpaved Roads), AP 42, 5th
Eds, Vol I, USA

Van Steenis, C.G.G.J., 1997. ”Flora”. Cet. 7, Pradnya Paramita, Jakarta.

DP-5
127°24'0"E 127°26'0"E 127°28'0"E 127°30'0"E RENCANA PEMBANGUNAN SMELTER
Pulau Mala-mala PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
1°30'0"S

1°30'0"S
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
! PROVINSI MALUKU UTARA
!
! ! PETA-18
PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN
! LINGKUNGAN
%"
!
! % Area Yang DIpetakan
!
% 2514-62 2614-41
!
! "" P. OBI
" !% ! 2514-34 2614-13
1°32'0"S

1°32'0"S
"
"
% "!
"
"

!!
"
Kawasi
% 0 1
¯
2 4 Km
!
P
1:50,000
!
" Legenda
! a wasi Danau Loji Desa
Ake K
!
Garis Pantai
1°34'0"S

1°34'0"S
% Jaringan Jalan

Batas IUP OP PTTBP

Rencana Jalan
! Rencana Smelter Fase-2

SUNGAIAR_50K

Badan air danau/situ

Wilayah Kecamatan Obi

Badan air laut

Titik pemantauan dan Pengelolaan


! Pemantauan Biota Perairan Air Terjun Kawasi

! Pemantauan Biota Perairan Danau Karo

Ake Lam
1°36'0"S

1°36'0"S
! Pemantauan Biota Perairan Laut
Ake L
am o # Pemantauan Biota Perairan Sungai Akelamo

o % Pemantauan Keanekaragaman Hayati

" Pemantauan Kualitas Air

! Pemantauan Kualitas Udara


"
#
P
! Pemantauan Sosekbudkesmas
#
Sumber/Riwayat Peta:
Peta RBI Digital Skala 1:50.000, BIG
127°24'0"E 127°26'0"E 127°28'0"E 127°30'0"E
Koordinat Batas PTTBP
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANGANAN ACCU BEKAS
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-01 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
1. Workshop PT. TBP adalah tempat dilakukannya proses pemasangan/penggantian
accumulator/accu/aki sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun.
2. Karena kategori maka accu bekas harus ditangani dengan cermat dan hati-hati.

B. TUJUAN
1. Untuk mewujudkan tata kelola accu bekas yang baik dan benar sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di dalam wilayah KP
PT. TBP pada kegiatan operasional pertambangan.
3. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di luar wilayah KP
PT. TBP.

C. RUANG LINGKUP
1. Semua departemen/divisi PT. Trimegah Bangun Persada yang berhubungan dengan bahan
tersebut.
2. Semua kegiatan operasional Kontraktor, Sub-kontraktor dan pihak ketiga lainnya yang
berkaitan dengan bahan tersebut dalam kegiatan operasional pertambangan bijih Nikel
PT. Trimegah Bangun Persada.

D. REFERENSI
1. PP Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Kep Ka BAPEDAL RI No 068/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3.
3. Kep Ka BAPEDAL RI No 01/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan LB3.
4. Kep Ka BAPEDAL RI No 02/1995 tentang Dokumen LB3
5. Kep Ka BAPEDAL RI No 05/1995 tentang Simbol dan Label LB3.
6. Permen LH No 30/2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan LB3
serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran LB3 oleh Pemerintah Daerah.

E. PARAMETER
1. Tidak dijumpai adanya ceceran accu bekas dan air accu pada lingkungan.
2. Accu bekas ditempatkan pada TPS Limbah B3 (TPS LB3).

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANGANAN ACCU BEKAS
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-01 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

F. PROSEDUR
1. Lokasi tempat pekerjaan yang berkaitan dengan penggantian accu di dalam kompleks
bengkel mempunyai ventilasi yang baik dan tidak berair/becek.
2. Proses penggantian accu dilakukan sedemikian rupa sehingga accu bekas tidak pecah,
tetap mempunyai tutup cairan accu dan terpasang dengan rapat dan tidak ada tumpahan
atau ceceran air accu ke lingkungan.
3. Accu bekas diletakkan pada posisi tutup cairan accu di bagian atas (berdiri) dan sedapat
mungkin tidak dibuat tumpukan.
4. Accu bekas dibawa dan dikirimkan ke TPS LB3 dengan hati-hati, dibuat data sesuai dengan
voltage atau ukurannya dan diserahkan ke petugas LB3 untuk dibuatkan pencatatannya .
5. Di dalam TPS LB3, accu bekas tersebut akan ditangani oleh dept. environment pada
tempat yang telah disiapkan sesuai dengan petunjuk yang berlaku.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : BAHAN KIMIA BEKAS
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-02 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
1. Bahan kimia bekas adalah bahan kimia cair, padat dan atau gas yang berasal dari
laboratorium quality control PT. TBP dan sudah tidak dipergunakan lagi.
2. Karena sifatnya maka bahan kimia bekas tersebut dikategorikan sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun.
3. Karena kategorinya maka bahan kimia bekas harus ditangani dengan cermat dan hati-hati.

B. TUJUAN
1. Untuk mewujudkan tata kelola bahan kimia bekas yang baik dan benar dan tidak merusak
lingkungan.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di dalam wilayah KP
PT. TBP pada kegiatan operasional pertambangan.
3. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di luar wilayah KP
PT. TBP.

C. RUANG LINGKUP
1. Semua departemen/divisi PT. Trimegah Bangun Persada yang berhubungan dengan bahan
tersebut.
2. Semua kegiatan operasional Kontraktor, Sub-kontraktor dan pihak ketiga lainnya yang
berkaitan dengan bahan tersebut dalam kegiatan operasional pertambangan bijih Nikel
PT. Trimegah Bangun Persada.

D. REFERENSI
1. PP Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Kep Ka BAPEDAL RI No 068/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3.
3. Kep Ka BAPEDAL RI No 01/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan LB3.
4. Kep Ka BAPEDAL RI No 02/1995 tentang Dokumen LB3
5. Kep Ka BAPEDAL RI No 05/1995 tentang Simbol dan Label LB3.
6. Permen LH No 30/2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan LB3
serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran LB3 oleh Pemerintah Daerah.

E. PARAMETER
1. Tidak dijumpai adanya ceceran bahan kimia bekas pada lingkungan.
2. Bahan kimia bekas ditempatkan di Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 (TPS LB3).

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : BAHAN KIMIA BEKAS
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-02 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

F. PROSEDUR
1. Bahan kimia bekas yang berupa zat padat dikemas di dalam wadah aslinya dan ditutup
dengan rapat dan diberi tanda registrasi sebagai LB3.
2. Bahan kimia bekas yang berupa cairan dikemas di dalam wadah aslinya dan ditutup
dengan rapat dan diberi tanda registrasi sebagai LB3.
3. Bahan kimia bekas yang berupa gas dikemas di dalam wadah aslinya dan ditutup dengan
rapat dan diberi tanda registrasi sebagai LB3.
4. Bahan kimia bekas dibawa dan dikirimkan ke TPS LB3 dengan hati-hati, dibuat data sesuai
dengan sifatnya dan diserahkan ke petugas LB3 untuk dilakukan pencatatan.
5. Di dalam TPS LB3, bahan kimia bekas tersebut akan ditangani oleh dept. environment
pada tempat yang telah disiapkan pada ruang bahan kimia bekas.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANGANAN BAHAN KIMIA SISA PENGENCERAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-PKS-SOP-03 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
1. Bahan kimia bekas berupa sisa pengenceran/pencucian adalah bahan kimia cair yang
terlarut di dalam air dan berasal dari laboratorium quality control PT. TBP dan sudah tidak
dipergunakan lagi.
2. Karena sifatnya maka bahan kimia bekas tersebut dikategorikan sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun.
3. Karena kategorinya maka bahan kimia bekas harus ditangani dengan cermat dan hati-hati.

B. TUJUAN
1. Untuk mewujudkan tata kelola bahan kimia bekas yang baik dan benar dan tidak merusak
lingkungan.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di dalam wilayah KP
PT. TBP pada kegiatan operasional pertambangan.
3. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di luar wilayah KP
PT. TBP.

C. RUANG LINGKUP
1. Semua departemen/divisi PT. Trimegah Bangun Persada yang berhubungan dengan bahan
tersebut.
2. Semua kegiatan operasional Kontraktor, Sub-kontraktor dan pihak ketiga lainnya yang
berkaitan dengan bahan tersebut dalam kegiatan operasional pertambangan bijih Nikel
PT. Trimegah Bangun Persada.

D. REFERENSI
1. PP Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Kep Ka BAPEDAL RI No 068/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3.
3. Kep Ka BAPEDAL RI No 01/1995 tentang Tata Caraq dan Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan LB3.
4. Kep Ka BAPEDAL RI No 02/1995 tentang Dokumen LB3
5. Kep Ka BAPEDAL RI No 05/1995 tentang Simbol dan Label LB3.
6. Permen LH No 30/2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan LB3
serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran LB3 oleh Pemerintah Daerah.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANGANAN BAHAN KIMIA SISA PENGENCERAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-PKS-SOP-03 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

E. PARAMETER
1. Tidak dijumpai adanya ceceran bahan kimia bekas pada lingkungan
2. Bahan kimia bekas ditempatkan pada Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 (TPS
LB3).

F. PROSEDUR
1. Bahan kimia bekas berupa sisa pengenceran/pencucian yang berupa cairan dikemas di
dalam drum plastic atau sejenisnya yang tidak reaktif dan ditutup dengan rapat dan diberi
tanda registrasi sebagai LB3.
2. Bahan kimia bekas dibawa dan dikirimkan ke TPS LB3 dengan hati-hati, dibuat data sesuai
dengan sifatnya dan diserahkan ke petugas LB3 untuk dibuatkan pencatatannya.
3. Di dalam TPS LB3, bahan kimia bekas tersebut akan ditangani oleh dept. environment
pada tempat yang telah disiapkan pada ruang bahan kimia bekas.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : DEBU TAMBANG
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-04 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/1
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Debu tambang adalah debu yang beterbangan yang diakibatkan oleh aktifitas kegiatan
tambang PT. TBP.

B. TUJUAN
Agar debu tambang dapat dikendalikan dengan efektif dan tidak beterbangan yang dapat
menimbulkan masalah bagi kesehatan dan lingkungan.

C. RUANG LINGKUP
1. Semua kegiatan operasional, Kontraktor, Sub-kontraktor dan pihak ketiga lainnya yang
berkaitan dengan bahan tersebut dalam kegiatan operasional pertambangan bijih Nikel
PT. Trimegah Bangun Persada.
2. Semua pengemudi kendaraan tambang

D. REFERENSI
PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

E. PARAMETER
Tidak timbul debu beterbangan

F. PROSEDUR
1. Jalan tambang dibangun dengan membiarkan sisi kanan dan kiri jalan tetap ada pohon
yang rapat (sabuk hijau) sebagai penahan debu yang beterbangan akibat operasi
kendaraan di jalan tambang tersebut.
2. Kendaraan di jalan tambang yang berdebu melaju dengan kecepatan yang tidak
mengakibatkan debu beterbangan.
3. Apabila jalan tambang tetap berdebu maka dilakukan penyiraman debu dengan baik dan
kondisi tetap aman untuk kendaraan yang melewatinya.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : EMPLASEMEN KANTOR, MESS, DAPUR, KANTIN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-05 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/4
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
1. Sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan menjadi
bersih, rapi, dan sehat.
2. Emplasemen Kantor adalah pekarangan dan halaman muka kantor PT. TBP.
3. Kantor adalah ruangan tempat berlangsungnya kegiatan administrative PT. TBP.
4. Mess adalah tempat tinggal karyawan yang disediakan oleh PT. TBP
5. Dapur adalah tempat dilakukan kegiatan penyiapan, pengolahan makanan bagi
karyawan PT. TBP.
6. Kantin adalah ruang tempat makan PT. TBP bagi karyawan PT. TBP

B. TUJUAN
Agar lingkungan di sekitar kantor, mess, dapur, kantin dan sekitarnya bersih, hygienis, rapi,
tertib dan mendukung semangat kelestarian lingkungan.

C. RUANG LINGKUP
Semua karyawan yang berada dan/atau tinggal di mess, dapur dan sekitarnya.

D. REFERENSI
1. UU RI No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah
2. UU RI No 36/2009 tentang Kesehatan
3. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air

E. PARAMETER
1. Sampah organic dan non organic dikelola dengan baik
2. Lingkungan bersih, hygienis, rapid an tertib.

F. PROSEDUR DI DAPUR
1. Di dapur disediakan 3 tempat sampah yaitu untuk sampah organik basah (sisa sayur,
kayu, sisa nasi, sisa buah, daging, tulang dan sejenisnya), sampah organik kering (kertas
bungkus nasi, tissue, kertas koran dan sejenisnya), serta tempat sampah non organik
(plastik, kaca, logam dan sejenisnya).
2. Sampah organik basah dan sampah organik kering diangkut keluar dari dapur paling
tidak 2 kali dalam sehari yaitu pada waktu menjelang waktu makan siang dan pada
waktu menjelang makan malam (sekitar pukul 5 sore).
3. Sampah organik basah dapat langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah/TPS

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : EMPLASEMEN KANTOR, MESS, DAPUR, KANTIN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-05 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/4

yang telah disediakan. TPS/lubang sampah dibuat dengan ukuran yang proporsional
tergantung jumlah sampah yang terkumpul yaitu jumlahnya dalam waktu satu bulan
dapat dilakukan penimbunan. Lokasi lubang sampah harus berada pada daerah yang
jauh dari pemukiman, tidak berada di dekat keramaian orang, tidak berada di daerah
operasional tambang, tidak berada di lokasi sumber air, tidak berada di dekat lokasi
sumber air (jarak minimal 50 meter), tidak berada di lokasi aliran air/sungai/drainase,
tidak berada di jalur air tanah, tidak berada di dekat jalan tambang atau jalan yang
sering dilalui orang banyak.
4. Sampah organik basah juga dapat diolah menjadi bahan pupuk kompos atau makanan
ternak/ikan. Untuk hal ini dikoordinasikan dengan divisi environment (revegetasi).
5. Sampah non organik dapat dikumpulkan berdasarkan jenisnya, yaitu sampah plastik
keras diolah menjadi bijih plastik yang dapat dijual, kantong plastik dihancurkan dengan
incinerator, kaca dan logam disalurkan ke penampung/pedagang.
6. Pembuangan sampah dari lokasi pengumpulan ke tempat pembuangan sampah
dilakukan dan menjadi tanggung jawab Divisi General Affairs.

G. PROSEDUR DI MESS
1. Di Mess diusahakan setiap 5 pintu disediakan 2 tempat sampah yang berbeda yaitu
untuk sampah organik (sisa makanan, daun, sisa teh, kertas, tisue, kayu dan sejenisnya)
dan sampah non organik (plastik, gelas, logam, dan sejenisnya).
2. Buanglah sampah dua kali dalam sehari yaitu setelah waktu makan pagi dan menjelang
waktu makan malam (sekitar pukul 5 sore) sesuai dengan jenisnya. Sampah organik
dapat dibuang langsung ke lubang sampah /Tempat Pembuangan Sampah/TPS atau
digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik (hubungi divisi
environment/revegetasi).
3. Sampah non organik dapat dikumpulkan dan diproses ulang berdasarkan jenisnya, yaitu
sampah plastik keras diolah menjadi bijih plastik yang dapat dijual, kantong plastik
dihancurkan dengan incinerator, kaca dan logam disalurkan ke penampung/pedagang.
4. Pembuangan sampah dari lokasi pengumpulan ke tempat pembuangan sampah
dilakukan dan menjadi tanggung jawab Divisi General Affairs

H. PROSEDUR DI EMPLASEMEN KANTOR


Emplasemen kantor meliputi bangunan kantor dan halaman sekitar kantor.
1. Halaman kantor harus direncanakan dengan baik, permukaannya datar dan rata
sehingga apabila turun hujan tidak terjadi genangan air. Permukaan halaman kantor
tambang sebaiknya tidak disemen sehingga porositas tanah tetap baik dan penyerapan
air dari permukaan tanah berjalan dengan lancar. Untuk daerah dengan intensitas curah
hujan tinggi agar tidak terjadi keadaan yang becek dapat diberi lapisan batu lepas yang
tidak dikompact.
2. Saluran drainase dibuat pada bagian tepi halaman untuk mengalirkan air permukaan
pada waktu turun hujan sehingga kejadian erosi dapat diminimalkan. Saluran drainase
dibuat dengan kemiringan sekitar 2o (5%) sehingga aliran air mengalir dengan tidak
deras. Muara salluran drainase diusahakan masuk ke daerah resapan air yang berupa
semak belukar atau kolam pengendapan sehingga air tidak langsung masuk ke badan air

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : EMPLASEMEN KANTOR, MESS, DAPUR, KANTIN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-05 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 3/4

publik (sungai, danau, Laut atau sumber air).


3. Landscaping diperlukan agar kompleks menjadi asri khas sebagai daerah tambang
karena tamu dari berbagai kalangan akan banyak berkunjung.
4. Tempat parkir kendaraan juga harus di tata sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi
pintu masuk kompleks perkantoran.
5. Tempat sampah di halaman sebaiknya ditempatkan secara kamuflase/tersebunyi (dibalik
rindangan pohon, di titik sudut yang tersembunyi tapi mudah dijangkau) dan diberi
tanda. Sediakan dua (2) tempat sampah untuk memisahkan antara sampah organik
(kertas, tissue, sisa teh/kopi dan sejenisnya) dan sampah anorganik (plastik, kaca, logam
dan sejenisnya).
6. Pembuangan sampah dari area halaman kantor sebaiknya sehari sekali. Sampah organik
dapat dibuang langsung ke lubang sampah /Tempat Pembuangan Sampah/TPS atau
digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik (hubungi divisi
environment/revegetasi).
7. Sampah non organik dapat dikumpulkan dan diproses ulang berdasarkan jenisnya, yaitu
sampah plastik keras diolah menjadi bijih plastik yang dapat dijual, kantong plastik
dihancurkan dengan incinerator, kaca dan logam disalurkan ke penampung/pedagang.
8. Pembuangan sampah dari lokasi pengumpulan ke tempat pembuangan sampah
dilakukan dan menjadi tanggung jawab Divisi General Affairs

I. PROSEDUR KANTOR
Kantor adalah bangunan yang dipergunakan untuk kegiatan yang bersifat administratif bagi
divisi-divisi, medik, sekuriti, KTT, Manager, Site Manager, Ruang Tamu, lobby sekuriti, ruang
pertemuan, ruang pantry dan kamar kecil serta beranda.
1. Tata letak dan design lay out diatur agar setiap ruangan dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien.
2. Sentuhan interior design khas tambang juga perlu agar suasana menjadi relaks dan
nyaman.
3. Di luar bangunan kantor (beranda) tempatkan 2 buah tempat sampah yang relatif besar
untuk menampung sampah organik dan anorganik dari dalam kantor.
4. Di ruang tamu/lobby sekuriti sediakan 2 tempat sampah untuk sampah organik dan
anorganik yang diletakkan berjejer dengan tanda sendiri-sendiri dan dibuat semenarik
mungkin misalnya dengan tanaman indoor .
5. Di ruang pantry harus disediakan satu tempat sampah organik (kertas, tissue, sisa
teh/kopi dan sejenisnya) Sampah plastic, gelas, logam dan sejenisnya harus dibuang
ditempat sampah anorganik di beranda. Sebaiknya juga dilengkapi dengan tempat
mencuci gelas/sendok.
6. Di ruang pertemuan harus disediakan satu tempat sampah organik (kertas, tissue, sisa
teh/kopi dan sejenisnya)
7. Di ruang top manajemen harus disediakan satu tempat sampah organik (kertas, tissue,
sisa teh/kopi dan sejenisnya)
8. Di lorong harus disediakan satu tempat sampah untuk sampah anorganik masing-masing
ditempatkan di dekat pintu F&A, dan pertigaan di depan ruang Safety&Enviro. Setiap
divisi membuang sampah anorganik ke tempat sampah anorganik terdekat.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : EMPLASEMEN KANTOR, MESS, DAPUR, KANTIN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-05 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 4/4

9. Di dalam setiap ruangan kantor (setiap pintu) harus disediakan satu tempat sampah
organic (untuk kertas). Setiap divisi membuang sampah non organik ke tempat sampah
non organik terdekat dan teknisnya dapat dengan cara dikemas terlebih dahulu
menggunakan kantong plastic atau sejenisnya. Sampah berbahaya golongan B3 padat
khususnya dari Medik/klinik harus dirusak terlebih dahulu sebelum dikemas untuk
selanjutnya ditangani secara khusus sebagai Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3).
10. Setiap sampah dari dalam kantor sesuai dengan golongan masing-masing ditampung di
dalam tempat sampah besar yang berada di beranda.
11. Tempat pertukangan: semua sampah sesuai dengan golongannya harus dikumpulkan
dan dikemas sendiri-sendiri yang nantinya akan segera dibuang ke tempat pembuangan
akhir satu hari satu kali. Sampah besar dapat diikat dan sampah kecil dikemas dalam
karung/kantong dan sejenisnya.
12. Halaman Kantor / tempat Parkir: Semua karyawan harus tertib sehingga tidak akan ada
sampah di halaman dan tempat parkir tersebut. Untuk memastikan kebersihan maka
sekuriti dan siapapun juga diminta ikut menertibkan setiap karyawan yang membuang
sampah sembarangan.
13. Bagian tepi halaman kantor ditanami tanaman peneduh. Tebing dari laboratorium
sampai masjid dihijaukan dan ditaanami tanaman.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : ENVIRONMENT INCIDENT REPORT
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-06 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Environment Incident Report adalah pelaporan tentang terjadinya keadaan yang
membahayakan atau mencemari lingkungan seperti bahan hidrokarbon tumpah dalam
jumlah tertentu, bahan kimia tumpah, topsoil hilang dan sejenisnya.

B. TUJUAN
Agar semua permasalahan lingkungan yang dilaporkan dapat dianalisis dan ditangani
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan sesuai dengan prosedur yang berlaku agar
tidak terjadi lagi di kemuadian hari.

C. RUANG LINGKUP
Semua pihak yang berkaitan dengan dampak yang merugikan lingkungan akibat kegiatan
penambangan

D. REFERENSI
1. UU RI No 32 / 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Kepmen PE No 211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum.
3. Permen Hub No 04/2005 tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal.
Kepmen LH No 112/2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
4. Kepmen LH No. 51/2004 tentang Baku Mutu Air Laut.

E. PROSEDUR
1. Dilakukan pencatatan dan dokumentasi semua bentuk laporan lingkungan yang
masuk kemudian dilakukan pemilahan berdasarkan jenis kasus pokoknya.
2. Lakukan analisis dengan teliti dan gunakan semua elemen lingkungan yang berkaitan
dengan kasus yang dilaporkan. Gunakan data intensitas curah hujan, kolam
pengendapan, daerah tangkapan air hujan (catchment area), arah larian air untuk
menganalisis masalah banjir. Untuk masalah polusi debu maka gunakan data
sumber debu, kecepatan angin, arah angin, program penyiraman debu yang
dilakukan, kegiatan kendaraan tambang dan sejenisnya. Untuk masalah pencemaran
air maka gunakan data jenis kegiatan dan sumber pencemar air serta treatment yang
sudah dilakukan yang berkaitan dengan jalur aliran air dan analisis kuantitas dan
kualitas pencemaran yang terjadi, bila memungkinkan ambil tindakan pengendalian
pencemaran yang memungkinkan untuk menghindari pencemaran lebih meluas.
3. Hubungkan analisis kasus dengan elemen lingkungan yang berkaitan tersebut secara

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : ENVIRONMENT INCIDENT REPORT
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-06 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

sistematis sehingga diperoleh kesimpulan yang paling logis


4. Lakukan perhitungan kerugian yang muncul sesuai dengan standar yang berlaku
dengan mengetengahkan ukuran saling untung antara pihak yang menderita dan
perusahaan
5. Rundingkan secara tertutup antara dua belah pihak untuk menyelesaikan masalah
tersebut dan apabila menemui jalan buntu maka lakukan penjelasan secara terbuka
dan yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, dan apabila masih menemui
jalan buntu maka libatkan pihak ketiga yang bersifat tidak memihak.
6. Selesaikan semua proses dengan dituangkan dalam dokumen hitam di atas putih
sebagai pegangan wujud hasil perundingan secara baik-baik.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PEMERANGKAP OLI / OIL TRAP
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-08 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Pemerangkap Oli/Oil Trap adalah bangunan tertentu yang dipergunakan untuk menangkap
pencemaran oli yang tercampur bersama air

B. TUJUAN
Agar tidak terjadi ceceran bahan B3 baik limbah maupun bukan limbah di permukaan tanah
maupun perairan

C. RUANG LINGKUP
Semua pekerja yang berhubungan dengan penggunaan bahan B3 (oli, oli bekas, grease)

D. REFERENSI
1. PP Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Kep Ka BAPEDAL RI No 068/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3.
3. Kep Ka BAPEDAL RI No 01/1995 tentang Tata Caraq dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan LB3.
4. Kep Ka BAPEDAL RI No 02/1995 tentang Dokumen LB3
5. Kep Ka BAPEDAL RI No 05/1995 tentang Simbol dan Label LB3.
6. Permen LH No 30/2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
LB3 serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran LB3 oleh Pemerintah Daerah.

E. PARAMETER
Tidak terjadi pencemaran oli pada perairan

F. PROSEDUR
1. Bagi pekerja yang berhubungan dengan penggunaan bahan B3 di bengkel/workshop,
gunakan alat pelindung diri (APD) standar sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu
safety shoes, helmet, baju seragam kerja, kacamata kerja, sarung tangan (sesuai dengan
JSA/pekerjaanya)
2. Pastikan oil trap beserta seluruh komponen pendukungnya (drum, ember, tong yang
tidak bocor) terpasang dan berfungsi dengan baik dan benar
3. Lakukan pekerjaan pengisian pelumas, penggantian oli pelumas, penyematan grease dan
sejenisnya dengan hati-hati, terukur dan terencana dengan baik sehingga ceceran bahan
B3 tersebut dapat dihindari.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PEMERANGKAP OLI / OIL TRAP
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-08 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

4. Apabila ternyata tetap ada ceceran bahan B3 maka lakukan pengumpulan semaksimal
mungkin dan masukkan ke dalam drum penampung yang telah disediakan.
5. Sisa ceceran yang tidak terambil dalam pengumpulan dapat dibersihkan dengan
menggunakan air yang dialirkan tetapi harus tidak memercik keluar dari saluran oil trap
yang telah dibuat. Alirkan air pembersihan tersebut pada saluran yang menuju ke arah
oil trap yang telah dipasang komponen pendukungnya.
6. Tampung lapisan oli yang ada dibagian atas air di dalam oil trap secara terpisah dari air
yang berada dibawahnya, dan masukkan kumpulan ceceran oli tersebut ke dalam drum
tersendiri dan diberi tanda berbeda.
7. Amankan drum yang berisi oli ceceran tersebut dan disatukan penempatannya dengan
drum yang berisi oli bekas yang bukan ceceran.
8. Keluarkan oli bekas dan tampungan ceceran oli tersebut dari area penampungan ke
penampung terakhir sesuai dengan prosedur yang berlaku.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : OLI BEKAS WORKSHOP
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-09 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
1. Workshop adalah tempat dilakukannya proses penggantian oli /Oil Tapping yang
lazimnya dikenal sebagai bengkel.
2. Oli bekas adalah minyak pelumas yang berasal dari proses penggantian pada unit mesin
baik yang berada di bengkel mesin, kapal maupun elektrik dan sudah tidak dipergunakan
lagi.
3. Karena sifatnya maka oli bekas dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan
beracun.
4. Karena kategorinya tersebut maka oli bekas harus ditangani dengan cermat dan hati-
hati.

B. TUJUAN
1. Untuk mewujudkan tata kelola oli bekas yang baik dan benar dan tidak merusak
lingkungan (“good mining practice”)
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di dalam wilayah
KP pada kegiatan operasional pertambangan.
3. Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan di luar wilayah KP
Perusahaan.

C. RUANG LINGKUP
1. Semua departemen/divisi PT. Trimegah Bangun Persada yang berhubungan dengan
bahan tersebut.
2. Semua kegiatan operasional Kontraktor Utama, Sub-kontraktor dan pihak ketiga lainnya
yang berkaitan dengan bahan tersebut dalam kegiatan operasional pertambangan bijih
Nikel PT. Trimegah Bangun Persada.

D. REFERENSI
1. PP Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Kep Ka BAPEDAL RI No 068/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3.
3. Kep Ka BAPEDAL RI No 01/1995 tentang Tata Caraq dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan LB3.
4. Kep Ka BAPEDAL RI No 02/1995 tentang Dokumen LB3
5. Kep Ka BAPEDAL RI No 05/1995 tentang Simbol dan Label LB3.
6. Permen LH No 30/2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
LB3 serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran LB3 oleh Pemerintah Daerah.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : OLI BEKAS WORKSHOP
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-09 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

E. PARAMETER
1. Tidak dijumpai adanya ceceran oli bekas pada lingkungan
2. Oli bekas dikemas pada tempat yang aman
3. Kemasan oli bekas ditempatkan pada TPS Limbah B3 (TPS LB3).

F. PROSEDUR
1. Lokasi tempat pekerjaan yang berkaitan dengan penggantian oli untuk ukuran bengkel
dilengkapi dengan saluran pembuangan untuk mengantisipasi terjadinya ceceran oli
atau oli bekas dan sejenisnya.
2. Pada ujung saluran pembuangan (nomor 1) dibangun pemerangkap oli (oil trap) untuk
menampung oli / oli bekas yang tercecer dan mengalir terbawa aliran air.
3. Oil trap dibangun sesuai dengan standard yang lazim.
4. Pada lokasi oil trap disediakan alat penciduk (gayung atau ember) untuk mengambil oli/
oli bekas yang mengapung di atas permukaan air. Pada lokasi oil trap tersebut
disediakan drum penampung yang tidak bocor dan hanya khusus untuk menampung oli
dari oil trap. Drum yang sudah terisi penuh dikirimkan dengan hati-hati dan diamankan
di dalam TPS LB3 untuk ditangani lebih lanjut.
5. Pada proses penggantian oli (oil tapping) dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi ceceran oli atau oli bekas yang keluar dari tempat penampungnya (drum yang
tidak bocor). Drum yang sudah terisi penuh dikirimkan dengan hati-hati dan diamankan
di dalam TPS LB3.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PEMBIBITAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-10 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/3
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Pembibitan adalah proses untuk menghasilkan bibit,dalam hal ini bibit tanaman revegetasi.
Persemaian adalah tempat atau lokasi dilaksanakan pembibitan.

B. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat melakukan pembibitan.
b. Mencegah terjadinya kerugian alat pada saat melakukan pembibitan.
c. Mencegah terjadinya ketidakefektifan pada saat melakukan pembibitan

C. RUANG LINGKUP
Seluruh pekerja yang berhubungan dengan kegiatan pembibitan dan yang berada di
kompleks persemaian

D. REFERENSI
a. Per Men Hut Nomor P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan
Reklamasi Hutan
b. Per Men Hut Nomor P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan
c. Per Men Hut Nomor P.39/Menhut-II/2010 tentang Pola Umum, Kriteria, dan Standar
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
d. Per Men Hut Nomor P.63/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Penanaman bagi
Pemegang IPPKH dalam rangka Rehabilitasi DAS

E. PROSEDUR
a. Melengkapi alat pelindung diri: safety shoes, helmet, rompi, sarung tangan karet
sintetis, olesan anti serangga bila areanya banyak serangga dan perlengkapan APD
lainnya
b. Mempersiapkan bahan dan alat untuk melakukan pembibitan, antara lain benih/bibit
tanaman yang baik, polibag, cangkul, tropol/cetok, pupuk, alat penyiraman, media
tanam, ayakan media tanam.
c. Bila kondisi mendung / gerimis dan berpetir/kilatan petir sedangkan pekerjaan
dilakukan di areal/lapangan terbuka, maka hentikan pekerjaan dan segera berlindung.
d. Melakukan langkah-langkah pembibitan dengan ketentuan sebagai berikut (untuk
penanaman dari benih/biji kecil ukuran sekitar 1- 5mm):
1) Siapkan tanah subur (topsoil) yang sudah di ayak dan dipisahkan dari kerikil dan
batu serta kayu/campuran lainnya.
2) Siapkan kotak/nampan/baki yang diisi topsoil atau kompos dengan ketebalan
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PEMBIBITAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-10 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/3

sekitar 3 cm dan biarkan kondisinya gembur/tidak memadat. Kemudian disiram air


dengan alat penyiram yang lembut sampai basah kapasitas lapang dan tidak
menggenang.
3) Siapkan benih yang akan disemaikan.
4) Buat alur pada nampan semai (no2) sedalam sekitar 1 cm dan jarak antar alur
sekitar 3 cm, kemudian tebarkan benih kecil secara merata tidak bertumpuk di
dalam alur tadi lalu tutup kembali dengan tanah dengan cara meratakannya. Bila
cuaca terlalu panas dapat disungkup/ditutup rapat dengan plastic agar kelembaban
stabil untuk mempercepat perkecambahan. Bila sudah berkecambah tidak perlu
disungkup lagi (kecuali pada malam hari untuk menghindari perusakan oleh
binatang).
5) Pelihara kecambah tersebut dengan cara disiram dengan alat penyiram halus agar
kecambah tidak tercerabut dari tanahnya, lakukan penyiraman sampai kapasitas
lapang pada pagi dan sore hari.
6) Kecambah dirawat sampai umur sekitar 7 hari dari saat kecambah tumbuh.
7) Buatlah media tanam berupa campuran tanah yang subur (topsoil) yang sudah
diayak dengan pupuk organic/kompos dengan perbandingan masing-masing 2:1
atau 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polibag dengan sedikit dipadatkan sampai
sekitar ½ cm dari permukaan polibag, tata polibag tersebut pada tempat
bernaungan sekitar 60% dan siram air sampai basah lalu buatlah lubang tanam
sedalam sekitar 1 cm.
8) Ambil kecambah dengan mencongkel tanahnya kemudian ditanam di dalam polibag
dengan hati-hati sebatas leher akar dan jangan sampai akarnya rusak kemudian
tanahnya sedikit dipadatkan.
9) Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari agar kelembaban stabil dan baik
untuk pertumbuhan tanaman.

e. Melakukan langkah-langkah pembibitan dengan ketentuan sebagai berikut (untuk


penanaman dari benih/biji besar ukuran lebih besar dari 5 mm):
1) Pilihlah biji yang baik dan tidak cacat/rusak lalu peram dengan kain basah selama
sekitar 24 jam agar berkecambah, dapat juga direndam dalam air bersih selama
sekitar 15 menit lalu diperam seperti tersebut di atas. Untuk benih yang kulitnya
keras (misalnya kemiri, maka kulit kerasnya dilukai dengan kikir atau sejenisnya dan
diperam dengan cara yang sama atau dapat juga langsung ditanam) Taruh peraman
tersebut di tempat yang aman dari gangguan tikus dan sejenisnya.
2) Buatlah media tanam berupa campuran tanah yang subur (topsoil) yang sudah
diayak dengan pupuk organic/kompos dengan perbandingan masing-masing 2:1
atau 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polibag dengan sedikit dipadatkan sampai
sekitar ½ cm dari permukaan polibag, tata polibag tersebut pada tempat
bernaungan sekitar 60%
3) Apabila biji akan ditanam maka buatlah lubang tanam pada setiap polibag sebesar
ukuran biji sedalam ¾ dari biji yang akan ditanam.
4) Tanamlah biji/benih tersebut di dalam lubang tanam yang sudah dibuat dengan
bagian calon akar kearah bawah, kemudian tutup dengan tanah dan sedikit

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PEMBIBITAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-10 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 3/3

dipadatkan lalu disiram air sampai basah


5) Lakukan penyiraman pada pagi dan sore hari agar kelembaban media menjadi stabil
dan baik untuk perkecambahan.

f. Melakukan langkah-langkah pembibitan dengan ketentuan sebagai berikut (untuk


penanaman anakan tanaman pencabutan dari hutan):
1) Bibit diambil dari hutan dengan cara mencabut secara hati-hati agar perakaran nya
tidak rusak. Taruhlan bibit tersebut dengan bagian perakaran pada tempat yang
benar-benar lembab (bebat kain dan sejenisnya)
2) Buatlah media tanam berupa campuran tanah yang subur (topsoil) yang sudah
diayak dengan pupuk organic/kompos dengan perbandingan masing-masing 2:1
atau 3:1 kemudian dimasukkan ke dalam polibag setinggi sekitar ½ cm dari
permukaan polibag, tata polibag tersebut pada tempat bernaungan sekitar 60%
3) Ambil bibit tanaman yang akan ditanam, kurangi daunnya hingga tertinggal sekitar
30%-50% dan akar yang terlalu panjang dipotong dengan pisau yang tajam jangan
sampai pecah/hancur.
4) Taruh anakan tanaman tersebut di dalam polibag tadi dengan baik dan tegak
sehingga akarnya tidak tertekuk, lalu masukkan tanah pelan-pelan hingga seluruh
akar tertutup tanah. Lakukan sedikit pemadatan agar bibit tanaman tetap tegak.
5) Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari dengan alat penyiram yang halus
sehingga tidak merusak tanah di dalam polibag.

g. Lakukan penyulaman tanaman apabila dijumpai tanaman yang mati.


h. Lakukan pemupukan apabila dipandang perlu dengan bio-urin konsentrasi 15 cc per
liter air setiap 2 minggu sekali dengan dikocorkan.
i. Perawatan di pembibitan bernaungan sekitar 2 bulan lalu dipindahklan ke bedengan
yang terbuka sampai umur sekitar 4-5 bulan dengan pemeliharaan yang sama, target
tanaman mencapai ketinggian sekitar 50 cm dan siap ditanam diarea reklamasi.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANAMAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-11 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Penanaman adalah kegiatan menanam tanaman dalam hal ini jenis tanaman hutan pada
lahan bekas tambang atau yang terganggu kegiatan tambang yang sudah ditata kembali.

B. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat melakukan penanaman.
b. Mencegah terjadinya kerugian alat pada saat melakukan penanaman.
c. Mencegah terjadinya ketidakefektifan pada saat melakukan penanaman

C. RUANG LINGKUP
Seluruh pekerja yang berhubungan dengan kegiatan penanaman dan yang berada di
sekitar area penanaman.

D. REFERENSI
a. Per Men Hut Nomor P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan
Reklamasi Hutan
b. Per Men Hut Nomor P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan
c. Per Men Hut Nomor P.39/Menhut-II/2010 tentang Pola Umum, Kriteria, dan Standar
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
d. Per Men Hut Nomor P.63/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Penanaman bagi
Pemegang IPPKH dalam rangka Rehabilitasi DAS

E. PROSEDUR
a. Melengkapi alat pelindung diri: safety shoes, helmet, rompi, sarung tangan karet
sintetis, olesan anti serangga bila areanya banyak serangga dan perlengkapan APD
lainnya
b. Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan penanaman, antara lain bibit
tanaman yang baik, cangkul, linggis, cetok, pupuk, alat penyiraman.
c. Bila kondisi mendung / gerimis dan berpetir/kilatan petir sedangkan pekerjaan
dilakukan di areal/lapangan terbuka, maka hentikan pekerjaan dan segera berlindung
d. Bila penanaman harus dilakukan di lereng yang terjal, gunakan body harness yang
dilengkapi dengan tali pengikat yang panjang dan diikatkan pada safety point
e. Melakukan langkah-langkah penanaman dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Di area penanaman pasanglah ajir/tanda pada setiap posisi tanaman dengan
jarak 4x4 m yang lurus dan teratur
2) Buatlah lubang tanam dengan ukuran 40x40x40 cm pada setiap titik ajir yang
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANAMAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-11 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

sudah ditentukan dengan menggunakan cangkul, linggis, atau cetok.


3) Masukkan kompos 2 kg pada setiap lubang tanam dan dapat juga ditambanh
pupuk NPK 10-20 gram pada dasar setiap lubang tanam yang sudah dibuat dan
aduk supaya bercampur.
4) Tanaman yang akan dibawa ke area penanaman disiram terlebih dahulu di
pesemaian.
5) Sayat dasar polibag melingkar kemudian letakkan tanaman beserta polabgnya
pada lubang tanam, masukkan tanah ke dalam lubang tanam sampai ketinggian
tanah sama dengan ketinggian tanah yang berasal dari polybag lalu polibag
ditarik ke atas dengan hati-hati agar tanah polibag tidak hancur dan bibit tidak
stress.
6) Padatkan tanah di sekitar batang tanaman agar berdiri tegak lalu siram dengan
air secukupnya.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : REKLAMASI
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-13 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kembali
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha (pertambangan) agar dapat
berfungsi dan berdayaguna sesuai peruntukannya.

B. TUJUAN SOP REKLAMASI


a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat melakukan pekerjaan reklamasi
b. Mencegah terjadinya kerugian alat pada saat melakukan pekerjaan reklamasi
c. Mencegah kerja tidak efektif dan efisien

C. RUANG LINGKUP
a. Semua divisi terkait dengan pembukaan lahan, OB, topsoil, mined out, perencanaan
tambang, eksplorasi
b. Seluruh pekerja yang berhubungan dengan kegiatan reklamasi dan yang berada di
sekitar area reklamasi lahan bekas tambang.

D. REFERENSI
a. UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba
b. PP Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
c. PP Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang
d. Per Men ESDM Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang
e. Per Men Hut Nomor P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan
Reklamasi Hutan
f. Per Men Hut Nomor P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan
g. Per Men Hut Nomor P.39/Menhut-II/2010 tentang Pola Umum, Kriteria, dan Standar
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
h. Per Men Hut Nomor P.63/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Penanaman bagi
Pemegang IPPKH dalam rangka Rehabilitasi DAS

E. PROSEDUR
a. Tentukan lokasi, luas areal, rancangan teknis, personnel (termasuk APD/Safety gear)
dan peralatan yang akan digunakan.
b. Melakukan prosedur pekerjaan reklamasi/penataan kembali lahan bekas tambang
(mine out area) sebagai berikut:
1) Pekerjaan dilaksanakan dengan menerapkan keutamaan kesehatan dan
keselamatan kerja. Apabila cuaca tidak memungkinkan misalnya turun

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : REKLAMASI
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-13 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 01 Januari 2013 Hal 2/2

hujan/kondisi licin maka pekerjaan dihentikan.


2) Pekerjaan reklamasi mengacu kepada rancangan teknis (technical design) yang
sudah disiapkan.
3) Tempatkan satu orang yang mengawasi pemuatan material reklamasi (o/b dan
sejenisnya) yang menggunakan alat Excavator dan Dump Truck (DT) pada areal
penimbunan O/B (O/B Disposal) atau tempat material lain yang ditentukan
4) Tempatkan satu orang yang mengawasi pembongkaran muatan material
reklamasi oleh DT pada lahan yang akan direklamasi, sekaligus mengawasi
operasional bulldozer dalam meratakan material tersebut sesuai dengan situasi
dan kondisi lahan reklamasinya. Jumlah petugas pengawas disesuaikan dengan
jumlah lokasi dan alat berat yang digunakan.
5) Apabila petugas sudah siap maka pekerjaan dimulai. Material reklamasi
diusahakan berasal dari area dumping/disposal yang terdekat dengan area yang
akan direklamasi. Material diambil dengan excavator lalu dituangkan ke atas bak
DT. Usahakan satu DT pergi maka satu DT lagi masuk sehingga tidak terjadi lost
time/waktu kerja yang hilang pada alat berat. Pengawas harus mengawasi posisi
Excavator dan DT selalu berada pada posisi yang aman dan benar. Karena
lokasinya bising maka gunakan aba-aba yang mudah dipahami dan dilihat oleh
operator excavator dan DT dan juga orang lain.
6) DT mengangkut material dan membongkarnya di lahan yang akan direklamasi
sesuai dengan petunjuk dari pengawas yang ada di lahan yang akan direklamasi.
Bongkarlah muatan DT sesuai dengan lahan yang akan direklamasi dimana dozer
sudah menunggu untuk meratakannya. Gunakan aba-aba yang dimengerti dan
terlihat oleh semua operator yang terlibat di lahan reklamasi, karena kemungkinan
daerah tersebut akan bising dengan suara kendaraan alat berat yang beroperasi.
Atur pekerjaan perataan yang efektif dimana material yang dibongkar terus
ditangani oleh dozer yang ada sehingga tidak terjadi waktu kerja yang hilang (Lost
time).
7) Penggunaan organic soil treatment, kapur pertanian dan sejenisnya dilakukan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tanah/lahan.
8) Topsoil ditebarkan pada permukaan lahan yang sudah ditata dengan ketebalan
sesuai dengan perencanaan.
9) Permukaan yang sudah ditebar topsoil dilakukan penggarukan (ripping) terutama
pada permukaan yang rata/datar.
10) Pembuatan teras, saluran pembuangan air, sediment trap dan sejenisnya mengacu
kepada rancangan teknis yang sudah disiapkan.
11) Pekerjaan reklamasi lahan dianggap selesai apabila kondisi lahan sudah stabil dari
analisa sipil dan siap untuk ditanami kembali/revegetasi.
12) Penanggungjawab pekerjaan reklamasi adalah Supervisor Penataan Lahan.

Catatan: Analisa sipil diperlukan apabila pada lahan reklamasi dituntut stabilitas lereng,
permukaan lahan dari permeabilitas air permukaan (misalnya area tersebut tampat dumping
batuan asam tambang, oxide material, bahan berbahaya yang diijinkan untuk ditimbun dsb.)

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANAMAN COVER CROP
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-12 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Cover Crop adalah suatu tanaman penutup permukaan tanah yang tumbuh rapat yang
ditanam terutama untuk tujuan melindungi dan memperbaiki tanah antara periode
produksi tanaman pokok atau antara pohon-pohon dan tanaman merambat.

B. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat melakukan penanaman cover crop
b. Mencegah terjadinya kerugian alat pada saat melakukan penanaman cover crop
c. Mencegah terjadinya ketidakefektifan pada saat melakukan penanaman cover crop

C. RUANG LINGKUP
Seluruh pekerja yang berhubungan dengan kegiatan penanaman cover crop yang berada di
sekitar area reklamasi.

D. REFERENSI
a. Per Men Hut Nomor P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan
Reklamasi Hutan
b. Per Men Hut Nomor P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan
c. Per Men Hut Nomor P.39/Menhut-II/2010 tentang Pola Umum, Kriteria, dan Standar
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
d. Per Men Hut Nomor P.63/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Penanaman bagi
Pemegang IPPKH dalam rangka Rehabilitasi DAS

E. PROSEDUR
a. Melengkapi alat pelindung diri: safety shoes, helmet, rompi, sarung tangan sintetis,
olesan anti serangga bila areanya banyak serangga dan perlengkapan APD lainnya
b. Mempersiapkan bahan dan alat untuk melakukan penanaman cover crop, antara lain
benih/bibit tanaman yang baik, cangkul, cetok, pupuk.
c. Bila kondisi mendung / gerimis dan berpetir/kilatan petir sedangkan pekerjaan
dilakukan di areal/lapangan terbuka, maka hentikan pekerjaan dan segera berlindung
d. Melakukan langkah-langkah penanaman cover crop dengan ketentuan sebagai
berikut (Direct Showing):
1) Untuk lereng, buatlah penggalian memotong kemiringan lahan menggunakan
cangkul dengan kedalaman sekitar 5 cm (selanjutnya disebut alur).
2) Taburkan benih cover crop secara merata di sepanjang alur tersebut kemudian
ditutup tipis-tipis dengan top soil yang ada.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENANAMAN COVER CROP
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-12 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

3) Jarak antar alur sekitar 0,5 meter dan keperluan benih 10 – 15 kg per hektar.
4) Apabila kemiringan lahan di atas 30% (15 derajat atau lebih) maka pada alur
tersebut juga dibuat tugal sedalam sekitar 2 cm dengan jarak antar tugal
sekitar10 cm.
5) Tanamlah pada setiap lubang tugal tersebut dengan 2 butir benih tanaman
tegakan CJ atau FC, kemudian di tutup top soil tipis-tipis saja
6) Ditengah-tengah ruangan (space) antar alur tersebut ditanami cover crop yang
disemai dengan system polibag (cover crop polibag) dengan cara penanaman
cemplungan (dibuat lubang sebatas sekitar ukuran polibag), lalu cover crop
ditanam seperti penanaman pohon dengan atau tanpa pupuk organik.
7) Jarak tanam cover crop polibag sekitar 75 cm
8) Untuk lahan rata, buatlah titik penanaman benih cover crop dengan
menggunakan cangkul pada setiap jarak 1 meter.
9) Pada titik penanaman cover crop tersebut tebarkan benih cover crop sebanyak
sekitar 10 butir kemudian tutup tanah tipis-tipis.

Cover Crop cemplungan:


1) Buat lubang tanam bibit cover crop dengan menggunakan tugal pada jarak 0.5
meter.
2) Tanamlah bibit cover crop dengan cara melepaskan bibit cover crop (beserta
tanahnya0 dari polibag kemudian masukkan dengan hati-hati jangan sampai
tanahnya hancur.
3) Padatkan sedang-sedang saja agar tidak hanyut oleh aliran atau percikan air
hujan

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGENDALIAN KEBISINGAN
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-07 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/1
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Kebisingan adalah suara dengan frekuensi tertentu yang terjadi secara terus - menerus
yang cenderung mengakibatkan gangguan kenyamanan pendengaran.

B. TUJUAN
Agar pekerja pada lingkungan yang bising tidak mengalami gangguan pendengaran karena
pengaruh suara keras yang berlangsung lama.

C. SASARAN
Semua karyawan yang selalu berada di dekat sumber suara keras misalnya generator set,
bengkel, operator alat berat, petugas helper fleet alat berat dan sejenisnya

D. REFERENSI
PP No. 42 Tahun 1999

E. PROSEDUR
1. Bagi karyawan yang berada di dekat sumber suara bising maka gunakan alat
pelindung diri (APD) standar dan sesuai prosedur yaitu safety shoes, helmet, baju
seragam tambang, masker, kacamata tambang (dan sarung tangan bila diperlukan)
2. Tempatkan diri anda pada jarak yang dibenarkan sesuai petunjuk Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, misalnya operator genset tidak harus selalu berada di dekat
genset, helper alat berat berada pada jarak sekitar 5 meter dari alat berat, mekanik
bengkel tidak selalu terpapar sumber suara bising dalam waktu lama dan seterusnya.
3. Gunakan penutup telinga sesuai dengan standar yang diperkenankan, misalnya ear
plug untuk orang yang berada di dekat sumber kebisingan dengan ukuran maksimal
20 dB, atau ear muff digunakan apabila berada di dekat sumber kebisingan dengan
ukuran 20dB atau lebih.
4. Usahakan untuk tidak terpapar dalam waktu lama di dekat sumber suara yang keras
atau sumber suara bising.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGAMBILAN SAMPLE AIR
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-14 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Sampel Air adalah contoh air yang dianggap mewakili seluruh keadaan air yang sama yang
berada pada lokasi pengambilan sampel (titik sampel/titik penaatan).

B. TUJUAN
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat pengambilan sampel.
Mencegah terjadinya kerugian alat pada saat melakukan pengambilan sampel.
Mencegah terjadinya ketidakefektifan pada saat melakukan pengambilan sampel

C. REFERENSI
a. PP Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
b. PP Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
c. PP Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan
Laut
d. PP Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
pencemaran Air

D. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua proses pengambilan sampel air di PT TBP Obi Site

E. GOLONGAN AIR
 Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
 Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
 Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
 Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, PLTA.

F. PROSEDUR
a. Pastikan semua APD lengkap (Safety Shoes, Helmet, Rompi) dan dipakai dengan
benar.
b. Pastikan semua petugas dalam keadaan sehat dan fit.
c. Pastikan semua peralatan yang akan digunakan (botol sampel, label/spidol,
lakband/selotype, dll) dalam keadaan bersih.
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGAMBILAN SAMPLE AIR
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-14 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

d. Pengambilan sampel air:


 Pengambilan sampel sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan dalam
keadaan cuaca yang cerah di pagi hari, kecuali keadaan khusus.
 Beri tanda pada botol dan tutupnya sesuai dengan tempat / titik pengambilan
sampelnya, tanggal dan petugas pengambil sampel.
 Untuk satu titik sampel diambil 2 buah sampel masing-masing 1 botol volume 1
liter.
 Bersihkan bagian dalam botol sampel dengan cara memasukkan air yang akan
diambil sampelnya satu atau dua kali dengan dikocok 1 – 2 menit.
 Ambil air sampel dengan hati-hati pada kedalaman sekitar 30 cm dari permukaan
air dengan cara memasukkan botol sampel yang sudah dibersihkan tadi dan
dibuka tutupnya pada kedalam tersebut kemudian pasang tutup botolnya selagi
masih berada di dalam air tersebut dan pastikan tutup botol menutup rapat dan
tidak bocor.
 Untuk sampel air laut sampelnya berupa sampel komposit yaitu gabungan dari 3
varian kedalaman pengambilan air sampelnya, yaitu pada permukaan, 10 meter
di bawah permukaan dan 20 meter di bawah permukaan. Pengambilan
sampelnya menggunakan van dorn sampler. Sampel dari ketiga kedalam yang
berbeda tersebut dicampur menjadi satu dan diambil satu sampel sebagai sampel
air laut.
 Untuk sampel air yang tidak memerlukan bahan kimia tambahan karena
dilakukan analisis langsung bisa langsung dilakband/selotipe. Untuk sampel yang
tidak dilakukan analisis langsung maka perlu ditambahkan HNO3 atau H2SO4
(untuk satu botol sampel) sampai pH sekitar 2.
 Sampel air dikemas (dipack) pada kotak atau tas sampel sehingga tidak tercampur
dengan barang yang lain.

Lakukan penanganan berikutnya (analisa laboratorium internal, pengiriman ke laboratorium


eksternal dll.) sesuai dengan petunjuk teknis.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : KONSERVASI SDA TANAH DAN AIR
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-15 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Konservasi adalah segala bentuk upaya yang bertujuan mengusahakan terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat
lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan.
SDA Tanah dan air atau sumber daya alam berupa tanah dan air adalah tanah dan air yang
mempunyai nilai ekologis dan ekonomis.
Pencemaran air dan tanah yaitu turunnya kualitas air dan tanah sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan air dan tanh tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.

B. TUJUAN
1. Memastikan bahwa bahwa penggunaan sumber daya alam terpantau dan tercatat
2. Memastikan bahwa tingkat penggunaan sumber daya alam terevaluasi secara
berkesinambungan
3. Memastikan bahwa terdapat program untuk tingkat konsumsi dan penggunaan
sumber daya alam

C. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua pengelolaan sumber daya alam Tanah dan Air di Tambang
Kawasi

D. REFERENSI
1. UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air
3. UU No 32/2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
4. PP No 35/2991 tentang Sungai

Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut:


Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, PLTA.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : KONSERVASI SDA TANAH DAN AIR
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-15 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

E. KEBIJAKAN
1. Setiap orang tidak dibenarkan menebang pohon disekitar sungai dengan radius
minimal 50 M dari sungai kecil dan 100 M dari sungai besar.
2. Setiap orang tidak dibenarkan membuang limbah yang dapat mengakibatkan
pencemaran ke badan sungai apalagi di hulu sungai.
3. Setiap orang /badan yang telah melakukan kegiatan eksploitasi terhadap suatu lahan
wajib melakukan kegiatan rehabilitasi lahan.
4. Apabila kualitas air setelah kegiatan eksploitasi lebih rendah dibandingkan dengan
kualitas air sebelum eksploitasin menurut golongan yang telah ditetapkan, maka orang
/ badan yang melakukan kegiatan eksploitasi tersebut wajib melakukan program
peningkatan kualitas air.
5. Setiap orang yang mengetahui / menduga terjadinya pencemaran air dan tanah wajib
melaporkan kepada manager

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : KONSERVASI SDA TANAH DAN AIR
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-16 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Settling Pond atau Kolam Pengendap adalah kolam yang dipergunakan untuk
mengendapkan partikel terlarut di dalam air yang berasal dari lahan yang terganggu
kegiatan tambang.

B. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat melakukan pekerjaan pembuatan
dan pembenahan settling pond.
b. Mencegah terjadinya kerugian nyawa manusia dan alat pada saat melakukan
pekerjaan pembuatan, pembenahan dan perawatan settling pond.
c. Mengarahkan pekerjaan agar berlangsung efektif dan efisien.

C. RUANG LINGKUP
Seluruh divisi perusahaan dan pekerja yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan
pembuatan, pembenahan dan perawatan settling pond, serta yang berada di sekitar area
settling pond tambang.

D. PARAMETER
1. Settling Pond memenuhi kaidah teknik sesuai dengan persyaratan Kementerian
ESDM, PU dan KLH.
2. Settling Pond mampu bertahan sesuai dengan yang direncanakan dan tidak
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan.

E. PROSEDUR
a. Mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan pekerjaan pembuatan, pembenahan
dan perawatan settling pond. yaitu Excavator, Dump Truck, Bulldozer, alat aba-aba
(bendera kecil dll.).
b. Melakukan pengecekan pemeriksaan alat berat yang melingkupi mesin, bahan bakar
dan perlengkapan alat sebelum dan sesudah mengerjakan pekerjaan.
c. Melengkapi alat pelindung diri yang relevan dengan pekerjaan meliputi safety shoes,
safety helmet, rompi, kacamata, masker, sarung tangan dan perlengkapan APD
lainnya.
d. Operator dan pekerja selalu membawa ID card dan SIMPER.
e. Bila kondisi gerimis/ hujan dan berpetir/ kilatan petir, maka hentikan pekerjaan dan
segeralah berlindung

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : KONSERVASI SDA TANAH DAN AIR
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-16 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

f. Melakukan prosedur pekerjaan pembuatan dan pembenahan settling pond, sebagai


berikut:
1) Tempatkan satu orang pengawas yang mengawasi pemuatan material untuk
keperluan pekerjaan settling pond (batu dan sejenisnya) yang menggunakan
alat Excavator dan Dump Truck di tempat material yang telah ditentukan
2) Tempatkan satu orang pengawas yang mengawasi pembongkaran muatan
material settling pond oleh DT pada lahan yang akan di buat settling pond atau
settling pond yang akan diperbaiki, sekaligus mengawasi operasional bulldozer
dalam meratakan material tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi lahan.
Apabila lokasi dan atau alat berat yang digunakan lebih banyak maka jumlah
pengawas perlu sesuaikan.
3) Apabila petugas sudah siap maka pekerjaan dimulai. Material untuk keperluan
settling pond diusahakan berasal dari area dumping/disposal yang terdekat
dengan area yang akan disettling pond. Material diambil dengan excavator lalu
dituangkan ke atas bak muatan DT, dan diharapkan satu DT pergi maka satu DT
lagi masuk sehingga tidak terjadi lost time/waktu kerja yang hilang pada alat
berat. Pengawas harus mengawasi posisi Excavator dan DT selalu berada pada
posisi yang aman dan benar. Karena lokasinya bising maka gunakan aba-aba
yang mudah dipahami dan dilihat oleh operator excavator dan DT dan juga
orang lain.
4) DT mengangkut material dan membongkarnya di lahan yang akan disettling
pond sesuai dengan petunjuk dari pengawas yang ada di lahan yang akan
disettling pond. Bongkarlah muatan DT sesuai dengan lahan yang akan
disettling pond dimana dozer sudah menunggu untuk meratakannya. Gunakan
aba-aba yang dimengerti dan terlihat oleh semua operator yang terlibat di
lahan settling pond, karena kemungkinan daerah tersebut akan bising dengan
suara kendaraan alat berat yang beroperasi. Atur pekerjaan perataan yang
efektif dimana material yang dibongkar terus ditangani oleh dozer yang ada
sehingga tidak terjadi waktu kerja yang hilang (Lost time).
5) Desain settling pond yang harus disiapkan sebelum pekerjaan dimulai.
6) Pekerjaan settling pond dianggap selesai apabila sudah dapat difungsikan
dengan baik.

Penanggungjawab pekerjaan settling pond adalah Supervisor Penataan Lahan.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-17 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/2
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

A. DEFINISI
Konservasi adalah segala bentuk upaya yang bertujuan mengusahakan terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat
lebih mendukung upaya peningkatan kegiatan masyarakat dan mutu kehidupan.
Flora adalah nama yang diberikan untuk menyebutkan dunia tumbuhan secara umum.
Fauna adalah nama yang diberikan untuk menyebutkan dunia hewan secara umum.

B. TUJUAN
1. Untuk melindungi keberadaan flora dan fauna asli
2. Usaha meningkatkan populasi dan diversitasnya.

C. RUANG LINGKUP
1. Petugas Monitoring Enviro PT. TBP
2. Karyawan PT TBP
3. Masyarakat di Sekitar area PT TBP

D. REFERENSI
1. UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. UU No 5 /1994 tentang Keanekaragaman Hayati
3. PP No 6/1996 tentang Perlindungan Tanaman
4. PP No 8/1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
5. Kepmen KP No 38/MEN/2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang

E. PROSEDUR
1. Berlakukan dan tegakkan UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Perlindungan Satwa Liar,
dan juga Satwa Langka dan juga Tumbuhan Langka (khas) daerah khususnya di areal PT.
TBP.
2. Pasanglah papan pengumuman larangan berburu satwa liar, satwa langka dan
pengambilan tumbuhan khas.
3. Peliharalah habitat satwa liar, satwa langka dan tumbuhan khas daerah sesuai dengan
kondisi alamiahnya.
4. Perbanyaklah ketersediaan bahan makanan dan juga sumber air bersih pada habitat
satwa liar, dan satwa langka.
5. Usahakan penangkaran (khususnya tanaman khas daerah) sebagai sumber plasma
nutfah di area yang terkontrol dan terpelihara baik, misalnya di kompleks nursery.
6. Lakukan monitoring rutin setiap 3 bulan untuk mengetahui keberadaan, jumlah dan

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-17 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/2

keaneka ragaman (diversitas) dengan menggunakan metode yang benar secara ilmiah.
7. Lakukan pencatatan data monitoring tersebut secara regular untuk mengetahui
keberadan satwa liar, satwa langka dan tumbuhan khas daerah tersebut dari waktu ke
waktu.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 1/12
Disiapkan Oleh Disetujui Oleh

Subagyo Agus Nasrul Eddy Suwardy


Superintendent Environmental Kepala Teknik Tambang General Manager

LATAR BELAKANG
1. Kita menyadari dan mengakui bahwa pengelolaan dan pengendalian hidrokarbon merupakan
salah satu aspek penting dalam pelaksanaan sistem manajemen K3 & LH PT. Sumber Mitra
Jaya.
2. Oleh karena itulah, perlu dibuat suatu sistem yang dapat dipergunakan sebagai panduan
dalam melaksanakan pengendalian dan pengelolaan hidrokarbon.

TUJUAN
1. Menyediakan suatu standar yang sistematis dalam pengelolaan & pengendalian hidrokarbon
serta melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang terkait dengan aktifitas-
aktifitas yang dapat menimbulkan cedera dan implementasi standar alat pelindung diri yang
sesuai guna mengurangi resiko cedera yang dimaksud.
2. Memastikan bahwa seluruh karyawan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
pengelolaan dan pengendalian hidrokarbon.

STANDAR – STANDAR
1. Pengelolaan & Pengendalian Hidrokarbon
a. Project Manager bertanggung jawab untuk memastikan adanya Standar, Prosedur dan
Peraturan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah, persyaratan Kontrak Klien, serta
persyaratan pada Standar ini, sehubungan dengan Pengelolaan dan Pengendalian semua
Hidrokarbon.
b. Project Manager dan Superintendent harus memastikan bahwa Standar Prosedur dan
Peraturan Hidrokarbon dilaksanakan secara berkelanjutan.
c. Project Manager dan Superintendent harus memastikan bahwa setiap karyawan
mengerti secara berkelanjutan tentang perlunya Persyaratan Hidrokarbon.
d. Project Manager dan Superintendent harus memastikan adanya peralatan dan bahan-
bahan yang memadai untuk mengelola dan mengendalikan Hidrokarbon di setiap site
dan memastikan kesesuaian semua persyaratan.
2. Inspeksi Hidrokarbon
a. Project Manager dan Superintendent harus memastikan bahwa inspeksi rutin diatur di
semua wilayah / tempat dimana Hidrokarbon disimpan dan digunakan. Inspeksi ini
mencakup semua fasilitas bergerak, temporer, permanen, serta fasilitas penyimpanan
limbah.
b. Fasilitas Inspeksi Hidrokarbon sebagai berikut, tapi tidak terbatas pada, hal-hal di bawah
ini:
1) Kondisi lampu, konektor, selang air, tangki dan pipa pernafasan (breather pipes),

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 2/12

2) Kondisi semua drum dan lokasi penyimpanan drum, dan


3) Kondisi tanggul, trap oli dan saluran.
c. ‘Ceklis Inspeksi Hidrokarbon’ yang standar (seperti terinci di bawah ini) harus digunakan
untuk mengatur inspeksi ini.
d. ‘Inspeksi Hidrokarbon’ harus termasuk dalam Jadwal Inspeksi Terencana dan harus
diatur setiap bulan secara teratur.
e. Persyaratan dasar berikut harus diterapkan dan harus diterapkan oleh semua karyawan:
1) Semua workshop (permanen serta temporer) dan semua tempat cuci kendaraan
akan dilengkapi dengan saluran yang layak dan harus ada interseptor oli yang efektif
(trap oli).
2) Desain untuk semua trap oli harus sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam
standar ini.
3) Semua trap oli harus dirawat sehingga dapat beroperasi dengan efektif. Termasuk
inspeksi visual harian dan pembersihan (pengosongan) seperti / ketika diminta (rutin
berkelanjutan).
4) Semua limbah hidrokarbon harus dibuang seperti dijelaskan dalam standar ini dan
dalam rincian SOP dan instruksi kerja.
5) Perlengkapan fisik harus ada di setiap site untuk penanganan yang aman dan
penyimpanan semua limbah hidrokarbon sehingga resiko tertumpah diminimalisir
(misal: peraturan penanganan filter oli bekas serta tempat penyimpanan khusus
untuk mengeringkan filter oli bekas).
f. Sebuah catatan pembuangan limbah oli harus dibuat secara berkelanjutan.
g. Semua tumpahan hidrokarbon harus dilaporkan kepada SHE Department dengan segera
dan semua tumpahan harus segera dibersihkan dengan efektif.
h. Laporan Accident harus dibuat untuk semua tumpahan ke tanah dan Investigasi harus
dilakukan untuk setiap tumpahan yang melebihi 50 l.
i. Laporan Accident harus dibuat untuk semua tumpahan yang jatuh ke aliran air atau ke
laut dan Investigasi penuh harus dilakukan untuk tumpahan yang melebihi 50 l.
j. Semua bahan konsumsi, yang telah terkontaminasi hidrokarbon (misal: lap / selang air /
dll.), harus diperlakukan seperti limbah berbahaya dan harus dibuang secara spesifik.
k. Semua kerikil, tanah atau pasir, yang terkontaminasi hidrokarbon, harus diperlakukan
seperti limbah berbahaya dan harus diperbaiki secara biologis atau dibuang secara
spesifik.
l. Dalam pelaksanaannya, setiap pipa yang membawa hidrokarbon harus melalui lokasi
penampungan (harus di dalam lokasi tanggul atau lantai yang terdapat saluran).
m. Semua pipa hidrokarbon, harus diberi kode warna yang tepat dan harus diberi label dan
tanda sesuai yang disyaratkan.
n. Lokasi penyimpanan dan pipa hidrokarbon harus terlindung dari kerusakan (crash barrier
/ barricade tepat) dan harus ada tanda yang memadai (tanda keselamatan simbolik),
yang mengacu pada persyaratan keselamatan.
o. Secara umum penyimpanan hidrokarbon dibawah tanah tidak diijinkan. Semua tangki
penyimpanan dan pipa harus di permukaan tanah, untuk mempermudah inspeksi dan
identifikasi kebocoran.
p. Untuk semua fasilitas penyimpanan terbesar, harus memiliki sistem penghitungan dan

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 3/12

pengukuran yang berkelanjutan (inventarisasi sistem kontrol). Sistem harus dapat


mengidentifikasi / mendeteksi terus menerus kebocoran dari sistem tersebut.
q. Jika kebocoran dari setiap bagian terbesar sistem dapat diperkirakan atau teridentifikasi,
sebuah investigasi harus segera dimulai dan tindakan perbaikan harus dilakukan secepat
mungkin.
r. Desain dan konstruksi semua tempat penyimpanan hidrokarbon (tangki / drum) dan
fasilitas distribusi hidrokarbon, harus disetujui (tertulis) oleh SHE Departement.
s. HSE Department harus menyediakan petunjuk minimum untuk semua lokasi / barang
yang terdaftar di bawah ini, tetapi juga harus memiliki SOP terinci tentang lokasi /
barang berikut serta lokasi / barang yang tidak terdaftar di bawah ini:
1) Desain oil trap dan trap sedimen untuk workshop dan tempat pencucian
2) Perawatan rutin trap endapan lumpur dan oli untuk workshop dan tempat
pencucian
3) Pengumpulan, penanganan, penyimpanan dan pembuangan semua limbah
hidrokarbon,
4) Pengelolaan, Penyimpanan dan Pembersihan semua tumpahan hidrokarbon,
5) Pengumpulan dan Pembuangan semua materi yang terkontaminasi (termasuk
tanah, kerikil, dll), dan
6) Pengelolaan dan Pengendalian semua fasilitas penyimpanan dan distribusi
Hidrokarbon.
3. Desain Trap Oli / Bahan Bakar
a. Desain, operasi dan perawatan semua trap oli dan / atau bahan bakar, ditujukan untuk
memastikan bahwa konsentrasi maksimum hidrokarbon yang dibuang tidak lebih dari
50ppm.
b. Jika dampak pada lingkungan, akibat dari tumpahan di workshop dan tempat cuci, dapat
diminimalisir pengoperasian trap dari fasilitas secara benar sangat berarti
c. Sebelum workshop atau tempat cuci dibangun, penanggung jawab harus memastikan
bahwa fasilitas trap oli / bahan bakar / sedimen memadai.
d. Rincian di bawah ini adalah prosedur untuk penghitungan ukuran trap.
e. Penghitungan Nilai Arus Air yang Terkontaminasi
1) Penghitungan Nilai Arus Air Hujan:
Menentukan daerah workshop / tempat cuci yang terbuka yang terkena hujan dan
yang akan mengalir ke trap
Daerah Hujan – workshop = AWS = m2
Daerah Hujan – tempat cuci = AWB = m2
Menentukan curah hujan untuk lokasi, untuk Kalimantan curah arus hujan 3 jam
sekali dalam dua tahun dengan asumsi rata-rata periode berbalik - volumenya
diperhitungkan sebagai berikut: 78mm/h = 0.078m/h.
Menentukan nilai total arus air hujan, dengan mengalikan Lokasi & Curah Hujan:-
Arus air hujan untuk workshop – QWS1 = AWS x 0.078 = _ _ _ m3h
Arus air hujan untuk tempat cuci – QWB1 = AWB x 0.078 = _ _ _ m3h
2) Penghitungan Arus Air Tambahan:
Sumber lainnya dapat mengalirkan tambahan air ke dalam sistem air yang
terkontaminasi (seperti pencucian dan fasilitas pembersihan).

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 4/12

Menentukan Kapasitas dalam m3h, semua selang air, penyemprot air, dll di
workshop yang mungkin dapat digunakan bersamaan.
Arus Tambahan – workshop = QWS2 = _ _ m3h
Arus Tambahan – tempat cuci = QWB2 = _ _ m3h
3) Penghitungan Desain Arus:
Desain Arus untuk setiap fasilitas adalah jumlah Arus Air Hujan dengan Arus Air
Tambahan.
Desain Arus untuk workshop – QWS = QWS1 + QWS2 = _ _ _ m3h
Desain Arus untuk tempat cuci – QWB = QWB1 + QWB2 = _ _ _ m3h
f. Pengukuran Trap Oli / Bahan Bakar
Jika tempat cuci terdapat dalam lokasi workshop, masing-masing, workshop dan tempat
cuci harus disediakan trap sedimen yang mengalir ke trap oli / bahan bakar yang
tergabung.
Penghitungan di bawah ini hanya dapat diterapkan dalam situasi dimana trap endapan
lumpur disediakan sebelum trap oli. Jika trap sedimen belum tersedia, dapat
mengakibatkan trap oli akan cepat kelebihan muatan.
g. Penghitungan Ukuran Nominal & Dimensi
1) Penghitungan Ukuran Nominal (NS) Trap:
Menentukan Ukuran Nominal (NS) trap oli / bahan bakar melalui penggantian fasilitas
Arus Desain dari ‘m3h’ to ‘L/s’;

Nominal (workshop) - NS = (QWS/3.6) L/s.


Nominal size (wash bay) - NS = (QWB/3.6) L/s.

Penghitungan Ukuran Nominal trap oli / bahan bakar untuk aliran yang digabungkan
dari workshop dan tempat cuci, satukan masing-masing Desain Arus dan ganti dari
‘m3h’ ke ‘L/s’. Ukuran nominal untuk penggabungan adalah:

NS = (QWS + QWB)/3.6 = _ _ _ L/s.

Tabel berikut dapat digunakan untuk menyeleksi Ukuran Nominal (NS) Trap Oli dan
Bahan Bakar, tergantung pada Desain Arus dan Berat Jenis oli yang mengapung yang
harus dibuang:

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 5/12

Catatan: Pengaruh pembersih yang mengandung deterjen digunakan di workshop


seharusnya tidak boleh mengkontaminasi sistem air, karena hal ini akan mengurangi
efisiensi pemindahan oli.

Dimensi aktual trap oli / bahan bakar dengan beragam ukuran nominal, seperti terinci
dalam tabel di bawah ini. Singkatannya adalah sebagai berikut:

NS = Ukuran Nominal (dalam L/s) C = Kedalaman Air (dalam mm)


A = Panjang (dalam mm) D = Kapasitas Penyimpanan Oli (dalam L)
B = Lebar (dalam mm)
E = Kedalaman ceruk pelapis distribusi (terkait langsung dengan kapasitas
penyimpanan) (mm)
ND = Diameter Nominal pipa ceruk dan pipa luar (mm).
Catatan:
1. Jika tidak disediakan pemindahan oli, standar yang terkait (DIN 1999) dibutuhkan
volume penyimpanan oli sedikitnya 10 x NS.
2. Dimensi di bawah ini memberikan kita volume penyimpanan sedikitnya 20 x NS,
karena Kedalaman Lapisan Distribusi ‘E’ berkaitan langsung dengan volume
penyimpanan ditambah batas keamanan (safety margin) sebesar 50mm.

4. Perawatan Oil Trap / Bahan Bakar & Sedimen


a. Memastikan bahwa Trap (interseptor) terus berfungsi / beroperasi sesuai dengan
spesifikasi desain dan tujuan, semua Trap harus dikelola secara efisien dan dikendalikan
terus menerus (setiap hari).
b. Harus ditunjuk orang khusus, tertulis, untuk bertanggung jawab dalam perawatan dan
kebersihan harian setiap Trap.
c. Semua orang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam perawatan dan kebersihan
trap, harus mendapat pelatihan yang memadai agar mereka mampu bertugas dengan
selamat dan efisien.
d. Semua Trap (interseptor) harus diinspeksi, oleh orang yang ditunjuk, sebagai berikut:
1) minimal sekali seminggu selama kondisi kering,
2) segera setelah (secepat mungkin sesudahnya) hujan lebat, dan
3) kemudian, tiga / empat jam sesudah hujan lebat.
e. Untuk ‘lokasi penggunaan sering’ seperti tempat cuci, trap sedimen harus diinspeksi

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 6/12

setiap hari.
f. Selama semua inspeksi di atas ‘Ceklis Trap Oli, Bahan Bakar & Sedimen’ standar, seperti
terlampir, harus dibuat dan disimpan.
g. Berdasarkan inspeksi di atas dan seperti diminta, orang yang ditunjuk akan mengatur
pembersihan trap ‘Oli, Bahan Bakar & Sedimen’.
h. Semua materi / substansi yang dipindahkan dari ‘Trap Oli, Bahan Bakar & Sedimen’ akan
dibuang seperti terinci dalam setiap Instruksi Kerja (SOP). Semua pembuangan harus
mematuhi Standar Perusahaan, Klien dan Persyaratan Hukum lainnya.

5. Pengumpulan, Penanganan, Penyimpanan dan Pembuangan Limbah Hidrokarbon


a. Semua aktivitas yang terkait dengan Pengumpulan, Penanganan, Penyimpanan dan
Pembuangan Produk Limbah Hidrokarbon harus dikelola termasuk semua produk limbah
dari Workshop serta dari Trap.
b. Tujuannya, untuk memastikan bahwa semua Limbah Hidrokarbon dibuang dengan cara
yang telah disetujui dan setiap Resiko Lingkungan dapat diminimalkan dan semua
perlengkapannya dibuat berguna ‘sampai akhir’.
c. Satu orang khusus harus ditunjuk, tertulis, untuk bertanggung jawab pada Pengelolaan
dan Pengendalian semua Limbah Substansi Hidrokarbon (Koordinator Hidrokarbon).
d. ‘Koordinator Hidrokarbon’ harus pastikan bahwa:
1) tanda penampung limbah yang sesuai dan memadai, tersedia di semua lokasi
dimana Limbah Hidrokarbon muncul,
2) jadwal untuk pemindahan rutin semua limbah Hidrokarbon ke tempat pengumpulan
utama disusun,
3) adanya kontrak / pengaturan tertulis untuk penjualan / pemindahan rutin semua
limbah Hidrokarbon, dan
4) ‘sertifikat pengambilan limbah ’ yang layak dari setiap pengumpul, untuk setiap
muatan Limbah Hidrokarbon yang dipindahkan.
5) ‘Koordinator Hidrokarbon’ harus memastikan bahwa semua karyawan yang diminta
untuk menangani / bekerja dengan Limbah Hidrokarbon, terlatih dengan baik.
e. ‘Koordinator Hidrokarbon’, dalam kerjasama dengan pihak gudang, harus memastikan
bahwa:-
1) catatan yang sesuai dibuat, rutin, untuk semua limbah Hidrokarbon,
2) laporan rincian, khusus tentang kuantitas Hidrokarbon yang dikumpulkan / dibuang,
dibuat setiap bulan
3) laporan harus termasuk informasi rincian tentang kuantitas hidrokarbon yang dibeli,
yang dibuang dan yang ‘hilang’.
f. Semua Penampung Limbah Hidrokarbon harus disimpan di dalam lokasi tanggul yang
tepat.
g. Memastikan semua Penampung Limbah Hidrokarbon tertutup rapat.
h. Jika pompa penghisap dan selang digunakan untuk mengumpulkan Limbah Hidrokarbon
dari tangki besar, pastikan bahwa:
1) pompa ditempatkan di dalam lokasi tanggul,
2) menggunakan tipe selang yang benar,
3) selang dilengkapi penjepit selang yang bagus,

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 7/12

4) tidak ada kebocoran pada selang atau sambungan selang, dan


5) kendaraan / tanker dalam kondisi baik dan tidak bocor.
i. Jika terjadi tumpah selama pemompaan, tumpahan harus segera dibersihkan dengan
cara yang benar.
j. Jika Limbah Hidrokarbon ditampung dalam drum 200 liter, pastikan bahwa:
1) drum disimpan dengan baik (tegak) dalam lokasi tanggul yang dapat mengurangi
pengumpulan air dan karat,
2) drum tidak disusun / ditumpuk satu sama lain,
3) semua drum diberi label pembatas yang layak,
4) drum ditutup / disegel dengan baik dan tidak bocor sebelum masa pengangkutan /
transportasi,
5) drum diangkat hanya dengan alat angkat yang berkondisi baik,
6) drum ditangani dalam posisi tegak,
7) drum diikat dengan aman di atas alas kayu khusus pengangkut untuk pengangkutan
/ transportasi dengan forklift (untuk mencegah tusukan),
8) drum harus dikemas dan diikat dengan aman / diikat di penampang truk sebelum
transportasi diberangkatkan, dan
9) drum diturunkan dengan baik (tidak jatuh).

6. Pengelolaan, Penampungan dan Pembersihan Tumpahan Hidrokarbon


a. Manajemen harus menyusun Perencanaan Respon Keadaan Darurat Khusus untuk
semua kemungkinan situasi keadaan darurat.
b. Perencanaan Respon Keadaan Darurat Khusus harus termasuk Prosedur Keadaan darurat
khusus untuk ‘Pengelolaan, Penampungan dan Pembersihan setiap Tumpahan
Hidrokarbon yang besar’ (ke tanah atau air).
c. Tumpahan yang besar, yaitu jika mengakibatkan 500 liter atau lebih hidrokarbon
tertumpah keluar dari lokasi tambang, masuk ke berbagai saluran air / aliran air, masuk
ke tanah atau berbagai sumber air lainnya.
d. Tumpahan kecil (< 500 liter) harus segera dibersihkan sesuai persyaratan standar.
e. ‘Koordinator Hidrokarbon’, dalam kerjasamanya dengan pihak gudang dan R&M
Departement serta semua Superintendent, harus memastikan:
1) adanya pasokan peralatan respon tumpahan yang memadai di setiap site,
2) setiap tumpahan kecil, di lokasi pertanggungjawaban masing-masing, harus segera
dibersihkan,
3) bahan pembersih yang terkontaminasi dibuang dengan cara sesuai persyaratan
untuk tumpahan substansi aktual dan disesuaikan dengan persyaratan dalam
standar ini.
f. ‘Koordinator Hidrokarbon’ dan Superintendent harus:
1) memberi saran teknikal yang memadai berkaitan dengan alat dan bahan pembersih,
2) memberi pelatihan yang memadai,
3) memutuskan tentang tipe dan kuantitas alat dan bahan pembersih yang disediakan
secara teratur.
g. Semua kemungkinan pencegahan harus dilakukan, setiap hari, untuk mencegah
terjadinya tumpahan. Selain itu, semua kemungkinan pencegahan harus juga dilakukan

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 8/12

untuk menampung tumpahan dalam lokasi tanggul atau pan sehingga prosedur
pembersihan normal dapat digunakan.
h. Untuk mendukung pencegahan di atas, sedikitnya satu ‘set penampung tumpahan’
tersedia di lokasi utama.
i. ‘Set penampung tumpahan’ harus mencakup bahan berikut, disimpan dalam satu
penampung / drum:
1) Empat (4) ‘boom’ penyerap dengan ukuran 18cm x 3m dan dilengkapi dengan
pengait,
2) Tiga (3) ‘boom’ penyerap ‘mini’ dengan ukuran 7,5cm x 1,2m,
3) Limapuluh (50) pad penyerap dengan ukuran 45cm x 45cm, dan
4) Lima (5) kantong penampung plastik yang besar berkapasitas 50 ke 60 kg.
j. Untuk tumpahan dalam lokasi tanggul prosedur berikut harus diikuti:-
1) Hentikan sumber tumpahan secepat mungkin (mengurangi limbah),
2) Kumpulkan sebanyak mungkin tumpahan dari tanggul dengan memompa /
menyendoknya ke dalam penampung / drum yang sesuai,
3) Gunakan ‘skimmer’ dan / atau pad penyerap untuk membersihkan sisa tumpahan
dari lantai,
4) Di tanggul yang berlantai tanah, gali setiap kerikil / tanah yang terkontaminasi dan
buang dengan cara yang tepat,
5) Kumpulkan pad penyerap / bahan pembersih, tempatkan dalam kantong
pembuangan plastik dan buang dengan cara yang telah ditetapkan,
6) Di tanggul yang berlantai tanah, isi kembali setiap lokasi yang digali dengan tanah
yang bersih (untuk mengganti tanah yang terkontaminasi),
7) Kirim semua penampung / drum tumpahan ke lokasi penyimpanan limbah
hidrokarbon yang ditetapkan, dan
8) Kemudian buang penampung / drum dengan cara yang telah ditetapkan.
k. Untuk tumpahan di luar lokasi tanggul prosedur berikut harus diikuti:-
1) Hentikan sumber tumpahan secepat mungkin,
2) Minimalisir lokasi penyebaran tumpahan dan gunakan pasir, tanah atau ‘boom’
penyerap untuk membangun dinding penampung di sekitar tumpahan,
3) Kumpulkan sebanyak mungkin materi yang tertumpah dari lokasi penampung
dengan memompa / menyendoknya ke penampung / drum,
4) Gunakan ‘skimmer’ dan / atau pad penyerap untuk membersihkan sisa tumpahan,
5) Gali semua kerikil / tanah yang terkontaminasi dan buang dengan cara yang telah
ditetapkan atau dalam tumpahan kecil, tanah dapat diperbaiki di tempat,
6) Kumpulkan semua pad penyerap / bahan pembersih, tempatkan dalam kantong
pembuangan plastik yang sesuai dengan cara yang telah ditetapkan,
7) Isi kembali lokasi yang telah digali dengan tanah bersih (mengganti tanah yang
terkontaminasi),
8) Kirim semua penampung / drum tumpahan ke lokasi penyimpanan limbah
hidrokarbon yang telah ditetapkan, dan
9) Buang penampung / drum dengan cara yang telah ditetapkan.
l. Dalam hal kontaminasi ringan akibat tumpahan di luar lokasi tanggul, tanah yang
terkontaminasi akan dapat diproses ‘di tempat’. Ini dilakukan untuk mendorong

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal 9/12

biodegradasi tumpahan bahan hidrokarbon melalui prosedur berikut:-


1) Tanah / lokasi terkait harus diolah dengan baik (digali / dibajak),
2) Lokasi yang diolah harus difertilisasi dan diairi dengan baik, dan
3) Jika mungkin, lokasi harus divegetasi kembali
m. Untuk semua tumpahan yang lebih dari 5 liter, Formulir Laporan Accident standar harus
dilengkapi dan diteruskan ke SHE Departement.
n. SHE Departement harus menyusun ringkasan bulanan tentang semua tumpahan.
o. Salinan ‘ringkasan bulanan tumpahan’ harus diteruskan kepada ‘Koordinator
Hidrokarbon’.
p. ‘Ringkasan bulanan tumpahan’ harus didiskusikan dalam Pertemuan Komite K3 & LH di
Site.
q. Untuk semua tumpahan yang lebih dari 25 liter, Formulir Laporan standar harus
dilengkapi dan diteruskan ke SHE Departement.
r. Superintendent yang bertanggung jawab juga harus mengatur Investigasi terinci,
melengkapi Formulir Laporan Investigasi standar dan diteruskan ke SHE Departement
dalam waktu 48 jam.

7. Pengumpulan dan Pembuangan Bahan yang Terkontaminasi


a. Prosedur dan peraturan umum ditaati kapanpun bahan yang terkontaminasi
Hidrokarbon dibuang (misal: pad penyerap / minyak kotor / selang hidrolik bekas / filter
/ lap berminyak dan handuk kertas).
b. Tujuan peraturan dan prosedur adalah untuk memastikan bahwa bahan yang
terkontaminasi hidrokarbon tidak menjadi sumber potensial kontaminasi lingkungan.
c. ‘Koordinator Hidrokarbon’, dalam kerjasamanya dengan pihak Gudang dan R&M
Departement serta semua Superintendent, harus memastikan:
1) semua tumpahan dan kebocoran harus benar-benar dibersihkan setiap hari,
2) semua bahan yang terkontaminasi dikumpulkan dan ditempatkan di penampung
atau kantong plastik yang sesuai setiap hari, dan
3) semua penampung / kantong plastik yang mengandung bahan yang terkontaminasi
dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang telah ditentukan, secara rutin.
d. Sebelum memulai tugas pembersihan, Supervisor yang bertanggung jawab harus
melakukan:
1) memastikan semua karyawan yang diminta membantu, memakai Alat Pelindung Diri
yang baik sehingga melaksanakan tugas dengan aman,
2) memastikan adanya bahan pembersih (pad penyerap / dll) dan penampung yang
layak untuk melakukan pekerjaan,
3) memastikan bahwa Ia memberi ‘safety talk’ dan ‘instruksi kerja yang baik’, pada
semua yang terlibat dalam pembersihan, sebelum mulai,
4) memastikan keperluan transportasi dan peralatan pendukung (eskavator / grader /
forklift / truk) diatur, siap dan dalam kondisi baik.
e. Tanah yang terkontaminasi harus diperbaiki:-
1) Perbaiki tanah yang terkontaminasi ‘di tempat’,
2) Pindahkan tanah yang terkontaminasi dengan menggali dan membuangnya di lokasi
‘encapsu-lated landfill’ yang disetujui

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal
10/1
2

** Catatan: Jika pilihan 1 atau 2 diatas diterapkan, lokasi yang digali untuk
memindahkan tanah terkontaminasi harus diuruk kembali dengan tanah ‘bersih’
dari lokasi lainnya.
f. Bahan Penyerap yang Terkontaminasi harus diperbaiki sebagai berikut:-
1) Pad dan / atau ‘boom’ dan semua lap berminyak harus diletakkan dalam alat
pemeras untuk mendapatkan sejumlah bahan hidrokarbon, dan
2) Sesudah diperas, tempatkan dalam kantong plastik / penampung dan buang di
lokasi ‘encapsula-ted landfill’ yang disetujui.
** Catatan: Jangan bakar pad / ‘boom’ bekas karena berpengaruh pada polusi udara.
g. Selang Hidraulik dan Filter Oli harus diproses sebagai berikut:-
1) Manajemen harus menyiapkan (membangun) ‘drip tray’ yang cukup besar untuk
menampung Filter Oli dan semua selang dengan ukuran berbeda yang digunakan,
2) Semua ‘drip tray’ harus anti bocor dan dilengkapi dengan rak, penadah cairan
dengan keran aliran atau penadah cairan dengan pompa yang layak,
3) Semua selang dan filter oli yang telah dipindahkan dari kendaraan dan / atau
peralatan harus dikeringkan dari isi ke ‘drip tray’ (tinggalkan dalam drip tray dalam
waktu yang cukup agar pengeringan berjalan baik – filter oli harus di balik dan ‘tray’
harus dilengkapi dengan penggantung untuk menggantungkan selang),
4) Semua filter oli harus dipadatkan dalam penekan baja untuk mengurangi volume
limbah yang keluar,
5) Semua selang hidraulik yang sudah kering harus dipotong-potong maksimal 30 cm,
gunakan pemotong selang yang sesuai atau pemenggal untuk mengurangi volume
limbah yang keluar,
6) Semua filter oli yang dipadatkan dan potongan selang hidraulik, harus dikumpulkan
dan dibuang dengan baik di ‘encapsulated landfill area’ yang telah disetujui, di
dalam atau di luar Site,
7) Semua oli yang dikumpulkan di ‘drip tray’ harus dipompa dari penadah cairan ‘drip
tray’ ke drum limbah hidrokarbon dan kirim ke lokasi penyimpanan drum limbah
hidrokarbon,
8) Di tempat digunakan tangki besar, limbah hidrokarbon harus kemudian dipindah
dari drum pengumpulan ke tangki besar.
** Catatan: Jika transfer dari drum ke tangki dibutuhkan, maka harus dilakukan dalam
cara yang telah ditentukan, dalam area bunding dan dalam rangka mengurangi
resiko terjadinya tumpahan.

8. Pengelolaan Fasilitas Penyimpanan dan Distribusi Hidrokarbon


a. Semua fasilitas penyimpanan dan distribusi hidrokarbon harus didesain, dibangun,
dikelola dan dirawat.
b. Persyaratan standar harus ditaati untuk mengurangi kontaminasi hidrokarbon dalam
tanah, permukaan dan / atau dalam sumber air.
c. Fasilitas penyimpanan dan distribusi Hidrokarbon (permanen atau sementara) tidak
boleh dibangun kecuali jika gambar / perencanaan / spesifikasi desain telah diamati dan

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal
11/1
2

disetujui oleh SHE Departement.


d. ‘Koordinator Hidrokarbon’ dan SHE Departement harus memastikan bahwa:-
1) semua orang yang ditugaskan untuk mendesain, membangun, merawat atau
bekerja dalam fasilitas penyimpanan dan distribusi hidrokarbon memahami semua
persyaratan dalam standar ini serta semua standar yang diterapkan lainnya, dan
2) semua orang yang ditugaskan untuk membangun, merawat atau bekerja dalam
fasilitas penyimpanan dan distribusi hidrokarbon memahami bahaya dan resiko yang
terkait seperti tercantum dalam proses IBPR.
3) Semua tempat / fasilitas dimana Bahan Hidrokarbon disimpan atau didistribusikan
harus:-
4) ditanggul atau ditampung dengan baik dalam pan baja yang memenuhi persyaratan
dan dimensi minimum,
5) memiliki pipa / selang didalam lokasi tanggul – khususnya semua sambungan
(sejauh dapat dilakukan),
6) terlindung dari kerusakan oleh lewatnya kendaraan dengan menempatkan secara
hati-hati dan melalui perlengkapan ‘crash barrier’,
7) didemarkasi dan diberi label jelas sesuai dengan standar (kode warna / label / tangki
dan kapasitas tanggul),
8) dilengkapi dengan semua tanda simbol keselamatan (dilarang merokok / dilarang
menyalakan api / dilarang masuk tanpa ijin / dll),
9) memiliki kode warna standar untuk pipa dan selang yang masuk atau keluar dari
fasilitas itu,
10) dilengkapi dengan atap yang sesuai atau tutup lainnya untuk mengurangi paparan
kondisi cuaca buruk, dan.
11) memiliki rak / stan (tidak kurang dari 10 m, dan tidak lebih dari 25 m) untuk
penempatan Alat Pemadam Kebakaran.
** Catatan:- Untuk memastikan penyesuaian dengan semua persyaratan, kapanpun
dibuat peren-canaan / desain fasilitas penyimpanan atau penyediaan hidrokarbon,
harus berkonsultasi dengan SHE Departement.
e. Semua Lokasi / fasilitas dimana Bahan Hidrokarbon disimpan atau didistribusikan harus
dirawat dan diinspeksi seperti rincian berikut:-
1) semua lokasi ini harus diinspeksi pada awal setiap shift oleh orang yang bekerja di
lokasi,
2) semua lokasi ini harus diinspeksi setiap hari oleh Supervisor lokasi tersebut,
3) semua lokasi ini harus juga diinspeksi setiap bulan oleh Superintendent sebagai
bagian jadwal inspeksi terencana bulanan, dan
4) semua lokasi ini harus diaudit sebagai bagian audit K3&LH internal dan eksternal
SHE.
** Catatan: Memastikan bahwa semua tanda dan alat pelindung, yang dilepas saat
perawatan, telah dikembalikan dengan baik, Supervisor lokasi ini harus segera
melakukan inspeksi setelah pekerjaan perawatan. Ia harus juga memastikan bahwa
katup saluran tanggul telah ditandai dengan jelas (buka / tutup) dan selalu ditinggal

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages
Harita
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Environmental
Section
Topik : PENGELOLAAN HIDROKARBON
Pemilik Proses ENVIRONMENTAL No. Dokumen TBP-SOP-ENV-18 Revisi 0
Level Dokumen Level 3 Tgl. Efektif 14 Februari 2013 Hal
12/1
2

terkunci dalam kondisi tertutup.


f. Setiap hari, semua lokasi / fasilitas dimana Bahan Hidrokarbon disimpan atau
didistribusi, harus dioperasikan seperti rincian berikut:-
1) Fasilitas harus dioperasikan dengan cara yang sebesar mungkin dapat mencegah
polusi tanah dan air,
2) Memastikan bahwa semua tumpahan dibersihkan secepat mungkin,
3) Alat penyalur (penyemprot / selang karet) harus disimpan dalam tanggul dan harus
memiliki rak dan ‘drip tray’ yang layak,
4) Pengisian harus selalu dilakukan dengan baik di dalam tanggul sehingga semua
tumpahan dapat tertampung,
5) Setiap lokasi ini harus dilengkapi dengan sekurangnya satu drum pasir (asbak) yang
ditempatkan lebih dari 15 m dari fasilitas, dan
6) Lokasi ini harus dilengkapi dengan tanda simbol keselamatan (misal: dilarang
merokok / jangan menyalakan api / asbak).
** Catatan: Tumpahan harus diminimalisir dan semua lokasi harus memiliki tanda
peringatan bagi karyawan agar jangan menumpahkannya.

9. Tangki, Jalur Pipa Dan Fasilitas Di Bawah Tanah


a. Tangki Penyimpanan Hidrokarbon, Jalur Pipa dan fasilitas lainnya tidak boleh
ditempatkan di dalam bangker (lubang) di bawah tanah di setiap job site.
b. Untuk dapat memonitor dan menginspeksi dengan mudah serta untuk mengurangi
resiko tanah dan bawah air terkontaminasi akibat kebocoran, semua Tangki
Penyimpanan Hidrokarbon dan fasilitas lainnya harus ditempatkan di permukaan tanah
dan harus ditampung dalam lokasi tanggul.
c. Jika ada alasan lain yang mengharuskan Tangki Penyimpanan Hidrokarbon, Pipa Saluran
dan fasilitas lainnya ditempatkan di bawah tanah, izin khusus untuk hal ini harus didapat
dari pejabat berwenang.
d. Izin di atas hanya dapat diberikan dengan syarat sebagai berikut:-
1) Permohonan secara tertulis,
2) Bersama permohonan dilampirkan sketsa rincian desain termasuk bangker (beton)
serta parit untuk semua jalur pipa dan harus ada inspeksi lubang parit yang
memadai, dan
3) Bersama permohonan juga dilampirkan rincian ‘IBPR’ yang harus disusun oleh tim
yang terdiri dari orang-orang yang berpengetahuan.
** Catatan: Permohonan ini hanya aka disetujui jika tidak ada lagi alternatif
kemungkinan di permukaan tanah.
Referensi – Referensi
1. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselematan Kerja
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Keselamatan Kerja
3. Kepmentamben No. 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
Pertambangan Umum.

UNCONTROLLED document When Printed without stamp CONTROLLED COPY each pages

Anda mungkin juga menyukai