Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330278034

Perhitungan Energi Pembakaran Bahan Bakar di Dalam Silinder Mesin Bensin

Conference Paper · January 2019

CITATIONS READS

5 13,779

1 author:

Bambang Irawan
Politeknik Negeri Malang
25 PUBLICATIONS   26 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

bioethanol View project

4th Gogreen Summit on 29th-30th December 2018 at Kuala Lumpur, Malaysia View project

All content following this page was uploaded by Bambang Irawan on 10 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding SNTT 2017 – Politeknik Negeri Malang Volume 3 – ISSN: 2476-9983

Perhitungan Energi Pembakaran Bahan Bakar


di Dalam Silinder Mesin Bensin
Bambang Irawan
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang
Email: bambang.irawan@polinema.ac.id

Abstrak
Pembakaran bahan bakar di dalam silinder mesin bisa terjadi beberapa kemungkinan, bisa sempurna dan bisa
tidak sempurna sehingga energi yang dihasilkan untuk pembakaran dalam setiap saat akan berubah sesuai
dengan kesempurnaan pembakaran bahan bakar. Paper ini merupakan kajian teoritis untuk mengkalkulasi energy
yang dihasilkan dari pembakaran berdasarkan stoikiometri untuk pembakaran sempurna maupun tidak sempurna,
serta sedikit berdasarkan kajian termodinamika dasar. Hasilnya menunjukkan bahwa pembakaran yang tidak
sempurna energinya akan lebih kecil dibandingkan dengan yang sempurna, begitu juga kelebihan udara akan
mempengaruhi besarnya energy. Perbandingan udara dengan bahan bakar untuk pembakaran sempurna tidak
hanya 14.7 : 1 tetapi bervariasi tergantung dari kandungan oksigen di udara.
Kata kunci: energy, pembakaran, perbandingan bahan bakar, gas buang.

1. Pendahuluan membahas gas buang yang biasa terjadi di dalam gas


buang pada kendaraan mesin bensin.
Paper ini berdasarkan dari kajian teoritis yang
membahas tentang pembakaran bahan bakar
2. Dasar Teori
gugusan bensin di dalam silinder mesin bensin
dengan berdasarkan hitungan kimia stoikiometri 2.1 Reaksi Kimia
bukan berdasaarkan perhitungan thermodinamika Hasil energy panas dari reaksi kimia ada dua
dasar. Tujuan akhirnya adalah menghitung energy yaitu exoterm dan endoterm, exoterm dari reaksi
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan akan menghasilkan energy panas dan endoterm
menghitung kebutuhan udara yang tepat untuk untuk bisa bereaksi membutuhkan energy panas.
pembakaran. Pada otomotiv proses reaksi kimia di dalam silinder
Pada umumnya berpendapat bahwa pembakaran mesin termasuk exoterm.
di dalam silinder mesin yang sempurna antara bahan
bakar bensin dengan oksigen yang diambil dari
udara mempunyai perbandingan sebesar udara :
bahan bakar adalah 14.7 : 1. Apakah benar
pernyataan ini? Kalau hal ini tidak benar maka akan
berpengaruh terhadap alat bantu yang diatur/disetel
yang ada di mesin, bila salah pengaturan maka akan
berpengaruh terhadap energy dan gas buang yang
dihasilkan.
Proses pembakaran di dalam silinder mesin
kendaraan bermesin bensin dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti karakteristik bahan bakar,
jumlah oksigen di udara, kandungan gas lain yang
ada di udara, suhu di dalam silinder, tekanan di
dalam silinder, pematik api, luas permukaan yang
Gambar 1 Reaksi eksoterm
bereaksi dll. (Goalby N., 2015)
Pembakaran yang sempurna tidak
menghasilkan gas yang berbahaya dan akan Dasar teori bahan bakar bensin adalah
menghasilkan energy pembakaran yang besar, mengandung CmHn dengan nilai m sekitar 8 dan n
sedangkan pembakaran tidak sempurna akan mengikuti sesuai dengan pentana, pentena atau
menghasilkan berbagai macam gas buang dan pentuna serta kemungkinan ada bahan ikutan lainnya
energy yang lebih sedikit. Gas buang yang keluar seperti abu, belerang, timbal dll.yang menyebabkan
dari silinder seperti gas CO2, H2O, CO, O2, HC, N2, pembakaran tidak sempurna.
NO, C dan lainnya tergantung dari bahan ikutan di Bahan bakar bensin dan udara masuk kedalam
dalam bahan bakar dan bahan campuran yang mesin, setelah proses pengisapan, kompresi,
dimasukkan. Pembakaran bahan bakar disini tidak pembakaran, kerja dan buang. Energi panas akan
membahas bahan lain selain hidrokarbon serta hanya berubah menjadi energy potensial untuk
menggerakkan piston sehingga terjadi kerja.
13
Prosiding SNTT 2017 – Politeknik Negeri Malang Volume 3 – ISSN: 2476-9983

Pembuangan adalah proses dari mesin untuk 3.76 λ d N2 + energi. (5)


mengeluarkan gas buang yang mengandung gas dimana d = 0.25 (4m + n – 2a – 5b)
seperti di gambar 2 Harga atau nilai dari c nol sedangkan kebutuhan
perbandingan udara λ ada nilainya.
Pada umumnya gas buang yang masih
menghasilkan kadar karbon (C) biasanya diketahui
di knalpotnya berwarna hitam, ini tidak dibahas
karena kendaraan yang sekarang yang sudah
memakai EFI sudah tidak menghasilkan gas buang
mengandung karbon. Untuk mesin Diesel dengan
bahan bakar solar masih mengeluarkan banyak kadar
karbon.

Gambar 2 Bahan bakar dan udara menjadi energy 2.2 Perhitungan Energi
dan gas buang Perhitungan energi yang dihasilkan adalah dari
Pembakaran bahan bakar dengan kandungan reaksi kimia berdasarkan dari ikatan molekul yang
Oksigen di udara 21 % dan sisanya dianggap gas direaksikan per mol di bom calorymeter, Darrell and
Nitrogen seperti berikut: Steven, (2009). Flagan (2002),
CmHn+λd(O2+3.76 N2) (m–a-b)CO2+ H2 + ½ O2 H2O + 242 kJ
(n/2-b/2)H2O+aCO+d(λ–1)O2+bHC+cNO+ C + O2 CO2 + 393.5 kJ
(3.76λd–c/2)N2 + energi. (1) C + ½ O2 CO + 110,5 kJ
dimana d = 0.25 (4m + n – 2a – 5b + 2c) dan a, b, c N + ½ O2 NO - 90,29 kJ
hasil pengukuran. C + ½ H2 CH - 595 kJ
Reaksi pembakaran sempurna besaran λ = 1 Berdasarkan enthalpy ikatan molekul
sedangkan a, b, dan c adalah 0 (nol), sehingga C – C = 348 kJ/mol
reaksinya akan menjadi seperti berikut: C = C = 614 kJ/mol
CmHn + d (O2 +3.76 N2) m CO2 + n/2 H2O + C – H = 413 kJ/mol
3.76 d N2 + energi (2) N – O = 393 kJ/mol
dimana d = 0.25 (4m + n) C = O = 799 kJ/mol
Pembakaran sempurna tidak menghasilkan gas yang O = O = 495 lJ/mol
sangat membahayakan kecuali CO2 yang bisa H – O = 463 kJ/mol
menyebabkan efek rumah kaca, dari reaksi ini akan
menghasilkan energi yang maksimum. 3. Hasil
Pembakaran sempurna bisa juga terjadi dengan
besaran λ > 1 sedangkan a, b, dan c adalah 0 (nol), Energi pembakaran sempurna contoh untuk
sehingga reaksinya akan menjadi seperti berikut: bahan bakar yang nilai m = 8 dan n =18 dengan
CmHn + λ d (O2 +3.76 N2) m CO2 + n/2 H2O + udara adalah sekitar H = 5074 kJ/mol oleh Darrell
d (λ–1) O2+ 3.76 λ d N2 + energi. (3) and Steven, (2009). Pembakarannya tidak dilakukan
Pembakaran yang tidak sempurna akan di dalam engine tapi di laboratorium. Sedangkan
mengandung gas CO dan gas lainnya serta kelebihan kalau dihitung dengan perhitungan energy diatas
atau kekurangan udara karena besaran-besaran λ ≠ 1 hasilnya H = 5326 kJ/mol
sedangkan a, b, dan c mempunyai nilai dan tidak Pembakaran sempurna persamaan (2) menjadi
sama dengan 0 (nol), besaran koefisien a, b, dan c d = 12,5 dan
tergantung dari beberapa aspek seperti suhu, C8H18 + 12,5 (O2 +3.76 N2) 8 CO2 + 9 H2O +
tekanan, campuran, jumlah bahan bakar dll. Bila 47 N2 + 5074 kJ (6)
jumlah udara yang masuk ke silinder kurang dari Pembakaran sempurna dengan memakai persamaan
kebutuhan maka koefisien a dan b pasti terjadi, entalpi ikatan molekul, besarnya energy panas yang
sedangkan untuk koefisien c kemungkinan tidak dihasilkan adalah H = 5071 kJ/mol.
akan terjadi. Bila suhu tinggi dan udara berlebihan Untuk pembakaran sempurna perbandingan udara
maka koefisien a, b dan c akan terjadi. dengan bahan bakar adalah 1716 : 114 = 15 : 1.
Pembakaran tidak sempurna dengan hasil gas CO Pembakaran yang tidak sempurna gas buangnya
saja adalah: mengandung CO, maka energinya akan turun sesuai
CmHn + λ d (O2 +3.76 N2) (m-a) CO2 + n/2 dengan besar kecilnya kadar CO dalam gas buang.
H2O +a CO + d (λ–1) O2+ 3.76 λ d N2 + energi. (4)
dimana d = 0.25 (4m + n – 2a)
Harga atau nilai dari b dan c nol sedangkan
kebutuhan perbandingan udara λ ada nilainya.
CmHn + λ d (O2 +3.76 N2) (m-a-b) CO2 +
(n/2-b/2) H2O + a CO + b HC+ d (λ–1) O2+
14
Prosiding SNTT 2017 – Politeknik Negeri Malang Volume 3 – ISSN: 2476-9983

nyala busi semakin terang dengan busi Iridium kadar


CO yang dihasilkan semakin sedikit.
Pembakaran tidak sempurna dengan gas buang
mengandung CO, HC dan NO, bisa diturunkan dari
persamaan (1) dengan m = 8 dan n = 18. Dimisalkan
kandungan CO = 10 % CO2, HC = 0,01 mol, NO =
0.01 mol dan kelebihan udara sebesar 10 %.
Sehingga persamaannya (1) menjadi,
C8H18+13,343(O2+3.76 N2) 7.264CO2+8.99 H2O
+ 0.726 CO+1.213 O2+ 0.01HC+0.01NO+
50.16 N2+ energi. (9)
Gambar 3 nilai kalor dari CO dan CO2 d = 12.13
Seperti pada hasil ekperimen dari literature Pratiwi 4. Pembahasan
(2017) menunjukkan bahwa kadar CO sebanyak 10
Perhitungan teoritis dan hasil uji laboratorium
% dari kadar CO2, dan tidak ada kelebihan udara energy yang dihasilkan hamper sama sehingga
maka persamaan (4) menjadi :
keduanya bisa dipakai. Untuk menghitung energy
C8H18 + 12,14 (O2 +3.76 N2) 7.273 CO2+9 H2O+ selanjutnya bisa memakai hasil dari uji laboratorium
0.727 CO + 3.76 d N2 + energi. (7)
karena hasilnya sudah bersih sudah ada kerugian
dimana d = 12.14 yang hilang ke sekitar. Perhitungan dengan hasil uji
Bila energy langsung dihitung dari perhitungan
laboratorium terbatas sehingga tidak bisa untuk
energy maka akan didapat nilai H = 5120,3 kJ/mol. menghitung berbagai macam untuk nilai m dan n
Bila energi yang dihasilkan berdasarkan dari total
sehingga perhitungan teoritis bisa dipakai untuk
energy pembakaran sempurna dan dengan gambar 3 menghitung energy panas yang dihasilkan untuk
di dapatkan harga H = 4868 kJ/mol.
molekul hidro karbon yang lainnya.
Untuk kandungan CO lebih besar atau lebih Perhitungan hasil laboratorium untuk C8H18
sedikit dari 10 % bisa dilihat pada gambar 4 grafik
sebesar H = 5074 kJ/mol dan kalau dihitung dengan
dibawah ini. Grafik menunjukkan bahwa semakin hasil laboratorium secara berantai menghasilkan H =
banyak kandungan CO energy yang dihasilkan akan
5326 kJ/mol. Ada perbedaan sebesar 252 kJ/mol, ini
semakin kecil. bisa terjadi karena perhitungan tidak dimasukkan
energy yang dipakai untuk memisahkan atom
utamanya, jadi yang benar untuk pembakaran C8H18
adalah sekitar 5074 kJ/mol.
Perbandingan udara dengan bahan bakar C8H18
adalah 1 : 15, perbandingan ini hanya berlaku untuk
keadaan udara yang mengandung oksigen 21 % bila
kandungan oksigen tidak seperti itu maka
perbandingan bahan bakar dengan udara akan
berubah. Besarnya perbandingan udara dengan
bahan bakar dapat dilihat pada gambar 5 dibawah
ini.
Gambar 4 Pengaruh gas CO di gas buang terhadap Gambar 4 menunjukkan bahwa kadar CO di gas
energy yang dihasilkan. buang akan mempengaruhi besarnya energy yang
Pembakaran tidak sempurna yang mengandung dihasilkan dari pembakaran di dalam silinder. Bisa
CO dan kelebihan udara seperti pada persamaan (5) terjadi demikian karena nilai kalor pembentukan CO
dengan m = 8 dan n = 18. Kelebihan udara 10 % dan lebih kecil dari CO2. Sesuai dengan penelitian yang
CO = 10% dari CO2 adalah, dilakukan oleh Gharehghani (2015).
C8H18+13,354 (O2+3.76 N2) 7.273 CO2+9 H2O+
0.727 CO + 1.214 O2+ 50,211 N2 + Energi (8)
dimana d =12,14
Besarnya energy yang dihasilkan akan sama
dengan persamaan (7) tapi sebenarnya tidak sama
karena ada kelebihan udara.
Peembakaran sempurna memang sulit dilakukan,
menurut penelitian Khan (2016), bahwa satu silinder
memakai 2 busi akan menurunkan kadar gas CO dan
NO di dalam gas buang bila dibandingkan dengan
yang memakai satu busi, dengan kadar CO rendah
berarti energinya akan membesar. Pratiwi, (2017) Gambar 5 Pengaruh kandungan O2 diudara terhadap
perbandingan udara dengan bahan bakar
15
Prosiding SNTT 2017 – Politeknik Negeri Malang Volume 3 – ISSN: 2476-9983

Gambar 5 menunjukkan bahwa perbandingan bakar karena udara yang berlebih akan menyerap
udara dengan bahan bakar untuk pembakaran energy panas.
sempurna tidak tetap tergantung dari kandungan
oksigen diudara, semakin rendah kandungan Daftar Pustaka:
oksigennya jumlah udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran semakin besar. Darrell D. Ebbing and Steven D. Gammon, 2009,
Dengan kadar CO tinggi selain energy mengecil General Chemistry, Copyright © 2009 by
juga CO sendiri sangat membahayakan kehidupan Houghton Mifflin Company. All rights reserved.
manusia karena CO dapat masuk ke darah dan Flagan Richard C., John H. Seinfeld, 2002,
bereaksi akibatnya gas O2 berkurang menyebabkan Fundamentals Of Air Pollution Engineering,
pasokan oksigen ke otak berkurang dan bisa Prentice Hall Englewood Cliffs, New Jersey
menyebabkan pusing kalau berlanjut bisa 07632.
menyebabkan kematian. Sadaf (2016), Prockop and Gharehghani A., R. Hosseini, M. Mirsalim, Talal F.
Chickova, (2007). Yusaf, 2015, A comparative study on the first
Persamaan (8) energy panas dari reaksi yang and second law analysis and performance
dihasilkan akan turun mengingat kelebihan udara characteristics of a spark ignition engine using
akan menyerap energy karena suhu udara masuk either natural gas or gasoline, Fuel 158 (2015)
lebih kecil dari suhu pembakaran. Sesuai dengan 488-493, 0016-2361/_ 2015 Elsevier Ltd.
persamaan umum termodinamika sederhana yaitu Goalby N., 2015, chemrevise.org.
besarnya energy berkurang sebesar Q = m.Cp.dT, Khan T. A., R. Shaikh, 2016, Performance and
dimana m adalah kelebihan udara. Perbandingan Emission Analysis of Two Stroke Dual
udara dengan bahan bakar untuk persamaan ini Sparkplug SI Engine, IOSR Journal of
sebesar 16 : 1. Mechanical & Civil Engineering (IOSRJMCE)
Persamaan (9) energy panas hasil reaksi akan e-ISSN: 2278-1684,p-ISSN: 2320-334X PP 50-
lebih rendah dari persamaan (8) mengingat bahwa 53
pembentukan molekul HC membutuhkan kalor Pratiwi Noviana, 2017, Pengaruh busi, dan Putaran
begitu juga untuk pembentukan gas NO juga mesin terhadap kadar CO di gas buang pada
membutuhkan kalor, sehingga energy yang mesin bensin, Skripsi, TOE Jurusan Teknik
dihasilkan sebesar H = 4855.34 kJ/mol. Selain Mesin Politeknik Negeri Malang.
energinya turun juga gas HC dan NO sangat bahaya Prockop LD, Chichkova RI, 2007, Carbon monoxide
terhadap kesehatan dan kehidupan manusia. intoxication: an updated review, Journal Neurol
Untuk menaikkan energy pembakaran bahan Science. 2007 Nov 15;262(1-2):122-30. Epub
bakar bisa memakai busi yang lebih terang karena 2007 Aug 27, PMID: 17720201 DOI:
busi yang terang menandakan suhu yang 10.1016/j.jns.2007.06.037.
ditimbulkan tinggi sehingga pembakarannya lebih Sadaf Sobhani, 2016, Air pollution from Gasoline
sempurna. Powered Vehicles and the Potential Benefits of
Ethanol Blending, Energy Future Coalition
5 Kesimpulan dan Saran United Nations Foundation, October 2016.
Pembakaran yang sempurna dapat menghasilkan
energy yang besar karena tidak menghasilkan gas Nomenklatur
buang yang masih bisa dibakar.
Pembakaran bahan bakar dipengaruhi oleh a koefisien Karbon mono oksida
jumlah kandungan oksigen diudara, semakin besar b koefisien hidro karbon
kandungan oksigennya semakin besar energy yang c koefisien Nitrogen Oksida
dihasilkan karena pembakarannya bisa sempurna. C Karbon
Pembakaran bahan bakar juga dipengaruhi oleh d koefisien oksigen total
nyala busi, semakin terang nyala busi akan semakin H Hidrogen
besar energy yang dihasilkan. N Nitrogen
Kadar CO di gas buang mempengaruhi besarnya O Oksigen
energy yang dihasilkan, semakin besar kadar CO λ jumlah oksigen dibagi dengan pemakaian
semakin besar energy yang hilang. oksigen sempurna.
Perbandingan udara dengan bahan bakar yang
sempurna tidak hanya 14.7 : 1 tapi berbagai
perbandingan, perbandingan ini dipengaruhi oleh
besarnya kandungan oksigen diudara, semakin besar
kandungan oksigennya akan semakin kecil
perbandingannya begitu juga untuk sebaliknya.
Kelebihan udara akan mempengaruhi besarnya
energy yang dihasilkan dari pembakaran bahan

16

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai