Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Supriatna M.Si.
Disusun oleh:
M02
Kelompok 2
Khalda Habibatul Aulia 185080100111015
Muhammad Naja Aulia 185080100111017
Theresia Atmalda Adiningrum 185080100111018
Viena Nada Aulia Winarko 185080100111019
Muhammad Faiq Ash Shidiq 185080100111020
Imelda Valerie 185080100111021
Himawan Jalu Seta 185080100111022
Cahyo Suci Heru Kusumo 185080100111023
Wisnu Angga Wardana 185080100111024
Rinjani Crylla Kharisma 185080100111025
Puji syukur Penyusun panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
yang berjudul “Some Principles of Pond Fertilization for Nile Tilapia Using Organic
and Inorganic Inputs” dalam mata kuliah Pemupukan dan Kesuburan Perairan.
para pembaca akan mata kuliah Pemupukan dan Kesuburan Perairan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Pemupukan dan
dalam penyusunan makalah review ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan
kekurangan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang Kami lakukan dapat
menjadi hal yang membawa dampak baik bagi pembaca dan semoga makalah ini
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
LAMPIRAN........................................................................................................ 17
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang sudah umum dilakukan. Seperti di Negara Cina kotoran hewan dan manusia
digunakan sebagai nutrisi dan sumber energi kolam polikultur ikan mas.
munculnya revolusi pupuk Hijau. terdapat banyak literatur tentang praktik dan
metode pemupukan organik dan anorganik dengan fokus tingkat pemupukan, dan
jenis pupuk. Pemupukan sendiri berfunsi untuk meningkatkan nutrisi dalam air dan
produktifitas dalam air. hal yang mempengaruhi pemupukan yaitu curah hujan ,
iklim, cuaca, kejernihan air, spesies ikan dan tingkat tebar ikan yang
Fokus utama dari penelitian ini yaitu membandingkan berbagai jenis pupuk
yang berfungsi untuk meningkatkan produksi primer dan hasil panen ikan nila.
produksi kolam, sehingga kolam uji coba yang dilakukan sama memiliki variasi
yang berbeda dalam produksi primer dan produksi ikan. Produksi ikan juga
dipengaruhi oleh suhu, padat tebar, penebaran, ukuran, spesies, dan karakteristik
ikan. Masalah tambahan dalam penilaian metode pemupukan yaitu uji pada
kondisi kontrol tidak dapat dibandingkan dengan praktik manajemen karena tidak
fleksibel dalam menerapkan uji. Misalnya, uji atau perlakukan pada kolam 1
dengan kolam yang lain. Dengan demikian uji kesuburan sangat rumit untuk di
tafsirkan dan sangat bergantung dengan kondisi lingkungan. Hal ini menyebabkan,
variasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan perlakuan yang lebih dinamis.
1
Di dunia dengan populasi yang meningkat, persediaan makanan yang
berkurang per kapita, dan meningkatnya biaya energi untuk makanan, kita
membutuhkan sistem yang lebih efisien untuk menghasilkan makanan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meninjau pentingnya industri nila untuk budidaya dan
meninjau kembali tujuan pemupukan, jenis, dan tarif untuk produksi nila. Terakhir,
1.3 Tujuan
optimum.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
dalam jumlah populasi manusia menjadi 9 miliar , lalu terdapat tantangan dalam
memenuhi permintaan pangan yang akan terus meningkat sekitar 70%. Sektor
merupakan komoditas pangan yang tumbuh paling cepat saat ini. Tilapia
merupakan jenis spesies budidaya produksi yang cukup penting. Pada tahun
2008, ikan nila (Oreochromis niloticus) menempati urutan kelima organisme yang
paling banyak dibudidayakan, selain itu terdapat juga jenis dari ikan mas rumput
Japanese Carpet Shell (Ruditapes philippinarum), dan ikan mas (Cyprinus carpio).
Budidaya ikan nila dipercaya berdasarkan jejak sejarah telah berlangsung selama
4000 tahun di Mesir, dimana terdapat gambar pada piramida dan situs
terkontrol.
budidaya ikan nila, metode bergeser untuk menghasilkan produksi ikan yang lebih
menggantikan pupuk dan pakan alami. Meskipun tidak di temukan sumber data
statistik yang dapat dipercaya, mungkin sekitar 50% ikan nila yang ada di pasaran
saat ini berasal dari budidaya intensif menggunakan pakan tambahan atau pakan
budidaya ikan nila telah hilang dalam proses intensifikasi yakni pada ikan nila
3
dapat dibudidayakan dengan sumber nutrisi yang cukup murah dan banyak
tersedia di pasaran.
Cina merupakan negara penghasil ikan nila terpenting di dunia, dengan 1,1
juta ton pada tahun 2008 . Budidaya ikan nila didominasi berasal dari benua
Asia, sedangkan 0,9 juta ton lainnya berasal dari negara-negara Asia
sekitar 280.000 ton, dan sedikit produksi terjadi di bagian lain dunia. Ini kontras
dengan tren konsumsi yang ada dipasaran. Pasar ikan nila merupakan sebuah
bagian dalam dari Negara khususnya yang berjabat sebagai Negara produsen dan
pertambahan bobot ikan. Keempat tujuan ini menjadi bahan evaluasi berhasil atau
budidaya tentunya akan berbeda kebutuhannya oleh karena itu terdapat beberapa
tersebut.
fitoplankton didalam kolam, dapat dilakukan dengan penambahan unsur hara atau
yang memiliki pH asam unsur seperti fosfat akan sulit dimanfaatkan hal ini terjadi
karena fosfor akan berikatan dengan Al, membentuk ikatan polyfosfat yang tidak
4
bisa langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton. Oleh karena itu sangat perlu
mengetahui kondisi perairan dan juga dosis dari pupuk yang akan diberikan.
dipagi hari, dan penurunan kadar ammonia akan menjaga kualitas air kolam
dipupuk dengan pupuk organik, dibanding dengan kolam yang dipupuk anorganik.
sekunder dapat menjadi bahan pakan tambahan bagi tipe ikan yang mencari
makanan didasar seperti ikan patin. Pemupukan yang berhasil juga dapat
meningkatkan padat tebar ikan, hal ini dikarenakan adanya dukungan dari kualitas
air dan juga pakan tambahan, padat tebar untuk ikan nila umumnya 2 ekor/m2
namun dengan pemupukan yang baik dapat ditingkatkan hingga 3 ekor ikan/m2,
tersebut.
digunakan, dimana sumber nutrisi tersebut berperan sebagai pupuk. Namun, dari
sekian banyak macam pupuk, hanya beberapa yang baik digunakan dalam
meningkatkan produksi ikan nila. Jenis pupuk dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
pupuk organik dan pupuk anorganik. Contoh dari pupuk organik yaitu kotoran
hewan dan kotoran tanaman. Pupuk dari kotoran hewan memiliki karakteristik
5
minggu bahkan berbulan-bulan, memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan
memberikan efek pada kejernihan air kolam budidaya. Sementara pupuk dari
kotoran tanaman memiliki karakteristik antara lain memiliki nutrisi yang lebih sedikit
pupuk yang berasal dari kotoran hewan, tetapi pupuk tanaman tidak digunakan
anorganik mulai dikenal secara luas untuk mensintesis NH3 dan N2 . Jenis pupuk
anorganik yang paling sering digunakan sebagai pupuk dalam kolam budidaya
yaitu TSP dan urea. Akan tetapi, jika digunakan secara berlebihan dalam jangka
kualitas air sehingga pH menjadi negative. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
pada kolam budidaya ikan nila harus menggunakan pupuk kandang dan pupuk
anorganik (TSP dan urea) dengan dosis yang disesuaikan kebutuhan berperan
rasio nutrisi yang disebut rasio Redfield. Rasio Redfield merupakan proporsi
relative dari nitrogen, fosfor, dan karbon dalam sel fitoplankton, dimana rasio
ketiga unsur tersebut yaitu 106:16:1 C:N:F. Namun, teori tidak sepenuhnya
6
2.4 Tingkat Pemupukan
Pada tahun 1980, tingkat pemupukan jauh lebih rendah bila dibandingkan
pada saat ini. Hal tersebut terjadi karena padat tebar ikan pada kolam pada saat
itu yang relatif lebih rendah. Pemberian pupuk yang optimal untuk kolam ikan nila
dengan menggunakan pupuk yang mengandung nitrogen & fosfor yang relatif
tinggi. Pada tingkat penebaran ikan 10000 – 20000 ikan/ha, pemberian pupuk
dapat menyebabkan masalah kualitas air kolam budidaya ikan nila tersebut. Untuk
pada kolam yang tidak terlalu sering, bisa sebanyak dua kali seminggu, atau dua
Pemberian jenis pupuk pada kolam budidaya ikan juga perlu diperhatikan.
Jenis pupuk yang dapat diberikan yaitu, pupuk organik, anorganik, ataupun
kombinasi organik & anorganik. Bahan organik pada pupuk yang diberikan pada
kolam budidaya secara perlahan cenderung akan membusuk & melepaskan unsur
hara. Bahan tersebut akan menumpuk pada dasar kolam & melepaskan
kandungan mineral pada pupuk tersebut akan terikat pada sedimen yang akan
menyebabkan kandungan hara pada pupuk akan hilang. Solusi untuk mengatasi
kelarutan. Hal tersebut akan menghasilkan lebih banyak fosfor & nitrogen yang
7
2.5 Eksperimen CRSP Terhadap Harga Pemupukan Optimum
Percobaan ini meliputi pemupukan dasar kolam yang dilakukan untuk ikan
nila sebagai bagian dari CRSP. Eksperimen yang dilakukan oleh kelompok
penelitian berfokus pada produksi ikan nila di Thailand. Konsep yang dievaluasi
pemupukan, tingkat, dan hasil yang dicapai tidak meluas ke semua wilayah secara
merata. Oleh karena itu, percobaan harus dilakukan untuk memverifikasi tingkat
pemupukan dan hasil di area tertentu. Perubahan suhu, radiasi matahari, tanah,
dan kondisi air semuanya mempengaruhi tingkat aplikasi dan hasil yang
rendah, kemudian tingkat pemupukan yang lebih tinggi dengan input anorganik
atau organik. Hasil awal di Thailand menunjukkan pada tingkat pemuatan nitrogen
budidaya 35% menjadi 4300 kg / ha / tahun. Nitrogen anorganik terlarut sering kali
membatasi di kolam ini untuk pemupukan organik dan anorganik, dan nitrogen
terlalu tinggi), sedangkan kolam yang dipupuk secara organik hanya memiliki
ikan nila. Studi ini menunjukkan laba bersih tahunan sebesar $ 1450 / ha untuk
tambak yang hanya dilengkapi dengan pupuk, $ 168 untuk tambak yang
tidak hanya kondisi nutrisi dan hasil yang ditingkatkan dengan penambahan fosfor
8
dan nitrogen yang seimbang, tetapi sistem ini lebih menguntungkan daripada
hanya pupuk kandang atau pupuk anorganik untuk meningkatkan produksi. Alasan
kg untuk TSP; $ 0,24 untuk urea) dibandingkan dengan kotoran ayam ($ 0,024;
air perubahan mantan (biasanya, 2-3 ikan / m2).Pemberian pakan secara intensif
pada kepadatan yang lebih tinggi dapat mengakibatkan masalah kualitas air.
pertama peneliti membandingkan kolam yang dipupuk, kolam yang diberi makan,
dan kolam yang diberi makan dan dipupuk dalam produksi dan kualitas air. Kolam
yang dipupuk, dengan atau tanpa pakan, memiliki konsentrasi oksigen yang lebih
tinggi, transparansi yang lebih baik, dan produksi primer yang lebih besar daripada
kolam yang hanya diberi makan. Kolam yang diberi makan memiliki nitrogen yang
lebih tinggi, terutama amonia, daripada kolam yang diberi pupuk. Kolam yang
produktif dan tampaknya melengkapi produksi ikan nila dengan beberapa pakan
alami. Hasilnya, hasil ikan nila secara signifikan lebih tinggi di kolam pakan dan
dari makanan yang dikonsumsi sebagai pakan lengkap dengan makanan alami
yang dihasilkan oleh pupuk. Strategi pemupukan yang terakhir juga menghasilkan
kualitas air yang lebih baik dan menghasilkan lebih sedikit pelepasan unsur hara
peningkatan laba bersih sebesar 303% (laba tahunan sebesar $ 1450 / ha untuk
9
pemberian pakan, dibandingkan dengan $ 5864 untuk 0,5 perlakuan ransum:
Tabel 12.1) dan menghasilkan produksi yang sama dan kualitas air yang lebih baik.
makanan alami. Pada tahap itu, pemberian pakan tambahan dengan ransum
maksimum sekitar 50% dapat digunakan, dan ikan masih dapat mencapai
menghasilkan biaya yang lebih sedikit untuk budidaya ikan dan kualitas air yang
lebih baik, karena lebih sedikit pakan limbah dan produksi plankton yang lebih
besar. Selain itu, menunda pemberian pakan pertama hingga 100 g tidak
ikan nila untuk mencapai sistem yang lebih efisien. Hal tersebut menjadi target dari
yang diberi makan secara intensif untuk spesies ikan target yang dikombinasikan
nutrisi. Sistem seperti itu dapat dikembangkan untuk ikan nila dengan merendam
Kotoran ikan dalam pemupukan kolam mengarah pada konsep bahwa Ikan
yang terdapat pada karamba diberi makan secara intensif, dan filter-feeder dapat
adalah sistem budidaya multitrofik dua tahap dengan menggunakan kotoran ikan
dari keramba sebagai pupuk utama dan menggunakan fitoplankton dan dimakan
10
oleh nila untuk menghilangkan nutrisi dan menumbuhkan tanaman sekunder.
Produk limbah dari keramba menyuburkan air, dan pakan limbah juga dapat
dikonsumsi oleh ikan di dalam kolam. Tanaman ikan pada umumnya di kolam
dapat ditanam tanpa biaya selain biaya pembibitan. Jika kondisi di perairan
ikan yang tinggi. Namun, biaya ini akan minimal dibandingkan dengan muatan
nutrisi yang besar yang sudah dihasilkan dari kotoran ikan dalam pemberian pakan
intensif.
Sistem akuakultur dengan efisiensi yang lebih baik ini telah diuji dalam
eksperimen yang relatif baru, sistem tersebut didasarkan pada gagasan yang ada.
Misalnya, ikan nila sering digunakan untuk pengolahan limbah biologis, di mana
fitoplankton memanen ikan nila, sehingga meningkatkan kualitas air. Dalam sistem
ini, air dari waduk nila kemudian digunakan kembali di sistem pembesaran tambak
untuk produksi ikan yang intensif. Tahapan produksi dipisahkan oleh kolam dan
waduk bukan dengan keramba dan perairan terbuka, tetapi konsepnya sama.
Aplikasi populer dari metodologi ini adalah dalam sistem akuaponik untuk
berbagai spesies, termasuk nila. Dalam sistem ini, ikan nila dibudidayakan baik di
dalam maupun di luar tangki, dan limbah yang dihasilkan dari produksi ikan nila
diedarkan ke rumah kaca atau kultur luar ruangan, di mana nutrisi digunakan untuk
waktu dan baru-baru ini menjadi sangat populer di Amerika Serikat dengan
dihasilkan dengan memberi makan ikan secara intensif dan konsentrasi nutrisi
yang menghasilkan tanaman sayuran hampir tanpa biaya. Tentu saja, sebagian
11
dari biaya tanaman sayuran sebenarnya adalah pakan ikan yang digunakan dan
limbah yang dihasilkan oleh ikan itu sendiri. Sampai saat ini, banyak dari sistem ini
lebih fokus pada produksi tanaman dan ikan sebagai produk sampingan sekunder.
Tetapi mereka dapat dioptimalkan untuk mencapai tingkat produksi ikan yang
tinggi dan tanaman sayuran yang besar. Budidaya kandang-kolam atau kombinasi
pakan dan sistem pupuk, masih ada konsentrasi nitrogen dan fosfor yang cukup
besar, padatan tersuspensi, dan kebutuhan oksigen biologis dalam limbah kolam.
Berbagai perawatan dapat digunakan untuk mengurangi beban limbah, tetapi jika
nutrisi mahal untuk diterapkan pada awalnya, teknologi yang lebih baik adalah
cukup besar dapat diperoleh dalam produksi nila dengan menggunakan produk
limbah dari nila atau sistem produksi hewan lainnya. Penggunaan kotoran hewan,
daripada produk anorganik yang diproduksi dengan biaya energi tinggi akan
Pelletier dan Tyedmers (2010) telah menyelesaikan Life Cycle Assessment (LCA)
ikan nila yang dibudidayakan secara intensif dari Indonesia, LCA belum dilakukan
Harapan saya, dari bab ini, ada pengakuan bahwa ada banyak cara untuk
12
ketersediaan nutrisi. Dalam semua sistem akuakultur, pakan merupakan bahan
yang paling mahal; rezim aplikasi pakan yang efisien mengurangi biaya,
beberapa prinsip budidaya ikan nila yang dikembangkan dalam bab ini antara lain
nila.
• Bahan organik seperti pupuk kandang memiliki peran yang sesuai dalam
tempat lain.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
untuk menghasilkan produksi ikan yang lebih besar dari sistem pemberian
alami..
• Jenis pupuk dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Contoh dari pupuk organik yaitu kotoran hewan dan kotoran
• Pemberian pupuk dan jenis pupuk yang digunakan pada kolam budidaya ikan
harus diperhatikan, hal ini akan mempengaruhi produktifitas dan kualitar air
kolam.
hasil bahwa ikan tidak perlu diberi makan sampai mereka mulai
tambahan dengan ransum maksimum sekitar 50% dapat digunakan, dan ikan
masih dapat mencapai pertumbuhan yang cukup besar dari makanan alami
• Salah satu sistem akukultur yang modern dan populer baru baru ini adalah
dengan membudidayakan ikan nila baik di dalam maupun di luar tangki, dan
14
limbah yang dihasilkan dari produksi ikan nila diedarkan ke rumah kaca atau
budidaya perikanan.
3.2 Saran
Dalam industri budidaya ikan nila pemberian pakan menjadi hal yang harus
untuk menumbuhkan pakan alami ikan. Pakan ikan merupakan bahan paling
mahal dalam sistem akuakultur. Maka perlu dilakukan kajian lagi mengenai pakan
ikan nila yang lebih murah dan juga tidak merusak lingkungan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Soal:
1. Berapa banyak kebutuhan pupuk N dan P yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan ikan nila dengan luas kolam 0.25 ha, kedalam air 100 cm
Jawab:
1. Dik:
• Jumlah bahan organik yang disarankan berjumlah menurut Mieke (2012):
o N: 0,4 Mg/L
o P: 0,1 Mg/L
• Rasio pupuk untuk ikan nila = N:P = 4:1
• Luas kolam = 0,25 Ha; Tinggi = 100cm
• 1 Ha = 10.000 m2
17
Lampiran 2. Soal Nomor 2
Soal:
2. Bagaimana cara menghitung kebutuhan organik dan anorganik untuk
Jawab:
perairan dalam menunjang pemeliharaan ikan nila di lahan sawah atau lahan
kering adalah sama. Adapun cara perhitungan terdapat beberapa macam, antara
lain :
Cara ini hampir sama dengan cara menghitung takaran pupuk berdasarkan
ppm atau mg/kg tanah. Ppm atau part per million adalah berat satuan unsur
per Hektar
18
2. Kebutuhan Hara Tanaman Kebutuhan hara tanaman dapat dihitung dengan
rumus:
Di mana:
19