Anda di halaman 1dari 10

I. II.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mamalia merupakan kelompok hewan yang menduduki peringkat tertinggi dalam dunia hewan. Hewan vertebrata ini memiliki kelenjar mamae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada anaknya yang baru lahir. Seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut, memiliki kelenjar minyak dan bau untuk memikat lawan jenisnya, dan mempunyai daun telinga. Mamalia melahirkan anaknya (vivipar). Mamalia memiliki kemampuan termoregulasi internal yaitu kemampuan untuk mengontrol temperatur tubuh. Cavia porcellus merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap, tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia sendiri dari bahasa latin yaitu mammae. Mammae berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya meningkat pada hewan betina dewasa. Susu pada mamalia dikeluarkan dari kelenjar yang ada di glandula mammae. Kulit yang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan epidermis (di sebelah luar). Cavia porcellus mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir Cavia porcellus mirip Cavia porcellus dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Cavia porcellus merupakan hewan pengerat, makanannya tumbuh-tumbuhan dan mempunyai gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk pemotong dan mengerat. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding

yang sangat tebal dan dua antrium. Cavia porcellus menarik lawan jenisnya dengan cara menyebarkan kelenjar bau yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau vulva, dan peristiwa ini disebut hedonik.

B. Tujuan Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan I kali ini adalah melihat Anatomi Marmut ( Cavia porcellus ).

III.

ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk.

B.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah marmut betina (Cavia porcellus ), cloroform, air kran dan tissue.

C.

Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Marmut dibius dengan menggunakan larutan eter sampai mati lemas. 2. Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral dibasahi dulu supaya pada waktu dibedah rambut-rambut tidak beterbangan dan mengotori. 3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju anterior mengikuti garis medio ventral badan sampai di ujung mandibula. 4. Kulit dibuka kesamping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen dan thorax. 5. Selaput-selaput yang tidak diperlukan dipotong supaya struktur-struktur yang akan diamati tampak jelas dan pendarahan sedapat mungkin dihindari agar tidak terganggu.

6. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior sampai xiphisternum mengikuti garis median badan, kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri difragma, sehingga otot-otot pada bagian abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat dilihat dengan jelas. 7. Pembedahan daerah thorax dilakukan dengan memotong rusuk-rusuk di kiri sternum pada bagian anterior dekat pangkal leher (sampai rusuk pertama), kemudian dilanjutkan ke lateral pada bagian anterior sampai daerah ketiak (aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting lateral menyusuri diafragma. 8. Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu tanpa mengubah tempat masing-masing. 9. Setelah memperhatikan viscera insitu, saluran pencernaan makanan

direntangkan dengan hati-hati, kemudian dipelajari dan disesuaikan dengan gambar yang ada didiktat serta diberi keterangan.

II.

KERANGKA PEMIKIRAN

Mamalia berasal dari bahasa latin, yaitu mamma yang berarti payudara. Hewan muda dari jenis ini selalu disusui oleh sang induk melalui kelenjar payudara induknya. Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Mamalia betina mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik.

Anggota gerak depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang, dan terbang (Brotowidjoyo, 1990). Mamalia merupakan hewan kecil yang sangat aktif yang makanannya terutama terdiri atas insekta. Kehidupan yang aktif ini berhubungan dengan kemampuan untuk memelihara suhu badan yang tepat. Konversi panas tubuh dimungkinkan dengan perkembangan rambut. Gigi mamalia mengalami spesialisasi untuk memotong, menyobek, dan menggiling makanannya (Kimball, 1991). Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam kerajaan hewan. Mamalia hidup secara noctural dan banyak juga yang hidup secara duinal. Hewan ternak ini sangat penting bagi manusia sebagai bahan makanan, bahan pekerjaan dan alat transportasi (Jasin, 1989). Tubuh mamalia umumnya dapat dibedakan dengan adanya caput, truncus, dan cauda. Rongga badan terbagi dalam cavum abdomalis yang dindingnya dilapisi oleh pleura dan cavum peri-cardii dimana dindingnya dibetuk oleh perichardium. Mamalia mempunyai sepasang glandula mamae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada anaknya (Radiopoetro, 1977). Jantungnya beruang empat dengan sekat-sekat yang sempurna. Paru-paru relatif besar, kompak dan kenyal, terdapat dirongga dada. Rongga dada dan rongga perut terdapat sekat rongga tubuh yang dinamakan diafragma. Hewan jantan mempunyai alat kopulasi yang dinamakan penis. Pembuahan berlangsung didalam tubuh hewan betina yaitu dalam oviduck atau saluran telur. Telurnya kecil, pertumbuhan embrio berlangsung didalam uterus. Suhu tubuh tetap tidak terpengaruh oleh lingkungan luar (homotermis) (Djuhanda, 1982).

Marmut bersifat vivipar (melahirkan anak) dan digolongkan hewan pengerat yang memakan tumbuh-tumbuhan dan memiliki gigi pemotong seperti path yang berguna untuk memotong dan mengaet. Sudut mata terdapat selaput membran nictitans. Lubang telinga luar dilengkapi daun telinga. Badannya terdapat struktur kelenjar susu yang terletak di lipatan paha, alat-alat kelamin luar dan tungkai. Tungkai depan berjari tiga dan tungkai belakang berjari empat (Pratigno, 1982).

B.

Pembahasan

Pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus ) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor (cauda). Seluruh tubuh marmut ditutupi oleh rambut yang merupakan karakteristik mammalia. Daerah kepala terdiri atas rima oris (mulut), nares externa, mata dan telinga. Daerah anggota badan terbagi menjadi thorax (dada), extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari empat digiti, abdomen (perut), dan extrimitas posterior

(kaki belakang) berjari tiga digiti. Daerah ekor tumbuh rudimen. Menurut Radiopoetro (1977), tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda). Marmot mempunyai ciri-ciri yaitu pentadactyl (jari-jari bercakar), satu dens incisivus pada tiap rahang berbentuk pahat dan tumbuh terus, tidak ada dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars variable, lengan bawah dapat pronasi dan subminasi. Bagian ekor tumbuh rudiment. Rambut pada mamalia termasuk Cavia porcellus menutupi hampir seluruh tubuh kecuali telapak kaki, kuku, glands penis, hubungan mukocutaneus dan puting susu pada beberapa spesies. Kuku bersifat lentur, menghasilkan bentuk keratin oleh folikel rambut. Folikel rambut terbentuk dari pertumbuhan ectoderm ke mesoderm embrio di bawahnya. Pertumbuhan ke bawah pada epitel terbentuk saluran dari sel-sel sekitarnya berdiferensiasi menjadi beberapa lapis atau selubung yang mengelilingi akar rambut (Dellman et al.,1992). Tubuh mamalia dilindungi oleh rambut, kulit banyak mengandung bermacam-macam kelenjar, tengkorak mempunyai dua kondil oksipital, pada rahang tertanam gigi di dalam kantung gigi (alveolar) yang berbentuk dan besarnya berbeda-beda dalam satu individu (heterodon), kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, berenang atau terbang. Jantung beruang empat dengan sekat-sekat yang sempurna, lengkung aorta hanya satu yaitu pada sebelah kiri, paru-paru relatif besar dan kenyal terdapat di rongga dada. Rongga dada dan perut terdapat sekat rongga tubuh yang dinamakan difragma (Djuhanda, 1982). Pernapasan menggunakan pulmo, larink mempunyai tali suara, mempunyai

difragma anticus sempurna yang memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis (Jasin, 1989). Klasifikasi marmut (Cavia porcellus) menurut Storer and Usinger (1961) adalah: Phylum Subphylum Class Ordo Familia Genus Spesies : Chordata : Vertebrata : Mammalia : Rodentia : Cavidae : Cavia : Cavia porcellus Sistem pencernaan Cavia porcellus terdiri dari rima oris, di dalam rima oris bermuara kelenjar saliva, diantaranya yang terbesar adalah glandula parotis. Gastrum mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCL dan pepsin, gastrum terdiri dari tiga bagian yaitu : pars cardia, fundus dan pars pilorika. Intestinum terdiri dari : duodenum (berbentuk huruf U yang terdapat ductus pancreaticus dan glandula pancreaticus), jejunum, ileum, colon (ascendent, transversum,

descendent, dan sigmoideum), rectum yang merupakan muara keluar melalui anus yang terletak terminal pada ujung caudal humerus. Pada mamalia juga terdapat kelenjar pencernaan yang lain yaitu hepar. Hepar merupakan penghasil empedu yang di simpan dalam vesica felea (Radiopetro, 1977). Sistem pernapasan Cavia porcellus terdiri dari trachea, broncus dan paruparu. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan napas. Pangkal dari trakhea berupa rongga yang

disebut larink. Cabang dari trakhea adalah broncus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi, terdapat dalam rongga pleural , selaput yang membungkusnya disebut pleura (Djuhanda, 1980). Tiga stadium peristiwa di dalam pernafasan yaitu: 1. Stadium externa, yaitu pengambilan oksigen atau pergantian dengan dunia disekeliling kita. 2. Stadium interna, yaitu pergantian diantara cairan badan dan sel-sel jaringan alat pernafasan. 3. Stadium pemakina, yaitu oksigen dalam sel-sel dan lepasnya karbon dioksida yang lebih nanyak diteliti dalam metabolisme. Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari sistem ekskresi atau urinaria dan sitem genitalia. Menurut Villee et al. (1988), salah satu alat ekskresi pada mammalia adalah ginjal yang disebut metanefros. Jumlah nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros dan metanefros. Perkembangan embrio mamalia terdapat mesoderm nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio, tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros dewasa. Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna merah tua, berbentuk seperti kacang, terletak di daerah lumbar sebelah dorsal dari rongga

abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter saluran yang bermuara pada vesica urinaria yaitu tempat penampungan urine sementara. Akhirnya urin dikeluarkan melalui uretra (ductus urospermatika) keluar tubuh (Jasin, 1989). Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari caput, corpus, cauda epididymis. Ductus deferens berupa saluran berjalan disebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermatikus yang terdapat pada batang penis (Storer and Usinger, 1961). Pada hewan betina, sepasang papilla mammae (muara glandula mammae) terletak diantara kaki belakangnya. Glandula mammae pada mamalia jantan tidak melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk pirenium yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekuk ini merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).

Anda mungkin juga menyukai