Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus )

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mamalia merupakan kelompok hewan yang menduduki peringkat tertinggi dalam dunia hewan. Hewan vertebrata ini memiliki kelenjar mamae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada anaknya yang baru lahir. Hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut, memiliki kelenjar minyak dan bau untuk memikat lawan jenisnya, dan mempunyai daun telinga. Umumnya mamalia melahirkan anaknya (vivipar). Mamalia memiliki kemampuan termoregulasi internal yaitu kemampuan untuk mengontrol temperatur tubuh. Cavia porcellus merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap, tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia sendiri dari bahasa latin yaitu mammae. Mammae berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya meningkat pada hewan betina dewasa. Semua susu dikeluarkan dari kelenjar yang ada di glandula mammae. Kulit yang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan epidermis (di sebelah luar). Cavia porcellus mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir Cavia porcellus mirip Cavia porcellus dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Cavia porcellus merupakan hewan pengerat, makanannya tumbuh-tumbuhan dan mempunyai gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk pemotong dan mengerat. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sangat tebal dan dua atrium. Cavia porcellus menarik lawan jenisnya dengan cara menyebarkan kelenjar bau yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini disebut hedonik. Cavia porcellus digunakan untuk praktikum untuk mewakili class mamalia. Cavia porcellus dipilih karena selain mudah didapat, juga tidak berbahaya. Cavia porcellus mempunyai organorgan penyusun yang lengkap dan jelas sehingga mudah diamati struktur tubuhnya.

B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini untuk mempelajari dan mengamati susunan anatomi (Cavia porcellus ) baik bagian luar maupun dalam.

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. Alat Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk.

B. Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah marmut jantan (Cavia porcellus ), air kran, formalin, dan tissue.

C. Cara Kerja Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Marmut dibius dengan menggunakan larutan formalin sampai mati lemas. 2. Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral dibasahi dulu supaya pada waktu dibedah rambut-rambut tidak beterbangan dan mengotori. 3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju anterior mengikuti garis medio ventral badan sampai di ujung mandibula. 4. Kulit dibuka kesamping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen dan thorax. 5. Selaput-selaput yang tidak diperlukan dipotong supaya struktur-struktur yang akan diamati tampak jelas dan pendarahan sedapat mungkin dihindari agar tidak terganggu. 6. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior sampai xiphisternum mengikuti garis median badan, kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri difragma, sehingga otot-otot pada bagian abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat dilihat dengan jelas. 7. Pembedahan daerah thorax dilakukan dengan memotong rusuk-rusuk di kiri sternum pada bagian anterior dekat pangkal leher (sampai rusuk pertama), kemudian dilanjutkan ke lateral pada bagian anterior sampai daerah ketiak (aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting

lateral menyusuri diafragma. 8. Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu tanpa mengubah tempat masing-masing. 9. Setelah memperhatikan viscera insitu, saluran pencernaan makanan direntangkan dengan hatihati, kemudian dipelajari dan disesuaikan dengan gaambar yang ada didiktat serta diberi keterangan.

II. KERANGKA PEMIKIRAN Mamalia merupakan kelas tertinggi dalam dunia hewan. Tubuh mamalia hampir seluruhnya ditutupi oleh rambut dan berdarah panas. Mamalia dapat hidup di berbagai habitat, bentuk tubuh mamalia bermacam-macam dan dapat dibagi menjadi caput, cervix dan truncus (Marter, 1989). Mamalia diduga berasal dari reptil sinadom (periode triassik) yang giginya berdiferensiasi. Mamalia berespirasi melalui paru-paru yang mengandung banyak bagian kecil-kecil. Paru-paru berada di ruang pleural. Mamalia mempunyai dua fragmen muscular, pada larinknya terdapat pita suara, mempunyai jantung dengan empat ruang yang terbagi secara sempurna yaitu dua serambi dan dua bilik. Lubang genitalia dan anus terpisah, baik pada jantan maupun betina. Mamalia juga mempunyai organ intronitten. Mamalia merupakan hewan vivipar (Brotowijoyo, 1993). Cavia porcellus merupakan hewan rodentia yang tidak berekor (rudiment) ,dan berjari-jari cakar (pentadactyl). Hewan ini mempunyai satu incisivus pada tiap bedah rahang, berbentuk padat, dan dapat tumbuh terus, tidak ada dentes canini, serta jumlah dentes premolars dan dentes molars ialah variabel. Lengan bawah dapat berpronasi dan bersupinasi (Radiopoetro, 1977). Cavia porcellus memiliki jantung beruang empat, yakni dua atrium dan dua ventrikel dengan sekat pemisah yang sudah sempurna. Paru-paru hewan ini terdiri dari tujuh lobi. Hewan ini memiliki diafragma yang merupakan pembatas rongga dada dan perut (Kimball, 1991). Reproduksi seksual melibatkan dua induk. Masing-masing induk menyumbangkan satu sel reproduktif khusus yaitu suatu gamet yang kemudian bergabung untuk membentuk telur

terbuahi. Telur itu berbentuk kecil dan pertumbuhan embrio berlangsung di dalam uterus (Villee et al.,1988). Menurut Sastrodinoto (1980), mammalia mempunyai dua ciri yang sama, yaitu mempunyai rambut dan menyusui anaknya. Susu ini dikeluarkan oleh kelenjar susu dalam kulit mammalia. Kelenjar susu yang menghasilkan susu hanya terdapat pada mammalia betina saja, sedangkan mammalia jantan susu tidak berfungsi.

B. Pembahasan Pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus ) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor (cauda). Seluruh tubuh marmut ditutupi oleh rambut yang merupakan karakteristik mammalia. Daerah kepala terdiri atas rima oris (mulut), nares externa, mata dan telinga. Daerah anggota badan terbagi menjadi thorax (dada), extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari empat digiti, abdomen (perut), dan extrimitas posterior (kaki belakang) berjari tiga digiti. Daerah ekor tumbuh rudimen. Menurut Radiopoetro (1977), tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda). Marmut mempunyai ciri-ciri yaitu pentadactyl (jari-jari bercakar), satu dens incisivus pada tiap rahang berbentuk pahat dan tumbuh terus, tidak ada dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars variable, lengan bawah dapat pronasi dan subminasi. Bagian ekor tumbuh rudiment. Rambut pada mamalia termasuk Cavia porcellus menutupi hampir seluruh tubuh kecuali telapak kaki, kuku, glands penis, hubungan mukocutaneus dan puting susu pada beberapa spesies. Kuku bersifat lentur, menghasilkan bentuk keratin oleh folikel rambut. Folikel rambut terbentuk dari pertumbuhan ectoderm ke mesoderm embrio di bawahnya. Pertumbuhan ke bawah pada epitel

terbentuk saluran dari sel-sel sekitarnya berdiferensiasi menjadi beberapa lapis atau selubung yang mengelilingi akar rambut (Dellman et al.,1992). Tubuh mamalia dilindungi oleh rambut, kulit banyak mengandung bermacam-macam kelenjar, tengkorak mempunyai dua kondil oksipital, pada rahang tertanam gigi di dalam kantung gigi (alveolar) yang berbentuk dan besarnya berbeda-beda dalam satu individu (heterodon), kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, berenang atau terbang. Jantung beruang empat dengan sekat-sekat yang sempurna, lengkung aorta hanya satu yaitu pada sebelah kiri, paru-paru relatif besar dan kenyal terdapat di rongga dada. Antara rongga dada dan perut terdapat sekat rongga tubuh yang dinamakan difragma (Djuhanda, 1982). Pernapasan menggunakan pulmo, larink mempunyai tali suara, mempunyai difragma anticus sempurna yang memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis (Jasin, 1989). Klasifikasi marmut (Cavia porcellus ) menurut Storer and Usinger (1961) adalah: Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mammalia Ordo : Rodentia Familia : Cavidae Genus : Cavia Spesies : Cavia porcellus Sistem pencernaan Cavia porcellus terdiri dari rima oris, di dalam rima oris bermuara kelenjar saliva, diantaranya yang terbesar adalah glandula parotis. Gastrum mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCL dan pepsin, gastrum terdiri dari tiga bagian yaitu : pars cardia, fundus dan pars pilorika. Intestinum terdiri dari : duodenum (berbentuk huruf U yang terdapat ductus pancreaticus dan glandula pancreaticus), jejunum, ileum, colon (ascendent, transversum, descendent, dan sigmoideum), rectum yang merupakan muara keluar melalui anus yang terletak terminal pada ujung caudal humerus. Selain pancreas, terdapat kelenjar pencernaan yang lain yaitu hepar. Hepar merupakan penghasil empedu yang di simpan dalam vesica felea (Radiopetro, 1977). Sistem pernapasan Cavia porcellus terdiri dari trachea, broncus dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan napas. Pangkal dari trakhea berupa rongga yang disebut larink. Cabang dari trakhea adalah broncus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi, terdapat dalam rongga pleural , selaput yang membungkusnya disebut pleura (Djuhanda, 1980). Tiga stadium peristiwa di dalam pernafasan yaitu: 1. Stadium externa, yaitu pengambilan oksigen atau pergantian dengan dunia disekeliling kita. 2. Stadium interna, yaitu pergantian diantara cairan badan dan sel-sel jaringan alat pernafasan. 3. Stadium pemakina, yaitu oksigen dalam sel-sel dan lepasnya karbon dioksida yang lebih nanyak diteliti dalam metabolisme. Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari sistem ekskresi atau urinaria dan

sitem genitalia. Menurut Villee et al. (1988), salah satu alat ekskresi pada mammalia adalah ginjal yang disebut metanefros. Jumlah nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros dan metanefros. Dalam perkembangan embrio mammalia terdapat mesoderm nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio, tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros dewasa. Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna merah tua, berbentuk seperti kacang, terletak di daerah lumbar sebelah dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter saluran yang bermuara pada vesica urinaria yaitu tempat penampungan urine sementara. Akhirnya urin dikeluarkan melalui uretra (ductus urospermatika) keluar tubuh (Jasin, 1989). Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari caput, corpus, cauda epididymis. Ductus deferens berupa saluran berjalan disebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermatikus yang terdapat pada batang penis (Storer and Usinger, 1961). Pada hewan betina, sepasang papilla mammae (muara glandula mammae) terletak diantara kaki belakangnya. Namun, pada hewan jantan, glandula mammae tidak melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk pirenium yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekuk ini merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).

V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Cavia porcellus dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput, truncus, dan caudal. 2. Cavia porcellus mempunyai anggota badan bersifat pentadactyl, jari-jarinya mempunyai cakar dan memiliki satu dens incisivus pada tiap rahang dan dapat tumbuh terus . 3. Gigi marmut terdapat di dalam kantung gigi (alveolar) yang berbentuk dan besarnya berbedabeda dalam satu individu (heterodon). 4. Sistem pencernaan makanan pada marmut terdiri atas saluran pencernaan makanan dan kelenjar pencernaan. 5. Sistem pernapasan marmut terdiri dari trachea, broncus dan paru-paru. 6. Sistem urinaria pada marmut terdiri dari sepasang ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra. 7. Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis, dan ductrus deferens.

DAFTAR REFERENSI Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta. Dellman, H. D. and Ester, M. B. 1992. Buku teks Histologi Veteriner. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 1. Armico, Bandung. . 1980. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta. Marter, H. W. 1989. Introduction of Zoology. Harpen and Row Publishers, New York. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Sastrodinoto. 1980. Biologi Umum. Gramedia, Jakarta. Storer, and Usinger. 1961. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc., London. Villee, C. A, Walker, W. F, and Smith, F. E. 1988. General Zoology. W. B. Saunders Company, Phiadelphia.

ANATOMI BURUNG MERPATI (Columba domestica )

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu hampir di seluruh tubuhnya dan sayap yang berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal sehingga dapat digunakan untuk terbang. Selain itu, aves mempunyai kaki yang dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya. Beberapa aves mempunyai daya tarik tersendiri bagi manusia. Banyak diantaranya mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga dibudidayakan untuk diambil telur, daging, keindahan bulu dan suaranya. Columba domestica merupakan hewan berdarah panas dan mempunyai ciri khas yaitu tubuhnya terbungkus oleh bulu yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuhnya. Berkembang biak dengan ovipar atau bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika burung ini dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya. Columba domestica kebanyakan hidup di pepohonan, beberapa diantaranya hidup di tanah dan species lainnya hidup di batu karang. Burung merpati merupakan hewan peliharaan yang hidup berkelompok dan umumnya membuat sarang yang sederhana. Telur dierami oleh induk betina dan induk jantan secara bergantian selama 2,5 minggu. Telur menetas menjadi anak burung dara. Pertumbuhannya cepat, setelah 2 minggu dapat terbang meninggalkan sarangnya. Columba domestica diambil sebagai bahan praktikum karena mempunyai tubuh yang relatif besar sehingga mudah diamati. Harganya yang cukup murah dan mudah didapat juga menjadi pertimbangannya. Disamping itu, Columba domestica juga mempunyai organ-organ yang lengkap untuk mewakili class aves. B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari anatomi (Columba domestica ) baik dari luar maupun bagian dalam.

II. KERANGKA PEMIKIRAN Semua burung yang hidup sekarang ditempatkan dalam sekelas Neornithes. Berlawanan dengan subkelas yang ada, yang satu ini ditandai dengan bulu-bulu ekor yang tersusun seperti kipas pada ujung ekornya dan mempunyai sumbu tulang yang pendek. Tulang-tulang didalam taju berfusi satu sama lainnya, kotak otak, kaki dan tangannya pendek ( Hildebrand,1983). Burung merpati merupakan hasil domestikasi dari Columba livia. Tubuh burung merpati terdiri atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Ordo ini mempunyai ciriciri paruh pendek dan langsing dengan cora pada pangkalnya serta ingluvies besar (Radiopoetro,1977). Burung mempunyai karakteristik tertentu yaitu seluruh tubuhnya ditutupi bulu, kecuali bagian crus yaitu daerah tarso metatarsus yang ditutupi sisik-sisik tanduk. Bulu merupakan hasil pertumbuhan epidermis yang berguna untuk mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan sekitarnya, temperatur tubuh Columba domestica relatif stabil. Hal lain yang membedakan aves dengan vertebrata rendah lainnya yaitu temperatur tubuh, kemampuan untuk terbang, perkembangan suara, pendengaran, dan penglihatan serta cara memelihara telur dan anaknya (Djuhanda,1982). Bulu pada Columba domestica (merpati) mempunyai struktur epidermis yang fleksibel, mengkilap dan tahan air. Beberapa tipe bulu dari penutup badan pada merpati adalah bulu luar dan bulu dalam atau bulu halus. Bulu luar adalah datar (kecuali untuk bulu yang halus, letaknya lebih rendah, yaitu pada dasarnya) dan bersama-sama dipegang oleh duri kecil (Alters, 1999). Columba domestica memiliki pendukung tubuh yang berada pada kaki bagian belakang, dan sisa dari kaki bagian berubah menjadi bagian yang membantu untuk terbang. Sayap tersusun atas bulu-bulu yang banyak tergabung untuk menutupi lengan, sebagai konsekuensi dari kaki depan atau lengan yang termodifikasi tersebut dan dengan beban yang berat pada saat terbang maka tidak dapat digunakan untuk menahan atau memegang makanan. Merpati menghasilkan bahan-

bahan yang bersifat fecal, untuk mengurangi berat beban pada saat terbang. Merpati tidak mempunyai tempat persediaan untuk menyimpan makanan yang sesuai sehingga dengan segera akan dikeluarkan (Walter, 1965). Burung umumnya mempunyai kulit yang tipis, mengandung keratin sedikit sekali. Struktur tambahan dari kulit adalah bulu yang mengandung penandukan yang kuat sekali. Bagian bawah dari kaki dan jari ditutupi sisik tanduk seperti yang terdapat pada arcnousourium dan ini tidak pernah mengelupas. Paruh juga mengalami penandukan, bulu dimulai dengan jalan membentuk suatu penonjolan mesoderm yang dinamakan papilla dermis yang ditutupi eksoderm (Hildebrand, 1983). Semua pencernaan pada burung terdiri dari lidah, oesophagus, tembolok, lambung, intestine, caecum, hati, pancreas, jejunum, ileum, rectum dan kloaka. Tembolok hanya terdapat pada aves. Tembolok ini berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan dan membasahi makanan karena terdapat kelenjar susu yang disebut pigeon milk (Storer and Usinger,1961).

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. Alat Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, dan jarum penusuk. B. Bahan Bahan yang digunakan adalah burung merpati (Columba domestica ), air kran, eter, dan tissue. C. Cara Kerja Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Burung merpati (Columba domestica) dibius dengan menggunakan larutan eter sampai mati lemas. 2. Sebelum pembedahan dilakukan, pertama-tama bulu-bulu pada daerah dada, perut, dan leher dibasahi kemudian dicabuti sebersih mungkin. 3. Pembedahan dimulai dengan melepaskan kulit yang membalut daerah dada, tembolok, dan leher terlebih dahulu. Di daerah tersebut terdapat otot yaitu carina sterni dan basii sterni. Pembedahan mula-mula dilakukan pada bagian sepanjang carina sterni dengan menggunakan pisau. 4. Pembedahan dilanjutkan pada daerah perut, pengguntingan dimulai dari depan kloaka menuju ke depan ke sebelah kiri dan kanan basi sternum, dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang furcula. 5. Untuk mengamati sistem pencernaan lebih sempurna, dilakukan dengan melepaskan organorgan dari rongga perut yaitu dengan menggunting ujung dari lambung bagian anterior dan pangkal dari rectum. 6. Semua organ-organnya diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.

B. Pembahasan Hasil pengamatan anatomi burung Merpati (Columba domestica ) didapatkan hasil bahwa tubuh merpati terdiri atas kepala (caput), anggota badan (extrimitas/truncus), leher (cervix) dan ekor (cauda). Daerah kepala terdiri dari paruh, nares externa, mata, membran nictitans dan lubang telinga luar. Daerah anggota badan bagian depan berupa sayap yang seluruhnya ditutupi oleh bulu, sedangkan kakinya hanya pada paha dan betis saja, bagian crus yaitu daerah tarso metatarsus ditutupi oleh sisik tanduk. Daerah ekor terdapat kloaka yang berfungsi sebagai tempat keluarnya feses, urin, dan sel-sel kelamin jantan maupun telur pada hewan betinanya. Menurut Jasin (1989), klasifikasi dari Columba domestica adalah sebagai berikut: Divisio : Carinatae Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Aves Subclass : Neornithes Ordo : Columbiformes Familia : Columbidae Genus : Columba Spesies : Columba domestica Pergerakan tubuh Columba domestica terutama digerakan oleh kaki dan sayap, juga dibantu oleh bagian ekor. Pars vertebralis terdapat suatu tonjolan cauda dorsal yang berguna untuk

memperkuat dinding dada yang disebut procesus. Sistem otot pada tubuh Columba domestica pada dasarnya kaku, otot semata-mata tersusun atas otot kepala, otot leher dan otot anggota badan. Mesin untuk terbang merupakan otot yang besar yang terdapat di daerah dada. Musculus coraco branchialis adalah otot penggerak sayapnya (Moment, 1967). Menurut Radiopoetro (1977), Bulu pada Aves berfungsi untuk terbang. Fungsi lainnya yaitu untuk melindungi badan terhadap cuaca yang tidak cocok. Oleh karena itu, bulu pada Aves mempunyai bentuk tersendiri dibandingkan dengan bulu-bulu pada Vertebrata lainnya. 1. Menurut susunan anatomisnya, bulu dapat dibedakan ke dalam: a. Plumae. Plumae terdiri atas calamus, rachis, umbilicus inferior, umbilicus superior dan vexillum. Calamus yaitu tangkai bulu berbentuk memanjang dengan rongga di dalamnya. Pada pangkalnya ada lubang yang disebut umbilicus inferior, sedang bagian distalnya terdapat lubang yang disebut umbilicus superior di mana lubang ini ke arah rachis. Waktu bulu masih muda, kedua umbilicus tadi dilalui oleh pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan kepada bulubulu yang masih muda tadi. Vexillum dibentuk oleh rami, ialah suatu cabang lateral daripada rachis. b. Plumae. Plumae terdapat pada burung yang masih muda, kadang-kadang terdapat juga pada burung yang sedang mengerami telurnya. c. Filoplumae. Filoplumae fungsinya belum jelas. Tumbuh di seluruh tubuh tetapi jaraknya sangat jarang. 2. Menurut letaknya, bulu-bulu dapat digolongkan ke dalam : a. Remiges, yaitu bulu-bulu yang terdapat pada sayap. Di sini vexillum ialah asymetris, berguna untuk terbang. b. Rectrices, yaitu bulu-bulu yang terdapat pada daerah ekor, vexillum ialah symetris. c. Tectrices, yaitu bulu-bulu lainnya yang menutupi badan. d. Parapterium, yaitu bulu-bulu yang terdapat di daerah bahu antara badan dan sayap. e. Ala spuria, yaitu bulu-bulu kecil yang melekat pada jari ke-2 dari extrimitas superior. 3. Menurut umurnya, bulu dibagi ke dalam : Neoptyle dan Teleoptyle. Neoptyle setelah gugur diganti oleh Teleoptyle. Bentuk paruh burung beraneka ragam sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya. Burung mempunyai alat indra yang yang baik, matanya memiliki kelopak mata atas dan kelopak mata bawah yang dapat membuka dan menutup. Burung juga mempunyai selaput yang tembus cahaya yang terdapat pada sudut muka dari mata dan dapat bergerak dari muka ke belakang. Selaput tersebut disebut membrana nicitans (Djuhanda, 1982). Sistem pencernaan pada Columba domestica terdiri dari mulut, oesophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum dan kloaka. Menurut Jasin (1989), truncus digestivus dari Columba domestica terdiri dari cavum oris, dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu tempat sementara, dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian yang halus dan terakhir adalh rectum dan kloaka. Mekanisme pernapasan pada burung ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan waktu terbang. Fase istirahat dilakukan oleh pars sternalis costae dan pars vertebralis costae, keduanya

dihubungkan oleh suatu persendian sehingga dapat digerakkan. Pernapasan waktu istirahat terjadi dalam dua fase yaitu fase inspiratiodan fase exparatio. Fase terbang yang sangat berfungsi adalah saccus interclavicularis dan saccus axillaries. Apabila sayap diturunkan saccus axillaris terjepit, sehingga saccus interclavicularis menjadi longgar dan sebaliknya (Radiopoetro, 1977). Sistem pernapasan burung merpati dimulai ketika udara dihisap ke dalam sepasang rongga hidung atau nares. Rongga hidung ini dipisahkan dari rongga mulut ke langit-langit keras. Hewan dapat bernapas walaupun makanan berada dalam mulut. Udara selanjutnya melalui choane dan faring, lalu masuk ke dalam laring yang dalam keadaan terbuka. Epiglottis menekuk ke belakang jika dinaikkan (Villee et al., 1988). Sistem respirasi pada Columba domestica terdiri atas trakhea yang melanjut sebagai dua buah bronchi pada syrinx (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada sembilan buah, empat berpasangan dan satu median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase inspirasinya yaitu inhalasi (Brotowidjoyo, 1993). Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada merpati. Ginjal terletak sebelah dorsal dari selom di kedua sisi aorta. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee et al.,1988). Menurut Kastowo (1979), saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis. Menurut Radiopoetro (1977), perkembangbiakan aves bersifat ovipar yaitu bertelur. Organ genitalia pada Aves jantan terdiri dari: 1. Sepasang testis, bentuk oval, terletak sebelah ventral dari lobus renis yang paling cranial. 2. Sepasang epididymides, kecil, terletak pada sisi dorsal testis. Berupa suatu saluran yang dilalui oleh spermatozoa dalam perjalannya menuju ke ductus deferens. 3. Sepasang ductus deferentes. Pada hewan muda terlihat lurus pad hewan yang sudah tua kelihatan berkelok-kelok. Berjalan ke caudal menyilangi ureter, kemudian bermuara pada cloaca pada sebelah lateral. 4. Mesorchium : ialah alat penggantung testis. Berjumlah sepasang, merupakan lipatan dari peritoneum. Proctodea (bagian cloaca yang paling ujung caudal) dari kedua jenis burung ditempelkan kuatkuat pada waktu kopulasi, sehingga sperma yang keluar pada saat ejaculation langsung masuk ke dalam proctodeum yang betina, untuk kemudian menuju ke oviduct.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan: 1. Merpati (Columba domestica) termasuk class Aves dan ordo Columbiformes, tubuhnya terdiri atas caput (kepala), leher (cervix), badan (truncus), ekor (cauda). 2. Burung merpati (Columba domestica) merupakan hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar atau bertelur. 3. Mekanisme pernapasan merpati ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang. 4. Sistem pencernaan pada Columba domestica terdiri dari mulut, oesophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum dan kloaka. 5. Sistem urinaria pada merpati terdiri atas : ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra 6. Sistem genitalia jantan pada merpati terdiri atas : testis, epididimis dan ductus deferens. 7. Bulu pada Columba domestca berdasarkan susunan anatomisnya terdiri atas : Plumae, Plumulae, dan Filoplumae. Berdasarkan letaknya terdiri atas : Remiges, Rectrices, Tectrices, Parapterium, dan Ala spuria. Menurut umurnya terdiri atas : Neoptyle dan Teleoptyle.

DAFTAR REFERENSI Alters, Sandra. 1999. Biology. Jones and Braflet Publiser, Boston USA. Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amrico, Bandung. Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amrico, Bandung. Hildebrand, M. 1983. Analisis Vertebrae Structure. John Wiley and Son, Inc, New York. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata . Sinar Wijaya, Surabaya. Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston USA. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Storer, and Usinger. 1961. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company Inc., London. Villee, Walker, Barnes. 1988. General Zoology 6th Edition. W. B. Saunders Company, London. Walter, H. 1965. Biology of Vertebrate. The Mac Millan Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai