Anda di halaman 1dari 9

Ⅰ.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar
mammae pada hewan betina tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak
depan dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang.
Pada kulitnya terdapat kelenjar keringat dan kelenjr minyak. Mamalia dibedakan atas
caput, truncus dan cauda. Caput dihubungkan dengan truncus oleh leher, rongga
thoraic, dan carvum pericardi. Skeleton humanium dapat dibagi dalam skeleton
trunci, cingulum membri infireoris dan skeleton membri liberi (Radiopoetro, 1977).
Mamalia diduga berasal dari reptil sinadom (periode triassik) yang giginya
berdiferensiasi. Mamalia berespirasi melalui paru-paru yang mengandung banyak
bagian-bagian kecil. Paru-paru berada diruang pleural. Mamalia memliki dua
fragmen muscullar, pada laringnya terdapat pita suara, mempunyai jantung dengan
empat ruang yang terbagi secara sempurna yaitu dua serambi dan dua bilik. Lubang
genitalia dan anus terpisah, baik pada jantan maupun pada betina. Mamalia juga
mempunyai organ intronitten. Mamalia merupakan hewan yang berkembang biak
secara vivipar (Brotowijoyo, 1994).
Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan asli Amerika Serikat. Hewan ini
hidup liar di hutan-hutan dan padang rumput, memakan tumbuhan (herbivorra)
terutama sayuran. Namun saat ini marmut sudah banyak diternakan oleh manusia
dengan berbagai spesies yang lebih bervariasi, warna rambutny mulai dari kelabu,
pulih dan coklat. Panjang marmut bisa mencapai 30-60 cm dan beratnya bisa
mencapai 5 kg. Marmut (Cavia porcellus) merupakan mamalia berordo rudentia
yang memiliki sepasang gig seri yang besar terletak di rahang atas dan rahang bawah
yang tumbuh lebih besar dan lebih kuat dibandingkan dengan gigi lainnya. Bagian
tubuh marmut terdiri atas caput (kepala), truncus (badan), ekstremitas anterior dan
posterior, serta cauda (ekor) yang tumbuh rudimen (Radiopoetro, 1977).
Cavia porcellus adalah hewan pengerat, sehingga mempunyai gigi pemotong
seperti pahat yang berfungsi untuk memotong dan mengerat. Bibir bagian atas dan
sekitar mata terdapat vibrisae atau rambut peraba. Pemeliharaan anak pada hewan
menyusui dilakukan oleh hewan betina dengan cara menyusuinya dan setelah dewasa
dilepaskan untuk mencari makan sendiri. Cavia porcellus memiliki kekerabatan
terdekat dengan Cavia tschudii. Cavia tschudii merupakan spesies marmut liar yang
hidup di daerah Amerika Selatan (Walker et al., 2014).
Marmut (Cavia porcellus) digunakan dalam prktikum ini karena dapat
diperoleh dilingkungan sekitar. Ukurannya yang relatif sedang sehingga lebih mudah
untuk diamati. Marmut juga cukup mewakili class mamalia dalam anatomi dan
morfologinya yang sedehana (Jasin, 1989).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Anatomi Marmut (Cavia porcellus) kali ini adalah
untuk mengamati dan mempelajari morfologi dan anatomi marmut (Cavia porcellus).
II. MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat yang digunakan adalah gunting bedah, pinset, dan bak preparat.
Bahan yang digunakan adalah marmut (Cavia porcellus), tissue dan air kran.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Marmut dibius dengan menggunakan kloroform sampai mati lemas.
2. Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral dibasahi dulu
supaya pada waktu dibedah rambut-rambut tidak beterbangan dan mengotori.
3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis
atau clitorismenuju anterior mengikuti garis medio ventral badan diujung
medula.
4. Kulit dibuka ke samping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen dan thorax.
5. Selaput-selaput yang tidak diperlukan dipotong supaya struktur-struktur yang
akan diamati tampak jelas dan pendarahan sedapat mungkin dihindari agar tidak
terganggu.
6. Pembedahan pada daerah abdomen, dimulai dari daerah inguinal menuju anterior
sampai xiphisternum mengikuti garis median badan, kemudian disectio
dilanjutkan ke lateral menyusuri diaphragma, sehingga otot-otot pada bagian
abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat
dilihat dengan jelas.
7. Pembedahan pada daerah thorax, rusuk-rusuk di kiri sternum dipotong, pada
bagian anterior dekat pangkal leher (sampai rusuk pertama) dengan hati-hati
jangan sampai merusak vena besar yang menimbulkan pendarahan. Kemudian
pemotongan dilanjutkan ke lateral pada bagian anterior sampai daerah ketiak
(aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting lateral menyusuri diaphragma.
8. Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu tanpa ada yang
berubah tempat masing-masing.
9. Setelah viscera insitu diperhatikan saluran pencernaan makanan direntangkan
dengan hati-hati kemudian diamati.
B. Pembahasan
Storer dan Usinger (1957), mengklasifikasikan Marmut (Cavia porcellus)
sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
Marmut (Cavia porcellus) termasuk ordo Rudentia. Rudentia merupakan
anggota mamalia yang mengalami kesuksesan dari semua mamalia yang ada dalam
satu spesies, jumlahnya kira-kira 300 jenis. Marmut (Cavia porcellus) mempunyai
ciri-ciri adanya kelenjar susu, rambut dan melahirkan anaknya. Tubuh mamalia
umunya dapat dibedakan secara julas antara kepala, leher, badan dan ekor. Mulut,
lubang hidung, mata dan lubang telinga pada marmut terdapat pada bagian kepala.
Telinga marmut dilengkapi denga daun telinga (pina auricula), pada mulut terdapat
labium superior dan labium inferior (Djuhanda, 1982).
Marmut (Cavia porcellus) mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai
ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut hidup mirip dengan dewasa
karena sudah memiliki rambut dan matanya sudah terbuka. Hal menarik pada
marmut adalah cara yang dilakukan dalam menarik atau memikat lawan jenisnya.
Biasanya dengan cara menyebarkan kelenjar bau yang terdapat pada lekuk pirenium
yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini disebut hedonik
(Djuhanda, 1982).
Marmut (Cavia porcellus) merupakan salah satu hewan yang banyak
dipelihara oleh manusia serta dapat digunakan sebagai bahan makanan karena
mengandung protein hewani yang berguna bagi pertumbuhan tubuh. Marmut
mempunyai glandula mammae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada
anak-anaknya. Masa mengandungnya cukup lama yaitu sembilan minggu. Marmut
paling banyak memakan sayur-sayuran tetapi ada juga yang makan rumput. Marmut
memiliki suhu tubuh yang relatif tetap, tidak terpengaruh lingkungan luar
(homoitermis) karena didukung oleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya
(Radiopoetro, 1977).
Marmut (Cavia porcellus) memiliki bagian tubuh marmut yang terdiri atas
caput (kepala), truncus (badan), ekstremitas anterior dan posterior, serta cauda
(ekor) yang tumbuh rudimen. Caput marmut terdiri atas sepasang organon visus yang
dibatasi oleh palpebra superior dan palpebra inferior serta membrana nictitans yang
terdapat pada sudut mata bagian anterior. Rima oris memiliki labium superior (bibir
atas) dan labium inferior (bibir bawah) yang membentuk celah, sehingga akan
tampak 2 pasang gigi seri (incisivi). Incisivi tersebut berfungsi sebagai gigi pengerat
dan merupakan ciri dari marmutpada ordo Rodentia. Marmut tidak memiliki gigi
taring dan tempat yang kososng antara gigi seri dan graham pertama pada rahan
dinamakan diasterna.rongga mulut bagian belakang disebut pharymk yang
merupakan persilangan antara jalan napas dan jalan makanan. Lubang hidung luar
(nares externa) berjumlah sepang yang terletak pada dorsal dari rima oris. Vibrisae
(rambut peraba) pada mar,ut terdapat disekitar organon visus dan rima oris. Selain
itu, marmut juga memiliki telinga yang terdapat membrana tympani (Djuhanda,
1982).
Truncus marmut (Cavia porcellus) terbagi menjadi dada (thorax) dan perut
(abdomen). Bagian thorax memiliki sepasang kaki depan dan pada bagian abdomen
juga terdapat sepasang kaki belakang. Marmut mempunyai sepasang ekstrimitas,
yaitu sepasang ekstrimitas anterior yang terdiri dari brachium, antebrachium, dan
manus depan dengan 4 digiti, sedangkan ekstrimitas posteriornya terdiri atas femur,
crus dan pes dengan 3 digiti. Kaki depan biasanya lebih pendek dibangkan dengan
kaki belakang dan berfungsi untuk memegang makanan. Truncus marmut bagian
ventral memiliki puting susu (papilla mammae) yang terletak dibagian inguinal.
Marmut jantan memiliki penis yang mencuat keluar dengan ujung yang disebut
glands penis. Ujung penis tersebut berlubang yang disebut orificium urethra, sebagai
tempat pengeluaran urin dan spermatozoa. Sedangkan marmut betina memiliki
clitoris yang tumbuh rudimen dan homolog dengan penis. Ujungnya memiliki glands
clitoris dan berlubang yang disebut orificium clitoris. Vulva merupakan lubang
peranakan atau tempat masuknya penis saat kopulasi. Baik marmut jantan maupun
marmut betina memiliki lekuk pirenium yang berfungsi sebagai alat pemikat lawan
jenis (Radiopoetro, 1977).
Sistem pencernaan marmut terdiri dari rima oris, di dalam rima oris
bermuara kelenjar saliva, diantaranya yang terbesar adalah glandula parotis. Marmut
mempunyai pencernaan khusus yang dibantu oleh bakteri dan protozoa karena jenis
makananya berupa tunbuhan yang mengandung selulosa yang sulit dicerna. Gastrum
mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCl dan pepsin, gastrum terdiri dari tiga
bagian yaitu pars cardia, fundus, dan pars pylorica. Intestinum terdiri dari
duodenum, jejunum, ileum, dan colon. Selain pankreas, terdapat kelenjar pencernaan
yang lain yaitu hepar. Hepar merupakan penghasil empedu yang disimpan
dalam vesica felea (Radiopoetro, 1986).
Cavia porcellus mempunyai kelenjar-kelenjar pencernaan yaitu hati dan
pankreas. Hati merupakan suatu kelenjar yang besar dan berwarna merah kecoklatan
yang terbagi atas beberapa lobi. Tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang
mengeluarkan sekresi ke vesica felea (kantong empedu). Pankreas terletak antara
pars ascendens dan pars descendens dari duodenum berwarna merah muda dan
bersaluran membentuk ductus pankreaticus, dimana didalamnya terdapat sel yang
disebut insulae langerhensi (Island of Langerhans) yang menghasilkan sekresi
(hormon) berupa insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah (Harris, 1943).
Menurut Pratiwi (1996), sistem genitalia jantan yaitu berupa testis, testis pada
marmut berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum,
dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Jika testis tidak turun
keskrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara
rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal. Saluran reproduksi
pada marmut berupa tubulus mesonefrus berkembang menjadi ductus
efferent kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis.
Epididimis anterior (caput epididymis) lalu ke arah posterior korpus dan kauda yang
berbatasan dengan ductus defferens. Ductus wolf menjadi epididimis, ductus
defferens, dan vesicular seminalis. Sistem genitalia betina yaitu berupa ovarium,
ovarium pada marmut berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan
terletak di dalam ronggapelvis. Pada mamalia yang lain duktus muller membentuk
oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduct (tuba falopii) membentuk
infundibulum yang terbuka ke arah rongga selom. Sehubungan dengan uterus,
menurut Ma’roef dan Jannah (2015), Uterus adalah organ genitalia femina interna
yang memiliki panjang 8 cm, lebar 5 cm dan tebal 2-3 cm. Bagianbagian uterus
antara lain Corpus uteri, Fundus uteri, Cervix uteri, serta Isthmus uteri yang menjadi
penanda transisi antara corpus dan cervix. Bagian memanjang di kedua sisi yang
merupakan penghubung antara corpus uteri dan ovarium disebut Tuba uterina.
Terdapat dua ruang dalam uterus, yaitu Cavitas uteri di dalam Corpus uteri dan
Canalis cervicis di dalam Cervix uteri. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan. Dimulai
dari yang terdalam yaitu Tunica mukosa atau endometrium, kemudian lapisan otot
yang kuat disebut Tunica muscularis atau miometrium, dan lapisan terluar adalah
Tunica serosa atau perimetrium.
Sistem urogenitalia pada marmut meliputi system ekskresi atau urinaria dan
sistem genitalia. Sistem ekskresi pada marmut pada umumnya terdiri atas ginjal,
ureter, vesica urinaria, dan uretra. Sistem genitalia marmut jantan meliputi sepasang
testis, ductus deferens, epididymis yang tersusun atas caput, corpus, caudal,
glandula vesiculosa, glandula prostate, dan glandula bulbo urethra (Harris, 1943).
Berdasarkan hasil pengamatan didapat bahwa system pernapasan pada
marmut terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Niraj dan Vardhan (2012), bahwa udara masuk melalui
rongga hidung. Di dalam rongga hidung, udara mengalami penyaringan dan
penghangatan. Udara masuk ke faring kemudian menuju trakea. Selanjutnya udara
masuk ke dalam bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi dua, satu menuju paru-
paru kanan dan satunya menuju paru-paru kiri. Dalam paru-paru terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida. Karbondioksida dikeluarkan pada saat menghembuskan
napas. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa alat pernapasan marmut terdiri atas
lubang hidung, rongga mulut, celah tekak, cabang tenggorokan dan paru-paru.
Terdapat laring pada tekak yang merupakan alat untuk mengeluarkan suara.
Percabangan batang tenggorokan masih mengalami percabangan lagi dan berakhir
pada alveolus. Alveolus merupakan tempat pertukaran udara dalam paru-paru
(Sukarno, 1972).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai


berikut :
1. Morfologi merpati (Coluba domestica) terdiri atas caput (kepala), truncus
(badan), extremitas anterior dan posterior, serta cauda (ekor) yang tumbuh
rudimen.
2. Anatomi merpati (Coluba domestica) meliputi Anatomi viscera in-situ terdiri
atas muscullus submandibularis, esofagus, laring, muscullus masseter, glandula
submandibularis, glandula parotis, glandula subligualis, nervus vagus, arteri
carotid, vena jugularis interna, vena jugularis eksterna, cor, aorta, trachea, vena
cava, aorta dorsalis, pulmo, atrium, ventricle, diafragma pars tendinae, vena
dorsalis, diafragma pars nuscularis, hepar, vesica felea, gastrum, intestine, colon,
caecum, haustrae, incisura, taenia danvesica urinaria. Anatomi sistem pencernaan
terdiri atas esofagus, gastrum, pylorus, doudenum, jejunum, ileum, caecum,
colon, rectum, anus, hepar, vesica felea, ductus cysticus, ductus hepaticus,
pancreas dan limpa. Anatomi sistem urogenitalia marmutjantan kelenjar adrenal,
ren, ureter, vesica urinaria, corpus epididimis, cauda epididimis, caput
epididimis, vasa defferens, kelenjar prostat, urethra, testis, glandula vesiculosa
dan corpus adiposum. Anatomi sistem urogenitalia marmut betina terdiri atas
kelenjar adrenal, ren, ureter, uterus, ovarium, tuba falopii, oviduct, vesica
urinaria, urethra dan osteum tuba.
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Djuanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebra. Bandung: Americo.
Harris, C. 1943. Concepts in Zoology. New York: State University of New York.
Jasin. 1989. Sistematika Hewan vertebrata dan invertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya.
Ma’roef, M. & Jannah, A. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Asam Jawa
(Tamarindus Indica) Terhadap Penurunan Kontraksi Otot Polos Uterus
Terpisah Marmut Betina (Cavia Porcellus). Saintika Medika 11(2), pp. 103-
113.
Niraj, C. B. & Vardhan, H. B. 2012. Impact of Moringa Leaves on Erythrocytes
Maturation in A Mammal CaviaPorcellus. India: Department of Zoology
Veer Kunwar Singh University Ara Bhojpur Bihar.
Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 1986. Zoologi II. Jakarta: Erlangga.
Storer, T. I. & Usinger, R. L. 1957. General Zoology. New York: Mc Graw-Hill
Company Inc.
Sukarno, 1972. Makhluk Hidup 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Walker, L. I., Soto, M. A. & Spotorno, Á. E. 2014. Similarities and differences
among the chromosomes of the wildguinea pig Cavia tschudii and the
domestic guinea pig Cavia porcellus (Rodentia, Caviidae). CompCytogen
8(2), pp. 153–167.

Anda mungkin juga menyukai