Anda di halaman 1dari 10

ANATOMI MARMUT

(CaviaPorcellus)

Oleh :
Nama : AnisaNurrizki Arum K. P.
NIM : B1J014144
Rombongan :I
Kelompok :3
Asisten : Sumana

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Mamalia merupakan kelompok tertinggi dalam dunia hewan.
Disebutmamaliakarenaadanyakelenjarmammae (glandulamammae) padahewanbetina
yang bersifataprokinuntukmenyusuianaknya. Salah satu contoh hewan mamalia
adalah marmut (Cavia porcellus).Marmut(Cavia porcellus) merupakam anggota
mamalia yang berordo rodentia, yaitu ordo hewan pengeratsepertitikusdankelinci
yang mempunyaigigipemotongsepertipahatdanbergunauntukmemotongdanmengerat,
tetapimakananyaadalahtumbuhan.
Marmutmerupakansalahsatuhewan yang
banyakdipeliharaolehmanusiasertadapatdigunakansebagaibahanmakanankarenameng
andung protein hewani yang bergunabagipertumbuhantubuh. Marmot
mempunyaiglandulamammae yang menghasilkan air susu yang
diberikankepadaanak-anaknya. Masamengandungnyacukup lama
yaitusembilanminggu.Hewanini paling banyakmakansayur-sayurantetapiadajuga
yang makanrumput.
Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruhterhadap
lingkungan luar (homoitermis)
dimanamerekadapatmempertahankansuhutubuhnyaapabilasuhulingkungantidakkuran
gdari 180C dantidaklebihdari 400C karena didukung oleh rambut yang tumbuh
diseluruh tubuhnya. Kulitbanyakmengandungkelenjaryaitukelenjarsebacius, keringat,
bau, dansusu. Tubuhnyaterdiridari caput, truncus, dancauda yang
dapatdibedakandengannyata.Caput dihubungkanolehtruncusdanleher.Hewan ini
mempunyai kaki depan yang berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan
bercakar, namun tidak memiliki taring.Caviaporcellusmempunyaibadanpendek, kuat,
danbertelingapendek.
Padapraktikum kali inidigunakanMarmut(Caviaporsellus)
sebagaipreparatkarenaMarmutmudahdidapatkan, secaraekonomisrelatifmurah,
susunananatominyasudahlengkapsehinggamudahuntukdiamatidanmampumewakilior
dorodentialainnya.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
Morfologi dan Anatomi Marmut(Cavia porcellus).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi

Alat yang digunakan adalah bakpreparat, pinset,


guntingtajamdanguntingtumpul.
Bahan yang digunakan adalah marmut (Caviaporcellus), air dankloroform.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Marmut dibius dengan menggunakan kloroform sampai mati lemas.
2. Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral dibasahi dulu supaya
pada waktu dibedah rambut-rambut tidak beterbangan dan mengotori.
3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris
menuju anterior mengikuti garis medio ventral badan diujung medula.
4.Kulit dibuka ke samping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen dan thorax
5. Selaput-selaput yang tidak diperlukan dipotong supaya struktur-struktur yang akan
diamati tampak jelas dan pendarahan sedapat mungkin dihindari agar tidak
terganggu.
6. Pembedahan pada daerah abdomen, dimulai dari daerah inguinal menuju anterior,
kemudian disectio dilanjutkan ke lateral menyusuri diafragma, sehingga otot-otot
pada bagian abdomen dapat diamati dan organ-organ yang ada pada rongga
abdomen dapat dilihat dengan jelas.
7. Pembedahan pada daerah thorax, dilakukan dengan memotong rusuk-rusuk di kiri
sternum, pada bagian anterior dekat pangkal leher (sampai rusuk pertama) dengan
hati-hati jangan sampai merusak vena besar yang menimbulkan pendarahan.
Kemudian pemotongan dilanjutkan ke lateral pada bagian anterior sampai daerah
ketiak (aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting lateral menyusuri
diaphragma.
8. Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu tanpa mengubah
tempat masing-masing.
9. Setelah memperhatikan viscera in-situ, saluran pencernaan makanan direntangkan
dengan hati-hati kemudian dipelajari dan disesuaikan dengan gambar yang ada di
diktat serta diberi keterangan.
B. Pembahasan

Menurut Radipoetro (1977) membagi klasifikasi Cavia porcellus sebagai


berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Tetrapoda
Class : Mammalia
Subclass : Theria
Infraclass : Eutharia
Ordo : Rodentia
Genus : Cavia
Species : Cavia porcellus
Mamalia diduga berasal dari reptile sinodom (periode triasisik) yang giginya
berdefferensiasi. Ordo paling besar adalah rodentia, misalnya tandir beaver, tikus dan
hewan-hewan kecil yang mempunyai gigi seri sebagai gigi pengerat. Kelenjar pada
kulit mamalia antara lain sebaceus, kelenjar keringat, kelenjar bau, dan kelenjar
mamae. Pernafasan dengan pulmo, laring mempunyai tali suara, muscullus
diafragmaticus sempurna memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis.
Ordo rodentia mempunyai tubuh kecil, beranggota badan, berjari lima dan berkuku
(Hidelbrand, 1974).
Tubuh mamalia bersifat bilateral simetris dengan tulang rangka yang memiliki
tendo oksipital. Pada rahangnya tertanam gigi yang besarnya berbeda untuk setiap
individu. Kaki mamalia beradaptasi untuk berjalan, kompak kenyal dan terletak di
rongga dada. Kelenjar mulut mamalia selama masa pertumbuhan embrio sebagian
besar dan menggeser dari tempat asalnya menjadi kelenjar mono stomatika (Jasin,
1989).
Klasifikasi Cavia porcellus termasuk kedalam infraclass eutharia yaitu hewan-
hewan yang disebut mamalia berplasenta. Istilah ini menyesatkan karena plasenta
adalah organ yang menyempurnakan pertukaran fisiologis antara induk dan fetus.
Pembuluh-pembuluh darah eutharia terdapat pada selaput allanthois dan beberapa
eutharia tidak memiliki peredaran darah allanthois. Caviaporcellus termasuk ordo
rodentia, dimana rodentia merupakan salah satu ordo dalam kelas mamalia yang
paling besar (Hildebrand, 1974).
Mamalia khususnya marmut mempunyai glandula mamae yang menghasilkan
susu yang diberikan kepada anaknya sebagai minuman pertama setelah lahir
(Radiopoetro, 1977). Kaki depan bisanya lebih pendek daripada bagian belakang
dan berfungsi untuk memegang makanan. Marmut termasuk hewan herbivora dan
mempunyai sebuah caecum yang besar yang tumbuh sempurna dan berfungsi untuk
menyimpan makanan. Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput,
cervix, truncus, ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment.
(Manter et.al, 1959). Caput dan truncus dihubungkan oleh cervix (leher). Cavia
porcellus juga memiliki pinuae (daun telinga), memiliki dentes invisivus yang
terdapat pada tiap belah rahang dan berbentuk pahat, tidak memiliki dentes canini,
jumlah dentes premolars dan dentes molars ialah variabel (Walters, 1959). Tubuh
marmut diisolasi oleh pembungkus (rambut dan subcutannya yang berlemak),
dengan sistem ini maka metabolismenya tinggi dan akibatnya dibutuhkan banyak
makan (Jasin, 1989).
Cavia porcellus mempunyai 2 anggota badan. Jantungnya terdiri dari 4 ruang
masing-masing terpisah yang terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel. Cavia porcellus
termasuk hewan homoiterm (suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan).
Bagian tubuh luar Cavia porcellus terdiri dari nares externa, labium inferior, labium
superior, palpebra superior, membrane nictitans, crenalia, dan ekstrimitas caudalis
(Radiopoetro, 1986).
Sistem pencernaan marmut terdiri dari oesophagus, gastrum yang terdiri dari
pars cardia, fundus dan pars pylorica, duodenum, jejunum, ileum, caecum (usus
buntu), colon (usus besar) yang terdiri dari colon ascendens (yang mengarah ke atas),
colon descendens (yang mengarah melintang), colon descendens ( yang mengarah ke
bawah) dan colon zigmoideum ( colon terakhir), rectum merupakan usus akhir dari
kotoran (feses) yang dikeluarkan melalui anus. Hepar( hati), terdiri dari 7 lobi,
menghasilkan cairan empedu melalui ductus hepaticus dan disimpan dalam vesica
felea ( kantong empedu). Pancreas, letaknya di antara duodenum yang berbentuk
huruf U. Lien ( limpa) letaknya dekat dengan lambung, berwarna merah seperti
keping biji kacang ( Strorer, 1978).
Gastrum pada Cavia porcellus merupakan bentuk kantong sebagai lanjutan
dari oesophagus. Lambung dapat dibedakan atas pars cardia yang merupakan tempat
muara oesophagus kemudian pars pyloric sebagai bagian akhir yang selanjutnya
bersambung dengan duodenum, dimana selain pars cardia dan pars pylorica, ada juga
fundus sebagai ruang sebelah caudal dari cardia. Dindingnya banyak mengandung
kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan sekresi berupa pepsin dan HCl. Fundus
mempunyai lengkung yang kecil disebut curvature minor dan lengkung yang besar
disebut curvatura mayor (Jasin, 1989).
Menurut Harris (1943) dan Jasin (1989) Cavia porcellus mempunyai kelenjar-
kelenjar pencernaan yaitu hati dan pankreas. Hati merupakan suatu kelenjar yang
besar dan berwarna merah kecoklatan yang terbagi atas beberapa lobi.Tiap lobi
terdapat ductus hepaticus yang mengeluarkan sekresi ke vesica felea (kantong
empedu). Pankreas terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari
duodenum berwarna merah muda dan bersaluran membentuk ductus pankreaticus,
dimana di dalamnya terdapat sel yang disebut insulae langerhensi (Island of
Langerhans) yang menghasilkan sekresi (hormon) berupa insulin yang langsung
masuk ke pembuluh darah.
Sistem respirasi marmut meliputi larynx (lekum), untuk mencegah masuknya
cairan atau benda ke dalam trachea ( jalan nafas). Bagian dari larynx terdiri dari
epiglottis (kelep lekum), berupa struktur lawan yang terulur dari bagian medio dorsal
larynx sebelah anterior. Cartilago thyroidae, lawan larynx yang besar dan bentuknya
menyerupai suatu perisai yang berbentuk U. Cartilago crycoidae, letaknya di sebelah
poeterior dari cartilago thyroidae dan cartilago crythaenoidae, sepasang rawan-rawan
yang agak memanjang. Trachea, tersusun oleh cincin-cincin rawan sebagai lanjutan
dari larynx dan pulmo ( paru-paru), merupakan tempat berkumpulnya bronchiolus
dan alveoli (Prawirohartono, 1993).
Sistem pernafasan marmot terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli dan paru-
paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian
dorsalnya, bekerja sebagai jalan nafas, pangkal dari trachea berupa rongga yang
disebut larink, cabang dari trachea adalah bronchioli. Paru-paru terdiri atas beberapa
lobi terdapat dalam rongga pleural, selaput yang membungkusnya yang disebut
pleura (Djuhanda, 1982).
Sistem urogenitalis pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem
genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra. Sistem genitalia
betina pada marmot tersusun atas beberapa organ. Ovarium, tuba falopi, oviduct
(Weichert, 1984). Sistem genitalia jantan meliputi testis bulat terdapat dalam
scrotum, ductus defferents, epididymis organ yang melekat pada testis yang tersusun
atas caput epididymus, corpus epididymus, dan cauda epididymus dan ductus
defferents, berpasangan berjalan ke sebelah dorsal dari vesica urinaria dan bermuara
pada urethra dilanjutkan ke dalam penis. (Djuhanda, 1982). Glandula fertilisasi
terjadi secara internal. Terdapat sepasang papilla mamae muara glandula mamae
tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan pirenium pada bagian belakang penis
yang merupakan lekukan yang dalam dan Nampak selalu kotor. Lekukan ini
merupakan tempat bermuaranya kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal
spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus,
ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment.
2. SistempencernaanMarmutterdiridarioesophagus, gastrum, ususbuntu, ususbesar
(colon), rectumdan anus.
3. Marmut (Caviaporcellus) mempunyaikelenjar-
kelenjarpencernaanyaituhatidanpankreas.
4. Sistempernafasanmarmutterdiridaritrchea, bronchus, bronchiolidanparu-paru.
5. Sistem urogenitalis pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem
genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra.Sistem genitalia
betinapadamarmuttersusunatasbeberapa organ.Ovarium, tuba falopi, oviduct.
Sistem genitalia jantan meliputi testis, ductus defferents, epididymis.

B. Saran

Pada praktikum kali ini dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengamati
organ-organ dalam marmut dan saat membedahnya juga. Dibutuhkan alat-alat yang
menandai dalam praktikum kali ini, seperti gunting yang lebih tajam.

DAFTAR REFERENSI

Brotoatmojo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Brotowidjoyo, M. D. 1993. ZoologiDasar. Jakarta: Erlangga.
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Amrico, Bandung.
Harris, C. 1943. Concepts in Zoology.New York : State University of New York.
Hildebrand, M. 1984. Analysis of Vertebrate Structure Second Edition.New York:
Jhon Wiley & Sons.

Jasin, M. 1989. SistematikaHewanAvertebratadan Vertebrata. Surabaya


:SinarWijaya.

Kimball, J. W. 1986. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga.


Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. New York: Harper and
Brothers.

Moment, Graiduner B. 1967. General Zoology. Boston : Houghton Mifflin Company.

Prawirohartono, S. 1993. Biologi. Jakarta : Yudhistira.


Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Radiopoetro. 1986. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Storer, T.I and R.L. Usinger. 1978. General Zoology. New York: McGraw-Hill.
Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. New York : The
Macmilan Company.

Weichert, C. K. 1984. Element of Chordata Anatomy 4th Edition. New Delhi : Mc.
Graw-Hill Publishing Company Limited.
Format diketik dengan ketentuan:Margin kiri 4, kanan atas bawah 2,5, huruf
TNR,
ukuran 12, kertas A4.

Anda mungkin juga menyukai