PENDAHULUAN
Tumbuhan dikenal berperan amat penting dalam konservasi tanah dan air,
karena perakaran tumbuhan sebagai pengikat agregrat tanah. Batang dan tajuk
tumbuhan mengintersepsi butiran hujan sehingga tidak langsung menumbuk tanah
yang akan mempercepat laju erosi (Widiyono et al., 2005). Analisis vegetasi
merupakan
studi
untuk
mengetahui
komposisi
dan
sturuktur
suatu
ekosistem.Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam yaitu dengan
metode petak dan tanpa petak.salah satu metode dengan petak yang banyak adalah
metode jalur (untuk risalah pohon) dan metode garis petak (untuk risalah permudaan)
(Latifah, 2005).
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur
struktur
vegetasi
adalah
bentuk
pertumbuhan,
stratifikasi
dan
penutupan
aspek vegetasi yang dilakukan harus secara mendetail dan terdiri atas vegetasi yang
belum terganggu (alamiah). Aspek-aspek vegetasi yang perlu diketahui antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menghitung luas minimum lahan
suatu komunitas tertentu.
B. Metode
1.
2.
3.
Petakan dibuat kembali atau diperluas dengan ukuran 2x lipat petak pertama
untuk melihat ada penambahan jenis/tidak, seterusnya sampai besar persentase
10 % artinya pembuatan petakan dihentikan, jika belum diperluas lagi.
4.
0,25
II
0,5
IV
III
0,5
1m
1m
V
Luas Petak
0,25 x 0,25m2
=0, 0625 m2
0,50 x 0.25 m2
= 0, 125 m2
0,50 x 0,50 m2
=0,25 m2
1,00 x 1,00 m2
=1,00 m2
Jumlah jenis
6
9
11
12
Perhitungan :
a. Luas petak I (0,25 x 0,25)m2
Jumlah spesies : 6
Presentasi penambahan = Jumlah spesies baru x 100%
Jumlah spesies awal
= 6 x 100%
6
= 100%
b. Luas petak II(0,50 x 0,25)m2
Jumlah spesies : 9
Presentasi penambahan = Jumlah spesies baru x 100%
Jumlah spesies awal
= 9 x 100%
6
= 150%
c. Luas petak III (0,50 x 0,50)m2
Jumlah spesies : 2
Presentasi penambahan = Jumlah spesies baru x 100%
Jumlah spesies awal
= 11 x 100%
9
= 122.2%
Persentase
6/6 x 100%=
100%
9/6 x 100% =
150%
11/9 x 100% =
122.2%
1/11 x 100% =
9%
2. Membuat garis pertolongan (misal m) yang besarnya 10% dari luas petak
terakhir dan 10% jumlah jenis terakhir.
X = 10% x luas terakhir = 10% x 0,25 =0,025
Y = 10% x Jumlah jenis terakhir = 10% x 11 = 1,1
Maka didapatkan suatu titik, kemudian dihubungkan dengan titik 0 dan dibuat
garis m.
3. Membuat garis yang sejajar dengan garis m yaitu yang menyinggung garis
(pertemuan titik-titik luas petak dan jumlah jenis) disebut garis n.
4. Titik singgung garis n diproyeksikan ke sumbu x sehingga didapatkan luas
minimumnya.
Y = J u m la h J e n is
11
1 ,1
X = L u a s P e ta k m
0 ,0 2 5
0 ,0 6 2 5
0 ,1 2 5
0 ,2 5
Luas minimum
B. Pembahasan
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat
dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut.Makin tinggi
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh
yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi
panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang
mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis
sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau vegetasi tersebut (Odum,
1993). Memahami luas,metode manapun yang di pakai untuk menggambarkan suatu
vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan dengan tujuan luas atau sempitnya
suatu area yang diamati Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat
persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum
yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis
vegetasi dengan metode kuadrat.(Anwar,1995).
prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup
besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili
komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat
dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis
dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita
anggap
dapat
mewakili
komunitas
tersebut,
maka
dapat
Menggunakan
kurva ini, maka dapat ditetapkan dengan cara luas minimum suatu
petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, jumlah
minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau
panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur. Untuk
suatu kondisi padang rumput, maka kegiatan analisa vegetasi erat
kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan
beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah
petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa
vegetasi yang digunakan.
kucing dan harimau termasuk salah satu kelompok kucing. Meskipun demikian
antara kucing dan harimau terdapat pebedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis ini menunjukkan adanya variasi bentuk,
penampilan dan frekuensi gen.
3. Keanekaragaman ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa
faktor biotik dan abiotik. Faktor bitik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain,
sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah,
kelembapan, dll. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat bervariasi. Oleh karena
itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan
komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan
hidup. Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen
biotik dan abiotik yang menyusunnya. Komponen biotik sangat beranekaragam dan
komponen abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen
penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga
menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman
hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda. Faktor
lain yang menyebabkan keanekaragaman jenis berkurang adalah adanya fragmentasi
habitat. Fragmentasi habitat dapat menyebabkan spesiesspesies yang tersisa punah
dengan cepat, kolonisasi dan penjelajahan yang biasanya berjalan normal.
Fragmentasi habitat secara dramatis menambah luas daerah tepi. Beberapa efek tepi
yang penting adalah naik turunnya intensitas cahaya, suhu, kelembaban dan
kecepatan angin secara drastic (Floriana,2009)
IV.
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Latifah, Siti. 2000. Anlisis Vegetasi Hutan. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : UGM University Press.
Rahardjanto A. K. 2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. UMM
Press. Malang.
Soerianegara, I dan A. Indrawan.1988. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen
Managemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Sulistyaningsih, . 2005. Pertumbuhan Dan Hasil Caisin Pada Berbagai Warna
Sungku Plastik. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.
Suwena, Made. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel Pada Ekosistem
Sawah Di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak (Biodiversity Of Edible Wild
Plants On Paddy Ecosystem Of Gunung Salak Forest Area). Fakultas Pertanian
Universitas Mataram, Mataram.
Vila, Montserrat ,Jose L. Espinar, Martin Hejda Philip E. Hulme, Vojte ch Jaros
k,John L. Maron, Jan Pergl, Urs Schaffner,Yan Sun and Petr Pysek. 2011.
Ecological impacts of invasive alien plants: a meta-analysis of their effects on
species, communities and ecosystems. Ecology Letters (2011) 14: 702708.
Widiyono, W. Abdulhadi, R. dan Lidon, B. 2005.Model Anakisis Embung Secara
Terpadu Meliputi Bagian Hulu, Tengah, dan Hilir.Limnotek, 12(1): 1-9.
Wiwin Maisyaroh . 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman
Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam
Lestari. Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember.
Jember.
LUAS MINIMUM
Disusun Oleh :
Bintang Pertiwi P. R
B1J010222
Wisnu Septian
B1J010199
Muh. Rezzafiqrullah R.
B1J010231
Feri Kastikasari
B1J010165
Kelompok : 20
Asisten : Raden Muhammad Angga Bagus Permadi