Anda di halaman 1dari 6

Penggolongan hewan terutama didasarkan pada kesamaan-kesamaan

struktur dan fisiologisnya. Dalam hubungan ini, ada empat criteria yaitu pola simetri
tubuh dan bentuk tubuh, rongga tubuh, perbedaan perkembangan embrio, dan
aspek tertentu yang dianggap penting sebagai aspek pembeda. Kingdom animalia
dibagi menjadi dua sub kingdom, yaitu Parazoa, hewan yang belum mempunyai
jaringan dan Eumetazoa, yaitu hewan yang sudah memiliki jaringan (Setiawan 2010:
51).
Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan
demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan kulit dalam
tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada
hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin kompleks
struktur dan sistem tubuhnya. Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang
dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang
tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan
oleh sel itu sendiri(Anonim 2010: 1).
Hewan vertebrata tersusun oleh banyak sel (multiseluler). Sel-selnya sering
mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan
aktivitasnya semakin kompleks. Perkembangan embrio hewan metazoan melalui
tahap-tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit,
hewan demikian dinamakan diplobastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan kulit
dalam tubuhnya dinamakan tripoblastik. Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada
pada hewan invertebrate berbeda-beda, makin tinggi tingakatannya, maka semakin
kompleks struktur dan sistem tubuhnya. Hewan vertebrata merupakan hewan yang
memiliki sistem tubuh dan jaringan yang kompleks dibandingkan dengan hewan
invertebrata (Setiawan 2010: 51).
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali
ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran
darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya
(Anonim 2009: 1).
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang adalah mempunyai tulang yang
terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor, mempunyai otak yang dilindungi
oleh tulang-tulang tengkorak, tubuhnya berbentuk simetris bilateral, mempunyai
kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya
pada katak. Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai adalah
mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk
pengendalian, pertumbuhan, dan proses fisiologis atau faal tubuh, kemudian
susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang, bersuhu tubuh panas
dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan
atau poikiloternal (Prawirohartono 2006: 98).
Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki
struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok
hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan
peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Berdasarkan
bentuk tubuh, dibagi menjadi simetri radial dan simetri
bilateral tubuh Eumetazoa memiliki lapisan embrional. Hewan dengan simetri radial
memiliki tubuh dorsal (atas), ventral atau bagian bawah (Anonim 2010: 2).
Filum-filum yang terdapat pada kelas invertebrata ada banyak, seperti
porofera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca,
arthopoda, dan echinodermata. Masing-masing dari flum tersebut mempunyai
struktur tubuh dan fungsi yang berbeda-beda. Semua hewan dalam filum tersebut
tidak mempunyai tulang belakang atau biasa disebut notochord,  Lapisan dalam,
tersusun atas sel sel berbentuk (Prawirohartono 2006: 98).

Salah satu filum dari hewan invertebrata adalah porifera. Porifera merupakan
hewan yang berlubang-lubang (berpori), hidup di air tawar, di rawa, di laut yang
dangkal, dan di air jernih dan tenang. Tubuhnya tersusun dari jaringan  diploblastik
atau dengan dua lapisan jaringan. Lapisan luar terdiri dari lapisan epidermis dan
lapisan dalam terdiri dari sel-sel leher atau sel koanosit. Bentuk tubuhnya meyerupai
vas bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum),
tubuhnya lunak dengan permukaan berpori (ostium). Porifera menguntungkan
manusia karena sponsnya dapat digunakan untuk alat gosok tubuh. Tubuh porifera
yang mati juga dapat digunakan sebagai hiasan (Setiawan 2010: 51-52).
Porifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti
tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi porifera dapat berpindah tempat
dengan bebas, tubuh porifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil
pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) porifera dapat berkembang
biak dengan cara generatif dan vegetative (Anonim 2010: 4).
Walaupun spons diklasifikasikan sebagai hewan mulitiseluler, integrasi dan
spesialisasi fungsi spons tidak sebaik kelompok-kelompok hewan lain. Spons tidak
memiliki organisasi jaringan, dan sel-selnya adalah unit primer stuktur dan fungsi.
Tubuhnya berlapis dua, epidermis disebelah luar dan lembaran sebelah dalam yang
terutama tersusun atas koanosit. Sebuah kompartemen bergelatin, mesohil,
memisahkan kedua lapisan tersebut. Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut
yang dangkal. tubuh porifera seperti tabung yang memiliki banyak pori. Lapisan
dalam, tersusun atas sel sel berbentuk corong dan memiliki flagel. Sel ini dinamakan
koanosit  (Fried & Hademenos 2009: 344).  
Coelenterata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata
mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada
suatu     dasar dan tidak berpindah. Coelenterata merupakan hewan yang
memiliki rongga. Termasuk hewan triploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan
senyawa   selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ektoderm dal
endoderm    terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut yang
dikelilingi oleh tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas atau sel
penyengat atau nematokist.  Hidup di air tawar ataupun d air laut. Tubuhnya pun
dapat melekat pada dasar perairan. Dan mempunyai dua bentuk, polip dan
medusa  (Setiawan 2010: 52).
Cnidaria atau Coelenterata mempunyai dua lapisan sel, simetri radial dan
rongga gastrovaskular (coelenteron). Coelenterata berasal dari bahasa Yunani,
yaitu coelenteron yang artinya rongga. Jadi, Coelenterata adalah hewan invertebrata
yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut digunakan sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler) . Namun filum Coelenterara lebih dikenal dengan nama Cnidaria.
Kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena
sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak
pada tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya (Fried & Hademenos 2009: 345).
Coelentera hidup secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan
kecil lainnya yang berada di air. Coelenterata lumpuhkan mangsanya dengan
menggunakan tentakelnya yang memiliki sel knidosit. Setelah mangsanya itu
lumpuh, tentakel menggulung dan membawa mangsa ke mulut.
Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik itu air laut ataupun air tawar. Sebagian
besar hidup berkoloni atau soliter. Coelenterata yang berbentuk polip hidup soliter
atau berkoloni di dasar air. Polip tidak dapat berpindah tempat. Sedangkan
coelenterata yang berbentuk medusa dapat melayang bebas di dalam
air        (Anonim 2010: 4).
Platyhelminthes berasal dari bahasa
yunani, Platy=Pipih dan Helminthes=cacing. Oleh sebab itulah filum platyhelminthes
sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom
animalia setelah porifera dan coelenterata. Platyhelminthes adalah hewan
triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup
parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit.
Tubuh Platyhelminthes          simetri bilateral yang berbentuk pipih. Ukuran
platyhelmintes sangat beragam, mulai dari yang hampir mikroskopis sampai yang
panjangnya 20 meter                                 (Fried & Hademenos 2009: 347).
Platyhelminthes merupakan hewan triplobastik yang paling sederhana, tetapi
kompleksitasnya berada pada tingkat organ, dibandingakan dengan yang lainnya
yang masih dalam tingkat jaringan. Asal-usul nenek moyang platyhelminthes belum
diketahui jelas. Filum Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang terdiri dari
ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh
(selom), jadi mereka disbut hewan aselomata. Sistem pencernaan pada
Platyhelminthes terdiri dari mulut, faring dan usus. Usus tersebar ke seluruh tubuh.
Karena Platyhelminthes tidak memiliki anus, maka sistem pencernaan
Platyhelminthes disebut juga sistem pencernaan satu lubang (Anonim 2010: 3).
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema=benang, helminthes=cacing)
disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti
benang. Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh,
Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.
Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan
Pseudoselomata. Ciri tubuh Nemathelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan
fungsi tubuh. Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada
yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada
individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-
ujung yang meruncing (Prawirohartono 2006: 98).
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah
organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan
darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar
perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.
Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan
parasit bagi manusia (Fried & Hademenos 2009: 345).
Oxyuris vermicularis atau sering disebut cacing kremi adalah salah satu
hewan dari kelas nematoda filum Nemathelminthes. Oxyuris vermicularis disebut
cacing kremi karena ukurannya sangat kecil. Cacing kremi hidup di dalam usus
besar manusia. Oxyuris vemicularis tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya,
namun cacing kremi ini cukup mengganggu. Cacing kremi ini dapat menimbulkan
rasa gatal yang teramat sangat di bagian anus. Infeksi cacing kremi tidak
membutuhkan perantara. Cacing kremi dapat masuk ke dalam tubuh melalui
makanan yang telah terkontaminasi telur cacing. Pengulangan daur infeksi cacing
kremi pada umumnya secara autoinfeksi, artinya dilakukan oleh penderita sendiri.
(Anonim 2010: 6).
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus=lunak) merupakan hewan yang
bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang
tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ciri tubuh Mollusca
meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk mollusca
sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter
dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang
panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Habitatnya di air tawar, di laut
dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit                           (Fried &
Hedemenos 2009: 346).
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat,
dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari
90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda (Anonim
2010: 5).

AKSES http://iputh-biozone.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-hewan-invertebrata.html

Anda mungkin juga menyukai