Anda di halaman 1dari 6

NAMA: ADAM QODRI

KELAS: AGT A

NPM: 71190713024

1. Gadai (Rahn).Menurut syara’adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta

sebagai tanggungan hutang, Coba anda jelaskan dasar hukum Gadai (Rahn ) baik yang

terdapat dalam Al-Quran maupun Hadist.

2. Tuliskan syarat dan rukun Syirkah serta macam – macam Syirkah

3. Jelaskan pengertian Mudhorabah serta jenis – jenis Mudhorabah.

4. Coba anda jelaskan pengertian dan perbedaan Hibah Sadaqah, dan Hadiah

5. Jelaskanlah pengertian Wadhi’ah, serta tuliskan rukun dan syarat Wadhi.ah.

6. Apa yang dimaksud dengan Luqhotah dan Laqit ,serta apa kewajiban orang yang mengambil
Luqothah.

7. Jelaskan pengertian Wasiat, serta siapa yang berhak menerima Wasiat, kemudian apa perbedaan
Wasiat dengan Waris.

8. Jelaskan pengertian Wakalah dan, bentuk – bentuk Wakalah serta tujuan adanya Wakalah.

9. Jelaskan pengertian Wakaf, fungsinya dan macam -macam Wakaf.

JAWABAN

1. "jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).”(QS. Al-Baqarah : 283)

Hadits Riwayat Aisyah ra: “Rasulullah saw. pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan cara
menangguhkan pembayarannya, lalu beliau menyerahkan baju besi beliau sebagai jaminan”. (shahih
muslim)

2. Rukun:

1) Kedua belah pihak yang akan berakad (‘aqidani).

2) Objek akad yang disebut juga ma’qud ‘alaihi mencakup pekerjaan ataupun modal.
3) Akad atau bisa disebut juga dengan istilah shigat.

Syarat:

1) Syarat lafadz

2) Syarat untuk menjadi anggota perserikatan adalah: Berakal, Baligh dan Merdeka

3) Syarat dari modal perkongsian.

Macam-macam syirkah:

1. Syirkah ‘Inan

2. Syirkah ‘Abdan

3. Syirkah Wujuh

4. Syirkah Mufawadhah

3. Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian di awal.

Jenis: Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah dimana pemilik dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasinya. mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat.

Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah yang pemilik dananya memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai lokasi, cara
dan atau objek investasi atau sektor usaha. mudharabah ini disebut juga investasi terikat.

Mudharabah Musytarakah

Mudharabah yang pengelola dananya turut menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama
investasi.

Demikianlah pembahasan singkat terkait dengan jenis-jenis dari mudharabah yang biasanya digunakan
dalam ekonomi yang berprinsip syariah islam. Untuk pembahasan lebih lengkapnya akan dibahas dalam
artikel yang berbeda.
4. Shadaqah diberikan oleh seseorang atas dasar untuk mencari ridha Allah semata. Hibah diberikan
kepada seseorang atas dasar rasa kasih sayang, iba atau ingin mempererat tali silaturrahim. Hukum asal
shadaqah adalah sunnah sementara hibah dan hadiah adalah mubah.

5. Wadi’ah berasal dari wada’asy syai-a, yaitu meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang seseorang tinggalkan
pada orang lain agar dijaga disebut wadi’ah, karena dia meninggalkannya pada orang yang sanggup
menjaga. Rukun wadiah:

* Muwaddi’ ( Orang yang menitipkan).

* Wadii’ ( Orang yang dititipi barang).

* Wadi’ah ( Barang yang dititipkan).

* Shighot ( Ijab dan qobul).

Syarat rukun Wadiah

sama yaitu harus balig, berakal dan dewasa. Sementara wadi'ah disyaratkan harus berupa suatu harta
yang berada dalam kekuasaan/ tangannya secara nyata. Dengan demikian apabila barang titipan itu
mengalami kerusakan akibat kelalaian orang yang menerimanya, maka ia wajib menggantinya.

6. Luqathah adalah barang yang tidak diketahui pemiliknya dan telah ditemukan oleh seseorang.

Laqit adalah harta yang ditemukan seseorang, yang pemiliknya tidak diketahui, dan harta ini tidak
termasuk ke dalam kategori harta yang boleh dimiliki, seperti harta kafir harbi (kafir yang sedang
berperang dengan pemerintahan Islam).Hukum mengambil barang temuan disunahkan, bahkan ada
pendapat yang mengatakan diwajibkan. Jika di suatu tempat yang aman untuk barang yang ditemukan,
apabila ditinggalkan atau dibiarkan, maka disunahkan untuk diambil.

7. Wasiat adalah berpesan tentang suatu kebaikan yang akan dijalankan sesudah orang meninggal
dunia. Ibnu Rusy dan Abdur Rahman al Jaziry mengemukakan bahwa rukun dan syarat sahnya suatu
wasiat disandarkan kepada empat hal yaitu orang yang berwasiat (al-musi), orang yang menerima
wasiat (al musa-lah), barang yang diwasiatkan (al-musa-lih) dan redaksi wasiat (shigat).Waris menurut
hukum Islam adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan
seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya.

8. Wakalah adalah suatu tindakan menyerahkan atau mewakilkan kuasa dirinya (al-muwakkil) kepada
orang lain (al-wakil) untuk melaksanakan sesuatu atau melakukan tindakan-tindakan yang merupakan
haknya dari jenis pekerjaan yang bisa digantikan (an-naqbalu anniyabah) dan dapat dilakukan oleh
pemberi kuasa, dengan ketentuan pekerjaan tersebut dilaksanakan pada saat pemberi kuasa masih
hidup.

Bentuk-bentuk Wakalah
1. Wakalah Muqayyadah (khusus), yaitu pendelegasian terhadap pekerjaan tertentu. Dalam hal ini
seorang wakil tidak boleh keluar dari wakalah yang ditentukan.

2. Wakalah Mutlaqah, yaitu pendelegasian secara mutlak, misalnya sebagai wakil dalam pekerjaan.
Maka seorang wakil dapat melaksanakan wakalah secara luas.

Tujuan wakalah

Pada hakikatnya wakalah merupakan pemberian dan pemeliharaan amanat. Oleh karena itu, baik
muwakkil (orang yang mewakilkan) dan wakil (orang yang mewakili) yang telah bekerja sama/kontrak,
wajib bagi keduanya untuk menjalankan hak dan kewajibannya, saling percaya dan menghilangkan sifat
curiga serta beburuk sangka.

9.wakaf adalah penghentian bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk
bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.

Fungsi waqaf:

fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan
ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Macam macam waqaf:

HEADLINE HARI INI

Potensi Varian Baru Virus COVID-19 Lebih Mematikan, Vaksin Tetap Efektif?

HomeCitizen6

Tanda Waqaf dalam Al Quran dan Artinya, Muslim Wajib Tahu

Oleh Heri Setiawan pada 15 Mar 2019, 14:02 WIB

 Perbesar

Ilustrasi Al Quran

Liputan6.com, Jakarta Dalam membaca Al-Qur’an, terdapat aturan-aturan yang harus diataati supaya
ibadah tersebut bisa berpahala sempurna. Di antaranya adalah menjaga adab-adabnya, menggunakan
hukum tajwid yang benar, membacanya dengan tartil, waqaf pada kalimat yang tepat serta masih
banyak lainnya.

Berbicara tentang waqaf kalau ditinjau dari segi bahasa waqaf (‫ )وقف‬bermakna menahan atau berhenti.
Maksud dari wakaf dari sudut bahasa adalah manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan
bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin
menyambungkan kembali bacaan.

Sedangkan dari segi istilah bermakna menghentikan sejenak bacaan Al-Qur’an dengan tujuan untuk
bernafas disertai niat untuk kembali melanjutkan bacaan.

Selain waqaf, terdapat juga wasal. Wasal berarti terus dibaca atau bersambung. Membaca Al-Qur’an
dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau disambung dengan
kalimat berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama tanda-tanda waqaf.

Bagi kamu yang belum paham tentang tanda waqaf dalam alquran dan artinya, berikut Liputan6.com
rangkum tanda waqaf dalam alquran dan artinya yang harus kamu pahami biar bacaan Al-Quranmu
semakin baik dan benar.

2 dari 5 halaman

Jenis Jenis Waqaf dalam Al-Qur’an

1. Waqaf Taamm (‫ )ﺗﺂ ّﻡ‬adalah waqaf yang sempurna yaitu menghentikan bacaan pada kata yang
sempurna, tidak berhenti pada tengah-tengah kata, serta tidak mempengaruhi makna dan arti kata,
karena tidak memiliki hubungan dengan ayat sebelumnya maupun ayat setelahnya;

2. Waqaf kaaf (‫ )ﻛﺎﻒ‬adalah waqaf yang memadai yaitu berhenti pada sebuah kata yang sudah
mempunyai arti sempurna, tidak berhenti pada tengah-tengah kata atau bacaan. Akan tetapi bacaan
tersebut masih mempunyai hubungan makna dengan kata setelahnya.
3. Waqaf Hasan (‫ ) ﺣﺴﻦ‬adalah waqaf yang baik yaitu berhenti pada sebuah bacaan atau kata yang
sempurna, tidak mempengaruhi arti atau makna. Akan tetapi bacaan tersebut masih mempunyai
hubungan makna dengan kata setelahnya.

4. Waqaf Qabiih( ‫ )ﻗﺒﻴﺢ‬adalah waqaf buruk yaitu berhenti pada kata atau bacaan yang tidak sempurna,
berhenti pada tengah-tengah kata atau ayat. Wakaf jenis ini harus dijauhi karena bacaan tersebut masih
berhubungan dengan bacaan sebelumnya baik maknanya maupun lafazdnya. Sehingga arti dari kata
tersebut bisa rusak.

Anda mungkin juga menyukai