ECHINODERMATA
FILUM
ECHINODERMATA
Written By:
IJAH KHADIJAH
RAHMA AMALIA ANNAZAH
APTA FATHUL AINI PRASYA
NOVITRIA SUCI WIDYAWATI
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
Penulis
vi
PRAKATA
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................vi
Prakata.............................................................ix
Daftar Isi..........................................................x
Daftar Tabel....................................................xiii
Daftar Gambar................................................xiii
Pendahuluan...................................................xviii
Sejarah Kemunculannya
Filum Echinodermata.............................3
x
Sistem Fisiologi Tubuh
Filum Echinodermata...........................19
- Sistem Pencernaan.............................19
- Sistem Amburakral............................20
- Sistem Reproduksi............................22
FilumEchinodermata............................24
- Kelas Asteroidea................................27
- Kelas Ophiuroidea.............................41
xi
- Kelas Echinoidea...............................50
- Kelas Holothuroidea..........................63
- Kelas Crinoidea.................................74
Daftar Pustaka................................................86
Lampiran.........................................................90
Epilog..............................................................91
Glosarium........................................................92
Biografi Penulis..............................................95
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1...............................................................8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.........................................................3
Gambar 2.........................................................4
Gambar 3.........................................................5
Gambar 4.........................................................10
Gambar 5.........................................................11
Gambar 6.........................................................12
Gambar 7.........................................................13
Gambar 8.........................................................14
Gambar 9.........................................................15
Gambar 10.......................................................17
Gambar 11......................................................18
Gambar 12.......................................................21
Gambar 13.......................................................23
Gambar 14.......................................................25
Gambar 15.......................................................28
Gambar 16.......................................................30
Gambar 17.......................................................31
xiii
Gambar 18....................................................37
Gambar 19....................................................38
Gambar 20....................................................39
Gambar 21....................................................40
Gambar 22....................................................41
Gambar 23....................................................43
Gambar 24....................................................45
Gambar 25....................................................48
Gambar 26....................................................49
Gambar 27....................................................49
Gambar 28....................................................50
Gambar 29....................................................52
Gambar 30....................................................53
Gambar 31....................................................57
Gambar 32....................................................58
Gambar 33....................................................59
Gambar 34....................................................59
Gambar 35....................................................60
Gambar 36....................................................61
Gambar 37....................................................62
Gambar 38....................................................63
Gambar 39....................................................65
Gambar 40....................................................66
Gambar 41....................................................71
Gambar 42....................................................71
Gambar 43....................................................72
xiv
Gambar 44.......................................................73
Gambar 45.......................................................74
Gambar 46.......................................................75
Gambar 47.......................................................76
Gambar 48.......................................................80
Gambar 49.......................................................81
xv
PENDAHULUAN
xviii
BAB I
PENGENALAN FILUM
ECHINODERMATA
Definisi Filum Echinodermata
Filum Echinodermata 2
Kelompok hewan ini ditemukan di hampir
semua kedalaman laut. Sebagian besar spesies
mampu bergerak dengan merangkak dan sangat
lambat. Kelompok echinodermata yang sesil
hanyalah lili laut.
Filum Echinodermata 3
Nenek moyang Echinodermata hidup
sebelum periode Cambrion. Hewan
Echinodermata yang paling primitif merupakan
kelompok yang mempunyai tangkai dan
seluruhnya sudah punah.
Filum Echinodermata 4
berbentuk cacing dengan dua tentakel panjang
yang dapat diasumsikan fungsinya yaitu dapat
menangkap makanan, sistem amburakral primitif
memiliki struktur seperti batang yang terdiri dari
tubuh yang bersifat lunak, tentakel, dan otot yang
menonjol. Berdasarkan hasil analisis filogenetik
dari hemichordata menunjukkan bahwa
echinodermata dan hemichordata muncul sekitar
533 juta tahun yang lalu. Adapun gambaran
kemunculan awal Echinodermata yang
diilustrasikan oleh Gambar 3.
Filum Echinodermata 5
Spesies pertama yang dikategorikan
sebagai hewan Echinodermata berdasarkan
fosilnya adalah Pleurocystites squamosus. Fosil
Crinoidea pertama yang diidentifikasi adalah
Ammpnicrinus wanneri dimana spesies ini
memiliki feeding arm untuk menangkap
makanan. Dan salah satu kelas dari
Echinodermata yang semua spesiesnya sudah
punah adalah kelas Stylophora yang bercirikan
memiliki bentuk tubuh yang cenderung pipih dan
asimetris. Salah satu spesies kelas Stylophora
yang sudah punah adalah Cothurnocytis elizae
yang ditemukan di wilayah Amerika Utara. Selain
Stylophora, ada pula kelas Edrioasteroidea, yang
dimana kelas ini merupakan salah satu kelas dari
Filum Echinodermata yang sudah punah. Ciri dari
kelas ini adalah bentuk tubuhnya menyerupai
cakram atau bantal yang simetris, hidup melekat
pada substrat anorganik. Contoh spesies dari
kelas Edrioasteroidea adalah Isorophus africanus.
Dan selanjutnya ada kemunculan kelas
Echinodermata lagi dari kelas Echinoidea,
Asteroidea, dan kelas Ophiuroidea yang sampai
sekarang keberadaan spesiesnya masih ada.
Filum Echinodermata 6
Kelas Holothuroidea merupakan kelas
Echinodermata yang Kemunculannya paling
akhir dibandingkan kelas Echinodermata yang
lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Rozhnov (2002), terdapat tujuh kelas
Echinodermata yang muncul pada Masa
Cambrian (545 juta tahun lalu). Selanjutnya,
terdapat dua kelas yang muncul di Masa
Ordovician (495 juta tahun lalu), dan yang
terakhir terdapat satu kelas yang muncul di Masa
Silurian (420 juta tahun lalu). Adapun
kemunculan kelas Echinodermata di beberapa
masa yang ditunjukkan oleh Tabel 1.
Filum Echinodermata 7
Tabel 1. Kemunculan Kelas Echinodermata
Filum Echinodermata 8
Echinodermata dan Chordata adalah jenis
hewan yang berasal dari nenek moyang yang
sama jika ditinjau dari perkembangan embrionik
dan endoskeleton. Echinodermata dari awal
kemunculannya terbagi menjadi beberapa
subfilum. Beberapa dari subfilum ini ada yang
sudah punah, dan ada pula yang masih hidup
hingga sekarang. Subfilum Echinodermata yang
sudah punah diantaranya adalah Subfilum
Homalozoa dan Subfilum Blastozoa. Lalu,
beberapa subfilum Echinodermata yang hidup
sampai saat ini adalah Subfilum Crinozoa,
Subfilum Asterozoa, dan subfilum Echinozoa.
Filum Echinodermata 9
Sedangkan pada filum Blastozoa, semua
spesiesnya juga sudah punah, hidup pada Masa
Cambrian ke Permian (sekitar 280.000.000-
540.000.000 juta tahun yang lalu), dan memiliki
bagian – bagian lunak dalam globular theca
(bilik) yang dilengkapi dengan alat pengumpul
makanan yang sederhana dan tegak (branchiola).
Salah satu kelas dari subfilum Blastozoa ini
adalah kelas Eocrinoidea dan salah satu contoh
spesiesnya adalah Paracryptocrinites bockelieri.
Filum Echinodermata 10
Pada Subfilum Echinodermata yang masih
hidup sampai saat ini dapat dijelaskan
karakteristinya sebagai berikut:
1. Subfilum Crinozoa
Subfilum Crinozoa adalah subfilum yang
didalamnya masih terdapat spesies yang hidup
hingga masa kini. Subfilum ini hidup di masa
Lower Ordovisium (500.000.000 tahun yang
lalu – saat ini). Memiliki ciri seperti tubuhnya
berbentuk mangkok kecil dengan lengan –
lengannya yang digunakan untuk menangkap
makanan. Salah satu kelas dari subfilum ini
adalah kelas Crinoidea , dan contoh spesies
dari subfilum Crinozoa adalah Oxycomantus
bennetti.
Filum Echinodermata 11
2. Subfilum Asterozoa
Subfilum Asterozoa memiliki ciri –ciri,
yaitu tubuhnya memiliki simetris radial dan
beberbentuk seperti bintang, memiliki mulut
di tengah, memiliki 5 lengan, dan mulut
tabung dorsal. Subfilum ini sampai sekarang
masih hidup. Salah satu kelas pada subfilum
ini adalah kelas Asteroidea dan contoh spesies
dari filum ini adalah Fromia monilis).
3. Subfilum Echinozoa
Subfilum Echinozoa hidup pada masa
Lower Cambrium pada sekitar 570.000.000
tahun yang lalu hingga sekarang. Memiliki
ciri bentuk tubuhnya simetris radial dengan
badan silinder globoid atau diskoid,
Filum Echinodermata 12
memiliki lengan atau tidak memiliki lengan
sama sekali. Salah satu kelas subfilum ini
adalah kelas Echinoidea , dan contoh
spesiesnya adalah Moroccodiscus smithi.
Filum Echinodermata 13
Gambar 8. Evolusi Bentuk Echinodermata Dari
Masa Lower Cambrian
Sampai Sekarang
Filum Echinodermata 14
Karakteristik Filum Echinodermata
Filum Echinodermata 15
11. Organ sensoris kurang begitu berkembang,
terdiri atas organtaktil, kemoreseptor, podia,
ujung tentakel, photoreseptor, dan statokist.
12. Tidak mempunyai organ ekskresi.
13. Alat kelaminnya terpisah (beberapa
hermaprodit) dengan ukuran gonad besar;
tunggal (Kelas Holothuroidea), tetapi
kebanyakan jumlahnya berlipat dengan
saluran yang sederhana.
14. Fertilisasi eksternal.
15. Larvanya dapat berenang bebas, pada
beberapa jenis disertai metamorfosis.
16. Daya regenerasinya tinggi.
Filum Echinodermata 16
tubuhnya tidak bersegmen, dan bersimetri radial.
Hewan Echinodermata juga ada yang memiliki
lengan, ada juga yang tidak memiliki lengan sama
sekali, ada juga hewan filum Echinodermata yang
memiliki tentakel yang khususnya ada di kelas
Holothuroidea dan Ophiuroidea, beberapa hewan
filum Echinodermata juga memiliki kaki tabung
untuk bergerak, memiliki mulut yang berada di
tengah dan dibawah (Kelas Echinoidea) .
Filum Echinodermata 17
Sistem Fisiologi Tubuh Filum Echinodermata
-) Sistem Pencernaan
Filum Echinodermata 18
-) Sistem Amburakral
Filum Echinodermata 19
Apabila hewan ini akan bergerak ke
sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah
kanan akan memegang benda di
bawahnya dan kaki lainnya akan
bebas.Selanjutnya ampula mengembang
kembali dan air akan bergerak berlawanan
dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah
kanan yang memegang objek tadi akan
menyeret tubuh hewan ini ke
arahnya.Begitulah cara hewan ini
bergerak.Di samping itu hewan ini juga
bergerak dalam air dengan menggunakan
gerakan lengan-lengannya.
Filum Echinodermata 20
Gambar 12. Sistem Amburakral Pada Filum
Echinodermata
Echinodermata bernafas
menggunakan paru - paru kulit atau
dermal branchiae (Papulae). Papulae yaitu
penonjolan dinding rongga tubuh (selom)
yang tipis.Tonjolan ini dilindungi oleh
silia dan Pediselaria. Pada Pediselaria,
bagian inilah terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida. Ada pula beberapa
jenis Echinodermata yang bernafas
dengan menggunakan kaki tabung.
Sisa-sisa metabolisme yang terjadi
di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh
amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal
branchiae untuk selanjutnya dilepas ke
luar tubuh.
Filum Echinodermata 21
-) Sistem Saraf
-) Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai
jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang
jantan dan betina.Fertilisasi terjadi di luar
tubuh, yaitu di dalam air laut.Telur yang
telah dibuahi akan membelah secara cepat
menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula.Gastrula ini
berkembang menjadi larva. Larva atau
disebut juga bipinnaria.
Filum Echinodermata 22
Larva Bipinaria berbentuk bilateral
simetri sehingga berbeda dengan
dewasanya Larva ini berenang bebas di
dalam air mencari tempat yang cocok
hingga menjadi branchidaria, Kemudian
branchidaria mengalami metamorfosis dan
akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa
bentuk tubuhnya berubah menjadi radial
simetri.
Filum Echinodermata 23
Habitat dan Cara Hidup Filum
Echinodermata
Filum Echinodermata 24
Sedangkan hewan filum Echinodermata yang
hidup di daerah berpasir adalah teripang, bintang
laut jenis Archaster typicus dan Astroprctens
polychantus dan landak laut jenis dolar pasir
(Laganum laganum).
Filum Echinodermata 25
BAB II
KLASIFIKASI FILUM
ECHINODERMATA
Menurut Clark (1973) dalam Aziz (1996)
menyatakan bahwa kelompok dari filum
Echinodermata yang sudah berhasil diidentifikasi
adalah sekitar 6000 spesies. Berdasarkan bentuk
tubuhnya, Filum Echinodermata dibagi menjadi 5
kelas antara lain Kelas Asteroidea, Kelas
Ophiuroidea, Kelas Echinoidea, Kelas
Holothuroidea, dan Kelas Crinoidea. Yang
dimana setiap nama kelas pada filum
Echinodermata, selalu diakhiri dengan –idea yang
berasal dari kata eiodes yang artinya bentuk.
- Kelas Asteroidea
A. Definisi Asteroidea
Filum Echinodermata 27
Gambar 15. Bintang Laut
Filum Echinodermata 28
5. Memiliki daya Regenerasi tubuh yang tinggi
6. Tidak memiliki kepala
7. Memiliki bintik mata yang peka terhadap
sinar
8. Bergerak bebas dengan kaki tabung
9. Hidup di sepanjang pesisir pantai / di
perairan dangkal dan apat ditemukan di
batuan.
10. Warna tubuh asteroidea ada yang biru
kecoklatan, hitam , dan merah menyala
11. Memiliki duri yang pendek, keras, atau
tumpul di bagian aboral menghadap keatas
dan memiliki pediselaria
12. Memilik bagian oral (ventral) dan aboral
(dorsal) pada bagian tubuhnya
13. Terdapat madreporit dan anus dibagian
aboral
14. Memiliki mulut di bagian oral
15. Memiliki ukuran tubuh antara 12 cm- 24 cm
16. Dapat bereproduksi secara seksual maupun
aseksual dan merupakan hewan dioceus
Filum Echinodermata 29
C. Struktur Tubuh Pada Kelas Asteroidea
1. Struktur Morfologi
Filum Echinodermata 30
Terdapat juga anus dan madreporityang
berfungsi sebagai sistem ambruakral yang
letaknya berada di dekat cakram pusat.
Pada bagian oral atau ventral terdapat
mulut. Terdapat lengkung amburakral yang
terletak dari mulut menuju bagian lengan.
Di pinggir lengkung amburakral terdapat
duri dan kaki tabung. Terdapat juga tentakel
yang lunak di ujung lengan.
3. Struktur Anatomi
Filum Echinodermata 31
Permukaan tubuh bintang laut ditutupi
oleh duri – duri yang membantu
mempertahankan diri dari serangan mangsa,
dan juga ditutupi insang – insang kecil untuk
melakukan pertukaran gas. Organ internal
bergantung pada mesentrium dalam selom
yang berkembang dengan baik. Saluran
pencernaan pendek memanjang dari mulut
pada bagian bawah cakram tengah hingga ke
anus pada bagian atas cakram. Kelenjar
pencernaan mengekskresikan getah
pencernaan untuk membantu dalam
penyerapan dan menyimpan nutrien. Cakram
tengah memiliki cincin saraf dan tali saraf
yang menjalar ke daerah lengan. Sistem
pembuluh air terdiri dari saluran cincin pada
cakram tengah dan lima saluran radial, yang
masing – masing terdapat di sepanjang
lengan dalam bentuk lekukan. Sistem itu
berhubungan dengan bagian luar melalui
madreporit yang mirip saringan.
Filum Echinodermata 32
Bagian bercabang dari masing-masing
saluran radial adalah ratusan kaki tabung
berotot dan berlubang yang penuh dengan
cairan yang terus berhubungan dengan sistem
pembuluh air yang lain. Masing – masing
pipa tabung itu terdiri atas ampula yang mirip
dengan bola dan podia penyedot (bagian
kaki). Podia atau kaki itu mengembang dan
menjulur untuk mengadakan kontak dengan
substrat ketika ampula memeras air
didalamnya.
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan kelas
Asteroidea meliputi mulut, esofagus, perut
kardiak, lalu ke lambung ynag terdiri atas
dua bagian, yaitu cardiac dan pilorus, dan
pilorus cecum. Mulut bintang laut
dikontrol oleh otot dibeberapa spesies
yang dapat membuka lebar dan cukup
untuk menelan karang / setengah dari
lempengan.
Filum Echinodermata 33
Lalu makanan menuju ke esofagus yang
pendek , dan setelah itu menuju ke perut
yang besar dan dapat mengkerut secara
horizontal menjadi dua bagian, yaitu
kardiak yang berada di dekat mulut dan
pilorus yang terdapat di bagian permukaan
aboral, lalu setelah itu makanan dicerna
dengan pilorus cecum.
2. Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral biasanya
disebut juga dengan sistem pembuluh air.
Sistem pembuluh air dimulai dari
madereporit, yang akan diteruskan ke
saluran cincin melalui saluran batu. Lalu
menuju ke saluran radial, dan berlanjut ke
ampulla yang akan diteruskan ke kaki
tabung yang akan menyebabkan gerak
pada kelas Asteroidea (bintang laut).
Filum Echinodermata 34
3. Sistem Pernafasan dan Sistem Eksresi
Sistem Pernafasan dan sitem
ekskresi pada kelas Asteroidea sama –
sama menggunakan branchia dermalis/
papulla. Namun bedanya adalah, sistem
pernafasan melakukan pertukaran gas
dengan branchia dermalis/ papulla berupa
kantong tipis yang terletak di setiap kulit
lengan dan berupa tonjolah. Sedangan
sistem ekskresi biasanya sisa makanan/
kotoran dikeluarkan melalui branchia
dermalis/ papulla dan juga bisa
dikeluarkan melalui anus.
4. Sistem Saraf
Kelas Asteroidea memiliki sistem
saraf radial yang sederhana. Sistem saraf
pada kelas Asteroidea biasanya berupa
cincin saraf yang mengelilingi mulut dan
bercabang – cabang ke setiap lengan.
5. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada Kelas
asteroidea biasanya mengelilingi mulut
dan menyebar ke pembuluh radial lengan
dan sistem peredaran darah ini merupakan
bagian dari sistem amburakral.
Filum Echinodermata 35
6. Sistem Reproduksi
Bintang laut umunya bereproduksi
secara seksual, melakukan fertilisasi
secara eksternal. Bintang laut pada
umumnya memiliki jenis kelamin yang
terpisah. Bintang laut jantan
mengeluarkan sperma ke dalam air dan
bintang laut betina mengeluarkan telur ke
dalam air untuk proses pembuahan sampai
menghasilkan zigot yang kemudian akan
berkembang menjadi embrio (telur). Zigot
mengalami tahapan pembelahan sel yang
kemudian menjadi blastula , lalu
berkembang menjadi gastrula dan
berkembang menjadi larva yang disebut
bipinnaria yang kemudian akan
mengalami metamorfosis sehingga
menjadi bintang laut dewasa. Bintang laut
juga memiliki daya regenerasi yang tinggi.
Filum Echinodermata 36
E. Klasifikasi Kelas Asteroidea
1. Ordo Platyserida
Ordo Platyserida merupakan
kelompok ordo yang primitif, memiliki
kaki tabung tanpa penghisap. Contoh
anggota ordo ini adalah Luidia.
2. Ordo Paxillosida
Anggota ordo Paxillosida ini
umumnya memiliki lima lengan, memiliki
kaki tabung yang terdiri dari dua baris
tanpa penghisap. Pediselarianya berbentuk
spiniform. Lempeng marginal terdiri atas
lempeng supermarginal dan infero
marginal.
Filum Echinodermata 37
Contoh anggota ordo ini adalah Astropecten.
3. Ordo Valvatida
Ordo Valvatida pada umumnya
memiliki lima lengan. Kaki tabung
biasanya terdiri dari dua baris dengan alat
penghisap. Pediselaria memiliki bentuk
yang berbeda – beda. Lempeng marginal
berkembang dengan baik. Contoh dari
ordo ini adalah Linckia, Culcita, dan
Protoreaster.
Filum Echinodermata 38
4. Ordo Spinilosida
Ordo spinulosida memiliki duri –
duri halus yang terdapat di bagian aboral ,
memiliki kaki tabung dengan alat
penghisap namun tidak memiliki
pediselaria. Ordo Spinilosida tidak
mempuanyai lempeng marginal yang
jelas. Contoh dari ordo ini adlah
Crossaster, Echinaster, dan Henricia.
5. Ordo Forcipulata
Anggota ordo forcipulata memiliki
pediselaria yang bertangkai. Biasanya
memiliki kaki tabung yang tersusun dari
empat baris dengan alat penghisap.
Namun, ordo ini tidak memiliki lempeng
marginal. Contoh anggota ordo
Forcipulata adalah Asterias, Heliaster,
Leptasterias, dan Pycnopodia.
Filum Echinodermata 39
Gambar 21. Asterias amurensis
Filum Echinodermata 40
- Kelas Ophiuroidea
Filum Echinodermata 41
B. Karakteristik Kelas Ophiuroidea
Filum Echinodermata 42
9. Bersifat fototaksis negatif sehingga hidup
bersembunyi agar menghindari intensitas
cahaya yang kuat dan sebagai upaya
perlindungan dari predator.
1. Struktur Morfologi
Filum Echinodermata 43
yang dilindungi oleh cangkang kapur
berbentuk keping (Ossicle) dan dilapisi
dengan granula dan duri – duri. Tiap –
tiap lengan terdiri atas ruas – ruas yang
sama. Lengan pada bintang mngular ini
ramping dan mudah bergerak – gerak,
lengan pada kelas Ophiuroidea memiliki
dua tipe yaitu lengan sederhana dan
lengan bercabang. Lengan sederhana ini
tidak memiliki cabang sedangkan lengan
bercabang memiliki cabang pada
lengannya yang berfungsi sebagai
penyaring untuk memisahkan plankton
dari air. Kelas Ophiuroidea memiliki duri
dibagian lateral , Kelas Ophiuroidea ini
memiliki kaki tabung tanpa penghisap
yang berfungsi sebagai alat sensor dan
membantu proses respirasi. Mulutnya
terletak di pusat tubuh dan dikelilingi oleh
lima lempeng kapur yang berfungsi
sebagai rahang.
Filum Echinodermata 44
2. Struktur Anatomi
Filum Echinodermata 45
Kemudian Ophiuroidea memiliki keping
lengan yang berfungsi sebagai microlensa
calcitic di atas jaringan peka cahaya.
1. Sistem Pencernaan
Ophiuroidea memiliki organ –
organ pencernaan seperti terdapat bola
cakram yang dimulai dari mulut yang
terletak di pusat tubuh yang dimana
makanan makanan dihentakkan dan
dibantu dengan tentakel, lalu makanan
dicerna didalam lambung yang berbentuk
kantung.
Filum Echinodermata 46
Ophiuroidea memiliki alur ambulakral
dibawah lengan dan tertutup sepenuhnya
oleh bagian kerangka keras.
3. Sistem Reproduksi
Kelas Ophiuroidea memiliki alat
kelamin yang terpisah dan melakukan
fertilisasi secara eksternal. Sel kelamin
akan dilepaskan kedalam air yang
kemudian hasil pembuahannya tumbuh
menjadi larva mikroskopis yang
lengannya bersilia (Pluteus) yang akan
mengalami metamorfosis menjadi bentuk
seperti bintang laut dan akhirnya menjadi
bintang ular.
1. Ordo Oegophiurida
Kebanyakan spesies dari ordo ini
hidup di era Paleozoikum yang
dimana hampir semua spesies ini
punah.
Filum Echinodermata 47
Namun, hanya ada satu spesies Ordo
Oegophiurida yang hidup di laut
dalam, yaitu Ophiocanops sp.
2. Ordo Ophiurida
Ordo Ophiuroda dapat dicirikan
dengan mempunyai lengan – lengan
yang sederhana dan berjumlah lima,
ossikula lengan bersendi dengan
lubang dan tonjolan, diskus dan lengan
tertutup oleh sisik – sisik. Duri – duri
pada lengan menuju lateral dan
dilanjutkan keluar atau keatas dari
ujung – ujung lengan, dan memiliki
madreporit tunggal. Contoh spesies
dari ordo ini adalah Ophiotrix sp.
Filum Echinodermata 48
Gambar 26. Ophiotrix fragilis
3. Ordo Phrynophiurida
Ordo ini memiliki pisin pusat yang
ditutupi oleh kulit, dan tameng
dibagian dorsal tangan tidak ada.
Contoh dari spesies ini adalah
Ophiomyxa sp. , dan Gorgonocephalus
sp.
Filum Echinodermata 49
- Kelas Echinoidea
Filum Echinodermata 50
Namun adapula yang memiliki tubuh
berbentuk pipih. Ada yang memiliki duri
pendek maupun panjang, berduri runcing,
maupun tumpul. Mulut terletak dibagian
bawah menghadapap ke dasar laut,
sedangkan duburnya menghadap ke atas
puncak bulatan .Kelas Echinoidea berbentuk
bola atau pipih, tanpa lengan. Hidup pada
batuan atau lumpur di tepi pantai atau dasar
perairan. Makanannya adalah rumput laut,
dan hewan yang telah mati, biasanya
nocturnal. Permukaan tubuh hewan ini
berduri panjang.
Filum Echinodermata 51
C. Struktur Tubuh Kelas Echinoidea
1. Struktur Morfologi
Filum Echinodermata 52
Lentera aristotle ini adalah himpunan gigi
yang terdapat pada banyak jenis kelas
Echinoidea, kaki tabung bersama dengan
duri digunakan untuk berjalan dan memiliki
kelamin yang terpisah (Romimohtarto,
2009).
Filum Echinodermata 53
2. Struktur Anatomi
Filum Echinodermata 54
Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh
sirkular, lima buah pembuluh tabung
telapak dengan ampula. Terdapat cincin
saraf dengan lima buah cabang dan sebuah
pleksus saraf.
a. Sistem Pencernaan
Bagian mulut duri echinoideaterdapat
membran peristome yang di dalamnya
terdapat organ yang disebut Aristoteles
lantern yang berfungsi untuk mengambil
dan mengunyah makanan dari substrat.
Organ tersebut terhubung dengan saluran
pencernaan seperti faring, lambung, usus,
hingga ke anus.
b. Sistem Respirasi
Sistem respirasi Urchin dlakukan oleh 10
buah kantung-kantung insang yang terletak
di daerah sekitar mulut. Kantung insang ini
keluar dari bagian mulut didalam tubuhnya
untuk melakukan respirasi.
Filum Echinodermata 55
c. Sistem Saraf
d. Sistem Reproduksi
Filum Echinodermata 56
selanjutnya dapat tumbuh hingga
organ tubuhnya menjadi lengkap pada saat
mencapai tahap dewasa.
1. Ordo Cidaroidea
Ordo Cidaroidea memiliki ciri- ciri
seperti, bentuk tempurungnya bulat
dan keras, tidak mempunyai insang,
memiliki duri primer dan duri
sekunder pada plat interambulakral.
Contoh spesies dari ordo ini adalah
Cidaris sp.
Filum Echinodermata 57
2. Ordo Echinothuroidea
Ordo Echinothuroidea memiliki
ciri ciri yaitu, tempurungnya lentur,
bagian dalam duri bolong seperti pipa,
permukaan duri halus dan licin,
biasanya memiliki insang kecil.
Contoh spesies dari ordo ini adalah
Echinothuria sp.
3. Ordo Diadematoidea
Ordo ini biasanya bercirikan,
tempurungnya keras atau lentur,
bagian dalam durinya bolong sepetri
pipa, terdapat duri – duri kecil di
permukaan duri. Contoh spesies dari
ordo ini adalah Diadema sp.
Filum Echinodermata 58
Gambar 33. Diadema sp.
4. Ordo Salenioida
Ordo Salenioida memiliki ciri
khusus yaitu memiliki pelat anal yang
besar sehingga anus tidak terletak di
tengah pericproct. Contoh spesies ini
adalah Acrosalenia sp.
Filum Echinodermata 59
5. Ordo Arbacioida
Ciri Khusus dari Ordo Arbacioida
adlah peripoctnya terdiri dari 4 atau 5
pelat. Contoh spesies dari ordo ini
adalah Arbacia punctulata.
6. Ordo Echinoida
Ordo Echinoida memiliki ciri –
ciri yaitu, tonjolan pada tempurung
tidak berpori dan alur tempat
insangnya dangkal. Contoh spesies
dari ordo ini adalah Echinus sp. dan
Strongylocetritus sp.
Filum Echinodermata 60
7. Ordo Clypeasrteroidea
Ciri khusus Ordo Clypeasrteroidea
adalah ambulakralnya lebih lebar
daripada interamburakral. Contoh
spesies dari ordo ini adalah Clypeaster
sp.
8. Ordo Spatongoida
Ordo Spatongoida memiliki ciri –
ciri bentuk tubuh oralnya agak
panjang, pusat oral bergeser ke
anterior, petaloid kadang – kadang
tersembunyi dalam alur. Contoh
spesies dari ordo Spatongoida adalah
Spatangus sp., Meoma sp., dan
Echinacardium sp.
Filum Echinodermata 61
Gambar 37. Spatangus sp.
Filum Echinodermata 62
- Kelas Holothuroidea
Filum Echinodermata 63
B. Karakteristik Kelas Holothuroidea
Beberapa Karakteristik yang dimiliki
oleh hewan kelas Holothuroidea dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Holothuroidea hidup di dasar laut,
bersembunyi di lumpur atau pasir.
2. Tubuhnya simetri bilateral, biasanya
memanjang.
3. Mulut terletak pada satu ujung dan anus
terletak pada ujung yang lain.
4. Mulut dikelilingi oleh sekumpulan
tentakel.
5. Permukaan tubuh kesat, tidak ada spina
atau duri.
6. Endoskeleton tereduksi berupa spikula
berukuran mikroskopis atau lempeng-
lempeng tertanam di dalam dinding tubuh.
7. Podia atau kaki tabung biasanya ada dan
berfungsi untuk pergerakan.
8. Hidup pada substrat pasir, dan lumpur
Filum Echinodermata 64
9. Memiliki habitat di perairan laut
10. Hidup bersembunyi di pasir dan
memperlihatkan ujung tubuhnya
Filum Echinodermata 65
1. Struktur Morfologi
Holothuroidea merupakan hewan
berbentuk memanjang dengan mulut
terletak satu ujung bagian depan
(anterior) dan anus terletak pada ujung
bagian belakang (posterior). Seperti pada
Echinodermata umumnya, tubuh teripang
adalah berbentuk simetri lima belahan
menjari (pentamerous radial symmetry)
dengan sumbu aksis mendatar
(horizontal). Namun bentuk simetri
tersebut termodifikasi oleh lempeng tegak
(dorsoventral plane) sehingga nampak
sebagai belahan simetri (bilateral
symmetry). Permukaan tubuhnya kesat
dengan endoskeleton tereduksi berupa
spikula berukuran mikroskopis atau
lempeng-lempeng tertanam didalam
dinding tubuh.
Filum Echinodermata 66
2. Struktur Anatomi
Tubuh Holothuroidea memiliki otot
melingkar dan otot memanjang.Gerakannya
tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak
memiliki lengan. Mulut teripang dikelilingi
oleh sekumpulan tentakel. Podia atau kaki
tabung biasanya ada dan berfungsi untuk
pergerakan. Saluran pencernaan makanan
berbentuk panjang dan berliku-liku dan
kloaka biasanya dengan pohon respirasi.
Jenis kelamin terpisah dan kelenjar kelamin
berupa berkas tubulus tunggal atau
berpasangan. Gerakannya tidak kaku,
fleksibel, lembut dan tidak memiliki lengan.
1. Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Kelas
Holothuroidea terdiri dari mulut, faring
primitif, esofagus, perut muscular,
intestinum, dan muskular rectum.
Saluran pencernaan makanan berbentuk
bulat panjang dan berliku-liku,
Filum Echinodermata 67
merentang di atas rongga tubuh dalam
selom dan kloaka biasanya dengan
pohon respirasi Kerongkongan pendek,
sambungan dari mulut ke lambung, usus
yang panjang dan berhubungan dengan
kloaka di daerah posterior.
2. Sistem Pernafasan
Sistem Penafasan dilakukan oleh
Menggunakan alat yang disebut pohon
respirasi karena terdiri dari dua saluran
utama yang bercabang dua. Muskular
rectum memompa air ke dalam saluran
pernafasan dan mengembalikannya ke
luar tubuh.
3. Sistem Saraf
Kelas Holothuroidea memiliki sistem
saraf radial sederhana yang terdiri dari
jaring-jaring saraf tanpa otak (pusat).
Sistem saraf ini terdiri dari cincin saraf
yang mengelilingi mulut dengan cabang-
cabang yang menuju ke setiap lengan.
Filum Echinodermata 68
4. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin biasanya terpisah
dan kelenjar kelamin berupa berkas
tubulus tunggal atau berpasangan.
Holothuroidea bersifat dioseus Fertilisasi
berlangsung secara eksternal. Zigot
berkembang menjadi larva yang simetris
bilateral bersilia. Proses pertumbuhan
larva pada Holothuroide terjadi melalui
dua fase larva, larva .yang tumbuh di fase
pertama adalah auricularia , selanjtnya
pada fase kedua, larva yang tumbuh
adalah larva doliolaria. Hewan ini juga
memiliki daya regenerasi yang tinggi
1. Ordo Dendrochirotida
Ordo ini memiliki tentakel yang
berjumlah 10-30 buah dan bercabang –
cabang banyak seperti bunga kol,
Filum Echinodermata 69
memiliki banyak kaki tabung, bentuk
sempurnanya terdapat pada seluruh
ambulakral, dan mempunyai pohon
respirasi. Contoh dari spesies ini adalah
Psolus sp.
2. Ordo Aspidochirotida
Ordo ini memiliki karakteristik , yaitu
memiliki 20 buah tentakel, memiliki
kaki tabung yang banyak dan tampak
jelas, dan mempunyai pohon
pernapasan. Contoh spesies ini adalah
Actinopyga sp.
Filum Echinodermata 70
Gambar 41. Psolus sp.
3. Ordo Dactylochirotida
Ordo ini memiliki ciri khusus
yaitu memiliki tentakel sederhana dan
tubuhnya terbungkus cangkang lentur.
Contoh spesiesnya adalah Cucumaria
sp.
Filum Echinodermata 71
4. Ordo Apodida
Ordo Apodida memiliki bentuk
tubuh panjang dan ramping seperti ular.
Memiliki 10-20 buah tentakel atau
bahkan tidak memiliki tentakel sama
sekali. Anggota ordo ini tidak memiliki
kaki tabung dan pohon pernapasan.
Contoh spesies dari ordo ini adalah
Chiridota sp.
5. Ordo Molpadida
Anggota ordo Molpadida memiliki
tubuh bagian posterior yang mengecil
seperti bentuk ekor, memiliki 15 buah
tentakel, kaki tabungnya hanya sebagai
anal papilla, dan mempunyai pohon
respirasi. Contoh spesies dari ordo ini
adlah Molpadida sp.
Filum Echinodermata 72
Gambar 44. Molpadida sp.
6. Ordo Elasipoda
Ordo ini memiliki bentuk tubuh yang
berbeda dengan timun laut pada
umumnya. Memiliki 10-20 buah
tentakel, memiliki sedikit kaki tabung,
mulut terletak pada bagian ventral,
tidak memiliki pohon respirasi. Contoh
spesies dari ordo ini adalah
Pelagothuria sp.
Filum Echinodermata 73
- Kelas Crinoidea
Filum Echinodermata 74
B. Karakteristik Kelas Crinoidea
Kelas Crinoidea dapat diidentifikasi
apabila memiliki karakteristik seperti ini:
1. Habitatnya di karang atau tumbuhan laut.
2. Bentuk tubuh seperti tumbuhan tapi ada
yang bertangkai dan ada yang
3. tidak.
4. Memiliki pinnula. Pinnula adalah lengan
yang panjang menyerupai daun,
5. berjumlah lima atau kelipatannya.
6. Beberapa jenis Crinoidea memiliki
tangkai yang berasal dari daerah
7. aboral, tangkai ini berfungsi untuk
melekatkan diri pada substrat.
8. Mulutnya terletak di daerah oral,
mengarah ke atas dan dikelilingi oleh
9. tentakel-tentakel halus yang disebut cirri.
10. Amburakral terletak di permukaan
oralnya.
Filum Echinodermata 75
11. Tidak memiliki madreporit, duri ataupun
pedicillariae.
12. Kaki tabungnya kurang mempunyai suber
(alat hisap).
13. Kulitnya tersusun dari zat kitin. Berwarna
mencolok
Filum Echinodermata 77
D. Sistem Fisiologi Kelas Crinoidea
1. Sistem Pencernaan
Crinoidea makan dengan
menyaring air, plankton masuk kedalam
celah ambulakral bersilia yang terdapat
pada lengan dan pinula, lalu disalurkan
kemulut. Mulut Crinoid terletak di
tengahbagian oral dan dikelilingi oleh
tangan-tangan. Makanan berupa plankton
dan detritus. Organ pencernaan ada di
calix. Makanan dibuang menggunakan
anus yang terletak di dekat mulut.
Filum Echinodermata 78
lalu kesaluran cincin yang dikelilingi otot
melingkar. Masuknya air menyebabkan
kontraksi otot untuk menggerakkan kaki
sehingga crinoidea dapat bergerak.
3. Sistem Reproduksi
Crinoidea bereproduksi secara
seksual dan merupakan hewan dioceus.
Gonad terletak pada pangkal beberapa
pinnule atau pangkal lengan serta
pembuahan di air laut atau dierami.
Pembuahan di air laut yaitu telur
dilekatkan pada pinula, kemudian menetas
jadi larva vitellaria yang tidak makan,
berenang bebas. Selanjutnya turun dan
melekat di substrat dan bermetamorfosis
jadi larva bertangkai kecil (larva
pentacrinoid) sampai enam minggu.
Beberapa bulan kemudian, ciri terbentuk,
mahkota melepaskan diri dari tangkai dan
hidup bebas.
Filum Echinodermata 79
E. Klasifikasi Kelas Crinoidea
1. Ordo Inadunata
2. Ordo Articulata
Mempunyai tangkai pada saat
masih muda, terdapat cirri pada dasar
tangkai pada hewan yang telah
dewasa. Lengannya panjang berjumlah
antara 5-25 buah, mempunyai
pinnulae, merupakan hewan
cosmopolitan. Contohnya, Antedon
tannela.
Filum Echinodermata 80
Gambar 48. Antedon tannela.
Filum Echinodermata 81
BAB III
PERANAN FILUM
ECHINODERMATA
Peranan Filum Echinodermata Terhadap
Ekosistem Laut
A. PerananMenguntungkan
1. Bulu babi merupakan sumber daya
perikanan yang bernilai tinggi secara
ekonomi. Gonadnya terdapat protein, lipid,
glikogen, kalsium, fosfor, vitamin A, B,
B2, B12, asam nikotinik, asam pantotenik,
Filum Echinodermata 83
asam folik dan karotin yang dapat
dimanfaatkan untuk sumber pangan dengan
kandungan gizi yang tinggi.
2. Embrio bulu babi dipakai untuk mengukur
toksisitas suatu bahan atau substansi di
perairan laut karena prosedur yang cepat,
sensitive dan biaya yang relatif murah.
3. Kehadiran lili laut di daerah terumbu
karang cukup khusus terutama pada
perputaran rantai makanan dalam
ekosistem terumbu karang tersebut karena
dikonsumsi oleh beberapa jenis ikan
karang.
4. Selain itu kehadiran lili laut di terumbu
karang akan menambah nilai keindahan
pada terumbu karang.
5. Teripang digemari karena memiliki
kandungan zat-zat obat (medicinal
properties), yang berkhasiat untuk
penyembuhan (curative), dan mempunyai
daya aphrodisiac.
Filum Echinodermata 84
B. PerananMerugikan
1. Beberapa bulu babi cenderung
menyebabkan karang depresi dan
beberapa spesies biasanya mampu
mempertinggi depresi dengan melubangi
batu karang serta materi kokoh lain yang
merupakan salah satu agen bio erosi yang
merusak terumbu karang.
2. Bintang laut sering memakan kerang
mutiara di tempat budidaya kerang
mutiara.
3. Achanbasther merupakan hama pada
terumbu karang karena memakan polip
Coelenterata.
4. Banyaknya pertumbuhan bulu babi
menandakan bahwa kondisi pantai sedang
tidak bagus
5. Duri pada bulu babi mengandung racun
yang apabila mauasia tertusuk durinya,
maka akan menyebabkan gatal – gatal,
pegal, dan nyeri di seluruh tubuh.
Filum Echinodermata 85
DAFTAR PUSTAKA
United Kingdom.
Filum Echinodermata 86
Kastawi. (2005). Zoologi Avertebrata. Malang:
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Filum Echinodermata 87
Nazar, M. (2017). Pola Distribusi Urchin
(Echinoidea) Pada Ekosistem Terumbu
Karang (Coral Reefs) Di Perairan Iboih
Kecamatan Sukakarya Kota Sabang
Sebagai Penunjang Praktikum Ekologi
Hewan. Skripsi. Banda Aceh: Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda
Aceh.
Filum Echinodermata 88
Toha, A.H.A. (2006). Ulasan Ilmiah: Manfaat
Bulu Babi (Echinoidea), Dari Sumber
Pangan Sampai Organisme Hias. Jurnal
Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia, Vol 13(1): 77-82.
Filum Echinodermata 89
LAMPIRAN
Filum Echinodermata 90
EPILOG
Filum Echinodermata 91
GLOSARIUM
bintang laut.
Silurian.
Filum Echinodermata 92
Crinozoa : Subfilum yang masih hidup sampai
tubuhnya.
setelah Kingdom.
Filum/ Divisi
Filum Echinodermata 93
Pediselaria : Kaki penjepit yang digunakan
makanan.
tulang belakang.
Filum Echinodermata 94
BIOGRAFI PENULIS
Filum Echinodermata 95
Rahma Amalia Annazah
atau yang biasa akrab
dipanggil Annazah, Rahma
Amalia, dan Anes ini lahir
di Jakarta pada tanggal 04
Mei 2000 dari pasangan
suami – istri, Iip Ripai dan
Nani Handayani. Annazah
merupakan anak pertama dari dua bersaudara
yang dimana ia dan adiknya sama- sama sudah
menduduki bangku kuliah. Selama kuliah , ia
tinggal bersama adiknya di sebuah kostan yang
terletak di Komplek Untirta Permai. Dan
rumahnya beralamat di Jl. Yos Sudarso, Kp.
Rawa Bamban, No. 73, RT/RW: 03/06, Kel.
Jurumudi Baru, Kecamatan Benda Kota
Tangerang, Banten. Annazah menempuh
pendidikan pertama di R.A. Al – Musyarofah
(2004-2006), SDN Jurumudi 2 (2006-2012),
SMPN 21 Kota Tagerang (2012-2015), SMAN 14
Kota Tangerang (2015-2018), dan sedang
menempuh S1 Jurusan Pendidikan Biologi di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2018-
sekarang).
Filum Echinodermata 96
Annazah ini biasa dikenal sebagai pribadi
yang ceria, suka memotivasi, kuat, berpendirian
teguh, dan selalu ingin tahu terhadap kehidupan
yang ia jalani saat ini. Annazah sangat hobi dalam
membaca buku ensiklopedia, menari, menyanyi
rap, olahraga, mengoleksi musik, mempelajari
bahasa asing. Annazah sekarang sudah menguasai
kurang lebih 5 bahasa Asing. Banyak organisasi
dan kepanitian yang sudah ia ikuti sejak SMA
sampai kuliah. Sekarang ia merupakan anggota
komisi 5 DPM KBM FKIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Filum Echinodermata 97
Penulis sekarang bertempat tinggal di Kp.Kalapa
Lima No.03 Rt.001/002 Desa Sukamanah
Kecamatan Baros Kabupaten Serang Provinsi
Banten.Penulis pertama kali masuk sekolah pada
tahun 2006 di Sekolah Dasar Negeri Baros 3 dan
lulus pada tahun 2012, setelah itu melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di MTs Negeri 1
Kota Serang hingga lulus pada tahun 2015,
kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Kota Serang,
Filum Echinodermata 98
Novitria Suci Widiawati
biasa dipanggil Novi, lahir di
Serang, Banten pada tanggal
21 November 1999. Ia adalah
anak ketiga dari empat
bersaudara. Novi menempuh
pendidikan taman kanak-
kanak di TK Ihsaniyah (2004-
2006), SDN Drangong I Serang (2006-2012),
SMPN 2 Kota Serang (2012-2015), SMAN 2
Kota Serang (2015-2018), dan saat ini sedang
menempuh S1 Jurusan Pendidikan Biologi di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Novi
memiliki hobi membaca, mendengarkan
musik, dan menonton.
Filum Echinodermata 99