Anda di halaman 1dari 121

FILUM

ECHINODERMATA
FILUM
ECHINODERMATA

Mengenal Filum Echinodermata Dari


Awal Mula Hingga Spesies Saat Ini

Written By:
IJAH KHADIJAH
RAHMA AMALIA ANNAZAH
APTA FATHUL AINI PRASYA
NOVITRIA SUCI WIDYAWATI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN AGENG
TIRTAYASA
UNDANG – UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA

PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak


mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau
memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan,


memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum
suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah)
Kenang-kenangan dari kami :

Ijah Khadijah, Rahma Amalia Annazah, Apta


Fathul Aini Prasya, Dan Novitria Suci Widyawati

Kepada Dosen Keanekaragaman Invertebrata


Kami:

1. Ibu Indria Wahyuni, S.Pd, M.Si.


2. Ibu Dr. Hj. Enggar Utari, M.Si.
UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah atas terbitnya buku ini,


kami ucapkan banyak – banyak terimakasih
kepada tuhan kami, Allah SWT yang senantiasa
memberikan hidayah-Nya, nikmat sehat wal’afiat
kepada kami untuk terus berkarya dalam
penulisan buku ini. Kemudian kepada kedua
orang tua kami, yang tak pernah lelah untuk
memberikan dukungan dan nasihat agar selalu
terus berusaha dan berkarya untuk penulisan buku
ini. Tak lupa juga kami berterimakasih kepada
dosen – dosen kami , khususnya dosen bidang
zoologi yang telah banyak memberikan ilmu
tentang dunia hewan invertebrata kepada kami
sehingga bisa membantu kami dalam mencari
sumber – sumber yang relevan untuk pembuatan
buku ini. Dan kepada pihak civitas akademika
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang sudah
memberikan ruang untuk mengajukan kreativitas
kami dalam membuat buku ini. Tanpa dukungan
dari berbagai pihak, mungkin buku ini tidak akan
pernah diterbitkan.
KATA PENGANTAR

Hewan invertebrata/ avertebrata


merupakan jenis hewan yang dilihat dari struktur
rongga tubuhnya tidak memiliki tulang belakang.
Istilah penyebutan jenis hewan ini dikemukakan
oleh Chevalier de Lamarck (1809). Hampir
semua isi bumi ini didominasi oleh hewan
invertebrata daripada hewan vertebrata karena
berbagai macam faktor seperti bentuk dan ukuran,
komposisi kimia, organisasi / sistem kehidupan,
metabolisme, struktur morfologi hewan, struktur
anatomi hewan, struktur fisiologi hewan, cara
reproduksi , cara hidup , habitat, dan sebagainya.
Faktor- faktor diatas juga mempengaruhi tata
naman dari setiap tingkat taksonomi hewan, baik
dari tingkat filum sampai ke tingkat spesies
sekalipun. Hewan invertebrata secara umum
terbagi menjadi 8 filum. Diantaranya, filum
Porifera, filum Coelenterata, filum
Platythelminthes, filum Nelmathelmintes, filum
Annelida, filum Mollusca, filum Arthropoda, dan
Filum Echinodermata. Filum Echinodermata
adalah jenis hewan yang ditandai dengan kulitnya
yang ditumbuhi dengan duri dan merupakan
hewan yang hidup di pantai yang airnya jernih
atau di laut sekalipun.

Buku ilmiah ini membahas tentang filum


Echinodermata yang memfokuskan pada
penjelasan umum filum echinodermata, sejarah
filum echinodermata, ciri – ciri filum
echinodermata, struktur morfologi dan anatomi
tubuh filum echinodermata, sistem fisiologi filum
echinodermata, klasifikasi filum echinodermata,
dan peranan filum echinodermata dalam
kehidupan sehari – hari.

Kami menyadari bahwa buku ini masih


banyak kekurangan bahkan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk bisa
perbaikan buku ini pada masa yang akan datang.
Demikian , kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan, penyusunan, hingga
penerbitan buku ini.
Serang, Mei 2020

Penulis

vi
PRAKATA

Tepatlah 313 tahun yang lalu, Bapak


Taksonomi Modern Carolus Linnaeus (1707 -
1778) meninggal dunia dan untuk mengenang
jasa beliau lahirlah sekarang buku ini di tengah –
tengah kesibukan Bangsa Indonesia
melaksanakan Pembangunan Nasional. Dalam
kurun waktu 3 abad lebih ini ilmu pengetahuan
tentang tata nama taksonomi makhluk hidup
mengalami keberagaman yang amat pesat,
sehingga tingkat taksonomi modern yang selalu
dijadikan pedoman tata nama makhluk hidup
sampai saat ini. Lalu, tata penamaan makhluk
hidup sesuai dengan tingkat klasifikasinya
diperluas oleh beberapa ilmuwan lain, seperti
Chevalier de Lamarck (1809) yang memfokuskan
tentang dasar klasifikasi baru bagi hewan dengan
memisahkan dalam dua kelompok besar, yaitu
hewan bertulang belakang (Vertebrata) dan
hewan tak bertulang belakang
(Avertebrata/Invertebrata) dan masih banyak
pembagian kelompok hewan lainnya yang
dikemukakan dalam buku karangannya “Filsafat
Zoologi”. Sehingga dengan penemuannya ini.
Kita dapat mengetahui berbagai jenis hewan
beserta tingkatan filum sampai spesiesnya.

Hewan Invertebrata umumnya tebagi


menjadi 8 filum, antara lain filum Porifera, filum
Coelenterata, filum Platythelminthes, filum
Nelmathelmintes, filum Annelida, filum
Mollusca, filum Arthropoda, dan Filum
Echinodermata. Filum Echinodermata yang
biasanya kita kenal sebagai kelas bintang laut ,
bulu babi, lili laut, dan teripang merupakan salah
satu jenis filum hewan ivertebrata yang menarik
untuk dipelajari. Karena disamping orang – orang
dapat mensyukuri akan indahnya ciptaan Allah
SWT, orang – orang akan lebih mengetahui
tentang ciri khas dari filum ini. Maka dari itu,
buku ini tidak hanya bermanfaat bagi kalangan
para pelajar sekolah tingkat menengah dan
mahasiswa fakultas / jurusan yang menekuni
ilmu Biologi saja. Tetapi, untuk masyarakat luas
yang banyak minat tentang hewan avertebrata air
dan ekologi air laut.
Isi buku ini sekilas akan terlihat cukup
rumit bagi orang awam, namun melalui
kemampuan literasi membaca yang dilakukan
secara kontinu diharapkan para pembaca akan
paham mengenai seluk – beluk hewan filum
echinodermata. Kami juga banyak – banyak
terimakasih kepada Ibu Indria Wahyuni, S.Pd,
M.Si dan Ibu Dr. Hj. Enggar Utari, M.Si. selaku
dosen mata kuliah keanekaragamam invertebrata
yang telah memberikan banyak bekal berupa ilmu
pengetahuan kepada kami tentang kehidupan
filum Echinodermata. Kami juga memberikan
penghargaan yang setinggi – tingginya kepada
pimpinan jurusan, pimpinan fakultas , dan
pimpinan universitas atas kerjasama yang baik
serta memberi peluang kepada mahasiswa untuk
selalu berkreatifitas dalam bidang menulis karya
ilmiah.

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................vi

Prakata.............................................................ix

Daftar Isi..........................................................x

Daftar Tabel....................................................xiii

Daftar Gambar................................................xiii

Pendahuluan...................................................xviii

Bab I Pengenalan Filum Echinodermata......1

Definisi Filum Echinodermata...............2

Sejarah Kemunculannya

Filum Echinodermata.............................3

Karakteristik Filum Echinodermata......15

Struktur Tubuh Filum Echinodermata..16

x
Sistem Fisiologi Tubuh

Filum Echinodermata...........................19

- Sistem Pencernaan.............................19

- Sistem Amburakral............................20

- Sistem Pernafasan Dan Sistem


Ekskresi.............................................21
- Sistem Saraf......................................22

- Sistem Sirkulasi Darah......................22

- Sistem Reproduksi............................22

Habitat dan Cara Hidup

FilumEchinodermata............................24

Bab II Klasifikasi Filum Echinodermata.....26

- Kelas Asteroidea................................27

- Kelas Ophiuroidea.............................41

xi
- Kelas Echinoidea...............................50

- Kelas Holothuroidea..........................63

- Kelas Crinoidea.................................74

Bab III Peranan Filum Echinodermata.......82

Peranan Filum Echinodermata

Terhadap Ekosistem Laut................83

Peranan Filum Echinodermata

Bagi Makhluk Hidup.......................83

Daftar Pustaka................................................86

Lampiran.........................................................90

Epilog..............................................................91

Glosarium........................................................92

Biografi Penulis..............................................95

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1...............................................................8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.........................................................3
Gambar 2.........................................................4
Gambar 3.........................................................5
Gambar 4.........................................................10
Gambar 5.........................................................11
Gambar 6.........................................................12
Gambar 7.........................................................13
Gambar 8.........................................................14
Gambar 9.........................................................15
Gambar 10.......................................................17
Gambar 11......................................................18
Gambar 12.......................................................21
Gambar 13.......................................................23
Gambar 14.......................................................25
Gambar 15.......................................................28
Gambar 16.......................................................30
Gambar 17.......................................................31

xiii
Gambar 18....................................................37
Gambar 19....................................................38
Gambar 20....................................................39
Gambar 21....................................................40
Gambar 22....................................................41
Gambar 23....................................................43
Gambar 24....................................................45
Gambar 25....................................................48
Gambar 26....................................................49
Gambar 27....................................................49
Gambar 28....................................................50
Gambar 29....................................................52
Gambar 30....................................................53
Gambar 31....................................................57
Gambar 32....................................................58
Gambar 33....................................................59
Gambar 34....................................................59
Gambar 35....................................................60
Gambar 36....................................................61
Gambar 37....................................................62
Gambar 38....................................................63
Gambar 39....................................................65
Gambar 40....................................................66
Gambar 41....................................................71
Gambar 42....................................................71
Gambar 43....................................................72

xiv
Gambar 44.......................................................73
Gambar 45.......................................................74
Gambar 46.......................................................75
Gambar 47.......................................................76
Gambar 48.......................................................80
Gambar 49.......................................................81

xv
PENDAHULUAN

Mungkin kita tahu ada salah satu hewan


yang tinggal ke dalam eksosistem laut selain ikan
adalah bintang laut dan landak laut (Bulu babi).
Kebanyakan dari salah satu hewan laut tersebut
sering ditemukan di dasar pantai atau laut dangkal
dengan bentuk tubuh yang unik dan warna yang
seringkali membuat kita terpukau. Namun,
seringkali kita menyamakan bintang laut dan
landak laut dengan ikan, padahal jika dilihat dari
bentuk tubuhnya sangat jauh dari morfologi ikan
pada umumnya. Misalnya, seperti ikan yang
bergerak dengan menggunakan siripnya, dan
kemungkinan bintang laut dan landak lautpun
bergerak dengan sirip juga.

Ilmu Zoologi telah memberikan banyak


pengetahuan tentang pengelompokkan hewan,
seperti hewan vertebrata dan hewan invertebrata
salah satunya. Hewan invertebrata sendiri
merupakan jenis hewan yang paling mendominasi
di muka bumi sejak jaman Paleozoikum. Rata –
rata dari hewan invertebrata sendiri hidup di
perairan laut, salah satunya seperti bintang laut
dan landak laut yang termasuk ke dalam Filum
Echinodermata. Semakin berkembangnya zaman
dan kondisi alam, semakin beragam pula jenis –
jenis hewan yang termasuk ke dalam filum
Echinodermata selain bintang laut dan landak laut
, seperti bintang ular, teripang, dan lili laut.

Filum Echinodermata sendiri masih


dikategorikan sebagai hewan invertebrata karena
bentuk rongga tubuh yang masih sederhana dan
tidak memiliki tulang belakang. Namun, para ahli
taksonomi banyak yang berpendapat bahwa filum
Echinodermata merupakan golongan avertebrata
yang memiliki tingkatan tertinggi, karena
memunyai banyak kesamaan dengan hewan
vertebrata apabila dilihat dari bentuk struktur
tubuhnya. Banyak hewan dari filum ini yang
memiliki bentuk tubuh yang unik, warna yang
membuatnya semakin indah dilihat, dan ukuran
duri yang bermacam – macam.
Mungkin sampai sekarang masih banyak
jenis – jenis hewan laut lain yang termasuk ke
dalam filum Echinodermata namun belum dapat
digolongkan secara pasti apakah hewan – hewan
laut tersebut merupakan salah satu hewan yang
masuk kedalam Filum Echinodermata atau tidak.
Maka dari itu, kita perlu mempelajari tentang
dasar – dasar materi tentang Filum
Echinodermata. Agar kita semakin tahu tentang
keanekaragaman hewan laut Filum
Echinodermata berdasarkan hal - hal yang sudah
ditetapkan para ahli taksonomi dalam
penggolongan kelas sampai spesies.

xviii
BAB I
PENGENALAN FILUM
ECHINODERMATA
Definisi Filum Echinodermata

Pernahkah kalian mendengar bintang laut,


bulu babi, dan teripang ? Apakah kalian pernah
menemukan hewan – hewan tersebut ketika
kalian sedang berada di pantai dan perairan laut
yang dangkal ?. Mungkin, beberapa dari kalian
ada yang sudah pernah menemukan hewan –
hewan tersebut, namun ada juga yang belum
menemukan bahkan belum tahu sama sekali
tentang hewan – hewan yang disebutkan diatas
atau seringkali menyamakan hewan tersebut
dengan ikan. Jadi, hewan – hewan laut seperti
bintang laut, bulu babi, dan teripang merupakan
salah satu contoh hewan yang termasuk kedalam
filum Echinodermata. Filum Echonodermata
adalah hewan invertebrata yang memiliki duri
pada permukaan kulitnya. Echinodermata berasal
dari bahasa Yunani yaitu Echinos yang artinya
duri dan Derma yang artinya kulit. Semua
echinodermata hidup di laut.

Filum Echinodermata 2
Kelompok hewan ini ditemukan di hampir
semua kedalaman laut. Sebagian besar spesies
mampu bergerak dengan merangkak dan sangat
lambat. Kelompok echinodermata yang sesil
hanyalah lili laut.

Gambar 1. Contoh Hewan Filum Echinodermata

Sejarah Terbentuknya Filum Echinodermata

Filum ini muncul di Era Paleozoikum,


periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000
spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies
yang sudah punah. Lima atau kelas (enam bila
Concentricycloidea dihitung) enam).

Filum Echinodermata 3
Nenek moyang Echinodermata hidup
sebelum periode Cambrion. Hewan
Echinodermata yang paling primitif merupakan
kelompok yang mempunyai tangkai dan
seluruhnya sudah punah.

Gambar 2. Furcaster palaeozoicus


Salah satu contoh fosil yang diketahui merupakan
hewan Echinodermata yang paling primitif.

Penemuan hewan Echinodermata pertama


kali ditemukan pada tahun 2010 yaitu sebuah
fosil bernama Herpetogaster oleh Burgess Shale.
Hewan Echinodermata ini memiliki ciri – ciri,
diantaranya bersifat lunak,

Filum Echinodermata 4
berbentuk cacing dengan dua tentakel panjang
yang dapat diasumsikan fungsinya yaitu dapat
menangkap makanan, sistem amburakral primitif
memiliki struktur seperti batang yang terdiri dari
tubuh yang bersifat lunak, tentakel, dan otot yang
menonjol. Berdasarkan hasil analisis filogenetik
dari hemichordata menunjukkan bahwa
echinodermata dan hemichordata muncul sekitar
533 juta tahun yang lalu. Adapun gambaran
kemunculan awal Echinodermata yang
diilustrasikan oleh Gambar 3.

Gambar 3. Kemunculan Echinodermata

Filum Echinodermata 5
Spesies pertama yang dikategorikan
sebagai hewan Echinodermata berdasarkan
fosilnya adalah Pleurocystites squamosus. Fosil
Crinoidea pertama yang diidentifikasi adalah
Ammpnicrinus wanneri dimana spesies ini
memiliki feeding arm untuk menangkap
makanan. Dan salah satu kelas dari
Echinodermata yang semua spesiesnya sudah
punah adalah kelas Stylophora yang bercirikan
memiliki bentuk tubuh yang cenderung pipih dan
asimetris. Salah satu spesies kelas Stylophora
yang sudah punah adalah Cothurnocytis elizae
yang ditemukan di wilayah Amerika Utara. Selain
Stylophora, ada pula kelas Edrioasteroidea, yang
dimana kelas ini merupakan salah satu kelas dari
Filum Echinodermata yang sudah punah. Ciri dari
kelas ini adalah bentuk tubuhnya menyerupai
cakram atau bantal yang simetris, hidup melekat
pada substrat anorganik. Contoh spesies dari
kelas Edrioasteroidea adalah Isorophus africanus.
Dan selanjutnya ada kemunculan kelas
Echinodermata lagi dari kelas Echinoidea,
Asteroidea, dan kelas Ophiuroidea yang sampai
sekarang keberadaan spesiesnya masih ada.

Filum Echinodermata 6
Kelas Holothuroidea merupakan kelas
Echinodermata yang Kemunculannya paling
akhir dibandingkan kelas Echinodermata yang
lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Rozhnov (2002), terdapat tujuh kelas
Echinodermata yang muncul pada Masa
Cambrian (545 juta tahun lalu). Selanjutnya,
terdapat dua kelas yang muncul di Masa
Ordovician (495 juta tahun lalu), dan yang
terakhir terdapat satu kelas yang muncul di Masa
Silurian (420 juta tahun lalu). Adapun
kemunculan kelas Echinodermata di beberapa
masa yang ditunjukkan oleh Tabel 1.

Filum Echinodermata 7
Tabel 1. Kemunculan Kelas Echinodermata

Umur Geologi Kelas Ecinodermata

Masa Cambrian Ctenocystoidea


(545 juta tahun lalu) Homoiostelea
Homostelea
Eocrinoidea
Helicoplacoidea
Edrioasteroidea
Stylophora
Masa Ordovician Paracrinoidea
(495 juta tahun lalu) Diploporita
Parablastoidea
Crinoidea
Coronata
Echinoidea
Ophiocystoides
Asteroidea
Cyclocystoidea
Ophiuroidea
Rhombifera
Holothuroidea
Masa Silurian Blastoidea
(420 juta tahun lalu)

Filum Echinodermata 8
Echinodermata dan Chordata adalah jenis
hewan yang berasal dari nenek moyang yang
sama jika ditinjau dari perkembangan embrionik
dan endoskeleton. Echinodermata dari awal
kemunculannya terbagi menjadi beberapa
subfilum. Beberapa dari subfilum ini ada yang
sudah punah, dan ada pula yang masih hidup
hingga sekarang. Subfilum Echinodermata yang
sudah punah diantaranya adalah Subfilum
Homalozoa dan Subfilum Blastozoa. Lalu,
beberapa subfilum Echinodermata yang hidup
sampai saat ini adalah Subfilum Crinozoa,
Subfilum Asterozoa, dan subfilum Echinozoa.

Pada subfilum Echinodermata yang sudah


punah seperti, subfilum Homalozoa dan subfilum
Blastozoa. Pada subfilum Homalozoa semua
spesiesnya sudah punah dan hidup di masa
Middle Cambrian hingga Middle Devonian
(365.000,000-570.000,00 tahun lalu) , memiliki
bentuk tubuh yang cenderung pipih dan asimetris.
Chauvelicystis vizcainoi dari kelas Stylophora
adalah salah satu contoh dari subfilum
Homalozoa.

Filum Echinodermata 9
Sedangkan pada filum Blastozoa, semua
spesiesnya juga sudah punah, hidup pada Masa
Cambrian ke Permian (sekitar 280.000.000-
540.000.000 juta tahun yang lalu), dan memiliki
bagian – bagian lunak dalam globular theca
(bilik) yang dilengkapi dengan alat pengumpul
makanan yang sederhana dan tegak (branchiola).
Salah satu kelas dari subfilum Blastozoa ini
adalah kelas Eocrinoidea dan salah satu contoh
spesiesnya adalah Paracryptocrinites bockelieri.

Gambar 4. Chauvelicystis vizcainoi (atas) dan


Paracryptocrinites bockelieri (bawah)

Filum Echinodermata 10
Pada Subfilum Echinodermata yang masih
hidup sampai saat ini dapat dijelaskan
karakteristinya sebagai berikut:

1. Subfilum Crinozoa
Subfilum Crinozoa adalah subfilum yang
didalamnya masih terdapat spesies yang hidup
hingga masa kini. Subfilum ini hidup di masa
Lower Ordovisium (500.000.000 tahun yang
lalu – saat ini). Memiliki ciri seperti tubuhnya
berbentuk mangkok kecil dengan lengan –
lengannya yang digunakan untuk menangkap
makanan. Salah satu kelas dari subfilum ini
adalah kelas Crinoidea , dan contoh spesies
dari subfilum Crinozoa adalah Oxycomantus
bennetti.

Gambar 5. Oxycomantus bennetti

Filum Echinodermata 11
2. Subfilum Asterozoa
Subfilum Asterozoa memiliki ciri –ciri,
yaitu tubuhnya memiliki simetris radial dan
beberbentuk seperti bintang, memiliki mulut
di tengah, memiliki 5 lengan, dan mulut
tabung dorsal. Subfilum ini sampai sekarang
masih hidup. Salah satu kelas pada subfilum
ini adalah kelas Asteroidea dan contoh spesies
dari filum ini adalah Fromia monilis).

Gambar 6. Fromia monilis

3. Subfilum Echinozoa
Subfilum Echinozoa hidup pada masa
Lower Cambrium pada sekitar 570.000.000
tahun yang lalu hingga sekarang. Memiliki
ciri bentuk tubuhnya simetris radial dengan
badan silinder globoid atau diskoid,

Filum Echinodermata 12
memiliki lengan atau tidak memiliki lengan
sama sekali. Salah satu kelas subfilum ini
adalah kelas Echinoidea , dan contoh
spesiesnya adalah Moroccodiscus smithi.

Gambar 7. Moroccodiscus smithi

Menurut Paul (1977), salah satu


alasan Echinodermata mengalami evolusi
adalah untuk beradaptasi dalam mencari
makan. Adapun perubahan bentuk tubuh
Echinodermata dapat digambarkan sebagai
berikut.

Filum Echinodermata 13
Gambar 8. Evolusi Bentuk Echinodermata Dari
Masa Lower Cambrian
Sampai Sekarang

Dan bentuk genus pada filum Echinodermata


masa kini adalah hasil evolusi dari genus –
genus terdahulu. Adapun hasil penelitian Paul
(1977) yang ditujukan oleh gambar 9.

Gambar 9. Perubahan Bentuk Echinodermata


(Genus)

Filum Echinodermata 14
Karakteristik Filum Echinodermata

Hewan Filum Echinodermata memiliki


Karakteristik sebagai berikut:
1. Tubuh tak bersegmen, simetri radial (dewasa),
simetri bilateral(larva), tubuh terbagi menjadi
5 belahan, bulat, silindris, atau seperti
bintang.
2. Triplobalstik, endoderm berasal dari bagian
mesoderm sehingga disebut endomesodermal.
3. Tidak mempunyai kepala.
4. Berangka dalam (endoskeleton).
5. Mempunyai sistem saluran air.
6. Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang
disebut enteroselus, selom berisi sel-sel
amubosit; pada tingkat larva sulom berfungsi
sebagai sistem saluran air.
7. Sistem pencernaan makanan biasanya
lengkap.
8. Sistem respirasi: insang kulit, kaki tabung,
pohon pernafasan, dinding tubuh, kloaka
(Kelas Holothuroidea); bursae (Kelas
Ophiuroidea).
9. Sistem peredaran darah terbatas di dalam
saluran selom (rongga tubuh).
10. Sistem syaraf terdiri atas cincin syaraf yang
melingkari bagian oral bercabang-cabang ke
arah radial.

Filum Echinodermata 15
11. Organ sensoris kurang begitu berkembang,
terdiri atas organtaktil, kemoreseptor, podia,
ujung tentakel, photoreseptor, dan statokist.
12. Tidak mempunyai organ ekskresi.
13. Alat kelaminnya terpisah (beberapa
hermaprodit) dengan ukuran gonad besar;
tunggal (Kelas Holothuroidea), tetapi
kebanyakan jumlahnya berlipat dengan
saluran yang sederhana.
14. Fertilisasi eksternal.
15. Larvanya dapat berenang bebas, pada
beberapa jenis disertai metamorfosis.
16. Daya regenerasinya tinggi.

Struktur Tubuh Filum Echinodermata

Seperti yang kita tahu bahwa Filum


Echinodermata memiliki bentuk tubuh yang
beragam sesuai dengan kelasnya dan merupakan
hewan tripoblastik. Ternyata, hewan filum ini
umumnya tidak memiliki kepala, dan tubuhnya
tersusun dalam sumbu oral dan aboral. Hewan
Echinodermata memiliki epidermis yang tipis
yang melapisi endoskeleton berupa lempengan
kapur yang keras, sebagian besar hewan
Echinodermata memiliki kulit yang tajam
dikarenakan adanya tonjolan rangka dan duri,

Filum Echinodermata 16
tubuhnya tidak bersegmen, dan bersimetri radial.
Hewan Echinodermata juga ada yang memiliki
lengan, ada juga yang tidak memiliki lengan sama
sekali, ada juga hewan filum Echinodermata yang
memiliki tentakel yang khususnya ada di kelas
Holothuroidea dan Ophiuroidea, beberapa hewan
filum Echinodermata juga memiliki kaki tabung
untuk bergerak, memiliki mulut yang berada di
tengah dan dibawah (Kelas Echinoidea) .

Gambar 10. Struktur tubuh hewan filum


Echinodermata berdasarkan kelas

Filum Echinodermata 17
Sistem Fisiologi Tubuh Filum Echinodermata

-) Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan makanan


hewan ini sudah sempurna.Sistem
pencernaan dimulai dari mulut yang
posisinya berada di bawah permukaan
tubuh.Kemudian makanan diteruskan
melalui faring, ke kerongkongan
kemudian ke lambung, lalu ke usus, dan
terakhir di anus.

Anus ini letaknya ada di


permukaan atas tubuh dan pada sebagian
Echinodermata tidak berfungsi.Pada
hewan ini lambung memiliki cabang lima
yang masing-masing cabang menuju ke
lengan.Di masing-masing lengan ini
lambungnya bercabang dua, tetapi
ujungnya buntu.

Gambar 11. Skema Sistem Pencernaan Pada


Filum Echinodermata

Filum Echinodermata 18
-) Sistem Amburakral

Sistem ini berfungsi untuk


bergerak, bernafas atau membuka mangsa
berupa cangkang kerang.Pada hewan ini
air laut masuk melalui lempeng dorsal
yang berlubang-lubang kecil (madreporit)
pada bagian aboral ( sisi punggung). Dari
Madreporit air menuju ke pembuluh /
saluran batu.Kemudian dilanjutkan ke
saluran cincin yang mempunyai cabang ke
lima tangannya. Dari Saluran cincin air
digerakkan ke saluran radial selanjutnya
ke saluran lateral.Pada setiap cabang
terdapat deretan kaki tabung dan
berpasangan dengan semacam gelembung
berotot atau disebut juga ampula.Dari
saluran lateral, air masuk ke ampula.Jadi
pangkal saluran itu berkahir di
ampula.Jika ampula yang penuh air itu
berkontraksi, maka air tertekan dan masuk
ke dalam kaki tabung (ujung ampula yang
tertekan).Akibatnya kaki tabung berubah
menjulur panjang.

Filum Echinodermata 19
Apabila hewan ini akan bergerak ke
sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah
kanan akan memegang benda di
bawahnya dan kaki lainnya akan
bebas.Selanjutnya ampula mengembang
kembali dan air akan bergerak berlawanan
dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah
kanan yang memegang objek tadi akan
menyeret tubuh hewan ini ke
arahnya.Begitulah cara hewan ini
bergerak.Di samping itu hewan ini juga
bergerak dalam air dengan menggunakan
gerakan lengan-lengannya.

Organ – organ yang berperan pada


sistem amburakral Hewan Filum
Echinodermata adalah :

- Madreporit yang merupakan lubang


tempat masuknya air dari luar tubuh.
- Saluran batu
- Saluran cincin
- saluran radial yang meluas ke seluruh
tubuh
- Saluran lateral
- Ampula
- Kaki tabung

Filum Echinodermata 20
Gambar 12. Sistem Amburakral Pada Filum
Echinodermata

-) Sistem Pernafasan Dan Sistem Ekskresi

Echinodermata bernafas
menggunakan paru - paru kulit atau
dermal branchiae (Papulae). Papulae yaitu
penonjolan dinding rongga tubuh (selom)
yang tipis.Tonjolan ini dilindungi oleh
silia dan Pediselaria. Pada Pediselaria,
bagian inilah terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida. Ada pula beberapa
jenis Echinodermata yang bernafas
dengan menggunakan kaki tabung.
Sisa-sisa metabolisme yang terjadi
di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh
amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal
branchiae untuk selanjutnya dilepas ke
luar tubuh.

Filum Echinodermata 21
-) Sistem Saraf

Karena Filum Echinodermata tidak


memiliki otak dan hanya memiliki
bebrapa saraf. Sistem saraf terdiri dari
cincin saraf pusat, tali saraf dan cabang
saraf pada bagian lengan-lengannya.
Sistem saraf pada Echinodermata dikenal
dengan saraf plexus.

-) Sistem Sirkulasi Darah

Sistem peredaran darah


Echinodermata umumnya tereduksi, sukar
diamati.Sistem peredaran darah terdiri
dari pembuluh darah yang mengelilingi
mulut dan dihubungkan dengan lima buah
pembuluh radial ke setiap bagian lengan.

-) Sistem Reproduksi

Echinodermata mempunyai
jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang
jantan dan betina.Fertilisasi terjadi di luar
tubuh, yaitu di dalam air laut.Telur yang
telah dibuahi akan membelah secara cepat
menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula.Gastrula ini
berkembang menjadi larva. Larva atau
disebut juga bipinnaria.

Filum Echinodermata 22
Larva Bipinaria berbentuk bilateral
simetri sehingga berbeda dengan
dewasanya Larva ini berenang bebas di
dalam air mencari tempat yang cocok
hingga menjadi branchidaria, Kemudian
branchidaria mengalami metamorfosis dan
akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa
bentuk tubuhnya berubah menjadi radial
simetri.

Gambar 13. Siklus hidup pada Bintang laut

Filum Echinodermata 23
Habitat dan Cara Hidup Filum
Echinodermata

Habitat Echinodermata dapat ditemui


hampir semua ekosistem laut dan hidup bebas.
Diketahui bahwa komunitas hewan
Echinodermata di alam bebas memiliki ukuran
populasi yang tidak sama karena dalam
komunitas itu ada interaksi spesies yang tinggi.
Sebagian besar anggota filum Echinodermata
beradaptasi untuk hidup diatas batu dan
menempel di substrat keras lainnya. Beberapa
jenis hewan Filum Echinodermata ada yang hidup
di daerah ekosistem terumbu karang seperti
bintang mengular , beberapa jenis bintang laut
seperti Linkia laevigata, beberapa jenis landak
laut, dan lili laut jenis Stephanometra indica.

Filum Echinodermata 24
Sedangkan hewan filum Echinodermata yang
hidup di daerah berpasir adalah teripang, bintang
laut jenis Archaster typicus dan Astroprctens
polychantus dan landak laut jenis dolar pasir
(Laganum laganum).

Gambar 14. Habitat Filum Echinodermata.


Laut (Kiri), daerah pasir (Kanan)

Filum Echinodermata 25
BAB II
KLASIFIKASI FILUM
ECHINODERMATA
Menurut Clark (1973) dalam Aziz (1996)
menyatakan bahwa kelompok dari filum
Echinodermata yang sudah berhasil diidentifikasi
adalah sekitar 6000 spesies. Berdasarkan bentuk
tubuhnya, Filum Echinodermata dibagi menjadi 5
kelas antara lain Kelas Asteroidea, Kelas
Ophiuroidea, Kelas Echinoidea, Kelas
Holothuroidea, dan Kelas Crinoidea. Yang
dimana setiap nama kelas pada filum
Echinodermata, selalu diakhiri dengan –idea yang
berasal dari kata eiodes yang artinya bentuk.

- Kelas Asteroidea

A. Definisi Asteroidea

Asteroidea berasal dari bahasa Yunani yaitu,


aster (bintang) dan oides (bentuk). Kelas
Asteroidea sendiri merupakan sekelompok
hewan avertebrata yang memiliki tubuh seperti
bintang. Biasanya, kelas Asteroidea ini kita
kenal sebagai bintang laut. Kelas Asteroidea ini
berasal dari subfilum Astrozoa yang sudah
hidup dari Masa Ordovician (495 juta tahun
lalu).

Filum Echinodermata 27
Gambar 15. Bintang Laut

B. Karakteristik Kelas Asteroidea

Kelas Asteroidea biasanya memiliki


karakteristik sebagai berikut:

1. Memiliki lima lengan (atau lebih) yang


memanjang dari cakram pusat.
2. Permukaan bagian bawah lengan itu
memiliki kaki tabung, yang masing –
masing berindak sebagai cakram penyedot
3. Memiliki bentuk tubuh yang bervarasi
sesuai dengan spesiesya masing – masing
4. Memiliki sistem vaskular air hidrolik

Filum Echinodermata 28
5. Memiliki daya Regenerasi tubuh yang tinggi
6. Tidak memiliki kepala
7. Memiliki bintik mata yang peka terhadap
sinar
8. Bergerak bebas dengan kaki tabung
9. Hidup di sepanjang pesisir pantai / di
perairan dangkal dan apat ditemukan di
batuan.
10. Warna tubuh asteroidea ada yang biru
kecoklatan, hitam , dan merah menyala
11. Memiliki duri yang pendek, keras, atau
tumpul di bagian aboral menghadap keatas
dan memiliki pediselaria
12. Memilik bagian oral (ventral) dan aboral
(dorsal) pada bagian tubuhnya
13. Terdapat madreporit dan anus dibagian
aboral
14. Memiliki mulut di bagian oral
15. Memiliki ukuran tubuh antara 12 cm- 24 cm
16. Dapat bereproduksi secara seksual maupun
aseksual dan merupakan hewan dioceus

Filum Echinodermata 29
C. Struktur Tubuh Pada Kelas Asteroidea

1. Struktur Morfologi

Gambar 16. Bagian – bagian tubuh pada Kelas


Asteroidea

Kelas Asteroidea merupakan


hewan pentamerous dan sebagian besar
spesies memiliki 5 lengan atau lebih.
Bagian tubuh Kelas Asteroidea terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu bagian oral
(ventral) dan aboral (dorsal). Pada bagian
aboral menghadap ke atas, terdapat banyak
duri yang pendek, keras, dan tumpul. Di
sekeliling duri, terdapat banyak pediselaria
yang berfungsi untuk untuk menjaga
permukaan tubuh dari puing – puing dan
berperan dalam proses penangkapan
makanan.

Filum Echinodermata 30
Terdapat juga anus dan madreporityang
berfungsi sebagai sistem ambruakral yang
letaknya berada di dekat cakram pusat.
Pada bagian oral atau ventral terdapat
mulut. Terdapat lengkung amburakral yang
terletak dari mulut menuju bagian lengan.
Di pinggir lengkung amburakral terdapat
duri dan kaki tabung. Terdapat juga tentakel
yang lunak di ujung lengan.

3. Struktur Anatomi

Gambar 17. Struktur Anatomi Kelas Asteroidea

Filum Echinodermata 31
Permukaan tubuh bintang laut ditutupi
oleh duri – duri yang membantu
mempertahankan diri dari serangan mangsa,
dan juga ditutupi insang – insang kecil untuk
melakukan pertukaran gas. Organ internal
bergantung pada mesentrium dalam selom
yang berkembang dengan baik. Saluran
pencernaan pendek memanjang dari mulut
pada bagian bawah cakram tengah hingga ke
anus pada bagian atas cakram. Kelenjar
pencernaan mengekskresikan getah
pencernaan untuk membantu dalam
penyerapan dan menyimpan nutrien. Cakram
tengah memiliki cincin saraf dan tali saraf
yang menjalar ke daerah lengan. Sistem
pembuluh air terdiri dari saluran cincin pada
cakram tengah dan lima saluran radial, yang
masing – masing terdapat di sepanjang
lengan dalam bentuk lekukan. Sistem itu
berhubungan dengan bagian luar melalui
madreporit yang mirip saringan.

Filum Echinodermata 32
Bagian bercabang dari masing-masing
saluran radial adalah ratusan kaki tabung
berotot dan berlubang yang penuh dengan
cairan yang terus berhubungan dengan sistem
pembuluh air yang lain. Masing – masing
pipa tabung itu terdiri atas ampula yang mirip
dengan bola dan podia penyedot (bagian
kaki). Podia atau kaki itu mengembang dan
menjulur untuk mengadakan kontak dengan
substrat ketika ampula memeras air
didalamnya.

D. Sistem Fisiologi Pada Kelas Asteroidea

1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan kelas
Asteroidea meliputi mulut, esofagus, perut
kardiak, lalu ke lambung ynag terdiri atas
dua bagian, yaitu cardiac dan pilorus, dan
pilorus cecum. Mulut bintang laut
dikontrol oleh otot dibeberapa spesies
yang dapat membuka lebar dan cukup
untuk menelan karang / setengah dari
lempengan.

Filum Echinodermata 33
Lalu makanan menuju ke esofagus yang
pendek , dan setelah itu menuju ke perut
yang besar dan dapat mengkerut secara
horizontal menjadi dua bagian, yaitu
kardiak yang berada di dekat mulut dan
pilorus yang terdapat di bagian permukaan
aboral, lalu setelah itu makanan dicerna
dengan pilorus cecum.

2. Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral biasanya
disebut juga dengan sistem pembuluh air.
Sistem pembuluh air dimulai dari
madereporit, yang akan diteruskan ke
saluran cincin melalui saluran batu. Lalu
menuju ke saluran radial, dan berlanjut ke
ampulla yang akan diteruskan ke kaki
tabung yang akan menyebabkan gerak
pada kelas Asteroidea (bintang laut).

Filum Echinodermata 34
3. Sistem Pernafasan dan Sistem Eksresi
Sistem Pernafasan dan sitem
ekskresi pada kelas Asteroidea sama –
sama menggunakan branchia dermalis/
papulla. Namun bedanya adalah, sistem
pernafasan melakukan pertukaran gas
dengan branchia dermalis/ papulla berupa
kantong tipis yang terletak di setiap kulit
lengan dan berupa tonjolah. Sedangan
sistem ekskresi biasanya sisa makanan/
kotoran dikeluarkan melalui branchia
dermalis/ papulla dan juga bisa
dikeluarkan melalui anus.
4. Sistem Saraf
Kelas Asteroidea memiliki sistem
saraf radial yang sederhana. Sistem saraf
pada kelas Asteroidea biasanya berupa
cincin saraf yang mengelilingi mulut dan
bercabang – cabang ke setiap lengan.
5. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada Kelas
asteroidea biasanya mengelilingi mulut
dan menyebar ke pembuluh radial lengan
dan sistem peredaran darah ini merupakan
bagian dari sistem amburakral.

Filum Echinodermata 35
6. Sistem Reproduksi
Bintang laut umunya bereproduksi
secara seksual, melakukan fertilisasi
secara eksternal. Bintang laut pada
umumnya memiliki jenis kelamin yang
terpisah. Bintang laut jantan
mengeluarkan sperma ke dalam air dan
bintang laut betina mengeluarkan telur ke
dalam air untuk proses pembuahan sampai
menghasilkan zigot yang kemudian akan
berkembang menjadi embrio (telur). Zigot
mengalami tahapan pembelahan sel yang
kemudian menjadi blastula , lalu
berkembang menjadi gastrula dan
berkembang menjadi larva yang disebut
bipinnaria yang kemudian akan
mengalami metamorfosis sehingga
menjadi bintang laut dewasa. Bintang laut
juga memiliki daya regenerasi yang tinggi.

Filum Echinodermata 36
E. Klasifikasi Kelas Asteroidea

Menurut Brusca & Brusca (2003), kelas


Asteroidea ini memiliki lima ordo atau bangsa
antara lain seperti :

1. Ordo Platyserida
Ordo Platyserida merupakan
kelompok ordo yang primitif, memiliki
kaki tabung tanpa penghisap. Contoh
anggota ordo ini adalah Luidia.

Gambar 18. Planaster sp.

2. Ordo Paxillosida
Anggota ordo Paxillosida ini
umumnya memiliki lima lengan, memiliki
kaki tabung yang terdiri dari dua baris
tanpa penghisap. Pediselarianya berbentuk
spiniform. Lempeng marginal terdiri atas
lempeng supermarginal dan infero
marginal.

Filum Echinodermata 37
Contoh anggota ordo ini adalah Astropecten.

Gambar 19. Astropecten irreguaris

3. Ordo Valvatida
Ordo Valvatida pada umumnya
memiliki lima lengan. Kaki tabung
biasanya terdiri dari dua baris dengan alat
penghisap. Pediselaria memiliki bentuk
yang berbeda – beda. Lempeng marginal
berkembang dengan baik. Contoh dari
ordo ini adalah Linckia, Culcita, dan
Protoreaster.

Gambar 20. Choriaster granulatus

Filum Echinodermata 38
4. Ordo Spinilosida
Ordo spinulosida memiliki duri –
duri halus yang terdapat di bagian aboral ,
memiliki kaki tabung dengan alat
penghisap namun tidak memiliki
pediselaria. Ordo Spinilosida tidak
mempuanyai lempeng marginal yang
jelas. Contoh dari ordo ini adlah
Crossaster, Echinaster, dan Henricia.

Gambar 21. Henricia sanguinolenta

5. Ordo Forcipulata
Anggota ordo forcipulata memiliki
pediselaria yang bertangkai. Biasanya
memiliki kaki tabung yang tersusun dari
empat baris dengan alat penghisap.
Namun, ordo ini tidak memiliki lempeng
marginal. Contoh anggota ordo
Forcipulata adalah Asterias, Heliaster,
Leptasterias, dan Pycnopodia.

Filum Echinodermata 39
Gambar 21. Asterias amurensis

Filum Echinodermata 40
- Kelas Ophiuroidea

A. Definisi Kelas Ophiuroidea

Kelas Ophiuroidea merupakan kelas


kelompok biota laut yang termasuk ke dalam
filum Echinodermata dan memiliki hubungan
kerabat dekat dengan bintang laut (Kelas
Asteroidea). Kelas Ophiuroidea ini biasa kita
kenal dengan Bintang ular/ Bintang mengular
karena ia bergerak dengan lengan yang fleksibel
, dan gerakan lengannya ini mirip dengan ular.
Kelas Ophiuroidea muncul sejak Masa
Ordovician (495 juta tahun lalu).

Gambar 22. Bintang Ular

Filum Echinodermata 41
B. Karakteristik Kelas Ophiuroidea

Ciri – ciri Kelas Ophiuroidea adalah


sebagai berikut :

1. Memiliki 5 lengan yang bentuknya


seperti cambuk

2. Memiliki cakram tengah yang jelas


terlihat dari lengan panjangnya sehingga
memudahkannya untuk bergerak.

3. Memiliki alat gerak berupa lengan

4. Pergerakannya mirip dengan hewan


simetri bilateral

5. Tidak memiliki madreporite dan anus,


sehingga sisa makanan/ kotorannya
dimuntahkan melalui mulutnya

6. Sangat aktif di malam hari dan hidup di


perairan yang bersuhu antara 27o – 30oC

7. Biasanya hidup bersembunyi di lumpur,


dan didalam celah dan lubang pada batu
atau karang

8. Memiliki daya regenerasi yang tinggi dan


dilakukan apabila dalam keadaan tertekan

Filum Echinodermata 42
9. Bersifat fototaksis negatif sehingga hidup
bersembunyi agar menghindari intensitas
cahaya yang kuat dan sebagai upaya
perlindungan dari predator.

10. Memiliki tahap larva yang disebut


dengan pluteus

C. Struktur Tubuh Pada Kelas Ophiuroidea

1. Struktur Morfologi

Gambar 23. Struktur Morfologi Kelas Ophiuroidea

Kelas Ophiuroidea memiliki


bentuk tubuh simetri pentradial dan
berbentuk cakram ,

Filum Echinodermata 43
yang dilindungi oleh cangkang kapur
berbentuk keping (Ossicle) dan dilapisi
dengan granula dan duri – duri. Tiap –
tiap lengan terdiri atas ruas – ruas yang
sama. Lengan pada bintang mngular ini
ramping dan mudah bergerak – gerak,
lengan pada kelas Ophiuroidea memiliki
dua tipe yaitu lengan sederhana dan
lengan bercabang. Lengan sederhana ini
tidak memiliki cabang sedangkan lengan
bercabang memiliki cabang pada
lengannya yang berfungsi sebagai
penyaring untuk memisahkan plankton
dari air. Kelas Ophiuroidea memiliki duri
dibagian lateral , Kelas Ophiuroidea ini
memiliki kaki tabung tanpa penghisap
yang berfungsi sebagai alat sensor dan
membantu proses respirasi. Mulutnya
terletak di pusat tubuh dan dikelilingi oleh
lima lempeng kapur yang berfungsi
sebagai rahang.

Filum Echinodermata 44
2. Struktur Anatomi

Gambar 24. Struktur Anatomi Kelas Ophiuroidea

Kelas Ophiuroidea tidak memiliki


anus dan madreporite pada bagian mulut
skeletonnya yang menghubungkan sistem
vaskular air dengan air laut di
sekelilingnya Pembukaan mullut
Ophiuroidea ditutupi oleh beberapa
rahang yang sesuai dengan jumlah lengan.
Ophiuroidea tidak memiliki lengkungan
pengisap. Ophiuroidea memiliki jaringan
kolagen yang dapat berubah apabila
mengalami autotomi.

Filum Echinodermata 45
Kemudian Ophiuroidea memiliki keping
lengan yang berfungsi sebagai microlensa
calcitic di atas jaringan peka cahaya.

D. Sistem Fisiologi Pada Kelas Ophiuroidea

1. Sistem Pencernaan
Ophiuroidea memiliki organ –
organ pencernaan seperti terdapat bola
cakram yang dimulai dari mulut yang
terletak di pusat tubuh yang dimana
makanan makanan dihentakkan dan
dibantu dengan tentakel, lalu makanan
dicerna didalam lambung yang berbentuk
kantung.

2. Sistem Pernafasan, Sistem Eksresi dan


Sistem Ambulakral
Ophiuroidea memiliki organ
respirasi yang terdiri dari lima pasang
kantung brusae yang juga berfungsi untuk
menerima saluran gonad. Karena
Ophiuroidea tidak memiliki anus,
Ophiuroidea membuang sisa makanan /
kotorannya dengan cara memuntahkan
sisa makanan/ kotoran tersebut melalui
mulutnya.

Filum Echinodermata 46
Ophiuroidea memiliki alur ambulakral
dibawah lengan dan tertutup sepenuhnya
oleh bagian kerangka keras.

3. Sistem Reproduksi
Kelas Ophiuroidea memiliki alat
kelamin yang terpisah dan melakukan
fertilisasi secara eksternal. Sel kelamin
akan dilepaskan kedalam air yang
kemudian hasil pembuahannya tumbuh
menjadi larva mikroskopis yang
lengannya bersilia (Pluteus) yang akan
mengalami metamorfosis menjadi bentuk
seperti bintang laut dan akhirnya menjadi
bintang ular.

E. Klasifikasi Kelas Ophiuroidea

Kelas Ophiuroidea ini memiliki


tiga ordo , diantaranya Oegophiurida,
Ophiurida, dan Phrynophiurida.

1. Ordo Oegophiurida
Kebanyakan spesies dari ordo ini
hidup di era Paleozoikum yang
dimana hampir semua spesies ini
punah.

Filum Echinodermata 47
Namun, hanya ada satu spesies Ordo
Oegophiurida yang hidup di laut
dalam, yaitu Ophiocanops sp.

Gambar 25. Ophiocanops sp

2. Ordo Ophiurida
Ordo Ophiuroda dapat dicirikan
dengan mempunyai lengan – lengan
yang sederhana dan berjumlah lima,
ossikula lengan bersendi dengan
lubang dan tonjolan, diskus dan lengan
tertutup oleh sisik – sisik. Duri – duri
pada lengan menuju lateral dan
dilanjutkan keluar atau keatas dari
ujung – ujung lengan, dan memiliki
madreporit tunggal. Contoh spesies
dari ordo ini adalah Ophiotrix sp.

Filum Echinodermata 48
Gambar 26. Ophiotrix fragilis

3. Ordo Phrynophiurida
Ordo ini memiliki pisin pusat yang
ditutupi oleh kulit, dan tameng
dibagian dorsal tangan tidak ada.
Contoh dari spesies ini adalah
Ophiomyxa sp. , dan Gorgonocephalus
sp.

Gambar 27. Grogonocephalus arcticus

Filum Echinodermata 49
- Kelas Echinoidea

A. Definisi Kelas Echinoidea

Echinoidea berasal dari kata echinos yang


berarti duri dan eidos yang berarti bentuk.
Kelas ini biasanya disebut dengan bulu babi/
landak laut. Kelas Echinoidea memiliki
subfilum Echinozoa dan Kelas ini sudah
hidup di Masa Lower Cambrium (sekitar
570.000.000 tahun yang lalu).

Gambar 28. Bulu Babi

B. Karakteristik Kelas Echinoidea

Echinoidea atau bulu babi tidak memiliki


lengan . Bulu babi ini umumnya berbentuk
menyerupai bola,dengan cangkang keras
berkapur dan dipenuhi dengan duri.

Filum Echinodermata 50
Namun adapula yang memiliki tubuh
berbentuk pipih. Ada yang memiliki duri
pendek maupun panjang, berduri runcing,
maupun tumpul. Mulut terletak dibagian
bawah menghadapap ke dasar laut,
sedangkan duburnya menghadap ke atas
puncak bulatan .Kelas Echinoidea berbentuk
bola atau pipih, tanpa lengan. Hidup pada
batuan atau lumpur di tepi pantai atau dasar
perairan. Makanannya adalah rumput laut,
dan hewan yang telah mati, biasanya
nocturnal. Permukaan tubuh hewan ini
berduri panjang.

Filum Echinodermata 51
C. Struktur Tubuh Kelas Echinoidea

1. Struktur Morfologi

Gambar 29. Struktur Morfologi Kelas Echinoidea

Tubuh Kelas Echinoidea terdiri dari


duri-duri panjang menutup tubuh. Tubuh
terbungkus oleh cangkang yang terdiri dari
lempengan-lempengan yang menyatu.
Mulut terletak dibawah dan ditengah-tengah
bagian mulut atau gigi merapat jadi satu
yang dilekatkan oleh sederetan bagian
untuk membentuk struktur yang dinamakan
lentera aristotle.

Filum Echinodermata 52
Lentera aristotle ini adalah himpunan gigi
yang terdapat pada banyak jenis kelas
Echinoidea, kaki tabung bersama dengan
duri digunakan untuk berjalan dan memiliki
kelamin yang terpisah (Romimohtarto,
2009).

Kelas Echinoidea biasanya


berukuran dari 6 sampai 12 cm, ukuran
terbesarnya bisa mencapai 36 cm. Semua
organ dari bulu babi ini terletak di dalam
cangkang. Permukaan cangkangnya
terdapat tonjolan-tonjolan bulat dan pendek
tempat menempelnya duri, pangkal duri
berlekuk ke dalam yang sesuai dengan
tonjolan pada cangkang, dengan adanya
otot penghubung maka duri dapat
digerakkan kesegala arah.

Filum Echinodermata 53
2. Struktur Anatomi

Gambar 30. Struktur Anatomi Kelas Echinoidea

Sistem anatomi landak laut terdiri


dari organ sistem respirasi, organ sistem
pencernaan dan organ sistem reproduksi.
Beberapa jenis Echinoidea memiliki
kelenjar racun. Di antara duri-duri terdapat
pedicellaria yang berfungsi untuk
membersihkan tubuh dan tuntuk
menangkap makanan kecil. Anus terletak di
pusat tubuh pada permukaan aboral.
Sedangkan mulut yang dilengkapi oleh lima
buah gigi terletak di daerah oral dan
madreporit terletak di daerah aboral.

Filum Echinodermata 54
Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh
sirkular, lima buah pembuluh tabung
telapak dengan ampula. Terdapat cincin
saraf dengan lima buah cabang dan sebuah
pleksus saraf.

D. Sistem Fisiologi Echinoidea

a. Sistem Pencernaan
Bagian mulut duri echinoideaterdapat
membran peristome yang di dalamnya
terdapat organ yang disebut Aristoteles
lantern yang berfungsi untuk mengambil
dan mengunyah makanan dari substrat.
Organ tersebut terhubung dengan saluran
pencernaan seperti faring, lambung, usus,
hingga ke anus.

b. Sistem Respirasi
Sistem respirasi Urchin dlakukan oleh 10
buah kantung-kantung insang yang terletak
di daerah sekitar mulut. Kantung insang ini
keluar dari bagian mulut didalam tubuhnya
untuk melakukan respirasi.

Filum Echinodermata 55
c. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas cincin


saraf yang mengelilingi mulut, lima saraf
radial (terdapat sepanjang saluran radial),
pleksus subepidermal, duri, dan pediselaria.
Cincin saraf berhubungan dengan tali saraf
pada saraf radial untuk proses penghantaran
implus pada sistem saraf.

d. Sistem Reproduksi

Kelas Echinoidea memiliki lima


buah gonad yang melekat pada sisi aboral,
masing – masing bermuara sebagian porus
genitalis pada papan genital. Mempunyai
alat kelamin terpisah, seperti testis pada
induk jantan yang menghasilkan sperma
dan ovum pada induk betina yang
menghasilkan telur. Kelas Echinoidea
melakukan fertilisasi secara eksternal.
Induk jantan terlebih dahulu mengeluarkan
sperma kemudian diikuti oleh pengeluaran
telur oleh betina. Pembelahan sel pada
umumnya berkelipatan dua. Pada saat fase
embrio, tubuhnya membentuk segitiga sama
kaki dan apabila telah mencapai fase
anakan akan mulai tampak tentakel –
tentakel dan duri – duri ,

Filum Echinodermata 56
selanjutnya dapat tumbuh hingga
organ tubuhnya menjadi lengkap pada saat
mencapai tahap dewasa.

E. Klasifikasi Kelas Echinoidea

Kelas Echinoidea dibagi menjadi 8 ordo


yaitu Cidaroidea, Echinothuroidea,
Diadematoidea, Salenioida, Arbacioida,
Echinoida, Clypeasrteroidea, dan
Spatongoida :

1. Ordo Cidaroidea
Ordo Cidaroidea memiliki ciri- ciri
seperti, bentuk tempurungnya bulat
dan keras, tidak mempunyai insang,
memiliki duri primer dan duri
sekunder pada plat interambulakral.
Contoh spesies dari ordo ini adalah
Cidaris sp.

Gambar 31. Cidaris sp.

Filum Echinodermata 57
2. Ordo Echinothuroidea
Ordo Echinothuroidea memiliki
ciri ciri yaitu, tempurungnya lentur,
bagian dalam duri bolong seperti pipa,
permukaan duri halus dan licin,
biasanya memiliki insang kecil.
Contoh spesies dari ordo ini adalah
Echinothuria sp.

Gambar 32. Echinothuria sp.

3. Ordo Diadematoidea
Ordo ini biasanya bercirikan,
tempurungnya keras atau lentur,
bagian dalam durinya bolong sepetri
pipa, terdapat duri – duri kecil di
permukaan duri. Contoh spesies dari
ordo ini adalah Diadema sp.

Filum Echinodermata 58
Gambar 33. Diadema sp.

4. Ordo Salenioida
Ordo Salenioida memiliki ciri
khusus yaitu memiliki pelat anal yang
besar sehingga anus tidak terletak di
tengah pericproct. Contoh spesies ini
adalah Acrosalenia sp.

Gambar 34. Acrosalenia sp.

Filum Echinodermata 59
5. Ordo Arbacioida
Ciri Khusus dari Ordo Arbacioida
adlah peripoctnya terdiri dari 4 atau 5
pelat. Contoh spesies dari ordo ini
adalah Arbacia punctulata.

Gambar 35. Arbacia sp.

6. Ordo Echinoida
Ordo Echinoida memiliki ciri –
ciri yaitu, tonjolan pada tempurung
tidak berpori dan alur tempat
insangnya dangkal. Contoh spesies
dari ordo ini adalah Echinus sp. dan
Strongylocetritus sp.

Gambar 35. Strongylocetritus sp.

Filum Echinodermata 60
7. Ordo Clypeasrteroidea
Ciri khusus Ordo Clypeasrteroidea
adalah ambulakralnya lebih lebar
daripada interamburakral. Contoh
spesies dari ordo ini adalah Clypeaster
sp.

Gambar 36. Clypeaster sp.

8. Ordo Spatongoida
Ordo Spatongoida memiliki ciri –
ciri bentuk tubuh oralnya agak
panjang, pusat oral bergeser ke
anterior, petaloid kadang – kadang
tersembunyi dalam alur. Contoh
spesies dari ordo Spatongoida adalah
Spatangus sp., Meoma sp., dan
Echinacardium sp.

Filum Echinodermata 61
Gambar 37. Spatangus sp.

Filum Echinodermata 62
- Kelas Holothuroidea

A. Definisi Kelas Holothuroidea

Holothuroidea berasal dari bahasa


Yunani, Holothurion (bentuk) dan eidos
(Bentuk). Holothuroidea adalah salah satu
hewan filum Echinodermata yang memiliki
tubuh berbentuk bulat panjang.
Holothuroidea ini biasa dikenal dengan
teripang. Kelas Holothuroidea merupakan
kelas terakhir yang termasuk ke dalam filum
Echinodermata yang hidup pada Masa
Ordovician (495 juta tahun lalu).

Gambar 38. Teripang

Filum Echinodermata 63
B. Karakteristik Kelas Holothuroidea
Beberapa Karakteristik yang dimiliki
oleh hewan kelas Holothuroidea dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Holothuroidea hidup di dasar laut,
bersembunyi di lumpur atau pasir.
2. Tubuhnya simetri bilateral, biasanya
memanjang.
3. Mulut terletak pada satu ujung dan anus
terletak pada ujung yang lain.
4. Mulut dikelilingi oleh sekumpulan
tentakel.
5. Permukaan tubuh kesat, tidak ada spina
atau duri.
6. Endoskeleton tereduksi berupa spikula
berukuran mikroskopis atau lempeng-
lempeng tertanam di dalam dinding tubuh.
7. Podia atau kaki tabung biasanya ada dan
berfungsi untuk pergerakan.
8. Hidup pada substrat pasir, dan lumpur

Filum Echinodermata 64
9. Memiliki habitat di perairan laut
10. Hidup bersembunyi di pasir dan
memperlihatkan ujung tubuhnya

C. Strukrur Tubuh Holothuroidea

Gambar 39. Morfologi dan Anatomi Holothuroidea:


(a) Struktur Tubuh Holothuroidea;
(b) Penampang Vertikal Tubuh Holothuroidea.

Filum Echinodermata 65
1. Struktur Morfologi
Holothuroidea merupakan hewan
berbentuk memanjang dengan mulut
terletak satu ujung bagian depan
(anterior) dan anus terletak pada ujung
bagian belakang (posterior). Seperti pada
Echinodermata umumnya, tubuh teripang
adalah berbentuk simetri lima belahan
menjari (pentamerous radial symmetry)
dengan sumbu aksis mendatar
(horizontal). Namun bentuk simetri
tersebut termodifikasi oleh lempeng tegak
(dorsoventral plane) sehingga nampak
sebagai belahan simetri (bilateral
symmetry). Permukaan tubuhnya kesat
dengan endoskeleton tereduksi berupa
spikula berukuran mikroskopis atau
lempeng-lempeng tertanam didalam
dinding tubuh.

Filum Echinodermata 66
2. Struktur Anatomi
Tubuh Holothuroidea memiliki otot
melingkar dan otot memanjang.Gerakannya
tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak
memiliki lengan. Mulut teripang dikelilingi
oleh sekumpulan tentakel. Podia atau kaki
tabung biasanya ada dan berfungsi untuk
pergerakan. Saluran pencernaan makanan
berbentuk panjang dan berliku-liku dan
kloaka biasanya dengan pohon respirasi.
Jenis kelamin terpisah dan kelenjar kelamin
berupa berkas tubulus tunggal atau
berpasangan. Gerakannya tidak kaku,
fleksibel, lembut dan tidak memiliki lengan.

D. Sistem Fisiologi Pada Kelas Holothuroidea

1. Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Kelas
Holothuroidea terdiri dari mulut, faring
primitif, esofagus, perut muscular,
intestinum, dan muskular rectum.
Saluran pencernaan makanan berbentuk
bulat panjang dan berliku-liku,

Filum Echinodermata 67
merentang di atas rongga tubuh dalam
selom dan kloaka biasanya dengan
pohon respirasi Kerongkongan pendek,
sambungan dari mulut ke lambung, usus
yang panjang dan berhubungan dengan
kloaka di daerah posterior.

2. Sistem Pernafasan
Sistem Penafasan dilakukan oleh
Menggunakan alat yang disebut pohon
respirasi karena terdiri dari dua saluran
utama yang bercabang dua. Muskular
rectum memompa air ke dalam saluran
pernafasan dan mengembalikannya ke
luar tubuh.

3. Sistem Saraf
Kelas Holothuroidea memiliki sistem
saraf radial sederhana yang terdiri dari
jaring-jaring saraf tanpa otak (pusat).
Sistem saraf ini terdiri dari cincin saraf
yang mengelilingi mulut dengan cabang-
cabang yang menuju ke setiap lengan.

Filum Echinodermata 68
4. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin biasanya terpisah
dan kelenjar kelamin berupa berkas
tubulus tunggal atau berpasangan.
Holothuroidea bersifat dioseus Fertilisasi
berlangsung secara eksternal. Zigot
berkembang menjadi larva yang simetris
bilateral bersilia. Proses pertumbuhan
larva pada Holothuroide terjadi melalui
dua fase larva, larva .yang tumbuh di fase
pertama adalah auricularia , selanjtnya
pada fase kedua, larva yang tumbuh
adalah larva doliolaria. Hewan ini juga
memiliki daya regenerasi yang tinggi

E. Klasifikasi Kelas Holothuroidea

Kelas Holothurioidea dibedakan


dalam enam bangsa (ordo) yaitu
Dendrochirotida, Aspidochirotida,
Dactylochirotida, Apodida, Molpadida,
dan Elasipoda.

1. Ordo Dendrochirotida
Ordo ini memiliki tentakel yang
berjumlah 10-30 buah dan bercabang –
cabang banyak seperti bunga kol,

Filum Echinodermata 69
memiliki banyak kaki tabung, bentuk
sempurnanya terdapat pada seluruh
ambulakral, dan mempunyai pohon
respirasi. Contoh dari spesies ini adalah
Psolus sp.

Gambar 40. Psolus sp.

2. Ordo Aspidochirotida
Ordo ini memiliki karakteristik , yaitu
memiliki 20 buah tentakel, memiliki
kaki tabung yang banyak dan tampak
jelas, dan mempunyai pohon
pernapasan. Contoh spesies ini adalah
Actinopyga sp.

Filum Echinodermata 70
Gambar 41. Psolus sp.

3. Ordo Dactylochirotida
Ordo ini memiliki ciri khusus
yaitu memiliki tentakel sederhana dan
tubuhnya terbungkus cangkang lentur.
Contoh spesiesnya adalah Cucumaria
sp.

Gambar 42. Cucumaria sp.

Filum Echinodermata 71
4. Ordo Apodida
Ordo Apodida memiliki bentuk
tubuh panjang dan ramping seperti ular.
Memiliki 10-20 buah tentakel atau
bahkan tidak memiliki tentakel sama
sekali. Anggota ordo ini tidak memiliki
kaki tabung dan pohon pernapasan.
Contoh spesies dari ordo ini adalah
Chiridota sp.

Gambar 43. Chiridota sp.

5. Ordo Molpadida
Anggota ordo Molpadida memiliki
tubuh bagian posterior yang mengecil
seperti bentuk ekor, memiliki 15 buah
tentakel, kaki tabungnya hanya sebagai
anal papilla, dan mempunyai pohon
respirasi. Contoh spesies dari ordo ini
adlah Molpadida sp.

Filum Echinodermata 72
Gambar 44. Molpadida sp.

6. Ordo Elasipoda
Ordo ini memiliki bentuk tubuh yang
berbeda dengan timun laut pada
umumnya. Memiliki 10-20 buah
tentakel, memiliki sedikit kaki tabung,
mulut terletak pada bagian ventral,
tidak memiliki pohon respirasi. Contoh
spesies dari ordo ini adalah
Pelagothuria sp.

Gambar 45. Pelagothuria sp.

Filum Echinodermata 73
- Kelas Crinoidea

A. Definisi Kelas Crinoidea

Crinoidea berasal dari kata Crinon


yang berarti lili dan eidos yang
artinya bentuk. Crinoidea disebut lilia laut
sebab bentuknya seperti bunga lili. Crinoidea
merupakan kelas dari subfilum Crinozoa
yang hidup dari zaman masa Lower
Ordovisium (500.000.000 tahun yang lalu).
Crinoidea adalah satu-satunya
Echinodermata yang masih mempunyai
bentuk tubuh mirip dengan nenek
moyangnya, yaitu bagian oral menghadap
keatas.

Gambar 46. Lili Laut

Filum Echinodermata 74
B. Karakteristik Kelas Crinoidea
Kelas Crinoidea dapat diidentifikasi
apabila memiliki karakteristik seperti ini:
1. Habitatnya di karang atau tumbuhan laut.
2. Bentuk tubuh seperti tumbuhan tapi ada
yang bertangkai dan ada yang
3. tidak.
4. Memiliki pinnula. Pinnula adalah lengan
yang panjang menyerupai daun,
5. berjumlah lima atau kelipatannya.
6. Beberapa jenis Crinoidea memiliki
tangkai yang berasal dari daerah
7. aboral, tangkai ini berfungsi untuk
melekatkan diri pada substrat.
8. Mulutnya terletak di daerah oral,
mengarah ke atas dan dikelilingi oleh
9. tentakel-tentakel halus yang disebut cirri.
10. Amburakral terletak di permukaan
oralnya.

Filum Echinodermata 75
11. Tidak memiliki madreporit, duri ataupun
pedicillariae.
12. Kaki tabungnya kurang mempunyai suber
(alat hisap).
13. Kulitnya tersusun dari zat kitin. Berwarna
mencolok

C. Struktur Morfologi Dan Anatomi Tubuh


Kelas Crinoidea

Gambar 47 Struktur tubuh Crinoidea: (a)


crinoid sessile; (B) bintang bulu Antedon,
crinoid motil;
(c) bagian lengan melintang, Antedon; (D)
bagian vertikal dari crinoid disc.
.
Filum Echinodermata 76
Crinoidea memiliki dua tipe, ada yang
bertangkai disebut sebab bentuknya seperti
bunga lili, dan ada yang tak bertangkai yang
biasanya disebut bintang bulu (feather star)
sebab bentuk lengannya mirip bulu unggas.
Tubuh Crinoidea tersusun atas zat kitin yang
terdiri atas calyx, semacam mangkuk mungil
yang tersusun dari pelat-pelat kapur serta buah
tangan yang panjang dan lentur yang melekat
pada dasar laut dengan bantuan akar (cirri).
Dari calyx itu akan tersembul lima lengan yang
lentur, memiliki bagian tentakel yang pendek
dan masing-masing mempunyai pinnulae yang
banyak sehingga mirip dengan bulu burung
yang terurai.Lekuk amburakral terdapat baik
padatangan cabang maupun pinnul. Beberapa
jenis lili laut memiliki stalk (tangkai) yang
berasal dari daerah aboral dari calyx. Tangkai
(stalk) berfungsi sebagai alat melekat pada dasar
laut, seolah-olah sebagai batang dengan akar.

Filum Echinodermata 77
D. Sistem Fisiologi Kelas Crinoidea
1. Sistem Pencernaan
Crinoidea makan dengan
menyaring air, plankton masuk kedalam
celah ambulakral bersilia yang terdapat
pada lengan dan pinula, lalu disalurkan
kemulut. Mulut Crinoid terletak di
tengahbagian oral dan dikelilingi oleh
tangan-tangan. Makanan berupa plankton
dan detritus. Organ pencernaan ada di
calix. Makanan dibuang menggunakan
anus yang terletak di dekat mulut.

2. Sistem Pembuluh Air


Sistem pembuluh airnya
sederhana, tidak ada madeprodit maupun
ampula, saluran cincin mengelilingi
mulut, saluran batu pendek dan banyak
dan berhubungan dengan rongga tubuh.
Air masuk ke pori, kemudian menuju
kesaluran batu,

Filum Echinodermata 78
lalu kesaluran cincin yang dikelilingi otot
melingkar. Masuknya air menyebabkan
kontraksi otot untuk menggerakkan kaki
sehingga crinoidea dapat bergerak.

3. Sistem Reproduksi
Crinoidea bereproduksi secara
seksual dan merupakan hewan dioceus.
Gonad terletak pada pangkal beberapa
pinnule atau pangkal lengan serta
pembuahan di air laut atau dierami.
Pembuahan di air laut yaitu telur
dilekatkan pada pinula, kemudian menetas
jadi larva vitellaria yang tidak makan,
berenang bebas. Selanjutnya turun dan
melekat di substrat dan bermetamorfosis
jadi larva bertangkai kecil (larva
pentacrinoid) sampai enam minggu.
Beberapa bulan kemudian, ciri terbentuk,
mahkota melepaskan diri dari tangkai dan
hidup bebas.

Filum Echinodermata 79
E. Klasifikasi Kelas Crinoidea

Kelas Crinoidea yang masih hidup


hingga saat ini terdapat dua ordo, yaitu
Inadunata dan Articulata

1. Ordo Inadunata

Gambar 48. Inadunata

2. Ordo Articulata
Mempunyai tangkai pada saat
masih muda, terdapat cirri pada dasar
tangkai pada hewan yang telah
dewasa. Lengannya panjang berjumlah
antara 5-25 buah, mempunyai
pinnulae, merupakan hewan
cosmopolitan. Contohnya, Antedon
tannela.

Filum Echinodermata 80
Gambar 48. Antedon tannela.

Filum Echinodermata 81
BAB III
PERANAN FILUM
ECHINODERMATA
Peranan Filum Echinodermata Terhadap
Ekosistem Laut

Echinodermata ialah jenishewan yang


memiliki peran utama dalam pemeliharaan
keseimbangan ekosistem, terutama ekosistem
bahari .Hal ini dikarenakan filum Echinodermata
sangat berperan dalam daur energy dengan
mencerna bahan organik yang masuk kedalam
laut. Oleh sebab itu, hewan jenis Echinodermata
dianggap sebagai pembersih pantai.

Peranan Filum Echinodermata Bagi Makhluk


Hidup

A. PerananMenguntungkan
1. Bulu babi merupakan sumber daya
perikanan yang bernilai tinggi secara
ekonomi. Gonadnya terdapat protein, lipid,
glikogen, kalsium, fosfor, vitamin A, B,
B2, B12, asam nikotinik, asam pantotenik,

Filum Echinodermata 83
asam folik dan karotin yang dapat
dimanfaatkan untuk sumber pangan dengan
kandungan gizi yang tinggi.
2. Embrio bulu babi dipakai untuk mengukur
toksisitas suatu bahan atau substansi di
perairan laut karena prosedur yang cepat,
sensitive dan biaya yang relatif murah.
3. Kehadiran lili laut di daerah terumbu
karang cukup khusus terutama pada
perputaran rantai makanan dalam
ekosistem terumbu karang tersebut karena
dikonsumsi oleh beberapa jenis ikan
karang.
4. Selain itu kehadiran lili laut di terumbu
karang akan menambah nilai keindahan
pada terumbu karang.
5. Teripang digemari karena memiliki
kandungan zat-zat obat (medicinal
properties), yang berkhasiat untuk
penyembuhan (curative), dan mempunyai
daya aphrodisiac.

Filum Echinodermata 84
B. PerananMerugikan
1. Beberapa bulu babi cenderung
menyebabkan karang depresi dan
beberapa spesies biasanya mampu
mempertinggi depresi dengan melubangi
batu karang serta materi kokoh lain yang
merupakan salah satu agen bio erosi yang
merusak terumbu karang.
2. Bintang laut sering memakan kerang
mutiara di tempat budidaya kerang
mutiara.
3. Achanbasther merupakan hama pada
terumbu karang karena memakan polip
Coelenterata.
4. Banyaknya pertumbuhan bulu babi
menandakan bahwa kondisi pantai sedang
tidak bagus
5. Duri pada bulu babi mengandung racun
yang apabila mauasia tertusuk durinya,
maka akan menyebabkan gatal – gatal,
pegal, dan nyeri di seluruh tubuh.

Filum Echinodermata 85
DAFTAR PUSTAKA

Adun, R. (2011). Zoologi Invertebrata. Jakarta :


Rineka Cipta.

Aziz, A., Herri S., dan Supardi. (1991). Beberapa


Catatan Mengenai Kehidupan Lili Laut.

Oseana, Vol. 16 (3): 17-24.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G.


(2003). Biologi Jilid 2 Edisi Kelima.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Darsono, P. (2007). Teripang (Holothuroidea):


Kekayaan Alam Dalam Keragaman Biota

Laut. Oseana, Vol. 32 (2) : 1-10.

Harris, P.T. & E., Baker. (2020). Seafloor

Geomorphology as Benthic Habitat. Elseiver:

United Kingdom.

Filum Echinodermata 86
Kastawi. (2005). Zoologi Avertebrata. Malang:
FMIPA Universitas Negeri Malang.

Maleko, M.C., H. Achmad R., dan Muchlis D.


(2017). Keanekaragaman Echinodermata di
Peraiaran Pantai Labuan Desa Montop
Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten
Banggai Kepulauan dan Implementasinya
Sebagai Media Pembelaaran Biologi. e-JIP
BIOL Vol. 5 (1): 72-78.

Moore, J. (2006). An Introduction to the


Invertebrates. New York: Cambridge
University Press.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S.


Hammond, and T. A. Dewey. (2020). The
Animal Diversity Web. online:
https://animaldiversity.org. (diakses pada
Sabtu, 30 Mei 2020 pukul 2:14 WIB).

Filum Echinodermata 87
Nazar, M. (2017). Pola Distribusi Urchin
(Echinoidea) Pada Ekosistem Terumbu
Karang (Coral Reefs) Di Perairan Iboih
Kecamatan Sukakarya Kota Sabang
Sebagai Penunjang Praktikum Ekologi
Hewan. Skripsi. Banda Aceh: Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda
Aceh.

Nurhadi, dan Febri Y. (2018). Buku Ajar


Taksonomi Invertebrata. Yogyakarta:
Deepublish.

Radjab, A. W. (2001). Reproduksi Dan Siklus


Bulu Babi (Echinoidea). Jurnal Oseana.
Vol. 26 (3): 25-36.

Risa, dan Dwi R. (2017). Fisiologi Hewan .


Surabaya : Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel.

Suwigyo. (1998). Avertebrata Air. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Filum Echinodermata 88
Toha, A.H.A. (2006). Ulasan Ilmiah: Manfaat
Bulu Babi (Echinoidea), Dari Sumber
Pangan Sampai Organisme Hias. Jurnal
Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia, Vol 13(1): 77-82.

Filum Echinodermata 89
LAMPIRAN

Skema Sistem Ambulakral pada Kelas Asteroidea

Skema Ssistem Reproduksi Kelas Asteroidea

Filum Echinodermata 90
EPILOG

Filum Echinodermata merupakan filum


yang memiliki kekerabatan dengan vertebrata jika
dilihat dari struktur tubuhnya. Filum
Echinodermata memiliki 5 kelas yang sudah ada
sejak Masa Ordovician. Beberapa dari kelas
tersebut merupakan turunan dari subfilum seperti
Kelas Asteroidea yang merupakan turunan dari
subfilum Asterozoa, Kelas Echinoidea yang
merupakan turunan dari subfilum Echinozoa, dan
Kelas Crinoidea yang merupakan turunan dari
subfilum Crinozoa. Masing – masing Kelas
memilki ordo dan spesies yang beragam
bentuknya. Dan filum Echinodermata ini
merupakan kunci dari keseimbangan ekositem
laut.

Filum Echinodermata 91
GLOSARIUM

Ambulakral : Sistem embuluh air yang berfungsi

sebagai alat gerak , sistem respirasi,

sistem ekskresi dan sistem sirkulasi

Asteroidea: Kelas pada Filum Echinodermata

yang memiliki bentuk tubuh seperti

bintang laut.

Blastoidea : Kelas dari filum Echinodermata yang

sudah punah dan hidup pada masa

Silurian.

Blastula : Tahap pembentukkan embrio setelah

tahap pembelahan sel.

Filum Echinodermata 92
Crinozoa : Subfilum yang masih hidup sampai

sekarang yang bentuk tubuhnya

mirip seperti bunga lili.

Echinodermata : Jenis hewan tingkatan filum

yang memiliki duri di tubuhya.

Echinoidea : Kelas pada flim Echinodermata

yang berbetuk tempurung

dengan duri di sekujur

tubuhnya.

Filum : Tingkatan klasifikasi hewan

setelah Kingdom.

Invertebrata : Jenis hewan yang tidak

memiliki tulang belakang.

Kelas : Tingkatan taksonomi setelah

Filum/ Divisi

Filum Echinodermata 93
Pediselaria : Kaki penjepit yang digunakan

untuk melindungi insang

dermal, dan untuk menangkap

makanan.

Vertebrata : Jenis hewan yang memiliki

tulang belakang.

Zoologi : Ilmu yang mempelajri tentang hewan

Filum Echinodermata 94
BIOGRAFI PENULIS

Ijah Khadijah lahir pada


tanggal 2 februari 2000 , saat
ini ijah sedang menempuh
pendidikan S1 jurusan
Pendidikan Biologi di
Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Tahun 2018-2022.
Ijah juga Aktif dalam berbagai
komunitas di kampus terutama komunitas yang
menaungi jurusannya sendiri. Selain aktif di
komunitas kampus Ijah senang sekali membaca
novel terutama yang bergenre fantasi. Membaca
novel dapat membuat ia rileks sejenak pada tugas
kampus dan kegaitan kampus lainnya. Ia
memiliki sifat yang pemalu cenderung introvert
dan tak mudah bergaul dengan yang lain maka
dari itu untuk mengurangi rasa malu dan
introvertnya dia mencoba untuk masuk berbagai
komunitas dengan harapan dapat meminimalisir
rasa malu dan insecure dan introvertnya .

Filum Echinodermata 95
Rahma Amalia Annazah
atau yang biasa akrab
dipanggil Annazah, Rahma
Amalia, dan Anes ini lahir
di Jakarta pada tanggal 04
Mei 2000 dari pasangan
suami – istri, Iip Ripai dan
Nani Handayani. Annazah
merupakan anak pertama dari dua bersaudara
yang dimana ia dan adiknya sama- sama sudah
menduduki bangku kuliah. Selama kuliah , ia
tinggal bersama adiknya di sebuah kostan yang
terletak di Komplek Untirta Permai. Dan
rumahnya beralamat di Jl. Yos Sudarso, Kp.
Rawa Bamban, No. 73, RT/RW: 03/06, Kel.
Jurumudi Baru, Kecamatan Benda Kota
Tangerang, Banten. Annazah menempuh
pendidikan pertama di R.A. Al – Musyarofah
(2004-2006), SDN Jurumudi 2 (2006-2012),
SMPN 21 Kota Tagerang (2012-2015), SMAN 14
Kota Tangerang (2015-2018), dan sedang
menempuh S1 Jurusan Pendidikan Biologi di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2018-
sekarang).

Filum Echinodermata 96
Annazah ini biasa dikenal sebagai pribadi
yang ceria, suka memotivasi, kuat, berpendirian
teguh, dan selalu ingin tahu terhadap kehidupan
yang ia jalani saat ini. Annazah sangat hobi dalam
membaca buku ensiklopedia, menari, menyanyi
rap, olahraga, mengoleksi musik, mempelajari
bahasa asing. Annazah sekarang sudah menguasai
kurang lebih 5 bahasa Asing. Banyak organisasi
dan kepanitian yang sudah ia ikuti sejak SMA
sampai kuliah. Sekarang ia merupakan anggota
komisi 5 DPM KBM FKIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.

Apta Fathul Aini Prasya atau


biasa dipanggil Apta oleh
orang-orang disekitar, penulis
memiliki hobi menyanyi
walaupun memiliki suara yang
tidak merdu. Penulis merupakan anak pertama
dari pasangan bapak Prayitno dan ibu Luli
Sariyanti, yang lahir di kota Serang Banten pada
tanggal 15 September 2000. Penulis memiliki
seorang adik yang bernama Sakti Dwiantoro
Prasya.

Filum Echinodermata 97
Penulis sekarang bertempat tinggal di Kp.Kalapa
Lima No.03 Rt.001/002 Desa Sukamanah
Kecamatan Baros Kabupaten Serang Provinsi
Banten.Penulis pertama kali masuk sekolah pada
tahun 2006 di Sekolah Dasar Negeri Baros 3 dan
lulus pada tahun 2012, setelah itu melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di MTs Negeri 1
Kota Serang hingga lulus pada tahun 2015,
kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Kota Serang,

kemudian hingga lulus pada tahun 2018. Setelah


itu penulis melanjutkan pendidikan kesalahsatu
perguruan tinggi negeri terbaik di Banten yaitu
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa melalui jalur
seleksi masuk mandiri perguruan tinggi negeri
(SMMPTN) dan mengambil jurusan pendidikan
biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Penulis sekarang duduk di semester
4.

Filum Echinodermata 98
Novitria Suci Widiawati
biasa dipanggil Novi, lahir di
Serang, Banten pada tanggal
21 November 1999. Ia adalah
anak ketiga dari empat
bersaudara. Novi menempuh
pendidikan taman kanak-
kanak di TK Ihsaniyah (2004-
2006), SDN Drangong I Serang (2006-2012),
SMPN 2 Kota Serang (2012-2015), SMAN 2
Kota Serang (2015-2018), dan saat ini sedang
menempuh S1 Jurusan Pendidikan Biologi di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Novi
memiliki hobi membaca, mendengarkan
musik, dan menonton.

Filum Echinodermata 99

Anda mungkin juga menyukai