Anda di halaman 1dari 36

HASIL LITERATURE REVIEW

EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK AZITROMISIN DALAM TATALAKSANA


CORONAVIRUS DISEASE (COVID) – 19

Disusun Oleh:
Ari Savira Alda
11020170044
Pembimbing: Penguji:
dr. Dwi Anggita, M.Kes dr. Arina Fathiyyah Arifin, M.Kes
dr. Marzelina Karim dr. Irmayanti Haidir Bima, Sp.PK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
ABSTRAK
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan dapat ditularkan dari manusia satu ke manusia yang lain. Pada tanggal 12
Maret, WHO menyatakan bahwa COVID-19 menjadi pandemik. Kasus pertama COVID-19 ditemukan di China
dan saat ini telah menyebar hingga 221 negara dan teritori lainnya. Dibandingkan dengan dua jenis coronavirus
lainnya, SARS-CoV-2 memiliki kemampuan menyebar jauh lebih cepat dan memiliki tingkat penularan yang
lebih tinggi. Meskipun COVID-19 dilaporkan memiliki tingkat mortalitas yang relatif rendah, penyakit ini sangat
mematikan khususnya pada kelompok pasien risiko tinggi. Penelitian pada beberapa obat telah dan sedang
dilakukan untuk mencari pengobatan yang efektif dalam menyembuhkan dan menurunkan tingkat mortalitas
COVID-19, salah satunya adalah azitromisin. Azitromisin telah terbukti sebagai imunomodulator dan dapat
mengurangi eksaserbasi pada penyakit saluran napas kronis. Azitromisin biasanya digunakan untuk infeksi
saluran pernapasan akibat bakteri dan berpotensi mengobati atau mencegah koinfeksi SARS-CoV-2.
Azitromisin juga telah terbukti sebagai imunomodulator dan dapat mengurangi eksaserbasi pada penyakit
saluran napas kronis. Tidak hanya efikasi saja yang unggul, Azitromisin juga tersedia secara luas dan memiliki
profil keamanan yang sangat baik, sehingga apabila terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19 Azitromisin
dapat diajukan sebagai pengobatan lini pertama untuk pasien dengan COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas azitromisin dalam penatalaksanaan COVID-19. Metode yang digunakan penelitian
ini merupakan Literature Review dengan desain Narrative Review. Berdasarkan hasil analisis dari 5 Literatur
menunjukkan bahwa azitromisin memiliki potensi dalam menatalaksana SARS-CoV-2 dan memiliki mekanisme
antivirus dan imunomodulator yang dapat berperan dalam menatalaksana COVID-19.

Kata Kunci : Covid-19, Azitromisin.


ABSTRACT
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2) virus and can be transmitted from one human to another. On March 12, WHO declared that
COVID-19 was becoming a pandemic. The first case of COVID-19 was found in China and has now spread to
221 other countries and territories. Compared to the other two types of coronavirus, SARS-CoV-2 has the ability
to spread much faster and has a higher transmission rate. Although COVID-19 is reported to have a relatively
low mortality rate, it is a very deadly disease especially in high-risk groups of patients. Research on several
drugs has been and is being carried out to find effective treatments in curing and reducing the mortality rate of
COVID-19, one of which is azithromycin. Azithromycin has been shown to be an immunomodulator and can
reduce exacerbations in chronic airway disease. Azithromycin is commonly used for bacterial respiratory tract
infections and has the potential to treat or prevent SARS-CoV-2 co-infection. Azithromycin has also been shown
to be an immunomodulator and can reduce exacerbations in chronic airway disease. Not only is it of superior
efficacy, Azithromycin is also widely available and has an excellent safety profile, so that if it is proven effective
in the treatment of COVID-19 Azithromycin can be proposed as a first-line treatment for patients with COVID-
19. The purpose of this study was to determine the effectiveness of azithromycin in the management of COVID-
19. The method used in this study is a Literature Review with a Narrative Review design. Based on the results
of the analysis of 5 literatures, it shows that azithromycin has potential in managing SARS-CoV-2 and has
antiviral and immunomodulatory mechanisms that can play a role in managing COVID-19.

Keywords: Covid-19, Azithromycin.


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) hingga


kini masih menjadi masalah kesehatan bagi seluruh
negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. COVID-19
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-
2) dan dapat ditularkan dari manusia satu ke manusia
yang lain.

Pada beberapa penelitian obat telah dan sedang dilakukan


untuk mencari pengobatan yang efektif dalam menyembuhkan dan
menurunkan tingkat mortalitas COVID-19, salah satunya adalah
azitromisin. Azitromisin merupakan antibiotik spektrum luas golongan
makrolida yang memiliki sifat anti-inflamasi. Azitromisin biasanya
digunakan untuk infeksi saluran pernapasan akibat bakteri dan
berpotensi mengobati atau mencegah koinfeksi SARS-CoV-2.

-Setiadi AP, Wibowo YI, Halim SV, Brata C, Presley B, Setiawan E. Tata Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indones J Clin Pharm. 2020;9(1):70–94.
-World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it. 2020;
-Walls AC, Park Y-J, Tortorici MA, Wall A, McGuire AT, Veesler D. Structure, function, and antigenicity of the SARS-CoV-2 spike glycoprotein. Cell. 2020;
-Oldenburg CE, Doan T. Azithromycin for severe COVID-19. The Lancet. 2020;
-Parra-Lara LG, Martínez-Arboleda JJ, Rosso F. Azithromycin and SARS-CoV-2 infection: where we are now and where we are going. J Glob Antimicrob Resist. 2020;
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menetapkan masalah penelitian


sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas azitromisin dalam penatalaksanaan
COVID-19?”.
TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui efektivitas azitromisin dalam penatalaksanaan COVID-19.


MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Ilmu Pengetahuan


Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi atau bahan
pertimbangan dalam melakukan penelitian yang serupa.

2. Manfaat Klinis
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan bahan
pertimbangan bagi klinisi dalam menata laksana pasien
COVID-19.

3. Manfaat Masyarakat
Dengan adanya hasil penelitian ini, pasien, keluarga, dan
masyarakat mendapatkan informasi terkait penggunaan
azitromisin penatalaksanaan COVID-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Coronavirus 19

Definisi
Penyakit coronavirus 2019 atau coronavirus
disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus Severe Acute Epidemiologi
Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV- Kasus pertama COVID-19 merupakan kasus pneumonia
2) dan terutama menyerang saluran pernapasan. yang terjadi di Wuhan, Hubei, China pada Desember
2019. Kasus COVID-19 pertama yang dilaporkan di
Indonesia adalah sebanyak dua kasus pada tanggal 2
Maret 2020.

-Setiadi AP, Wibowo YI, Halim SV, Brata C, Presley B, Setiawan E. Tata Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indones J Clin Pharm. 2020;9(1):70–94.
-World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it. 2020;
-Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan H, et al. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit Dalam Indones. 2020;7(1):45–67.
Coronavirus 19

Etiologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini
utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta.
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang
sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory
Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas,
mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia
berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Pada pasien geriatri dapat muncul
gejala-gejala yang atipikal.

-Setiadi AP, Wibowo YI, Halim SV, Brata C, Presley B, Setiawan E. Tata Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indones J Clin Pharm. 2020;9(1):70–94.
-World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it. 2020;
-Walls AC, Park Y-J, Tortorici MA, Wall A, McGuire AT, Veesler D. Structure, function, and antigenicity of the SARS-CoV-2 spike glycoprotein. Cell. 2020;
-Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan H, et al. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit Dalam Indones. 2020;7(1):45–67.
-Isbaniah F. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19). 2020;
Coronavirus 19

Tatalaksana
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19. Tata
laksana yang dapat dilakukan adalah terapi simtomatik dan oksigen. Pedoman terapi WHO dan
pedoman di Indonesia saat ini merekomendasikan supportive therapy untuk penanganan
COVID-19, antara lain:
- terapi untuk gejala yang terjadi
- pemberian oksigen
- penggunaan antibiotik
- terapi cairan
- penggunaan vasopressor
- tindakan medis (termasuk pemasangan ventilator)

-Setiadi AP, Wibowo YI, Halim SV, Brata C, Presley B, Setiawan E. Tata Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indones J Clin Pharm. 2020;9(1):70–94.
-Gautret P, Lagier J-C, Parola P, Hoang VT, Meddeb L, Mailhe M, et al. Hydroxychloroquine and azithromycin as a treatment of COVID-19: results of an open-label non-randomized clinical
trial. Int J Antimicrob Agents. 2020 Jul;56(1):105949.
-Isbaniah F. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19). 2020;
Coronavirus 19

Beberapa jenis obat yang potensial


bermanfaat untuk SARS-CoV-2 antara
lain:
-klorokuin atau hidroksiklorokuin
-Arbidol
Dalam uji klinis label terbuka yang
-Ribavirin
dilakukan di Prancis, baru-baru ini
-Favipiravir
ditunjukkan bahwa azitromisin, dalam
-lopinavir/ritonavir
kombinasi dengan
-Remdesivir
hydroxychloroquine (HCQ),
-Oseltamivin
menghambat replikasi virus corona
-interferon.
baru, sindrom pernapasan akut
parah, coronavirus 2 (SARS_CoV-2).

-Setiadi AP, Wibowo YI, Halim SV, Brata C, Presley B, Setiawan E. Tata Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indones J Clin Pharm. 2020;9(1):70–94.
-Gautret P, Lagier J-C, Parola P, Hoang VT, Meddeb L, Mailhe M, et al. Hydroxychloroquine and azithromycin as a treatment of COVID-19: results of an open-label non-randomized clinical
trial. Int J Antimicrob Agents. 2020 Jul;56(1):105949.
-Isbaniah F. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19). 2020;
Azitromisin

Azitromisin adalah salah satu subklas antibiotik golongan makrolid yang


merupakan turunan dari antibiotik eritromisin dengan atom nitrogen di rantai
lactone ke-15 menggantikan kedudukan dari rantai methyl. Aztromisin bekerja
dengan menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu proses
sintesis protein bakteri.

Azitromisin merupakan turunan dari eritromisin yang efektif membunuh bakteri gram
negatif serta memiliki efek pada bakteri gram positif. Azitromisin juga efektif digunakan
sebagai terapi infeksi pernafasan atas, otitis media akut, dan penyakit paru obstruktif.

-Ford SM. Roach’s introductory clinical pharmacology. 11th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwers; 2018
-Sandman Z, Iqbal OA. Azithromycin [Internet]. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; 2020 [cited 2020 Oct 2]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557766/
-Morris J. Brown, Pankaj Sharma, Fraz A. Mir, Peter N. Bennett. Clinical pharmacology. 12ed. United State; Elsevier: 2019
-Hosler S, Visovsky CG, Zambroski CH. Introduction to clinical pharmacology. 9ed. United States; Elsevier: 2018.
Azitromisin

Penggunaan azitromisin juga perlu


diperhatikan terutama pada pasien yang
mengonsumsi obat dengan efek samping
Azitromisin merupakan antibiotik yang aman
dengan kejadian samping terkait efek ke perpanjangan interval QT contohnya
jantung yang lebih rendah dibandingkan pimozide untuk menghindari terjadinya
dengan makrolid lainnya. Efek samping efek berbahaya perpanjangan QT yang
utama dari azitromisin seperti makrolid Efek Samping Kontraindikasi akan berpotensi menyebabkan aritmia.
lainnya adalah dapat memperpanjang
interval QT yang selanjutnya meningkatkan
risiko terjadinya torsades de pointes dan
ventricular takikardi jenis polimorfik.

-Ford SM. Roach’s introductory clinical pharmacology. 11th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwers; 2018
-Morris J. Brown, Pankaj Sharma, Fraz A. Mir, Peter N. Bennett. Clinical pharmacology. 12ed. United State; Elsevier: 2019
-Hosler S, Visovsky CG, Zambroski CH. Introduction to clinical pharmacology. 9ed. United States; Elsevier: 2018.
-Basic & Clinical Pharmacology | Bertram G. Katzung | download [Internet]. [cited 2020 Oct 6]. Available from: https://b-ok.asia/book/3425339/11b612/?wrongHash
Penggunaan Azitromisin Sebagai Terapi COVID-19

Pada infeksi COVID-19, didapatkan data peningkatan sitokin-sitokin


proinflamasi yaitu IL1, IL2, IL6, IL8, IL10, IL17, dan TNF alfa. Azitromisin memiliki efek
imunomodulasi yang dapat meregulasi respon inflamasi sehingga dapat mencegah
kerusakan paru yang lebih parah. Peranan azitromisin adalah dalam meregulasi dan
menurunkan produksi dari sitokin pro-inflamasi tersebut yaitu IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, IL-
12, IFN alfa. Iinterleukin-2 merupakan sitokin utama yang terlibat di dalam respon innate
tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus dengan menginduksi proliferasi limfosit T.
Azitromisin akan meregulasi produksi dari limfosit T tersebut. Selain itu, pemberian
azitromisin sebagai antibacterial juga akan mencegah terjadinya superinfeksi bakteri
atau ko-infeksi bakteri yang sering terjadi pada pasien COVID-19. 29

-Bleyzac N, Goutelle S, Bourguignon L, Tod M. Azithromycin for COVID-19: More Than Just an Antimicrobial? Clin Drug Investig. 2020 Jun 12;1–4.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep

Tatalaksana
Efektivitas Azitromisin
COVID-19

Keterangan:

: Variabel Bebas

: Variabel Terikat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Literature Review
dengan desain Narrative Review.

Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini merupakan data
sekunder berupa literatur-literatur yang diperoleh
melalui pencarian ilmiah dari berbagai database
jurnal.

Kriteria Jurnal
Kriteria yang dapat diambil dengan syarat jurnal
dipublikasi dalam 3 tahun terakhir yang
membahas penggunaan azitromisin terhadap
COVID-19.
Alur Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
JURNAL 1

Peneliti Judul Metode Sampel Hasil


Penelitian
Daniel Azitromisin Metode yang Sampel yang Hasil penelitian ini
Echevema- dalam digunakan digunakan menunjukkan bahwa
Esnal, Clara pengobatan merupakan uji adalah azitromisin memiliki
Martin- Covid-19 acak mendeskripsi kemampuan sebagai
Ontiyuelo, terkendali, kan pasien imunompdulator yang dapat
Maria studi berupa COVID-19 mereduksi pelepasan sitokin-
Eugenia case reports yang berada sitokin proinflamasi yang
Navarrete- di rumah sakit dipicu infeksi virus SARS-
Rouce yang memiliki CoV-2 sehingga dapat
keluha berat mencegah terjadinya
manifestasi klinis berat
maupun sindrom pernapasan
akut oleh infeksi COVID-19

-Echeverría-Esnal D, Martin-Ontiyuelo C, Navarrete-Rouco ME, De-Antonio Cuscó M, Ferrández O, Horcajada JP, et al. Azithromycin in the treatment of COVID-19: a review. Expert Rev Anti
Infect Ther. 2020 Aug 27;
Hasil
JURNAL 2

Peneliti Judul Metode Sampel Hasil


Penelitian
Franck Skrining in Metode yang Sampel yang Hasil penelitian ini mengkonfirmasi
Touret, Megali vitro dari digunakan digunakan efektivitas sifat antivirus azitromisin
Gilles, Karine perpustakaan merupakan terdiri dari secara in vitro. Studi ini mengatakan
Barral, bahan kimia experimental 1.520 obat bahwa secara in vitro, konsentrasi efektif
Antoine yang disetujui laboratoris dari 50% dan 90% dari azitromisin dalam
Nougairede FDA secara in vitro pemeriksaan menghambat virus SARS-CoV-2 masing-
mengungkapk perpustakaan masing sebesar 2.12 µM dan 8.65 µM,
an kimia dengan periode inkubasi pascainfeksi
penghambat Prestwick selama 72 jam, menggunakan rasio virion
potensial (PCL) terhadap sel pada kultur
replikasi
SARS-CoV-2

-Touret F, Gilles M, Barral K, Nougairède A, van Helden J, Decroly E, et al. In vitro screening of a FDA approved chemical library reveals potential inhibitors of SARS-CoV-2 replication. Sci
Rep. 2020 Aug 4;10(1):13093.
Hasil
JURNAL 3

Peneliti Judul Metode Sampel Hasil


Penelitian
Violaine Azitromisin Metode Sampel yang Hasil penelitian ini dikatakan bahwa
Guerin, dan yang digunakan ialah 88 sebanyak 91.2% pasien COVID-19 yang
Plerre Hydroxychlo digunakan pasien yang dibagi ditatalaksana dengan azitromisin
Levy, roquine adalah uji menjadi 3 kelompok menunjukan perbaikan klinis, dimana pada
Jean-Louis Mempercep acak yaitu kelompok terapi kelompok kontrol, dengan terapi simtomatik
Thomas at terkendali azitromisin, kelompok tanpa pemberian azitromisin maupun
Pemulihan berupa studi kombinasi azitromisin hidroksikloroquin, hanya 88.2%, serta 90.0%
Pasien observasion dengan pada kelompok terapi kombinasi azitromisin
Rawat Jalan al hidroksikloroquin, dan hidroksikloroquin. Selain itu, dikatakan
dengan retrospektif dan kelompok terapi bahwa durasi pemulihan kelompok yang
Covid-19 simptomatik tanpa diterapi dengan azitromisin secara signfikan
Ringan / memberian terapi lebih cepat dibandingkan kelompok yang
Sedang azitromisin maupun hanya mendapat terapi simtomatik, dengan
hidroksikloroquin rata-rata durasi pemulihan 12.9 hari

-Guérin V, Lévy P, Thomas J-L, Lardenois T, Lacrosse P, Sarrazin E, et al. Azithromycin and Hydroxychloroquine Accelerate Recovery of Outpatients with Mild/Moderate COVID-19. Asian J
Med Health. 2020 Jul 15;45–55.
Hasil
JURNAL 4

Peneliti Judul Metode Sampel Hasil


Penelitian
Samia Pengobatan Metode yang Sampel yang digunakan Hasil penelitian ini dikatakan bahwa
Arshad, dengan digunakan oleh ialah melibatkan 2.541 angka mortalitas pada kelompok
Paul hydroxychlor peneliti ini pasien terkonfirmasi positif yang mendapatkan azitromisin
Kilgore, oquine, adalah studi COVID-19. Terdapat empat sebesar 22.4%, sedangkan pada
Zohra S. azithromycin, kohort kelompok terapi, yaitu kelompok yang tidak mendapatkan
Chaudhry, dan retrospektif kelompok terapi kombinasi azitromisin maupun
Gordon kombinasi komparatif yang azitromisin + hidroksikloroquin sebesar 26.4%.
Jacobsen pada pasien mengevaluasi hidroksikloroquin, kelompok Akan tetapi, ditemukan bahwa
yang dirawat hasil klinis dari azitromisin, kelompok angka mortalitas pada kelompok
di rumah semua pasien hidroksikloroquin, dan yang mendapat kombinasi
sakit dengan berturut-turut kelompok yang tidak azitromisin dan hidroksikloroquin,
Covid-19 yang dirawat di mendapatkan keduanya maupun kelompok yang hanya
Henry Ford mendapat hidroksikloroquin, lebih
Health System rendah, masing-masing sebesar
(HFHS) 20.1% dan 13.5%

-Arshad S, Kilgore P, Chaudhry ZS, Jacobsen G, Wang DD, Huitsing K, et al. Treatment with hydroxychloroquine, azithromycin, and combination in patients hospitalized with COVID-19. Int J
Infect Dis IJID Off Publ Int Soc Infect Dis. 2020 Aug;97:396–403.
Hasil
JURNAL 5

Peneliti Judul Metode Sampel Hasil


Penelitian
Eli Asosiasi Metode yang Sampel yang Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
S.Rosenberg, Pengobatan digunakan digunakan adalah angka mortalitas pasien COVID-19
PhD Dengan adalah analisis hasil analisis yang mendapatkan terapi azitromisin
Hydroxychloroq skunder pada pasien rawat inap adalah yang terendah (n = 21, 10.0%
uine atau pasien dengan dengan hasil [95% CI, 5.9%-14.0%]) dibandingkan
Azithromycin COVID-19 di pemeriksaan dengan kelompok terapi kombinasi
Dengan Negara bagian laboratorium azitromisin + hidroksikloroquin (n = 189,
Kematian Di Newyork COVID-19 yang 25.7% [95% CI, 22.3%-28.9%]),
Rumah Sakit dikonfirmasi positif, kelompok terapi hidroksikloroquin (n =
pada Pasien dirawat di rumah 54, 19.9% [95% CI, 15.2%-24.7%]),
Dengan Covid- sakit di wilayah maupun kelompok yang tidak menerima
19 di Negara metropolitan keduanya (n = 28, 12.7% [95% CI,
Bagian New Newyork city 8.3%-17.1%])
York antara 15 & 28
Maret 2020

-Rosenberg ES, Dufort EM, Udo T, Wilberschied LA, Kumar J, Tesoriero J, et al. Association of Treatment With Hydroxychloroquine or Azithromycin With In-Hospital Mortality in Patients With
COVID-19 in New York State. JAMA. 2020 Jun 23;323(24):2493–502.
Pembahasan

Pada jurnal 1, sebuah ulasan jurnal oleh Echeverria-Esnal et al, menyebutkan bahwa
azitromisin memiliki potensi dalam menatalaksana SARS-CoV-2. Selain efek antibakteri,
azitromisin diduga memiliki mekanisme antivirus dan imunomodulator yang dapat berperan dalam
menatalaksana COVID-19. Azitromisin dapat meningkatkan kadar pH intrasel ketika terakumulasi
di dalam sel karena azitromisin merupakan basa lemah. Peningkatan pH sel tersebut berpotensi
dalam menghambat endositosis, mengganggu jaringan trans-Golgi, serta mengganggu fungsi
protease lisosom (cathepsins atau furins) sehingga proses fusi virus SARS-CoV-2 dengan sel
inang terhambat.30

-Echeverría-Esnal D, Martin-Ontiyuelo C, Navarrete-Rouco ME, De-Antonio Cuscó M, Ferrández O, Horcajada JP, et al. Azithromycin in the treatment of COVID-19: a review. Expert Rev Anti
Infect Ther. 2020 Aug 27;
Pembahasan

Pada jurnal 2, sebuah penelitian eksperimental oleh Touret et al, mengkonfirmasi efektivitas sifat
antivirus azitromisin secara in vitro. Studi ini mengatakan bahwa secara in vitro, konsentrasi efektif 50% dan
konsentrasi efektif 90% dari azitromisin dalam menghambat virus SARS-CoV-2 masing-masing sebesar 2.12
µM dan 8.65 µM, dengan periode inkubasi pascainfeksi selama 72 jam, menggunakan rasio virion terhadap
sel pada kultur (multiplicity of infection; MOI) 0.002.
Efektivitas antivirus dari masing-masing agen ditentukan berdasarkan nilai konsentrasi efektif 50%
dan konsentrasi efektif 90%. Ditemukan bahwa azitromisin memiliki efektivitas antivirus yang paling tinggi
diantara senyawa obat lainnya, diikuti dengan Hydroxychloroquine

Touret F, Gilles M, Barral K, Nougairède A, van Helden J, Decroly E, et al. In vitro screening of a FDA approved chemical library reveals potential inhibitors of SARS-CoV-2 replication. Sci
Rep. 2020 Aug 4;10(1):13093.
Pembahasan

Pada jurnal 3, dikatakan bahwa sebanyak 91.2% pasien COVID-19 yang ditatalaksana dengan
azitromisin menunjukan perbaikan klinis, dimana pada kelompok kontrol, dengan terapi simtomatik tanpa
pemberian azitromisin maupun hidroksikloroquin, hanya 88.2%, serta 90.0% pada kelompok terapi
kombinasi azitromisin dan hidroksikloroquin. Selain itu, dikatakan bahwa durasi pemulihan kelompok yang
diterapi dengan azitromisin secara signfikan lebih cepat dibandingkan kelompok yang hanya mendapat
terapi simtomatik, dengan rata-rata durasi pemulihan 12.9 hari. Pada kelompok yang hanya mendapat terapi
simtomatik, rata-rata durasi pemulihan adalah 25.8 hari. Durasi pemulihan ditemukan lebih singkat pada
kelompok yang menerima terapi kombinasi azitromisin dan hidroksikloroquin, dengan rata-rata durasi
pemulihan selama 9.2 hari.

-Guérin V, Lévy P, Thomas J-L, Lardenois T, Lacrosse P, Sarrazin E, et al. Azithromycin and Hydroxychloroquine Accelerate Recovery of Outpatients with Mild/Moderate COVID-19. Asian J
Med Health. 2020 Jul 15;45–55.
Pembahasan

Pada jurnal 4, Dikatakan bahwa angka mortalitas pada kelompok yang mendapatkan
azitromisin sebesar 22.4%, sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan azitromisin maupun
hidroksikloroquin sebesar 26.4%. Akan tetapi, ditemukan bahwa angka mortalitas pada kelompok yang
mendapat kombinasi azitromisin dan hidroksikloroquin, maupun kelompok yang hanya mendapat
hidroksikloroquin, lebih rendah, masing-masing sebesar 20.1% dan 13.5%.

Arshad S, Kilgore P, Chaudhry ZS, Jacobsen G, Wang DD, Huitsing K, et al. Treatment with hydroxychloroquine, azithromycin, and combination in patients hospitalized with COVID-19. Int J Infect Dis IJID
Off Publ Int Soc Infect Dis. 2020 Aug;97:396–403.
Pembahasan

Pada jurnal 5, studi observasional retrospektif lainnya oleh


Rosenberg et al, yang melibatkan 1438 pasien COVID-19 ini menyebutkan
bahwa angka mortalitas pasien COVID-19 yang mendapatkan terapi
azitromisin adalah yang terendah dibandingkan dengan kelompok terapi
kombinasi azitromisin + hidroksikloroquin, kelompok terapi hidroksikloroquin,
maupun kelompok yang tidak menerima keduanya.

-Rosenberg ES, Dufort EM, Udo T, Wilberschied LA, Kumar J, Tesoriero J, et al. Association of Treatment With Hydroxychloroquine or Azithromycin With In-Hospital Mortality in Patients With
COVID-19 in New York State. JAMA. 2020 Jun 23;323(24):2493–502.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan beberapa studi tentang efektivitas pemberian terapi azitromisin dalam


penatalaksanaan pasien COVID-19, dapat disimpulkan bahwa Azitromisin terbukti efektif
dalam mengatasi virus SARS-CoV-2, karena Azitromisin memiliki kemampuan
imunomodulator yang dapat mereduksi pelepasan sitokin-sitokin proinflamasi yang dipicu
infeksi virus SARS-CoV-2. Pemberian azitromisin dosis 500 mg satu kali sehari pada hari
pertama, diikuti 250 mg satu kali sehari pada empat hari berikutnya, dapat mempersingkat
durasi pemulihan pasien COVID-19 dan dapat menurunkan angka mortalitas selama
perawatan di rumah sakit. Efektivitas pemberian terapi azitromisin secara klinis baik ketika
dikombinasikan dengan pemberian terapi hidroksikloroquin, baik dalam mempersingkat
durasi pemulihan maupun menurunkan angka mortalitas selama perawatan.Akan tetapi jika
dikombinasikan dapat menimbulkan efek samping dan meningkatkan angka kejadian henti
jantung dan penemuan hasil EKG abnormal.Untuk menghindari itu, maka lebih baik
azitromisin hanya dikonsumsi tanpa adanya kombinasi dengan obat lainnya untuk
menghindari adanya efek samping tersebut.
Saran

Dibutuhkan studi uji acak terkendali dengan jumlah sampel yang


besar untuk mengevaluasi efektivitas pemberian terapi azitromisin dalam
menatalaksana pasien COVID-19. Sebaiknya diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai dosis yang tepat dan lama penggunaan pada pemberian
azitromisin terhadap pasien COVID-19.
TERIMAKASIH

COVID-19
STOP

Anda mungkin juga menyukai