Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2022


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RETENSIO PLASENTA

DISUSUN OLEH:
DEDY KURNIAWAN

111 2020 2063

PEMBIMBING:

dr. Hj. Syahruni Syahrir.,Sp.OG(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul “Retensio Plasenta”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan kepaniteraan klinik di
Bagian Obgyn Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Keberhasilan penyusunan laporan kasus ini adalah berkat


bimbingan, arahan, serta bantuan dari berbagai pihak yang telah diterima
penulis sehingga segala tantangan dan rintangan yang dihadapi selama
penyusunan laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Semoga amal budi baik dari
semua pihak mendapatkan pahala dan rahmat yang melimpah dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa


penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan demi penyempurnan laporan kasus ini. Akhirnya penulis
berharap sehingga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Aamiin ya robbal alamin


Makassar, Juni 2022
Hormat Saya

Penulis

2
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Dedy Kurniawan


NIM : 111 2020 2063
Refarat : Retensio Plasenta

Telah menyelesaikan tugas Laporan kasus yang berjudul “Retensio

Plasenta” dan telah disetujui dan dibacakan dihadapan dokter pendidik

klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Juni 2022

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Hj. Syahruni Syahrir.,Sp.OG(K) Dedy Kurniawan

3
DAFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................2

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................3

DAFTAR ISI...............................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identitas pasien....................................................................................7

2.2 Anamnesis...........................................................................................7

2.3 Riwayat Penyakit Dahulu.....................................................................8

2.4 Riwayat Penyakit Sekarang.................................................................8

2.5 Riwayat Pengobatan............................................................................8

2.6 Pemeriksaan fisik.................................................................................8

2.7 Pemeriksaan Neurologis......................................................................9

2.8 Pemeriksaan Penunjang......................................................................9

2.9 Diagnosis.............................................................................................9

2.10 Pembahasan......................................................................................10

2.11 Tatalaksana........................................................................................11

2.12 Prognosis...........................................................................................10

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan..........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

4
BAB I

PENDAHULUAN

Retensio plasenta merupakan kondisi perlengketan plasenta atau

belum lahir lebih dari 30 menit setelah bayi lahir karena elastisitas uterus

yang menurun dan kontraksi. Biasanya setelah janin lahir, beberapa menit

kemudian mulailah proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan

(kira-kira 100 – 200 cc). Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian

bawah rahim, maka uterus akan berkontraksi (his pengeluaran plasenta)

untuk mengeluarkan plasenta. Kadang-kadang, plasenta tidak segera

terlepas.1

Suatu pertanyaan yang belum mendapat jawaban yang pasti

adalah berapa lama waktu berlalu pada keadaan tanpa perdarahan

sebelum plasenta harus dikeluarkan secara manual. Retensio plasenta

adalah penyebab signifikan dari kematian maternal dan angka kesakitan

di seluruh negara berkembang. Kasus ini merupakan penyulit pada 2 %

dari semua kelahiran hidup dengan angka kematian hampir mencapai

10% di daerah pedesaan.2

Resiko meninggal akibat perdarahan post partum tidak hanya

tergantung pada jumlah kehilangan darah, tetapi juga status kesehatan

wanita. Sosial ekonomi,gaya hidup, malnutrisi sebagai hal yang tak

terhindarkan dan tidak dapat diubah serta kecepatan dan ketepatan

penanganan mempengaruhi keberhasilan penanganan dari pasien

dengan haemorarghia post partum. 3

5
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. K

Umur : 34 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Dusun Tinggita, Maros

No. RM : 274585

2.2 Anamnesis

Keluhan Utama:

Ny. K, 34 tahun Hamil dengan usia kehamilan 40 minggu masuk ke RS dengan

keluhan nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang disertai pelepasan lendir

(+), darah (+) dan air ketuban yang dialami sejak kemarin sore. Riwayat hipertensi

(+), diabetes (-), astma(-), alergi (-), Operasi (-), riwayat KB (+) menggunakan pil

+- 4 tahun. Pasien telah menikah selama +- 2 tahun. Riwayat melakukan ANC di

Puskesmas >- 4x di bidan dan injeksi TT 2x di dibidan.

2.3 Riwayat Obstetri

1. 2017/ laki-laki/ Aterm/PPN/3400/Hidup/dokter

2. 2022/ kehamilan sekarang

2.4 Riwayat Penyakit Sekarang

6
Keluhan nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang disertai pelepasan lendir

(+), darah (+) dan air ketuban yang dialami sejak kemarin sore.

2.5 Riwayat Pengobatan

Tidak ada riwayat mengonsumsi obat-obatan

2.6 PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : GCS 15 (E4M6V5)


Tanda vital :
 Tekanan darah : 135/83 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Nafas : 20 x/menit
 Suhu : 36,7 derajat Celcius

2.7 PEMERIKSAAN LUAR


 TFU : 31 cm
 Lingkar perut : 112 cm
 TBJ : 3472 gr
 Situs : Memanjang
 Punggung kanan
 Bagian terbawah : Kepala
 Perlimaan : 4/5
 HIS : 3x10’ (30-35)”
 DJJ : 143 x/m
 Gerakan janis (+) dirasakan ibu, anak kesan tunggal

2.8 PEMERIKSAAN DALAM VAGINA

7
 V/V : TAK/TAK

 Portio : lunak, sedang

 Pembukaan : 6 cm

 Bagian terbawah : kepala

 UUK : (+)

 Penurunan : Hodge II

 Panggul dalam kesan cukup

 Pelepasan lendir (+), darah (+), air ketuban (+)

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

DARAH LENGKAP

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN

HB 9.7 g/dl 12-14

LED - mm/jam 0-20

MCHC 32.9 % 31.0-37.0

MCH 29.5 pg 27.0-34.0

MCV 89.8 A 80.0-100.0

Erytrosit 3.28 juta 4.0-5.40

Trombosit 251.000 u/L 150.000

Hematokrit 29.4 % 400.000

Gran% 82 9 % 35.0-49.0

Mid% 7.9 % 50-70

Lymph% 9.2 % 3-15

Leukosit 14.900 /mm3 20-40

2.9 DIAGNOSIS
8
G2P1A0 Gravid 40 minggu impartu kala I fase aktif + riwayat pelepasan air
ketuban + Retensio plasenta

2.10PEMBAHASAN

Retensio plasenta merupakan kondisi perlengketan plasenta atau

belum lahir lebih dari 30 menit setelah bayi lahir karena elastisitas uterus

yang menurun dan kontraksi. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian

retensio plasenta antara lain paritas, usia, jarak kehamilan, anemia,

kondisi social ekonomi, rahim yang besar, Riwayat komplikasi pada


4
kehamilan sebelumnya. Kematian wanita dalam usia reproduksi di

seluruh dunia paling banyak dikarenakan komplikasi yang berhubungan

dengan kehamilan dan persalinan. Lebih dari separuh kematian ini terjadi

dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan dikaitkan dengan jumlah

perdarahan lebih dari 500 cc disebut Haemorarghia Post Partum (HPP).

Perdarahan post partum karena retensio plasenta adalah kondisi dimana

plasenta tertahan dalam rahim dan belum keluar selama 30 menit setelah
5
bersalin disebabkan uterus tidak berkontraksi dengan baik.

2.11 TATALAKSANA

Pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum terlepas, maka tidak

akan menimbulkan perdarahan. Bila terjadi banyak perdarahan atau bila

pada persalinan-persalinan yang lalu ada riwayat perdarahan postpartum,

maka tak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan

dengan tangan. Juga kalau perdarahan sudah lebih dari 500 cc atau satu

nierbekken, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan secara manual dan

9
diberikan uterus tonika, meskipun kala III belum lewat setengah jam.

Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum

penuh, karena itu keduanya harus dikosongkan. Pada kasus ini,

tatalaksana yang diberikan berupa tatalaksana: 6

a. Medikamentosa :

1. Cefadroxyl 2x1

2. Asam traneksamat 3x1

3. Pervita 1x1

4. Nutriblast 2x1

b. Nonmedikamentosa

1. Lakukan manual plasenta, lahir plasenta kesan tercabik-cabik

2. Pasang sims posterior kemudian sims anterior.

3. Jepit portio dengan cunam ovum di arah jam 11

4. Lakukan sondase uterus, uterus antefleksi panjang 11 cm

5. Evakuasi sisa jaringan dengan abortic tang

6. Lakukan kuret tumpul

7. Injeksi oxytocin : metylergometrin 1:1 dengan IM

8. Lakukan kuret tajam sampai bersih

9. Kontrol perdarahan, perdarahan (-) sisa jaringan 50 cc

10
10. Kuretase selesai

2.12 PROGNOSIS

Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah darah yang hilang, keadaan

sebelumnya serta efektifitas terapi. Diagnosa dan penatalaksanaan yang

tepat sangat penting. Umumnya, jika penatalaksanaan retensio plasenta

segera dilakukan dan pendarahan hanya sedikit, prognosis retensio


7
plasenta akan baik dan minim efek samping

BAB III

KESIMPULAN

Retensi plasenta adalah kondisi ketika plasenta atau ari-ari tidak keluar

dengan sendirinya atau tertahan di dalam rahim setelah melahirkan. Kondisi

ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi, bahkan kematian.

11
Normalnya, plasenta keluar dari rahim dengan sendirinya beberapa menit

setelah bayi dilahirkan. Namun, pada ibu yang mengalami retensi

plasenta, plasenta tidak keluar dari dalam rahim sampai lewat dari 30

menit setelah persalinan. Penanganan retensi plasenta bertujuan untuk

mengeluarkan plasenta atau sisa jaringan plasenta dari dalam rahim.

Tindakan yang dilakukan dokter antara lain: Mengeluarkan plasenta dari

rahim secara manual (menggunakan tangan) serta memberikan obat-

obatan untuk merangsang rahim berkontraksi dan mengeluarkan plasenta.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Akinlaja O (2018) Hematological Changes in Pregnancy - The Preparation


for Intrapartum Blood Loss. Obstet Gynecol Int J 4(3): 00109.
2. Prisco D, Ciuti G, Falciani M. Hemostatic changes in normal pregnancy.
InHematology Meeting Reports (formerly Haematologica Reports) 2019
Jun 5 (Vol. 1, No. 10).
3. 14. Chi C, Lee CA, Shiltagh N, et al. Pregnancy in carriers of haemophilia,
Haemophilia 2018;14:56–64
4. AlMousa, R., AlMuhaidib, H. R., Alanezi, S. M., & Al Qahtani, N. (2021).
The rule of ultrasonography in the management of retained
placenta. Cureus, 13(1).
5. Prawirohardjo,S., 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
6. Anteby, M., Many, A., Ashwal, E., Yogev, Y., & Shinar, S. (2019). Risk
factors and complications of manual placental removal after vaginal
delivery–how common are additional invasive procedures?. The Journal
of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 32(3), 384-388.
7. Wahyuni, W., Ismawati, I., Wijayanti, W., Wahyuni, T. S., Gultom, L.,
Wulandari, D. T., ... & Rahmawati, V. E. (2022). Penyakit Akibat
Kegawatdaruratan Obstetri. Yayasan Kita Menulis

13

Anda mungkin juga menyukai