MOLA HIDATIDOSA
Pembimbing:
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KATA PENGANTAR
penulis maupun pembaca. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, terutama
kepada Dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG, selaku dokter pembimbing yang telah
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
LAPORAN KASUS.................................................................................................2
BAB 3......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
2.3.1 Definisi...............................................................................................22
2.3.2 Etiologi...............................................................................................22
2.3.3 Epidemiologi......................................................................................22
2.3.6 Klasifikasi..........................................................................................24
2.3.7 Patofisiologi.......................................................................................24
2.3.9 Diagnosa.............................................................................................25
2.3.10 Manajemen........................................................................................26
BAB 4......................................................................................................................2
POMR......................................................................................................................2
BAB 5......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada manusia 5-6 hari setelah konsepsi zigot berubah menjadi blastocyst.
yang merupakan calon pembentukan plasenta. Proliferasi dan invasi yang tidak
dengan mola hydatidosa. Mola yang rekurensi jarang terjadi namun hal ini dapat
yang cukup besar untuk menjadi ganas dan menimbulkan berbagai bentuk
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
di Asia lebih tinggi sekitar 1: 120 kehamilan. Di Amerika Serikat dilapor kaninsi
paritas kemungkinan menderita mola akan lebih besar.Sekitar 10% dari seluruh
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. N
Usia : 32 tahun
Alamat : Malang
B. Anamnesis
2. RPS:
- Selama dua minggu ini pasien juga merasakan mual dan muntah
- Selain itu selama hamil ini sering berdebar tanpa sebab. Sebelum
3. RPD : HT (-) , DM (-), Asma (-), alergi (-), penyakit jantung (-).
4. RPK : HT (-) , DM (-), Asma (-), alergi (-), penyakit jantung (-)
5. RPSos: Makan dan minum dbn, minum jamu (-), minum kopi (-),
6. Riwayat haid:
Menarche : 16 th
Lama : 4-5 hari
7. R. Perkawinan :
Menikah : 1 Kali
Lama : 11 tahun
- Hamil ini
pil 6 tahun
C. Pemeriksaan Fisik
T: 127/75 mmhg,
T.aksila : 36,6 C
Head to toe :
1. Kepala/Leher :
a/i/c/d +/-/-/-, mata cowong (-) dan mukosa bibi kering (-)
2. Thorax :
- I : Bentuk normal, simetris, iktus kordis tidak tampak, pergerakan
gallop (-)
3. Abdomen:
operasi (-)
- P = redup
- A = BU (+) N
4. Extremitas :
5. Status ginekologi:
D. Pemeriksaan Penunjang
- Plano test: +
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Definisi
1.1.2 Etiologi
Berasal dari plasenta dan dapat metastasis. Mola hydatidosa adalah bentuk
yang unik karena ia berasal dari jaringan gestational bukan dari jaringan maternal.
Mola hydatidosa dibagi menjadi bentuk utuh (complete) dan parsial. Bentuk utuh
biasanya diploid hal ini terjadi karena sel telur yang tidak berinti dibuahi oleh dua
sperma atau hanya dengan sperma haploid yang berduplikasi, sehingga hanya
DNA paternal yang muncul. Sementara bentuk parsial, satu buah sel ovum
haploid berduplikasi atau ketika dua sperma memfertilisasi sebuah ovum haploid,
sehingga DNA maternal dan paternal diekspresikan, oleh karena itu bentuk parsial
1.1.3 Epidemiologi
Utara dan Eropa penderitanya sekitar 60 sampai dengan 120 tiap 100.000
complete mola hydatidosa adalah 1 sampai dengan 3 tiap 1.000 kehamilan, tidak
berbeda jauh prevalensi partial mola hydatidosa adalah 3 tiap 1.000 kehamilan
(Candelier, 2016).
1.1.4 Faktor risiko
d. Nutrisi
e. Perokok
a. Perdarahan pervaginam
Hal ini terjadi karena jaringan molar terpisah dari desidua. Tampak
seperti jus anggur, hal ini terjadi karena akumulasi darah di kavitas uterus
b. Hiperemesis
darah.
d. Tanda-tanda hipertiroid
Takikardi dan tremor sering dijumpai pada trisemester pertama (14-16
minggu)
f. Distres napas
Hal ini terjadi karena emboli paru. Terjadi karena metastasis jaringan
trofoblas ke paru.
1.1.6 Klasifikasi
Ditemukan hydropic villi chorion yang difuse dan dikelilingi hiperplasia trofoblas
normal dan jaringan embrio atau janin bercampur dengan hydropic villi
1.1.7 Patofisiologi
blastocyst. Blastocyst ini terdiferensiasi menjadi dua sel yang berbeda yakni
cytotrophoblast (CTB) dan syncytiotrophoblast (STB). Lalu kedua sel ini
menginvasi endometrium dan pembuluh darah uterus. Kedua sel ini berikatan
yang terbatas, hal ini terjadi karena maturitas vaskular terganggu akibat
peningkatan apoptosis pada sel prekursor dari vaskular atau karena penurunan
kadar hCG yang diproduksi (Candelier, 2016; Ghassemzadeh dan Kang, 2020).
kavum uterus. Maka dari itu menurut penelitian ini mola hydatidosa tidak
dianggap benda asing oleh uterus, beberapa peneliti mengatakan bahwa hal ini
dapat disebut missed abortion. Proliferasi yang tidak terkontrol ini dapat
2. Hydropic abortus
3. Hyperemesis gravidarum
4. Hipertensi
5. Hipertiroid
6. Hipertensi maligna
1.1.9 Diagnosa
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan penunjang
Ultrasonography
mungkin viable, adanya cairan amnion, dan plasenta yang membesar dan
Kadar hCG
2020).
Golongan darah
Darah lengkap
Untuk melihat adanya anemia dan trombositopeni.
Fungsi tiroid
Profil koagulasi
1.1.10 Manajemen
datang dengan distres napas atau edema paru maka dapat dilakukan pemberian
ventilasi bertekanan positif atau ventilasi mekanik. Pada pasien yang datang
inisiasi pemberian beta bloker. Apabila terdapat anemia yang parah maka siapkan
pasien untuk mendapatkan transfusi darah. Apabila pasien Rh(D) negatif maka
kuretase. Pada pasien dengan usia lebih dari 40 tahun dan sudah tidak ada
histerektomi. Namun tindakan ini tidak mengurangi risiko penyakit ini menjadi
invasif. Setelah tata laksana kadar hCG dapat saja tetap meningkat dan apabila
POMR
Riwayat haid:
Menarche : 12 th
Lama : 5 hari
Siklus : teratur 30
hari teratur
Dismenorhea :
kadang-kadang, hari
1
HPHT : lupa
R. Perkawinan :
Menikah : 1 Kali
Lama : 1 tahun
Riwayat Kehamilan
dan Persalinan:
Hamil ini.
Riwayat KB : -
Riwayat ANC: 3x
ke Puskesmas.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : cukup
A/I/C/D : +/-/-/-
Kesadaran : compos
mentis
T: 70/40 mmhg
N: 110 x/menit
RR: 25x/menit
t.aksila : 36,5 C
BB : 49 kg
TB : 143 cm
Head to toe :
Kepala/Leher :
I : a/i/c/d +/-/-/- Tonsil
hiperemi (-); Faring
hiperemi (-), Lidah
kotor (-), nyeri tekan
(-), hiperemi (-),
Pembesaran KGB (-),
JVP dbn.
Thorax :
I : Bentuk normal,
simetris, iktus kordis
tidak tampak,
pergerakan dinding
dada simetris.
P : ekspansi
simetris, iktus di
MCL S ICS V tidak
kuat angkat
P : Sonor/sonor,
batas jantung N,
peranjakan naik 1-2
ICS
A : Ves/Ves, Ronkhi
(-), Wheezing (-), S1
S2 tunggal, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen:
I = distended, linea
nigra (+), striae
gravidarum (+),
bekas operasi (-)
P = nyeri tekan (-),
uterus lembek (+)
P = redup
A = BU (+) N
Extremitas :
Akral dingin basah.
Edema ekstremitas
(-), CRT > 2 detik,
ikterik (-), Spoon
nail (-), Ulkus (-),
eritema palmaris (-)
Status ginekologi:
Vulva/vagina:
fluxus (+)banyak
fluor (-)
Portio: terbuka,
perdarahan (+)
Corpus uteri: AF~
membesar, TFU : 2
jari dibawah pusat,
konsistensi lunak
Adnexa d/s : massa
(-) nyeri (-)
CD: dbn
Laboratorium:
Hb 6.8 gr%
BAB V
PEMBAHASAN
melahirkan 1 kali aterm, tanpa ada keguguran sebelumnya. Hari pertama haid
terakhir pasien yaitu pada tanggal 3 Juni 2020. Menurut perhitungan usia
kehamilan dari rumus Neagle, TTP (Tanggal Taksiran Persalinan) didapatkan dari
al, 2019).
Rumus Naegle :
HPHT : 2020 – 6 – 3
: (+1) – (-3) – (+7)
Taksiran Persalinan : 2021 – 3 – 10
Usia Kehamilan : 2020 – 9 – 3
: 14 minggu
Ny. N yang sedang hamil dengan hasil plano test + ini juga mengeluhkan
mgg (TFU >UK normal), serta early failed pregnancy (DJJ - dan ballotement tak
teraba). Hal ini sesuai dengan kriteria gejala dan tanda mola hidatidosa menurut
RCOG 2010. Pada RCOG 2010 juga menyebutkan pada mola hidatidosa dapat
disertai hipertiroid, early onset preeklamsi atau distensi abdomen. Sedangkan pada
pasien ini didapatkan keluhan berdebar dan pemeriksaan nadinya takikardi (nadi
107x/menit) yang merupakan tanda dan gejala dari hipertioid. Sehingga dari
10.1080/19336918.2015.1093275.
Histopathology.”
Naidu, K., et al, 2019, Gestational Age Assessment, StatPearls review books and
articles.
28