Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN AGUSTUS 2023


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

G1P0A0 GRAVID 40 MINGGU 2 HARI + INPARTU KALA 2 LAMA

OLEH :
Jihan Camelia Faried
105501101621
PEMBIMBING:
dr. H.Umar Malinta, Sp. OG

Dibawakan dalam Rangka Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Obtetri dan Ginekologi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Jihan Camelia Faried


NIM : 105501101621
Judul Referat : G1P0A0 Gravid 40 minggu 2 hari + inpartu kala II lama

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2023


Pembimbing

dr. H.Umar Malinta, Sp. OG

i
KATA PENGANTAR

AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SubhanahuWaTa’ala karena
atas rahmat, hidayah, kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga laporan kasus dengan judul
G1P0A0 Gravid 40 minggu 2 hari + inpartu kala II lama ini dapat terselesaikan. Salam
dan shalawat senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, sang
pembelajar sejati yang memberikan pedoman hidup yang sesungguhnya.
Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yangsetinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dr. H.Umar Malinta, Sp. OG yang telah
memberikan petunjuk, arahan dan nasehat yang sangat berharga dalam penyusunan sampai
dengan selesainya Laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan
dalam penyusunan laporan kasus ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan laporan kasus ini.
Demikian, semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan
penulis secara khususnya.
WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Makassar, Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.……………….………………………………………..……. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….….…... ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….... iii

BAB I PENDAHULUAN..…………………………………………………………….…. 1

BAB II LAPORAN KASUS……………………………………………..……….…….… 2

A. IDENTITAS…………………………………………………………….…….. 2
B. ANAMNESIS……………………………………….………………………… 2
C. PEMERIKSAAN FISIK………………………………………………………. 3
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG……………………………………………… 4
E. DIAGNOSA KERJA………………………………………………………….. 5
F. TATALAKSANA…………………………………………………………….. 5

BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….. 6

A. PERSALINAN NORMAL……………………………………………………. 6
B. DEFINISI…………………………………………............………………….. 6
C. EPIDEMIOLOGI…………………………………………………………….. 6
D. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO……………………………………….. 6
E. PATOFISIOLOGI…………………………………………………………….. 7
F. DIAGNOSIS………………………………………………………………..… 8
G. DIAGNOSIS BANDING............…………………………………………….. 9
H. TATALAKSANA……………………………………………………………. 10
I. PENCEGAHAN DAN EDUKASI PADA PASIEN………….........………… 12
J. KOMPLIKASI……………………………............………………………….. 12
K. PROGNOSIS……………………………............………………………….. 12

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 13

BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Kualitas asuhan persalinan normal merupakan pelayanan asuhan persalinan yang


bersih dan aman di setiap tahapan persalinan dan dapat memenuhi atau melebihi apa yang
diharapkan dari konsumen atas pelayanan yang telah diberikan. Asuhan Persalinan Normal
(APN) bertujuan untuk untuk menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan bayi. Asuhan yang diberikan dengan intervensi minimal, tapi terintegrasi
dan lengkap, akan tetapi adanya kematian ibu menggambarkan bahwa kualitas pelayanan
asuhan persalinan normal masih belum optimal.1
Jumlah paritas ibu juga mempengaruhi lama persalinan, pada primipara proses
persalinan berlangsung lebih lama dibanding pada multipara maupun grande multipara karena
ibu belum berpengalaman melahirkan. Otot otot jalan lahir masih kaku dan belum mengejan
dengan baik, sedangkan pada multipara dan grande multipara proses persalinan pada kala II
akan lebih cepat karena adanya pengalaman persalinan yang lalu dan disebabkan oleh otot
jalan lahir yang lebih lemas.3

1
BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Bonto Langkasa
Tempat Pemeriksaan : RSUD Syekh Yusuf, Gowa
Tanggal Pemeriksaan : 07-07-2023 pukul 14.28 WITA

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut bawah tembus belakang
Anamnesis Terpimpin : Pasien merupakan pasien baru masuk dengan rujukan dari
klinik bidan mandiri hj.Mardiawati karena Kala II lama awalnya pasien dengan
keluhan nyeri perut bawah tembus belakang sejak jam 23.00 WITA ( 06/07/2023 ) .
Ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran. Riwayat ANC
6x dipustu dan bidan dan USG 1 x, injeksi tetanus 2x. demam (-), mual(-), muntah
(-), batuk (-), sesak (-), urin berwarna kekuningan, keluar darah (+) Lendir
(+).Riwayat pelepasan air dari jalan lahir pagi 07/07/2023 pukul 08.30 WITA.
Riwayat abortus/keguguran tidak pernah.
 Riw. Penyakit dahulu: Hipertensi (-), DM (-), Alergi (-), Kejang (-), Asma
(-), ISK (-), GERD (-), Keputihan (-)
 Riw. Penyakit keluarga: Hipertensi (-), DM (-), Asma (-)
 Riwayat Minum Obat: -
 Riwayat Haid: Haid pertama kali pasien adalah umur 12 tahun dengan siklus
haid 28 hari. Sering dirasakan nyeri haid.
 Riwayat Perkawinan: 1 kali menikah
 Riwayat Kehamilan: -
 Riwayat KB : bellum pernah

2
 Riwayat Psikososial : Istri bekerja sebagai guru, Suami bekerja sebagai
seorang karyawan honorer. Merokok (-), minum alkohol (-).

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital sign
 Keadaan umum : Baik, Sadar
 Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
 Tekanan darah : 117/84 mmHg
 Nadi : 76 kali/menit
 Suhu : 36.5˚C
 Pernapasan : 20x menit
 SpO2 : 99%
2. Antropometri
 BB : 43,4 kg
 TB : 153 cm
 Status gizi : 18,53 (Underweight)
3. Pemeriksaan Fisik Umum
 Kepala dan Leher :
Inspeksi : Mata cekung (-/-) anemis (-/-)
ikterik (-/-) . Bibir kering (-) sianosis(-),
Palpasi : Pembesaran KGB :
 Thorax :
Inspeksi : simetris, jejas (-) iktus cordis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-) Iktus cordis (-)
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi : Vesikuler, wh (-/-) rh (-/-)
BJ I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
 Ekstremitas :
Inspeksi : jejas (-), deformitas (-), petechie (-), edema (-)
Palpasi : Akral hangat, Turgor kulit baik
4. Status Obstrektikus
 Mammae : Tidak ada kelainan
 Abdomen:

3
Inspeksi : Tidak ada bekas luka dan jaringan parut, teraba lunak.
Palpasi : nyeri tekan suprapubik (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
 Pemeriksaan Luar/ Pemeriksaan Abortus
TFU : 29 cm
LP : 78 cm
HIS : 3x10 (20-25 detik)
Perlimaan : 5/5
TBJ luar : 2262gr
Anak : kesan tunggal, gerakan anak aktif
Presentase : Kepala
Punggung : Kanan
DJJ : 165x/m
Situs : memanjang
 Pemeriksaan Dalam Vagina :
Vulva/vagina : edema
Pembukaan : lengkap
Pelepasan : lender (+)
Ketuban : negatif
Portio : Melesap
Bagian terdepan : kepala
Penurunan : hodge III
Panggul : kesan cukup
Pelepasan : lendir (+), darah (+), air (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

4
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
WBC 19.87 x 103/uL 4.0 – 1.0
RBC 4.35 x 103/uL 4.0 – 6.20
HGB 12,1 g/dL 11.0 – 17.0
HCT 35 % 35.0 – 55.0
PLT 226 x 103/uL 1.5 – 400
Kimia Darah
Glukosa Darah Sewaktu 153 mg/dL <200 mg/dL
Hematologi
CT 07’30” 4-10 menit
BT 02”30” 3-7 menut
Immunologi
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
Ag SARS-Cov Negatif Negatif

2. USG Abdomen
Tidak dilakukan pemeriksaan

E. DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 Gravid 40 minggu 2 hari + Inpartu Kala II lama

F. TATALAKSANA
a. Observasi KU, TTV,
Cek Lab : DR, CT/BT, HbSag, GDS, Antigen Sars-Cov 19, Anti HIV
b. Terapi
- IVFD RL 28 tpm
- Cefotaxime 1gr/12jam/ IV
- CITO SC
c. Edukasi
Informed consent semua Tindakan

5
Edukasi terkait dengan pemberian pengobatan dan Tindakan

c.

6
BAB III
TINJAUN PUSTAKA

A. PERSALINAN NORMAL
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang
cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir
spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin.2,4
Terjadinya persalinan normal bukan berarti tidak ada permasalahan dalam
persalinan, tetapi melainkan banyak kemungkinan hal yang bisa terjadi dimana
dinamakan dengan komplikasi pada saat persalinan.4

B. DEFINISI
Persalinan kala II memanjang merupakan fase terakhir dari suatu partus yang
macet dan berlangsung terlalu lama dengan proses normal pada kala II yaitu
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.5,6

C. EPIDEMIOLOGI
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas
beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa
dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara- Negara Asia
Tenggara yaitu Indonesia 190 jiwa, Vietnam 49 jiwa, Thailand 26 jiwa, Brunei 27
jiwa, Malaysia 29 jiwa. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang
karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas,
terlambatnya pertolongan persalinan disertai keadaaan social ekonomi dan pendidikan
masyarakat yang masih tergolong rendah.4

D. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

7
Persalinan dengan kala II memanjang dapat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain, panggul sempit, janin besar, atau terdapat gangguan daya dorong akibat
anastesia regional atau sedasi kuat, akan mengalami proses kala II yang sangat lama.
Faktor lain yang terjadi pada kala II memanjang yaitu usia dan paritas. Janin besar dan
malpresentasi atau malposisi juga dapat menyebabkan kelambatan persalinan. 5
Persalinan kala II memanjang dapat menyebabkan hasil akhir yang kurang baik.
Lamanya persalinan yang terjadi pada kala II merupakan fase tersulit dari suatu
persalinan, sehingga apabila berlangsung terlalu lama akan menyebabkan infeksi,
kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan atau IUFD (Intra
Uterin Fetal Death).5 Adapun penyebabnya sebagai berikut:
1. Power
a. Kelainan his
His merupakan kontraksi otot-otot uterus dalam proses persalinan. Sifat his yang
baik dan sempurna yaitu kontraksi yang simetris dan fundus uteri merupakan sumber
his yang dominan. Kontraksi uterus akan diikuti dengan relaksasi, sehingga setiap his
akan membantu dalam perubahan pada serviks. Kekuatan his pada akhir kala | atau
awal dimulainya kala II memiliki amplitudo sekitar 60 mmHg dengan jarak/ interval
setiap 3-4 menit dan lama durasi berkisar antara 60-90 detik. Kekuatan his yang
adekuat akan mendorong terjadinya putaran paksi dalam. Penurunan kepala atau
bagian terendah janin akan melakukan penekanan pada serviks. Tekanan tersebut akan
menekan pada bagian “fleksus frikenhauser, sehingga akan merangsangterjadinya ibu
untuk mengedan. Kekuatan his dan reflek mengedan ini akan menyebabkan
pengeluaran kepala janin.
His atau kontraksi uterus yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi dalam proses persalinan. Adanya kelainan his
berupa inersia uteri his yang tidak terkoordinasi atau adanya ketidakmampuan dilatasi
pada serviks akan menyebabkan terjadinya persalinan macet. His yang tidak adekuat
menyebabkan tidak maksimalnya penurunan janin ke bagian terbawah ibu, sehingga
menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama atau macet.
Kelainan mengedan pada ibu juga dapat menyebabkan patus macet. Kelainan ini
terjadi akibat otot dinding perut ibu lemah, adanya distansia rekti, jarak antara kedua
musculus recti yang terlalu lebar, otot dinding perut menjadi lemah akibat kelelahan
yang dialami ibu.
2. Passenger

8
a. Kelainan janin
Mal presentasi terjadi apabila belakang kepala tidak menjadi bagian terendah janin
di Segmen Bawah Rahim (SBR). sedangkan malposisi terjadi apabila penunjuk tidak
berada pada bagian anterior. Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang
kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi transversal pada saat masuk
Pintu Atas Panggul (PAP), dan posisi anterior (setelah melewati PAP). Kelainan
presentasi yang sering menyebabkan partus lama diantaranya presentasi bokong,
presentasi puncak kepala, presentasi dahi, dan presentasi muka. Apabila janin dalam
keadaan malpresentasi dan malposisi maka dapat terjadi persalinan yang lama atau
bahkan macet
Selain itu, partus macet juga disebabkan oleh janin. Kasus yang paling sering
terjadi akibat janin yang terlalu besar atau makrosomia serta distosia bahu.
b. Lilitan tali pusat
Adanya lilitan tali pusat pada tubuh janin menyebabkan janin tidak bisa turun ke
bagian terbawah. Sehingga proses persalinan menjadi macet walapun pada saat itu his
ibu baik dan kemampuan mengedan ibu juga baik.
3. Passage
a. Ukuran dan tipe panggul
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir dapat menghalangi kemajuan
persalinan sehingga menyebabkan kemacetan. Misalnya kesempatan pada pintu tengah
panggul dan pintu bawah panggul membuat bagian terbawah janin tidak dapat turun
dengan maksimal.7
Panggul wanita diklasifikasikan oleh Caldwell-Moloy berdasarkan bentuknya pada
tahun 1933. Klasifikasi ini berisi empat jenis panggul utama; gynaecoid (50%),
android (25%), anthropoid (20%), dan platy pelloid (0,5%). Prevalensi varietas
panggul berbeda menurut jenis kelamin dan ras.12

9
Gambar. 1 Berbagai jenis pintu panggul menurut klasifikasi Caldwell-Moloy.12

E. PATOFISIOLOGI
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : kala I (kala pembukaan), kala II
(kala pengeluaran janin), yaitu waktu di saat kekuatan his dan kekuatan mengejan
mendorong bayi keluar. Proses ini biasanya berlangsung kurang dari 60 menit untuk
primipara dan 30 untuk multipara. Kala II (kala pengeluaran uri) dan kala IV dimulai
dari uterus keluar.6
Kekuatan fisiologis utama selama persalinan adalah kontraksi uterus. His
adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri, awal gelombang tersebut didapat di dinding uterus yang dalam keadaan
normal mengarah ke daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk
mendorong isi uterus keluar.6
Kontraksi uterus pada persalinan menimbulkan nyeri akibat terjadinya
kekurangan oksigen (hipoksia/anoksia) dari otot-otot rahim, peregangan serviks,
penekanan pada ganglia saraf plexus fraken hauser yang berdekatan dengan serviks
dan vagina, penekanan pada tuba, ovarium, dan peritoneum, peregangan pada
ligamentum penyangga uterus, serta distansia otot-otot dasar panggul serta perineum. 6

10
Kekuatan fisiologis utama selama persalinan adalah kontraksi uterus. His
adalah kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus
yang dalam keadaan normal mengarah ke daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang
membuka untuk mendorong isi uterus keluar.6
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontraksi uterus pada ibu bersalin yaitu,
power (his/kontraksi otot rahim), passanger (janin dan plasentanya) yang besarnya
dalam batas normal, dan passage (jalan lahir) yang tidak terdapat hambatan yang berat
sehingga his dapat mengatasinya dengan baik, dan psikis (psikologi) dan penolong.6
Power adalah Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament. Passanger
adalah cara penumpang atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi
janin. Passage adalah jalan lahir yang terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang
yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus.6

F. DIAGNOSIS
1. Gejala Klinis
Terdapat beberapa tanda dan gejala terjadinya partus macet pada persalinan
kala II, dapat dilihat seperti di bawah ini:7
a. Dehidrasi
b. Tanda infeksi (suhu tinggi, nadi cepat, nafas cepat)
c. Meteorismus pada abdomen, lingkaran bandl yang tinggi, nyeri pada SBR
d. Edema pada vulva atau vagina, cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur
mekonium
e. Edema pada serviks dengan bagian terendah yang sulit didorong ke atas dan
terdapat kaput pada bagian terendah
f. Keadaan janin mengalami asfiksia sampai kematian
g. Ruptur uteri iminens sampai rupture uteri
2. Pemeriksaan Penunjang
Secara umum, pemeriksaan penunjang pada proses persalinan tidak
dibutuhkan. Penunjang yang paling sering digunakan adalah partograf, yaitu
diagram yang berisi kondisi ibu dan janin yang dapat digunakan untuk memonitor

11
kemajuan persalinan. Penunjang lain yang dapat dilakukan adalah
cardiotocography.8
a. Partograf
Partograf merupakan alat diagnostik yang dikeluarkan oleh WHO untuk
membantu memantau kemajuan persalinan, terutama pada fasilitas kesehatan yang
terbatas. Pada partograf, terdapat beberapa bagian yang perlu diisi terkait kondisi
ibu dan janin, seperti :8
 Identitas ibu
 Jumlah kehamilan, persalinan, dan aborsi
 Dilatasi serviks
 Penurunan kepala
 Kondisi ketuban
 Tanda vital ibu
 Penggunaan obat-obatan
 Kondisi urin ibu
Partograf mulai digunakan saat ibu memasuki fase aktif sehingga tidak dapat
digunakan untuk menilai partus lama pada fase laten. Jika kondisi persalinan tidak
mengalami kemajuan dan memotong garis “bertindak”, maka intervensi harus
segera dilakukan bergantung dari penyebab yang ditemukan.8
b. Pemeriksaan Cardiotocography (CTG)
Pemeriksaan CTG dapat digunakan untuk menilai kondisi denyut jantung
janin secara kontinyu dalam periode waktu tertentu serta menilai kekuatan
kontraksi secara eksternal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap jam saat
intrapartum. Hasil CTG yang abnormal seperti adanya akselerasi atau deselerasi
dapat membantu dokter mengambil keputusan tindakan apa yang terbaik
dilakukan.8
c. Pengukuran Tekanan Intrauterin dengan Kateter
Penggunaan kateter intrauterin untuk diagnosis maupun tatalaksana tidak rutin
dilakukan. Kondisi ini dapat dilakukan jika terdapat faktor yang menyulitkan untuk
mengevaluasi kontraksi, seperti obesitas. Selain itu, penunjang ini dapat dilakukan
jika respon terhadap oxytocin minimal. Akan tetapi, jika terdapat perdarahan
uterus, infeksi, dan plasenta letak rendah, prosedur ini tidak dapat dilakukan.8

12
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi sporadis dan relaksasi otot rahim.
Kadang-kadang, mereka disebut sebagai nyeri prodromal atau "persalinan palsu".
Dipercaya bahwa mulai sekitar usia kehamilan 6 minggu tetapi biasanya tidak terasa
sampai trimester kedua atau ketiga kehamilan. Kontraksi Braxton Hicks adalah cara
tubuh mempersiapkan persalinan yang sebenarnya. persalinan, tetapi mereka tidak
menunjukkan bahwa persalinan telah dimulai atau akan dimulai.10
2. Obstructed Labour

Persalinan macet didefinisikan sebagai kegagalan bagian presentasi janin


untuk turun di jalan lahir karena alasan mekanis, meskipun memiliki kontraksi rahim
yang memadai. Kondisi persalinan dimana kontraksi uterus adekuat, tetapi janin tidak
bisa turun ke jalan lahir karena adanya hambatan yang mencegah penurunan kepala
janin. Hambatan umumnya terjadi karena malposisi janin, dan bisa juga karena
adanya tumor pelvis.11

H. TATALAKSANA
Penatalaksanaan partus macet pada kala II di bawah ini ditujukan pada ibu
bersalin cukup bulan dengan kehamilan risiko rendah dan status kesehatan ibu dan
janin baik sehingga tidak cocok digunakan pada ibu bersalin yang sebelumnya sudah
didiagnosis mengalami kehamilan ganda atau ibu bersalin yang menginginkan
persalinan normal pervaginam dengan riwayat persalinan operasi caesar sebelumnya.
Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan sebelum memberikan penatalaksanaan
kasus partus macet pada kala II yaitu:7
a. Lakukan penilaian ulang keadaan Klinis ibu bersalin. janin dan kekuatan ekspulsi
b. Kaji ukuran janin. kecukupan panggul kesejahteraan janin dan upaya mengejan ibu
c. Cek kandung kemih (penuhitidak)
d. Pastikan adanya tanda cephalopelvic disproportion. Jika ada maka:
1) Pastikan kembali tinggi fundus uteri
2) Palpasi abdomen
3) Pemeriksaan vagina termasuk penilaian panggul. pemeriksaan kepala janin
untuk mengetahui adanya caput dan moulase

13
e. Pastikan adanya malposisi kepala janin, misal presentasi oksipito-posterior atau
oksipito- transversal atau kepala janin terdefleksi
f. Berkurangnya aktivitas rahim (frekuensi kekuatan)
Setelah dilakukan pemeriksaan Klinis ulang dilanjutkan dengan
penatalaksanaan meliputi:7
a. Kateterisasi kandung kemih jika penuh
b. Penilaian abdomen dan panggul
c. Persiapkan rujukan dengan sebelumnya dipasang infus untuk selanjutnya
dilakukan:
1) Pemeriksaan USG untuk memastikan akurasi penentuan posisi bayi
2) Jika tidak ada komplikasi ibu atau janin maka konsultasikan dengan dokter
kandungan untuk memutuskan apakah ada keuntungan menunggu atau tidak
3) Jika ada alasan untuk mempercepat proses persalinan, tentukan jenis kelahiran
instrumental yang paling tepat, misal menggunakan forsep atau vakum ekstraksi
4) Pertimbangkan percobaan forsep atau vakum ekstraksi di ruang operasi
5) Jika persalinan dengan forcep atau vakum ekstraksi gagal maka keputusan
terakhir adalah persalinan sesar.
Secara garis besar alur penatalaksanaan partus macet pada kala II dapat
digambarkan pada algoritma di bawah ini:7

14
Gambar 1. Algoritma umum penatalaksanaan partus macet pada kala II.7

I. PENCEGAHAN DAN EDUKASI PADA PASIEN


a. Upaya Pencegahan
Pencegahan partus lama dapat dimulai dengan menghindari faktor risiko
yang dapat dikendalikan, misalnya usia saat melahirkan dan indeks massa tubuh yang
tinggi. antenatal care (ANC) yang baik juga berguna untuk mencegah dan mendeteksi
dini kemungkinan partus lama. Pada ANC dapat dilakukan deteksi terhadap diabetes
gestasional, pemeriksaan USG untuk melihat ukuran bayi, posisi bayi, dan
abnormalitas lain yang dapat menyebabkan partus lama.9
b. Edukasi
Pasien perlu diedukasi bahwa partus lama dapat terjadi karena 3 hal utama,
yaitu kekuatan kontraksi yang tidak optimal, hambatan pada jalan lahir yang
menyulitkan bayi untuk keluar, atau janin yang terlalu besar.9
Pasien dan keluarga diedukasi pentingnya antenatal care karena beberapa
faktor tersebut dapat dideteksi sejak antenatal care; hal ini berguna dalam
merencanakan persalinan dengan baik.9
Pasien dan keluarga juga diedukasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya partus lama, yaitu kehamilan pertama, abnormalitas cairan amnion,
ketuban pecah dini, hipertensi dalam kehamilan, riwayat keluarga dengan partus lama.
Pasien dan keluarga juga diedukasi bahwa tidak semua kasus partus lama
diterapi dengan sectio caesarea. Keputusan untuk dilakukannya prosedur tersebut
tergantung dari klinis ibu saat persalinan berlangsung.9

J. KOMPLIKASI
Komplikasi pada partus lama yaitu infeksi intrapartum, ruptur uteri, kaput
suksedaneum, cidera otot-otot panggul, moulage kepala janin, dan kematian janin.5

K. PROGNOSIS
Pasien yang mengalami partus macet berisiko untuk kembali mengalami
perlambatan kemajuan persalinan pada persalinan berikutnya. Hal ini akan semakin
meningkat jika pada persalinan pertama dilakukan persalinan pervaginam
menggunakan instrumen atau sectio caesarea.8,9

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Persalinan kala II memanjang merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet
dan berlangsung terlalu lama dengan proses normal pada kala II yaitu berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida.5,6

Untuk mendiagnosis persalinan kala II memanjang dari tanda dan gejala biasanya
didapatkan dehidrasi, tanda infeksi (suhu tinggi, nadi cepat, nafas cepat), meteorismus pada
abdomen, lingkaran bandl yang tinggi, nyeri pada SBR, edema pada vulva atau vagina, cairan
ketuban berbau, cairan ketuban bercampur mekonium, edema pada serviks dengan bagian
terendah yang sulit didorong ke atas dan terdapat kaput pada bagian terendah, keadaan janin
mengalami asfiksia sampai kematian, ruptur uteri iminens sampai rupture uteri.7

Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada pasien ini yaitu pemeriksaan obstetri,
didapatkan hasil mammae tidak ada kelainan, abdomen pada inspeksi tidak ada bekas luka
dan jaringan parut, teraba lunak, pada palpasi nyeri tekan suprapubik, pada perkusi timpani,
pada auskultasi peristaltik (+) kesan normal.

Pada pemeriksaan luar didapatkan TFU 29 cm, LP 78 cm, HIS 3x10 (20-25 detik),
perlimaan 5/5, TBJ luar 2262gr, anak kesan tunggal, gerakan anak aktif, presentase :
kepala, ounggung kanan, DJJ 165x/m, situs memanjang.

Pada pemeriksaan dalam vagina didapatkan vulva/vagina edema, pembukaan lengkap,


pelepasan lendir (+), ketuban (-), portio melesap, Bagian terdepan kepala, penurunan hodge
II, panggul kesan cukup, pelepasan lendir (+), darah (+), air (-).

Pada pemeriksaan laboratorium, hanya didapatkan pemeriksaan darah rutin terjadi


peningkatan WBC senilai 19.87 x 103/uL menunjukkan adanya peningkatan jumlah WBC.
Pada pemeriksaan HbsAg, Anti HIV dan Ag SARS-Cov didapatkan hasil negatif.

Penyebab pada pasien ini bisa dikarenakan faktor power. Berdasarkan pemeriksaan
fisik, HIS pasien 3x10 (20-25 detik) yang menandakan kelainan his yang kekuatannya tidak
adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. His yang tidak
adekuat ini disebut dengan inersia uteri.

16
Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu dengan pemberian cairan RL 28 tpm, antibiotik
cefotaxime 1gr/12jam/ IV dan segera dilakukan CITO SC. Penatalaksanaan pada pasien ini
sesuai dengan literatur, yaitu dilakukan dengan penanganan aktif. Persalinan dengan forcep
atau vakum ekstraksi gagal maka keputusan terakhir adalah persalinan sesar. Komplikasi
pada partus lama yaitu infeksi intrapartum, ruptur uteri, kaput suksedaneum, cidera otot-otot
panggul, moulage kepala janin, dan kematian janin.

Edukasi pada pasien ini menjelaskan kepada ibu, bahwa partus lama dapat terjadi
karena 3 hal utama, yaitu kekuatan kontraksi yang tidak optimal, hambatan pada jalan lahir
yang menyulitkan bayi untuk keluar, atau janin yang terlalu besar. Pasien dan keluarga
diedukasi pentingnya antenatal care karena beberapa faktor tersebut dapat dideteksi sejak
antenatal care; hal ini berguna dalam merencanakan persalinan dengan baik. Pasien dan
keluarga juga diedukasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya partus lama.
Pasien dan keluarga juga diedukasi bahwa tidak semua kasus partus lama diterapi dengan
sectio caesarea.

17
BAB V

KESIMPULAN

Proses Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran dikatakan normal apabila proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala, tidak disertai komplikasi baik ibu maupun janin.
Persalinan kala II memanjang merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan
berlangsung terlalu lama dengan proses normal pada kala II yaitu berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Persalinan dengan kala II memanjang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain, panggul sempit, janin besar, atau terdapat gangguan daya dorong akibat anastesia
regional atau sedasi kuat, akan mengalami proses kala II yang sangat lama. Jika persalinan
dengan forcep atau vakum ekstraksi gagal maka keputusan terakhir adalah persalinan sesar.
Komplikasi pada partus lama yaitu infeksi intrapartum, ruptur uteri, kaput suksedaneum,
cidera otot-otot panggul, moulage kepala janin, dan kematian janin. Pasien yang mengalami
partus macet berisiko untuk kembali mengalami perlambatan kemajuan persalinan pada
persalinan berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Anggraini D, Serudji J, Syafrawati. Hubungan Kualitas Pelayanan Asuhan Persalinan


Normal dengan Loyalitas Ibu Bersalin di Puskesmas Rawat Inap Lubuk Buaya
Padang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019.
2. Rokhamah,Qotimah. Kajian Metode Persalinan Normal dengan Bantuan Cermin pada
Persalinan Kala II Ibu Primigravida. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan. 2019.
3. Ainusyarifah, Nurhaeni A, Sumarni. Lamanya Kala II berdasarkan Paritas Ibu
Bersalin di Wialayah Kerja Puskesmas Cangkolkota Cirebon Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Mahardika. 2019.
4. Indah, Firdayanti, Nadyah. Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “N”
dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018.
JURNAL MIDWIFERY. 2019.
5. Pratamaningtyas S, Suwoyo, Oktaviana A. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Persalinan Kala II Memanjang. Malang Journal of Midwifery. 2019.
6. Tanjung R, Jahriani N. Faktor-faktor tang mempengaruhi Persalinan Normal di Klinik
Harapan Bunda Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2021. Gentle Birth. 2022.
7. Iswanti T, Maringga E, Invantarina D, Damayanti M. Buku Ajar Asuhan
Kegawatdaruratan pada Persalinan. Mahakarya Citra Utama. 2023.
8. Girma T, Gezimu W, Demeke A. Prevalence, causes, and factors associated with
obstructed labour among mothers who gave birth at public health facilities in Mojo
Town, Central Ethiopia, 2019: A cross- sectional study. Plos One. 2022.
9. Yeshitila Y, Daniel B, Desta M, Kassa G. Obstructed labor and its effect on adverse
maternal and fetal outcomes in Ethiopia: A systematic review and meta-analysis. Plos
One. 2022.
10. Raines D, Cooper D. Braxton Hicks Contractions. StatPearls Publishing LLC. 2023.
11. Ayenew A. Incidence, causes, and maternofetal outcomes of obstructed labor in
Ethiopia: systematic review and meta-analysis. Ayenew Reprod Health. 2021.

19

Anda mungkin juga menyukai