Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINIPROJECT

Pengetahuan Tenaga Kesehatan terhadap Keselamatan Pasien di Puskesmas


Siasio

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh


Program Dokter Internsip di Puskesmas Soasio Kota Tidore
Kepulauan

Disusun oleh:
dr. Risfa Fatmi Daaly

Pendamping:
dr. Maya Trihardini
dr. Irmawati Natsir

Dokter Internsip Periode IV tahun 2022

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

INDONESIA PUSKESMAS SOASIO

KOTA TIDORE

KEPULAUAN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Mini Project

Pengetahuan Tenaga Kesehatan terhadap Keselamatan Pasien di Puskesmas Siasio

Oleh:
dr. Risfa Fatmi Daaly

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program dokter internsip di Puskesmas Soasio

Tidore, Oktober 2023

Pembimbing Pembimbing

dr. Maya Trihardini dr. Irmawati Natsir

Kepala UPT Puskesmas Soasio

Zulaiha Ali, SKM

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan mini project yang
berjudul “Pengetahuan Tenaga Kesehatan terhadap Keselamatan Pasien di

Puskesmas” .Mini project ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan


Program Internsip Dokter Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia di Puskesmas Soasio.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Maya Trihardini
dan dr. Irmawati Natsir selaku pembimbing dalam penulisan miniproject ini,
serta kepada semua pihak yang telah membantu hingga tulisan ini dapat
diselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat
memberi ilmu dan manfaat bagi yang membacanya

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung

dengan pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,

antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan

standar pelayanan Puskesmas (Kemenkes RI, 2017).

Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari

pada sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku perawat dengan kemampuan perawat sangat

berperan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku yang tidak aman, lupa,

kurangnya perhatian/motivasi, kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan yang tidak

memperdulikan dan menjaga keselamatan pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan

dan akan mengakibatkan cedera pada pasien berupa near miss (Kejadian Nyaris

Cedera/KNC) atau adverse event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD) selanjutnya

pengurangan kesalahan dapat dicapai dengan memodifikasi perilaku. Perawat harus

melibatkan kognitif, afektif dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien merupakan masalah keseahatan masyarakat global yang serius. Di

Eropa mengalami pasien dengan resiko infeksi 83,5% dan bukti kesalahan medis

menunjukkan 50-72,3%. Di kumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai

negara, ditemukan KTD dengan rentang 3,2 – 16,6 % (WHO, 2014).

Penilaian mutu rumah sakit didapatkan melalui sistem akreditasi, salah satunya

adalah sasaran keselamatan pasien karena telah menjadi prioritas untuk layanan

kesehatan di seluruh dunia. Salah satu langkah memperbaiki mutu pelayanan melalui

penerapan patient safety di rumah sakit (Join Commission International, 2015).


4
Data Patient Safety tentang Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Tak

Diharapkan (KTD) di Indonesia masih jarang, namun dipihak lain terjadi peningkatan

tuduhan “mal praktek” yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Insiden

pelanggaran patient safety 28,3% dilakukan oleh perawat. Secara keseluruhan program

patient safety sudah diterapkan, namun masalah dilapangan merujuk pada konsep

patient safety, karena walaupun sudah pernah mengikuti sosialisasi, tetapi masih ada

pasien cedera, resiko jatuh, resiko salah pengobatan, pendelegasian yang tidak akurat saat

oforan pasien yang mengakibatkan keselamatan pasien menjadi kurang maksimal

(Bawelle, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien di puskesmas soasio.

1.2 Rumusan Masalah

Gambaran pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien di

puskesmas soasio?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien di

puskesmas soasio.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien

di puskesmas soasio.

1.4. Manfaat Kegiatan

1.4.1 Manfaat bagi Penulis

5
1. Melaksanakan Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi

yang penting bagi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara pada umumnya

dan pihak Puskesmas Siasoi pada khususnya dalam upaya untuk

meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan

menjadi sumber bacaan yang layak bagi peneliti berikutnya tentang

pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran secara praktis

untuk mengembangkan teori-teori yang telah dipelajari dan memberi

pengalaman yang berarti dalam menghadapi sebuah masalah di lapangan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Profil Puskesmas Soasio

UPT Puskesmas Soasio berada di Kecamatan Tidore, yang terdiri dari 13

kelurahan yaitu Seli, Soadara, Topo, Topo Tiga, Soasio, Gamtufkange, Gurabunga,

Folarora, Tambula, Tomagoba, Tuguwaji, Indonesiana, dan Goto. Dengan jumlah

penduduk yaitu 18.755 jiwa dengan 4.646 KK.

Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Soasio adalah 35,58 km 2 terdiri dari

dataran tinggi di sebelah barat dan barat daya dataran rendah dan daerah

pantai. Adapun pemanfaatan lahan sebagai perkebunan, pertanian, serta

bangunan rumah dan perkantoran.

Tabel 2.1 Data Geografi Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Soasio


Luas Wilayah Jumlah Jarak Ke Puskesmas
No Nama Kelurahan
(Km) RT RW (Km)

1 Seli 4,75 4 2 4
2 Soadara 1,50 4 2 3
3 Topo 6,00 6 3 5
4 Topo Tiga 2,00 3 1 3
5 Soasio 1,37 9 4 2
6 Gamtufkange 2,19 8 3 1
7 Gurabunga 4,46 4 2 5
8 Folarora 3,50 4 2 2
9 Tambula 1,05 3 1 2
10 Tomagoba 3,00 11 5 1
11 Tuguwaji 1,22 6 2 2
12 Goto 3,00 6 2 2
13 Indonesiana 3,00 11 3 3

7
Berdasarkan tabel di atas, wilayah yang paling luas adalah kelurahan Topo

dan wilayah terkecil adalah adalah kelurahan Tuguwaji, sedangkan kelurahan

yang terdekat adalah kelurahan Tomagoba dan kelurahan Gamtufkange.

Tabel 2.2 Data Demografi Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Soasio


Jumlah Penduduk
No Nama Kelurahan Total
Laki Laki Perempuan

1 Seli 457 466 923


2 Soadara 396 411 807
3 Topo 698 704 1402
4 Topo Tiga 249 245 494
5 Soasio 700 777 1477
6 Gamtufkange 826 852 1678
7 Gurabunga 285 270 555
8 Folarora 420 415 835
9 Tambula 418 429 847
10 Tomagoba 1428 1439 2867
11 Tuguwaji 1022 1031 2053
12 Goto 1145 1162 2307
13 Indonesiana 856 866 1722

Berdasarkan tabel di atas penduduk dengan jenis kelamin perempuan

lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki laki, adapun distribusi

penduduk terbanyakl terdapat di kelurahan Tomagoba.

Wilayah kerja UPT Puskesmas Soasio meliputi keseluruhan kecamatan

Tidore yang merupakan sal satu kecamatan yang berada di kota Tidore

Kepulauan dan merupakan kecamatan yang berada di pusat pemerintahan Kota

Tidore Kepulauan dengan batas wilayah sebagai berikut:

8
- Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Cobodoe, Kecamatan Tidore

Timur

- Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Tongowai, Kecamatan Tidore

Selatan

- Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Lada Ake, Kecamatan Tidore

Utara

- Sebelah Timur berbatasan dengan laut Halmahera

Motto Puskesmas dituangkan kedalam bahasa daerah tidore yaitu “ URE

SEJAGA LAHA SUNG SIGADO NGO” yang artinya kesehatan adalah modal utama

dalam kehidupan manusia untuk itu wajib dijaga dengan baik tidak hanya oleh

individu itu saja namun melibatkan institusi kesehatan dan semua lintas sektor

terkait.12

3.2 Keselamatan Pasien

3.2.1 Definisi Keselamatan Pasien

Stunting Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman dalam upaya mencegah

terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Depkes

RI,2011). (Salawati & Serikat, 2004). Keselamatan pasien (Patient safety) adalah

prinsip dasar dari perawat kesehatan(WHO) (Mulyana, 2013). Kesalamatan

pasien merupakan sebuah sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut terdiri dari asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko

pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan

tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko


9
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

diambil.

Insiden keselamatan pasien merupakan setiap kejadian yang tidak

disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan

cedera yang dapat dicegah pada pasien (Kementerian Kesehatan RI, 2017)

(Siagian, 2020). Menurut IOM, keselamatan pasien.

(Patient Safety) didefinisikan sebagai freedom from accidental injury.

Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu

perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.

Accidental injury juga akibat dari melaksanakan tindakan yang salah

(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

(omission). Accidental injury dalam prakteknya akan berupa kejadian tidak

diinginkan (near miss).(Mulyana, 2013).

3.2.2 Standar Keselamatan Pasien

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:

1. Hak pasien.

Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi

tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden.

2. Mendidik pasien dan keluarga.

Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik pasien dan keluarganya

tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.


10
Fasilitas pelayanan kesehatan menjamin keselamatan pasien dalam

kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit

pelayanan.

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi

dan program peningkatan keselamatan pasien.

Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendesain proses baru atau

memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui

pengumpulan data, menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan

perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.

Pimpinan rumah sakit harus berperan terhadap keselamatan pasien di

rumah sakit; antara lain Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi

program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui

penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien“.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus

memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang

memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan

memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner dalam

pelayanan pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

11
Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesain proses

manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi

internal dan eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan

akurat.

3.3 Ishikawa Fishbone Problem Analysis

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Soasio. Waktu Penelitian adalah

bulan Oktober 2023

3.2 Sampling

Total populasi subjek penelitian pada mini project ini adalah tenaga

kesehatan yang bekerja Puskesmas Soasio. Teknik pengambilan sampel

penelitian adalah total sampling yaitu sebanyak 29 tenaga kesehatan yang

bekerja puskesmas Soasio.

3.3 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan

rancangan non-randomized pretest- post test design yang bertujuan untuk

melihat pengetahuan tenaga kesehatan terhadap keselamatan pasien. Proses

pengambilan data menggunakan metode observasi checklist yang telah divalidasi,

yaitu dengan mengamati pengetahuan tenaga kesehatan dalam menerapkan

keselamatan pasien.

3.4 Definisi Operasional

1. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan segala sesuatu yang diketahui, pedoman dalam

membentuk suatu tindakan seseorang, dan dapat.

13
2. Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien didefinisikan sebagai sebuah sistem yang membuat

asuhan pasien lebih aman.

3.5 Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan data sekunder

terkait pedoman keselamatan pasien di wilayah kerja puskesmas Soasio sebagai

patokan untuk melihat capaian kinerja untuk dilakukan intervensi.

3.6 Alur Penelitian

Sebelum
Penyuluhan
Penentuan populasi sasaran dan sampelStudi Pendahuluan

Saat
PenyuluhanMemberikan paparan intervensi melalui materi
Pengambilan data observasi checklist pre-intervensi
penyuluhan powerpoint

Sesudah Penyuluhan
Pengambilan data observasi checklist post-intervensi
Pembahasan dan Kesimpulan Penelitian
penyuluhan

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah 29 orang tenaga kesehatan yang bekerja

Puskesmas Soasio. Distribusi dari cakupan nilai pre dan post pengetahuan

pegawai terkait keselamatan pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Keselamatan Pasien Keselamatan Pasien


Sample Sample
Pre Post Pre Post
1 90 100 16 90 100
2 70 100 17 100 100
3 100 100 18 60 90
4 70 100 19 100 100
5 90 100 20 90 100
6 100 100 21 100 100
7 70 100 22 60 100
8 100 100 23 100 100
9 60 100 24 100 100
10 80 100 25 80 100
11 100 100 26 100 100
12 90 90 27 90 90
13 90 90 28 90 100
14 50 100 29 100 100
15 40 100

15
Tabel 4.1 Distribusi Data Responden tenaga kesehatan berdasarkan pengetahuan
mengenai keselamatan pasien

16
4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan tenaga kesehata

terhadap keselamatan pasien. Berdasarkan tabel 4.1 terdapat peningkatan nilai

dari pretest ke postest setelah diberikan penyuluhan.

Dari tabel di atas masih terdapat tenaga kesehatan yang memiliki

pengetahuan kurang mengenai keselamatan pasien (5 orang), tetapi setelah di

lakukan penyuluhan terjadi peningkatan signifikan.

Pelaksanaan keselamatan pasien di puskesmas sering kali belum berjalan

optimal dikarenakan belum optimalnya peran perawat dalam pelaksanaan

keselamatan pasien. Penelitian Gunes (2016) dalam Haryati, et all, 2019,

menunjukkan hasil bahwa banyak perawat di Turki masih memiliki persepsi yang

negatif terhadap budaya keselamatan pasien dalam institusi mereka. Hal ini juga

diungkapkan oleh Freixas Sala et all (2017) bahwa hanya 16% perawat

berdedikasi secara purna waktu dalam program keselamatan pasien.

Keselamatan pasien merupakan unsur penting guna meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit sebagai bentuk

implementasi dan refleksi sentuhan hasil kompetensi tenaga

kesehatan,ketersediaan sarana dan prasarana layanan serta sistem manajemen

dan administrasi dalam siklus pelayanan terhadap pasien. Untuk menjamin

keselamatan pasien maka organisasi pelayanan kesehatan harus mampu

membangun sistem yang membuat proses perawatan pasien lebih aman, baik

bagi pasien,petugas kesehatan , maupun masyarakat sekitarnya

17
(keluarga,pengunjung), serta manajemen rumah sakit. Sistem keselamatan

pasien ditujukan untuk mengurangi resiko, mencegah terjadinya cedera akibat

proses pelayanan pasien,serta tidak terulangnya insiden keselamatan pasien

melalui penciptaan budaya keselamatan pasien

4.3 Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa hambatan yang menjadi

keterbatasan penelitian ini :

a. Keterbatasan sumber daya peneliti dalam waktu pengamatan sehingga

tidak bisa representative dilakukan penelitian pada semua tenaga

kesehatan yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Soasio

b. Peneliti tidak meneliti alasan responden/ sampel penelitian dalam

keterbatasannya

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada tenaga

kesehatan wilayah kerja Puskesmas Soasio dalam keselamatan pasien setelah

pemberian intervensi berupa penyuluhan dan simulasi langsung berdasarkan

nilai observasi checklist

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi Puskesmas

1. Memberikan update pelatihan pada tenaga kesehatan terkait informasi

terbaru.

2. Adanya monitoring dan evaluasi berkala terkait pengetahuan tenaga

kesehatan

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Canadian Patient Safety Institute (CPSI) (2017). Patient Safety Incident.

https://www.patientsafetyinstitute.ca/en/Topic/Pages/Patient-Safety-

Incident.aspx. Accessed January 3, 2020.

2. Kemenkes RI. 2015.Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit

(Patient Safety): Utamakan Keselamatan Pasien. Jakarta: Depkes RI.

http://www.rsmatasmec.com/wpcontent/uploads/sites/2/2019/04/PEDO

MAN-NASIONAL-KESELAMATAN-PASIEN-RS-EDISI-III-2015.pdf Diakses 3

januari, 2020.

3. Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI No.1691/Menkes/VIII/2011 tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit. http://bprs.kemkes.go.id/v1/up-

loads/pdffiles/peraturan/21%20PMK%20No.%201691%20ttg

%20Keselamatan%20Pasien%20Rumah%20Sakit.pdf Diakses 3 januari,

2020.

4. WHO. 2018. Classification of patient-safety incidents in primary care.

https://www.who.int/bulletin/volumes/96/7/17-199802/en/. Accessed

January 3, 2020.

5. WHO, Geneva. 2009. Clinical Excellence Commission Open Disclosure

Handbook – Chapter 2 (What Is A Patient Safety Incident?).

http://www.cec.health.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0018/259011/

what_is_a_patient_safety_incident.pdf .Accessed January 3, 2020

20

Anda mungkin juga menyukai