Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI REFERAT

RSUD SYEKH YUSUF KAB. GOWA Juni 2023

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FETAL MACROSOMIA

Disusun oleh :

M.Muhlis Ananta N.S.

105501108421

Dokter Pembimbing :

dr. Deddy S Razak, Sp.OG, M.Kes

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Obstetri &
Ginekologi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan

bahwa : Nama : M.Muhlis Ananta N.S.


NIM : 105501108421
Universitas : Universitas Muhammadiyah
Makassar Judul : Fetal Macrosomia

Dengan sebenar-benarnya telah menyelesaikan tugas Referat dalam


rangka Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Makassar dengan tema yang telah disepakati oleh semua pihak yang
terlibat dan dalam koridor kompetensi dokter umum.

Makassar, 07 Juni 2023

Menyetujui,

Dokter Pembimbing,

dr. Deddy S Razak, Sp.OG, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah,
kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga referat dengan judul “FETAL
MACROSOMIA” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW, sang pembelajar sejati yang memberikan
pedoman hidup yang sesungguhnya.

Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing, dr. Deddy S
Razak, Sp.OG. yang telah memberikan petunjuk, arahan dan nasehat yang sangat
berharga dalam penyusunan sampai dengan selesainya referat ini.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan


kekurangan dalam penyusunan referat ini, baik dari isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan referat ini.

Demikian, semoga refarat ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan
penulis secara khususnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN 1
BAB II
2.1. Definisi 2
2.2. Prevalensi2
2.3. Patogenesis 3
2.4. Faktor Resiko 4
2.5. Sindrom Terkait Makrosomia 5
2.6. Diagnosis 6
2.7. Screening 9
2.8. Tatalaksana 11
2.9. Pencegahan 12
BAB III
PENUTUP 13
DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Makrosomia menurut American College of Obstetricians and


Gynecologists (ACOG) adalah istilah untuk neonatus dengan berat lahir lebih dari
4000 gram atau berat bayi lahir berada dalam persentil 90 terhadap usia
kehamilan.1 Makrosomia atau fetus dengan besar terhadap masa kehamilan
(BMK) menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya berbagai macam kelainan
dalam lingkup obstetri dan ginekologi maupun neonatologi. Risiko dalam obstetri
dan ginekologi berhubungan dengan proses persalinan, sementara dalam
neonatologi risiko berkaitan dengan kebutuhan akan perawatan di NICU karena
neonatus makrosomia merupakan predisposisi untuk terjadinya gangguan
elektrolit dan metabolik seperti hipoglikemia, hiperbilirubinemia dan
hipermagnesemia2

Janin BMK selama proses persalinan akan mengalami peningkatan risiko


terjadinya distosia bahu, cedera pleksus brachialis, cedera skeletal, aspirasi
mekonium, asfiksia prenatal dan kematian. Sementara, komplikasi untuk ibu yang
melahirkan janin BMK adalah kala 2 lama, induksi persalinan dengan oksitosin,
sectio cesarean (SC), perdarahan postpartum, infeksi, ruptur perineum derajat 3-4,
tromboemboli dan berbagai komplikasi lain terkait dengan proses anestesi.1

Beberapa faktor risiko kejadian makrosomia merupakan faktor yang tidak


dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang diperkirakan berperan adalah tinggi badan
orang tua, paritas, etnis, usia ibu, jenis kelamin janin dan riwayat melahirkan anak
dengan makrosomia sebelumnya. Sementara, faktor penting lain yang berperan
dalam kejadian makrosomia adalah genetik, usia kehamilan, diabetes gestasional
dan diabetes melitus tipe I dan II. Diabetes pregestasional ataupun gestasional
diperkirakan merupakan faktor yang paling berperan.1,2,3

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Makrosomia adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan fetus


atau bayi yang baru lahir dengan berat badan yang sangat tinggi. Belum ada
kesepakatan yang pasti diantara peneliti dan dokter kandungan mengenai definisi
makrosomia. Meskipun berat lahir lebih dari 4000, 4200, atau 4500 gram telah
digunakan sebagai definisi makrosomia pada bayi, definisi yang paling sering
digunakan yaitu berat lahir dari bayi baru lahir lebih dari 4000gr.4,5

Makrosomia menurut American College of Obstetricians and


Gynecologists (ACOG) adalah istilah untuk neonatus dengan berat lahir lebih dari
4000 gram atau berat bayi lahir berada dalam persentil 90 terhadap usia
kehamilan.1

2.2. Prevalensi

Secara global, makrosomia terjadi dalam 3-15% dari seluruh kehamilan. 6


Pada negara-negara berkembang, prevalensi dari makrosomia berkisar dari 5%
hingga 20% dari semua kehamilan, meskipun terdapat kenaikan 15-25% pada dua
dekade terakhir.7

Penelitian yang dilakukan pada 23 negara berkembang sepanjang benua


Asia, Afrika, Amerika Latin ditemukan bahwa prevalensi makrosomia cukup
beragam mulai dari 0,5% di India hingga 14.9% di Algeria.8 Berdasarkan
penemuan pada dua studi, ditemukan tingkat makrosomia pada Chad sekitar
7,6% dan 11,8% di iran. Penemuan pada studi belakangan ini juga menunjukkan
prevalensi makrosomia di Ethiopia berkisar antara 6,7% hingga 19,1%.

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki persentase kelahiran


makrosomia cukup tinggi. Di Indonesia, angka kejadian makrosomia tahun 2010
sekitar 6,4% meningkat sekitar 8% pada tahun 2011 dari jumlah kelahiran
nasional.9 Persentase makrosomia tertinggi adalah di Provinsi Papua Barat yaitu

2
dengan persentase 13,5% dan terendah adalah di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan persentase 1,7% .10

2.3. Patogenesis

Patogenesis dari makrosomia itu sendiri terdiri dari dua jalur. Ada jalur
yang mempengaruhi secara langsung maupun secara tidak langsung. Dimulai dari
factor resiko dari makrosomia yang meliputi factor yang dapat dimodifikasi
termasuk diabetes maternal dan obesitas maternal serta factor yang tidak dapat
dipengaruhi seperti Riwayat kelahiran makrosomia sebelumnya, usia maternal,
paritas, jenis kelamin dari fetus itu sendiri.11

Untuk jalur direk, factor resiko tersebut akan membuat resisten insulin
yang berlebihan sehinga mengurangi fungsi dari insulin. Hal ini menyebabkan dua
hal. Yang pertama meningkatkan pemecahan dari simpanan lemak maternal yang
kemudian akan menimbulkan dislipidemia seperti peningkatan trigliserida, HDL,
dan juga kolesterol. Yang kedua yaitu mengakibatkan maternal hyperglycemia
sehingga glukosa darah meningkat yang dimana dislipidemia dan maternal

3
hyperglicemia ini mengakibatkan peningkatan nutrisi pada fetus. Peningkatan ini
mengakibatkan hyperinsulinemia pada fetus sehingga akan menyebabkan fetal
makrosomia.11

Adapun untuk jalur indirek, factor resiko akan menyebabkan gangguan


pada plasenta seperti produksi dari adiponectin dan insulin-like growth factor
yang akan mengganggu transportasi nutrisi fetoplacental yang akan menyebabkan
peningkatan nutrisi ke fetus kemudian mengakibatkan hyperinsulinemia dan
akhirnya akan mengakibatkan fetal makrosomia.11

2.4. Faktor Resiko

Faktor resiko terjadinya fetal makrosomia ada dua ,factor tersebut


meliputi:

Faktor Maternal:

1. Usia Ibu
2. Paritas Ibu
3. Berat badan Ibu
4. Diabetes Melitus
5. Riwayat Makrosomia sebelumnya
6. Genetik
7. Usia kehamilan

Faktor Fetal:

1. Jenis kelamin
2. Penyakit kongenital

2.5. Sindrom terkait Makrosomia

4
Sindrom terkait makrosomia dibagi menjadi 2 garis besar yaitu sindrom
yang berkaitan dengan maternal dan fetal

a. Maternal
1) Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan pasca persalinan bisanya mengacu ke perdarahan yang
melebihi 500ml dengan persalinan pervaginam atau kehilangan
1000ml atau lebih darah dengan persalinan section cesarian.13
2) Trauma Jalan Lahir
3) Kala II memanjang

b. Fetal
1)Distosia Bahu
Distosia bahu adalah kegawatdaruratan obstetrik yang terjadi
selama persalinan pervaginam ketika bahu janin tidak dapat lahir dengan
sendirinya setelah kepala janin dilahirkan. Distosia bahu menurut Royale
College of Obstetricians & Gynecologists (RCOG) Distosia Bahu adalah
proses melahirkan yang memerlukan tambahan manuver obstetri setelah
kegagalan “gentle downward traction” pada kepala bayi untuk melahirkan
bahu. Dalam kebanyakan kasus, bahu dilahirkan dalam waktu 24 detik
setelah kepala dilahirkan; jika dibutuhkan lebih dari 60 detik, telah terjadi
distosia bahu.12

Neonatus makrosomia berisiko untuk pelahiran distosia bahu dan


trauma kelahiran. Risiko ini secara langsung berhubungan dengan berat
badan lahir bayi dan mulai meningkat secara substansial ketika berat
badan lahir melebihi 4500 gram dan terutama ketika melebihi 5000
gram.Distosia tersebut terjadi ketika panggul ibu berukuran proporsional
untuk memungkinkan pelahiran kepala janin, namun kurang besar untuk
memungkinkan pelahiran bahu janin yang berdiameter lebih besar.12

5
Akibat adanya distosia bahu ini, dapat menyebabkan munculnya
cedera saat proses melahirkan, diantaranya meliputi cedera plexus
brachialis, fraktur humerus, maupun fraktur klavikular.

2) Fetal Distress
3)Kelainan Congenital
4)Ketidakseimbangan elektrolit dan metabolic
5) Polisitemia
6) Hiperbilirubinemia

2.6. Diagnosis

a. Sonography
Ketika menilai berat fetus, standar yang digunakan sekarang adalah
perkiraan menggunakan ultrasound 2 dimensi. Metode yang paling sering
digunakan adalah Metode Hadlock, yang didalamnya termasuk mengukur
Biparietal Diameter (BPD), Abdominal Circumference (AC), dan Femur
Length (FL).

1) Biparietal Diameter
Telah diteliti bahwa setelah trisemester pertama, kombinasi dari
head circumference dan femur length memiliki nilai diagnostic yang
serupa dengan kombinasi parameter lain dalam memperkirakan umur
gestasi. Menambahkan parameter lain tidak memberikan kontribusi
terhadap keakuratan pengukuran.14

Biparietal Diameter digunakan hamper di semua guidelines dan


kebanyakan gestasi serta estimasi berat janin. Namun, metode ini tidak
dapat dipercaya sepenuhnya pada usia kehamilan lanjut, karena adanya
perbedaan bentuk kepala.14

2) Head Circumference

6
Head Circumference janin digunakan secara rutin dalam
memperkirakan usia gestasi dan berat janin. Seperti BPD, Head
Circumference ini digunakan setelah minggu ke-14 kehamilan. Meskipun
BPD parameter biometric yang paling sering digunakan dalam estimasi
berat janin, beberapa penelitian menunjukkan bahwa Head Circumference
merupakan parameter yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan
BPD. Namun beberapa penelitian tetap menyatakan BPD sebagai
parameter yang tidak dapat digantikan.14

3) Femur Length
Meskipun terkesan mudah, namun proses dari penentuan Femur
Length harus di observasi sesuai dengan aturan yang terstandarisasi
agar dapat mendapatkan pengukuran yang dapat dipercaya. Femur
Length lebih sering digunakan sebagai parameter biometric oleh klinisi
untuk memperkirakan usia gestasi , terutama pada kehamilan yang
tidak terkontrol. Variasi pada Femur Length, selain dari perbedaan ras
yang dapat diterima pada awal trisemester kedua, didasarkan pada
perbedaan biologic, dan telah diobservasi bahwa Femur Length
berkaitan dengan beberapa penyakit genetic dan malformasi.14

4) Abdominal Circumference
Abdominal Circumference adalah parameter biometric yang
jangkauannya luas, sehingga memiliki tingkat reabilitas yang lebih
tinggi dalam memperkirakan berat janin dibandingkan dengan usia
gestasi, terutama pada kasus diabetes dan kehamilan. Namun, perlu
tenaga yang ahli untuk menggunakan Abdominal Circumference
sebagai parameter karena struktur pada cross section yang irregular,
asimetrik, dan echogenitas yang kurang baik, menyebabkan parameter
ini sulit untuk diukur.14

7
b. Non Sonography

1) Anamnesis
Beberapa komponen penting yang harus ditanyakan dalam anamnesis
harus mencakup:
- Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Usia kehamilan
- Paritas
- Berat sebelum kehamilan
- Riw.Imunisasi
- Riw. Penyakit medis sebelumnya
- Riw. Kehamilan sebelumnya

2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara mendetail termasuk memonitor tinggi badan
dan berat badan pasien setiap kunjungan antenatal untuk menilai
status gizi pasien sesuai dengan yang disarankan dengan U.S. Institute
of Medicine Guidelines (IOM) seperti berikut:
 Peningkata berat badan 12-18 kg untuk pasien dengan IMT <18
kg/m2
 Peningkata berat badan 11.5-16 kg untuk pasien dengan IMT
antara 18.5 - 24.9 kg/m2
 Peningkata berat badan 7-11.5 kg untuk pasien dengan IMT
antara 25.0 – 29.9 kg/m2
 Peningkata berat badan 5-9 kg untuk pasien dengan IMT >30
kg/m2
Ketika terdapat penyimpangan dari peningkatan berat badan pasien
maka perlu dilakukan pemeriksaan abdomen berupa pengukuran
tinggi fundus untuk memperkirakan usia kehamilan dan juga
pemeriksaan manuver leopold. Menurut American College Of

8
Obstetrics and Gynecology (ACOG), pengukuran berat badan bayi
setelah lahir adalah cara yang paling akurat untuk mendiagnosis
macrosomia dan tidak ada modalitas singular seperti leopold
manuver, pengukuran tinggi fundus, atau scan ultrasound yang bisa
secara efektif mendiagnosa macrosomia. Namun kombinasi dari
factor factor ini sudah bisa mengarah ke kecurigaan tinggi
terjadinya macrosomia13

2.7. Screening

Evaluasi Maternal
Hiperglikemia maternal merupakan salah satu penyebab dari fetal
macrosomia dan harus dilakukan penapisan terhadap hal berikut ini:
- One hour 50 gram glucose challenge test pada minggu 24-28
kehamilan yang bernilai lebih tinggi dari 140 mg/dL termasuk
abnormal
- Konfirmasi test dengan menggunakan 3 hour 100 gram glucose
tolerance test
Diabetes gestasional itu dikonfirmasikan Ketika salah satu dari kedua
pemeriksaan dibawah ini abnormal:
- Glukosa darah puasa diatas 95 mg/dL
- Level glukosa setelah satu jam diatas 180mg/dL
- Level glukosa setelah dua jam diatas 155 mg/dL
- Level glukosa setelah tiga jam diatas 140 mg/dL

Pemeriksaan maternal lainnya harus termasuk:


- Tekanan darah untuk mengeksklusi pre eclampsia
- Complete blood count
- Urinalisis
- BUN
- Kreatinin

9
- Profil Lipid
- Tes fungsi hati13

Evaluasi Fetal
Fetus dengan makrosomia beresiko untuk terjadi gangguan metabolic dan
harus dilakukan monitor secara dekat. Pengukuran laboratorium dari
beberapa hal dibawah ini harus segera dilakukan setelah kelahiran.

- Level Glukosa : keluarnya janin dari lingkungan uterus yang kaya


akan glukkosa membuat neonates dari ibu dengan diabetes lebih
rentan terjadi hipoglikemia
- Level Calcium: dapat terjadi hipocalcemia
- Level Magnesium : dapat terjadi hipomagnesium
- Level bilirubin : ini dapat terjadi karena tidak efisiennya dari
sirkulasi enterohepatic dan peningkatan hemolisis jika polisitemia
juga terjadi
- Hitung Darah Lengkap : untuk memeriksa adanya polistemia

Pemeriksaan klinik dari usaha pernapasan neonates juga penting


mengingat dapat terjadi aspirasi meconium akibat fetal distress dan
Transient Tachypnea of the newborn (TTN) yang meningkat 2-3x pada
bayi dengan macrosomia , apalagi dengan ibu yang menderita diabetes
gestasional.13

2.8. Manajemen Tatalaksana

1) Tatalaksana medis

10
Induction of Labor (IOL) yang merupakan hal yang secara umum
direkomendasikan hingga belakangan ini, kurang disetujui karena kurangnya
bukti pasti sebagai manajemen tatalaksana pada macrosomia. Kehamilan dengan
penyulit fetal makrosomia pada pasien dengan diabetes atau gestasional diabetes
dengan control glikemik yang lebih baik menggunakan farmakologi yang
direkomendasikan dan intervensi lainnya akan mengurangi resiko komplikasi
perinatal. Sedangkan kehamilan dengan makrosomia tanpa penyulit diabetes
memiliki tantangan tersendiri. The American College Of Obstetric and
Gynecology (ACOG) merekomendasikan secaria elektif pada perempuan hamil
dengan penyulit makrosomia jika estimated fetal weight diatas 5000g dan tidak
ada intoleransi glukosa yang mendasari dan 4500g dengan intoleransi glukosa
yang mendasari. Assisted vaginal delivery seperti forceps atau vakum, harus
dilaksanakan dengan hati hati pada perempuan hamil dengan penyulit
macrosomia.

2) Tatalaksana non medikamentosa

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dua penentu yang penting


pada fetal macrosomia adalah diabetes maternal yang tidak terkontrol dan berat
badan yang naik secara signifikan melebihi normal. Kombinasi dari diet yang
telah dimodifikasi dan terapi insulin yang adekuat pada perempuan dengan
diabetes akan mengurangi kemungkinan fetal mengalami macrosomia. Adapun
Latihan fisik juga dapat mengurangi peningkatan berat badan yang tidak perlu
pada Wanita hamil dan dalam jangka Panjang mengurangi resiko makrosomia jika
pasien tidak memiliki factor resiko yang lainnya

2.9. Pencegahan

Intervensi yang telah menunjukkan pengurangan resiko macrosomia mencakup:

11
1) Latihan fisik selama kehamilan
2) Diet glikemik rendah
Pada pasien dengan diabetes gestasional
3) Operasi bariatric pra kehamilan
Pada pasien dengan obesitas kelas 2 atau kelas 3

BAB III

12
PENUTUP

Singkatnya, fetal makrosomia adalah istilah untuk neonatus dengan berat


lahir lebih dari 4000 gram atau berat bayi lahir berada dalam persentil 90 terhadap
usia kehamilan yang prevalensi nya secara global terjadi dalam 3-15% dari
seluruh kehamilan. Fetal makrosomia ini memerlukan perhatian secara seksama
karena dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan juga bayi, diantaranya berupa
robekan jalan lahir, distosia bahu, fetal distress, maupun gangguan metabolism
pada janin.

Diagnosis dari fetal makrosomia ini mencakup sonography dan non


sonography yang meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penegakan diagnosis
dengan cepat dan tepat dapat mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan dari
fetal makrosomia. Adapun dapat dilakukan beberapa Tindakan pencegahan berupa
menjaga pola makan, dan juga melakukan aktifitas fisik serta mengobati penyakit
yang mendasari seperti diabetes melitus.

DAFTAR PUSTAKA

13
1. Mohammadbeigi A, Farhadifar F, Zadeh NS, Mohammadsalehi N, Rezaiee M,
Aghaei M. 2018. Fetal macrosomia: Risk factors, Maternal and Perinatal outcome.
Ann Med Health Sci Res. 3:546-50.

2. Walsh JM, McAuliffe FM. 2017. Prediction and prevention of the macrosomic
fetus. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 162:125-30.

3.Najafian M, Cheraghi M. 2018. Occurrence of Fetal Macrosomia Rate and Its


Maternal and Neonatal Complications: A 5-year Cohort Study. ISRN Obstet
Gynecol.353791

4.Zhang X, Decker A, Platt RW, Kramer MS. How big is too big? The perinatal
consequences of fetal macrosomia. Am J Obstet Gynecol. 2018;198(5):517. doi:
10.1016/j.ajog.2007.12.005

5.Boulet SL, Alexander GR, Salihu HM, Pass M. Macrosomic births in the United
States: determinants, outcomes, and proposed grades of risk. Am J Obstet
Gynecol. 2019;188(5):1372–1378. doi: 10.1067/mob.2003.302

6.Asplund CA, Seehusen DA, Callahan TL, Olsen C. Percentage change in


antenatal body mass index as a predictor of neonatal macrosomia. Ann Family
Med. 2018;6(6):550–554.

7.Henriksen T. The macrosomic fetus: a challenge in current obstetrics. Acta


Obstet Gynecol Scand. 2019;87(2):134–145. doi: 10.1080/00016340801899289

8.Koyanagi A, Zhang J, Dagvadorj A, et al. Macrosomia in 23 developing


countries: an analysis of a multicountry, facility-based, cross-sectional survey.
Lancet. 2020;381(9865):476–483

9. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.


Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

10.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta : Kemenkes RI.

11. Nahavandi, Sofia. Seah, Jasmine. Shub, Alexis. 2018. Biomarkers for
Macrosomia Prediction in Pregnancies Affected by Diabetes

12. Cuningham, F. G., Kenneth, J. & John, C. K., 2014. Williams Obstetrics. 24
penyunt. New York: The Mc Graw - Hill Companies.

13. Akanmode AM, Mahdy M. 2023. Macrosomia

14
14. Lovrić B, Šijanović S, Zmijanović I, Jurić G, Juras J. ULTRASOUND
DIAGNOSIS OF MACROSOMIA AMONG WOMEN WITH GESTATIONAL
DIABETES - REVIEW OF THE LITERATURE. Acta Clin Croat. 2022
Mar;61(1):95-106. doi: 10.20471/acc.2022.61.01.12. PMID: 36398082; PMCID:
PMC9616028.

15

Anda mungkin juga menyukai