CR Pa Pji Rev 12-04-24
CR Pa Pji Rev 12-04-24
Laporan Kasus
Oleh:
dr. Tria Puji Kurnia Sunazki
Pembimbing:
dr. Heni Maulani, Sp.PA., Subsp. O. G. P (K)
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...…… iv
DAFTAR SINGKATAN……………………….……………………………… v
I. PENDAHULUAN………………………………………………….......…… 6
II. LAPORAN KASUS…………………………………………………....…… 8
2.1 Anamnesis Umum……………………………………………………...…… 8
2.2 Anamnesis Khusus………………………………………….……….....…… 9
2.3 Pemeriksaan Fisik…………………………………………..……….....…… 9
2.4 Pemeriksaan Penunjang…………………………………….……….....…… 11
2.5 Follow Up…………………………………………………..……….....…… 14
2.6 Diagnosa Klinis……………………………………………..……….....…… 22
2.7 Diagnosis Patologi Anatomi………………………………..……….....…… 22
2.8 Penatalaksanaan…………………………………………………..........…… 22
2.9 Prognosis……………………………………………………………….…… 22
III. DISKUSI……………………………………………………………….…… 23
3.1 Penegakan Diagnosis…………………………………………………..…… 23
3.2 Tatalaksana…………………………………………………………….…… 29
IV. KESIMPULAN……………………………………………….............…… 31
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…… 32
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR SINGKATAN
AFP : Alpha-fetoprotein
AP : anteroposterior
FIGO : Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri
FOXL2 : Foxhead box protein L2
IV : intravena
IP : intraperitoneum
JVP : Jugular vein pressure
KGB : kelenjar getah bening
NOK : neoplasma ovarium kistik
NOS : Not otherwised specified
PA : Patologi anatomi
PLD : pegylated liposomal doxorubicin
SCST : Sex-cord stromal tumors
TNM : Tumor, Nodes, Metastasis
UICC : Union for International Cancer Control
USG : ultrasonography
v
1
I. PENDAHULUAN
Sex-cord stromal tumors (SCST) merupakan neoplasma yang berasal dari
sex-cords gonad embrionik dan mungkin menunjukkan tampilan keganasan. Secara
agregat, tumor ini menyumbang sekitar 5-10% dari semua tumor ovarium dengan
tumor bilateral menunjukkan persentase yang kecil. Sex-cord stromal tumors not
otherwised specified (SCST NOS) merupakan jenis tumor yang termasuk langka
dari SCST. Diagnosis ini terjadi ketika morfologi suatu tumor tidak dapat
diklasifikasi terhadap beberapa jenis SCST.1,2
Literatur yang tersedia menunjukkan bahwa SCST-NOS cenderung
berperilaku mirip dengan SCST ganas lainnya, sebagian besar ditandai dengan
perjalanan yang indolent. Namun, perjalanan klinis SCST-NOS ini cukup agresif,
mungkin karena adanya akumulasi molekuler mutasi TP53 dan TERT dan
komponen morfologis bermutu tinggi, "terdiferensiasi".3 Tampilan makroskopik
pada SCST NOS bervariasi, tumor biasanya memiliki warna kuning atau cokelat
pada potongan permukaan dan berbentuk padat atau padat dan kistik. Tumor
malignan diklasifikasikan mengikuti klasifikasi Federasi Internasional Ginekologi
dan Obstetri (FIGO) dan Tumor, Nodes, Metastasis (TNM) dari Union for
International Cancer Control (UICC).4,5
Pasien dengan SCST harus menjalani pembedahan primer terlebih dahulu,
diikuti dengan terapi sistemik. Pasien yang dicurigai keganasan pada ovarium
ataupun tuba falopii/ neoplasma pada peritoneum yang sudah direncanakan akan
dilakukan prosedur surgical staging, prosedur primary debulking, prosedur interval
debulking, atau secondary cytoreduction. Apabila kecurigaan pra operasi adalah
keganasan maka laparotomi harus dilakukan. Pengobatan sistemik lini pertama
standar diberikan setelah dilakukannya operasi debulking primer atau sebagai terapi
neoadjuvant. Kemoterapi yang digunakan saat ini yaitu kemoterapi intravena
doublet berbasis platinum (carboplatin dan paclitaxel, setiap 3 minggu, atau
carboplatin setiap 3 minggu dan paclitaxel setiap 1 minggu) dengan bevacizumab.
6,7
2
2.1.1 Identifikasi
Nama : Ny. II
Usia : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Plaju
No.RM : 1419949
Tanggal Registrasi : 24 Januari 2024
A B
D
C
E F
2.5. Follow Up
23/12/2022
S: Keluar hasil ultrasonography (USG)
O:
- Pemeriksaan laboratorium (terlampir di pemeriksaan penunjang)
- Pemeriksaan rontgen thorax posteroanterior (PA)/AP (terlampir di pemeriksaan
penunjang)
- Pemeriksaan USG (terlampir di pemeriksaan penunjang)
A: NOK Permagna
P:
- Lapor DPJP
- Pro Laparatomi VC
- Persiapan Operasi
9
A B C
10
D E F G
Gambar 2.3 Temuan operatif (A) Ovarium kanan (B) Uterus (C) KGB parailiaka kanan (D)
Omentum (E) KGB paraaorta (F) KGB dan parailiaka kiri (G) Cairan asites
A B C
D E F
G H
Makroskopik:
A. Jaringan VC (581/A/2024) (gambar 2.4)
Sepotong jaringan ovarium kanan berbentuk kantong, warna putih
kecoklatan, ukuran 30x30x20 cm, intack, permukaan luar licin. Pada potongan
berisi cairan, warna coklat, dijumpai sebagian padat, Sebagian berkista-kista berisi
cairan jernih kekuningan, diameter terbesar 5 cm dan diameter terkecil 1 cm, tebal
dinding 0,5-2 cm, konsistensi kenyal.
Mikroskopik:
A. Jaringan VC (581/A/2024) (Gambar 2.4)
- Sediaan berasal dari ovarium kanan: dijumpai massa tumor berupa area
hiperseluler dan hiposeluler. Area hiperseluler berupa massa tumor berstruktur
pita-pita, Sebagian tubular, terdiri dari sel berbentuk oval-spindel, inti oval-
spindel, Sebagian dengan nuclear grooves, kromatin kasar, anak inti terlihat,
sitoplasma eosinofilik, mitosin atipik sulit dijumpai. Area hiposeluler berupa
jaringan ikat longgar Sebagian dengan perubahan miksoid, diantaranya dijumpai
sel-sel bentuk bulat-oval, kromatin halus, anak inti terlihat, sitoplasma
eosinofilik, mitosis atipik tidak dijumpai. Stroma berupa jaringan ikat fibrous
bersebuk sel radang limfosit dan sel plasma. Tampak pembuluh darah berisi
eritrosit.
- Tuba falopi kanan: tampak rugae dilapisi epitel pseudostatified bersilia. Lamina
propia berupa jaringan ikat fibrokolagen bersebuk sel radang limfosit dan sel
plasma. Dinding tuba berupa jaringan fibromuscular, diantaranya dijumpai
pembuluh darah dilatasi hiperemis. Tidak dijumpai tanda-tanda keganasan pada
sediaan ini
B. Jaringan Susulan VC
I. Sediaan berasal dari uterus, dievaluasi sebagai berikut:
- Serviks: ektoserviks dilapisi epitel skuamous kompleks tanpa keratin.
Endoserviks dilapisi epitel kolumner sekretorik, Sebagian metaplasia skuamosa.
Subepitel berupa jaringan ikat fibrokolagen, bersebuk padat sel radang limfosit
dan sel plasma, diantaranya dijumpai kelenjar endoserviks dilapisi epitel
13
sel plasma. Tampak pembuluh darah berisi eritrosit. Tidak dijumpai tanda
ganas pada sediaan ini.
VI. Sediaan sitologi berasal dari cairan asites (251/C/2024), latar belakang massa
amorf, diantaranya dijumpai kelompok sel mesotel, tersusun monolayer, sel
berbentuk bulat-oval, N/C ratio meningkat, inti bulat oval, kromatin halus,
anak inti terlihat, sitoplasmla eosinofilik two tone dengan pseudopodia, tampak
pula sel radang limfosit dan sel plasma. Tidak dijumpai tanda ganas pada
sediaan ini.
Kesan:
A. Jaringan VC
- Sex cord-stromal tumor NOS pada ovarium kanan
- Tuba falopi kanan tanpa lesi spesifik
B. Jaringan susulan VC
- Servisitis kronik non-spesifik pada serviks
- Leiomyoma uteri
- Ovarium kanan tanpa lesi spesifik
- Tuba falopi kanan tanpa lesi spesifik
II, V, dan VII. Sinus histiositosis pada KGB regio paraaorta, parailiaka kanan dan
jkiri
III. Omentum tanpa lesi spesifik
IV. Peritoneum tanpa lesi spesifik
VI. Asites limfositik, tidak dijumpai sel ganas pada sitologi cairan asites
2.8. Penatalaksanaan
Kontrol ulang evaluasi 3 bulan post op
2.9. Prognosis
Dubia ad malam
III. DISKUSI
3.1 Penegakkan Diagnosis
Sex-cord stromal tumors (SCST) merupakan neoplasma yang berasal dari
sex-cords gonad embrionik dan mungkin menunjukkan tampilan keganasan. Secara
agregat, tumor ini menyumbang sekitar 5-10% dari semua tumor ovarium dengan
tumor bilateral menunjukkan persentase yang kecil. SCST not otherwised specified
(NOS) merupakan jenis tumor yang termasuk langka dari SCST. Diagnosis ini
terjadi ketika morfologi suatu tumor tidak dapat diklasifikasi terhadap beberapa
jenis SCST.1,2
Sex-cord stromal tumors dapat menampilkan beragam spektrum fitur klinis
dan patologis. Tumor ini muncul dari stroma gonad dan dibagi menjadi 3
subkelompok: pure sex-cord tumors, pure stromal tumors, dan mixed sex cord-
stromal tumors. Entitas dalam subkelompok ini dapat terjadi pada anak-anak dan
orang dewasa dan sering dikaitkan dengan produksi hormon steroid ovarium, yang
mengarah pada berbagai manifestasi yang dimediasi hormon.8
Seperti tumor ovarium lainnya, SCST biasanya hadir dengan gejala khas
seperti massa adneksa, termasuk sakit perut, distensi, dan, pada beberapa kasus,
torsi. Berbeda dengan tumor sel epitel dan germinal, bagaimanapun, tumor sex-cord
stromal sering hadir dengan tanda-tanda produksi hormonal, seperti hirsutisme dan
16
virilisasi, perubahan siklus menstruasi, atau pubertas dini. Evaluasi awal harus
mencakup riwayat menyeluruh pasien dengan mencermati riwayat individu atau
keluarga tentang kemungkinan mengarah pada tumor serta pemeriksaan fisik
dengan memperhatikan adanya pubertas dini atau menarche tertunda, makula
hiperpigmentasi yang sugestif Peutz-Jegher, atau nodul tiroid yang sugestif
sindrom DICER1. Tumor seringkali berukuran besar pada saat diagnosis dan
mungkin pecah, yang dapat mengakibatkan presentasi akut dengan
hemoperitoneum. Tidak ada manifestasi klinik yang patognomonik untuk SCST,
NOS pada ovarium. 1,10
matang dan tampilan morfologisnya menunjukkan diantara antara tipe testis dan
ovarium dan pola pewarnaan imunohistokimia samar-samar, mungkin sulit untuk
menentukan apakah tumor cocok dalam kategori sel granulose-stroma atau sertoli-
stroma, sehingga tumor tersebut dikategorikan dalam tipe yang tidak
diklasifikasikan. Pengambilan sampel ekstensif diperlukan untuk mengungkap
fokus diagnostik. Perubahan yang terlihat pada kehamilan termasuk edema yang
menonjol, luteinisasi, dan sel Leydig yang menonjol. 2,5
Gambar 3.1. SCST, NOS. Kedua elemen sex-cord dan stromal terdapat pada gambar. Komponen
sex-cord kurang terhadap fitur sitologi dari sel tumor granulosa dewasa dan tubular atau arsitektur
seperti cord dari Sertoli-leyding cell tumour5
Tabel 3.2 Klasifikasi stadium kanker ovarium, tuba falopi, dan peritoneum
berdasarkan FIGO4
Tabel 3.3 Perbandingan antara klasifikasi kanker ovarium, tuba falopi dan
peritoneum berdasarkan FIGO (2014) dan TNM4
UICC
Prognosis (Desain primer: Tov, Tft, Tp, or Tx)
T N M
Stadium
IA T1a N0 M0
IB T1b N0 M0
IC T1c N0 M0
IIA T2a N0 M0
IIB T2b N0 M0
IIIA T3a N0 M0
T3a N1 M0
IIIB T3b N0 M0
T3b N1 M0
IIIC T3c N0−1 M0
T3c N1 M0
IV T apapun N apapun M1
Nodus regional (N)
Nx Kelenjar getah bening regional
tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis kelenjar
getah bening regional
N1 Metastasis kelenjar getah bening
regional
Metastasis jauh (M)
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Metastasis jauh (tidak termasuk
metastasis peritoneal)
3.2 Tatalaksana
Pada kasus ini, pasien ditatalaksana berdasarkan carcinoma ovarium stadium
klinis IA. Pasien yang dicurigai keganasan pada ovarium ataupun tuba falopii/
neoplasma pada peritoneum yang sudah direncanakan akan dilakukan prosedur
surgical staging, prosedur primary debulking, prosedur interval debulking, atau
secondary cytoreduction. Apabila kecurigaan pra operasi adalah keganasan maka
laparotomi harus dilakukan. Pembedahan bertujuan staging ini meliputi
histerektomi dengan salpingo-ooforektomi bilateral, limfadenektomi pelvis dan
21
menerima kemoterapi adjuvan. Jumlah siklus optimal pada pasien dengan penyakit
stadium I belum ditetapkan secara pasti, tetapi biasanya antara 3 dan 6 siklus.4
Pengobatan sistemik lini pertama standar diberikan setelah dilakukannya
operasi debulking primer atau sebagai terapi neoadjuvant. Kemoterapi diberikan
sesuai dengan persyaratan dan fasilitas yang tersedia. Pemberian kemoterapi dapat
dilakukan melalui kemoterapi intravena (IV), kombinasi intraperitoneal (IP) dan
kemoterapi IV, kemoterapi intratekal, atau kemoterapi intraarterial. Kemoterapi
yang digunakan saat ini yaitu kemoterapi intravena doublet berbasis platinum
(carboplatin dan paclitaxel, setiap 3 minggu, atau carboplatin setiap 3 minggu dan
paclitaxel setiap 1 minggu) dengan bevacizumab. 6
Dalam kasus intoleransi terhadap paclitaxel, rejimen doublet berbasis
platinum sebagai alternatif yaitu carboplatin dengan docetaxel atau dengan
pegylated liposomal doxorubicin (PLD), yang harus digunakan sesuai dengan
preferensi pengobatan pasien / dokter dan tolerabilitas obat spesifik pasien karena
masing-masing rejimen dikaitkan dengan profil toksisitas spesifik.6
C. KESIMPULAN
Sex-cord stromal tumors (SCST) merupakan neoplasma yang berasal dari
sex-cords gonad embrionik dan mungkin menunjukkan tampilan keganasan. Secara
agregat, tumor ini menyumbang sekitar 5-10% dari semua tumor ovarium dengan
tumor bilateral menunjukkan persentase yang kecil. SCST not otherwised specified
(NOS) merupakan jenis tumor yang termasuk langka dari SCST. Diagnosis ini
terjadi ketika morfologi suatu tumor tidak dapat diklasifikasi terhadap beberapa
jenis SCST.
Tatalaksana karsinoma ovarium dilakukan secara pembedahan dan sistemik.
Pembedahan dengan surgical staging, prosedur primary debulking, prosedur
interval debulking, atau secondary cytoreduction. Pengobatan sistemik lini pertama
standar yaitu kemoterapi intravena doublet berbasis platinum (carboplatin dan
paclitaxel, setiap 3 minggu, atau carboplatin setiap 3 minggu dan paclitaxel setiap
1 minggu) dengan bevacizumab.
24
DAFTAR PUSTAKA