UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRENATAL DIAGNOSTIC
OLEH :
Haykel Mansyur
C 11109818
PEMBIMBING :
SUPERVISOR :
MAKASSAR
2015
SURAT PENGESAHAN
Benar telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Konsulen Pembimbing
Mengetahui,
İİ
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT
NIM : C 11109818
Hari / Tanggal :
Minggu ke :
Nilai :
Konsulen Pembimbing
Mengetahui,
İ
DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFERAT
NIM : C 11109818
Hari / Tanggal :
Tempat : Gedung Pinang, Lt. 2 RS Wahidin Sudirohusodo
10
11
12
13
14
15
16
İ
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Konsulen Pembimbing
SAMPUL............................................................................................................ i
SURAT PENGESAHAN.................................................................................ii
PRENATAL DIAGNOSTIC
1. PENDAHULUAN.......................................................................1
2. INDIKASI TES DIAGNOSTIK....................................................2
3. TUJUAN................................................................................................4
4. ANAMNESIS...................................................................................5
6) Sikap Pasien......................................................................................6
5. PEMERIKSAAN FISIS.................................................................7
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................................8
1) USG umum ............................................................................. 8
LAMPIRAN
PRENATAL DIAGNOSTIC
1. Pendahuluan
Diagnosis prenatal merupakan sebuah proses untuk menyingkirkan
Ada banyak kelainan yang dapat terjadi, tetapi hanya sedikit yang
dapat didiagnosis sebelum bayi lahir. Abnormalitas kromosom dan neural
tube defect merupakan kelainan yang paling sering didapatkan pada saat
melakukan prosedur diagnostik prenatal rutin. Kadang-kadang prosedur
tersebut juga dapat mendeteksi kelainan genetik seperti cystic fibrosis dan
penyakit sickle cell. Tes spesifik tersebut diminta jika diketahui adanya
(5)
kehamilan yang beresiko tinggi mengalami kelainan genetik.
1
Contoh prosedur diagnostik prenatal misalnya ultrasound,
amniosentesis, dan chorionic villus sampling (CVS). Amniosentesis dan
chorionic villus sampling (CVS) dapat mendeteksi kelainan spesifik seperti
abnormalitas kromosom. Kedua prosedur tersebut memiliki resiko terjadinya
keguguran atau kematian janin (sekitar 1 dari 300 kasus atau kurang). (3, 5)
Di Amerika Serikat, standar pelayanan obstetri adalah melakukan CVS
atau amniosentesis pada wanita yang akan berusia ≥ 35 tahun pada saat
melahirkan, karena wanita tersebut beresiko tinggi melahirkan anak dengan
sindrom Down atau beberapa tipe aneuploidy lainnya. (6)
Tabel 1. Beberapa kelainan genetik yang dapat diketahui sebelum bayi lahir (7)
2
kromosom pada janin juga meningkat. Mayoritas keguguran terjadi pada
trimester pertama kehamilan. (1)
Misalnya, wanita berusia 35 tahun
memiliki resiko melahirkan anak yang menderita sindrom Down sebesar
0.3% (1 per 385 kelahiran), sedangkan wanita berusia 45 tahun sebesar 3%
(1 per 30 kelahiran). (6)
(1, 3, 8)
Faktor resiko khusus :
• Riwayat kehamilan sebelumnya dengan kelainan genetik / kromosom
(misalnya penyakit Tay-Sachs, hiperplasia adrenal kongenital) (9)
• Keguguran dan/atau kematian janin multiple
Penyebab keguguran berulang (3 kali atau lebih) dapat berasal dari
kromosomal, anatomikal, immunologis, atau hormonal. Sekitar ½ dari
keguguran terjadi karena abnormalitas kromosom. (1)
• Riwayat kelainan genetik atau kelainan multifaktorial dalam keluarga
• Etnis yang beresiko tinggi mengalami penyakit genetik
3
• Teratogen
Penyakit ibu (misalnya diabetes insulin-dependent,
phenylketonuria), infeksi (misalnya toxoplasmosis, rubella) atau paparan
terhadap zat-zat internal atau eksternal (obat-obatan, alkohol, radiasi) tidak
berhubungan dengan penyakit kromosom atau genetik, tetapi dapat
menyebabkan abnormalitas janin. (1)
• Penemuan USG abnormal (adanya tanda-tanda abnormalitas kromosom)
Gambar 2. Usia ibu dan resiko melahirkan bayi dengan sindrom Down (3)
3. Tujuan
Tujuan dari diagnosis / skreening prenatal adalah sebagai berikut : (10)
• Melatih kebiasaan sehat yang baik untuk ibu hamil dan keluarganya
4
4. Anamnesis
Beberapa hal yang harus ditanyakan pada saat melakukan anamnesis pada
pasien adalah :
1) Riwayat Obstetri Sebelumnya (10, 11)
• Gravid (G)
Merupakan jumlah total kehamilan, termasuk kehamilan intrauterin
normal dan abnormal, aborsi, kehamilan ektopik, dan mola hidatiform.
Kehamilan ganda dihitung 1.
• Paritas (P)
Merupakan kelahiran bayi dengan berat > 500 g, baik hidup atau mati.
Jika beratnya tidak diketahui, gunakan usia gestasi ≥ 24 minggu.
Kehamilan ganda tetap dihitung 1. Nullipara artinya belum
melahirkan
≥
bayi dengan berat > 500 g atau usia 24 minggu.
gestasi
• Abortus (A)
Merupakan terminasi kehamilan pada usia gestasi usia gestasi < 24
minggu atau berat janin < 500 g.
• Riwayat melahirkan preterm sebelumnya (< 34 minggu)
5
kesehatan janin.
6
4) Riwayat Medis dan Operasi (10)
5) Riwayat Keluarga
7
operatif, perawatan postpartum untuk bayi, perawatan rumah sakit lainnya,
dan responnya terhadap memiliki seorang anak.
5. Pemeriksaan Fisis
8
• Presentasi janin yang dinilai setelah 34 minggu dengan menggunakan
Leopold atau USG.
6. Pemeriksaan Penunjang
(13, 14)
layar.
9
Gambar 3. Teknik pengukuran crown-rump length (CRL) pada janin dengan hasil CRL 60 mm
(12 + 3 minggu) (13)
Gambar 4. Kepala janin. (a) Pengukuran diameter biparietal (BPD) (kaliper). Perhatikan
potongan aksial kepala dan posis sentral ventrikel 3 dan struktur midline (T merupakan
ventrikel 3 dan thalamus). Lingkar kepala juga diukur dalam posisi ini. (b) Pleksus choroideus
normal (C) dan falx medial serta fissura interhemisferik. (13)
1
belakang disebut posterior. Dinding samping disebut sebagai lateral
kiri atau kanan. Pada dinding atas disebut sebagai fundal. Salah satu
tujuan dari menentukan letak plasenta adalah mengetahui apakah
terjadi plasenta previa atau tidak. (15)
Gambar 5. Contoh USG yang menunjukkan plasenta yang terletak pada dinding belakang uterus
(posterior). Plasenta menutupi seluruh serviks. Terletak 1.5 cm dari serviks. (15)
1
Gambar 6. Spina bifida - myelomeningocele lumbosacral. Dapat dihindari dengan pemberian
asam folat (9)
Gambar 7. Tetralogi Fallot. Aorta (a) bersusun dengan septum interventrikular (s) (9)
1
peritoneum. Pada exomphalos, terjadi kegagalan usus masuk ke
rongga abdomen pada usia gestasi 8 minggu. (9)
• Defek ekstremitas
Defek ekstremitas, pada contoh ini (Gambar 10) defek
ekstremitas bawah terjadi karena caudal regression syndrome (CRS).
CRS merupakan kumpulan anomali kongenital dimana dapat terjadi
kegagalan pembentukan sakrum, vertebra lumbal, gangguan medula
spinalis distal, serta kegagalan pembentukan regio kaudal. (16)
1
Gambar 10. USG transvaginal yang menunjukkan adanya abnormalitas ekstremitas bawah (16)
Gambar 11. Displasia renal. Perhatikan ginjal yang membesar yang memiliki kista berisi cairan.
(9)
1
• Tanda-tanda yang dihubungkan dengan gangguan kromosom atau
genetik lainnya.
Contohnya misalnya pada Gambar 6, yaitu mengetahui adanya
kelainan berupa sindrom Down pada janin.
Gambar 12. Gambaran USG yang menunjukkan pengukuran nuchal translucency (nuchal fold ) di
bagian belakang leher janin. Peningkatan ketebalan nuchal (> 2 mm pada trimester pertama; > 5
mm pada trimester kedua) dihubungkan dengan peningkatan resiko menderita sindrom Down (dan
aneuploidi lainnya). (1)
1
(1, 3)
dengan menggunakan bantuan USG (lihat gambar dibawah).
Teknik transabdominal lebih dipilih karena teknik transvaginal
(9)
memiliki resiko infeksi dan keguguran janin yang lebih besar.
(3)
Gambar 13. Prosedur CVS
• Amniosentesis
Amniosentesis pertama kali dilakukan pada tahun 1952 untuk
mendiagnosa adanya penyakit hemolitik prenatal. Pada pertengahan
tahun 1970an, prosedur tersebut menjadi standar untuk mendapatkan
karyotype janin. Prosedur ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan
1
(sebanyak 20-30 mL) diambil dari sekitar janin dengan menggunakan
jarum halus berukuran 20-22 Gauge dengan menggunakan bantuan
USG (lihat gambar dibawah). Tes ini dilakukan pada sel-sel dari cairan
amnion yang berasal dari fetus, berbeda dengan CVS yang memeriksa
(1,
sel plasenta. Hasilnya akan selesai dalam waktu 1 hingga 3 minggu.
3, 12)
(3)
Gambar 14. Prosedur Amniosentesis
1
aliran darah janin. Keseluruhan prosedur tersebut biasanya
berlangsung selama 45 menit hingga 1 jam. Resiko terjadinya
keguguran sebesar 2%. Sama seperti amniosentesis, prosedur ini juga
(18)
memiliki resiko lain seperti infeksi, nyeri, dan perdarahan.
(18)
Gambar 16. Prosesing hasil PUBS
(18)
PUBS dapat mendeteksi :
• Abnormalitas kromosom
• Kelainan darah seperti anemia
1
• Beberapa kelainan metabolik
• Infeksi seperti toksoplasmosis dan rubella
• Beberapa penyebab masalah struktural atau restriksi pertumbuhan
intrauterin
(19)
Gambar 17. Proses pembelahan sel
1
normalitas kromosom seseorang dan untuk menilai berbagai kelainan
(19)
genetik seperti sindrom Down dan sindrom Klinifelter.
(1)
Gambar 18. Karyotype normal
Gambar 19. Karyotype penderita sindrom Down, yang dikarakteristikkan dengan adanya ekstra
kromosom 21 yang berasal dari sel telur atau sel sperma. Karyotype ini adalah 47, XY, +21. Jika
(1)
penderitanya wanita, maka akan menjadi 47, XX, +21.
2
(3, 9)
Fluorescent in situ hybridization (FISH)
• Single, dual, atau multiple colored probe untuk deteksi yang cepat,
sensitif, dan spesifik
2
kriteria diagnosis klinisnya tidak tepat. Penggunaan tes FISH harus
dibatasi hanya untuk diagnosis serta penelitian adanya mosaicism, yang
dilanjutkan dengan skreening lanjutan pada anggota keluarga, diagnosis
prenatal, dan diagnosis preimplantasi. (21)
Gambar 20. Contoh hasil tes FISH pada kromosom 13, 18, dan 21 dengan menggunakan 3-Color
(20)
FISH Probe
2
gonadotropin (HCG), dan unconjugated oestriol (UE3) diukur pada usia
kehamilan 15-18 minggu. Zat-zat tersebut berasal dari janin dan melewati
cairan amnion menuju ke sirkulasi maternal melalui plasenta. AFP
merupakan sebuah glikoprotein yang disintesis oleh janin dan cairan
amnion pada usia kehamilan sekitar 13 minggu. (1, 12)
Kadar serum AFP yang rendah (serum AFP maternal < 0.25
MoM), UE3 yang rendah (≤ 0.5MoM), dan/atau peningkatan kadar HCG
(nilai normal hCG bervariasi dari > 2.0 MoM hingga > 4.0 MoM)
dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya sindrom Down,
sedangkan penurunan ketiga zat tersebut menunjukkan adanya resiko
trisomi 18 atau triploidy. Secara khusus, kadar AFP yang rendah
dihubungkan dengan kejadian aborsi spontan, persalinan preterm, missed
abortion, kematian janin, dan peningkatan resiko makrosomia; sedangkan
kadar AFP yang tinggi (serum AFP maternal > 2.5 MoM) dihubungkan
dengan peningkatan resiko menderita neural tube defect dan defek dinding
abdomen, abnormalitas plasenta seperti chorioangioma, kehamilan ganda
atau kematian janin, atau gangguan pada ibu seperti tumor ovarium atau
choriocarcinoma. Kadar HCG yang tinggi berhubungan dengan
(1, 22)
peningkatan resiko dalam kehamilan.
Maternal serum inhibin-A merupakan marker trimester kedua dan
digunakan pada skreening quadruple. Nilainya menurun jika terdapat
sindrom antibodi antifosfolipid primer (nilai rata-rata 0.60 MoM).
Nilainya meningkat drastis pada kehamilan dengan komplikasi berupa
triploidy dan sindrom HELLP serta pada keadaan meninggalnya satu dari
(22)
2 bayi kembar pada trimester pertama.
2
(9)
Tabel 2. Teknik diagnosis prenatal
2
REFERENSI
Pr e n a t a l D i ag n o s i s a n d F e ta l Th
2. L e v e n o K J, G il s tr a p L , B lo o m S L ,
e ra p y . I n : C un n in g h a m FG , H a u th J C ,
W e n st o r m K D . W il li a m s O bs t e tr i cs 2 2 n d
Edition. USA: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2005. p. 179.
10. Chapter 5 - Diagnosis of Pregnancy and Prenatal Care. In: Pernoll ML.
Benson & Pernoll's Handbook of Obstetrics & Gynecology Tenth Edition.
New York, USA: McGraw-Hill Companies; 2011. p. 122, 28-30.
11. Chames MC. Prenatal Care. UMHS Prenatal Care Guideline. December
2013:1-17.
12. Eappen S, Ponkey SE. Prenatal Diagnosis of Fetal Disorders. In: Datta S.
Anesthetic and Obstetric Management of High-Risk Pregnancy 3rd Edition.
New York: Springer-Verlag Inc. p. 23, 24, 44.
2
13. ISUOG Practice Guidelines : performance of first-trimester fetal ultrasound
scan. Ultrasound Obstet Gynecol. 2013;41:102-13. John Wiley & Sons, Ltd.