LAPORAN KASUS
PERSALINAN PRETERM
Oleh:
Nafiys Hilmy
142011101057
Pembimbing:
dr. Yonas Hadisubroto, Sp.OG
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian .................................... ................................. 2
2.2 Etiologi ........................................................................... 2
2.3 Patofisiologi ................................................................... 3
2.4 Klasifikasi ..................................... ................................. 5
2.5 Faktor Risiko .................................................................. 5
2.6 Diagnosis ........................................................................ 10
2.7 Permasalahan Persalinan Preterm ............................... 12
2.8 Tatalaksana .................................................................... 13
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan .................................................................... 17
BAB IV. LAPORAN KASUS
4.1 Identitas Pasien ............................................................. 18
4.2 Anamnesis ..................................................................... 18
4.3 Pemeriksaan Fisik dan Umum .................................... 19
4.4 Diagnosis ....................................................................... . 21
4.5 Penatalaksanaan ........................................................... 21
4.6 Lembar Follow Up ....................................................... . 22
DAFTAR PUSTAKA ..................... ............................................... 29
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada tahun 2012 sekitar 44% bayi meninggal pada 28 hari pertama kehidupan
(masa neonatal). Penyebab terbesar (37%) ialah persalinan preterm. Persalinan
preterm menjadi penyebab kematian kedua tersering pada usia kurang dari lima
tahun setelah pneumonia (WHO, 2015). Di Amerika Serikat sebanyak 13.000
kematian neonatal atau sekitar 45% disebabkan karena persalinan preterm. Di
Afrika sebanyak 265.000 kematian neonatal atau sekitar 23% disebabkan karena
persalinan preterm. Pada tahun 2000-2003 di Asia, angka kematian neonatal yang
disebabkan persalinan preterm sebesar 413.000 atau 30% dari kematian neonatal
(WHO, 2005).
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu. Menurut data WHO tahun 2015 bahwa di dunia setiap tahunnya
diperkirakan 15 juta bayi lahir dari persalinan preterm. Pada tahun 2005 angka
kejadian persalinan preterm di rumah sakit Indonesia sebayak 3.142 kasus dan pada
tahun 2006 yaitu sebanyak 3.063 kasus (Kemenkes RI, 2014). Hal ini menunjukkan
terjadinya penurunan kejadian persalinan preterm namun pada tahun 2010 angka
kejadian persalinan preterm di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
signifikan yaitu berkisar 675.700 kasus. Angka ini menyebabkan Indonesia
menempati peringkat kelima negara dengan persalinan preterm terbesar (WHO,
2016).
Persalinan preterm dapat disebabkan adanya masalah kesehatan pada ibu hamil
dan janin itu sendiri. Penyebab pasti terjadinya persalinan preterm masih belum
jelas. Menurut Cunningham et al. (2014) terdapat faktor risiko yang dapat
menyebabkan terjadinya persalinan preterm yaitu faktor idiopatik, anomali saluran
reproduksi, hipertensi ibu, solusio plasenta, plasenta previa, ketuban pecah dini, dan
kehamilan gemelli. Preterm memiliki banyak komplikasi khususnya bagi neonatus
antara lain berupa Respiratory Distress, Intra Ventricular Haemorhagge dan
Necrotizing Eneterocolitis.
2
2.5.7 Polihidroamnion
Polihidroamnion adalah keadaan dimana jumlah air ketuban lebih dari
2000mL. Produksi air ketuban berlebih menyababkan terjadinya peregangan yang
berebih sehingga merangsang persalinan sebelum usia kehamilan 28 minggu. Hal
tersebut dapat menyebabkan kelahiran preterm dan dapat meningkatkan kejadian
bayi dengan berat badan lahir rendah (Cunningham et al., 2014).
neurodevelopmental,
gangguan pendengaran
Oftalmologi Retinopati prematuritas Kebutaan, ablasio retina
myopia, strabismus
Kardiovaskular Hipotensi, ductus arteriosus Hipertensi pulmonal,
paten, hipertensi pulmonal hipertensi saat dewasa
Renal Ketidakseimbangan air dan Hipertensi saat dewasa
elektrolit, gangguan asam-basa
Hematologi Anemia iatrogenic,
memerlukan tranfusi berulang,
anemia prematuritas
Endokrinologi Hipoglikemia, kadar tiroksin Kelemahan regulasi
rendah sementara, defisiensi glukosa, peningkatan
kortisol resistensi insulin
(Cunningham et al., 2014)
e. Beta 2 simpatomimetik
Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah
ritodrine, terbutaline, salbutamol, isoxsuprine, fenoterol dan hexoprenaline. Nadi
ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus dimonitor selama pengobatan.
Kontraindikasi pemberian adalah penyakit jantung pada ibu, hipertensi atau
hipotensi, hipertiroidi, diabetes dan perdarahan antepartum. Efek samping yang
dapat terjadi pada ibu adalah palpitasi, rasa panas pada muka (flushing), mual, sakit
kepala, nyeri dada, hipotensi, aritmia kordis, edema paru, hiperglikema dan
hipokalemia. Efek samping pada janin antara lain fetal takikardia, hipoglikemia,
hipokalemia, ileus dan hipotensi,
f. Progesteron
Progesteron dapat mencegah persalinan preterm. Injeksi l-alpha-
hydroxyprogesterone corporate menurunkan persalinan preterm berulang. Dosis
250 mg (1 mL) IM tiap minggu sampai 37 minggu kehamilan atau sampai
persalinan. Pemberian dimulai 16-21 minggu kehamilan.
BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu. Ada berbagai macam faktor risiko dan etiologis dari persalinan
preterm. Persalinan preterm sendiri memiliki banyak komplikasi, baik bagi janin
maupun bagi ibu. untuk itu, penanganan bagi persalinan preterm perlu dilakukan
dengan tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
18
4.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Kenceng-kenceng
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasa hamil 8 bulan, mengeluhkan kenceng-kenceng sejak
pukul 05.00 (29/08/2018) yang disertai dengan keluar cairan sedikit-sedikit
dari jalan lahir. Pasien kemudian dibawa ke PKM pukul 10.30 (29/08/2018)
dan dirujuk ke RSD dr. Soebandi melalui PONEK karena persalinan kurnag
bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Operasi
Pasien menyangkal memiliki penyakit saluran reproduksi (infeksi/
keganasan), keputihan, hipertensi, DM, Asma, penyakit jantung ataupun
kejang. Pasien mengaku tidak pernah dirawat inap di rumah sakit dan tidak
pernah dioperasi.
19
4.5 Diagnosis
G4P0101Ab200 gr 34-36 minggu janin T/H + Partus Prematurus Iminens
TBJ : 2.325 gram
4.6 Penatalaksanaan
Planning :
a. Diagnosis : DL, UL, USG, NST
b. Terapi :
Perawatan konservatif
IVFD RL 20 tpm
Induksi maturasi paru dengan Inj. Dexametasone 2x16 mg IM
selang 24 jam
Isoxsurpine hydrochloride 20 mg 3x1 tab
Asam mefenamat 500 mg 3x1 tab
Ketoprofen 100 mg 2 suppository
c. Monitoring : Obs. TTV, His, DJJ
22
P/
Monitoring : Obs. TTV, His, DJJ
31/08/2018 S/
08.00 Kenceng-kenceng
O/
TD : 110/70 mmHg HR : 86 x/menit
RR : 20 x/menit Tax : 36,8 °C
His : (+) 3x10’x30”
DJJ : 136 x/menit
VT : pembukaan 6 cm, eff 75%, ketuban (-) jernih, presentasi
kepala, Hodge I, Denominator UUK arah jam 7, UPD dbn
A/
G4P0101Ab200 gr 34-36 minggu janin T/H + Kala 1 fase aktif +
Partus Prematurus
P/
Evaluasi 4 jam lagi
Monitoring : Obs. TTV, His, DJJ
31/08/2018 S/
12.00 Kenceng-kenceng
O/
TD : 130/90 mmHg HR : 90 x/menit
RR : 18 x/menit Tax : 36,5 °C
His : (+) 2x10’x30”
DJJ : 131 x/menit
VT : pembukaan 7 cm, eff 75%, ketuban (-) jernih, presentasi
kepala, Hodge I, Denominator UUK arah jam 9, UPD dbn
A/
G4P0101Ab200 gr 34-36 minggu janin T/H + Kala 1 fase aktif
memanjang + Partus Prematurus
P/
25
1/09/2018 S/
00.00 Kenceng-kenceng
O/
TD : 100/80 mmHg HR : 80 x/menit
RR : 18 x/menit Tax : 36,4 °C
His : (+) 2x10’x20”
DJJ : 148 x/menit
VT : pembukaan 7 cm, eff 75%, ketuban (-) jernih, presentasi
kepala, Hodge I, Denominator UUK arah jam 9, UPD dbn
A/
G4P0101Ab200 gr 34-36 minggu janin T/H + Kala 1 fase aktif
memanjang + Partus Prematurus
P/
Monitoring : Obs. TTV, His, DJJ
1/09/2018 S/
04.00 Kenceng-kenceng
O/
TD : 90/60 mmHg HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit Tax : 36,5 °C
His : (+) 2x10’x30”
DJJ : 136 x/menit
VT : pembukaan 7 cm, eff 75%, ketuban (-) jernih, presentasi
kepala, Hodge I, Denominator UUK arah jam 9, UPD dbn
A/
G4P0101Ab200 gr 34-36 minggu janin T/H + Kala 1 fase aktif
memanjang + Partus Prematurus
P/
Drip oxytocin 5 IU
Monitoring : Obs. TTV, His, DJJ
1/09/2018 S/
27
DAFTAR PUSTAKA
Levy, A., M. Katz, M. Mazor, dan E. Sheiner. 2005. Maternal Anemia During
Pregnancy Is An Independent Risk Factor For Low Birthweight and Preterm
Delevery.European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive
Biology. 182-186.
U.S. Departement of Health and Human Services. 2011. Your Guide To Anemia.
USA: The National Heart, Lung, and Blood Institute.