&
MAKSILOFASIAL
Trauma
Muka (maksilofasial)
• tertutup, terbuka
• komunitip,“ greenstick “
• depressed, displaced / undisplaced
LOKASI FRAKTUR
• single
• multiple
TRAUMA HIDUNG
(FRACTURE OF THE NASAL BONE)
FRAKTUR HIDUNG
Hidung organ yang paling menonjol
• Cedera wajah fraktur hidung (nasal fractures)
2 aspek :
gangguan kosmetik
gangguan fungsi hidung
bag. dalam
Hidung t.d :
jaringan lunak
- kulit, sub kutan
otot
mukosa
pembulah darah
syaraf
jaringan padat
- tulang
- tulang rawan
Tulang & tlg rawan hidung
• os nasal
• prosesus frontalis os maksila
• Kartilago lateral (sup & inf)
• tulang & tlg rawan yang membentuk
septum nasi (os vomer, lamina
perpendikularis os etmoid, kartilago
kuadrangularis)
(external nose)
(internal nose)
Vaskularisasi Inervasi kulit wajah
Akibat trauma hidung
dapat terjadi :
Arah trauma :
• Trauma dari lateral
- depresi os nasal
ipsilateral
- fraktur os nasal
kontralateral
• Trauma dari frontal
akibat lebih hebat
Kekuatan trauma
makin kuat trauma dampaknya makin hebat
1. ANAMNESIS
Apakah ada trauma ?
(macam trauma, arah & kapan terjadi)
Perlu ditanyakan:
• Epistaksis
• Buntu hidung (obstruksi nasi)
• Hiposmia / anosmia
2. PEMERIKSAAN:
Inspeksi : deformitas hidung, asimetri
Palpasi : nyeri tekan, krepitasi, mobilitas, bagian tlg
yang menonjol
Pemeriksaan rongga hidung
RA: - darah di kavum nasi
- dislokasi/ fraktur septum nasi, rangka
hidung ? kavum nasi sempit
- robekan mukosa ? hematoma septum nasi?
X-foto hidung posisi lateral (kondisi jaringan lunak)
sebagai pelengkap dalam menegakkan Dx
(47% garis fraktur os nasal tidak tampak)
Kasus berat rutin (lebih baik lagi : CTscan )
Palpasi
Rinoskopi Anterior
Tujuan operasi fraktur hidung
Septorinoplasti
Osteotomi
Medial
Paramedial
Lateral
Transversal
FRAKTUR MAKSILOFASIAL
PRINSIP
Reposisi, Fiksasi, Imobilisasi, Rehabilitasi
TUJUAN OPERASI mencegah :
Fiksasi dg kawat
Fiksasi dg miniplate
Tipe fraktur :
Le Fort I, II, III
PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR
MAKSILA
Reposisi
Rowe`s forceps
Circumzygomatic wiring,
Zygomaticomaxillary suspension,
Zyggomaticocircumferential wiring suspension
Tahapan :
1. Pasang Arch bar
2. Penggantungan
Pengikatan kawat pada arch bar
Fiksasi intermaksila
OPERASI PADA FRAKTUR MAKSILA
LE FORT III
Frontomaxillary suspension
Frontocircumferential wiring
suspension
Frontomaxillary suspension
Frontocircumferential wiring suspension.
Fiksasi fragmen tulang maksila
dengan miniplate
simpisis
pros. alveolaris
korpus
angulus
ramus
pros.koronoid
pros.kondiloid
1. Reposisi tertutup
2. Reposisi terbuka :
a) Intra oral
b) Ekstra oral
Fiksasi dengan kawat
(interosseous wiring)
Ikat transversal
Ikat menyilang ( X)
Fiksasi dengan kawat
(interosseous wiring)
Fiksasi
intermaksila
dengan karet
Fiksasi fragmen tulang mandibula
dengan plat dan sekrup
Tahapan :
1. Insisi kulit
2. Reduksi dengan alat
the roller-compression
pliers
3. Tlg diratakan dng bor
4. Pasang plat & sekrup
Pemasangan Plat
(konvensional)
Intra oral
Tepi lobang
mengkerucut :
1.Lobang bulat
(DCP)
2.Lobang lonjong
(EDCP) Efek kompresi tulang
AO PLATE
Implan untuk
rekonstruksi
mandibula