Anda di halaman 1dari 63

TRAUMA WAJAH

&
MAKSILOFASIAL
Trauma
Muka (maksilofasial)

1/3 atas 1/3 tengah 1/3 bawah


Tlg.frontal Tlg.hidung-septum Mandibula
Maksila
Orbita-lantai
Zigoma
Pros. alveolaris
TIPE FRAKTUR

• tertutup, terbuka
• komunitip,“ greenstick “
• depressed, displaced / undisplaced

LOKASI FRAKTUR

• single
• multiple
TRAUMA HIDUNG
(FRACTURE OF THE NASAL BONE)
FRAKTUR HIDUNG
Hidung  organ yang paling menonjol
• Cedera wajah  fraktur hidung (nasal fractures)
2 aspek :

gangguan kosmetik
gangguan fungsi hidung

• Trauma nasi dapat terjadi: - saat bayi lahir


- akibat kecelakaan
(jatuh, perkelahian,
olah raga, KLL, dll)
Anatomi Hidung
bag. luar
Hidung

bag. dalam
Hidung  t.d :
 jaringan lunak
- kulit, sub kutan
otot
mukosa
pembulah darah
syaraf
 jaringan padat
- tulang
- tulang rawan
Tulang & tlg rawan hidung

• os nasal
• prosesus frontalis os maksila
• Kartilago lateral (sup & inf)
• tulang & tlg rawan yang membentuk
septum nasi (os vomer, lamina
perpendikularis os etmoid, kartilago
kuadrangularis)
(external nose)
(internal nose)
Vaskularisasi Inervasi kulit wajah
Akibat trauma hidung
dapat terjadi :

• Lesi kulit luar & jar. lunak


• Kerobekan (laserasi) mukosa
• Fraktur os nasal, tulang & tlg rawan
penyangga hidung
(bone and cartilage nasal framework)
• Fr. komplek  disertai fraktur tlg disekitar hidung (tlg etmoid,
frontal, rima orbita, os lakrimal, dasar orbita (blow out fracture)

• Klinis : epistaksis, deformitas hidung


(nose displacement to the left)
• Akibat trauma yang mengenai hidung
 tergantung:
a. arah trauma
b. kekuatan trauma

Arah trauma :
• Trauma dari lateral 
- depresi os nasal
ipsilateral
- fraktur os nasal
kontralateral
• Trauma dari frontal
 akibat lebih hebat
Kekuatan trauma
 makin kuat trauma dampaknya makin hebat

Berdasarkan dampak yang terjadi


 fraktur nasi terbagi menjadi 3 tingkat:

• Tingkat 1: os nasal depresi, melebar dan menumpang


di atas prosesus frontalis maksila. Fraktur septum
nasi, fragmen tumpang tindih.

• Tingkat 2: fraktur prosesus frontalis maksila,


dislokasi fragmen ke lateral sehingga hidung menjadi
datar. Fraktur septum lebih hebat.
• Tingkat 3: Kerusakan paling hebat.
Idem tingkat 2, disertai prosesus frontalis os
maksila masuk ke dalam sinus maksila,
dislokasi selule etmoid anterior, fraktur os
lakrimal.
Kadang-kadang terjadi fraktur atap kavum
nasi (rinore serebrospinal)
Trauma dari arah frontal (ringan, sedang, berat ) dan dampaknya
Trauma dari lateral (ringan, sedang, berat) dan dampaknya
Fraktur nasi
Diagnosis dapat ditegakkan dari:

1. ANAMNESIS
Apakah ada trauma ?
(macam trauma, arah & kapan terjadi)
Perlu ditanyakan:
• Epistaksis
• Buntu hidung (obstruksi nasi)
• Hiposmia / anosmia
2. PEMERIKSAAN:
Inspeksi : deformitas hidung, asimetri
Palpasi : nyeri tekan, krepitasi, mobilitas, bagian tlg
yang menonjol
Pemeriksaan rongga hidung
RA: - darah di kavum nasi
- dislokasi/ fraktur septum nasi, rangka
hidung ?  kavum nasi sempit
- robekan mukosa ? hematoma septum nasi?
X-foto hidung posisi lateral (kondisi jaringan lunak)
 sebagai pelengkap dalam menegakkan Dx
(47% garis fraktur os nasal tidak tampak)
Kasus berat  rutin (lebih baik lagi : CTscan )
Palpasi

Rinoskopi Anterior
Tujuan operasi fraktur hidung

1. Mengembalikan bentuk hidung yg lebih baik


2. Mempertahankan fungsi hidung sbg jalan
pernafasan
3. Mengembalikan septum di garis tengah
4. Mencegah komplikasi (sinekia/stenosis, sinusitis,
obst.duktus nasolakrimalis, retraksi kolumela,
perforasi septum, saddle nose)
5. Menghindari gangguan pertumbuhan
hidung/muka pada anak
REPOSISI TERTUTUP (CLOSED REDUCTION)

• Indikasi : fraktur os nasal simpel (80% kasus)


 reposisi secepat mungkin (3 jam), dengan anestesi lokal
Fraktur kurang dari 1-2 hari  udem belum muncul / hebat
 reposisi mudah
Bila udem hebat  reposisi dapat di tunda 3-7 hari

Alat yang digunakan :


- Walsham forceps, Asch forceps
- Boies nasal fracture elevator
- Spekulum hidung (Hartman, Killian), pinset bayonet
Reposisi Tertutup
Teknik reposisi tertutup
• Anestesi lokal (sol tetrakain 8%-efedrin 1%,
atau xylocain 10% spray), atau anestesi
umum
• Elevator tumpul (Walsham forceps)
dimasukkan kavum nasi, lalu os nasalis
yang “depessed” diangkat dan dikembalikan
ke tempat / posisi asalnya dengan tangan
kanan
• Ibu jari tangan kiri mengadakan kontrol
supaya bentuk hidung simetris dengan
menekan os nasal kontra lateral
• Dorsum nasi yang ambles (“depressed”) oleh karena
fraktur septum nasi  diangkat keatas dengan
menggunakan Asch forceps

Dgn cara ini septum nasi menjadi lurus, posisi


dorsum nasi kembali spt semula (normal) dan kavum
nasi lapang

• Selanjutnya di pasang tampon hidung (boorzalf,


kloramfenikol / gentamisin)  utk fiksasi interna
(imobilisasi) dan menghentikan epistaksis
Tampon dilepas hari ke 3 – 5

• Fiksasi eksterna dgn gips bentuk kupu (dilepas setelah


7-14 hari)
REPOSISI TERTUTUP
Reposisi Terbuka

Indikasi : Insisi Interkartilago

1. Fraktur > 3 mgg


2. Reposisi tertutup kurang baik
3. Fraktur depresi yg displaced,
dan displacement
4. Tlg septum bertumpuk
5. Fraktur ekstensif
6. Fraktur terbuka
7. Deviasi piramid hidung yg
berat Reposisi Fraktur Os Nasal &
Septum
Teknik : setelah anestesi umum, dilakukan :
reduksi, reposisi dan fiksasi fragmen tulang
dengan kawat (wiring) atau mini plate
 penjahitan luka di kulit / jaringan lunak
 pemasangan tampon hidung (fiksasi interna) dan
fiksasi eksterna dengan gips kupu
REPOSISI TERBUKA
Fiksasi Os Nasal

Kawat Miniplate (tebal


1 mm & 0,8 mm)

Microplate (tebal 0,5 mm)


Reseksi septum submukosa
Septoplasti
Septoplasti

Septorinoplasti
Osteotomi

Medial
Paramedial
Lateral
Transversal
FRAKTUR MAKSILOFASIAL

PRINSIP
Reposisi, Fiksasi, Imobilisasi, Rehabilitasi
TUJUAN OPERASI  mencegah :

1. Gangguan pergerakan & posisi bola mata


2. Deformitas muka
3. Gangguan motorik dan sensorik
4. Maloklusi gigi
5. Buntu hidung
6. Gangguan drainase sinus paranasal
FRAKTUR ZIGOMA

• Sering fraktur depresi pada


arkus zigoma, sutura fronto
zigomaticus atau tonjolan malar
• Fraktur stabil  Reposisi
tertutup
• Fraktur tidak stabil  Reposisi
terbuka

Reposisi Tehnik Gillies


FRAKTUR ZIGOMA

Reposisi Tehnik Gillies

Fiksasi dg kawat

Alat pengungkit Bristow


FRAKTUR ZIGOMA

Fiksasi dg miniplate

Tipis, kuat & stabil


FRAKTUR MAKSILA

Tipe fraktur :
Le Fort I, II, III
PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR
MAKSILA

1. Reposisi (reduksi) fragmen tulang


2. Fiksasi dg Arch bar (dental arch bar), metal atau acrylic
splints (mis. cash silver alloy cap splint).
3. Penggantungan dengan menggunakan kawat :
- Le Fort I, II ke arkus zigomatikus os frontalis
( circumzygomatic wiring,, zygomaticomaxillary
suspension atau zyggomaticocircumferential wiring
suspension )
- Le Fort III ke prosesus zigomaticus (frontomaxillary
suspension atau frontocircumferential wiring
suspension)
4. Imobilisasi dg Arch bar (fiksasi intermaksilaris).
OPERASI PADA FRAKTUR MAKSILA
LE FORT I & II

Reposisi

Rowe`s forceps
Circumzygomatic wiring,
Zygomaticomaxillary suspension,
Zyggomaticocircumferential wiring suspension

Tahapan :
1. Pasang Arch bar
2. Penggantungan
Pengikatan kawat pada arch bar

Fiksasi intermaksila
OPERASI PADA FRAKTUR MAKSILA
LE FORT III

Frontomaxillary suspension
Frontocircumferential wiring
suspension
Frontomaxillary suspension
Frontocircumferential wiring suspension.
Fiksasi fragmen tulang maksila
dengan miniplate

Insisi sublabial, teknik


degloving
Fraktur Alveolus

Fiksasi dengan metal


splint , atau
circumferential wiring
Fraktur Mandibula

simpisis
pros. alveolaris
korpus
angulus
ramus
pros.koronoid
pros.kondiloid

Distorsi fragmen tulang


oleh kontraksi otot
Operasi Fraktur Mandibula

1. Reposisi tertutup
2. Reposisi terbuka :
a) Intra oral
b) Ekstra oral
Fiksasi dengan kawat
(interosseous wiring)

1. Pasang arch bar


2. Tulang di bor,
pasang kawat, kmd
diikat
Cara :
a) Ikat transversal
b) Ikat menyilang ( X)
c) Modifikasi Brons
Fiksasi dengan kawat
(interosseous wiring)

Ikat transversal
Ikat menyilang ( X)
Fiksasi dengan kawat
(interosseous wiring)

Fiksasi
intermaksila
dengan karet
Fiksasi fragmen tulang mandibula
dengan plat dan sekrup

Tahapan :
1. Insisi kulit
2. Reduksi dengan alat
the roller-compression
pliers
3. Tlg diratakan dng bor
4. Pasang plat & sekrup
Pemasangan Plat
(konvensional)

Intra oral

Ekstra oral / eksternal


AO PLATE
Tebal 2,7 & 2 mm:
• Stainless steel
• Vitallium
• Titanium

Tepi lobang
mengkerucut :
1.Lobang bulat
(DCP)
2.Lobang lonjong
(EDCP) Efek kompresi tulang
AO PLATE

Implan untuk
rekonstruksi
mandibula

Sangat kuat &


stabilitas tinggi

Titanium-Coated Hollow screw


MINI PLATE
Tipis ( 1mm & 0,8 mm)
Sangat kuat :
• Stainlessteel
• Vitalium
• Titanium

Pemasangan intra oral


(atau ekstra oral)

Dapat digunakan untuk


fraktur dimana saja
KEUNTUNGAN MINI PLATE
1. Dapat dibengkokkan sesuai bentuk permukaan
tulang (malleable)
2. Pemasangannya mudah
3. Fiksasi lebih stabil
4. Aman
5. Kosmetik lebih baik (tidak menonjol oleh karena
plat sangat tipis)
6. Tidak perlu pemasangan arch bar (fiksasi
intermaksila) pada fraktur maksila dan
mandibula

Anda mungkin juga menyukai