“HERNIA DIAFRAGMATIKA”
Oleh:
Muhammad Mustaqiblat
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
i
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
B. LAPORAN KASUS…………………………………………………………...…………2
I. IDENTITAS PASIEN……………………………………………………………2
II. IDENTITAS ORANG TUA……………………………………………………..2
III. ANAMNESIS…………………………………………………………………….2
IV. DATA PASIEN SAAT DIJADIKAN KASUS………………………………….3
C. DISKUSI………………………………………………………………………………...24
1. Definisi………………………………………………………………………………24
2. Patofisiologi…………………………………………………………………………24
3. Gejala Klinis………………………………………………………………………...25
4. Diagnosis…………………………………………………………………………….26
5. Tatalaksana…………………………………………………………………………28
6. Prognosis…………………………………………………………………………….29
D. KESIMPULAN…………………………………………………………………………30
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..ii
i
DAFTAR GAMBAR
ii
A.PENDAHULUAN
Penyakit Ini paling umum sebagai fenomena kelainan bawaan, namun, itu juga bisa
didapat. Bergantung pada lokasi defek pada diafragma, hernia dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis. Hernia Bochdalek terjadi akibat defek pada bagian postero-lateral diafragma dan
merupakan jenis yang paling umum (70%- 75%), dengan mayoritas terjadi di sisi kiri dan lebih
jarang di sisi kanan. Hernia Morgagni terjadi akibat defek pada bagian anteromedial diafragma
(20% hingga 25%), dan hernia sentral mencapai 2% hingga 5%. 1
Sampai saat ini penyebab hernia diafragma kongenital masih belum jelas. Hal ini
dianggap multifaktorial dengan faktor genetik, lingkungan, dan nutrisi yang berperan. Hernia
diafragmatika dapat merupakan anomali yang terisolasi atau terkait dengan anomali pada sistem
organ lain. Beberapa penyimpangan kromosom dan mutasi gen tunggal (GATA4, LRP2, dll.).
Insiden hernia diafragmatika adalah sekitar 1 sampai 4/10.000 kelahiran hidup dan bervariasi di
seluruh populasi. Ada prevalensi laki-laki yang sedikit lebih tinggi yang dilaporkan dalam satu
penelitian, meskipun banyak penelitian lain tidak mengamati hubungan ini. 2
1
B. LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By.Ny. F
No. Rekam medik : 1007873
Tanggal lahir : 25-01-2023
Umur : 43 Hari
Jenis kelamin : Laki – laki
Berat Badan Aktual : 3300 gram
Panjang Badan : 47 cm
Masuk RS tanggal : 31-01-2023
III. ANAMNESIS
Berdasarkan heteroanamnesa dari orang tua pasien
Keluhan utama : Ada sesak
1. Riwayat penyakit sekarang
Ada sesak diperhatikan sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, tidak biru,
riwayat biru ada apabila bayi menanigs.
Tidak demam, tidak kejang
Tidak muntah, anak sementara dipuasakan
Buang air kecil: kesan cukup
Buang air besar: biasa kuning
2
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Bayi rujukan dari rumah sakit kolaka utara terdiagnosa dengan suspek hernia diafragma
sinistra dan respiratori distress of the newborn.
3
b. Status generalis
Sistem saraf pusat : Tidak demam, tidak kejang, ada instabilitas suhu,
refleks isap ada, refleks telan ada
Respirasi : Ada retrakis subcostal dan intercostal, Bunyi napas
bronchovesikuler, ada bunyi peristaltis pada
hemothorax kiri, ada ronkhi dan tidak ada wheezing,
Down score (5), RR: 1, Retraksi: 1, Grunting 0, Air
entry 1, sianosis 0.
Kardiovaskuler : Bunyi jantung I/II murni reguler, tidak ada murmur,
akral hangat, CRT< 3 detik
Gastrointestinal : Tidak distended, peristaltik kesan normal, hepar dan
lien tidak teraba, buang air besar: ada warna kuning
Metabolik : Tidak edema, tidak ikterik, BAK: ada, warna
kuning.
Hematologi : Tidak pucat, tidak ada perdarahan
4
Grafik 1. Grafik Lubchenko
5
c. Laboratorium
01/02/2023
Laboratorium Normal Value
(RSWS )
HCT 52 37-48%
MCH 34 26.5-33.5pg
%Neut 62.4 %
%lymp 23 %
%Mono 13.1 %
6
Wahidin 01-02-2023 Normal value
Hospital
PH 7.46 7,35-7,45
BE 0.4 -2 s/d + 2
7
d. Pemeriksaan Penunjang
8
Gambar 2. MSCT Scan Abdomen tanpa kontras irisan axial reformat sagital dan coronal
kesan pemeriksaan:
9
- Terpasang oropharyngeal gastric tube dengan tip kesan pada gaster
- Hernia diafragmatica kongenital bochdalek yang menyebabkan kolaps paru kiri
- Pneumonia kanan
Kesan pemeriksaan:
Diagnosa
Respiratory Distress of the newborn et causa Hernia diafragmatika + pneumonia
Bayi cukup bulan/sesuai masa kehamilan.
10
Tatalaksana
- Perawatan Inkubator dengan suhu NTE 32.1 (31-33.2)
- oksigenasi via ventilator mekanik PIP 18 cmH20 PEEP 6 cmH20 RR 60 kali/menit
Fi02 90 % ( turunkan perlahan)
- Kebutuhan cairan : 420 cc/hari
- Enteral: stop intake oral
- Parenteral: infus Dextrose 10% 17.5 cc/jam/intravena
- cefotaxime 56 mg/6jam/intravena (hari ke 3)
- Gentamicin 11 mg/36jam/intravena (hari ke 3)
- fentanyl 1mcg/kgbb/ intravena
- midazolam 1 mcg/kgbb/intravena
- norepinephrine 0,4 mcg/kgbb/menit/intravena
- dobutamin 10 mcg/kgbb/menit/intravena
Perawatan hari ke 2
Telah dilakukan operasi repair hernia hari pertama
Keadaan Umum: pasif
Tidak demam, tidak ada instabilitas suhu, tidak kejang
Ada apneu periode 2 kali,
Tanda vital: Heart rate 124 kali/menit, suhu: 36.8 C, saturasi 98% via ventilatoir mekanik, skala
nyeri 0 NIPS
Akral hangt, CRT < 3 detik
Paru : terdengar peristaltik usus di thoraks sinistra
Metabolik: ada ikterus kremer II Buang air kecil: 0,3 cc/kgBB/jam Balance +62,2 cc
Hasil laboratorium;
02/2/2023
Laboratory Normal Value
(RSWS )
11
HCT 51 37-48%
MCH 34 26.5-33.5pg
150 - 400 x
PLT 252
103/mm3
%Neut 62.1 %
%lymp 25.7 %
%Mono 9.8 %
ProCal 0.07
12
- Terpasang DLC pada hemithorax kanan melalui vena subclavia kanan menuju
vena jugularis interna dengan tip yang tidak Dervisualisasi
- Terpasang gastric tube dengan tip kesan pada gaster
- Corakan bronchovascular dalam batas normal
- Tidak tampak bercak infiltrat dan konsolidasi pada kedua lapangan paru
- Tidak tampak pemadatan hilus Cor dan aorta sulit dievaluasi
- Sinus dan diafragma kanan baik
- Pleura visceral kiri letak tinggi yang menyebabkan cavum pleura regia basal
hemithorax kiri melebar
- Tulang-tulang intak
- Jaringan lunak sekitar kesan baik
Kesan pemeriksaan:
Diagnosa
Tatalaksana
13
- Perawatan inkubator NTE 32 (30-33,2)
- oksigenasi via ventilator mekanik PIP 16 cmH20 PEEP 6 cmH20 RR 60 kali/menit Fi02
45%
- Kebutuhan cairan 150 ml/kgbb/hari + 20 ml/kgbb (inkubator) - 20 ml/kgbb distress napas
= 150 cc/kgbb
- Enteral : stop intake oral, ogt dekompresi
- Parenteral: dextrose 10% 14,4 cc/jam
- meropenem 112 mg/8 jam/intravena (hari pertama)
- amikacin 21 mg/8 jam/intravena (hari pertama)
- fentanyl 1mcg/kgbb/ intravena
- midazolam 3 mcg/kgbb/intravena
Perawatan hari ke 8
Tidak demam, tidak ada instabilitas suhu, tidak kejang
Tidak sesak
Intake oral terjamin
Buang air besar: warna kuning, 3 kali
Buang air kecil: 2.0 cc/kgbb/jam
Objektif
Keadaan umum: aktif
Tanda vital:
Heart rate 140 kali/menit, suhu: 36.8 C, saturasi 98%, skala nyeri 0 NIPS
Akral hangat, CRT < 3 detik
Respirasi: tidak ada distress napas, tidak ada retraksi
Kardiovaskular: bunyi jantung 1/2 reguler, bising jantung tidak ada
14
Abdomen: peristaltik ada kesan normal, hepar dan lien tidak teraba
Diagnosis
Post Op hari ke 8 Repair Hernia Diafragmatika
Respiratory Distress of the newborn et causa Pneumonia
Bayi cukup bulan/sesuai masa kehamilan.
Tatalaksana
Bayi stabil dengan toleransi feeding yang baik, pasien dipulangkan
Pemberian polio 0
Edukasi keluarga
15
Bunyi jantung I/II murni reguler
Bising jantung ada ejeksi sistolik
Akral hangat, CRT
Abdomen:
Tampak cekung
Metabolik:
Tidak edema, tidak ada icterus
23/2/2023
Laboratory Normal Value
(RSWS )
HCT 51 37-48%
MCH 36 26.5-33.5pg
150 - 400 x
PLT 297
103/mm3
%Neut 56.1 %
%lymp 32.2 %
%Mono 6.5 %
16
ProCal 0.07
Kesan Pemeriksaan :
17
- Terpasang gastric tube dengan ujung tip kesan pada gaster
- Terpasang ETT dengan ujung tip caudal setinggi +/-0.22 cm diatas carina
- Pneumonia sinistra
- Hernia diafragmatika kiri
Echocardiography
- All PV drain to LA
- Balance four chambers Trivial IR, PG 12 mmHg
- No MR, no AR, no PR
- Small PFO, 2 mm left to right shunt
- Intact IVS, No VSD seen
- Confluent PA's, no PDA seen Well contracting ventricle
- LV systolic function EF 74%, FS 40.9%
- RV systolic function TAPSE 12 mm
- LV diastolic function E/A 0.9 Left aortic arch, No CoA
Kesimpulan:
Assessment :
Respiratory distress et causa Hernia Diafragmatika sinistra + pneumonia sinistra
Penyakit jantung bawaan asianotik et causa small ASD secundum DD/ Stretched PFO
Bayi cukup bulan/sesuai masa kehamilan
Terapi :
- Perawatan inkubator NTE 32 (30-33,2)
- oksigenasi via ventilator mekanik PIP 16 cmH20 PEEP 6 cmH20 RR 60 kali/menit Fi02
45%
- Kebutuhan cairan 150 ml/kgbb/hari + 20 ml/kgbb (inkubator) - 20 ml/kgbb distress napas
= 150 cc/kgbb
- Enteral : stop intake oral, ogt dekompresi
- Parenteral: dextrose 10% 14,4 cc/jam
- meropenem 112 mg/8 jam/intravena (hari pertama)
18
- amikacin 21 mg/8 jam/intravena (hari pertama)
- fentanyl 1mcg/kgbb/ intravena
- midazolam 3 mcg/kgbb/intravena
Perawatan hari ke 2
Telah dilakukan operasi repair defek hernia diafragmatika hari pertama
Keadaan Umum: pasif
Tidak demam, tidak ada instabilitas suhu, tidak kejang
Tanda vital: Heart rate 154 kali/menit, suhu: 36.8 C, saturasi 96% via ventilatoir mekanik, skala
nyeri 0 NIPS
Akral hangt, CRT < 3 detik
Paru : terdengar peristaltik usus di thoraks sinistra
Abdomen : tampak verban menutupi luka post opersai Tampak bagian tengah perut menonjol
dan teraba keras Tampak perut terpasang drain dengan produksi +/- 30 cc kuning kemerahan.
Metabolik: Buang air kecil: 0,9 cc/kgBB/jam Balance +30 cc
19
Gambar 5. Post op hari 1 repair defek hernia diafragmatika
- Terpasang ETT pada trachea dengan tip +/- 1.34 cm diatas carina
- Terpasang gastric tube dengan tip setinggi CV L5 sisi kiri kesn pada gaster
- Terpasang 1 buah drain dari arah caudal sisi lateral kiri cavum abdomen dengan tip
setinggi CV T1
- Posisi asimetris, kondisi foto baik, inspirasi cukup
- Konsolidasi inhomogen pada lapangan tengah paru kiri
- Cor: bentuk, ukuran dan letak dalam batas normal
- Sinus dan diafragma kanan baik
- Pleura visceral kiri letak tinggi yang menyebabkan cavum pleura regio basal hemithorax
kiri sedikit melebar
- Udara usus terdistribusi hingga ke distal colon
- Tidak tampak dilatasi loop-loop usus dan gambaran herring bone
- Kedua psoas line sulit dievaluasi, kedua preperitoneal fat line baik
- Tulang-tulang intak
- Jaringan lunak sekitar baik
Kesan:
- Terpasang ETT pada trachea dengan tip +/- 1.34 cm diatas carina
- Terpasang gastric tube dengan tip setinggi CV L5 sisi sinistra kesan pada gaster
- Terpasang 1 buah drain pada cavum abdomen sisi sinistra dengan tip setinggi CVT1
- Pneumonia sinistra (dibandingkan foto thorax tanggal 22/02/2023, pukul 11:27:37,
kesan : St.QA)
- Pleura visceral sinistra letak tinggi yang menyebabkan cavum pleura regio basal
hemithorax sinistra sedikit melebar
- Udara usus terdistribusi hingga ke distal colon
20
Assessment :
Post Op hari 1 repair defek hernia diafragmatika
Respiratory distress et causa pneumonia sinistra
Penyakit jantung bawaan asianotik et causa small ASD secundum DD/ Stretched PFO
Bayi cukup bulan/sesuai masa kehamilan
Terapi :
- Perawatan inkubator NTE 32 (30-33,2)
- oksigenasi via ventilator mekanik PIP 16 cmH20 PEEP 6 cmH20 RR 60 kali/menit Fi02
45%
- Kebutuhan cairan 150 ml/kgbb/hari + 20 ml/kgbb (inkubator) - 20 ml/kgbb distress napas
= 150 cc/kgbb
- Enteral : stop intake oral, ogt dekompresi
- Parenteral: dextrose 10% 14,4 cc/jam
- meropenem 112 mg/8 jam/intravena (hari pertama)
- amikacin 21 mg/8 jam/intravena (hari pertama)
- fentanyl 1mcg/kgbb/ intravena
- midazolam 3 mcg/kgbb/intravena
Perawatan hari ke 10
Tidak demam, tidak ada instabilitas suhu, tidak kejang
Tidak sesak
Intake oral terjamin
Buang air besar: warna kuning, 3 kali
Buang air kecil: 2.0 cc/kgbb/jam
Objektif
Keadaan umum: aktif
Tanda vital:
Heart rate 140 kali/menit, suhu: 36.8 C, saturasi 98%, skala nyeri 0 NIPS
Akral hangat, CRT < 3 detik
Respirasi: tidak ada distress napas, tidak ada retraksi
21
Kardiovaskular: bunyi jantung 1/2 reguler, bising jantung tidak ada
Abdomen: peristaltik ada kesan normal, hepar dan lien tidak teraba
Diagnosis :
Post Op hari ke 10 Repair defek Hernia Diafragmatika
Respiratory Distress of the newborn et causa Pneumonia sinistra
Penyakit jantung bawaan asianotik et causa small ASD secundum DD/ Stretched PFO
Bayi cukup bulan/sesuai masa kehamilan.
Tatalaksana :
Bayi stabil dengan toleransi feeding yang baik, pasien dipulangkan
Edukasi keluarga
22
C. DISKUSI
1. Definisi
Hernia diafragmatika adalah masuknya organ-organ abdomen melalui defek
(lubang) pada diafragma ke dalam rongga toraks. Secara umum terdapat tiga tipe dasar
hernia diafragmatika yaitu hernia Bochdalek (melalui defek posterolateral), hernia
Morgagni (melalui defek anterio retrosternal) dan hiatus hernia. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan radiologik, dan laboratorium. Insiden
pasti hernia diafragma sulit diperkirakan karena separuhnya meninggal dalam kandungan
atau meninggal saat neonatus belum dibawa ke pusat rujukan atau sebelum diagnosis
ditegakkan. Insiden hernia Bochdalek dilaporkan 1 : 2000-4000 kelahiran hidup dengan
perbandingan jenis kelamin laki-laki : perempuan adalah 1,5 : 1. Hernia Bochdalek
memberikan gejala kardiopulmonal yang berat, seperti sesak nafas segera setelah lahir
dengan mortalitas yang tinggi, 40-50% sebelum pemakaian dan 30 %, setelah pemakaian
Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO). Pembedahan dilaksanakan setelah
kondisi bayi stabil. 4
2. Patofisiologi
Pada usia kehamilan 2 bulan tidak ada penekanan terhadap diagfragma yang
sedang berkembang baik dari rongga dada maupun dari rongga abdomen. Di dalam
rongga dada, paru belum berkembang, sedangkan di dalam rongga abdomen usus
mengambil tempat di luar abdomen yaitu di umbilikus. Tekanan mekanik pertama yang
diterima oleh diafragma adalah saat usus kembali dari umbilikus ke intra abdomen pada
minggu ke–10. Saat itu bagian-bagian diafragma telah menempati tempat yang normal
untuk menerima penekanan sebagai konsekuensi dari perkembangan organ–organ. Hernia
dapat timbul dari gagalnya pertumbuhan diafragma yang normal atau timbul dari daerah
yang memang rawan terhadap penekanan yaitu foramen Bochdalek, foramen Morgagni,
dan hiatus esofagus.6 Gangguan pembentukan diafragma ini dapat berupa kegagalan
pembentukan sebagian diafragma, gangguan fusi antar unsur-unsur pleuroperitonei atau
gangguan pembentukan otot, yang dapat menyebabkan diafragma menjadi tipis dan
23
mengakibatkan terjadi eventrasi,5 sedangkan pelebaran tentang hiatus esofagus dan
lemahnya ligamentum phrenoesophageal tidak diketahui secara jelas. 4
Ada juga remodeling vaskular abnormal dari pembuluh darah paru yang
mengakibatkan penebalan dinding medial arteri dengan potensi untuk mengembangkan
hipertensi pulmonal (PH) persisten. Hipoplasia dan disfungsi ventrikel kiri, yang dapat
memperburuk PH, juga terdapat pada hernia diafragmatika. Hipotesis lain untuk
terjadinya CDH adalah bahwa hipoplasia paru adalah faktor penyebab utama yang
mengakibatkan herniasi organ perut ke dalam rongga dada. Terlepas dari penyebabnya,
hipoplasia paru, vasoreaktivitas paru abnormal, dan hipertensi pulmonal adalah
kontributor utama morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan hernia diafragmatika. 1
3. Gejala Klinis
Distres pernapasan (Apgar score rendah) merupakan manifestasi klinis hernia
diafragmatika yang dapat terjadi segera setelah lahir atau timbul 24- 48 jam setelah
periode stabil. Manifestasi awal meliputi takipneu, grunting, retraksi dinding dada, pucat,
sianosis dan tanda klinis shunting dan persistent fetal circulation.5
Dengan kemajuan dalam pencitraan prenatal, sekitar dua pertiga kasus hernia
diafragma kongenital terdeteksi pada periode antenatal. Presentasi pada periode postnatal
tergantung pada ukuran defek. Hernia diafragma besar biasanya muncul saat lahir dengan
gangguan pernapasan, sianosis, penurunan bunyi napas pada sisi yang terkena, bunyi
24
jantung tergeser, dan perut berbentuk skafoid. Hernia kecil mungkin memiliki presentasi
yang tertunda dengan gangguan pernapasan ringan dan atau masalah makan. Hernia
diafragmatika dapat menjadi bagian dari sindrom genetik atau terkait dengan keterlibatan
sistem organ lain yang mengakibatkan cacat jantung bawaan, cacat tabung saraf, anomali
usus, anomali ginjal. 6
4. Diagnosis
Pencitraan sangat penting untuk diagnosis hernia diafragma yang didapat.
Berbagai modalitas pencitraan digunakan untuk mendiagnosis atau membantu diagnosis
hernia diafragma, termasuk foto thorax, ultrasonografi, dan magnetic resonance imaging,
dengan computed tomography (CT) sebagai modalitas pilihan. 7
Multidetector CT adalah metode yang akurat untuk mendeteksi berbagai jenis
hernia perut dan diafragma. Ini dengan jelas menunjukkan situs anatomi kantung hernia,
isinya dan kemungkinan komplikasi. Jenis yang lebih umum dari hernia diafragma
kongenital (80-85%), hernia Bochdalek, terjadi melalui defek diafragma posterolateral.
Kira-kira, 85-90% dari ini terjadi di sisi kiri. CT menunjukkan diskontinuitas diafragma,
dengan herniasi usus kecil dan besar serta organ padat intrabdominal ke dalam rongga
toraks. 8
25
Gambar 6. Hernia Bochdalek
Dari gambar aksial pertama diagnosis ditegakkan (Gambar 4). Rongga dada
kanan seluruhnya ditempati oleh loop saluran pencernaan, yang menunjukkan penebalan
pada dindingnya dan elemen cairan yang tidak sejajar dengan paru kanan yang
mengakibatkan pasif pada bagian terbesar lobus kanan bawah. Secara bersamaan, CT
scan mengungkapkan proyeksi intrathoracic dari pembuluh mesenterika dan perpindahan
besar dari struktur pembuluh darah mediastinum. 9
Pada hernia Morgagni’s adalah bentuk hernia diafragma kongenital yang langka. Ini
terjadi melalui potensial defek di bagian medial anterior kanan diafragma posterior ke
sternum. Defek ini disebabkan oleh kegagalan fusi serabut sternum dan kosta diafragma.
Hati, lemak mesenterika, dan usus dapat mengalami herniasi melalui defek tersebut. 10
26
Gambar 8. Hernia Morgagni’s
5. Tatalaksana
a. Proses persalinan dan unit perawatan intensif neonatus Bayi harus dilahirkan di
pusat kesehatan yang memiliki sarana bedah anak dan perinatologi yang
memadai. Secara umum sarana yang diperlukan adalah intubasi endotrakeal dan
pemakaian ventilator mekanik yang disesuaikan dengan derajat keparahan
herniasi organ abdomen, (hindari pemakaian ventilasi dengan manual bag karena
lambung dan organ intestinal akan distensi oleh udara yang berakibat semakin
tertekannya paru dan organ-organ intratorakal), pemasangan pipa nasogastrik
untuk dekompresi, menghindari pemakaian tekanan inspirasi yang tinggi. 11
27
b. Pada hernia diafragmatika terdapat paru yang hipoplastik, tidak atelektasis
vaskularisasi arteriolar yang abnormal dan hipertensi pulmonal sehingga
dipertimbangkan pembedahan ditunda atau dipersiapkan dahulu. Umur rata-rata
untuk melakukan pembedahan adalah sekitar 72 jam. 4
c. Pemberian ventilasi mekanik harus mempertimbangkan faktor-faktor yang
diketahui meningkatkan resistensi vaskuler pulmonal (hipoksia, asidosis,
hipotensi dan hiperkarbia). Ventilasi dengan inspirasi bertekanan rendah dipilih
karena menurunkan kemungkinan terjadinya pneumothorax kontralateral yang
dapat meningkatkan ketidakstabilan sistem kardiorespirasi dan dekompensasi.
d. Terapi pembedahan, mengungkapkan bahwa pembedahan yang dipersiapkan lebih
dahulu diikuti dengan terapi ECMO memberikan hasil yang lebih baik. Waktu
yang tepat untuk melakukan pembedahan belum diketahui dengan pasti, beberapa
ahli menganjurkan pembedahan dapat dilakukan 24 jam setelah bayi stabil, tetapi
penundaan sampai 7-10 hari dapat juga ditoleransi. Banyak ahli bedah lebih
menyukai operasi dikerjakan saat ekokardiografi menunjukkan tekanan arteri
pulmonalis stabil dalam 24-48 jam.2 Drainase dengan chest tube diperlukan bila
terdapat tension pneumothorax. 2 Prinsip pembedahan adalah mengembalikan
organ abdomen pada tempatnya.
6. Prognosis
prognosis bervariasi tergantung pada institusi tempat pasien dirawat; apabila fasilitas
memadai termasuk perawatan dengan ECMO tersedia, maka angka keberhasilan hidup
berkisar antara 40-69%. Hal- hal yang mungkin timbul dan dapat mempersulit kondisi
pasien yang bertahan hidup dengan morbiditas jangka panjang meliputi kelainan fungsi
paru dan penyakit paru kronis, gastroesophageal reflux, rehernia, volvulus, scoliosis,
hearing loss dan gangguan perkembangan. Pada umumnya, hasil setelah diagnosa dan
tatalaksana lebih awal jauh lebih baik, dengan tingkat kekambuhan yang rendah. 12
28
E. KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu kasus bayi laki dengan diagnosis Respiratory Distress Of
The Newborn Et Causa Hernia Diafragmatika dan Pneumonia, Bayi cukup Bulan/Sesuai
Masa Kehamilan. Hernia diafragmatika adalah masuknya organ-organ abdomen melalui
defek (lubang) pada diafragma ke dalam rongga toraks. Secara umum terdapat tiga tipe
dasar hernia diafragmatika yaitu hernia Bochdalek (melalui defek posterolateral), hernia
Morgagni (melalui defek anterio retrosternal). Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan radiologik, dan laboratorium. Insiden pasti hernia
diafragma sulit diperkirakan karena separuhnya meninggal dalam kandungan atau
meninggal saat neonatus belum dibawa ke pusat rujukan atau sebelum diagnosis
ditegakkan. Pencitraan sangat penting untuk diagnosis hernia diafragma yang didapat.
Berbagai modalitas pencitraan digunakan untuk mendiagnosis atau membantu diagnosis
hernia diafragma, termasuk foto thorax, ultrasonografi, dan magnetic resonance imaging,
dengan computed tomography (CT) sebagai modalitas pilihan.
29
DAFTAR PUSTAKA
iii