Oleh:
Alfira Pangestika
2018790015
Pembimbing:
dr. Tika A. Kamal
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan tugas laporan kasus ini, tidak lepas dari bantuan dan
kemudahan yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Tika A.
Kamal yang telah membimbing penulis.
Dalam penulisan tugas laporan kasus ini tentu saja masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tugas laporan kasus ini.
Alfira Pangestika
DAFTAR ISI
BAB I
IDENTITAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : An. R
Usia : 6 tahun
B. Anamnesis
Keluhan Utama:
Keluhan Tambahan:
- Pusing
Riwayat Alergi:
Riwayat Pengobatan:
Riwayat Psikososial:
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
Kesadaran:
Composmentis.
Tanda Vital:
Nadi : 99x/menit
Suhu : 36,6°C
Pernafasan : 32x/menit
Antropometri:
Berat Badan : 13 kg
Status Generalis:
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Mata Cekung -/-
Abdomen :
D. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen : -
EKG :-
Laboratorium: -
F. Penatalaksanaan
- Domperidone syr 2x0,5 sdt ac
- Vit C 2x0,5 tab
- Paracetamol 3x0,5 tab pc
- Lecto B sach 1x1 sachet
G. Diagnosis
Data didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan diagnositik
Diare tanpa Dehidrasi.
H. Resume
An. R 6 tahun ke Poli Umum Puskesmas Langensari 2 dengan lemas, pusing,
dan muntah 2x pagi ini SMRS. Os pasca dirawat 2 hari SMRS dengan
keluhan sesak disertai lemas dan muntah, Os mengaku BAB cair, sehingga
Os memutuskan untuk datang ke Poli Umum, Os tampak sakit ringan.
I. Daftar Masalah
Diare tanpa Dehidrasi
J. Assesment
Diare tanpa Dehidrasi dengan keluhan dengan lemas, pusing, dan muntah 2x
pagi ini SMRS. Os pasca dirawat 2 hari SMRS dengan keluhan sesak disertai
lemas dan muntah, Os mengaku BAB cair, sehingga Os memutuskan untuk
datang ke Poli Umum, Os tampak sakit ringan.
Pemeriksaan Penunjang: Cek lab Darah Lengkap dan Widal (apabila setelah
dilakukan pengobatan dari poli umum tidak ada perbaikan selama 3 hari).
7
Rencana Terapi:
A. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare dapat disebabkan oleh
transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia
terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan
20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara berkembang
berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan
lambung dan usus (Gastroenteritis), usus halus (Enteritis), kolon (Kolitis) atau
kolon dan usus (Enterokolitis)(Wong, 2008).
B. Klasifikasi
Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Lama waktu diarea
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari,
sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global
Guidelines (2005) diare akutdi definisikan sebagai passase tinja
yang cair dan lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang
spesifik jika dehidrasi tidak terjadi (Wong 2009).
b. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
2. Mekanisme patofisiologis
a. Osmolalitas intraluminal yang meninggi, disebut diare sekretorik.
b. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi.
c. Malabsorbsi asam empedu.
d. Defek sistem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di
enterosit.
e. Motilitas dan waktu transport usus abnormal.
f. Gangguan permeabilitas usus.
g. Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik.
9
C. Etiologi
Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare
pada anak dan balita. Infeksi rotavirus biasanya terdapat pada anak umur 6
bulan-2 tahun (Suharyono,2008). Infeksi Rotavirusmenyebabkan sebagian
besar perawatan rumah sakit karena diare berat padaanak-anak kecil
merupakan infeksi nasokomial yang signifikan oleh mikroorganisme pathogen.
Salmonella, Shigella dan Campylobacter merupakan bakteri pathogen yang
paling sering di isolasi. Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporodium
merupakan parasit yang paling sering menimbulkan diare infeksius akut
(Wong,2009). Selain Rotavirus, telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk
virus. Virus ini lebih banyak pada kasus orang dewasa dibandingkan anak-anak
(Suharyono, 2008). Kebanyakan mikroorganisme penyebab diare
disebarluaskan lewat jalur fekal oral melalui makanan, air yang terkontaminasi
atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat (Wong, 2009).
D. Patogenesis
Dasar dari semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus,
perpindahan air melalui membranusus berlangsung secara pasif dan hal ini
ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium,
klorida, dan glukosa (Ulscen, 2000).
E. Faktor Risiko
Faktor risiko yang menyebabkan diare seperti factor lingkungan, factor
prilaku masyarakat rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta
malnutrisi. Contoh dari fakto rlingkungan berupa sanitasi yang buruk serta
sarana air bersih yang kurang. Faktor prilaku masyarakat seperti tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar serta tidak membuang tinja dengan benar.
Tidak memberi ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan bayi
mempunyai risiko untuk menderita diare lebih besar, ini akibat kurangnya
pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang diare (Adisasmito, 2007).
Diare merupakan penyebab utama malnutrisi. Setiap episode diare dapat
menyebabkan kehilangan berat badan (Tanchoro, 2006). Semakin buruk
keadaan gizi anak, semakin sering dan semakin berat diare yang dideritanya
(Suharyono,2008). Ada 2 masalah yang berbahaya dari diare yaitu kematian
dan malnutrisi. Diare dapat menyebabkan malnutrisi dan membuat lebih buruk
lagi karena pada diare tubuh akan kehilangan nutrisi, anak-anak dengan diare
mungkin merasa tidak lapar serta ibu tidak memberi makan pada anak ketika
mengalami diare (WHO, 2005).
G. Tatalaksana Diare
Pengobatan adalah suatu proses yang menggambarkan suatu proses
normal atau fisiologi, dimana diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus
berbagai pertimbangan profesional dalam setiap tahan sebelum membuat suatu
keputusan (Dewi Sekar, 2009). Adapun tujuan dari penalataksanaan diare
terutama pada balita adalah:
1. Mencegah dehidrasi.
2. Mengobati dehidrasi.
3. Mencegah ganngguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan
sesudah diare.
4. Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat.
11
A. Simpulan
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan An. R 6 tahun ke Poli Umum Puskesmas Langensari 2 dengan
lemas, pusing, dan muntah 2x pagi ini SMRS. Os pasca dirawat 2 hari SMRS
dengan keluhan sesak disertai lemas dan muntah, Os mengaku BAB cair,
sehingga Os memutuskan untuk datang ke Poli Umum, Os tampak sakit
ringan. Pemeriksaan Fisik: Pembengkakan konka (+). Saya menyimpulkan
bahwa diagnosis dari pasien ini adalah Diare tanpa dehidrasi dan diberikan
terapi Domperidone syr 2x0,5 sdt ac, Vit C 2x0,5 tab, Paracetamol 3x0,5 tab
pc, Lecto B sach 1x1 sachet.
19
DAFTAR PUSTAKA
Donna L. Wong. ...... et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan
pertama. Jakarta : EGC.
Adisasmito, W. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia:
Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat.
Jurnal Makara Kesehatan Vol. 11.
Depkes R.I. (2011). Pedoman Pemberantasan Pengendalian Penyakit Diare.
Jakarta : Ditjen PPM dan PL.
WHO. (2005). Diarrhoeal disease.