Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus Panjang

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG

Oleh:
Richardo Octredo Arios
14014101144

Residen Pembimbing
dr. Elizabeth Wowor

Supervisor Pembimbing
Prof. Dr. dr. Sarah M. Warouw, Sp.A(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus panjang dengan judul

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG

Telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada tanggal 11 April 2017

Mengetahui

Residen Pembimbing

dr. Elizabeth Wowor

Supervisor Pembimbing

Prof. Dr. dr. Sarah M. Warouw, Sp.A(K)


BAB I
PENDAHULUAN

Diare adalah pengeluaran tinja dengan frekuensi sering dan abnormal.


Diare berasal dari bahasa Yunani diarrosis yang berarti mengalir terus (to flow
through). Perubahan transport air dan elektrolit dalam usus menyebabkan diare.
Diare dapat didefinisikan sebagai infeksi lambung dan usus dengan pengeluaran
tinja lunak sampai cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam dan
dapat disertai muntah.1,2,3
World Health Organization (WHO) mendefinisikan diare sebagai kejadian
buang air besar dengan konsistensi lebih cair, dimana frekuensinya mencapai tiga
kali atau lebih dalam satu hari. Definisi ini lebih menekankan pada konsistensi
tinja dan frekuensinya. Jika frekuensi buang air besar meningkat namun
konsistensi tinja padat, maka tidak disebut sebagai diare. Diare menyerang anak
pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Insiden diare tertinggi pada anak
dibawah usia dua tahun, dan akan menurun seiring bertambahnya usia. Diare
merupakan masalah kesehatan terutama pada balita baik pada tingkat global,
regional maupun nasional. Pada tingkat global, diare menyebabkan 16%
kematian, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pneumonia, sedangkan pada
tingkat regional (negara berkembang), diare menyumbang sekitar 18% kematian
balita dari 3.070 juta balita.2
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dinegara
berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih
tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Pada
tahun 2000, Incidence Rate (IR) penyakit diare yaitu 301/1000 penduduk, tahun
2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000
penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate yang masih
tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8.133

1
orang, kematian 239 orang (2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan
dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%),
sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah
penderita 4.204 dengan kematian 73 orang (1,74 %).2
Pada laporan kasus ini akan dibahas kasus Diare akut dengan dehidrasi
ringan sedang pada seorang anak yang di rawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.

2
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : An. M.R
Tempat/ Tanggal lahir : Manado, 30 Juni 2016
Usia : 9 bulan, 12 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Singkil II Lingkungan IV
No Rekam Medik : 49.76.66
Berat Badan : 6,9 kg
Tinggi Badan : 66 cm
Masuk Rumah Sakit : 02 April 2017 Pukul 04.30 WITA

B. Identitas Orang Tua Pasien


Identitas Ayah
Nama : Tn. L.R
Umur : 36 tahun
Agama : Kristen Protestan
Perkawinan : Pertama
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Singkil II Lingkungan IV
Identitas Ibu
Nama : Ny. O.M
Umur : 36 tahun
Agama : Kristen Protestan
Perkawinan : Pertama

3
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Singkil II Lingkungan IV

II. LATAR BELAKANG PASIEN


A. Susunan Keluarga
Pasien adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara

B. Riwayat antenatal
Antenatal care dilakukan teratur diPuskesmas sebanyak 9x. Injeksi Tetanus
toksoid sebanyak 2x selama kehamilan. Selama hamil, ibu dalam keadaan
sehat.

C. Riwayat Persalinan
Pasien dilahirkan secara sectio caessarea di Rumah Sakit Advent oleh
dokter spesialis kandungan. Pasien lahir dengan berat badan 3050 gram. Saat
lahir bayi langsung menangis.

4
D. Keadaan Sosial Ekonomi
Penderita dan keluarga tinggal dirumah permanen beratapkan seng,
berdinding kayu dan berlantaikan ubin. Jumlah kamar dalam rumah sebanyak
3 buah, dihuni oleh 7 orang yang terdiri atas 4 orang dewasa dan 3 orang
anak-anak. WC dan kamar mandi terletak didalam rumah. Sumber air minum
dari sumur bor. Sumber penerangan/ listrik dari PLN. Penanganan sampah
dengan cara dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah.

E. Riwayat Keluarga
Hanya penderita yang mengalami sakit seperti ini didalam keluarga

F. Anamnesis makanan terperinci sejak bayi sampai sekarang:


ASI : Sejak lahir hingga umur 1 bulan
PASI : Sejak lahir hingga sekarang
Bubur susu : Sejak umur 6 bulan hingga sekarang
Bubur saring : Sejak umur 7 bulan hingga umur 8 bulan
Bubur halus : Sejak umur 7 bulan hingga sekarang
Nasi lembek :-

G. Kepandaian/Kemajuan waktu bayi


Pertama kali membalik : 3 bulan
Pertama kali tengkurap : 4 bulan
Pertama kali duduk : 8 bulan
Pertama kali merangkak : 7 bulan
Pertama kali berdiri :-
Pertama kali berjalan :-
Pertama kali tertawa : 2 bulan
Pertama kali berceloteh : 7 bulan
Pertama kali memanggil mama : 8 bulan
Pertama kali memanggil papa : 8 bulan

5
H. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Dasar Ulangan
I II III I II III
BCG +
Polio + + +
DTP + + +
Campak -
Hepatitis B + + +

I. Penyakit yang sudah pernah dialami


Morbili : (-)
Varisela : (-)
Pertusis : (-)
Diare : (+)
Cacing : (-)
Batuk/Pilek : (+)
Lain lain : (-)

III. ANAMNESIS KELUHAN


Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 02 April 2017 terhadap ibu pasien.
A. Keluhan Utama : BAB cair sejak 2 hari SMRS
B. Keluhan Penyerta : Demam sejak 4 hari SMRS
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
Penderita dibawa orang tuanya ke IGD anak RS Prof. Dr. R.D. Kandou
dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari SMRS. Pada hari pertama timbul
keluhan BAB cair dengan frekuensi 5x/hari dan 1 hari SMRS frekuensinya
1x/hari. Volume BAB gelas air kemasan, warna kuning, berisi cairan,
ampas, disertai lendir, darah (-). BAB cair terakhir saat malam hari SMRS
namun volumenya sudah berkurang dibanding volume BAB sebelumnya.
Saat ini penderita sudah tidak BAB cair. Selama 2 hari ini penderita tampak
lemas dan nafsu makan menurun. Penderita juga dikeluhkan mengalami
demam sejak 4 hari SMRS. Demam diketahui melalui perabaan dan

6
dikeluhkan naik turun. Riwayat kejang, mual, muntah, batuk, pilek maupun
sesak disangkal keluarga penderita.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan
penderita.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Tampak sakit, gelisah
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Berat badan : 6,9 kg
Tinggi badan : 66 cm
Status Gizi (Kurva gizi Z-Score WHO weight for length for girls)
BB/PB diantara persentil -1 SD dan 0 SD.
Kesan : Gizi baik
Tanda vital
Nadi : 128 x/m (reguler, isi cukup)
Respirasi : 32 x/m
Suhu : 37,4 C
Kulit
Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Lapisan lemak : Cukup
Turgor : Kembali lambat, CRT 2
Tonus : Eutoni
Edema : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal

7
Ubun-ubun besar : Sudah menutup
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata
Exophtalmus/enophtalmus : Tidak ada
Tekanan bola mata : Normal pada perabaan
Konjungtiva : Anemis (-/-), mata cowong (+/+),
air mata (+/+) kurang
Sklera : Ikterik (-/-)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat isokor, 3mm/3mm, RC (+/+)
Lensa : Jernih
Fundus & Visus : Tidak dievaluasi
Gerakan : Normal
Telinga : Sekret (-/-)
Hidung : Sekret (-)
Mulut
Bibir : Kering, sianosis (-)
Lidah : Beslag (-)
Gigi : Carries (-)
Gusi : Perdarahan (-)
Selaput mulut : Mukosa mulut kering
Bau pernapasan : Foetor (-)
Tenggorokan
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)

Leher
Trakea : Letak di tengah
Kelenjar : Pembesaran KGB (-)

8
Kaku kuduk : (-)
Thoraks
Bentuk : Normothorax
Ruang interkostal : Dalam batas normal
Retraksi : Tidak ada
Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri = kanan
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara pernapasan bronkovesikuler,
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Detak jantung : 128 x/m
Iktus kordis : Tidak tampak
Batas kiri : Linea parasternalis sinistra
Batas kanan : Linea midklavikularis dextra
Batas atas : ICS II-III
Bunyi jantung apeks : M1 > M2
Bunyi jantung aorta : A1 > A2
Bunyi jantung pulmo : P1 < P2
Bising : Tidak ada
Abdomen
Bentuk : Cembung, lemas, BU (+) meningkat
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Genitalia eksterna : Perempuan, dalam batas normal
Otot-otot : Atrofi (-)
Tulang-Belulang : Tidak ada deformitas
Refleks-refleks : Refleks fisiologis (+/+),

9
refleks patologis (-/-), spastis (-), klonus (-)
Anggota Gerak : Akral hangat, CRT 2

Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium (02/04/2017)
Pemeriksaan Hasil
HEMATOLOGI
Leukosit 14.310 /uL
Eritrosit 4.39 x106
Hemoglobin 11,9 mg/dl
Hematokrit 34,9%
Trombosit 250.000/uL
MCH 27,2 pg
MCHC 34.1 gr/dl
MCV 79,5 fl
KIMIA KLINIK
Natrium 136 mEq/L
Kalium 3,40 mEq/L
Chlorida 109,0 mEq/L

RESUME
Seorang anak perempuan berumur 9 bulan 12 hari, berat badan 6,9 kg,
panjang badan 66 cm, masuk rumah sakit pada tanggal 02 April 2017 pukul
04.30 WITA dengan keluhan utama BAB cair sejak 2 hari SMRS frekuensi
5x/hari, volume gelas air kemasan, berisi cairan, ampas, warna kuning,
disertai lendir, darah (-). Demam sejak 4 hari SMRS. Demam diketahui

10
melalui perabaan dan dikeluhkan naik turun. Pemeriksaan fisik umum,
keadaan umum tampak sakit (gelisah), kesadaran Compos Mentis, Tanda-
tanda vital; Nadi: 128x/m, respirasi: 32x/m, suhu badan: 37,4 C. Pada
kepala, ubun-ubun sudah menutup, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pernapasan cuping hidung tidak ada, mata agak cowong, produksi air
mata kurang. Bibir dan mukosa mulut kering. Turgor kulit kembali lambat
dengan Capillary Refill Time 2. Pemeriksaan fisik thoraks, abdomen dan
lain-lain dalam batas normal.

V. DIAGNOSIS
Diare akut dehidrasi ringan sedang

VI. TATALAKSANA
1. IVFD RL 75ml/kgBB/3jam = 170ml/jam
2. Zinc 1 x 20 mg (1)
3. Antibiotika selektif tidak diberikan
4. Nutrisi tetap dilanjutkan
5. Edukasi sanitasi dan hygene serta tanda dan gejala dehidrasi
6. Paracetamol drops 3 x 0,7 ml (kalau perlu)
7. Domperidon syrup 3 x 1/2 cth (kalau perlu)

VII. FOLLOW UP
Follow up (02/04/2017 post rehidrasi)
S : Demam (-), BAB cair (-)
O : KU: Tampak sakit Kes: Compos Mentis
N: 98 x/m RR:30 x/m Sb: 37,2C BB: 7,3 kg
Kep : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-), UUB datar

11
Mukosa mulut basah
Air mata (+)
Mata cowong (-)
Tho : Simetris kiri = kanan, retraksi (-)
Cor: Bising (-)
Pulmo: Sp. bronkovesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abd : Cembung, lemas, Bising Usus (+) normal, turgor kembali cepat
Hepar/Lien: tidak teraba
Ext : Akral hangat, CRT 2
A : Diare akut tanpa dehidrasi
P : Aff Infus
1. Oralit 50-100 ml tiap BAB cair
2. Zinc 1 x 20 mg (1)
3. Antibiotika selektif tidak diberikan
4. Nutrisi tetap dilanjutkan
5. Edukasi sanitasi dan hygene serta tanda dan gejala dehidrasi
6. Paracetamol drops 3 x 0,7 ml
7. Domperidon syrup 3 x 1/2 cth

Follow up (02/04/2017 ; 08.00 WITA)


S : Demam (-), BAB cair (-), BAK (+)
O : KU: Tampak sakit Kes: Compos Mentis
N: 118 x/m RR:32 x/m Sb: 37,4C
Kep : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-)
Mukosa mulut basah

12
Air mata (+)
Mata cowong (-)
Tho : Simetris kiri = kanan, retraksi (-)
Cor/Pulmo: dalam batas normal
Abd : Cembung, lemas, Bising Usus (+) normal
Hepar/Lien: tidak teraba
Ext : Akral hangat, CRT 2
A : Diare akut tanpa dehidrasi
P : 1. Oralit 50-100 ml tiap BAB cair
2. Zinc 1 x 20 mg (1)
3. Antibiotika selektif tidak diberikan
4. Nutrisi tetap dilanjutkan
5. Edukasi sanitasi dan hygene serta tanda dan gejala dehidrasi
6. Paracetamol drops 3 x 0,7 ml (kalau perlu)
7. Domperidon syrup 3 x 1/2 cth (kalau perlu)

Follow up (03/04/2017 ; 06.00 WITA)


S : Demam (-), BAB cair (-), BAK (+)
O : KU: tampak sakit Kes: CM
N: 134 x/m RR:40 x/m Sb: 36,6C
Kep : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-)
Tho : Simetris kiri = kanan, retraksi (-)

13
Cor/Pulmo: dalam batas normal
Abd : Cembung, lemas, Bising Usus (+) normal
Hepar/Lien: tidak teraba
Ext : Akral hangat, CRT 2
A : Diare akut tanpa dehidrasi
P : 1. Oralit 50-100 ml tiap BAB cair
2. Zinc 1 x 20 mg (2)
3. Antibiotika selektif tidak diberikan
4. Nutrisi tetap dilanjutkan
5. Edukasi sanitasi dan hygene serta tanda dan gejala dehidrasi
6. Paracetamol drops 3 x 0,7 ml (kalau perlu)
7. Domperidon syrup 3 x 1/2 cth (kalau perlu)

Follow up (04/04/2017 ; 06.00 WITA)


S : Demam (-), BAB cair (-), BAK (+)
O : KU: tampak sakit Kes: CM
N: 124 x/m RR:40 x/m Sb: 36,2C
Kep : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-)
Tho : Simetris kiri = kanan, retraksi (-)

14
Cor/Pulmo: dalam batas normal
Abd : Cembung, lemas, Bising Usus (+) normal
Hepar/Lien: tidak teraba
Ext : Akral hangat, CRT 2
A : Diare akut tanpa dehidrasi
P : 1. Oralit 50-100 ml tiap BAB cair
2. Zinc 1 x 20 mg (3)
3. Antibiotika selektif tidak diberikan
4. Nutrisi tetap dilanjutkan
5. Edukasi sanitasi dan hygene serta tanda dan gejala dehidrasi
6. Paracetamol drops 3 x 0,7 ml (kalau perlu)
7. Domperidon syrup 3 x 1/2 cth (kalau perlu)
Advis : Rawat jalan

BAB III
PEMBAHASAN

World Health Organization (WHO) mendefinisikan diare sebagai kejadian


buang air besar dengan konsistensi lebih cair, dimana frekuensinya mencapai tiga
kali atau lebih dalam satu hari.1 Pada kasus didapatkan seorang anak perempuan

15
berusia 9 bulan berat badan 6,9 kg, tinggi badan 66 cm, masuk rumah sakit pada
tanggal 02 April 2017 pukul 04.30 WITA dengan keluhan utama BAB cair sejak
2 hari SMRS, frekuensi 5x/hari, warna kuning, ampas sedikit, lender (+), darah
(-). Hal ini sesuai sebagaimana definisi tersebut.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah anamnesa gejala diare serta
pemeriksaan fisik terkait adanya tanda-tanda dehidrasi. Pemeriksaan fisik secara
umum dan menyeluruh perlu diperhatikan. Evaluasi status dehidrasi penderita
diare penting untuk menentukan derajat dan ketepatan rehidrasi. Anamnesa
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk menkaji tanda-tanda utama dehidrasi
seperti kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda lainnya
seperti ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cowong atau tidak, ada atau
tidaknya air mata, bibir dan mukosa mulut kering atau basah.5,6
Hasil pemeriksaan fisik pada kasus ini, didapatkan keadaan umum pasien
tampak sakit, tanda-tanda vital: frekuensi nadi 128 kali/menit, respirasi 32
kali/menit, suhu badan 37,4 c. Pada pemeriksaan awal mulai dari kepala
didapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pernapasan cuping
hidung tidak ada. Pada mata tampak cowong dan mukosa mulut kering dimana
gejala klinis tersebut merupakan tanda umum dehidrasi. Pemeriksaan thoraks
didapatkan thoraks simetris, tidak ada retraksi. Abdomen cembung, lemas, bising
usus meningkat. Turgor kulit yang kembali lambat juga merupakan salah satu
tanda dehidrasi. Hepar dan lien tidak teraba. Pada extremitas tidak ditemukan
kelainan.

Pada penderita didapati diare 5x/hari, nafsu makan berkurang, tampak


gelisah, mata cowong, air mata tidak ada, mukosa mulut kering, napas kering,
turgor kulit kembali lambat, nadi cepat. Berdasarkan tanda dan gejala tersebut,
penderita dikategorikan mengalami dehidrasi derajat ringan sedang sebagaimana
sesuai dengan penentuan derajat dehidrasi WHO. Tatalaksana cairan diberikan
Ringer Laktat sebanyak 75ml/kg/3jam untuk rehidrasi. Oralit diberikan sebanyak

16
50-100 cc tiap kali penderita BAB cair. Terapi tersebut sesuai dengan acuan teori
penatalaksanaan diare dengan dehidrasi ringan sedang.7

Pada kasus, terapi cairan tidak diberikan peroral oleh karena intake oral
penderita kurang baik. Penderita cenderung rewel dan menolak bila diberi minum.
Bila intake oral kurang baik, direkomendasikan untuk pemasangan Oro-Gastric
Tube (OGT) dalam membantu intake oral. Pada kasus, orang tua penderita
menolak pemasangan OGT terhadap penderita sehingga terapi cairan dilakukan
melalui jalur intravena. Pemberian cairan intravena dihentikan bila penderita
sudah bisa minum dan makan dengan baik.9,10

Penatalaksanaan diare dengan dehidrasi ringan-sedang harus dirawat di


sarana kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit. Jumlah
oralit yang diberikan 3 jam pertama 75cc/kgBB. Jika berat badan tidak diketahui,
perkiraan kekurangan cairan dapat ditentukan dengan menggunakan umur
penderita, yaitu: untuk umur <1 tahun adalah 300ml, 1-5 tahun adalah 600 ml, > 5
tahun adalah 1200 ml dan dewasa adalah 2400 ml.4,5,10

Pada kasus diare dengan dehidrasi, perlu diberikan preparat Zinc.


Pemberian Zinc bertujuan untuk mengatasi adanya defisiensi Zinc akibat asupan
nutrisi yang tidak adekuat dan pembuangan mikronutrien melalui defekasi. Fungsi
zinc adalah mengurangi lama dan beratnya diare serta dapat menurunkan insiden
diare selama 2-3 bulan sehingga membantu mengurangi laju mortalitas pada anak
dengan diare. Dosis Zinc untuk anak dibawah umur 6 bulan adalah 10 mg per
hari, sedangkan dosis untuk anak diatas 6 bulan adalah 20 mg per hari. Zinc
diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari diare.
Dosis pemberian Zinc pada kasus adalah 1 x 20 mg selama 14 hari. 8,11,13,14

Antibiotika selektif tidak diberikan pada kasus. Diare akut pada umumnya
disebabkan oleh infeksi virus (40-60%) dimana Rotavirus merupakan patogen
penyebab tersering pada usia 6-24 bulan. Virus dapat secara langsung merusak vili
usus sehingga mengurangi luas permukaan usus halus dan mempengaruhi
mekanisme enzimatik. Apabila diare tidak sembuh salam 5-7 hari, maka dicurigai

17
penyebab diare adalah infeksi selain virus, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap. Pemeriksaan penunjang laboratorium lebih
lanjut meliputi pemeriksaan tinja (baik makroskopik maupun mikroskopik) dan
biakan feses guna menyelidiki bakteri penyebab diare sehingga terapi antibiotika
selektif dapat ditetapkan.11,12
Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan
setelah sembuh. Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrien sebanyak
anak mampu menerima. Sebagian besar anak dengan diare, nafsu makannya
timbul kembali setelah dehidrasi teratasi. Meneruskan pemberian makanan akan
mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan
menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrien, sehingga memburuknya status gizi
paling tidak dapat dikurangi. Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung
kepada umur, makanan yang disukai dan pola makan sebelum sakit dan budaya.
Pada umumnya makanan yang tepat untuk anak diare sama dengan yang
dibutuhkan dengan anak sehat.11
Pasien diare di pulangkan dengan indikasi tanda-tanda vital dalam batas
normal, tumbuh kembang baik, kesadaran anak membaik, mulut dan bibir mulai
basah, turgor kulit kembali cepat, tidak muntah, buang air besar, buang air kecil
dalam batas normal.7,12

Saat proses pemulihan berlanjut dirumah yang harus diperhatikan: tidak


ada demam, frekuensi buang air besar dan volume tinja berkurang, dan
meningkatnya selera makan. Apabila tidak ada perbaikan dalam tiga hari, harus
dipikirkan keadaan lain. Bila kondisi mengkhawatirkan anak harus dirawat. Anak
dengan diare bisa mengalami dehidrasi, terlebih bila tidak diimbangi dengan
asupan cairan yang cukup. Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang keluar
melalui diare. Anak dengan diare sebaiknya diberi minum yang cukup, terutama
bila mengalami demam. Infus diberikan bila anak mengalami dehidrasi berat atau

18
sulit mendapat asupan makan karena hilang nafsu makan. Selama anak masih mau
minum dan makan dalam jumlah cukup, infus tidak perlu diberikan. Edukasi
untuk keluarga: Pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana, melalui kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan diri dimulai
dengan mencuci tangan. Tidak hanya tangan anak tetapi juga orangtua serta
pengasuh. Kuman yang terdapat pada tangan yang sudah menjamah ke berbagai
tempat dapat dicegah melalui cuci tangan dengan sabun.7,12

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan


terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare akut sangat baik dengan
morbiditas dan mortalitas minimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarto Y. Buku Ajar Gastroentero-Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit


IDAI; 2010. h.121
2. Ghishan RE. Chronic Diarrhea. In Nelson Textbook of Pediatrics 18th
Edition. WB Saunders, Philadelphia. 2007.

19
3. Walker-Smith J, Barnard J, Bhutta Z et al. Chronic diarrhea and
malabsorption (including short gut syndrome): Working Group Report of the
First World Congress of Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and
Nutrition. Journal of Pediatric Gastronterology and Nutrition. 2002; 33
(supplement).
4. American academy of pediatric. The management of acute gastroenteritis in
young children. Pediatrics. 1996; 97: 1-20.
5. Magdarina DA, Sri SS. Pengendalian diare di Indonesia Kementerian
kesehatan. Jurnal. 2016. h.1-3
6. Badriul H. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM. Diakses dari:
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/disentri. Diunduh
tanggal 03 april 2016.
7. World Health Organization. The treatment of diarrhea: a manual for
physicians and the other senior health workers child health. Geneva: World
Health Organization.1995. h.8-16.
8. Bao Bin. Zinc Modulates mRNA level of cytokins. Am J Physiol Endocrinol
Meeta. Micigan. 2003.
9. Duggan C, Santosham M, Glass RI. The management of acute gastroenteritis
in young children: oral rehydration, maintenance and nutritional therapy.
MMWR. 1992; 41 (RR-16): 1-20.
10. King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C. Managing acute gastroenteritis
among child; oral rehydration, maintenance and nutritional therapy. MMWR.
2003; 52 (RR16): 1-16.
11. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra PE, Harmoniati
ED. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak indonesia. Jakarta : IDAI;
2010. p.58-61.
12. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. Dalam: Wilson WR, Drew WL,
Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious
Disease. New York: Lange Medical Books. 2013. h.225- 68.
13. Sazawal S et al. Zinc supplementation in young children with acute diarrhea
in India. N EnglJ Med. 1995; 333: 839-44

20
14. Yamey G. Zinc supplementation prevents diarrhea and pneumonia. BMJ
1999: 1521 3.
15. Juffrie M. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam: Juffrie M,Soenarto
SSY, Oswarl Hanifah, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS. Buku Ajar
Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta. UKK Gastroenterologi-Hepatologi
IDAI. 2012. h.1-25.
16. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran
pernapasan akut untuk penanggulangan bronkopneumonia pada balita.
Jakarta; 2012. h.15-20.
17. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan pelayanan medis ilmu kesehatan
anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. h.493-8.
18. Katzung, Bertram G. Farmakologi dasar dan klinik. Editor, Nugroho AW,
Rendy L, Dwijayanti L. Jakarta: EGC; 2010. h.748-67.
19. Purnamasari H, Santosa B, Puruhita N. Pengaruh suplementasi seng dan
probiotik terhadap kejadian diare berulang. Sari Pediatri. 2011. p.96-104.

21
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
(MINISTRY OF PEDIATRICS, SCHOOL OF MEDICINE SAM RATULANGI UNIVERSITY )
BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Jln. Raya Tanawangko, Manado 95115; Prov. Sulawesi Utara, INDONESIA
PO. Box 66. Telp (0431) 821652; Fax (0431) 859091
E-mail : bikafkunsrat@yahoo.com

DAFTAR HADIR PEMBACAAN LAPORAN KASUS CO-ASSISTEN (DOKTER MUDA)


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNSRAT MANADO

Hari / Tanggal : Selasa, 11 April 2017


Waktu : 11.00 WITA
Nama : Richardo Octredo Arios
NRI : 14014101144
Supervisor Pembimbing : Prof. Dr. dr. Sarah M. Warouw, Sp.A (K)
Sub Bagian : Gastroenterohepatologi
Judul Kasus : Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang

No. Nama Co-Assisten (DokterMuda) NRI TandaTangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.
26. 26.
27. 27.
28. 28.
29. 29.
30. 30.
31. 31.
32. 32.
33. 33.
34. 34.
35. 35.
36. 36.
37. 37.
38. 38.
39. 39.
40. 40.
41. 41.
42. 42.
43. 43.
44. 44.
45. 45.
46. 46.
47. 47.
48. 48.
49. 49.
50. 50.

Mengetahui :
KepalaBagian/SMF IlmuKesehatanAnak KoordinatorPendidikan IKA
FK UNSRAT/BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, FK UNSRAT,

Dr. dr. Rocky Wilar, Sp.A (K) Dr. dr. Hesti Lestari, Sp.A (K)
NIP. 19710709 1999031001 NIP. 196710261997032001

Anda mungkin juga menyukai