Oleh :
Pembimbing :
Puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan
judul “Hernia Ingunalis Scrotalis ”. Penulisan laporan kasus ini merupakan salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan serta melengkapi tugas dan memenuhi syarat kelulusan di kepaniteraan
klinik bagian / SMF ilmu bedah. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu serta berkontribusi dalam penulisan laporan kasus sehingga
laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih disampaikan pada:
1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar yang telah memberikan izin dan fasilitas kepada
penulis dalam pembuatan laporan kasus.
3. dr. I Gusti Ngurah Anom Murdhana, Sp.FK selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa.
4. dr. Made Dwi Yoga Bharata, Sp.B-KBD selaku ketua Komite Koordinasi Pendidikan RSUD
Sanjiwani Gianyar.
5. dr. Ni Putuh Indah Kusumadewi Riandra, Sp.A selaku dosen pembimbing akademik pada prodi
profesi yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
6. dr. Made Dwi Yoga Bharata, Sp.B-KBD selaku pembimbing dalam pembuatan laporan kasus
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
7. Rekan – rekan sejawat Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Warmadewa yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
laporan kasus ini.
Gianyar, 19 Desember 2023
Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
3.5 Diagnosis
Diagnosis kerja :
● Hernia Ingunalis Scrotalis Dextra
3.6 Penatalaksanaan
Non Farmakologis :
● Pro Herniotomy dengan Mesh 14/11/2023
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hernia
Menurut kamus kedokteran Dorlan, hernia merupakan penonjolan abnormal bagian organ atau
struktur tubuh lain melalui lubang alamiah ataupun abnormal dalam selaput pembungkus,
membran, otot atau tulang. Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia
didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah
(defek) yang diliputi oleh dinding.
2.5 Anatomi
Canalis inguinalis merupakan suatu saluran sempit yang terbentang dengan arah ke bawah dan
ke medial, tepat di atas dan paralel dengan ligamentum inguinale. Struktur ini dimulai pada
annulus ingunalis profundus dan berlanjut kira kira 4cm, berakhir di anulus ingunalis
superficialis.
• Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis musculus obliqus abdominis eksternus
• Posterior : dibentuk oleh aponeurosis musculus transversus abdominis yang bersatu
dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior di bagian lateral.
• Superior : dibentuk oleh serabut tepi bawah musculus obliqus internus dan muskulus
transversus abdominis dan aponeurosis
• Inferior : dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare
Ligamentum ingunale merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis musculus obliqus
eksternus. Terletak mulai dari Psias sampai ke ramus superior tulang pubis.
Segitiga hasselbach merupakan dasar dari segi tiga yang dibentuk oleh pekten pubis dan
ligamentum pektinea yang dibatasi oleh
• Supero-lateral : pembuluh darah epigastrika inferior
• Medial : bagian lateral rektus abdominis
• Inferior : ligamentum ingunale
Pasien laki laki berusia 53 tahun datang ke Poliklinik Bedah RSUD Sanjiwani Gianyar dengan
keluhan nyeri pada benjolan di daerah Inguinalis sejak 2 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus
menerus apabila pasien beraktivitas dan nyeri dirasakan seperti ditekan terus menerus. Pasien
mengatakan bahwa sebelumnya sudah didiagnosis hernia inguinalis oleh dokter 2 tahun lalu.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis dan dari keluarga yaitu ibu pasien memiliki riwayat
penyakit jantung. Pada saat dilakukan pemeriksaan status lokalis, ditemukan adanya penonjolan
hingga daerah scrotalis. Pada saat pemeriksaan fisik pasien dicurigai hernia scrotalis, yaitu hernia
ingunalis yang isinya masuk ke scrotum. Pada saat pemeriksaan fisik status generalis, bising usus
masih dalam batas normal dan pada status lokalis ditemukan sebagian penonjolan masih berada di
canalis ingunalis, belum sepenuhnya masuk ke daerah scrotum. Dilakukan pemeriksaan finger test
ditemukan impuls diujung jari dan pada pemeriksaan ziemen test didapatkan pada jari ke 2. Lalu
pada thumb test tidak didapatkan penonjolan menandakan bahwa pasien tersebut bukan hernia
ingunalis medialis. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang yaitu Complete Blood Count, dimana hasil pemeriksaan masih dalam batas normal,
tidak terdapat adanya peningkatan leukosit menunjukan belum timbulnya komplikasi, hal ini juga
didukung oleh pemeriksaan fisik pada abdomen menunjukan tidak ada kelainan kearah hernia
inkaserata. Setelah didapatkan diagnosis, maka tatalaksana selanjutnya adalah dilakukan Operasi
Lusikooy, RE, Makmur, A. (2020). Profil Penderita Hernia Inguinalis Dewasa Di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Wadi Husada. 2020;6(2):1-7.
Muharam, D. M. (2017). Karakteristik pasien hernia inguinalis di RSU Kota Tangerang Selatan
tahun 2015 [Skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2017:1-72.
Sjamsuhidajat, R, De Jong, W. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2010. p.
619-29.
Townsend, CM, Beauchamp, RD, Evers, BM, Mattox, KL, editors. Sabiston Textbook of Surgery:
The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi 20. Philadelphia: Elsevier Health
Sciences; 2016 Apr 22