Anda di halaman 1dari 5

RESEPTOR

Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Farmakologi dan Tosikologi I”

Dosen : Ibu Delviza syari, S.Si., M.Farm., Apt.

DISUSUN OLEH:

Fany Aida (201751114)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

JAKARTA
Reseptor kolinergika terdapat dalam semua ganglia, sinaps, dan neuron postganglioner dari SP, juga
pelat-pelat ujung motoris dan di bagian Susunan Saraf Pusatyang disebut sistem ekstrapiramidal.
Berdasarkan efeknya terhadap perangsangan, reseptorini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yakni:

1. Reseptor muskarinik
Reseptor ini, selain ikatannya dengan asetilkolin, mengikat pula muskarin, yaitu suatualkaloid
yang dikandung oleh jamur beracun tertentu. Sebaliknya, reseptor muskarinik inimenunjukkan
afinitas lemah terhadap nikotin. Dengan menggunakan study ikatan dan panghambat tertentu,
maka telah ditemukan beberapa subklas reseptor muskarinik seperti M1, M2, M3, M4, M5.
Reseptor muskarinik dijumpai dalam ganglia sistem saraf tepi danorgan efektor otonom, seperti
jantung, otot polos, otak dan kelenjar eksokrin. Secarakhusus walaupun kelima subtipe reseptor
muskarinik terdapat dalam neuron, namun reseptor M1 ditemukan pula dalam sel parietal
lambung, dan reseptor M2 terdapat dalam otot polos dan jantung, dan reseptor M3 dalam kelenjar
eksokrin dan otot polos. Obat-obatyang bekerja muskarinik lebih peka dalam memacu reseptor
muskarinik dalam jaringantadi, tetapi dalam kadar tinggi mungkin memacu reseptor nikotinik
pula.

2. Reseptor nikotinik
Reseptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitaslemah
terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik,namun setelah itu akan
menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor nikotinik ini terdapat didalam sistem saraf pusat, medula
adrenalis, ganglia otonom, dan sambunganneuromuskular. Obat-obat yang bekerja nikotinik akan
memacu reseptor nikotinik yangterdapat di jaringan tadi. Reseptor nikotinik pada ganglia otonom
berbeda dengan reseptoryang terdapat pada sambungan neuromuskulular. Sebagai contoh, reseptor
ganglioniksecara selektif dihambat oleh heksametonium, sedangkan reseptor pada
sambunganneuromuskular secara spesifik dihambat oleh turbokurarin. Stimulasi reseptor ini
olehkolinergika menimbulkan efek yang menyerupai efek adrenergika, jadi bersifat berlawanan
sama sekali. Misalnya vasokonstriksi dengan naiknya tensi ringan, penguatankegiatan jantung,
juga stimulasi SSP ringan. Pada dosis rendah, timbul kontraksi ototlurik, sedangkan pada dosis
tinggi terjadi depolarisasi dan blokade neuromuskuler.

Efek obat kolinergik dapat dicapai melalui dua jalan :1.

Rangsangan pada tempat reseptor khas dan bekerja secara langsung pada sel efektor saraf
parasimpatetik, menghasilkan efek yang serupa dengan efek yang dihasilkan olehrangsangan saraf
post ganglionk parasimapatetik.2.

Penghambatan enzim asetilkolinesterase dan menimbulkan efek kolinergik secara tidaklangsung.Obat


kolinergik terutama digunakan untuk pengobatan gangguan saluran cerna dansaluran seni. Beberapa
diantaranya digukan untuk pengobatan glaukoma dan miasteniagravis. Efek lain yang ditimbulkan
antara lain miosis, berkeringat, air liur berlebih, bradikardia dan penurunan tekanan
darah.Berdasarkan mekanisme kerjanya senyawa kolinergik dibagi menjadi tiga kelompokyaitu :1.
Senyawa kolinergik dengan efek langsungSenyawa koinergik dengan efek langsung (kolinomimetik,
parasimpatomimetik)adalah obat yang mempunyai struktur kimia, jarak antara gugus-gugus polar
dandistribusi muatan serupa dengan asetilkolin sehingga dapat menimbulkan efek padatransmiter
kimia asetilkolin.Obat golongan ini ada yang menunjukan efek muskarinik atau nikotinik saja
tetapiadapula yang menunjukkan kedua efek tersebut. Kolinomimetik yang menunjukkan
efekmuskarinik biasanya mengandung rantai lima atom yang mengikat N-kuartener.Banyak senyawa
kolinomimetik dihasilkan oleh pergantian isosterik yang sistematik dariatom atau gugus tertentu
dalam molekul transmiter kimianya. Formula umumkolinomimetik adalah garam onium sederhana :
R-N

(CH

. Mekanisme kerjanya yaitukolinomimetik mempunyai struktur mirip denagn asetilkolin sehingga


dapat membentukkompleks dengan reseptor asetilkolin. Reseptor tersebut terletak pada membran
yang peka. Asetilkolin dan kolinomimetik dapat mempengaruhi dan memningkatkankeselektifan
permeabilitas membran terhadap kation.Efek obat dipengaruhi oleh dua elemen struktur yang berbeda
yaitu protein reseptor ddanionofor. Ionofor bertanggungjawab terhadap translokasi selektif ion-ion.
Interaksi obatdengan protein reseptor menyebabkan transisi konformasi yang akan mengontrol
interaksireseptor dan ionofor.

Contoh senyawa kolinergik :a.

Asetilkolin : aktif terhadap nikotinik dan muskarinik cepat terhidrolisis. Larutan 1 %(dibuat baru)
topikal pada interior chamber mata : 0,5-2 ml. b.

Metacholin : dihidrolisis lebih lambat karena efek halangan

sterik oleh gugus β

-metilaktif terhadap muskarinik (jarang digunakan). Dosis : SC 10 mg, setelah 20 menitdapat


diberikan 25 mg.c.

Carbachol : dihidrolisis lambat (karena gugus karbamat). Digunakan pada glaukomauntuk


menurunkan tekanan intraokuler. Larutan 1 % topikal pada kongjutiva mata 1tetes 2-3 dd.d.
Betanechol: Efek lebih lama (karena halangan sterik & karbamat). Digunakan untukstimulasi saluran
cerna dan saluran urin pasca operasi. Dosis oral : 10-30 mg 3 dd danSC : 2,5 mg 3 dd.Hubungan
struktur dan aktivitas senyawa kolinergik :a.

A. Perubahan Gugus Amonium Kuarterner

Salah satu metil dapat digantikan dengan gugus yang lebih besar tetapi modifikasiseperti itu dapat
menurunkan aktivitas secara drastic. Contoh : analog dimetiletil aktivitas hanya 25% dibanding Ach
Substitusi dengangugus yang lebih besar atau terhadap lebih dari satu metil dapat meniadakan
aktivitas.Muatan juga penting untuk aktivitas, contoh: isoster karbon tak bermuatan (3,3-
dimetilbutilasetat) hanya punya aktivitas 0,003% tetapi amin tersier (pilokarpin,arecolin) aktif karena
pada pH fisiologis, amina-amina ini terprotonasi sehingga bermuatan.

B. Perubahan Rantai Etilen

Bagian molekul ini menjamin jarak yang tepat antara gugus amonium dengan gugugester penting
untuk pengikatan yang efektif dengan reseptor.Peningkatan panjangrantai menghasilkan penurunan
aktivitas yang bermakna. Percabangan rantai hanya

memungkinkan untuk substituen metil. Substitusi dengan β

-metil (metacholin)

https://www.academia.edu/8221710/kolinergik?auto=download

Anda mungkin juga menyukai