Obat
Kolinergik
Muskarini
k
-
Nikotinik
Bekerja
langsung
Bekerja
tidak
langsung
nikotinik.
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibedakan menjadi obat yang bekerja
langsung pada reseptor asetilkolim atau secara tidak langsung melalui
penghambatan asetilkolinesterase.
RESEPTOR MUSKARINIK
Subtipe
Reseptor
Muskarin
ik
M1
M2
M3
M4
M5
Reseptor muskarinik dapat ditemukan dalam ganglia sistem saraf perifer dan organ
efektor otonom, seperti jantung, otot polos, otak, dan kelenjar eksokrin.
Tipe
Reseptor
Nama lain
M1
Lokasi
Saraf
Gambaran
Struktur
7 segmen
transmembr
an
M2
M2
jantung
Jantung,
saraf otot
polos
Gq /11
protein
linked
7 segmen
transmembr
an
Gl/ o
protein
linked
M3
M4
Kelenjar otot
polos,
endotel
SSP
7 segmen
transmembr
an
protein
linked
7 segmen
transmembr
an
M5
SSP
Gq /11
Gl/ o
protein
linked
7 segmen
transmembr
an
Gq /11
protein
linked
Mekanisme
Pascaresept
or
IP3
rangkain
DAG
Hambatan
produksi
cAMP,
aktivasi
kanal
+
K
IP3
rangkaian
DAG
Hambatan
produksi
cAMP
IP3
rangkaian
DAG
Struktur pada ogan listrik Torpedo dan oto fetus mamalia. Pada otot dewasa, subunit
diganti oleh subunit . Beberapa perbedaan subunit
dan
Reseptor muskarinik pada jaringan di atas lebih peka terhadap obat muskarinik
namun dalam konsentrasi yang tinggi muskarinik dapat memacu reseptor nikotinik.
RESEPTOR NIKOTINIK
Reseptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas
lemah terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik,
namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor nikotinik ini terdapat
di dalam sistem saraf pusat, medula adrenalis, ganglia otonom, dan sambungan
neuromuskular.
PENGGOLONGAN OBAT-OBAT KOLINERGIK BESERTA PROTOTIPE
ANALOG UTAMA, DAN OBAT LAIN
intraocular
- Uji diagnostik untuk pasien yang diduga mengidap asma.
c. Karbakol
Efek karbakol cukup kuat terhadap sistem kardiovaskular dan sistem
pencernaan. Pada tahap awal obat ini memicu ganglion kemudian
mendepresinya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk melepas epinefrin
dari medulla adrenal karena kerja nikotiniknya.
d. Betanekol
Betanekol secara langsung memacu reseptor
muskarinik
sehingga
e. Pilokarpin
Merupakan suatu amin tersier yang stabil terhadap hidrolisis oleh
asetilkolinesterase. Pilokarpin termasuk obat yang lemah disbanding dengan
asetilkolin dan turunannya. Aktivitas utamanya adalah muskarinik dan
digunakan untuk oftalmologi.biasanya digunakan pada terapi glaucoma yang
dapat menurunkan tekanan bola mata.
ANTIKOLINESTERASE (KOLINERGIK KERJA TIDAK LANGSUNG)
Obat-obat ini dibagi menjadi 2 kelas kimia yaitu :
1. Golongan karbamat (ester asam karbamat).
Disebut juga sebagai antikolinesterase reversibel, kecuali edrofonium yang bukan
merupakan suatu ester dan mempunyai masa kerja singkat (5-15 menit).
Golongan ini memiliki masa kerja yang relative singkat (30 menit 6 jam). Obat
yang termasuk dalam golongan ini ambenonium, edrofonium klorida
neostigmine, fisostigmin salisilat, dan piridostigmin.
2. Golongan fosfat ( ester asam fosfat).
Disebut juga golongan ireversibel, senyawa organofosfat mempunyai masa kerja
yang relative lama dan membentuk kompleks yang sangat stabil dengan enzim
serta dihidrolisis dalam waktu berhari-hari atau berminggu-minggu.
Farmakokinetik
Reversibel dan ireversibel menyatakan seberapa lama efek blokade berlangsung.
Untuk obat antikolinesterase reversibel lamanya blokade berlangsung beberapa menit
hingga beberapa jam, sedangkan efek antikolinesterase ireversibel berlangsung
beberapa hari sampai beberapa minggu.
Farmakodinamik
Obat-obat antikolinesterase meningkatkan kadar dan efek Ach pada tempat
reseptor dalam SSP atau ganglia otonomik pada sel-sel efektor otonom di viscera, dan
pada motor end plate. Bergantung pada tempat kerja, dosis obat, dan masa kerjanya,
obat-obat ini dapat memberikan efek stimulasi atau efek depresi pada reseptor
kolinergik.